Anda di halaman 1dari 310

Akhirsisilidah

Ujung sisilidah Ujung sisilidah

Makhrajnya huruf Lam dimulai


dari pangkal sisilidahsampai
keujung sisilidah yang
bertemu dengan langit-langit
dekat gusi.
Perbedaan Lam Tafkhim (tebal) dan Lam Tarqiq (tipis)
Ujung lidah yang
bertemu dengan langit-
langit dekat gusi, keluar
huruf Nun. Al- Imam
Ibnul Jazariy berkata:
。ُ َ ُ ُّ
ُ ۡ ‫َ ﺮ َ ﻄۡ ﻧ‬ ‫ﭐﻭ‬
‫ﻝﻭ ﺍ‬ ‫• ِّ َﺕﭐﻡﺕ‬ ‫ﻓ‬ ِّ ‫َﻦ ﻟﻥﻭ ِّ ﻪ‬
• “Danjadikanlah huruf
Nun dari ujung lidah
(yang bertemu dengan
langit-langit) sedikitdi
bawah makhraj Lam. ”
• Ketikalidah
menyentuh langit-
langit, maka aliran
suarapada huruf Nun
mengalir melalui
ronggahidung.
• Namun saathuruf
Nun berharakat
diucapkan, maka
aliran suaramengalir
melaluirongga
mulut.
َ
• Punggung
ِّ Lidah ( ُ‫ﻫﻆﺭ‬
‫ ﻥ‬石 ‫ )ﺍ َﺱﻝﻝﭐ‬bertemu
langit-langit, keluar
dengan
huruf Ra. Imam Ibnul
Jazariy berkata:
‫ﻅَﻱُ ﺩَ ﺍﻥِّ ﻳﻪِّ َﻭﭐﻟﺮﺍّﻝ‬ •
• “ Dan hurufRaِ dekat
dengan makhraj Nun
dan lebihmasuk lagike
punggung lidah. ”
Celah yang menjadi
tempat mengalirnya
suara, dimanabila
tidakada ruang ini
maka huruf Ra tidak
keluardengan
sempurna karena akan
terlalubanyak getaran
yang terjadi.
Perbedaan Ra Tafkhim (tebal) dan Ra Tarqiq (tipis)
• Ujung lidah bertemu dengan pangkal
gigi seri atas,keluar huruf Tha, Dal,
dan Ta. Al- Imam IbnulJazariy berkata:
َ ‫ﻉ‬ ُۡ 丽
‫ﻥ ﺍ‬ ُ ‫ﺍ‬ ُ‫ﻩ‬‫ﻟ ﺪ ﺍ ﻝﻥ‬ ‫ﻟ ﻂﺀُ ﺍ‬



• “Dan huruf Tha,Dal, serta Ta dari ujung
‫ﭐﻟﺚ ﺍ ﺍ‬

lidahdandari (belakang) gigi seri atas. ”


Ujung lidah bertemu dengan pangkal gigi seri atas
• Ujung lidah yang sejajar dengan ujung gigi seri
bawah, sedangkan bagian tengah lidah yang
dekat dengan ujung lidah sedikit terangkat
mendekati langit-langit, keluar huruf Shad, Zay,
dan Sni .Al - Imam I b n u l J a z a r i y b e r k a t a :
َ ‫َﻳ ﺎ‬ ‫ُﻡ‬ ۡ
‫ﻡ ُﻭ ﻩ ﻥ• ِّ ﻡ‬
‫َﻥ ﺍ ﭐﻝ ُّﺱ ﻯ‬
• “Dan huruf-huruf shafir dari ujung lidah yang
sejajar dengan atas gigi seribawah. ”
• Huruf-huruf shafiradalah huruf yang memiliki
sifat shafir, yakniShad, Zay, dan Sin.
Ujung lidah bertemu dengan gigi bawahbagian atas dansuara
keluardariatas lidah keronggadi antara gigi seri atas dan gigi
seribawah
• Ujung lidah bertemu dengan ujung
gigi
ۡ ُ 丽
seri atas. Al- َ
Imam
َ Ibnul‫ﻉ‬ Jazariy berkata:

‫• ﻟ ﻆ ﺀُ ﺍ ﻟ ﺬ ﺍ ّﻝ ُ ﺍ ﻝ ﺍ ﻁﻡ‬
‫ﻝ‬

ِ
• “Huruf Dzha, Dzal, dan Tsa di atas
‫ﺍ‬

dari keduaujungnya. ”
• Kedua ujungnya maksudnya
adalah ujung lidah (bukan muntahal
hafah) denganujung gigi seri atas.
Ujung lidah bertemu denganujung gigi seri atas
” ‫ﺍ ﻟﺶ‬
‫ﻥ‬

• Padasyafatan (dua bibir), terdapat 2 (dua) makhraj untuk 4


(empat) huruf hijaiyah. Dalam hal ini, ada makhraj yang
melibatkan salah satu dari kedua bibir dan ada yang
melibatkankedua bibirsaat mengucapkan huruf-hurufnya.

Makhraj Bibir
Bagian dalam bibir bawah
Bibir atas dengan bibir
dengan ujung gigi seri atas bawah (‫ ﻭ‬,‫ﻡ ﺏ‬,)
(‫)ﻑ‬
• Perut (bagian dalam)
bibir bawah bertemu
dengan ujung gigi seri
atas, keluar huruf Fa.
Al-Imam Ibnul Jazariy
‫ﻡ‬
‫َ َﻉ‬
berkata: 。
‫ﻁ‬
َّ 。

‫ﻓﭑ ﺵ ﭑﻟ‬

َ
َ‫ﻓﺎ ﻩ‬
‫ﻝ‬ •

。 َّ

‫ﭐ‬ ‫ﻁ‬ ‫ﺍﺭ‬


َ ‫ﭐ‬ ‫ﻟﺚ‬ ‫ﭑﻟ ﺍ ﺍ‬

• “Dan huruf‫ ﻥ‬Fa dari


perut bibir yang
bertemu ujung gigi seri
atas. ”
” ‫ﺍ ﻟﺶ‬
‫ﻥ‬

• Dari syafatan (kedua bibir) keluar huruf


Waw, Ba, dan Mim. Al-Imam Ibnul
Jazariy berkata:
夕 ّ
‫ﺵ‬ ‫ﺎ‬‫َﺑﻝ‬
‫ِﻡ ﻱُﻡ‬ ‫ﻝ‬ ‫ﻟﭑ‬ ِ‫ﺀ‬
َ

