Anda di halaman 1dari 64

ILMU TAJWID

BAB I
MAKHARIJUL HURUF

Makhraj ialah keluarnya bunyi huruf-huruf arab pada lisan atau mulut manusia.
Masing-masing hurufmempunyaimakhraj atau tempat keluarnya masing-masing. Dalam
ilmu tajwid, makhraj ada lima macam. Lima macam makhraj tersebut adalah sebaai
berikut.

NO. MAKHRAJ ARTI


1 ُ ‫ا َ ْل َج ْو‬
‫ف‬ Lubang Tenggorokandan Mulut
2 ُ‫ا َ ْل َح ْلق‬ Tenggorokan
3 ُ‫سان‬ َ ‫ا َ ِّلل‬ Lidah
4 ُِّ ‫شفَت‬
‫َان‬ َّ ‫اَل‬ Kedua Bibir
5 ُ‫ا َ ْل َخيْش ْوم‬ Pangkal Hidung

Kelima makhraj tersebut kemudian dirinci lagi menjadi tujuh belas makhraj. Tujuh
belas makhraj tersebut adalah sebagai berikut:

HURUF
NO. MAKHRAJ
HIJAIAH
1 Rongga tenggorokan ُْ ِّ‫إ‬-َ ‫ُا‬
‫ا ُْو‬-‫ى‬
2 Pangkal tengorokan ‫ءُ–ُهـ‬
3 Tengah tenggorokan ‫ُح‬-ُ‫ع‬

1
HURUF
NO. MAKHRAJ
HIJAIAH
4 Ujung tenggorokan ‫ُخ‬-ُ‫غ‬
Pangkal lidah dekat anak lidah dengan
5 ‫ق‬
langit–langit yang lurus di atasnya
Pangkal lidah dengan langit–langit yang
6 lurus di atasnya, agak keluar sedikit dari ‫ك‬
makhraj qaf
Lidah bagian tengah dengan langit–langit
7 ‫ُي‬-ُ‫جُ–ُش‬
yang lurus diatsnya
Salah satu tepi lidah dengan geraham
8 ‫ض‬
atas
Lidah bagian depan swbelah makhraj
9 ‫ل‬
dad dengan gusi atas
Ujung lidah dengan gusi atas agak keluar
10 sedikit dari makhraj lam adalah makhraj ‫ن‬
nun yanng bukan idgam atau ikhfa’
Ujung lidah agak ke dalam sedikit,
11 ‫ر‬
lebih dalam dari makhraj nun
Ujung lidah dengan pangkal dua gigi
12 ‫ُط‬-ُ‫ُد‬-ُ‫ت‬
yang atas
Ujung lidah dengan rongga antara gigi
13 ‫ُص‬-ُ‫ُس‬-ُ‫ر‬
atas dan gigi bawah
Ujung lidah dengan ujung dua buah
14 ‫ُذُ–ُظ‬-ُ‫ث‬
gigi yang atas
Bagian tengah dari bibir bawah dengan
15 ‫ف‬
ujung dua buah gigi yang atas
Kedua bibir atas dan bawah, untuk mim
16 dan ba harus rapat, sedangkan wau ‫ُمُ–ُب‬-‫و‬
merenggang
Huruf gunnah
17 Pangkal hidung
(dengung)

BAB II
QALQALAH DAN GHUNNAH
1. Qalqalah
Qalqalah adalahmembunyikan huruf mati dengan suara mantul dari makhraj
hurufnya. Huruf qalqalah ada lima. Kelima huruf qalqalahtersebut adalahsebagai berikut.
1. ‫ق‬ 2. ‫ط‬ 3. ‫ب‬ 4. ‫ج‬ 5. ‫د‬

2
Bacaan qalqalah ada dua macam. Dua bacaan qalqalah tersebut adalah qalqalah
sugra dan qalqalah kubra
a. qalqalah sugra ialah jika huruf qalqalah mendapat harkat sukun di tengah suku kata.
Pantulan dari qalqalah sugra itu tidak terlalu sangat atau hanya sedikit.

SEBAB CARA
NO. LAFADZ
TERJADINYA MEMBACANYA
Huruf Qof dalam
ْ Suara huruf Qaf di
1 ‫َرزَ قنك ُْم‬ keadaan sukun di
pantulkan sedikit
tengah kalimat
Huruf Tha’ dalam Suara huruf Tha’
2 َُ ‫بَط‬
‫ش‬ ْ keadaan sukun di di pantulkan
tengah kalimat sedikit
Huruf Ba’ dalam
Suara huruf Ba’ di
3 ‫ِّلتَبْلغ ْوا‬ keadaan sukun di
pantulkan sedikit
tengah kalimat
Huruf Jim dalam
Suara huruf Jim di
4 ُ‫اَتَجْ عَل‬ keadaan sukun di
pantulkan sedikit
tengah kalimat
Huruf Dal dalam
Suara huruf Dal di
5 َ‫هدْه ُد‬ keadaan sukun di
pantulkan sedikit
tengah kalimat
b. Qalqalah qubro ialah jika huruf qalaqlah mendapatkan harakat sukun di akhir kata atau
karena wakaf (behenti). Pantulan qalqalah kubro lenih besar dari pada qalqalah
sugra,terutama jika berada sesudah huruf mad dan lebih besar lagi apabila
huruf qalqalah bertasydid. Contoh:

SEBAB CARA
NO. LAFADZ
TERJADINYA MEMBACANYA
Huruf Qof sukun Suara huruf Qaf di
1 ِّ َ‫اَ ْلفَل‬
ُْْ ‫ق‬ di akhir kalimat/ pantulkan agak
karena wakaf kuat
Huruf Ba’ sukun Suara huruf Ba’ di
2 ٍ ‫ِّعقَا‬
ُْْ ‫ب‬ di akhir kalimat/ pantulkan agak
karena wakaf kuat
2. Gunnah
Gunnah adalah membaca dengan mendengung. Huruf ghunnah ada dua, yaitu nun
dan mim. Nun dan mim dibaca ghunnah apabila bertasydid. Cara membacanya ditekan
dengan panjang 2 harakat atau 1 alif. Contoh :

SEBAB
NO. LAFADZ CARA MEMBACANYA
TERJADINYA
1 ُ‫ا َِّّن‬ Huruf nun di Di baca dengan

3
SEBAB
NO. LAFADZ CARA MEMBACANYA
TERJADINYA
tasydid dengung
Huruf mim di Di baca dengan
2 ‫اِّ َّمـا‬
tasydid dengung

BAB III
HUKUM NUN MATI
Nun mati dan tanwin apabila bertemu dengan huruf hijayah mempunyai lima
macam hukum.
1. Izhar
izhar adalah bacaan jelas atau terang dan tidak bercapur dengug sama sekali.
Bacaan ini terjadi apabila nun mati atau tanwin di ikuti oleh salah satu huruf halqi. Huruf
Halqi terdiri dari enam huruf, yaitu: ‫ء‬, ‫هـ‬, ‫ع‬,‫غ‬, ‫ح‬, dan ‫خ‬. Bacaan ini di sebut juga Izhar
Halqi.
Beberapa contohnya adalah sebagai berikut:
CONTOH
NO. SEBAB TERJADINYA TERLETAK PADA
LAFAL
َُ‫اَ ْنُأَك ْـون‬ Nun mati di ikuti QS. Al-
1
hamzah Baqarah:67
َُ‫قِّ َردَةًُخَا ِّشئِّيْن‬ QS. Al-
2 Tanwin di ikuti Kha’
Baqarah:65
2. Idgam Bigunnah
Idgam adalah bacaan dengan memasukkan suara nun mati atau tanwin ke dalam
bunyi huruf yang mengikutinya. Bighunnah artinya dengan nendengung. Dengan
demikian, Idgham Bighunnah adalah memasukkam suara nun mati atau tanwin kedalam
bunyi hurup berikutnya dengsn mendengung. Bacaan ini terjadi ketika nun mati atau
tanwin bertemu dengan huruf yang biasa di ringkas dalam lafadh ‫ي(ُ َي ْنم ُْو‬- ‫ ن‬- ‫ م‬- ‫)و‬
Contohnya adalah sebagai berikut.
CONTOH SEBAB
NO. TERLETAK PADA
LAFAL TERJADINYA
َُ‫ِّلقَ ْو ٍمُي ُّْوقِّن ْون‬ QS. Al-
Tanwin di ikuti Ya’
Baqarah:118
1
ٍ‫ي‬ َّ ‫ِّم ْن‬
ُ ‫ُو ِّل‬ Nun mati diikuti QS. Al-
Wau Baqarah:107

Bacaan idgam dipergunakanapabila nun mati atau tanwin tidak berada dalam satu
kalimat dengan huruf tersebut. Jika nun mati atau tanwin berada dalam satu kalimat
denga huruf – huruf tersebut hukum bacaannya adalah izhar.
Beberapa contoh adalah sebagai berikut.

4
CONTOH CARA
NO. SEBAB TERJADINYA
LAFAL MEMBACANYA
1 ‫فِّىُالدُّ ْنـيَـا‬ Nun mati di ikuti Ya Fiddun- ya
ُ‫قِّ ْن َـوان‬ Nun mati di ikuti
2 Qin- wan
Wau
3. Idgam Bilagunnah
Idgham bilagunnah adalah bacaan idgam yang tidak di sertai dengung. Hal ini
terjadi ketika nun mati atau tanwin di ikuti huruf lam dan ra.
Beberapa contoh adalah sebagai berikut.

CONTOH CARA
NO. SEBAB TERJADINYA
LAFAL MEMBACANYA
1 ‫َر ْزقًالَّك ُْم‬ Tanwin bertemu Lam Rizqal-lakum
‫يبَيِّ ْنُلَّك ُْم‬ Nun mati bertemu
2 Yubayyil-lana
Lam
4. Iqlab
Iqlab adalah mengganti suara nun mati atau tanwin dengan suara nun mati.
Bacaan ini terjadi ketika huruf nun mati dan tanwin diikuti huruf ba.
Beberapa contohnya adalah sebagai berikut

CONTOH SEBAB CARA


NO.
LAFAL TERJADINYA MEMBACANYA
1 ‫ِّم ْنُبَ ْعدُِّ ِّه ُْم‬ Nun mati di ikuti ba Mim-ba’dihim
ُ‫صـيْر‬ ِّ َ‫س ِّميْعُب‬ َ Sami’um-
2 Tanwin di ikuti ba
bashirun
5. Ikhfa’
Ikhfa’ adalah membnyikan huruf nun mati atau tanwin antara izhar
dan idgam.
Bacaan ini terjadi apabila nun mati dan tanwin di ikuti salah satu huruf yang
terhimpun pada tiap awal kalimat syair berikut:

َ ُ‫ض ْع‬
‫ظا ِّل ًما‬ َ ُ‫طيِّبًاُُ ِّزدُُُْفِّىُتقًى‬َ ُ‫د ْم‬ َ ُْ‫فُذَاُثَنَا َك ْمُ َجادَُش َْخصُقَد‬
‫س َما‬ ْ ‫ص‬
ِّ
‫د ط ز ف ت ض ظ‬ ‫ق س‬ ‫ش‬ ‫ص ذ ث ك ج‬
Di antara contohnya adalah sebagai berikut.
CONTOH SEBAB
NO. TERLETAK PADA
LAFAL TERJADINYA
ٍُ ‫صا‬
‫ل‬ َ ‫ص ْل‬ َ ُ‫ِّم ْن‬ Nun mati diikuti
1 QS. Al-Hijr : 33
Shad
‫اَ ْنذَ ْرنك ُْم‬ Nun mati diikuti
2 QS. An-Naba’ : 40
Dzal

BAB IV

5
HUKUM MIM MATI

Hukum mim mati ada tiga : Yaitu Ikhfa’ Syafawi, Idgham Mistlain, Izhar Syafawi.
a. Ihkfa’ Syafawi
Ihkfa’ Syafawi adalah hukum bacaan mim mati saat bertemu Ba.Cara membacanya
adalah samar-samar dengan dengung. Contohnya adalah sebagai berikut:
SEBAB TERDAPAT
NO. LAFAL
TERJADINYA PADA QS.
Mim mati bertemu QS. Al-Baqarah :
1 َُ‫َو َماُه ْمُ ِّبمؤْ ِّم ِّنيْن‬
ba 8
Mim mati bertemu QS. Al-Baqarah :
2 ُ‫ض‬
ٍ ‫بَ ْعضه ْمُبِّ َب ْع‬
ba 251

b. Idgham Mislain
Idgam mislain adalah hukum bacaan mim mati saat bertemu mim. Cara
membacanya adalah mendengung. Bacaan ini juga disebut idgam mimi. Contohnya
adalah sebagai berikut:

SEBAB TERDAPAT
NO. LAFAL
TERJADINYA PADA QS.
mim mati
1 ِّ ‫َو ِّم ْنه ْمُم ْقت‬
ُ‫َصد‬ QS. Fatir : 32
bertemu mim
mim mati QS. Al-Baqarah :
2 َ ‫َولَك ْمُ َما َك‬
ُ‫سبْت ْم‬
bertemu mim 141

c. Izhar syafawi
Izhar syafawi adalah hukum bacaan saat mim mati bertemu semua huruf selain
mim dan ba dan harus di baca jelas. Contohnya adalah sebagai berikut:

NO. LAFAL SEBAB TERJADINYA TERDAPAT PADA QS.


1 ُ‫وج ْوهَك ْمُ ِّق َب َل‬ Mim mati bertemu Qaf QS. Al-Baqarah : 177
Mim mati bertemu
2 ‫ِّب َع ْه ِّد ِّه ْمُ ِّإذَاُ َعاهَد ْوا‬ QS. Al-Baqarah : 177
Hamzah
3 َُ‫ه ْمُي َرآؤن‬ Mim mati bertemu Ya’ QS. Al-Ma’mun : 6

BAB V
HUKUM ALIF LAM

Hukum alif lam ada dua, izhar qamariyyah dan izhar syamsiyyah.
a. Izhar Qamariyyah
Izhar qamariyyah adalah hukum bacaan alif lam saat bertemu salah satu dari
empat belas huruf qamariyah berikut ini:

6
)‫َفُ َع ِّق ْي َمهُ(أبُغُحُجُكُوخُفُعُقُيُمُه‬ َ َ‫أَبْغُِّ َحجَّك‬
ْ ‫ُوخ‬

Cara membacanya adalah dengan tetap menyuarakan bunyi al. Contohnya adalah
sebagai berikut :

NO. LAFAL SEBAB TERJADINYA TERDAPAT PADA QS.


1. ‫ا َ ْل ِّب َُّر‬ Alif lam bertemu Ba’ QS. Al-Baqarah : 177
Alif lam bertemu
2. ُ ‫ا َ ْلغ‬
ِّ ‫َي‬ QS. Al-Baqarah : 256
Ghain
3. ُ‫اَ ْل َج ْهر‬ Alif lam bertemu Jim QS. Al-A’la : 7
4. ُ‫اَ ْل َود ْود‬ Alif lam bertemu Wau QS. Al-Buruj : 14
QS. Al-Baqarah :
5. ُ‫اَ ْل َخيْرت‬ Alif lam bertemu Kha’
148

b. Idgam Syamsyiyah
Idgam syamsiyyah adalah hukum bacaan alif lam saat bertemu salah satu dari
empat belas huruf syamsiyyah yang terdapat pada awal setiap kalimat syair berikut ini:

ُ‫ظ ٍنُز ْرُش َِّر ْيفًاُ ِّل ْلك ََر ِّم‬


َ ُ‫دَعُْس ْو َء‬ ُ‫فُذَاُنِّعَ ْم‬ ِّ ‫ُرحْ ماًُت َف ْز‬
ْ ‫ُض‬ َ ‫ُص ْل‬
ِّ ‫ِّطبْ ُث َّم‬
‫ل‬ ‫ظ ز ش‬ ‫س‬ ‫د‬ ‫ن‬ ‫ث ص ر ت ض ذ‬ ‫ط‬

Cara membacanya adalah dengan menghilangkan bunyi al serta langsung masuk pada
huruf berikutnya. Contohnya adalah sebagai berikut:
TERDAPAT PADA
NO. LAFAL SEBAB TERJADINYA
QS.
1 َّ ‫َوال‬
ُ‫طيْر‬ Alif lam bertemu Tha’ QS. An-Nur : 41
2 ُ‫اَلثَّ َواب‬ Alif lam bertemu Tsa’ QS. Ali ‘Imran : 195
QS. Al-Baqarah :
3 َّ ‫اَل‬
َ ‫صلوُة‬ Alif lam bertemu Shad
177
QS. Al-Baqarah :
4 ِّ ‫اَ ِّلرقَـا‬
ُ‫ب‬ Alif lam bertemu Ra’
177
5 َُ‫اَلتبِّ ِّعيْن‬ Alif lam bertemu Ta’ QS. Al-Ahzab : 4

BAB VI
HUKUM BACAAN MAD

1. Mad Thabi’i
Mad tabi’i juga disebut mad asli. Mad tersebut dibaca panjang satu alif atau dua
harkat. Sebuah lafal kalimat akan dibaca mad tabi’i apabila:
a. Harkat fathah diikuti oleh alif;
b. Harkat kasrah diikuti oleh ya ;
c. Harkat dammah diikuti oleh wau.
Beberapa contohnya adalah sebagai berikut.

