LT Ruang Isolasi
LT Ruang Isolasi
pasien dengan kondisi medis tertentu terpisah dari pasien lain ketika mereka mendapat
perawatan medis dengan tujuan mencegah penyebaran penyakit atau infeksi kepada
pasien dan mengurangi risiko terhadap pemberi layanan kesehatan.
Ruang isolasi adalah Tempat yang mampu merawat pasien yang memerlukan
preawatan isolasi mulai pemeriksaan awal sampai perawatan lanjutan dan terintegrasi
semua aspek pelayanan dalam satu tempat (satu pintu) serta mampu menciptakan
lingkungan yang aman dari kontaminasi bagi seluruh komponen
Ruang isolasi adalah Suatu ruangan perawatan yang mampu merawat pasien menular
agar tidak terjadi atau memutus siklus penularan penyakit melindungi pasien dan
petugas kesehatan.
Pada umumnya, ruang isolasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu tekanan udara negatif
(Negative Pressure) dimana tekanan udara di ruang isolasi negatif terhadap area
disekitarnya untuk mencegah penyakit-penyakit yang mudah mengkontaminasi seperti,
tuberculosis, cacar air (varicella), herpes zoster, dan measles (rubella), sedangkan pasien
yang memiliki sistem imun yang lemah seperti pada pasien HIV dan pasien yang
mendapat transplantasi sumsum tulang belakang (Bone Marrow Transplant)
menggunakan ruang isolasi dengan tekanan udara positif (Positive Pressure) dimana
tekanan udara di ruang isolasi positif terhadap area sekitarnya untuk melindungi pasien
dari kontaminasi luar.
PEMBAHASAN :
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ruang isolasi!
Ruang isolasi adalah adalah ruang di rumah sakit yang khusus menjaga pasien dengan
kondisi medis tertentu yang terpisah dari pasien lain saat mereka menerima perawatan
medis (Sabra L. Katz-Wise, 2006).
Ruang isolasi adalah ruang yang digunakan untuk perawatan pasien dengan penyakit
resiko yang dapat ditularkan pada orang lain seperti penyakit-penyakit infeksi antara lain
HIV/AIDS, SARS, Flu Burung, Flu Babi, dan lain-lain (DepKes RI).
Pengelolaan limbah
Pada prinsipnya pengelolaan limbah pada ruang isolasi sama dengan pengelolaan
limbah medis infeksius yang umumnya terdiri dari penimbunan, penampungan,
pengangkutan, pengolahan dan pembuangan.
b. Penampungan
Penampungan sampah ini wadah yang memiliki sifat kuat, tidak mudah bocor atau
berlumut, terhindar dari sobek atau pecah, mempunyai tutup dan tidak overload.
Penampungan dalam pengelolaan sampah medis dilakukan perlakuan standarisasi
kantong dan kontainer seperti dengan menggunakan kantong yang bermacam
warna seperti telah ditetapkan dalam Permenkes RI no. 986/Men.Kes/Per/1992
dimana kantong berwarna kuning dengan lambang biohazard untuk sampah
infeksius, kantong berwarna ungu dengan simbol citotoksik untuk limbah
citotoksik, kantong berwarna merah dengan simbol radioaktif untuk limbah
radioaktif dan kantong berwarna hitam dengan tulisan domestik.
c. Pengangkutan
Pengangkutan dibedakan menjadi dua yaitu pengangkutan intenal dan eksternal.
Pengangkutan internal berawal dari titik penampungan awal ke tempat
pembuangan atau ke incinerator (pengolahan on-site). Dalam pengangkutan
internal biasanya digunakan kereta dorong sebagai yang sudah diberi label, dan
dibersihkan secara berkala serta petugas pelaksana dilengkapi dengan alat proteksi
dan pakaian kerja khusus.
Pengangkutan eksternal yaitu pengangkutan sampah medis ketempat pembuangan
di luar (off-site). Pengangkutan eksternal memerlukan prosedur pelaksanaan yang
tepat dan harus dipatuhi petugas yang terlibat. Prosedur tersebut termasuk
memenuhi peraturan angkutan lokal. Sampah medis diangkut dalam kontainer
khusus, harus kuat dan tidak bocor.