• “Dan pada dua bibir terdapat
Untuk mendapatkan
suarayangsempurna,
maka sebelum
mengucapkan huruf
Waw, hendaknya
memonyongkan bibir
terlebih dahulu.
Yaitu dengan
merapatkan kedua
bibirsatusama lain,
menyentuhkannya
tanpa mengalirkan
udara
Yaitu dengan
merapatkan kedua
bibirdan mengalirkan
suaramelaluirongga
hidung
Ketikakeduabibir
merapat, maka aliran
suarapada huruf Mim
mengalir melalui
ronggahidung.
Namun saathuruf Mim
berharakat diucapkan,
maka aliran suara
mengalir melalui
rongga mulut.
• Makhraj khaysyûm merupakan makhraj penyempurna
(mukammil). Sedangkan makhraj aslinya adalah apa yang
berada di mulut. Untuk huruf Nun di ujung lidah dan
huruf Mim di kedua bibir. Makhraj asli pada kedua
huruf ini disempurnakan (mukammal) dengan kehadiran
makhraj khaysyûm.
• Suara mengalir melalui rongga hidung saat huruf Mim
dan Nun diucapkan dalam keadaan tasydid atau
sukun. Tepatnya pada saat makhraj mulut (mukammal)
saling menyentuhkan satu dengan yang lain (tashâdum).
Adapun pada saat makhraj mulut saling menjauh (tabâ’
ud), maka aliran suaramestimengalirsempurna dari
rongga mulut.
• Dari rongga hidung keluar huruf-huruf Ghunnah. Al-Imam
IbnulJazariy berkata:
‫ﻝ‬
َۡ
‫ﺵﻱ ﭐ ﺍ‬ُ s
‫• ُﻏ ﺓ‬
• “Dan makhrajnya ghunnahadalahronggahidung. ” ‫ﻮ‬
• Suara mengalir melalui rongga hidung saat huruf Mim
dan Nun diucapkan. Namun, aliran suara yang َ
mengalir ke rongga hidung bertingkat-tingkat. Kondisi
yang paling sempurna adalah pada saat Nun dan Mim
ditasydidkan. Sedangkan kondisi yang paling minimadalah
padasaat Nun dan Mimberharakat.
Ghunnah adalahsuarayang indah danteratur pada
huruf nun -termasuk tanwin- dan mim (dalam segala
macam kondisinya)
‫ﺻ ﻔ ﺎ ﺕ ﺍﻟﺤﺮﻭﻑ‬
‫ٌ‬ ‫ﻡﻥ‬
‫ۡ ﻡۡ ۡ‬
‫ﺍ ﺕُﺍ ﺭٌ ِ‬
‫ۡﻝ‬
‫ﺽﺩّ‬ ‫ﻝ ِ‬
‫‪ۡ:‬‬
‫ﺹ‬ ‫ُ‬ ‫ﺭﺥﻭٌ ُﺱ ﻝ‬
‫ۡ‬ ‫َ‬ ‫ﻇﺔ‬
‫ُ‬ ‫ََ‬
‫ﺕ‬ ‫ﻑ‬ ‫ﺩُ‬ ‫ﺹ ﺱﻙ‬ ‫ﻭﺱُ ﺍ ‪ :‬ﺙﻩُّ ٌ‬
‫ۡ‬ ‫َ‬ ‫َﺡ َ ۡ‬ ‫ﻉَ‬ ‫ّﻱ ‪:‬‬
‫ۡ ﻝ َ‬
‫ﺵ‬
‫ۡﺏﻉُ‬ ‫ﺹ [ﻉﻅُ ﺽ َّﺹ ُﺥ] ‪ٍ:‬ﻁ‬ ‫ُ‬
‫ِ ﻡ‬ ‫ﻝ‬ ‫ﺭﺥ‬
‫ِ‬
‫ُ‬ ‫ُ ۡ‬ ‫ﻡ ۡ‬ ‫َ َ‬
‫ﻭ‬
‫َ َ‬
‫ﻑ‬
‫َ‬
‫ُﺭ ﺭَّ َﻭ‬ ‫ٌ ُﻁ‬‫ﺍ ﺩُ ﺍ ﺩٌﻁَﺍ ﺀُﻅﺍ ﺀ ‪:‬‬
‫ﺱ‬ ‫ﺏﻝ ِﻡﻥ‬ ‫ﭐ ﻑﻭ ۡ ُﻝ ﭐ ‪ِ :‬‬
‫ٌ‬
‫‪َ ,‬ﺝ ٍﺩ ﺏُﻁۡ ‪ :‬ﺓ ﭐﻟﻞ ُۡ‬
‫ﻱ‬ ‫ﻭ‬ ‫َ‬ ‫ﺱِ‬ ‫ﺩٌ‬ ‫ﻳﺮﻩ‬
‫ُ‬
‫َﺡ ُ ُ ۡ‬ ‫ﻱٌ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﺍ‪:‬‬
‫ﺹ ﻑ ﺍﺭ ِۡﻥ ﭐﻭ ‪ ,‬ﺍ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ِِ‬‫َﺡ ﺍ ﻝ‬ ‫ُﻩ ﻡ‬ ‫ﺀٌ‬ ‫ﻭٌ‬
‫َ‬
‫‪ ,‬ﺽَﺍًﺍ ﭐۡ‬ ‫َّ َ‬ ‫َ‬ ‫ۡ‬
‫ﻁ‬
‫ﺩ ﺱ ِ‬ ‫ﺵﻑ ‪ :‬ﭐﻝ‬‫ﺕ ّ‬ ‫ﻭﻝ ِ‬ ‫ﺝُ ﻝ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﻥ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﺍ‬
‫ِ‬
‫ﻑ‬
‫ِ‬
‫ۡ‬
‫ۡﻝ‬ ‫ﻙ ﻱ‬ ‫ﭐﻝ‬
‫ﻣﻌ ﻨ ﻰ ﺻ ﻔ ﺎ ﺕ ﺍﻟﺤﺮﻭﻑ‬
• Secara bahasa, sifat bermakna:
َ ۡ
‫ﻡ‬
ۡ
‫َﻕ‬
‫َ ۡﻥ َ ﻡﺍ‬

ۡ
‫ﺶﺍ‬‫َّ ّﻟ‬ ‫َّﻱ‬
‫ﺍ‬ ‫ِ ِﻡﺀ ﺍ‬
‫ﻻ‬ ِۡ ِ
‫ﺱﺍﻝ‬ ِ ‫ﺓ‬ •

َ
َ ‫ِﻡﺏ‬ “

ّ‫ﺍ ﻝﻡ ﻱ‬
• “Apa apa yang melekat َ
padasesuatu,
baik itu inderawi ataupun maknawi
yang menjadikanciri ”
‫ﻣﻌ ﻨ ﻰ ﺻ ﻔ ﺎ ﺕ ﺍﻟﺤﺮﻭﻑ‬
• Sedangkan yang dimaksud shifatul huruuf secara
istilah adalah:
ٌ
ۡ
ۡ َ‫ۡﻥﺩ‬
ُ
‫ﺹ‬ ‫ﻑ‬
ِ ,‫ِﻩ‬ ‫ﺓ‬ ‫ﻅ‬ ‫ُﺭ‬َۡ
‫ﻝ ﺍ‬ ‫ِﻉ‬ّ‫ﻱ‬
ۡ ‫ۡﻩ ۡﻥ‬ َ
‫َّﺩ‬
‫َﻭ‬ ۡ
‫ﻑ‬
ُ ‫ِﻩ ِﺏ ﺍ ﻡ‬ ‫ِﻡ‬ ‫ﺭﺝ‬ ٍ ‫ﺱ‬
‫ﺵ‬ ‫ٍﺓ‬ ‫ﺃ‬ ‫ۡﻥ‬
ٍ َ
‫ﻙ‬
• “Cara yang nampak• pada suatu huruf saat keluar
dari makhrajnya, yang dengannyaiabisadikenali,
baikberupa jahr, hams,syiddah,qalqalah,atau ”
‫ﻓ ﻮ ﺍ ﺋ ﺪ ﻣﻌﺮﻓﺔ ﺍ ﻟ ﺼ ﻔ ﺎ ﺕ‬
Di antara manfaat mengenal sifat-sifathuruf
adalah:
Dapatmembedakan huruf-huruf
yang makhrajnya sama.

Dapat mengetahuilemah
kuatnyasuatu huruf.

Dapat membaguskan /
memperbaiki pengucapan huruf.
‫ﺗﻘﺴﻴﻢ ﺻﻔﺎﺕ‬
Shifatul Huruf
Lazimah/ Dzatiyah 'Aridhah

Tidak Memiliki Tafkhim, Tarqiq,


Memiliki Lawan Lawan Ikhfa, Iqlab, dll

Jahr, Rakhawah, Hams, Syiddah (dan Shafir, Qalqalah,


Istifal, Infitah, tawassuth), Isti'la, Liin, Inhiraf, Takrir,
Ishmat Ithbaq, Idzlaq Tafasysyi, Istithalah
‫ﻣﺬﺍﻫﺐ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ ﻓﻲ ﻋﺪﺩ ﺍﻟﺼﻔﺎﺕ‬

Pendapat para Ulama mengenaijumlah Sifat


Dzatiyah:
As-Sakhawidan
.Tujuh Belas Asy-Syathibi .Empat
(17) . Enam Puluh
Belas (16) Empat (44)