7
TERDAPAT
NO. LAFAL SEBAB TERJADINYA
PADA QS.
1 ً‫ل‬
ُ ‫اط‬
ِّ َ‫ب‬ Fathah biikuti Alif QS. Sad : 27
2 ُ‫ِّلي ِّذ ْيقَه ْم‬ Kasrah diikuti Ya’ QS. Ar-rum : 41
3 َُ‫ت ْفسِّد ْون‬ Dammah diikuti Wau QS. Al-a’raf : 56
4 َ ‫فَأ َ ْنزَ ْلنُا‬ Fathah diikuti Alif QS. Al-a’raf : 27
5 َُ‫اَلَّ ِّذيْن‬ Kasrah diikuti Ya’ QS. Sad : 28
6 ‫فَا ْنظر ْوا‬ Dammah diikuti Wau QS. Ar-rum : 49

2. Mad Far’i
Mad far’i terdiri dari:
a. Mad Wajib Muttasil;
b. Mad Jaiz Munfasil;
c. Mad Arid Lis-Sukun;
d. Mad Badal;
e. Mad Layyin;
f. Mad Silah;
g. Mad Iwad;
h. Mad Lazim;
Macam-macam mad far’i akan ditemukan dalam pembahasan berikut ini:
a. Mad Wajib Muttasil
Mad wajib muttasil adalah mad yang tarjadi ketika tanda mad bertemu hamzah
dalam satu lafal. Mad tersebut dibaca dua setengah alif. Contoh mad wajib muttasill
dapat dilihat pada kolom berikut ini:

SEBAB TERDAPAT
NO. LAFAL
TERJADINYA PADA QS.
Mad diikuti
1 ُ‫اَ ْل َمآ َء‬ hamzah dalam QS. Al-A’raf : 57
satu lafal
Mad diikuti
2 ْ ‫قَدُْ َجآ َء‬
ُ‫ت‬ hamzah dalam QS. Al-A’raf : 53
satu lafal
Mad diikuti
3 ً‫ل‬
ُ ِّ‫َعآئ‬ hamzah dalam QS. Ad-Duha : 7
satu lafal
Mad diikuti
4 ُ‫اِّالَّا ْبتِّغَآ َء‬ hamzah dalam QS. Al-Lail : 20
satu lafal
Mad diikuti
5 َّ ‫اَل‬
ُ‫س َمآ َء‬ QS. Saf : 27
hamzah dalam

8
SEBAB TERDAPAT
NO. LAFAL
TERJADINYA PADA QS.
satu lafal

b. Mad Jaiz Munfasil


Maj jaiz munfasil adalah mad yangterjadi ketika mad yang bertemu dengan
hamzah tidak dalam satu lafal, melainkan dalam lafal yang terpisah. Mad tersebut dibaca
satu sampai dua setengah alif. Contoh mad jaiz munfasil dapat dilihat pada kolom
berikut ini:

SEBAB TERDAPAT
NO. LAFAL
TERJADINYA PADA QS.
Mad diikuti
QS. Al-A’raf :
1 ْ َّ‫اِّذَآُاَقَل‬
ُ‫ت‬ hamzah dalam
56
lafal lain
Mad diikuti
QS. Al-Baqarah
2 ُ‫اَ ََلاِّنَّه ْم‬ hamzah dalam
: 13
lafal lain
Mad diikuti
QS. An-Nur :
3 ٍ ‫ا َ ْنزَ ْلنَآُاي‬
ُ‫ت‬ hamzah dalam
46
lafal lain
Mad diikuti
4 ْ َ‫اِّنآا َ ْخل‬
ُ‫صنَاه ْم‬ hamzah dalam QS. Sad : 46
lafal lain
Mad diikuti
QS. Ar-Rum :
5 ُ‫اِّذَآُاَذَاقَه ْم‬ hamzah dalam
33
lafal lain

c. Mad Arid lis-Sukun


Mad arid lis-sukun adalah mad yang terjadi karena waqaf atau berhenti. Mad
tersebut dibaca satu, dua, atau tiga alif.
SEBAB TERDAPAT
NO. LAFAL
TERJADINYA PADA QS.
Mad diikuti sukun QS. Al-A’raf :
1 َُ‫يَ ْشكُر ْون‬
karena berhenti 58
Mad diikuti sukun QS. Al-A’raf :
2 َُ‫تَ ْذكُر ْون‬
karena berhenti 57
Mad diikuti sukun QS. Al-Hujurat
3 َُ‫اَ ْلمؤْ ُِّمن ْون‬
karena berhenti : 27
ْ َ‫ِّمن‬ Mad diikuti sukun
4 َُ‫ُالم ْك َُر ِّميْن‬ QS. Yasin : 27
karena berhenti
Mad diikuti sukun QS. Ar-Rum :
5 َُ‫م ْش ِّر ُِّكيْن‬
karena berhenti 42

9
d. Mad Badal
Mad badal adalah mad yang terjadi karena menggantikan hamzah. Mad tersebut
dibaca panjang satu alif. Contoh mad badal dapat dilihat pada kolom berikut ini:

CONTOH SEBAB TERLETAK PADA


NO.
LAFAL TERJADINYA SURAH
1 َُ‫ا َمن‬ َُ‫أَأْ َمن‬ QS. Al-Kahfi : 88
2 ُ‫إِّ ْي َمان‬ ُ‫إِّئْ َمان‬ QS. Al-Hasyr : 10
3 ‫أ ْوت ْوا‬ ‫أؤْ ت ْوا‬ QS. Al-Anfal : 75

e. Mad Layyin
Mad Layyin adalah mad yang terjadi karena fathah bertemu wau mati atau ya’
mati. Mad tersebut dibaca satu, dua, atau tiga alif. Contoh mad layyin dapat dilihatpada
kolom berkut ini:
SEBAB TERDAPAT
NO. LAFAL
TERJADINYA PADA QS.
Fathah bertemu ya
1 َُ ‫َكُْي‬
‫ف‬ QS. Ar-Rum : 42
mati
Fathah bertemu ya
2 ‫َونَ َّجُْينه ُْم‬ QS. Sad : 27
mati
Fathah bertemu
3 ‫َو ًفا‬
ُْ ‫خ‬ QS. Al-A’raf : 56
wau mati
Fathah bertemu QS. Asy-Syura :
4 ‫يَ ُْو َمئِّ ٍُذ‬
wau mati 47
Fathah bertemu ya
5 ‫َو َماُ َبُْينَه َما‬ QS. Hud : 58
mati

f. Mad Silah
Mad silah adalah mad yang terjadi jika ada ha damir yang diapit dua harkat. Mad
silah ada dua, yaitu mad silah qasirah dan mad silah tawilah.
1). Mad Silah qasirah adalah mad yang terjadi jika ha damir tidak bertemu hazahdan dibaca
qasir atau pendek, yaitu satu alif. Contoh mad silah qasirah adalah sebagai berkut.
SEBAB TERDAPAT
NO. LAFAL
TERJADINYA PADA QS.
Ha damir diapit
QS. An-Nisa’
1 ُ‫أَ ْهُِّلهُ َوتَحْ ِّريْر‬ dua harkat dantidak
: 92
bertemu hamzah
Ha damir diapit
QS. Al-A’raf :
2 ُِّ ْ‫نَبَاتُـهُ ِّبإِّذ‬
‫ن‬ dua harkat dantidak
58
bertemu hamzah
Ha damir diapit QS. An-Nur
3 ‫سبْحنَه َوتَ َعا َلى‬
dua harkat dantidak :40

10
SEBAB TERDAPAT
NO. LAFAL
TERJADINYA PADA QS.
bertemu hamzah

2). Mad silah tawilah adalah mad yang terjadi jika ha damir bertemu hamzahdan dibaca
panjang dua setengah alif. Contoh mad silah tawilah adalah sebagai berkut:

SEBAB TERDAPAT
NO. LAFAL
TERJADINYA PADA QS.
Ha damir diapit QS. Al-
1 َّ‫ال‬
ُ ُِّ‫ِّع ْن ُدَهُا‬ dua harkat dan Baqarah :
bertemu hamzah 255
Ha damir diapit QS. Al-
2 ُ ُِّ‫ِّم ْنُ ِّع ْل ُِّمهُا‬
َّ‫ال‬ dua harkat dan Baqarah :
bertemu hamzah 255
Ha damir diapit
QS. An-Nisa’
3 ُ‫أَ ْهُِّلهُُِّإالَُّأ َ ْن‬ dua harkat dan
: 92
bertemu hamzah

g. Mad ‘Iwad
Mad ‘iwad adalah mad yang terjadi ketika ada fathatain pada akhir kalimat atau
yang di waqaf-kan. Contoh mad ‘iwad dapat dilihat pada kolom berikut ini:

CONTOH TERDAPAT
NO. DIBACA
LAFAL PADA QS.
ً ‫َر ِّحُْيمُا‬ QS. An-Nisa’ :
1 َ ‫َر ِّحيْمُا‬
64
ً ‫تَ ْس ِّلُْيمُا‬ َ ‫ت َ ْس ِّليْمُا‬ QS. An-Nisa’ :
2
65
3 ً‫ل‬
ُ ‫ضُْي‬ ِّ ‫تَ ْف‬ َ‫ل‬
ُ ‫ض ْي‬ ِّ ‫تَ ْف‬ QS. Al-Isra’ : 70
4 ً ‫َصُْيرُا‬ِّ ‫ن‬ َ ‫َصيْرُا‬ِّ ‫ن‬ QS. Al-Isra’ : 75
ً ‫َع ِّزُْيزُا‬ َ ‫َع ِّزيْزُا‬ QS. Al-Ahzab :
5
25

h. Mad Lazim
Mad lazim adalah mad yang terjadi jika ada tanda mad yang bertemu dengan
sukun dan harus dibaca tiga alif. Mad lazim ada empat macam,yaitu mad lazim kilmi
musaqqal, mad lazim kilmi mukhaffaf, mad lazim harfi musaqqal, mad lazim harfi
mukhffaf.
1). Mad Lazim Kilmi Musaqqal
Mad lazim kilmi musaqqal adalah mad tabi’i yang bertemu dengan huruf
bertaydid dalam satu kalimat. Contohnya adalah :ُ‫ُا َ ْل َحآقَّة‬, َ‫اَلض َِّّآليْن‬
2). Mad Lazim Kilmi Mukhaffaf

11
Mad lazim kilmi mukhaffaf adalah mad tabi’i yang bertemu dengan huruf
bersukun dalam satu kalimat. Mad ini hanya ada satu dalam Al-Qur’an, yaitu: َُ‫ْالـئـن‬
3). Mad Lazim Harfi Musaqqal
Mad lazim harfi musaqqal terjadi jika di awal surah dalam Al-Qur’an terdapat satu
atau lebih huruf nun, qaf, sad, ‘ain, sin, lam, kaf, dan mim. Cara membacanya adalah
: ‫ُالـمـص‬,‫الــم‬

4). Mad Lazim Harfi Mukhaffaf


Mad lazim harfi mukhaffaf terjadi jika di awal surah dalam Al-Qur’an terdapat
satu atau lebih huruf ha, ya, ta, ha, dan ra.
Cara membacanya adalah dua harkat atau satu alif. Contohnya adalah mim
pada ُ‫الـم‬, lam pada ‫الـر‬, dan sin pada ‫طـس‬.

BAB VII
TAFKHIM DAN TARQIQ

Tafkhim adalah cara membaca dengan tebal, sedangkan tarqiq adalah cara membaca
dengan tipis. Hukum tafhim dan tarqiq yang akan kita bahas ini berlaku pada lam jalalah
( ) dan ra ( ). Lam jalalah adalah lam yang terdapat pada kalimat allah ( ).
a. Lam Jalalah
1). Lam Jalalah dibaca tafkhim apabila didahului oleh huruf yang berharkat fathah atau
dlamah.
Contoh:

SEBAB TERDAPAT
NO. LAFAL
TERJADINYA PADA
Lam jalalah
QS. An-Nisa’ :
1 َّ َ‫َماُف‬
ُ‫ضلَُللا‬ berada setelah
32
harkat fathah
Lam jalalah
QS. Al-Jumu’ah
2 ُ ُ‫َواذْكروا‬
َ‫للا‬ berada setelah
: 10
harkat dammah

2). Lam Jalalah dibaca tarqiq apabila didahului oleh huruf yang berharkat kasrah.
Contoh:

SEBAB TERDAPAT
NO. LAFAL
TERJADINYA PADA
Lam jalalah
QS. al-jumu’ah :
1 berada setelah
9
harkat kasrah

b. Ra’

12
1). Huruf Ra’ dibaca tafkhim dengan ketentuan sebagai berikut:
a). Huruf Ra berharkat fathah atau dammah.
Contoh:
SEBAB TERDAPAT
NO. LAFAL
TERJADINYA PADA QS.
Ra berharkat Al-jumuah :
1
dammah 10

b). Huruf Ra’ berharkat sukun atau dimatikan karena waqaf dan didahului harkat fathah
atau damah.
Contoh:
SEBAB TERDAPAT
NO. LAFAL
TERJADINYA PADA QS.
Ra sukun didahului
1 QS. Al-Fil : 3
harkat fathah
Ra sukun karena
waqaf dan QS. Al-
2
didahului harkat Kautsar : 3
fathah

c). Huruf Ra’ dimatikan karena waqaf dengan didahului huruf ber harkat sukun dan
huruf berharkat fathah atau dammah.
Contoh:
SEBAB TERDAPAT
NO. LAFAL
TERJADINYA PADA QS.
Ra sukun karena
waqaf dan QS. Al-
1
didahului mad ‘Adiyat : 10
dlamah
Ra sukun karena
QS. Al-
waqaf dan
2 Baqarah :
didahului mad
167
fathah

2). Hukum ra dibaca tarqiq/tipis dengan ketentuan sebagai berikut:


a). Huruf ra berharkat kasrah.
Contoh:
TERDAPAT
LAFAL SEBAB TERJADNYA
PADA
Ra’ berharkat QS. An-Nisa’
kasrah : 32

b). Huruf ra berharkat sukun/dimatikan karena waqaf dan didah hului ya kasrah.

13
Contoh:
TERDAPAT
LAFAL SEBAB TERJADNYA
PADA
Ra sukun karena QS. asy-
waqaf dan Syura : 11
didahului ya kasrah.

c). huruf ra berharkat sukun/dimatikan karena waqaf dan didah ului kasrah.
Contoh:
TERDAPAT
LAFAL SEBAB TERJADNYA
PADA
Ra sukun karena QS.Ath-
waqaf dan Thariq : 9
didahului kasrah.

d). huruf ra dimatikan karena waqaf dan didahului huruf bersuk un dan huruf sebelum
nya berharkat kasrah.
Contoh:

TERDAPAT
LAFAL SEBAB TERJADNYA
PADA
Ra sukun karena QS. Al-Fajr :
waqaf dan 5
didahului huruf
bersukun dan huruf
sebelumnya
berharkat kasrah.

