PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hasil yang ingin dicapai dari pengembangan cara pembuatan dan cara
formulasi suatu sediaan obat sehingga dapat lebih diterima dan sesuai
1. Maksud Percobaan
2. Tujuan Percobaan
TINJAUAN PUSTAKA
yang ditandai untuk diberikan ke dalam bagian hidung dalam tetesan atau
POM, 1979).
penyakit infeksi pada batang hidung disebabkan oleh satu sumber yaitu
arteri yang lebih dalam. Vena balik merupakan ruangan darah superfisial
menuju pleksus vena yang lebih dalam dan biasanya sangatlah besar
hal yang sama, tapi pasien rhinitis atau sinusitis akut, zat warna tersebut
ini dapat berupa ikatan ionik, ekuivalen (ester anhidrida, hidrogen dan
terlalu tipis atau terlalu tebal silia tidak mampu untuk menggerakkan
lapisan mukus. Anderson dan Rubin percaya bahwa sedikitnya 20% kasus
temperatur, debu dan alergi, obat (atropin), stimulasi atau depresi dan
menjadi dua bagian oleh septum hidung. Beberapa rongga terbuka dalam
banyak rongga hidung ditutupi oleh membran mukosa yang yang secara
semua penyakit infeksi pada batang hidung berasal dari satu sumber yaitu
kegagalan filter untuk membersihkan dirinya sendiri. Kelembaban adalah
Di bawah kondisi normal, benda asing seperti debu, serbuk, bakteri dan
Aksi silia efektif atau pemukulan silia tergantung pada viskositas mukus.
alergi lain variasi obat, infeksi bakteri dan virus (Martin, 1971).
alkali sebaiknya tidak digunakan untuk kondisi inflamasi akut ketika hanya
exacerbate mentoleransi variasi besar relatif tonositas, larutan isotonis
dalam jumlah kecil dari dosis, efektif yang biasa atau dirusak oleh saluran
digunakan atau diberikan untuk bayi atau anak kecil. (Martin, 1971).
membran mukosa hidung yang tidak nampak jika larutan isotonis atau
NaCl isotonis telah menjadi bagian dari pelarut untuk sediaan ini.
2. Konsentrasi Ion Hidrogen (Jenskins, 1969).
dewasa tidak tetap tetapi secara normal bervariasi dari 5,5-6,5, sementara
menuju ke lebih asam. Larutan yang sedikit asam lebih efektif dalam
yang sudah alkali lebih alkali, atau sedikitnya memperpanjang kondisi ini.
telah merusak aksi silia, aksi menyengat pada membran mukosa dan
larut dan esensial netral dalam reaksi (pH 7,4-7,5) dan tidak
Pemberian obat pada pasien yang mual dan muntah memiliki kerugian
nyata yaitu kesulitan menelan obat dan menahan obat dan relatif lambat.
bawah level kontrol, diikuti pembalikan menuju level normal. Kapsul yang
diberikan secara oral memberikan respon yang paling lambat, diikuti oleh
dengan baik atau sedikit lebih baik daripada tetes hidung. Bagaimanapun,
1. Keuntungan
2. Kerugian
(Jenskins, 1969).
B. Uraian Bahan
larutan
Kegunaan : Pengawet
PH : 4,2- 6,6
Kegunaan : Pendapar
RM / BM : Na2H2O42 13,15,8,14
PH : 9,0-9,2
Kegunaan : pendapar
Kegunaan : pelarut
dalam etanol
garam merkuri
Kegunaan : Pengisotonis
BAB III
METODE PERCOBAAN
Gelas arloji, Pipet tetes, Pipet Skala, Spoit, Spatel, Sudip dan
Timbangan Analitik,
B. CARA KERJA
b. Wadah gelas disterilkan dengan cara merendam dalam HCl panas 0,1
d. Alat dan bahan yang digunakan disterilkan dengan cara yang sesuai
A. Hasil
1. Formula asli
2. Rancangan formula
Tiap 15 ml mengandung :
NaH2PO4 0,560%
Na2HPO4 0,284%
NaCl 0,584%
3. Master formula
respiratori. Epitel respiratori terdiri dari sel silia diantaranya sel-sel goblet.