Ibnul Jazariy Al-Imam Makkiy


‫ﺻﻔﺎﺕ ﻟﻬﺎ ﺿ ﺪ‬

‫ﻡ َۡ ٌ‬ ‫ۡ ﻡۡ ۡ‬
‫ۡﻝ‬‫ﻟﺾﺩّ‬
‫ِ‬ ‫ُﺹﻡ ﺓ‬
‫ﻡ‬
‫ُﻥ‬ ‫ﺭﺥﻭٌ ُﺱ ﻝ‬
‫ﺭٌ ِ‬ ‫ُ‬
‫ﺍﺕ ﺍ‬
‫ُ ۡ‬ ‫َﻕ َ‬ ‫ۡ‬ ‫ََ‬
‫ﻅﻑ ‪ :‬ﺍ‬ ‫ﻁٍ‬ ‫ُﺩ ﺕ‬ ‫ٌ‬
‫ﺹ ﺱﻙ‬ ‫ﺙﻩُّ‬ ‫ﻭﺱُ ﺍ ‪:‬‬
‫ﺹ ۡ‬ ‫َ‬ ‫ۡ‬
‫ۡ‬
‫ۡﺏﻉُ‬ ‫ُ‬
‫ﺽ ﺹ ] ‪ٍ:‬ﻁ‬
‫ﺥ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ﻉ‬
‫َﺡ َ [ﻅُ‬ ‫ﻉَ‬
‫ُ‬
‫ﺭﺥ ﻝ ﻱ ‪ ِ :‬ﻡ‬
‫ﻝ‬ ‫ﺵ‬
‫ّ‬ ‫ِ‬
‫ﻑ‬
‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ ۡ‬ ‫ﻡ ۡ‬ ‫ََ َ‬
‫ُﺭ ﺭَّ َﻭ‬ ‫ٌ ُﻁ‬‫ﺍ ﺩُ ﺍ ﺩٌﻁﺍ ﺀُﻅﺍ ﺀ ‪:‬‬
‫ﺱ‬
‫َ‬
‫َﻭ‬ ‫ﺏﻝ ِﻡﻥ‬‫ﭐ ﻑﻭ ۡ ُﻝ ﭐ ‪ِ :‬‬
‫ﺍ ﻟ ﻬ ﻤ ﺲ ﻭ ﺍﻟﺠﻬﺮ‬
• Secara bahasa hams artinya samar atau
tersembunyi. Adapun secara istilah bermakna
mengalirnya napas saat mengucapkan huruf-huruf
hijaiyyah. Maksudnya napas tidak tertahan di
pita suara sehingga berhembus deras dari mulut
kita.
• Huruf-hurufnya ada 10 (sepuluh) sebagaimana
َ
‫ﺹﺱ‬ٌ
disebutkanoleh Imam IbnulJazariy:
َ ۡ ‫ﻑ َﻩ َﺡ‬
َ ُۡ
‫ﺕﻙ‬ ُ‫ﺙَّ َﻡ ۡﻩ ُﻡﻭﺱ‬
‫ ﻫﺎ‬: ‫• ﺥ‬
• “ Huruf-huruf hams adalah “fahats-tsahu
syakhshun sakat ” (Fa, Ha, Tsa, Ha, Syin, Kha, Shad,
‫ﺍ ﻟ ﻬ ﻤ ﺲ ﻭ ﺍﻟﺠﻬﺮ‬
• Secara bahasa jahr artinya terang ataujelas. Adapun
secara istilah bermakna tertahannya udara di pita
suara saat mengucapkan huruf-huruf hijaiyyah,
sehingganapastidak mengalirderas.
• Di antara cirinya adalah terasa getaran yang cukup
kuat pada pita suara saat kita mengucapkan huruf-
huruf jahr. Tertahannya udara pada pita suara ini
mengakibatkan udara yang mengalir keluar mulut
berubah menjadi bunyi.
• Huruf-hurufnya adalah selain huruf-huruf hams yang
terkumpulpada kalimat :
ُ‫ﻅ‬ ُ‫ﺏﻁَ ََّﺝﺩۡﺯﺽ ﻱ ﺉ ﺍ ﻥ‬
َ

‫ﺍ ﻟ ﻬ ﻤ ﺲ ﻭ ﺍﻟﺠﻬﺮ‬
‫ﺗﻨﺒﻴﻪ‬
• Berhati-hatilah saat mengucapkan huruf-huruf Jahr! Jangan
sampai ia berubah menjadi Hams. Misalnya pada
saat mengucapkan huruf Ba, Dal dan Jim. Ketiganya adalah
huruf Jahr, yang artinya tidak boleh ada hembusan udara yang
keluar saat huruf tersebut diucapkan, udara yang terdorong
harus berubah sempurna menjadi suara. Pada huruf Jim, bila
tengah lidah tidak terangkat dengan benar, maka
suaranya akan mendekati suara “c” .
• Begitupun dengan huruf Ghain, Zay, Dzal, dan Zha,
dimana sangat riskan sekali untuk mengalirkan udara
saat mengucapkannya. Maka, jangan berhenti berlatih sampai
kita bisa mempraktikkan pengucapannya dengan sempurna.
‫ﺍ ﻟ ﺸ ﺪ ﺓ ﻭ ﺍﻟﺮﺧﺎﻭﺓ‬
• Syiddah artinya kuat. Secara istilah bermakna tertahannya
suara pada makhrajnya saat huruf-hurufnya diucapkan. Ciri
huruf-huruf syiddahadalahtidakbisadibunyikan saatdalam
keadaan sukun disebabkan saat menekan makhraj, suara
langsung terputus. Bila suaranya berhenti, tidak akan bisa
dilanjutkan lagi.
• Jumlah hurufnya ada 8 (delapan). Al-Imam Ibnul Jazariy
berkata:
ۡ ُ َ
‫ُﺩﻕ‬
‫ ﺍ‬: ‫ﻅﻑ‬ ٍ‫ﻁ‬ ۡ‫ﺕ‬


• “ Huruf yang bersifat syiddah terhimpun dalam lafazh
‫ﺍ ﻟ ﺸ ﺪ ﺓ ﻭ ﺍﻟﺮﺧﺎﻭﺓ‬

‫‪Qalqalah‬‬ ‫‪Hams‬‬ ‫‪Taghyîr‬‬

‫ﻗﻄﺐ ﺟﺪ‬ ‫ﺍﻟﻜﺎﻑ ﻭﺍﻟﺘﺎﺀ‬ ‫ﺍﻟﻬﻤﺰﺓ‬


‫ﺍ ﻟ ﺸ ﺪ ﺓ ﻭ ﺍﻟﺮﺧﺎﻭﺓ‬
• Rakhawah atau rikhwah secara bahasa artinya lembut.
Huruf-huruf ini lemah menekan pada makhrajnya dan
suara mengalir sempurna saat huruf-hurufnya
diucapkan.
‫ُﺥ‬
J u m l a h n y a a d a 1 6 ( e n a mb e l a s ) y a n g t e r k u m p u l d a l a m :
َّ َ َّ َّ
‫َّ ﻱﺯ‬
‫ﻑ‬ ۡ ۡ
‫ﻩ ٍ َ ﺍﺱ‬
‫ﺵ‬ ۡ ‫ﺽ‬‫• ﺙﻅ‬
‫ﺡ‬ ‫ﺱ‬
‫ۡ ۡﻙ‬ ۡ ۡ ۡ
‫ﺕ‬ ‫ﺩ‬ ‫ﺝ‬
‫ﺍ ﻟ ﺘ ﻮ ﺳ ﻂ ﺃﻭ ﺍﻟﺒﻴﻨﻴﺔ‬
• Huruf-huruf bayniyyah atau tawassuth adalah
huruf- huruf yang memiliki sifat di antara
syiddah dan
َّ ۡ ۡ
َ ‫ﻟﺶ ﻱـ ﻥ ﻉ‬
rukhawah. Al-Imam IbnulJazariy
‫ُﻡ ـ‬
berkata:
‫ﻝ‬ ‫ﻱـ ﺭِ ـ‬ •
ِ ‫” ﺥ‬
• “ Dan di antararakhawahdansyiddah “lin ‘ Umar
‫ـ‬
• Huruf-huruf ini tidak tertahan suaranya bila
diucapkan sebagaimana huruf-huruf syiddah.
Namun aliran suaranya jugatidak selembut dan
seringan huruf-huruf rakhawah.
Karenanyadisebuthuruf pertengahan.
‫ﺗﻨﺒﻴﻪ‬
• Perhatikan bahwa huruf Kaf dan Ta termasuk huruf Syiddah yang
suaranya tertahan saat kedua huruf ini diucapkan. Karenanya berhati-
hatilah saat mengucapkan kedua huruf ini, karena keduanya juga
memiliki sifat Hams, yakni mengalirnya udara saat keduanya
diucapkan. Jangan sampai Hams-nya terlalu mendominasi sehingga
menghilangkan sifat Syiddahnya. Kedua sifat tersebut harus tampak
saat huruf tersebut diucapkan. Al Imam IbnulJazariy mengatakan,