BAB VIII
IDGHAM
Jika ada dua huruf yang sama, hampir sama, atau yang sejenis bertemu, huruf yang
pertama berharkat sukun dan yang kedua berharkat hidup, hukumnya harus di-idgam-
kan. Idgam ada tiga macam, yaitu idgam mutamasilain, idgam mutaqaribain, idgam
mutajanisain.

a. Idgam Mutamatsilain
Hukum idgam mutamatsilain berlaku pada waktu semua huruf yang disukunkan
bertemu dengan huruf berharkat yang sama atau yang semisal makhraj dan sifatnya.
Contoh:
SEBAB
NO LAFAL TERDAPAT PADA
TERJADNYA
Ba sukun Suara ba pertama
1
bertemu dengan hilang/atau melebur

14
ba hidup pada ba hidup.
Ta sukun Suara ta pertama
2 bertemu dengan hilang/atau melebur
ta hidup pada ta hidup.

b. Idgam Mutaqaribain
Hukum idgam mutaqaribain berlaku apabila suatu huruf yang disukun bertemu
dengan huruf berharkat didepannya dan huruf tersebut berdekatan makhrajnya dan sama
sifatnya.
Contoh:

SEBAB
NO LAFAL TERDAPAT PADA
TERJADNYA
Lam sukun Suara lam
1 bertemu dengan hilang/atau melebur
ra hidup pada ra hidup
sa sukun Suara sa hilang/atau
2 bertemu dengan melebur pada zal
zal hidup hidup

c. Idgam Mutajanisain
Hukum idgam mutajanisain berlaku apabila suatu huruf yang disukun bertemu dengan
huruf berharkat di depannya dan huruf tersebut sejenis makhrajnya, tetapi lain sifatnya.
Contoh:
SEBAB
NO LAFAL TERDAPAT PADA
TERJADNYA
Dal sukun Suara dal
1 bertemu dengan hilang/atau melebur
ta hidup pada ta hidup
Ta sukun Suara ta hilang/atau
2 bertemu dengan melebur pada dal
dal hidup hidup

BAB IX
TANDA WAQAF
1. Waqaf
a. Pengertian Waqaf
Menurut bahasa, waqaf adalah berhenti atau menahan. Menurut istilah, waqaf berarti
menghentikan suara dan perkataan sebentar untuk bernafas bagi orang yang membaca
Al-qur’an(qari) dengan niat untuk melanjutkan bacaan lagi dan bukan untuk
meninggalkan bacaan tersebut.

15
b. Macam-macam waqaf
1). Waqaf tamm (sempurna) adalah berhenti pada suatu kalimat yang tata bahasa dan
maknanya sempurna, tidak ada hubungan dengan kalimat berikutnya.
Contoh:
2). Waqaf kafi (cukup) adalah berhenti pada suatu kalimat yang cukup tata bahasanya,
tetapi maknanya masih mempunyai hubungan dengan kalimat berikutnya.
Contoh:
3). Waqaf hasan (baik) adalah berhenti pada suatu kalimat yang masih mempunyai
hubungan dengan kalimat berikutnya.
Contoh:
…………..baik, tetapi tidak baik bila yang…….dibaca sendiri.
4). Waqaf qabih (jelek) adalah berhenti pada suatu kalimat yang tidak bisa dimengerti
maknanya. Waqaf seperti ini dilarang, kecuali terpaksa karena sesak napas, batuk, atau
bersin.
Contoh:
Untuk menerapkan hukum bacaan yang benar, kari wajib mengulang lafal tersebut atau
dari lafal yang sebelumnya lagi.

c. Macam-macam Waqaf.
No. Tanda Nama Waqaf Arti Contoh
waqaf
1. Harus waqaf
2. Bukan tempat
waqaf
3. Boleh waqaf
boleh tidak
4. Dibaca terus lebih
utama
5. Berhenti lebih
utama
6. Boleh waqaf di
salah satu tanda
tersebut

2. Saktah
Saktah menurut bahasa artinya mencegah. Menurut istilah, saktah berarti
menghentikan bacaan sama sekali. Sesudah memotong bacaan ini, bila kari (pembaca)
ingin membaca lagi, ia disunahkan membaca taawuz. Bacaan taawuz adalah sebagai
berikut.

3. Qata’
Qata’ menurut bahasa berarti memotong. Menurut istilah qata’ berarti memulai
bacaan sesudah waqaf. Ibtida’ ini boleh dilakukan hanya pada perkataan yang tidak
merusak arti susunan kalimat.

16
Contoh:

4. Ibtida’
Ibtida’ menurut bahasa berarti memulai. Menurut istilah, ibtida’ berarti memulai
bacaan sesudah waqaf. Ibtida’ ini boleh dilakukan hanya pada perkataan.
Contoh:

Tidak boleh mengulang dengan ibtida’/ memulai dari………bacaan harus dimulai


dari………

WAJIB ISYMAM ATAU RAUM

Kalimah pada ayat 11 Surah Yusuf wajib dibaca dengan salah satu dari dua wajah
berikut:
1. Isymam berserta idgham. 2. Raum

Isymam bererti memuncungkan dua bibir dengan ada ruang di antaranya untuk
melepaskan udara tanpa mengeluarkan suara selepas mematikan sesuatu huruf untuk
memberi isyarat bahawa baris asal huruf tersebut itu adalah dhommah. Manakala idgham
pula memberi isyarat bahawa pada asalnya, terdapat dua huruf nun pada kalimah
tersebut.
‫تأ َ َمنُنَا‬
Raum pula bererti melemahkan suara huruf tersebut (huruf nun kedua dalam kalimah di
atas); sebahagian besar suara huruf itu akan lenyap dan didengari oleh orang-orang yang
berhampiran sahaja.

MATERI ILMU TAJWID

TANDA-TANDA WAQAF DAN WASHAL

17
Waqaf artinya: sebaiknya berhenti.

‫) م ( وقف ال زم‬ : harus berhenti

( ‫) معا نقه‬ : berhenti di salah satu titik

‫) ط ( وقف مطلق‬ : sebaiknya berhenti

‫ ) قلى ( الوقف اولى‬: sebaiknya berhenti

‫) قف ( الوقف‬ : sebaiknya berhenti

‫) ج ( وقف جا ئز‬ : boleh berhenti, juga boleh terus

Washol artinya: sebaiknya terus.

‫( الوقف ممنوع‬ ‫) ال‬ : sebaiknya terus

‫) صلى ( الوصل اولى‬ : sebaiknya terus

‫( مجوز الوقف‬ ‫)ز‬ : sebaiknya terus

‫( مر خص الوقف‬ ‫)ص‬ : sebaiknya terus

‫( قيل هو وقف‬ ‫)ق‬ : sebaiknya terus

GHUNNAH

Ghunnah artinya mendengung. Hal ini berarti bahwa setiap ada huruf Nun atau Mim
yang bertasydid maka hukum bacaannya dinamakan Ghunnah.

Contoh:

‫فَلَ َّما‬ ‫اِ نَّ َما‬ ‫ث ُ َّم‬ ‫اِ َّن‬

HUKUM NUN SUKUN/TANWIN

Perbedaan Nun sukun atau Tanwin adalah sama dalam lafadz tetapi lain dalam tulisan.
Adapun hukum Nun sukun atau Tanwin dibagi menjadi 6 macam, antara lain:

Idghom Bighunnah

Idghom : memasukkan

18
Bighunnah : dengan mendengung

Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah
yang berjumlah 4 huruf, antara lain:‫ ي ن م و‬atau biasa di singkat dengan bunyi ‫َي ْن ُم ْو‬

Contoh:

‫ ن‬-‫فَلَ ْن َّن ِِز ْي َد ُك ْم ( ْن‬ ) ‫ ي‬-‫) َم ْن َيقُ ْو ُل ( ْن‬

‫ و‬-‫ِم ْن َّو َرائِ ِه ْم ( ْن‬ )‫) فَتْ ًحا ُمبِ ْينًا ( _ً – م‬

Idghom Bilaghunnah

Idghom : memasukkan

Bilaghunnah : dengan tanpa mendengung

Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah
yang berjumlah 2 huruf, antara lain: ‫ ل‬dan ‫ر‬

Contoh:

‫َغفُ ْو ٌر َر ِح ْي ٌم ( _ٌ – ر‬ ) ‫ ل‬-‫) ِم ْن لَ ُد ْنكَ ( ْن‬

Idzhar

Idzhar berarti: jelas atau terang

Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah
yang berjumlah 6 huruf, antara lain: ‫ه أ ح خ ع غ‬

Contoh:

ْ َّ‫َم ْن َخف‬
‫ت ( ْن – خ‬ ُ ‫ِم ْن َحي‬
) ‫ْث ( ْن – ح‬ )‫) ُكفُ ًوا ا َ َح ٌد ( _ً – ا‬

‫لَ ُك ُم اْالَ ْن َها َر ( ْن – ه‬ )‫غ‬- ً_ ( ‫قَ ْو ًما َغي َْر ُك ْم‬ ٍ ُ‫) ُخل‬
) ‫ق َع ِظي ٍْم ( ٍ – ع‬

Iqlab

Iqlab berarti:

19
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan satu huruf dari huruf
hijaiyyah yaitu: ‫ب‬

Contoh:

‫َع َوا ٌن بَيْنَ ( _ٌ – ب‬ ) ‫) َم ْن بَ ِخ َل ( ْن – ب‬

Ikhfa’

Ikhfa’ berarti: samar-samar

Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah
yang berjumlah 15 huruf, antara lain:

‫تثجدذزسشصضطظفقك‬

Contoh:

‫اَ ْن َج ْينَا ُك ْم ( ْن – ج‬ )‫َما ًء ثَ َجا ًجا ( _ً – ث‬ ) ‫) ِم ْن تَحْ تِ َها ( ْن – ت‬

‫يَ ْو َمئِ ٍذ ُز ْرقًا ( ٍ – ز‬ ْ ‫َم ْن ذَالَّ ِذ‬


)‫ي ( ْن – ذ‬ ٌ ‫) قِ ْن َو‬
)‫ان َدانِيَ ٍة ( _ٌ – د‬

َ ‫قَ ْو ًما‬
‫صا ِل ِحيْنَ ( _ً – ص‬ َ ٌ‫َعذَا ب‬
)‫ش ِد ْي ٌد ( _ٌ – ش‬ َ ‫)ا َِّن اْ ِال ْن‬
) ‫سا نَ ( ْن – س‬

ُ ‫َع ْن‬
‫ظ ُه ْو ِر ِه ْم ( ْن – ظ‬ )‫َو َما َي ْن ِط ُق ( ْن – ط‬ )‫ضا ِحكَةٌ ( _ٌ – ض‬
َ ٌ ‫) ُم ْس ِف َر ة‬

‫َم ْن كَا نَ يَ ْر ُج ْوا ( ْن – ك‬ )‫ِر ْزقًا قَا لُ ْوا ( _ً – ق‬ )‫ي فَ ُه ْم ( _ٌ – ف‬ ُ )


ٌ ‫ع ْم‬

HUKUM MIM SUKUN

Hukum Mim sukun dibagi menjadi 3 macam, antara lain:

Idghom Mitsli (Idghom Mimi)

Artinya: apabila ada Mim sukun bertemu dengan Mim

Contoh:

‫) ُك ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ِميْنَ ( ْم – م‬

Ikhfa’ Syafawi

Artinya: apabila ada Mim sukun bertemu dengan Ba’

20
Contoh:

َ ‫) ت َْر ِم ْي ِه ْم بِ ِح َج‬
‫ارةٍ ( ْم – ب‬

Idzhar Syafawi

Artinya: apabila ada Mim sukun bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain Mim
dan Ba’

Contoh:

‫ا َ ْم لَ ْم ت ُ ْن ِد ْر ُه ْم ( ْم – ت‬ ) ‫) ُه ْم نَا ئِ ُم ْونَ ( ْم – ن‬

‫…… الخ‬..

HUKUM IDGHOM

Hukum Idghom dibagi menjadi 3 macam, antara lain:

Idghom Mutamatsilain

Artinya: jika ada huruf yang sama, yang pertama sukun dan yang kedua hidup.

Contoh:

‫ب‬ َ َ‫) اِض ِْر بْ بِع‬


ِ – ْ‫صا كَ ( ب‬

Idghom Mutajanisain

Dinamakan Idghom Mutajanisain jika TA sukun bertemu THA, THA sukun bertemu TA,
TA sukun bertemu DAL, DAL sukun bertemu TA, LAM sukun bertemu RA, DZAL sukun
bertemu ZHA.

Contoh:

ْ َ‫ د ) اَثْقَل‬-‫ت‬
(‫ت َد َع َوا‬ ْ ( ْ ‫س‬
َ‫طت‬ ْ (
َ َ‫ ت ) لَئِ ْن ب‬-‫ط‬ َ ‫ت‬
ٌ ‫طا ئِفَة‬ ْ َ‫ ط ) قَال‬-‫ت‬
ْ

َ ‫ ظ ) اِ ْذ‬-‫( ْذ‬
( ‫ظلَ ُم ْوا‬ ِ ‫ ر ) قُ ْل َر‬-‫( ْل‬
‫ب‬ َ‫ ت ) قَ ْد تَ َبيَّن‬-‫ْد‬

Idghom Mutaqorribain

Dinamakan Idghom Mutaqorribain jika TSA sukun bertemu DZAL, QAF sukun bertemu
KAF, BA sukun bertemu MIM.

Contoh:

21
( ‫ار َكبْ َم َعنَا‬
ْ ‫ي‬َّ َ‫ م ) يبُن‬- ْ‫( ب‬ ‫ ك ) اَلَ ْم ن َْخلُ ْق ُك ْم‬-‫( ْق‬ ْ ‫ ذ ) َي ْل َه‬-‫ث‬
َ‫ث ذ لِك‬ ْ

QALQALAH

Qalqalah artinya memantul. Huruf Qalqalah ada lima, antara lain:

ْ َ‫ق‬
‫ ق ط ب ج د‬biasa disingkat dengan bunyi ‫طبُ َج ٍد‬

Contoh:

‫ يَ ْد ُخ ُل‬-‫د‬ ‫ يَجْ عَ ُل‬-‫ج‬ ‫ يَ ْب َخ ُل‬-‫ب‬ ْ َ‫ ي‬-‫ط‬


‫ط َه ُر‬ ُ ‫ يَ ْق َر أ‬-‫ق‬

Qalqalah dibagi dua:

Qalqalah Sughra

Adalah: huruf Qalqalah yang matinya asli, sebagaimana contoh diatas.

Qalqalah Kubra

Adalah: huruf Qalqalah yang matinya disebabkan waqaf.

Contoh:

َ‫ َخلَق‬dibaca ‫ا َ َح ٌد‬ ‫ َخلَ ْق‬dibaca ‫ا َ َح ْد‬

LAFADZ ALLAH

Hukum lafadz Allah dibagi dua, yaitu:

Dibaca tafkhim, jika lafadz Allah didahului harakat fathah atau dhummah.

Contoh:

ِ‫ص ُر هللا‬
ْ َ‫ن‬ ُ‫َوهللا‬

Dibaca tarqiq, jika lafadz Allah didahului harakat kasroh.

Contoh:

‫لر ِحي ِْم‬


َّ ‫من ا‬ َّ ِ‫بِس ِْم هللا‬
ِ ْ‫الر ح‬

22
HURUF SYAMSIYAH DAN QAMARIYAH

Huruf Syamsiyah dan huruf Qamariyah jumlahnya sama yaitu masing-masing ada 14
huruf.

Huruf Syamsiyah: jika ada ‫ ال‬bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah
14, antara lain:

‫تثدذرزسشصضطظلن‬

Contoh:

‫النِ ْع َم ِة‬ َّ ‫َوال‬


‫ش ْم ِس‬ ‫اَل ُّد ْنيَا‬ ‫َوالتِي ِْن‬

‫……الخ‬

Huruf Qamariyah: jika ada ‫ ال‬bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang
berjumlah 14, antara lain:

‫بجحخعغفقكموهءي‬

Contoh:

‫اَ ْل َك ِبي ُْر‬ ‫ا َ ْل ِف ْي ُل‬ ‫ا َ ْل َخي ُْر‬ ُ‫ا َ ْل ُج ُم َعة‬

‫……الخ‬

IDZHAR WAJIB

Dinamakan Idzhar Wajib, jika ada Nun sukun atau Tanwin bertemu huruf YA atau
WAWU dalam satu kalimat. Cara membacanya: terang atau jelas. Namun, didalam Al-
Qur’an bacaan Idzhar Wajib ini hanya ada 4, yaitu:

ٌ ‫ِق ْن َو‬
‫ان‬ ٌ ‫ص ْن َو‬
‫ان‬ ِ ٌ ‫بُ ْن َي‬
‫ان‬ ‫اَل ُّد ْن َيا‬

HUKUM RA’

Hukum Ro’ ada dua:

23
Ro’ yang dibaca Tafkhim

Ciri-ciri:

Ro’ fathah, Ro’ fathah tanwin.