drainase sekret silia rusak (Masner: 1999). Slah satu gejala klinis penyakit
ini adalh pilek kental berbau, bisa bercampur darah, hidung tersembut,
Dosis anak-anak diatas 12 tahun dan dewasa 1-3 dd, 2-3 tetes
sebagai tetes hidung atau disemprotkan tiap lubang hidung 2 kali sehari
a) Viskositas
Viskositas dari aksi sekret sangat penting untuk aksi silia, jika
b) pH
c) Tonisistas
a) Zat aktif
b) Pembawa
c) Pengisotonis
d) Pendapar
e) Pensteril
5. Alasan penggunaan bahan
reseptor , setelah ditetesi pada hidung dalam waktu 5-10 menit terjadi
larutan 0,05% setiap hari di setiap lubang hidung. Anak-anak 2-10 tahun
Dapar fosfat untuk tetes hidung (pH 6,5) dapat diguanakan dan
NaH2PO4 0,560 g
Na2HPO4 0,284 g
NaCl 0,5 g
API @ 100 ml
e) NaCl (pengisotonis)
6. Perhitungan
15 ml + 0, 5 ml = 15,5 ml
0,05
a. Oxymetazolin = 15,5 = 0,00775 g = 7,75 mg
100
0,560
b. NaH2PO4 = 15,5 = 0,0868 = 86,8 mg
100
0,284
c. Na2HPO4 = 15,5 = 0,044 = 44,2 mg
100
0,02
d. Benzalkonium Cl = 15,5 = 0,0031 g = 3,1 mg
100
a. Perhitungan PTB
Diketahui:
0,52 (0,006)(0,018)(0,068)(0,112)
=
0,576
0,52(0,204) 0,316
= = = 0,548%
0,576 0,576
15
= 0,548 = 0,0822 = 82,2
100
B. Pembahasan
dengan zat aktif Oxymetazolin. Sediaan tetes hidung adalah sediaan steril
reseptor tanpa efek pada reseptor , setelah ditetesi pada hidung dalam
pemakaian.
Pada sediaan ini juga ditambahkan NaCl (Natrium klorida) sebagai
tubuh bisa mentolerir sediaan cairan yang hipertonis tapi tidak bisa
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
agar diskusi bisa efisien dan berjalan lancar sesuai yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
UI-Press: Jakarta.
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI: Jakarta.
Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI: Jakarta.
a. Brosur
DEKOXY DEKOXY
Tetes Hidung Tetes Hidung
Komposisi : Compotition:
Tiap 15 ml mengandung : Each 15 ml Container :
Oxymetazolin 0,05% Oxymatazolin 0,05%
Indikasi : Indcationi :
untuk mengobati Hidung tersumbat karena Rhinitis atau Sinusitis To treat nasa congestion due to rhinitis or sinusitis
Kontraindikasi : Contraindicasi :
Hipersensitif terhadap Ozxymetazolin atau komponen lain dalam formula Hipersensitivity oto gentamisin sulphate or other components of the formula
Farmakologi: Farmckologi:
Berefek Simpatomimetik dengan cara Bekerja Efektif pada sel Alfa Tanpa Mengganggu Sel Simpatomimetic effect by working effectively on alpha reseptor without disturbing beta
Beta receptors causes vasoconstriction in mucous membrane
Dosis: Dose:
2-3 tetes 2 kali sehari tiap lubang hidung 1-2 drops 3-4 times a day
Penyimpanan : Storage :
Simpan pada suhu kamar/ruangan (26oC-30oC) Store at room temperature (26oC-30oC)
b. Etiket
Keterangan lebih
lengkap baca brosur