‫ﺍ‬ ُ ‫ﺵ ِۡ ﻙِﻙ‬
ِ ‫ﺍ‬ ‫ﺍ‬ ّ‫ِﻉ ﺩ‬ •
• َ
“Dan peliharalahsifatsyiddah pada hurufKafdanTa
• Sebagaimana dalam kalimat “Syirkikum “Tatawaffa dan
“Fitnata ”
‫ﺗﻨﺒﻴﻪ‬
• Al-Imam Ibnul Jazariy juga mengingatkan agar kita
senantiasa menyempurnakan sifat Jahr dan Syiddah yang
ada pada huruf Ba dan Jim, Sebagaimana perkataan beliau:
‫ّﺩ‬
ۡ
‫ٍﭐ ُﺕّﺙﺕ ﺝ ﻟ‬ َ
ِ‫ﺏ ﻟ ﺹ‬
‫ﺏ‬ ِ ‫ﭐﻟﺞﻱ‬
ِ ‫• ﻱ ﺍ ِّﻑ‬
ۡ

‫َ ﺡ‬

‫ﭑ‬ ‫ﭑ‬
‫َ ﻭ‬

َ َّ َ

‫ۡ ﺡ‬

َ ‫ﭐ‬
‫َ ﻭﭐ‬

‫َ ﺞﻟ‬

‫ِ ﺭ‬

‫َ ﻮﺻ‬ ۡ

َّۡ
ۡ
‫ۡ ﺏ‬
‫ﻳ‬
‫ﭑَِّﻠ‬ ‫َ ﻭﻉ ﺷ‬
‫ﭑﻠ‬ •
‫َ ﺭ‬
‫ﺓ َ ﻭ‬

• “Dan sempurnakan sifat Syiddah dan Jahr yang terdapat


padanya (Huruf Ba) dan Huruf Jim, seperti kalimat Hubbi,
Ash-Shabri. Rabwatin, Ujtutstsat, Hajji,danAl-Fajri. ”
• Syaikhul Islam Zakariya Al-Anshariy berkata: “
Maksudnya agar “ Ba” tidak menyerupai “ Fa ” (atau “
‫ﺗﻨﺒﻴﻪ‬
• Huruf-huruf rakhâwah sakinah mesti diucapkan mengalir,
jangan sampai terbaca sebagaimana huruf-huruf syiddah
yang tertahan, sedangkan huruf-huruf bayniyyah memiliki
aliran suaranamuntidak sederas huruf-hurufrakhâwah.
• Huruf-huruf Syiddah Sakinahmenekan kuat ke makhraj-nya.
PadaQaf, Tha, Ba, Jim,dan Dal dipantulkan.
• Pada Kaf dan Ta ditekan hinggaterhembusudara/ nafas.
• Pada huruf Hamzah terjadi beberapa perubahan yang
menyesuaikan.
• Berhati-hatilah dengan ikhtilas (‫ )ﺍﻟِ ﺨﺘﻠَّ ﺲ‬dan isyba’ ( ‫) ﺍﻹﺷﺒﺎ ﻉ‬.
‫ﺗﻨﺒﻴﻪ‬
• Ikhtilas artinya memendekkan harakat atau
mempercepat pengucapan suatu huruf sehingga
terdengar lebih cepat dibandingkan huruf di
sebelahnya. Padahal seharusnya setiap huruf mesti
dibaca dengan kadar yang setara antara satu
dengan lainnya.
‫ﺗﻨﺒﻴﻪ‬
• Isyba’ adalah memanjangkan harakat suatu
huruf dibandingkan huruf di sebelahnya.
Para Ulama jugamenyebutnya Tamthiith.
‫ﺗﻨﺒﻴﻪ‬

Ukuran Panjang Huruf

Saat Berharakat Saat Sukun

Syiddah Bayniyyah Rakhawah Syiddah Rakhawah


Bayniyyah

ُ
‫ِ ِﻧﻊ ﺍ‬ ۡ َ
ِ ‫ﻙﺕ‬
ُ‫ُﺡ‬
‫ﺹ‬ ‫ﺃﻙ‬ ۡ‫ﻉ ﻡ‬
َ َ‫ﺕ‬ ۡ
‫ﺃ ﻝ‬
‫ﺱﻡ‬
ِ
‫ﺍ‬
‫ﻗ ﻴ ﺎ ﺱ ﺃﺯﻣﻨﺔ ﺍﻟﺤﺮﻭﻑ‬
Rakhâwah
Aliran Suara

Tawassuth/ Bayniyyah
Aliran Suara

Syiddah
Aliran Suara
‫ﻗ ﻴ ﺎ ﺱ ﺃﺯﻣﻨﺔ ﺍﻟﺤﺮﻭﻑ‬
• Huruf-huruf rakhâwah, mesti diucapkan dengan suara yang
mengalirtanpaterhenti.
• Dalam hal ini termasuk huruf Ya dan Waw. Walaupun sebagian
ulama membaca dengan nabr saat bertasydid, namun bukan
berartimenghilangkan sifatrakhâwah-nya.
• Huruf-huruf syiddah, diucapkan dengansuarayang tertahan
dantidak dialirkan.
• Huruf-huruf bayniyyah selain ghunnah, diucapkan dengan
menampakkan sedikit aliran suara, tidak terputus
sebagaimana huruf-huruf syiddah, jugatidak mengalir deras
sebagaimana huruf-hurufrakhâwah.
• Huruf-huruf ghunnah, diucapkan dengan menyempurnakan
ghunnahnya dan menahansuarakuranglebih dua harakat.
‫ﺗ ﻄ ﺒ ﻴ ﻖ ﻋﻤﻠﻲ‬
‫ﺍﻻﺳﺘﻌﺎﻠ ﺀ ﻭ ﺍﻻﺳﺘﻔﺎﻝ‬
• Secara bahasa isti’la artinya tinggi atau terangkat.
Maksudnya adalah terangkatnya pangkallidah kearah langit-
langitsaat mengucapkan huruf-hurufnya.
• Saat mengucapkan huruf-huruf isti’la, lidah menegang dan
pangkal lidah terangkat yang menyebabkan suara menjadi
tebal (tafkhim). Huruf-hurufnya ada 7 (tujuh) sebagaimana
disebutkan Al -Imam IbnulJazariy:

ۡ ‫ٍﻁ‬ ُ َ ۡ
: ] ‫[ﻅﺽ َّ ﺹ ﺥ‬
‫ُﻉ‬ ‫ﺹ‬‫َ َﺡ‬
• “ Dan tujuh yang tinggi saya ringkas dalam “ khush-
sha dhaghthin qidzh”
َ َ
‫ﺱ‬
ُ ‫ﻭ ﺏۡ ﻉ‬ •
‫ﺍﻻﺳﺘﻌﺎﻠ ﺀ ﻭ ﺍﻻﺳﺘﻒﺍﻝ‬
• Istifal artinya menurun atau merendah. Maksudnya
adalah keadaan rileksnya lidah sehingga lidah turun
di dasar mulut saat mengucapkan huruf-huruf
tersebut. Huruf istifal adalah selain huruf isti
yang
’la terkumpul dalam kalimat:
َ
‫ﺱ‬ ‫ﺯ‬
ُۡ َّ
ۡ‫ﻥ‬ ‫ۡ“ ﺭ‬
َ‫ﺕ‬ َ ‫َِ ﺇﻭﺫ ﻡ‬ ُ ‫ُ ﻩﻱ‬ ‫ّﻙ‬
‫َ َ ُﻑﺡﺩ‬