Ro’ dhummah, Ro’ dhummah tanwin.

Ro’ sukun didahului fathah atau dhummah.

Ro’ sukun didahului kasrah ada hamzah washal.

Ro’ sukun didahului kasrah bertemu huruf isti’la’.

Contoh:

a) ‫َخي ًْرا‬ ‫َر َّبنَا‬ ‫ ًرا‬-‫َر‬

b) ‫َك ِبي ٌْر‬ ‫ُر َو ْيدًا‬ ‫ ٌر‬-‫ُر‬

c) _َ ‫قُ ْر ا ٌن‬ َ ‫ا َ ْر‬


‫س َل‬ ْ_ ُ_

d) _َ ‫اِ ْر ِجعُ ْو ا‬ ‫ا َ ِم ْر تَا ب ُْوا‬ ‫ا ْر‬

e) _َ ‫س‬ َ ‫قِ ْر‬


ٌ ‫طا‬ ‫صا ٌد‬
َ ‫ْر – خ ص ض ط ظ غ ق ِم ْر‬

Ro’ yang dibaca Tarqiq

Ciri-ciri:

a) Ro’ kasrah, Ro’ kasrah tanwin.

b) Ro’ sukun didahului kasrah.

c) Ro’ hidup didahului Ya’ dibaca waqaf.

Contoh:

a) ‫ُخس ٍْر‬ ‫س‬


ٌ ْ‫ِرج‬ ‫ ٍر‬-‫ِر‬

b) _َ ‫فَك َِب ْر‬ َ‫فِ ْر َع ْو ن‬ ‫ْر‬

c) _ََ ‫صي ٍْر‬


ِ َ‫ب‬ ‫َخي ٌْر‬ ٌٍِ ‫ي ُِِ ر‬

24
HUKUM MAD

Hukum Mad dibagi dua:

Mad Thabii

Yang dinamakan dengan mad Thabi’i, adalah: jika fathah diikuti ALIF, kasrah diikuti YA,
dhummah diikuti WAWU. Panjang bacaannya: satu alif (dua harakat)

Contoh:

‫نُ ْو ِح ْي َها‬ ‫ي – د ُْو‬


ْ ‫َدا – ِد‬

Mad Far’i

Mad Far’i dibagi menjadi 13, antara lain:

Mad wajib muttashil

ialah: Mad Thabii bertemu hamzah dalam satu kalimat. panjang bacaannya: 2,5 alif (5
harakat).

Contoh:

‫ِن َدا ًء‬ ‫ِلقَا َء نَا‬ ‫َجا َء‬

Mad jaiz munfashil

ialah: Mad Thabii bertemu hamzah (bentuknya huruf alif) di lain kalimat. Panjang
bacaannya: 2,5 alif (5 harakat).

Contoh:

‫اِنَّا ا َ ْنزَ ْلنَا‬ َ ‫اِنَّا اَ ْع‬


‫ط ْينَا‬

Mad ‘aridh lissukun

ialah: Mad Thabii bertemu huruf hidup dibaca waqaf. Panjang bacaannya: 3 alif (6
harakat).

Contoh:

ْ‫ب = ِعقَا ب‬
ِ ‫ِعقَا‬ ‫اَب ُْوكَ = اَب ُْو ْك‬

25
Mad ‘iwadh

ialah: jika ada fathah tanwin yang dibaca waqaf, selain TA’ marbuthah. Panjang
bacaannya: 1 alif (2 harakat).

Contoh:

‫َع ِل ْي ًما = َع ِل ْي َما‬

Mad shilah

ialah: setiap dhomir HU dan HI apabila didahului huruf hidup. Mad shilah dibagi dua,
yaitu: Mad shilah qashirah dan Mad shilah thawilah. Yang dinamakan Mad shilah
thawilah, adalah Mad shilah qashirah bertemu huruf hamzah (bentuknya alif).

Panjang bacaan Mad shilah qashirah: 1 alif (2 harakat).

Contoh:

‫ بِه‬-‘‫لَه‬

Panjang bacaan Mad shilah thawilah: 2,5 alif (5 harakat).

Contoh:

‫ا َ َّن َما لَه اَ ْخلَ َده‬

Mad badal

ialah: setiap Aa, Ii, Uu yang dibaca panjang. Panjang bacaannya: 1 alif (2 harakat).

Contoh:

َ ِ‫ا ُ ْو ت‬
‫ي‬ ‫اِ ْيت ُ ْو نِ ْي‬ ‫ا َمنُ ْوا‬

Mad tamkin

ialah: YA kasrah bertasydid bertemu YA sukun. Panjang bacaannya: 1 alif (2 harakat).

Contoh:

َ‫نَبِيِن‬ ‫ُحيِ ْيت ُ ْم‬ َ‫ا ُ ِميِيْن‬

26
Mad lin

ialah: fathah diikuti WAWU atau YA sukun bertemu huruf hidup dibaca waqaf. Panjang
bacaannya: 3 alif (6 harakat).

Contoh:

ْ‫اِلَ ْي ِه = اِلَ ْيه‬ ‫ف‬


ْ ‫ف = خ َْو‬
ٌ ‫خ َْو‬

Mad lazim mutsaqqal kalimi

ialah: Mad Thabii bertemu tasydid. Panjang bacaannya: 3 alif (6 harakat).

Contoh:

َ ‫َو الَ ال‬


َ‫ضا ِليْن‬

Mad lazim mukhaffaf kalimi

ialah: Mad badal bertemu sukun. Panjang bacaannya: 3 alif (6 harakat).

Contoh:

ْ ‫ا‬
َ‫الن‬

Mad lazim musyabba’ harfi

ialah: huruf hijaiyyah yang dibaca panjangnya 3 alif (6 harakat). Jumlah hurufnya ada 8,
yaitu:

‫نقصعسلكم‬

Contoh:

‫ا لمص‬ ‫ا لم‬ ‫ن ق ص‬

Mad lazim mukhaffaf harfi

27
ialah: huruf hijaiyyah yang dibaca panjangnya 1 alif (2 harakat). Jumlah hurufnya ada 5,
yaitu:

‫حيطهر‬

Contoh:

‫ا لمر‬ ‫كهيعص‬ ‫عسق‬ ‫يس‬ ‫طه‬

Mad farq

ialah: Mad badal bertemu tasydid. Panjang bacaannya: 3 alif (6 harakat).

Contoh:

ُ‫قُ ْل اْال لل‬

¤ Mad Lazim Mukhaffaf Harfi ¤

‫هو ما كان الحرف فيه على حرفين‬

Terbukti huruf pada “awalnya”, apabila dieja mengandung 2 huruf.

Hurufnya ada 5, dikumpulkan menjadi “hayyun thahura” yang terdiri dari:

Ha (‫)ح‬, Ya (‫)ي‬, Tha (‫)ط‬, Ha’ (‫)ه‬, & Ra (‫)ر‬

Contoh:

‫ حم‬: ‫ح‬

dibaca: hämïm

‫ يس‬: ‫ي‬

dibaca: yäsïn

‫ طه‬: ‫ط‬

dibaca: thöhä

‫ طه‬: ‫ه‬

28
dibaca: thöhä

‫ الر‬: ‫ر‬

dibaca: alif lämrö

HUKUM MAD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kitab suci al-Quran yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad saw. itu merupakan suatu rahmat bagi seluruh alam. Di dalamnya
berisi kandungan wahyu Allah swt. yang menjadi petunjuk, pedoman hidup, serta
pelajaran bagi siapa saja yang mengimani dan mengamalkannya. Karena itu, setiap orang
yang membaca al-Quran dengan hati yang khusyu’ semata-mata mengharapkan ridla dari
Allah swt., niscaya akan bertambahlah keimanan dan kecintaannya. Dalam membaca al-
Quran, sudat tentu harus memperhatikan aturan-aturannya, karena yang dibaca itu
adalah kalamullah yang harus dijunjung tinggi dan dimulyakan. Imam al-Ghazali
mengatakan: ‫ْس ِم ْن َكالَ ِم ْال َبش َِر‬ َ ‫ظ َمةَ ْال ُمت َ َك ِل ِم َو َي ْعلَ َم أ َ َّن َما َي ْق َرأَهُ ِلي‬
َ ‫ض َر ِفى قَ ْل ِب ِه َع‬
ِ ْ‫ئ َي ْن َب ِغ ْي أ َ ْن يُح‬ ِ َ‫“ فَ ْالق‬Sudah
ُ ‫ار‬
sepantasnya bagi orang yang membaca al-Quran untuk menghadirkan keagungan Allah
swt. di dalam hatinya dan meyakini bahwa apa yang dibacanya bukanlah perkatan
manusia.” Salah satu aturan dalam membaca al-Quran ialah menerapkan ilmu tajwid.
Karena itu, pembaca harus mengetahui aturan-aturan ilmu tajwid seluas-luasnya, agar
tidak mendapatkan kesulitan dalam membaca al-Quran. Adapun masalah yang berusaha
diungkapkan di sini adalah masalah panjang dan pendeknya bacaan harkat suatu huruf
(mad dan cabang-cabangnya) yang merupakan kesalahan yang tersembunyi (‫ي‬ ُّ ‫)اللَّحْ نُ ْال َخ ِف‬.
Tetapi, walaupun begitu tetap saja hal ini harus diperhatikan karena kewajiban
mempelajari ilmu tajwid adalah wajib bagi siapa saja yang mempelajari al-Quran. 1.2
Perumusan Masalah Dalam uraian di atas, dapat diketahui bahwa masalah yang ada
adalah sebagai berikut: 1. Apakah pengertian mad? 2. Apa saja cabang-cabang dari
hukum mad? 3. Berpakah panjang harakat dari setiap cabang-cabang mad? 1.3 Tujuan
Dari perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai
di sini adalah: 1. Ingin mengetahui secara jelas tentang pengertian mad. 2. Ingin
mengetahi tentang cabang-cabang mad. 3. Ingin mengetahui ukuran panjang bacaan
setiap mad. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Mad Mad menurut bahasa adalah ُ ‫ا َ ِلزيَا َدة‬
ُّ ‫ اَ ْل َم‬/ yang artinya menambahkan atau memanjangkan. Sedangkan menurut pengertian
‫ط‬
istilah adalah: ‫ف ْال َم ِد‬ِ ‫ت بِ َح ْرفٍ ِم ْن ُح ُر ْو‬ َّ ‫طالَةُ ال‬
ِ ‫ص ْو‬ َ ِ‫“ إ‬Memanjangkan suara pada satu huruf dari
huru-huruf mad.” Huruf mad ada tiga, yaitu Wawu, Alif dan Iya, dengan ketentuan huruf
tersebut tidak memiliki harakat dan sebelumnya ada harkat yang sesuai dengan huruf-
huruf tersebut; seperti Wawu sesudah harakat dlamah, Alif setelah harakat fathah, dan
Iya setelah harakat kasrah. Sebagaimana disebutkan dalam kitab Mursyidu al-Wildan:

29
‫ف ِم ْن َب ْع ِد‬ٌ ‫س ْكنُ َياءٍ َب ْع َد َكس ٍْر ُم ْلتَزَ ْم َوأَ ِل‬َ ‫ض ْم – َو‬ َ ‫ط َها إِ ْسكَانُ َوا ٍو َب ْع َد‬ ُ ‫ف َوش َْر‬ ُ ‫ف – ْال َو ُاو ث ُ َّم ْال َيا ُء ث ُ َّم اْأل َ ِل‬ ٌ َ‫ف ْال َم ِد ثَال‬
َ ‫ث ت ُ ْو‬
ُ ‫ص‬ ُ ‫َوأَحْ ُر‬
‫ظ نُ ْو ِح ْي َها ِل ُك ٍل َج َم َعا‬ُ ‫“ فَتْحِ َوقَ َع – َولَ ْف‬Huruf-huruf mad ada tiga yakni Wawu, iya dan Alif. Syaratnya
sukun wawu setelah dlammah; sukun Iya setelah kasrah; dan huruf Alif berada setelah
fathah; dan semuanya dikumpulkan dalam lafadz 2.2 .”‫ نُ ْو ِح ْي َها‬Cabang-cabang Mad 2.2.1
Mad Asli (‫ي‬ ْ َ ‫ )اَ ْل َم ُّد اْأل‬Mad Asli dikenal juga dengan mad Thabi’i. Secara etimologi artinya
ُّ ‫ص ِل‬
thabi’at, sedangkan menurut terminologi adalah: ‫ف ا ْل َم ِد إِالَّ بِ ِه‬ ِ ‫“ الَتَقُ ْو ُم ذَاتُ َح ْر‬Mad yang tidak
akan berdiri sendiri dzatnya haraf mad kecuali pada mad itu sendiri.” Pernyataan yang
sama dilontarkan oleh Syekh al-Jamzuri rahimahullah, tentang definisi mad Ashli. ‫ي‬ ُّ ‫ص ِل‬ْ َ ‫فَاْأل‬
‫س ُك ْو ٍن‬ُ ‫ب ِم ْن َه ْم ٍز أَ ْو‬ ٍ ‫س َب‬ َ ‫ف لَهُ َعلَى‬ ْ ‫“ ه َُو الَّ ِذ‬Mad asli adalah mad yang tidak dipengaruhi oleh
ُ َّ‫ي الَ َيت ََوق‬
sebab, seperti hamzah atau sukun.” Huruf mad Ashli ada 3 (tiga), yaitu: 1. Alif mati yang
berada setelah harakat fathah, contoh 2 ‫قَا َل‬. Wawu mati yang berada setelah harakat
dlamah, contoh 3 ‫يَقُ ْو ُل‬. Iya mati yang berada setelah harakat kasrah, contoh ‫ قِ ْي َل‬Ketiga
huruf di atas disyaratkan tidak menghadapi: 1. Hamzah seperti pada lafadz 2 ‫ َمآ ٌء‬. Huruf
yang bersyiddah, seperti pada lafadz 3 ‫ ِم ْن َدآبَّ ٍة‬. Huruf yang diwaqafkan, seperti pada
lafadz ‫ خَا ِلد ُْو ْن‬Adapun ukuran panjang bacaan mad Asli adalah 1 alif (2 harakat), maka
tidak diperbolehkan membaca kurang dari itu sama sekali tidak dibaca panjang. Namun
dalam Qiraat Hafs ada beberapa kata yang sepertinya mad Asli tapi tidak boleh dibaca
panjang, yaitu: 1. Lafadz ‫ أنَا‬yang artinya ‘saya’ harus dibaca َ‫( أَن‬pendek) kecuali kalau
diwaqafkan 2. Pada surat al-Kahfi ayat 38, lafadz ُ‫ لَ ِكنَّا ه َُو هللا‬dibaca ُ‫لَ ِك َّن ه َُو هللا‬, sebab asalnya
ُ‫لَ ِك ْن أَنَا ه َُو هللا‬, tapi kalau diwaqafkan harus dibaca panjang (2 harkat), dibaca ‫ لَ ِكنَّا‬bukan 3 ‫لَ ِك َّن‬.
Surat al-Kahfi ayat 14 lafadz ‫ لَ ْن نَ ْدع َُوا‬dibaca 4 ‫لَ ْن نَ ْدع َُو‬. Surat ar-Rum ayat 39 lafadz ‫ِليَ ْرب َُوا‬
dibaca 5 ‫ ِليَ ْرب َُو‬. Surat ar-Ra’du ayat 30 lafadz ‫ ِلتَتْلُ َوا‬dibaca 6 ‫ ِلتَتْلُ َو‬. Surat Muhammad ayat 4
lafadz ‫ ِليَ ْبلُ َوا‬dibaca 7 ‫ ِليَ ْبلُ َو‬. Surat muhammad ayat 31 lafadz ‫ َونَ ْبلُ َوا‬dibaca ‫ َونَ ْبلُ َو‬Kenapa dibaca
pendek? Sebab Alif yang pada kalimat nomor 3, 4, 5, 5, 6 dan 7 gunanya bukan untuk
tanda mad, tapi untuk menunjukkan bahwa huruf Wawu di sana harakatnya fathah. 8.
Surat ad-Dahr ayat 4 lafadz َ‫سالَ ِسال‬ َ dibaca 9 ‫سالَ ِس َل‬ َ . Surat ad-Dahr ayat 15 lafadz ‫قَ َو ِاري َْرا‬
dibaca ‫ قَ َو ِاري َْر‬Tetapi menurut Qiraat Kisai dibaca َ‫سالَ ِسال‬ َ dan 10 ‫قَ َو ِاري َْرا‬. Kata َ‫ أ ُولــئِك‬dan ; ‫أُولَى‬
‫أُو‬-nya tidak dibaca panjang) sebab Wawu di sana bukan tanda mad. Keterangan: ‫ أُو‬yang
dibaca panjang yaitu yang memakai tanda mati (‫)ا ُ ْو‬, tetapi kalau tidak memakai tanda
ُ ُ
sukun tidak dibaca panjang. Contoh ‫ي‬ َ ‫( أ ْو ِح‬panjang) َ‫( أولــئِك‬pendek). 2.2.2 Mad Far’i ( ‫ا َ ْل َم ُّد‬
‫ي‬ ْ Secara bahasa berasal dari kata ‫ع‬
ُّ ‫)الفَ ْر ِع‬ ٌ ‫ فَ ْر‬, artinya cabang, sedangkan menurut istilah
(terminologi) adalah: ‫س ُك ْو ٍن‬ ُ ‫ب ِم ْن َه ْم ٍز أَ ْو‬ ٍ ‫س َب‬ ِ َ ‫الزا ِئ ُد َعلَى ْال َم ِد اْأل‬
َ ‫ص ِلي ِ ِب‬ َّ ‫“ ا َ ْل َم ُّد‬Mad yang melebihi ukuran
mad Ashli disebabkan oleh hamzah atau sukun.” Jadi, mad far’i terlahir dari mad Ashly
yang terkena sebab-sebab yang menjadikannya mad far’i. Dalam nadzam dijelaskan:
َ‫س ُك ْو ٍن ُم ْس َجال‬ ُ ‫ب َك َه ْم ٍز أَ ْو‬ ٍ َ‫سب‬ َ * ‫علَى‬َ ‫ف‬ ٌ ‫ي َم ْوقُ ْو‬ ُّ ‫“ َواْآلخ َُر ْالفَ ْر ِع‬Bagian lain (dari hukum mad) ialah mad
far’i, yaitu mad ashli yang terkena suatu sebab seperti hamzah atau sukun.” Ada lima
sebab yang menyertai mad ashli sehingga terlahirlah mad far’i, antara lain: 1. Hamzah
Menyebabkan lahir hukum mad wajib muttasil, mad jaiz munfasil, mad badal, mad silah
thawilah. 2. Sukun Menyebabkan lahir hukum mad lazim harfi musyabba’, mad lazim