Selain itu hal-hal yang perlu diingat terkait pengolahan limbah meliputi :
Menggunakan plastik / wadah yang ditutup dengan rapat
Beri tanda sampah terkontaminasi
Perlengkapan menampung dan membuang sampah tak dapat digunakan untuk
keperluan lain
Cuci wadah dengan larutan clorin 0,5 %
Usahakan alat makan disposible
Secara garis besar, standard kewaspadaan universal di ruang isolasi antara lain :
Cuci tangan
Pakai sarung tangan saat menyentuh cairan tubuh, kulit tak utuh dan membran
mukosa
Pakai masker, pelindung mata, gaun jika darah atau cairan tubuh mungkin
memercik
Tutup luka dan lecet dengan plester tahan air
Tangani jarum dan benda tajam dengan aman
Buang jarum dan benda tajam dalam kotak tahan tusukan dan tahan air
Proses instrumen dengan benar
Lakukan pengelolaan limbah dengan benar
Bersihkan tumpahan darah dan cairan tubuh lain segera dan dengan seksama
Buang sampah terkontaminasi dengan aman
Lakukan pengelolaan alat kesehatan untuk mencegah infeksi dalam kondisi steril
dan siap pakai dengan cara dekontaminasi, pencucian alat, dan desinfeksi dan
sterilisasi
Penanganan Linen
Linen bekas pakai dimasukkan dalam kantong, diikat dan di beri label
Pakain pasien di usahakan menggunakan pakaian RS (baju bedah)
Mengumpulkan dan membawa linen kotor, lakukan dengan kontak minimal
Anggap semua linen yang telah dipakai sebagai linen infeksius
Bawa linen kotor dalam kontainer tertutup atau kantong plastik
Pemulasaran Jenazah
Memperhatikan norma agama atau kepercayaan dan perundangan yang berlaku
dilakukan di ruang isolasi
Penatalaksanaan Ambulance
Ambulan pembawa pasien dilakukan pembersihan dengan semprotan air
desinfektan secara otomatis dengan menekan tombol (ambulance bagian luar)
Bagian dalam dibersihkan dengan semprotan larutan clorin 0,5 %
Petugas ambulance dan petugas pengantar wajib melakukan dekontaminasi
individu sesuai alur dan protap
Universal precaution yang dilakukan di ruang isolasi dapat dibagi menurut jenis
isolasinya, yaitu :
1. Strict isolation
Untuk wabah dipteri, pneumonia, varicella
Difokuskan untuk mencegah penyebaran kuman lewat udara
Universal Precaution-nya meliputi :
a. Perlu ruangan khusus, pintu harus dalam keadaan tertutup
2. Contact isolation
Untuk infeksi pernafasan akut, influensa pada anak-anak, infeksi kulit, herpes
simplex, rubela scabies
Difokuskan untuk mencegah penyebaran infeksi dengan membatasi kontak
Universal Precaution nya meliputi :
a. Perlu ruangan khusus
b. Harus menggunakan gaun jika ada cairan
c. Harus menggunakan masker jika kontak dengan klien
d. Memakai sarung tangan jika menyentuh bahan-bahan infeksius
e. Perlu cuci tangan setiap kontak
f. Menggunakan disposal
3. Respiratory isolation
Untuk epiglotis, meningitis, pertusis, pneumonia dll
Difokuskan untuk mencegah penyebaran infeksi oleh tisu dan droplet pernapasan
karena batuk, bersin, inhalasi
Universal Precaution nya meliputi :
a. Perlu ruangan khusus
b. Tidak perlu gaun
c. Harus memakai masker
d. Perlu menggunakan sarung tangan
e. Perlu cuci tangan setiap kontak
f. Menggunakan disposal
4. Tuberculosis isolation
Untuk TBC
Selain menurut jenis isolasinya, universal precaution di ruang isolasi juga dibagi menurut
hal yang patut diwaspadai, antara lain :
1. Enteric precaution
Untuk gastroenteritis, demam tipoid, kolera, diare dengan penyebab infeksius,
encepalitis, meningitis
Difokuskan untuk mencegah penyebaran infeksi melalui kontak langsung atau
tidak langsung dengan feces
Universal Precaution nya meliputi :
a. Perlu ruangan khusus jika kebersihan klien buruk
b. Perlu gaun jika pakaian terkontaminasi
c. Tidak perlu masker
d. Perlu sarung tangan jika menyentuh bahan-bahan infeksius
e. Perlu cuci tangan setiap kontak
f. Menggunakan disposal
4. Disease-Specific Isolation
Untuk pencegahan penyakit specifik, contoh tuberkulosis paru
Kamar khusus
Gunakan masker
Tidak perlu sarung tangan