• Posisi lidah saat mengucapkan huruf-huruf istifal
‫ﺗ ﻄ ﺒ ﻴ ﻖ ﻋﻤﻠﻲ‬
‫ﺍ‬ ‫ﺱﺍَ‬ ‫ﺍ ﻁﺍَ‬
‫َ َ‬
‫ﻙ‬
‫ﻍ َ‬
‫َ‬
‫ِﻝ‬ ‫َ‬
‫َﻙ ﺍ‬
‫ﺍ ﻹ ﻃ ﺒ ﺎ ﻕ ﻭ ﺍﻻﻧﻔﺘﺎﺡ‬
• Ithbaq secara bahasa artinya menempel, bertemu, lengket
atau rekat. Maksudnya adalah pangkal lidah dan tengahnya
naik ke atas langit-langit dengan kadar yang lebih tinggi
daripada isti ’la, sehingga seolah-olah menempel
dengan langit-langit.
• Hasilnya, suara akan terasa sangat tebal. Jadi, ithbaq
ini lebih khususdaripadaisti’la. Setiap huruf ithbaq
pastiisti’la, tapitidaksemua hurufisti’la ituithbaq.
• Al-Imam IbnulJazariy berkata:
‫ﻡ‬ َ ُ ‫ﺀ‬ ‫ﺎ‬ َ ‫ﻃ‬ ۡ َ
‫ٌ ﺀﺍﺽُ ﺍ‬ ٌ
‫ ﺍﺩ‬: ُ
‫ﻁﺩ‬ •
• “DanShad,Dhad, Tha, Zha, itu huruf-huruf ithbaq. ”
‫ﺍ ﻹ ﻃ ﺒ ﺎ ﻕ ﻭ ﺍﻻﻧﻔﺘﺎﺡ‬
• Secara bahasa, infitah artinya terbuka, terpisah, atau
menjauh. Maksudnya adalah adanya ruangan yang terbuka
antara lidah dengan langit-langit sehingga udara atau suara
mengalir di tengahnya saat mengucapkan huruf-hurufnya.
dalam kalimat adalah selain huruf ithbaq yang terhimpun
Huruf-hurufnya

َ َ
‫َ ٍﻋﺔ َﺱ ﻭُ ۡﺝ َﺩ ﺫ َ ﺃ ﻡ َ ۡﻥ‬ َّ ُ ‫• ﻍ‬
‫ﻕ‬ ‫ﺏ‬
• Sifat infitah lebih umum daripada sifat istifal. Setiap yang
istifal pasti infitah. Tapitidak setiap yang infitah pastiistifal.
‫ﺍ ﻹ ﺫ ﻻ ﻕ ﻭ ﺍ ﺈﻟﺻ ﻤ ﺎ ﺕ‬
• Secara bahasa adz-dzalq artinya bagian ujung lancip lidah.
Sedangkan menurut istilah idzlâq adalah huruf-huruf yang
menurut logika serta kebiasaan orang-orang Arab terasa
ringan dan cepat saat diucapkan, disebabkan makhrajnya
berada padaujung lisanataukeduabibir.
• Huruf-huruf idzlaq adalah huruf-huruf yang makhrajnya
pada dua bibir atau sangat dekat dengan dua bibir.
Jumlahnya ada 6 (enam), sebagaimana perkataan Al-Imam
Ibnul Jazariy:
ۡ ُ ۡ
‫ﻩـ‬ ‫ﺫ ﻻ ﻑﻭ ۡﻝُ ﺍ‬
ُ
‫ﺏـﻝ ِﻡ ۡـﻥ ﻑ َ ـﺭَّ َﻭ‬
ِ •
‫ﺍ ﻹ ﺫ ﻻ ﻕ ﻭ ﺍ ﺈﻟﺻ ﻤ ﺎ ﺕ‬
• Lawannya idzlaq adalah ishmat. Huruf-hurufnya
selain huruf-huruf idzlaq yang terangkum dalam
perkataan berikut:
َ a َّ ‫ۡﺩ‬ ً ُۡ
‫ﺽ‬ ‫ﻙ‬ ‫ﺥ ﻁٍ ﺵ‬ ‫ﺱ‬
َ
ِ ‫ﺍ‬ ‫ﺹ‬
ِ ‫ﻅ ﺫ ﺇ ﺓ ــ‬

‫• ﺝ ُ َّﺯ‬
• Secara bahasa, ishmat berarti tertahan. Secara
istilah artinya berat dan sulitnya mengucapkan
huruf-huruf ini disebabkan jauhnya makhraj dari
ujung lisanataukeduabibir.
‫ﺍ ﻹ ﺫ ﻻ ﻕ ﻭ ﺍ ﺈﻟﺻ ﻤ ﺎ ﺕ‬
• KH. Maftuh Basthul Birri menukil dari Al-Imâm Asy-Syâthibiy, bahwa
beliauberpendapatsifat
idzlâqdanishmâtinitidakmemilikiketerkaitan khusus dengan
permasalahan tahsîn tilâwah atau kefasihan lidah, karenanya
beliau memilih untuk tidak menyebutkan sifat ini dalam
pembahasan tajwid atau qiraat. Hal yang sama juga disampaikan oleh
para ulama tajwiddan qiraat, baikmelaluilisan atau tulisan.
• Asy-Syaikh Muhammad Mahmûd Hawâ mengatakan dalam Asy-Syarhul
‘Ashrî bahwa kedua sifat ini merupakan sifat sharfiyyah yang
erat kaitannya dengan bahasa Arab. Dalam bahasa Arab, sebuah kata
yang ushul-nya terdiri atas empat atau lima huruf mesti terkandung
salah satunya hurufidzlâq untuk memudahkan pengucapan mereka.
Apabila kita menemukan adanya sebuah kata dalam bahasa Arab
yang terdiri atas empatatau lima huruf seluruhnya adalah huruf-
hurufishmât, maka dapat dipastikan bahwa kata tersebut merupakan
kata serapan, bukan kata asli bahasa Arab, seperti (‫ )ﻋﺴﺠﺪ‬atau (‫)ﺃﺳﺘﺎﺫ‬.
‫ﺍﻟﺼﻔﺎﺕ ﺍﻟﺘﻲ ﻻ ﺿ ﺪ ﻟ ﻬ ﺎ‬

‫َ‬ ‫َ‬ ‫ٌ‬ ‫َﺝ ُ ۡ ُ‬


‫ﺹ ﺍﻝﻝﻳ ُ‬
‫ﻦ‬ ‫ﺱﻳﻦُ َﻭ َﺯ ٌ‬
‫ﺍﻱ ﺍﺹ ﺍ‬ ‫‪ِ ...‬‬ ‫ٌ‬
‫ﻫﻴﺮﺏﻁﻕﺩ" ﺓ‬‫َﻭ" ٍﺩَ‬
‫ﺢ‬ ‫ﻒَ َ‬
‫ﺗ‬ ‫ﻧ‬‫ۡ‬ ‫ۡ‬ ‫ُ‬‫َﺡ ُ‬
‫َﻭ َﻱ ﺍ ﺀ ٌ َﺍﻭ‬ ‫ﻝ ﺍ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫‪ ...‬ﺍُﻩ ﻡ ﺍِ َﻭِ‬ ‫ﺍﻭ ﺍ‬
‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ۡ‬
‫ﻥ‬ ‫ﺍﺭ‬
‫َ‬ ‫ﻑ‬ ‫ٌ‬
‫ﺡﻭ ﺍﺹ‬
‫ُ‬
‫ﺽَﺍ ﺍ ﺍﺍ ۡ ۡﻝ‬ ‫ﻝ‬‫ۡ‬ ‫ۡ‬ ‫َّ‬
‫ﺩ ﺱ ﻁِ‬ ‫ﻙ ﻱ ﺝُ ‪ ...‬ﻟﻞ ﺕّ ِّ‬
‫ﺵ ﺍﻝ‬ ‫ﻝ‬ ‫ﻑﺍﻟﻼ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫َ‬
‫ﺍﻟﺼﻔﺎﺕ ﺍﻟﺘﻲ ﻻ ﺿ ﺪ ﻟ ﻬ ﺎ‬

Shafir Qalqalah Liin Inhiraf

Ghunnah
Takrir Tafasysyi Istithaalah
(+)