30
harfi mukhaffaf, mad lazim kalimi mukhaffaf. 3. Waqaf Menyebabkan lahir hukum mad
‘Arid lissukun, mad ‘iwadl dan mad layyin. 4. Tasydid Menyebabkan lahir hukum mad
lazim harfi musyabba’ mustaqqal, mad lazim kalimi mutsaqqal, mad tamkin, dan mad
farq. 5. Sesuatu yang membedakan bacaan yang mesti dibaca panjang atau pendek anta
lain mad silah qashirah, yaitu Ha dlamir. Pada mad tersebut harus dibaca panjang dengan
alasan penghormatan terhadap al-Quran yang agung. Mad far’i terbagai atas lima belas
cabang, yaitu: 1) Mad Wajib Muttasil Menurut istilah adalah: ‫ه َُو أَ ْن يَ ُك ْونَ ْال َم ُّد َو ْال َه ْمزَ ة ُ فِى َك ِل َم ٍة‬
ِ ‫“ َو‬Adanya mad ashli dan hamzah bertemu pada satu kata. Sebagaimana disebutkan
ٍ‫اح َدة‬
dalam kitab Mursyidul Wildan: ‫ص ٌل َك َجآ َء ِت ْه‬ ِ ‫“ َو ِإ ْن تَالَهُ ْال َه ْم ُز ِفى َك ِل َم ِت ْه * فَ َو‬Apabila hamzah
ِ َّ ‫اجبٌ ُمت‬
mengiringi mad pada satu kalimah, maka mad wajib muttasil seperti lafadz ‫“ َجآ َءتِ ْه‬.
Adapun ukuran bacaan menurut Imam Abi ‘Amr, Imam Qalun dan Imam Ibn Katsir
adalah 1 ½ alif (3 harakat). Sedangkan menurut Imam ‘Ashim (gurunya Imam Hafsh)
adalah 1 ½ alif (5 harakat) dan menurut Imam Warsy dan Imam Hamzah adalah 3 alif (6
harakat) Contoh: 2 َ‫ أُولَــئِك‬, ‫ َجآ َء‬, ‫ )شَآ َء‬Mad Jaiz Munfasil Menurut istilah adalah: َ‫ه َُو َما َكان‬
‫ف ْال َم ِد فِى َك ِل َم ٍة َو ْال َه ْمزَ ة ُ فِى َك ِل َم ٍة أ ُ ْخ َرى‬ُ ‫“ َح ْر‬Adanya huruf mad dalam satu kalimat dan hamzah pun
berada pada kalimat yang lain.” Diuraikan pula dalam kibat Mursyidul Wildan. ُ‫َو ِإ ْن تَالَه‬
‫ص ٌل كَآلإِلَى‬ ِ َ‫ص َل * فَ َجائِ ٌز ُم ْنف‬ َ َّ ‫“ َوبِأ ُ ْخ َرى ات‬Dan bila Hamzah mengiringi mad pada kalimat lain, maka
mad jaiz munfasil seperti lafadz ‫آلإِلَى‬.” Mad jaiz boleh dibaca panjang dengan beberapa
tingkatan dengan ketentuan: a. Hadr (‫ ) َحد ٌْر‬cepat, dibaca 2 harkat (1 alif) b. Tadwir (‫)تَ ْد ِوي ٌْر‬
sedang, dibaca 4 harkat (2 alif) c. Tartil (‫ )ت َْرتِ ْي ٌل‬lambat dibaca 5 harkat (2 ½ alif)
Sebagaimana dijelaskan dalam nazham: ‫“ َحد ٌْر َوتَ ْد ِوي ٌْر َوت َْر ِت ْي ٌل ت ََرى * َج ِم ْيعُ َها ُم َرتَّبًا ِل َم ْن قَ َرا‬Menurut
ahli qiraat, cara membacanya dikumplkan dalam tiga wazan, yaitu hadr, tadwir dan
tartil.” Contoh: 3 ‫ آل أ َ ْعبُ ُد‬, ُ‫ ) ِإنَّآ أ َ ْنزَ ْلنَاه‬Mad Lazim dan Cabangnya: Menurut bahasa lazim
berarti pasti, sedangkan menurut istilah adalah apabila setelah huruf mad atau huruf
layyin terdapat huruf bersukun lazim (sukun yang asli) atau huruf bertasydid, baik dalam
keadaan washal atau waqaf di dalam kalimat atau huruf. Dalam nadzham disebutkan:
َ‫ط ِوال‬ُ ‫صالً َو َو ْقفًا بَ ْع َد َم ٍد‬ ْ ‫صالَ * َو‬ ِ ُ ‫س ُك ْونُ أ‬ُّ ‫“ َوالَ ِز ٌم إِذَا ال‬Dan mad lazim yiatu apabila setelah huruf mad
ada terdapat huruf sukun asli, baik ketika wasal ataupun waqaf.” Contoh: َ‫ ْالئـن‬asalnya
‫ َء ْالئـنَ – ن‬asalnya ‫ نُ ْو ْن‬Mad lazim terbagi lagi ke dalam 4 bagian, yaitu: a. Mad lazim harfi
musyba’, terbagi dua: Mad lazim harfi musyba’ mutsaqaal Mad lazim harfi musyba’
mukhaffaf. b. Mad lazim harfi mukhaffaf. c. Mad lazim kalimi mutsaqqal d. Mad lazim
kalimi mukhaffaf. Mad Lazim Harfi Musyba’ Secara bahasa berarti mad (panjang),
lazim (pasti), harfi (huruf), musyba (penuh, tiga ejaan huruf). Sedangkan menurut istilah
adalah huruf-huruf yang berada di awal surat yang dibaca panjang, serta dibaca sesuai
dengan norma-norma huruf, dibaca ringan tak memakai tasydid. Ukuran panjang
bacaannya adalah 3 alif atau 6 harkat. Hurufnya-hurufnya ada delapan, yaitu: ,‫ ع‬,‫ ص‬,‫ ق‬,‫ن‬
‫ ك‬,‫ ل‬,‫ س‬dan ‫ م‬semuanya sdikumpulkan pada kalimat: ‫سلُ ُك ْم‬ َ ‫ص َع‬ َ َ‫نَق‬. Contoh : ‫ ق‬dibaca ‫اف يـس‬ ْ َ‫ق‬
dibaca ‫ َيا ِسي ْْن‬Mad lazim harfi Musyba terbagi dua, yaitu: 1. Mad lazim harfi musyba
mutsaqqal, yaitu apabila hurufnya diidghamkan, jadi pembacaannya diberatkan akibat

31
proses pengidghaman. Contoh: ‫ الــم‬asalnya 2 ‫الـــ ْم م‬. Mad lazim harfy musyba’ mukhaffaf,
yaitu kebalikan dari yang di atas. Dibacanya ringan karena tidak ada proses
pengidghaman. Contoh: ‫ كــهــيــعــص‬Mad Lazim Harfi Mukhaffaf Secara bahasa berarti
mad (panjang), lazim (pasti), harfi (huruf), mukhaffaf (ringa). Menurut istilah adalah
huruf yang ada pada awal surat dibaca ringan/pendek. Ukuran panjangnya 2 harkat (1
alif). Hurufnya ada lima, yaitu: ‫ ح – ي – ط – هـ – ر‬yang dikumpulkan pada kalimat ‫ط ُه َر‬ َ ‫ي‬
ٌّ ‫ َح‬.
Contoh: ‫ طـــه‬dibaca ‫طاهَا حــم‬ َ dibaca ‫ام ْي ْم‬ ِ ‫َح‬ Mad Lazim Kalimi Mutsaqqal Secara bahasa
berarti mad (panjang), lazim (pasti), kalimi (kalimat), mutsaqqal (berat). Secara istilah
ialah mad thabi’i menghadapi huruf yang ditasydidkan dalam satu kalimah. Adapun yang
dimaksud kalimi ialah mad yang dibaca menurut kalimah (tidak satu huruf-satu huruf
seperti mad lazim harfi. Jadi syarat mad ini ialah harus adanya huruf bertasydid setelah
mad asli. Contoh: َ‫ َوالَ الضَّآ ِليْن‬dan ‫ ِم ْن َدآبَّ ٍة‬Cara membacanya berat sebab ada tasydid.
Ukuran panjangnya adalah 3 alif atau enam harkat. Mad Lazim Kalimi Mukhaffaf
َ ‫سا ِك ٌن َولَي‬
Secara istilah ialah: ‫ْس ُم ْد َغ ًما‬ ٌ ‫ف ْال َم ِد َح ْر‬
َ ‫ف‬ ِ ‫“ ه َُو أ َ ْن يَ ُك ْونَ بَ ْع َد َح ْر‬Apabila setelah huruf mad
terdapat huruf yang mati dan tidak ada idgham.” Kalau mad lazim kalimi mukhaffaf
syaratnya ialah adanya huruf mati setelah huruf mad atau mad badal menghadapi huruf
mati dibaca ringan karena tidak ada tasydid. Contoh: َ‫ آْآلن‬asalnya َ‫ أَا َ ِْآلن‬Sedangkan
ukurannya ialah 3 alif (6 harkat) dan mad lazim kalimi mukhaffaf hanya bisa ditemukan
pada dua tempat, yaitu: a. Surat Yunus ayat 51 b. Surat Yunus ayat 91 BAB III
KESIMPULAN Kesimpulan Dari uraian yang telah dikemukakan di atas, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut: 1. Mad ialah memanjangkan bacaan suatu huruf mad dan
mad asli huruf pokoknya ada tiga, yaitu Alif, Wawu dan Iya. Dari hukum mad inilah
keluarlah hukum mad far’i atau cabang-cabang yang timbul akibat sebab-sebab tertentu.
2. Bacaan panjang harakat bervariasi sesuai dengan ketentuan mulai dari 2 harakat
sampai enam harakat. Dalam hukuman jaiz ada kebolehan membaca berbeda-beda sesuai
situasi bacaan, apakah sedang, lambat atau cepat. Adapula bermacam-macam pendapat
mengenai panjang bacaan menurut imam Qiraat Sab’ah. Saran Sebelum mengakhiri
tulisan ini penulis menyampaikan beberapa saran kepada pembaca sebagai berikut: 1.
Untuk seseorang yang ingin mempelajari tajwid hendaklah mengetahui hukum tajwid
secara menyeluruh. 2. Walaupun hukum mad termasuk khafi, tapi dianjurkan
mempelajarinya karena akan tejadi kerancuan kalau tidak menggunakannya. DAFTAR
PUSTAKA Al-Jamzury, Syekh Sulaiman. t.t. Tuhfatu al-Athfal. Semarang: Toha Putra. Iim,
Acep Abdurrohman. 2004. Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap. Bandung: CV. Diponegoro.
Muhammad, Syekh Sayyid. t.t. Mursyidu al-Wildan. Semarang: Toha Putra. Suhandi,
Dedi. 2002. Ilmu Tajwid. Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran Pondok Pesantren
Cipasung. Syafi’i, A. Mas’ud. 1986. Diajar Tajwid. Bandung: Diponegoro.

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar
Belakang 1 1.2 Perumusan Masalah 2 1.3 Tujuan 2 BAB I PEMBAHASAN 3 Pengertian

32
Mad 3 Cabang-cabang Mad 3 Mad Ashli 3 Mad Far’i 6 BAB III PENUTUP 12 Kesimpulan
12 Saran 12 DAFTAR PUSTAKA 13

Mad Farq

Mad Farq adalah mad yang terjadi dari pertemuan antara Mad Badal dan khuruf
bertasydi.

Durasi Mad Farq adalah 6 kharokat.

Kasus mad ini hanya terjadi di 4 tempat dalam Al-quran, yaitu pada surat Al-An’am (6)
ayat 143 -144, surat Yunus (10) ayat 59 dan surat An-Naml (27) ayat 59.