Ta`affuf
Khafa’ (+)
(+)
‫ﺍﻟﺼﻔﻴﺮ‬
• Shafir, secara bahasa artinya suara yang
menyerupaisuaraburung.
• Sedangkan secara istilah bermakna suara
tambahan yang keluar dari dua bibir
yang menyertai hurufsaathuruf tersebut
diucapkan.
• Huruf shafir ada 3 (tiga) sebagaimana
‫ﻱ ﻱــ‬ ٌ
perkataanAl-Imam IbnulJazariy: ‫ﺍ‬ َ ‫ﺍ‬ َ ‫ﻱـ‬
ِ
‫ﺱ‬ ٌ‫ﺩ‬ ‫ﺹـ‬ ُ ‫ﺭ‬
‫ ﻩ ـ‬Zay,
“Huruf yang memiliki sifat shafir adalah Shad,
danSin. ” ‫ـ‬ ‫ـ‬
‫ﺍﻟﺼﻔﻴﺮ‬
• Suara tambahan yang dimaksud adalah
desisanyang jelas yang membedakan antara
ketiga huruf ini dengan selainnya. Sebagian
ulama membedakan desisan pada ketiga
huruf ini.
• Huruf Shad : sepertisuaraangsa (‫)ﺍﻷﻭﺯ‬
• HurufZay : sepertisuaralebah
• Huruf Sin : sepertisuaraular/ belalang
‫ﺍﻟﻘﻠﻘﻠﺔ‬
• Al-Qalqalah, secara bahasa bermakna guncangatau
bergetar. Adapun secara istilah bermakna getaran
pada makhraj saat mengucapkan huruf-hurufnya
yang sukunsehinggaterjadipantulanyang kuat.
• Huruf-hurufnya ada 5 (lima) sebagaimana
perkataanAl-Imam IbnulJazariy:
َ َ َ ۡ
‫ﺝــ‬ ‫ﻝﻕـﻝـﺓٌ ﻁۡـ‬
“Huruf yang memiliki sifat qalqalah “quthbu jadin”
(Qaf, Tha, Ba,Jim,danDal). ”
‫ﻣﺮﺍﺗﺐ ﺍ ﻟ ﻘ ﻠ ﻘ ﻠ ﺔ‬
Al-Imam IbnulJazariy berkata:

‫ﻗۡ َﻮ‬ ‫ﻭ‬ َ


‫ﻥ ۡ َﺏ‬
َ ‫ﺍ‬ َ َ
‫ﻙﺇ‬
‫ِ ﺱ‬ ۡ ‫ﻭ‬‫ﻥ‬
‫ﻙ‬َ ‫ﻡ‬
‫ﺇ‬ُ ِۡ
ُ
‫ﺍ‬ ‫ﻻ‬ ‫ﻑ ﺍ‬ ‫ﻻ َ ِﻱِﻥ‬
“ Danjelaskanlah ( pengucapan) Qalqalahsaatsukun,
Dan lebih jelaslagi (pengucapannya) padasaat waqaf.”
ۡ
• Ashghar, terjadisaat berharakat,
• Shughra, terjadi pada huruf qalqalah yang sukun di tengah
kalimat,
• Kubra, terjadi pada huruf qalqalah yang sukun di akhir
kalimat.
• Akbar, terjadidi akhir bertasydid.
‫ﻛ ﻴ ﻔ ﻴ ﺔ ﻧ ﻄ ﻖ ﺍﻟﻘﻠﻘﻠﺔ‬
• Pantulannya tarqîq, terjadi pada huruf Ba, Jim,
dan Dal,
• Pantulannyatafkhîm, terjadipadahuruf Qafdan Tha,
• Panjang suara pantulan kurang dari panjang huruf
berharakat (kurang dari satu harakat, dikatakan:
setengah harakat),
• Volume bunyi pantulan sama kuatnya dengan ketika
berharakat,
• Suara pantulan mengalir dan tidak terhentak,
khususnya padasaat qalqalah shughra.
‫ﺃﺧﻄﺎﺀ ﻋﻨﺪ ﻧﻄﻖ ﺍﻟﻘﻠﻘﻠﺔ‬

• Suara pantulan menyerupai suara huruf yang


berharakat, baikitu dhammah,kasrah, ataufathah.
• Menambah huruf Hamzah setelah pantulan,
sehinggasuaraterdengar menghentak.
• Menambah suara baru saat memantulkan huruf-
huruf Qalqalah sehingga pantulan lebih
memanjang.
• Memberikan jeda antara pantulan dengan huruf
selanjutnya pada saat memantulkan Qalqalah
shughra.
‫ﺍﻟﻠﻴﻦ‬
• Secara bahasa Al-Liin artinya lembut atau
mudah. Secara istilah bermaknapengucapan huruf yang
lembut dan mudah tanpa dipaksakan saat
mengucapkan huruf- hurufnya. Jumlahnyaadadua,
yakni Wawsukun dan Ya sukun yang sebelumnya
terdapat huruf berharakat
fathah. Al-Imam IbnulJazariy
‫َﺍ‬ ‫ﺍ‬ َ َ َْ ‫ﻝـ ـﻱـ ﻭٌ َﺍ ﺀٌ َﺍ‬
berkata:
‫ﻡـ‬ ‫ﻥـ ﻥـﻑـﺕـﺡ ـ‬ ‫ﻱـ‬

“Dan huruf liin itu adalah apabila Waw dan Ya dalam


keadaansukun, serta ada huruf berharakat fathahsebelum
keduanya. ”
‫ﺍﻟﻠﻴﻦ‬
Catatan:
• Ketika mengucapkan huruf sukun, pengucapan
harakat mesti diperhatikan dengan baik dan benar.
Kesalahan biasanyaterjadisaat mengubahliin pada
Ya menjadi imalah dan mengubah liin pada Waw
menjadivokal “ o ” .
• Kesalahan lainnya adalah pembaca Al-Quran seolah
menambahkan hamzah kasrah pada liin Ya atau
menambahkan hamzah dhammahpadaliin Waw.
‫ﺍﻻﻧﺤﺮﺍﻑ‬
Secara bahasa Al-Inhiraaf artinya miring atau melenceng.
Sedangkan secara istilah artinya huruf yang pengucapannya
miring setelah keluar dari ujung lidah hingga beralih ke
makhraj huruf selainnya. Hurufnya ada 2 (dua), sebagaimana
perkataanAl-Imam IbnulJazariy :
‫َﺍﻭ‬ ُ َّ ‫ﻭﺍ‬
‫ِ ِﻝ َـﻝﺍﺭَّ ﻝﺍ ﻱـ ﺡ َﺡـﺍـﺹُ ﻑ ﺍﺭ َــ‬
‫ـ‬
“ Dan inhiraf dibenarkan pada huruf Lam dan Ra.”

Pada huruf Lam dan Ra, terjadi perubahan makhraj setelah


lidah digerakkan, dan ini diperbolehkan menurut para Imam
Qurra. Huruf Lam miring ke makhraj Nun di ujung
lidah, sedangkan huruf Ra miringkemakhraj Lam diujung
sisilidah.
‫ﺍﻻﻧﺤﺮﺍﻑ‬
Sebagian ulama berpendapat bahwa inhirâf
bermakna pergeseran sifat dan suara. Huruf Lam dan
Ra asalnya merupakan huruf rakhâwah, kemudian
suaranya bergeser ke arah syiddah, disebabkan
tertahannya aliran suara oleh lidah.
Artinya, menurut beliau sifat al-inhiraaf merupakan
sifat yang terjadi secara thabi’ i (alamiah) saat
huruf Lam dan Ra diucapkan. Sifat tersebut
tidak berhubungan langsung dengan hukum-hukum
tajwid dan kesempurnaan mengucapkan huruf.
‫ﺍﻻﻧﺤﺮﺍﻑ‬
‫ﺍﻟﺘﻜﺮﻳﺮ‬
• Secara bahasa berarti berulang-ulang. Adapun
secara istilah adalah bergetarnya ujung lidah lebih
dari sekali saat mengucapkan huruf Ra. Hurufnya
ada satu, yakni huruf Ra. Al-Imam Ibnul Jazariy
:berkata
ۡ
‫ۡﻝ‬ ‫ﻙ ﻱـ‬ ‫ﻝـ‬
“Dan Ra disifati dengan takrir. ”
• Sifat Takrir merupakan pembeda antara huruf Ra
dengan Lam. Huruf Ra tanpa takrir akan menjadi
Lam sebagaimana huruf Lam yang diberi takrir
akan menjadi Ra.
‫ﺍﻟﺘﻜﺮﻳﺮ‬
• Getaran pada huruf Ra sedikit tersembunyi dan disesuaikan
dengan keadaan tipis dan tebalnya. Namun, jangan
terlalu menyembunyikan getaran pada huruf Ra karena
dapat berpotensi mengubah huruf Ra menjadi huruf “ R ”
dalam bahasa Inggrisyangcenderung mirip huruf “w”.
• Terkhusus padasaathuruf Ra ditasydidkan, makasifattakriryang
melekat pada huruf Ra mesti disembunyikan. Imam Ibnul Jazariy
berkata:
َ ۡ َ
‫ﺵ‬ ‫ﺍ‬ َ‫ﻙ‬ ۡ
ُ‫ﺩ‬ ِ‫ﺇ‬ ‫ﺕـ‬ ‫ﺥ ـــ‬
“Dansembunyikanlah sifat takrir (padaRa) saatditasydidkan. ”
‫ﺍﻟﺘﻔﺶـﻱ‬
• Secara bahasa berarti menyebar.
Sedangkan secara istilah adalah
menyebarnya udara dengan deras di dalam
mulut saat mengucapkan hurufnya. Huruf
yang memiliki sifat tafasysyi adalah Syin.
Al-Imam IbnulJazariy berkata:
ۡ ‫ﻟﻞﺕّﺵـﻱ ﺍﻝ‬
‫ﻱ‬
َ
“Dan huruf yang memiliki sifat tafasysyi
‫ـ‬
adalahSyin. ”
‫ﺍﻟﺘﻔﺶـﻱ‬
• Sifat tafasysyi pada Syin akan terasa sempurna bila bibir
tidak terlalu terbuka saat mengucapkan hurufnya. Maka,
hindari memonyongkan bibir saat mengucapkan huruf
Syin. Bila bibir terlalu terbuka, maka angin tidak akan
menyebar di dalam mulut yang mengakibatkan hilangnya
sebagian sifat tafasysyipada huruf Syin.
• Syaikh Ayman Rusydi Suwaid mengatakan bahwa sedikit
memonyongkan bibir secara alami saat mengucapkan
huruf Syin dan tidak mengakibatkan perubahan suara,
maka tidak mengapa. Adapun memonyongkan bibir
sebagaimana memonyongkannya pada dhammah, maka
hal tersebut terlarang disebabkan terjadi perubahan
suaradan hilangnya kesempurnaan sebagian sifatnya.
‫ﺍﻹﺳﺘﻄﺎﻟﺔ‬
• Al-Istithaalah artinya memanjang.
Secara istilah bermakna bergeraknya
lidah ke depan sepanjang makhraj
Dhad dari awal sisi lidah hingga
akhirnya yang bersambung pada
makhraj Lam. Al-Imam Ibnul Jazariy
:berkata
ۡ‫ِﻝ‬ َ ۡ ‫ﺍ‬ ‫ﺽ‬َ
‫ــﺍ ﺩﺍ ﺍ ﺱﺕ ﻁـ‬
“ Dan huruf Dhad bersifat istithalah. ”
‫ـ‬
‫ﺍﻹﺳﺘﻄﺎﻟﺔ‬
• Cara mengucapkan huruf Dhad adalah dengan
menempelkan keseluruhan sisi lidah ke gigi
geraham, dari pangkal lidah hingga ke ujung
sisi lidah pada makhraj Lam. Jangan sampai
yang menyentuh gigi adalah ujung lidah
karena akan menyerupai huruf Zha.
• Padahal, makhraj dan sifat istithalah
merupakan pembeda antara Dhad dengan
Zha. Dengan sifat ini pula suara pada huruf
Dhad sedikit lebih lama keluar dibandingkan
pada huruf selainnya.
‫ﺻ ﻔ ﺔ ﺍﻟﻐﻨﺔ‬
• Secarabahasa,ghunnah berarti:
َّ ۡ
َّ ُ‫ﻱَِّﻝﭐ ﺕ‬
‫ﺹﭑﻟ‬ ‫ِﻡۡﻥ ُﺭ‬ ‫ﻝَﭐ‬ ُ
ۡ ‫ﻭﺵ‬ •
• “Suarayang keluardari pangkal ronggahidung. ”
• Sedangkandalam istilah tajwid, para ulama mendefinisikan
ghunnahsebagai berikut:
‫ﺫ ﻱ ِِﻡ‬
ٌ ٌ
‫ﺏ‬ ِ ‫ﻑ‬
ِ ‫ﻡ‬ ‫ﭐ‬
َ ‫ﻭ‬‫ﺕ‬
‫ﻥ‬ َ ۡ َۡ ‫ﻝ‬
‫َﻱ ﺍﻭ ﺎﻧ‬
‫ﻭﭐ‬ ‫ُﻡ‬ (ِ‫ﺝَﻑ‬
َِ ‫ﻉﻱ‬
ِ

‫ِ َﻡ‬
ِ‫ﻥِ ﺝ‬ ‫ِﻱﻭ‬
ۡ
ِ ‫ﺱ‬ ‫ﻟ ﻨُّ ﻮ‬ ‫ﻝ‬
)

َ ٌ
‫ﺹ‬ ‫ﺕ‬ •
• Hinggaperkataan
‫ﺍﻭ‬
beliau:
َ

• “Suarayang indah danteratur pada huruf Nun ‫ﺹ‬ ُ‫ﻱ‬


ّtanwîn-
ِ‫– ﻡ‬termasuk
dan Mim (dalam segalamacamkondisinya).”
ُ
ُّ‫ﺍﻟﻦ‬ ۡ
‫ﻝ‬ ‫ﺥ‬ •
‫ﺻ ﻔ ﺔ ﺍﻟﻐﻨﺔ‬
• Al-Imâm Makkiy dalam Ar-Ri’âyah (hal. 126)
mengatakan sebab penamaan ghunnah sebagai
berikut: َ ۡ
َّ ُ ٌ َۡ َ‫ﺩ‬‫ﻥ‬ۡ َۡ
‫ﺕ ﺓ ﻍ ﺍ ﻱِﻕﻥ‬ َ ‫• ِﻷﺍ ﻁ ﻡ ِﻉ ّ ﻱُﺭﺍ ﻝَﭐ ِﻡ َﻥ‬
ۡ ‫ﻥ‬
• “Karena pada kedua huruf Min dan Nun َ terdapat
ghunnahyang keluardari pangkal ronggahidung pada
saat mengucapkannya. ”
• Artinya, suarayang boleh atau harus mengalir keluar
dari rongga hidung hanyalah huruf Nûn dan
Mîm saja, tidak selainnya. Di antara kekeliruan
sebagian pembaca Al-Qurân adalah mengalirkan
suara melalui
hidungsehinggamenjadikansuarasengau.
‫ﺻ ﻔ ﺔ ﺍﻟﻐﻨﺔ‬
• Untuk mengidentifikasi sempurna atau tidaknya
ghunnah kita, maka dapat dilakukan beberapa hal
berikut:
1. Suara sempurna keluar melalui rongga hidung. Artinya,
bilahidung ditutup, makasuaratidak akan keluar.
2. Terjadi getaran di atas kepala. Cobalah untuk
menyentuh kepala sambil mengeluarkan huruf-huruf
ghunnah, maka kita akan merasakan getaran tersebut.
Menurut Asy-Syaikh Asyraf Al-Ja’fari, getaran yang
terjadi di kepala pada saat mengucapkan ghunnah
memberikan dampak positif bagi kesehatan. Di
antaranya adalah menguatkan ingatan dan mencegah
dari pikun. (*)
‫ﻣﺮﺍﺗﺐ ﺍﻟﻐﻨﺔ‬
Kondisi Nûn Versi Asy-Syaikh Versi Asy-Syaikh
dan Mîm Ayman Suwaid Utsman Murad
Bertasydid
Ghunnah Akmal
Idgham bighunnah Ghunnah Kâmilah

Ikhfa/ Qalb Ghunnah Kâmilah


Izhhar Ghunnah Nâqishah Ghunnah Nâqishah
Berharakat GhunnahAnqash -Tidak menyebutkan-
‫ﺻ ﻔ ﺔ ﺍﻟﻐﻨﺔ‬
• Pendapat yang lain ada yang membagi ghunnah
menjadi 5 (lima) tingkatandanada juga yang menjadi
6 (enam) tingkatan.
• Namun, pendapat yang membagighunnah menjadi 5
(lima) tingkatan, danterlebih lagi 6 (enam) tingkatan
merupakan pendapat yang kurangmasyhur.
• Asy-Syaikh Jamâl bin Ibrâhîm Al-Qarsy dalam
Dirâsâtul Makhâriji Wash Shifât (hal. 187) membagi
ghunnah menjadi 5 (lima) jenis, namun
beliau membaginya menjadi 2 (dua) tingkatan saja
sebagai berikut:
‫ﺻ ﻔ ﺔ ﺍﻟﻐﻨﺔ‬
Tingkatan
No Kondisi Nûndan Mîm Contoh Kata
Ghunnah