Berikut ini adalah Mad Farq (perhatikan tampilan berwarna merah) :

MAD (BACAAN PANJANG)

Mad menurut bahasa adalah tambahan atau panjang. Menurut istilah ahli qiraat adalah
memanjangkan suara bacaan huruf Al-Qur’an disebabkan adanya huruf Mad sesuai
aturan-aturan yang berlaku. Perlu terlebih dahulu kita mengenal istilah yang terkait
dengan ukuran bacaan panjang, yaitu :

1. Harakat artinya gerak, yaitu gerak sedang, seperti gerak jari, angguk atau ketukan
dalam irama musik. Untuk lebih jelasnya, perhatikan uraian berikut ini :

1 harakat = 1 gerak atau 1 ketukan

2 harakat = 2 gerak atau 2 ketukan

3 harakat = 3 gerak atau 3 ketukan

4 harakat = 4 gerak atau 4 ketukan

5 harakat = 5 gerak atau 5 ketukan

6 harakat = 6 gerak atau 6 ketukan

33
2. Alif adalah salah satu huruf hijaiah yang bersifat netral, tidak masuk dalam kelompok
Qamariah maupun Syamsiah, kemudian dijadikan istilah untuk menentukan ukuran
bacaan panjang, dengan nilai sebagai berikut :

1 Alif = 2 harakat = 2 gerak atau 2 ketukan

1,5 Alif = 3 harakat = 3 gerak atau 3 ketukan

2 Alif = 4 harakat = 4 gerak atau 4 ketukan

2,5 Alif = 5 harakat = 5 gerak atau 5 ketukan

3 Alif = 6 harakat = 6 gerak atau 6 ketukan

Huruf Mad ada tiga

1. ALIF sebelumnya ada fathah [ ‫ ] ـَ ا‬, dengan kadar panjang dua harakat atau ketukan,
seperti :

‫َبا تَا ثَا َجا َحا خَا َدا ذَا َرا زَ ا‬

2. YA’ MATI sebelumnya ada kasrah [ -َ ‫ي‬


ْ ] dengan kadar panjang dua harakat atau
ketukan, seperti :

‫ي قِ ْي‬
ْ ِ‫ي ِغ ْي ف‬
ْ ‫ي ِع‬
ْ ‫ض ْي ِط ْي ِظ‬
ِ ‫ص ْي‬
ِ ‫ِس ْي ِش ْي‬

3. WAW MATI sebelumnya ada dhammah [ -َ ‫] ْو‬, dengan kadar panjang dua harakat
atau ketukan, seperti :

‫ُك ْو لُ ْو ُم ْو نُ ْو ُو ْو ه ُْو ئ ُ ْو ي ُْو ب ُْو ت ُ ْو‬

Pembagian Mad

34
Pada garis besarnya, mad terbagi menjadi dua bagian, yaitu Mad Thabi’i (Asli) dan Mad
Far’i (cabang) dengan penjelasan sebagai berikut :

A. MAD THABI’I

Mad Thabi’i adalah mad (bacaan panjang) yang terjadi karena adanya salah satu huruf
mad seperti tersebut di atas, tanpa adanya sebab lain. Diberi nama mad thabi’i karena
madnya berlaku sesuai tabi’at aslinya, sehingga disebut juga dengan “Mad Asli” . Ukuran
panjangnya adalah 2 harakat/ketukan. Contoh :

‫☼ َو َما لَنَا ☼ قِ ْي َل ☼ قُ ْولُ ْوا ☼ فِ ْي َما‬

B. MAD FAR’I

Mad Far’i adalah cabang dari mad thabi’i. Mad ini terjadi karena adanya sebab lain
disamping huruf mad yang ada. Pembagian mad far’i secara rinci adalah :

ِ َّ ‫اجبْ ُمت‬
1. ‫ص ْل‬ ِ ‫( َم ْد َو‬MAD WAJIB MUTTASHIL) yaitu apabila ada huruf mad dan sesudahnya
terdapat hamzah dalam satu kata. Hal ini sejalan dengan kata “muttashil” yang berarti
“bersambung”. Ukuran panjangnya adalah 5 harakat / ketukan atau sama dengan 2,5
Alif. Contoh :

ْ ‫س ْو َء ☼ ِس ْيئ‬
‫َت‬ ُ ☼ ‫☼شَا َء ☼ َجا َء‬

ِ َ‫( َم ْد َجائِ ْز ُم ْنف‬MAD JAIZ MUNFASHIL ) ) yaitu apabila ada huruf mad dan sesudahnya
2.‫ص ْل‬
terdapat hamzah (Alif berbaris) bukan dalam satu kata. Hal ini sejalan dengan kata
“munfashil” yang berarti “terpisah”. Ukuran panjangnya adalah 2 sampai 5 harakat /
ketukan atau sama dengan 1 sampai 2,5 Alif. Contoh :

35
َ ُ‫☼ َو َما ا ُ ْن ِز َل ☼ قُ ْوا ا َ ْنف‬
‫س ُك ْم ☼ فِ ْي ا َ ْنفُ ِس ِه ْم‬

3. ‫س ُك ْو ْن‬
ُّ ‫ض ِلل‬ ِ ‫( َم ْد َع‬MAD ARIDH LISSUKUN) yaitu apabila ada huruf mad yang disambut
ْ ‫ار‬
huruf hidup yang dimatikan karena waqaf. Hal ini sejalan dengan kata “aridh lissukun”
berarti “sukun baru datang”. Ukuran panjangnya adalah 2 sampai 6 harakat / ketukan
atau sama dengan 1 sampai 3 Alif. Contoh :

ْ‫ش ِد ْي ُد ْال ِعقَاب‬ ِ ‫ش ِد ْي ُد ْال ِعقَا‬


َ dibaca ☼ ‫ب ☼ ـ نَ ْستَ ِعي ْْن‬ َ dibaca ☼ ‫ نَ ْستَ ِع ْينُ ☼ يَعلَ ُم ْو ْن‬dibaca ☼ ‫يَ ْعلَ ُم ْونَ ☼ ـ َح ِك ْي ْم‬
dibaca ☼ ‫☼ َح ِك ْي ٌم‬

4. ‫( َم ْد بَ َد ْل‬MAD BADAL) yaitu mad yang terjadi karena ada huruf mad sebagai ganti dari
hamzah yang dibuang. Hal ini sejalan dengan kata “badal” yang berarti “ganti” Ukuran
panjangnya adalah 2 harakat / ketukan atau sama dengan 1Alif. Contoh :

Asalnya َ‫ أَأْ َمن‬ditulis dan dibaca َ‫ا َمن‬

Asalnya ‫ اُأْت ُ ْوا‬ditulis dan dibaca ‫ا ُ ْوت ُ ْوا‬

ٌ ‫ اِئْ َم‬ditulis dan dibaca ‫ان‬


Asalnya ‫ان‬ ٌ ‫اِ ْي َم‬

5. ‫ض‬
ْ ‫( َم ْد ِع َو‬MAD ‘IADH) yaitu mad yang terjadi karena waqaf pada alif pengganti dari
fathatain [ ً ‫] ـ‬. Fathatain [ ‫ ] ـً ا‬dibaca fathah [ ‫] ـ َ ا‬selain ta’ marbuthah [ ‫] ـة‬. Hal ini sejalan
dengan kata “’iwadh” yang berarti “ganti”. Ukuran panjangnya adalah 2 harakat /
ketukan atau sama dengan 1 Alif. Contoh:

‫ َما َء ا‬dibaca ☼ ‫س َّمى‬


َ ‫ َما ًء☼ ـ ُم‬dibaca ☼ ‫☼ ُم َس ًّمى‬

‫ َح ِك ْي َما‬dibaca ☼‫ َح ِك ْي ًما☼ ـ هُـ َدى‬dibaca ☼ ‫☼هُـدًى‬

36
6. ‫( َم ْد لَيِ ْن‬MAD LAYYIN) yaitu mad yang terjadi ketika ada huruf Waw atau Ya’ mati
sebelumnya berharakat fathah [ ‫ي‬ ْ َ‫ ـ‬/ ‫ ] ـ َ ْو‬karena waqaf , sehingga terdengar suara lembut.
Sejalan dengan kata “Layyin” yang berarti “lunak atau lembut”. Ukuran panjangnya
adalah 2 sampai 6 harakat / ketukan atau sama dengan 1 sampai 3 Alif. Contoh :

‫ف‬ َ dibaca ☼ ‫ف‬


ْ ‫س ْو‬ ْ ‫ف☼ ـ خ َْو‬ َ dibaca ☼ ‫ْت‬
َ ‫س ْو‬ ٌ ‫ َخ ْو‬dibaca ☼ ‫ش ْي ْء‬
ْ ‫ف ☼ بَي‬ َ ‫ بَ ْيتٌ ☼ ـ‬dibaca ☼ ٍ‫ش ْيء‬
َ ☼

7. ‫( َم ْد ت َْم ِكي ْْن‬MAD TAMKIN) yaitu mad yang terjadi karena ada dua huruf Ya’ yang
berkumpul dalam satu kata[ ‫ ] ـيـيْـ‬Ya’ yang pertama bertasydid dan berharakat kasrah,
sedangkan Ya’ yang keua berfungsi sebagai huruf mad. Disebut “Tamkin” yang berarti
“menetapkan” karena harus menetapkan fungsi tasydid dalam bacaan. Ukuran
panjangnya adalah 2 harakat / ketukan atau sama dengan 1 Alif. Contoh:

‫َربَّانِيِــيْـنَ ☼ ا ُ ِميِــيْـنَ ☼ نَبِيِــيْـنَ ☼ ُحـيِــيْـت ُ ْم‬

Dan juga disebut mad tamkin menurut sebagian ahli qiraat adalah mad yang terjadi
karena ada Ya’ mati yang sebelumnya berharakat kasrah disambut oleh Ya' lain pada kata
berikutnya. Atau ada Waw mati yang sebelumnya berharakat dhammah disambut oleh
Waw lain pada kata berikutnya. Ukuran panjangnya adalah 2 harakat / ketukan atau
sama dengan 1 Alif. Contoh:

‫ض ☼فِ ْي يَ ْو ٍم‬ ْ ‫س ☼ اَلَّ ِذ‬


ُ ‫ي يُ ْق ِر‬ ْ ‫ط ْوا َواتَّقُ ْوا هللاَ ☼ اَلَّ ِذ‬
ُ ‫ي ي َُو ْس ِو‬ ُ ِ‫صابِ ُر ْوا َو َراب‬ ْ ِ‫ا‬
َ ‫صبِ ُر ْوا َو‬

ِ َ‫صلَة ق‬
8. ‫صي َْرة‬ ِ ‫( َم ْد‬MAD SHILAH QASHIRAH) yaitu mad yang terjadi pada kata ganti orang
ketiga tunggal laki-laki, dengan lambang HI/HU [ ُ‫ ه‬/ ‫ ] ِه‬yang sebelumnya ada huruf hidup
dan sesudahnya tidak terdapata hamzah. Ukuran panjangnya adalah 2 harakat / ketukan
atau sama dengan 1 Alif. Ukuran panjang 2 harakat termasuk "Qashirah" yang berarti
"pendek". Contoh:

37
ُ‫س ْولُهُ ☼ َرجْ ِع ِه ☼ ِمثْلَهُ ☼ ُكلُّـه‬
ُ ‫اِنَّهُ ☼ ُكت ُ ِب ِه ☼ َر‬

9. ‫ط ِو ْيلَة‬
َ ‫صلَة‬
ِ ‫( َم ْد‬MAD SHILAH THAWILAH) yaitu mad yang terjadi pada kata ganti orang
ketiga tunggal laki-laki, dengan lambang HI/HU [ ُ‫ ه‬/ ‫ ] ِه‬yang sebelumnya ada huruf hidup
dan sesudahnya terdapata hamzah. Ukuran panjangnya adalah 2 sampai 5 harakat /
ketukan atau sama dengan 1 sampai 2,5 Alif. Ukuran panjang lebih dari 2 harakat
termasuk "Thawilah" yang berarti " panjang". Contoh :

ُ‫ض َحكَ ☼ ِم ْن ِع ْل ِمـ ِه ِإالَّ ☼ لَـهُ أَ ْخلَ َده‬


ْ َ ‫اِنَّـهُ أ‬

CATATAN :

- Apabila sebelum HU / HI terdiri dari huruf mati (bersukun), seperti [ ‫ ] ـْـه‬, maka tidak
berlaku mad shilah. Contoh : ُ‫َعلَ ْي ِه ☼ َع ْنهُ ☼ فِ ْي ِه ☼ لَ ُد ْنه‬

- HI pada kata [ ‫ ] ِف ْي ِه‬dalam surat Al-Furqan ayat 69, walaupun sebelumnya terdiri dari
huruf yang bersukun, tetap dibaca panjang 2 harakat / ketukan atau sama dengan 1 Alif,
seperti : ‫َو َي ْخلُ ْد ِفيْـ ِه ُم َهانًا‬

- HI / HU [ ‫ ِه‬/ ُ‫] ه‬yang bukan kata ganti, walaupun sebelumnya terdapat huruf hidup,
tidak boleh dibaca panjang atau dengan kata lain tidak berlaku mad. Contoh : ‫– لَئِ ْن لَ ْم يَ ْنت َ ِه‬
Surat Al-Alaq [96] : 15 – Surat Asy-Syu’ara [26] : 116 dan 167 – Surat Maryam [19] : 46 –
Surat Al-Ahzab [33] : 60

dan ُ‫ َما نَ ْفقَه‬Surat Huud [11] : 91 - dan ُ‫ فَ ِوا ِكه‬Surat Al-Mu’minun [23] : 19 – Surat Ash-Shaffaat
[37] : 42 – Surat Al-Mursalaat [77] : 42. Dan juga ‫ضهُ لَ ُك ْم‬ َ ‫ َي ْر‬Surat Az-Zumar [39] : 7 -

- Sesudah HU / HI terdapat huruf yang bersukun, maka mad tidak berlaku lagi. Contoh :
‫اِنَهُ ا ْم ُرؤٌ ☼ لَهُ ْال ُم ْلكُ ☼ َربِـ ِه األ َ ْعلَى‬

38
ْ َ‫( َم ْد ف‬MAD FARQI) yaitu mad yng terjadi karena ada hamzah istifham, yaitu
10. ‫ـرقِ ْي‬
hamzah yang berfungsi sebagai kata tanya [ ‫ ] ه َْمـزَ ة اِ ْستِ ْف َها ْم‬dan sesudahnya ada hamzah
yang dibuang yang disambut huruf bertasydid. Disebut ”Farqi” yang berarti
“membedakan” adalah untuk membedakan antara kelimat berita dan kalimat tanya. Dan
dibaca panjang sebagai isyarat, bahwa ada huruf yang dibuang. . Ukuran panjangnya
adalah 6 harakat / ketukan atau sama dengan 3 Alif. Dalam Al-Qur’an hanya terdapat 4
tempat, yaitu :

- Asalnya ‫ ا َ اَلذَّك ََري ِْن‬ditulis dan dibaca Z ‫( لذَّك ََري ِْنآ‬QS.Al-An’am [6] : 143-144)

- Asalnya ُ‫ ا َ اَلل‬ditulis dan dibaca Z ‫( للُآ‬QS.Yunus [10] : 59, An-Naml [27] : 59)

ْ َّ‫( َم ْد الَ ِز ْم َح ْرفِ ْي ُم َخف‬MAD LAZIM HARFI MUKHAFFAF) yaitu mad yang terjadi pada
11. ‫ف‬
huruf-huruf tunggal pada permulaan surah-surah dalam Al-Qur’an yang bila dibaca
menjadi dua huruf, dengan huruf mad Alif sebagai huruf kedua. Disebut mad lazim
karena mesti dibaca panjang. Dinamakan harfi karena mad itu terjadi pada huruf, bukan
pada kata atau kalimat. Dan dinamakan mukhaffaf, karena ringan mengucapkannya.
Hurufnya ada lima, yaitu : [‫ط َه َر ] = ح ي ط هـ ر‬ َ ‫ي‬
ٌّ ‫ َح‬Ukuran panjangnya adalah 2 harakat /
ketukan atau sama dengan 1 Alif. Contoh :

َ ‫َرا ـ‬
Tulisan ‫ الـر ـ طه‬dibaca ‫طـا ـ هَـا‬

Tulisan ‫ يـس ـ حـم‬dibaca ‫يَـا ـ َحـا‬

12. ‫( َم ْد الَ ِز ْم َح ْرفِ ْي ُمثَقَّ ْل‬MAD LAZIM HARFI MUTSAQQAL) yaitu mad yang terjadi pada
huruf-huruf tunggal pada permulaan surah-surah dalam Al-Qur’an yang bila dibaca
menjadi tiga huruf dengan huruf mad sebagai huruf kedua, sedang huruf ketiga mati.
Disebut mad lazim karena mesti dibaca panjang. Dinamakan harfi karena mad itu terjadi
pada huruf, bukan pada kata atau kalimat. Dan dinamakan mutsaqqal, karena berat
mengucapkannya. Hurufnya ada delapan, yaitu :

39
[ ‫سـلُـ ُكـ ْم ] = ن ق ص ع س ل ك م‬ َ َ‫نَـق‬
َ ‫ـص َعـ‬

Ukuran panjangnya adalah 6 harakat / ketukan atau sama dengan 3 Alif. Contoh :

Tulisan ‫ الـم‬dibaca ‫ـ ِمـيْـ ْم الَ ْم‬

ْ ‫ِسـي‬
Tulisan ‫ يـس ـ حـم‬dibaca ‫ْـن ـ ِمـيْـ ْم‬

Tulisan ‫ كـهـيـعـص‬dibaca ‫ف‬ َ ‫ف ـ َعي ْْن ـ‬


ْ ‫صـا‬ ْ ‫كَا‬

ْ َ‫ْـن ـ ق‬
Tulisan ‫ ن ـ عسق‬dibaca ‫اف‬ ْ ‫نُ ْو ْن ـ َعي ْْن ـ ِسـي‬

ْ َّ‫( َم ْد الَ ِز ْم ِك ْل ِم ْي ُم َخف‬MAD LAZIM KILMI MUKHAFFAF) yaitu mad yang terjadi karena
13. ‫ف‬
ada hamzah istifham, yaitu hamzah yang berfungsi sebagai kata tanya [ ‫ ] َه ْمـزَ ة اِ ْستِ ْف َها ْم‬dan
sesudahnya ada hamzah yang dibuang yang disambut huruf mati (sukun). Disebut mad
lazim karena mesti dibaca panjang. Dinamakan kilmi karena mad itu terjadi pada kata
atau kalimat. Dan dinamakan mukhaffaf, karena ringan mengucapkannya. Ukuran
panjangnya adalah 6 harakat / ketukan atau sama dengan 3 Alif. Contoh :

Asalnya َ‫ ا َ اَألن‬ditulis dan dibaca Z ‫( ألنَ آ‬QS.Yunus [10] : 51 dan 91)

14. ‫( َم ْد الَ ِز ْم ِك ْل ِم ْي ُمثَقَّ ْل‬MAD LAZIM KILMI MUTSAQQAL) yaitu mad yang terjadi apabila
huruf mad disambut oleh huruf bertasydid dalam satu kata. Disebut mad lazim karena
mesti dibaca panjang. Dinamakan kilmi karena mad itu terjadi pada kata atau kalimat.
Dan dinamakan mutsaqqal karena berat mengucapkannya. Ukuran panjangnya adalah 6
harakat / ketukan atau sama dengan 3 Alif. Contoh :

40
َ‫ـاليْن‬
ِ ‫ض‬ َ ☼ ٌ‫صـا َّخـةٌ ☼ َدابَّـة‬
َ ☼ ٌ‫طـا َّمـة‬
َ

CATATAN PENTING :

1. Terdapat huruf mad, namun dibaca pendek, yaitu :

QS. Al-Kahfi [18} : 14 - Tulisan ‫ لَ ْن نَ ْدع َُوا‬dibaca ‫لَ ْن نَ ْدع َُو‬

QS. Al-Maidah [5] : 29 - Tulisan ‫ ا َ ْن تَب ُْـو َء ا‬dibaca ‫ا َ ْن تَب ُْـو َء‬

QS. Ar-Ruum [30] : 39 - Tulisan ‫ ِلـيَ ْرب َُوا‬dibaca ‫ِلـيَ ْرب َُو‬

QS. Ar-Ra’du [13] : 30 - Tulisan ‫ ِلت َـتْـلُ َوا‬dibaca ‫ِلت َـتْـلُ َو‬

QS.Muhammad [47] : 4 - Tulisan ‫ ِل َيـبْـلُ َوا‬dibaca ‫ِل َيـبْـلُ َو‬

QS. Muhammad [47] : 31 - Tulisan ‫ َونَـبْـلُ َوا‬dibaca ‫َونَـبْـلُ َو‬

QS. Al-Kahfi [18}: 23 - Tulisan ٍ‫َـايء‬


ْ ‫ ِلش‬dibaca ٍ‫ش ْيء‬
َ ‫ِل‬

ُ ‫ الَ تَايْـئ َـ‬dibaca ‫س ْوا‬


QS. Yusuf [12] : 78 – Tulisan ‫س ْوا‬ ُ ‫الَ ت َـيْـئ َـ‬

QS.Dahr [76] : 4 - Tulisan َ‫سـالَ ِسال‬


َ dibaca ‫سالَ ِس َل‬
َ

QS.Hud [11] : 68 dll. Tulisan ‫ ث َ ُم ْو َدا‬dibaca ‫ث َ ُم ْو َد‬

QS.Al-Baqarah [2] : 5 dll.- Tulisan ‫اُولئِك‬dibaca َ‫اُلئِك‬

QS.Al-A’raf [7] : 103 dll. - Tulisan ‫و َمالَ ئِ ِه‬dibaca


َ ‫َو َملَـئِـ ِه‬

QS.Al-Isra’ [17] : 5 dll.- Tulisan ‫ اُو ِل ْي‬dibaca ‫ا ُ ِل ْي‬

QS.Al-An’am {6} : 34.- Tulisan ‫ـاء‬


ِ َ‫ نَـب‬dibaca ‫نَـبَـ ِا‬

QS. Al-An’am {6} : 39- Tulisan ‫َـاء‬


ِ ‫ يَش‬dibaca ‫يَشَـ ِا‬

2. Terdapat huruf Alif yang di atasnya ada bulatan panjang [ ‫ص َف ْر ُم ْست َِطي ْْل‬
َ ] bila terus
(washal) dibaca pendek, bila (waqaf) dibaca panjang 2 harakat / ketukan atau sama
dengan 1 Alif.

ُّ ‫ = اَل‬Waqaf ‫ظنُ ْونَا‬


QS.Al-Ahzab [33]:10 ‫ظنُ ْونَا‬ ُّ ‫ ال‬- Washal َ‫ظنُ ْون‬
ُّ ‫ا َل‬

QS.Al-Ahzab [33]:66 َ‫س ْوال‬ َّ َ ‫ = ا‬Waqaf َ‫س ْوال‬


ُ ‫لر‬ َّ َ‫ ا‬- Washal ‫س ْو َل‬
ُ ‫لر‬ َّ َ ‫ا‬
ُ ‫لر‬

41
QS.Al-Ahzab[33] :67 َ‫لس ِب ْيال‬
ٍ َ‫ = ا‬Waqaf َ‫س ِب ْيال‬
َّ ‫ اَل‬- Washal ‫س ِب ْي َل‬
َّ ‫اَل‬

QS. Al-Kahfi [18}: 38 ‫ = ل ِك َّنـا‬WaqafZ ‫ ل ِكنَّـا‬- Washal ‫ل ِك َّن‬

QS. Ali-Imran [3] : 81 dll. ‫ = اَنَا‬Waqaf ‫ اَنَـا‬- Washal َ‫اَن‬

3. Dalam surat Ad-Dahr [76] akhir ayat 15 dan awal ayat 16 terdiri dari dua kata yang
sama, yaitu ‫قَ َـو ِاري َْرا… ☼ …قَ َـو ِاري َْرا‬

- Bila waqaf pada kata ☼…‫ قَ َـو ِاري َْرا‬pertama, maka Ra’ akhir suku kata dibaca panjang 2
harakat / ketukan. Dan Ra’ pada akhir suku kata kedua dibaca washal dan pendek.
Contoh :

Tulisan ‫قَ َـو ِاري َْرا… ☼ …قَ َـو ِاري َْرا‬dibaca ‫قَ َـو ِاري َْر ِم ْن… ☼ …قَ َـو ِاري َْرا‬

- Bila waqaf pada kata ‫ … َق َـو ِاري َْرا‬kedua, maka Ra’ akhir suku kata itu dimatikan, dan Ra’
pada akhir suku kata pertama dibaca pendek. Contoh :

Tulisan ‫ قَ َـو ِاري َْرا… ☼ …قَ َـو ِاري َْرا‬dibaca ‫قَ َـو ِاري ْْر… ☼ …قَ َـو ِاري َْر‬

- Bila Washal , kedua Ra’ itu dibaca pendek. Contoh :

Tulisan ‫قَ َـو ِاري َْرا… ☼ …قَ َـو ِاري َْرا‬dibaca ‫ …قَ َـو ِاري َْر‬- …‫قَ َـو ِاري َْر ِم ْن‬

Hukum Bacaan: Mad Far'i

(Mad Lazim Mukhaffaf Harfi)

Mad Lazim Mukhaffaf Harfi, adalah:

42
Mad thabi'i yang bertemu dengan sukun asli pada salah satu huruf hijaiyah yang tidak
bertasydid.

Dinamakan mukhaffaf karena ringan mengucapkannya akibat tidak adanya tasydid dan
ghunnah pada mad itu. Contoh, huruf mim dalam: Mad Lazim Mukhaffaf Harfi.

Catatan: huruf hijaiyah yang terdapat pada permulaan surat ada 14 huruf, yaitu yang
tergabung dalam kalimat: Mad Lazim Mukhaffaf Harfi.

Ini terbagi ke dalam 4 bagian: Pertama, yang jumlah hurufnya ada 3, dimana huruf mad
terletak di tengah-tengah. Ada 7 huruf yang termasuk dalam bagian ini, yaitu yang
tergabung dalam kalimat: Mad Lazim Mukhaffaf Harfi 2 kecuali huruf 'ain.

Bagian pertama ini aturan membacanya panjang, 6 harakat.

Kedua, jumlah hurufnya ada 3, dimana huruf layin terletak di tengah-tengah, yaitu huruf
'ain. Bagian kedua ini boleh dibaca panjang, 4 atau 6 harakat.

Ketiga, jumlah hurufnya ada 2, dimana yang kedua adalah huruf mad. Hurufnya ada 5,
yaitu yang tergabung dalam kalimat: Mad Lazim Mukhaffaf Harfi 3. Bagian ketiga ini
aturan membacanya sama dengan mad thabi'i, yaitu 2 harakat.

Keempat, jumlah hurufnya ada 3 dan tidak terdapat huruf mad di tengah-tengahnya.
Hurufnya hanya 1, yaitu alif. Aturan membacanya adalah biasa, tidak terdapat mad.

Petunjuk: Pilih & Klik Diagram dengan Latar Belakang Warna Kuning !

Mad Lazim Mukhaffaf Harfi

Al-Baqarah (2): 1

Al-Baqarah (2): 1 Bunyi Surah: Klik Surah di Atas !

Cara Membaca Mad Farq

Saudaraku….

Apabila diasumsikan panjang Mad Farq adalah 6 ketukan, maka cara membaca Mad Farq
adalah sebagai berikut:

43
Saudaraku…

Panjang bacaan Mad Farq pada “AAAAAADZ” adalah 6 ketukan, yaitu dari ketukan ke-
3 hingga ketukan ke-8.

Karena itu, praktek pembacaan Mad Farq adalah:

Ketukan ke-3 berbunyi “A”. Pertahankan bunyi “A” hingga ketukan ke-8. Pada ketukan
ke-8, bunyi khuruf tasydid setelahnya (DZAL) terbawa. Yang terdengar panjang adalah
suara “A”-nya. Kira-kira, kalau satu khuruf “A” mewakili satu ketukan, bunyi lengkap
Mad Farq adalah “Qul AAAAAADZakaraini”. Bunyi vokal “A” dari ketukan ke-3 hingga
bunyi “DZ” pada ketukan ke-8 TIDAK BOLEH TERPUTUS.

Ketukan ke-3 berbunyi “A”. Pertahankan bunyi “A” hingga ketukan ke-8. Pada ketukan
ke-8, bunyi khuruf tasydid setelahnya (LAM) terbawa. Yang terdengar panjang adalah
suara “A”-nya. Kira-kira, kalau satu khuruf “A” mewakili satu ketukan, bunyi lengkap
Mad Farq adalah “Qul AAAAAALLoohu”. Bunyi vokal “A” dari ketukan ke-3 hingga
bunyi “L” pada ketukan ke-8 TIDAK BOLEH TERPUTUS.

HUKUM MAD

Arti dari mad adalah memanjangkan suara suatu bacaan. Huruf mad ada tiga yaitu : ‫ا و ي‬

Jenis mad terbagi 2 macam, yaitu :

1. Mad Ashli / mad thobi’i

Mad Ashli / mad thobi’I terjadi apabila :

- huruf berbaris fathah bertemu dengan alif

- huruf berbaris kasroh bertemu dengan ya mati

- huruf berbaris dhommah bertemu dengan wawu mati

Panjangnya adalah 1 alif atau dua harokat.

contoh :

image

2. Mad far’i

Adapun jenis mad far’i ini terdiri dari 13 macam, yaitu :

44
1) Mad Wajib Muttashil

Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan hamzah dalam satu kata. Panjangnya adalah 5
harokat atau 2,5 alif. (harokat = ketukan/panjang setiap suara)

Contoh :

image

2) Mad Jaiz Munfashil

Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan hamzah dalam kata yang berbeda.

Panjangnya adalah 2, 4, atau 6 harokat (1, 2, atau 3 alif).

Contoh :

image

3) Mad Aridh Lisukuun

Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan huruf hidup dalam satu kalimat dan dibaca
waqof (berhenti).

Panjangnya adalah 2, 4, atau 6 harokat (1, 2, atau 3 alif). Apabila tidak dibaca waqof,
maka hukumnya kembali seperti mad thobi’i.

Contoh :

image

4) Mad Badal

Yaitu mad pengganti huruf hamzah di awal kata. Lambang mad madal ini biasanya
berupa tanda baris atau kasroh tegak .

Panjangnya adalah 2 harokat (1 alif)

Contoh :

image

5) Mad ‘Iwad

Yaitu mad yang terjai apabila pada akhir kalimat terdapat huruf yang berbaris fathatain
dan dibaca waqof.

45
Panjangnya 2 harokat (1 alif).

Contoh :

image

6) Mad Lazim Mutsaqqol Kalimi

Yaitu bila mad thobi’i bertemu dengan huruf yang bertasydid.

Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif).

Contoh :

image

7) Mad Lazim Mukhoffaf Kalimi

Yaitu bila mad thobi’i bertemu dengan huruf sukun atau mati.

Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif).

Contoh :

image

8) Mad Lazim Harfi Musyba’

Mad ini terjadi hanya pada awal surat dalam al-qur’an. Huruf mad ini ada delapan, yaitu
:

image

Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif)

Contoh :

image

9) Mad Lazim Mukhoffaf harfi ( )

Mad ini juga terjadi hanya pada awal surat dalam al-qur’an. Huruf mad ini ada lima,
yaitu :

image

Panjangnya adalah 2 harokat.

46
Contoh :

image

10) Mad Layyin

Mad ini terjadi bila :

huruf berbaris fathah bertemu wawu mati atau ya mati, kemudian terdapat huruf lain yg
juga mempunyai baris.

Mad ini terjadi di akhir kalimat kalimat yang dibaca waqof (berhenti).

Panjang mad ini adalah 2 – 6 harokat ( 1 – 3 alif).

Contoh :

image

11) Mad Shilah

Mad ini terjadi pada huruh “ha” di akhir kata yang merupakan dhomir muzdakkar
mufrod lilghoib (kata ganti orang ke-3 laki-laki).

Syarat yang harus ada dalam mad ini adalah bahwa huruf sebelum dan sesudah “ha”
dhomir harus berbaris hidup dan bukan mati/sukun.

Mad shilah terbagi 2, yaitu :

a) Mad Shilah Qashiroh

Terjadi bila setelah “ha” dhomir terdapat huruf selain hamzah. Dan biasanya mad ini
dilambangkan dengan baris fathah tegak, kasroh tegak, atau dhommah terbalik pada
huruf “ha” dhomir.

Panjangnya adalah 2 harokat (1 alif).

Contoh :

image

b) Mad Shilah Thowilah

Terjadi bila setelah “ha” dhomir terdapat huruf hamzah.

Panjangnya adalah 2-5 harokat (1 – 2,5 alif).

47
Contoh :

image

12) Mad Farqu

Terjadi bila mad badal bertemu dengan huruf yang bertasydid dan untuk membedakan
antara kalimat istifham (pertanyaan) dengan sebuutan/berita.

Panjangnya 6 harokat.

Contoh :

image

13) Mad Tamkin

Terjadi bila 2 buah huruf ya bertemu dalam satu kalimat, di mana ya pertama berbaris
kasroh dan bertasydid dan ya kedua berbaris sukun/mati.

Panjangnya 2 – 6 harokat (1 – 3 alif).

Contoh :

image

Hukum Mad

Yang dimaksud dengan Mad ialah memanjangkan bunyi suara susuatu huruf. Huruf Mad
ada tiga : , , dan . Dan ketiga huruf tersebut bertanda saksi mati (sukun). Sesuatu huruf
dibaca Mad (panjang), apabila huruf tesebut/kalimat itu bersambung dengan salah satu
dari pada huruf Mad itu.

a. Alif mati sesudah huruf berbaris di atas (fathah) :

Contoh :

BAANA, TAANA, TSAANA, JAANA.

b. Wau mati, sesudah huruf berbaris di depan (dlommah) :

48
Contoh :

BUUNA, TUUNA, TSUUNA, JUUNA.

c. Ya mati sesudah huruf berbaris di bawah (kasroh) :

Contoh :

BIINA, TIINA, TSIINA, JIINA.

Mad terbagi dua macam :

1. Mad Ashli

2. Mad Far’i

1. Mad Ashli ( Mad Thobi'i )

Pada Mad Ashli, huruf Mad tidak diikuti oleh atau huruf mati,

baik mati asli ataupun mati karena membaca berhenti. Panjang

bunyi suatu Mad pada Mad Ashli yaitu 2 harkat (ketuk) atau 1 Alif.

a. Alif mati sesudah huruf yang berbaris di atas (fathah).

b. Wau mati sesudah huruf yang berbaris di depan (dlommah).

c. Ya' mati sesudah huruf yang berbaris di bawah (kasroh).

Contoh :

QOO-LA, YAQUU-LU, QII-LA.

Termasuk juga kalimat berikut :

dan

49
Pengecualian :

a. Pada ayat berikut :

‘LAAKINNAA HUWALLAAHU, harus dibaca ‘LAAKINNA HUWALLAAHU

LAAKINNAA, dibaca pendek karena asalnya: LAAKIN-ANAA

Jadi ANAA yang berarti ‘Saya’ harus dibaca pendek : ANA.

Kecuali bila diwaqafkan(berhenti), maka dibaca panjang

seperti :

LAAKINNAA

b. Demikian juga pada surat-surat berikut :

1. Surat Muhammad ayat 31 :

WANABLUWAA, harus dibaca WANABLUWA

2. Surat Muhammad ayat 4 :

LIYABLUWAA, harus dibaca LIYABLUWA.

3. Surat Arrum ayat 39 :

50
LIYARBUWAA, harus dibaca LIYARBUWA.

4. Surat arro’du ayat 30 :

LITABLUWAA, harus dibaca LITABLUWA

5. Surat Al Kahfi ayat 14 :

LAN-NAD’UWAA, harus dibaca LAN-NAD’UWA

Keteranga :

Kalimat tersebut di atas dibaca demikian karena ‘Alif’ tersebut

bukanlah huruf Mad, melainkan untuk menyatakan bahwa huruf

‘Wau’ nya berbaris di atas (fathah)

c. Demikian juga pada surat-surat berikut :

1. Pada Surat Addahr ayat 4 :

SALAASILAN, harus dibaca SALAASILA.

2. Pada Surat Addhar ayat 15 – 16 :

QOWAARIIROO, harus dibaca QOOWAARIIRO.

51
3. Pada Surat Al Ankabut ayat 38 :

TSAMUUDAA, harus dibaca TSAMUUDA.

4. Pada Surat Al Maidah ayat 29 :

ANTABUU-AA, harus dibaca ANTABUU-A.

5. Pada Surat Al Ahzab ayat 10 :

AZHONUUNAA, harus dibaca AZHONUUNA.

6. Pada Surat Al Ahzab ayat 66 :

ARROSUULAA, harus dibaca ARROSUULA.

7. Pada Surat Al Ahzab ayat 67 :

ASSABIILAA, harus dibaca ASSBIILA.

Keterangan :

Demikian kalimat tersebut di atas dibaca harus dibaca

pendek dan tidak dipanjangkan namun butir pada no. 1, 2,

dan 3 boleh dipanjangkan.

52
d. Demikian pula menurut qqiro'at hafish dan warasy :

AL-MALAA –U harus dibaca AL MALA-U

Keterangan :

Kalimat di atas dibaca demikian karena ‘Alif’ yang terletak

pada ‘Lam’ bukan huruf ‘Mad’ melainkan untuk tempat

'Hamzah', jadi harus dibaca pendek, bukan panjang.

e. Demikian pula pada bacaan berikut :

UULAA-IKA harus dibaca U-LAA-IKA

LI-ULI harus dibaca U-LI

Keterangan :

Kalimat-kalimat di atas tidak dibaca panjang bunyi suara ‘U’

nya dan samar (tidak jelas) bunyinya, karena 'Wau' nya

tersebut bukan huruf 'Mad', tetapi sebagai tanda 'Hamzah'

yang berbaris di depan (Dlommah).

2. Mad Far'i

Pada Mad Far’i, huruf Mad dan huruf Layn diikuti oleh atau

huruf mati baik mati asli maupun mati karena membaca

53
berhenti.

a. Mad Wajib Muttashil

Mad Wajib Muttashil ialah bertemunya Mad Ashli (Mad

Thobi’i) dalam satu kata dengan huruf dan dibaca panjang

sepanjang 5 harkat (ketukan).

Contoh :

Surat Al Fajar ayat 22-23

Surat Al Insaan ayat 23

b. Mad Jaiz Munfashil

Mad Jaiz Munfashil ialah Mad Ashli ( Mad Thobi’i ) di satu

kalimat bertemu dengan huruf hamzah pada kalimat

berikutnya, dan dibaca sepanjang 2, 4, atau 6 harkat.

Contoh :

Surat Al Lahab ayat 1-2

Surat Al Qadr ayat 1

c. Mad ‘Aridl Lissukun

Mad Arid Lissukun ialah bertemunya Mad Ashli (

54
Thobi’i) dengan satu huruf yang hidup dalam satu kalimat dan

berhenti (diwaqafkan), maka panjang bunyi suara 2 harkat, 4

dan 6 harkat.

Contoh :

Surat Al Kafirun ayat 1-2

Surat An Nas ayat 1-3

d. Mad Badal

Mad Badal ialah Mad pengganti hurufdengan tanda saksi (

baris ) ‘fathah’ tegak atau ‘kasroh’ tegak, dan panjang bunyi

suaranya 2 harkat.

Contoh :

AADAMA, AAMANA, IIMAAN,

IILAAFIHIM, UUTUU.

55
Atau pada penulisan yang berbeda :

Berkumpulnya huruf Mad dengan Hamzah dalam kalimat,

tetapi posisi hamzah lebih dahulu dari huruf mad dan cara

membaca Mad Badal dengan memanjangkannya 2 harkat atau

satu alif

Contoh :

Keterangan :

Mad Badal ialah Mad yang bersama dengan ‘Hamzah’ dan

letaknya pada awal suku kata, Mad Badal bertanda

saksi ‘Tegak’ atau 'Telentang' , huruf 'Ya' dan 'Wau'

sebagai pengganti ( badal ) dari pada ‘Hamzah’ yang

dihilangkan. Dan asalnya seperti:

Ketentuan tersebut tidak berlaku untuk seluruh kalimat seperti

di atas, seperti kalimat dibaca ‘UUHIYA’ , dan tidak

berasal dari pada kalimat tersebut :

e. Mad 'Iwadli

Mad Iwadli ialah apabila pada akhir kalimat yang hurufnya

bertanda saksi tanwin fathatain (berbaris dua di atas)

diwaqafkan (berhenti) maka tanwin fathahtain

56
berganti dengan Mad, maka dibaca sepanjang 2 harkat.

Contoh :

‘ALIIMAN, dibaca/berhenti ‘ALIIMAA.

SAMII’AN, dibaca/berhenti SAMII’AA

Pengecualian :

Kecuali huruf terakhirnya berupa ‘TA MARBUTHO’ dan

bertanwin fathahtain, maka bila berhenti ( diwaqafkan) tidak

menjadi Mad ‘Iwali, tetapi Ta Marbutho itu dibaca ‘Ha’ dan

tidak panjang.

Contoh :

SHOLAATAN, dibaca/berhenti SHOLAAH

NI’MATAN, dibaca/berhenti NI’MAH.

Keterangan :

Pada setiap kalimat yang huruf terakhirnya ‘Ta Marbutho’ yang

bertanda saksi baris satu di atas/baris dua di atas, baris satu di

depan/baris dua di depan, dan baris satu di bawah/baris dua

57
di bawah pabila berhenti (diwaqafkan) harus dibaca

‘Ha’.

Contoh :

AL-QOORI’ATU, dibaca/berhenti AL-QOORI’AH.

HAAWIYATUN, dibaca/berhenti HAAWIYAH.

FIL-HUTHOMATI, dibaca/berhenti FIL-HUTHOMAH

MUMADDADATIN, dibaca/berhenti MUMADDADAH.

f. Mad Lazim Mutsaqqol Kalimi

Mad Lazim Mutsaqqol Kalimi ialah Mad Ashli (Thobi’i) bertemu

dengan huruf yang bertasydid di dalam satu kata, maka,

panjangnya 6 harkat.

Contoh :

WALA-DLOOLLIIN, AL-HAA-QQOH, MIN DA-BBAH

g. Mad Lazim Mukhoffaf Kalimi

58
Mad Lazim Mukhoffaf kalimi ialah bila Mad Badal bertemu

dengan huruf mati (sukun), maka panjangnya 6 harkat. Di

dalam Al Qur’an yang termasuk Mad Lazim Mukhoffaf Kalimi

hanya ada satu kata, yaitu dalam Surat Yunus, yaitu :

AAAAAAL-AA-NA, asalnya A-AL-AANA

h. Mad Lazim Harfi Musyabba’

Mad Lazim Harfi Musyabba’ terdapat pada huruf-huruf

permulaan dalam Surat Al Qur'an, dan dibaca panjang 6

harkat, dan huruf-huruf tersebut ada 8 yaitu :

1. NUN 2. QOF 3. SHOD 4. ‘AIN 5. SIN

6. LAM 7. KAF 8. MIM

Contoh :

ALIF-LAAM-MIIM. KAAF-HAA-YAA’-‘AIIN-SHOOD, YAA –SIIN.

i. Mad Lazim Mukhofaf Harfi

Mad Lazim Mukhofaf Harfi ialah bahwa huruf-huruh yang ada

pada permulaaan surat dalam Al Qur’an yang dibaca panjang

bunyi suaranya 2 harkat sebanyak 5 huruf, dan yang dibaca

dengan panjang bunyi suara satu harkat ada satu huruf yakni

59
‘Alif’. Dan 5 huruf yang dibaca panjang 2 harkat yaitu :

1. HA’ 2. YA’ 3. THO 4. HA’ 5. RO’

Comtoh :

THOO-HAA, HAA-MIIIIIIM, YAA-SIIIIIIN

Keterangan :

Pada kalimat ‘ HAA-MIM’ dan ‘YAA-SIIN’, maka ‘HA’nya dibaca 2

harkat dan ‘MIM’ nya 6 harkat. Demikian pula pada kalimat

‘YA-SIIN’ maka ‘YA’nya dibaca 2 harkat dan ‘SIIN’nya dibaca 6

harkat.

j. Mad Layin

Mad Layin ialah bahwa huruf ‘Wau’ mati (sukun) atau ‘Ya’ mati

(sukun) didahuluioleh fathah ( huruf berbaris satu di atas)

kemudian huruf yang bertanda saksi hidup,maka

dibaca panjang bunyi suaranya 2 s/d 6 harkat.

Contoh :

MIN KHAU-FIN, dibaca/berhenti MIN KHAU-F.

60
HADZAL-BAITI, dibaca/berhenti HADZAL-BAI-T.

Keterangan :

Mad Layin dapat terjadi bila diwaqafkan (berhenti), dan

apabila membacanya tidak diwaqafkan (berhenti), maka tidak

menjadi Mad Layin dan tidak panjang bunya suaranya.

k. Mad Shila

1). Mad Shilah Qoshiiroh

Mad Shilah Qoshiiroh ialah bila huruf ‘Ha’ bertanda saksi

Dlommah terbalik atauKasroh tegak dibaca panjang 2

harkat.

Contoh:

LAHUU, ROBBIHII, FIIHIL LADUN-HUU

2). Mad Shilah Thowillah

Mad Shilah Thowillah ialah bila ‘Ha’ berbaris di depan

(dlommah) bertemu dengan huruf ‘Hamzah’ , panjang bunyi

suaranya 2 s/d 5 harkat.

61
Contoh :

Pada Surat Al Lail ayat 11 :

Pada Surat Al Baqarah (pertengahan ayat 255) :

l. Mad Farqi

Mad farqu ialah bila Mad Bad al bertemu dengan huruf yang

bertasydid dan berguna. Untuk membedakan antara kalimat

Istifham (pertanyaan pada pokok kalimat) dansebutan (berita),

dan panjang bunyi suaranya 6 harkat. Mad Farqu di dalam Al

Qur’an ditemukan hanya pada 4 tempat yaitu pada Surat Al

An’am dan Surat Yunus. Dua tempat pada Surat Al An’am,

yaitu ayat 143 dan 144 ( sama bunyi ayatnya) :

QUL AA-DZAKARINA kalimat asalnya QUL A-ADZAKARINA

AA-LLAAHU GHOIRU …… kalimat asalnya A-ALLAAHU......

Satu tempat pada Surat Yunus, yaitu :

QUL AA-LLAAHU ADZINA LAKUM kalimat asalnya QUL A-ALLAAHU………

62
m. Mad Tamkiin

Mad Tamkiin ialah bila 2 huruf ‘Ya’ bertemu dalam satu

kalimat, yang pertama bertanda baris bawah serta bertasydid

dan yang kedua bertanda mati, dan berikutnya huruf bertanda

saksi hidup. Dan dibaca dengan panjangnya 2 s//d 6 harkat.

Contoh :

WANNABIY-YIINA, UMMIY-YIINA, HUY-YIITUM.

ISTILAH-ISTILAH PENTING DALAM QIRAĀT

Dalam ilmu qiraat, terdapat perkara ketetapan dan kaedah –kaedah yang berkaitan
dengan pembacaan Al-Qur’an sebagaimana yang terdapat dalam ilmu tajwid. Maka
selain daripada istilah dan kaedah yang terdapat dalam ilmu tajwid, terdapat beberapa
istilah yang lain yang terdapat dalam ilmu qiraāt, seperti mad, tawassut, qasr, isymam,
taghliz, naqal, dan lain-lain lagi. Berikut akan diterangkan beberapa istilah penting yang
terdapat dalam ilmu qiraat;

Mad Iaitu memanjangkan bacaan sesuatu kalimah. Jika dalam kalimah itu terdapat salah
satu huruf mad yang tiga (alif, waw, ya’), maka kadar panjang bacaannya ialah tiga alif
atau enam harakat.

Tawassut Iaitu bacaan huruf hamzah yang diiringi oleh huruf mad, maka kadar
panjangnya ialah dua alif iaitu empat harakat.

Qasr Iaitu bacaan huruf hamzah yang diiringi oleh huruf mad, maka kadar panjang
bacaannya ialah satu alif atau dua harakat.

Isymam Iaitu memuncungkan dua bibir ke hadapan sejurus selepas mematikan huruf
sebagai isyarat baris dhommah.

63
Taghliz Iaitu menebalkan bunyi huruf lam yang berbaris fathah sama ada bersabdu atau
tidak, ketika huruf lam terletak di tengah atau di hujung, dengan syarat apabila didahului
dengan huruf ‫ط‬,‫ ص‬,atau ‫ ظ‬yang berbaris fathah atau sukun seperti ‫ الصالة‬،‫ الطالق‬، ‫ أظلم‬.
Maka huruf lam pada kalimah – kalimah yang disebutkan tadi dibaca dengan tebal
seperti bunyi antara baris fathah dan dhommah.

Naqal Iaitu membariskan setiap huruf yang mati yang terletak di akhir kalimah dengan
baris huruf hamzah yang terletak selepasnya sama ada berbaris fathah, kasrah atau
dhommah, dan menghazafkan huruf hamzah itu selepas dipindahkan barisnya kepada
huruf yang sebelumnya.

Imalah Bermaksud condong, iaitu mencondongkan atau mengerengkan bacaan alif


sebagai huruf mad sehingga berbunyi baris fathah dan berbaris kasrah.

Saktah Iaitu menghentikan bacaan sekejap tanpa bernafas dan menyambung bacaan
dengan nafas yang sama.

Tashil Bermaksud memudahkan, iaitu membunyikan suatu bunyi antara bunyian huruf
hamzah dan alif.

Raum/ ikhtilas Iaitu melemahkan suara dengan harakat huruf yang dibentuk denganya
dalam keadaan sambung ketika waqaf sehingga hilang kebanyakkan suaranya (harakat).
Ibdal Iaitu pertukaran huruf dengan huruf.

64

Anda mungkin juga menyukai