1
Nun Bertasydid dan َ‫ﵤ ﵥ‬ ‫ﺱ‬
‫ﻥ َﺍ‬
‫ﺇ‬
Mim Bertasydid
‫ﵤ‬
‫ﻉ‬ ِۡ‫ﵥِ ﭐﻝ‬
‫ﺇ‬

2 Idghâmkâmil bighunnah ‫ﺁﺀ= ﵤ‬ ‫ّﻥ‬‫ﻥ َﺁﺵ ﻥﺀ ﵤ ﵥﻡ‬


َّ
‫ﵥ‬ Ghunnah Kâmilah
َ
3 Idghâmnâqish bighunnah ‫ﺀﵤ‬
‫َ ﺁ‬ َ
‫ﻝ ﵤ ﵥﻳﺶﻥ‬ ‫ﻥ‬ ‫ﵥ‬
=

4 Ikhfâ/ Qalb َ‫ﻫ ﻢﺇﺱﻡ‬ ‫ﺇ‬


‫ﵤ‬ ‫ﺁ‬
‫ﺉ‬
‫ﵤ ﵥۢ ﻥ‬
‫ﻙ‬
‫ﵥ ﻥ‬

5 Izhhâr َ
‫ﵥ ﻡﺇ‬
‫ﵤ‬ ‫ﺃ‬ Ghunnah

6 Berharakat Nâqishah
‫ﻱ ﵤ‬ ‫ﺭ‬
‫ّﭐﻝ ٰ ۡﻦِﻤَﺣ ﭐﻝ‬
‫ﵥ‬
َ
‫ﺯﻣﻦ ﺍﻟﻐﻨﺔ‬
• Menurut Dr. Ayman Suwayd, kadar ghunnah berkaitan erat dengan
tingkatan ghunnahyangtelah disebutkan. Menurut beliau,
ghunnah akmal lebih panjang sedikit dibandingkan dengan
ghunnah kâmilah dan kepastian untuk kadar keduanya mesti
didapatkan melalui talaqqiy dan musyâfahah.
• Menurut beliau kadar panjang ghunnah tidak bisa
disetarakan dengan hitungan harakat sebagaimana pada huruf
hijaiyyah yang lain, karena kadarnya adalah ukuran tersendiri
yang khusus bagi ghunnah.
• Sedangkan menurut Asy-Syaikh Muhammad Yahyâ Jum’ân,
tingkatan ghunnah tidak berkaitan dengan kadar
panjangnya, melainkan dengan kesempurnaan aliran suara
melalui rongga khaisyum. Menurut beliau, baik ghunnah akmal
ataupun kâmilah memiliki kadarpanjangyang sama.
‫ﺯﻣﻦ ﺍﻟﻐﻨﺔ‬
• Adapun berdasarkan talaqqiy kami dari beberapa
masyayikh, baik ghunnah akmal ataupun kâmilah
memiliki kadar panjang yang sama. Karenanya, Asy-
Syaikh ‘ Utsmân Murâd dan Asy-Syaikh Jamâl
bin Ibrâhîm Al-Qarsy menyebut kedua ghunnah
tersebut dengan satu istilahsaja,
yaknighunnahkâmilah.
• Maksudnya dibaca dengan menyempurnakan kadar
ghunnahnya. Sedangkanuntukaliran suarayangbenar-
benar sempurna melalui rongga hidung terjadi saat
Nun dan Mimbertasydid.
‫ﺯﻣﻦ ﺍﻟﻐﻨﺔ‬
• Kebanyakan ulama mengatakan bahwa panjangnya
ghunnah adalah dua harakat, yang disesuaikan dengan
tempo bacaan yang digunakan. Namun, tidak sedikit
para ulama yang mengamalkan dua harakat padaghunnah
dengan kadar yang lebih panjang daripadadua harakat
padamadd.
• Melihat fenomena cara membaca ghunnah yang
banyak diamalkan para qâri dan muqrî, Asy-Syaikh ‘Aliy Al-
Ghâmidiy berpendapat bahwa semua itu justru menyelisihi
apa yang datang secara tekstual dari pada ulama
terdahulu. Beliau menukil perkataan Al-‘Allâmah ‘Abdul
Wahhâb Al-Qurthubiy (w. 461 H.) yang menganalogikan
kadar panjang ghunnah dengankadarpanjanglîn yang
tidakmencapaidua harakat.
‫ﺯﻣﻦ ﺍﻟﻐﻨﺔ‬
• Setelahitu, Asy-SyaikhAl-Ghâmidiy memberikan kesimpulan
terkait kadar ghunnah sebagai berikut:
ۡ ‫َّﻡ‬ ‫َﻉ‬ ۡ ۡ ّ ‫َﻡ‬
َ ‫َﻡ‬ َ ‫ّﻥ‬
ۡ ‫ﻥ‬
‫َ ﻭﺃ‬

‫ِ ﻉ‬
‫ﻝ‬ ‫ﻕ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﭐ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﺍ‬ ‫ِﺝ ﻥﻝ ﺕ‬ ‫ﻦﻳ‬ ‫ﺍ‬ •
ٍ ‫َِِ ﺑ‬ ‫ﺎ َ ﻘ‬ ‫ِ ِﻑ‬
ِ ‫َِﺍﺩ َﻓﺰ‬
ُ
ۡ ‫ِﻥ‬
َ ‫ُ ِۡ ﺭ‬ ۡ

‫َ ﻝ‬ ‫ﺥ‬ ٌ ‫ﻧﻪ ! ﻙ ﺭ‬ ُ ‫ﻡ‬


َ َ ۡ

‫ﻷ‬
‫ﺍ‬

‫ِﻙ ﺏ ﻱ‬ ‫ﺍ‬‫ﻥﺱ‬ ‫ﭐﻭ‬


َ ‫ِﻡ‬ ‫ﺩ‬ ‫ﭐ‬ ‫ﺝ‬ ‫ﭐ‬
‫ِ َﺽ‬
َ
‫َ َ َ ِﻥ ﺭﭐ ﺃ‬ ‫َﭐ‬
ِ

‫ﻯ‬
‫ِ ِﻝ‬ ِ ‫ﺭ‬
‫ﭐ‬ ‫ﺩ‬ ‫ﺓ‬ ‫ﻅ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﻝﺍ ﺩ‬ ‫ﻝ‬ ‫ﻳﻦ‬
‫ِﺏ‬ ‫ﻱ ﺭ َۡ ﻒﻧ‬ ۡ ‫َﻉ‬ ِ

ِ ِ
َ ‫ٍ ِﻕ‬

ٍ ‫ﺎ‬ َ‫ﻳ ﺒ ﻴ‬
‫َﻕ‬ َ ٌ
‫ﻲﻣ ﺭ‬ ‫َ ﺧﻉ َُﻬ“ ﺎ‬
‫َ ﻦﻳ‬ َ‫ﻭ‬

• َ “Siapasaja
‫ﺱ‬ yang mencapai dua harakat padasaat membacaghunnah, ia tidaklah
keluar dari jalan ittibâ’ (sesuai sunnah). Sedangkan siapa saja yang
menambah kadar ghunnah dengan penambahan yang jelas;
sebagaimana keadaan sekelompok orang yang bermunculan di zaman kita:
mereka membaca dan mengajarkan ghunnah dengan dua kali lipat
kadar dua harakat atau mendekatinya, maka itulah yang telah keluar
dari madzhabnya para imâm terdahulu dan kontemporer. Mereka mengikuti
jalannya para pembuat perkara baru dalamagama. ”
‫ﺻﻔﺔ ﺍﻟﺨﻔﺎﺀ‬
• Al-Khafa secara bahasa artinya terhalang/
tersembunyi.
• Secara istilah artinya tersembunyinya suara
hurufsaat diucapkan.
• Huruf-huruf yang memiliki sifat
Khafa adalah: Huruf Ha, huruf-huruf
Mad, dan huruf-huruf Liin, terkumpul
dalam:

‫ﻫﺎﻭﻱ‬
‫ﺻﻔﺔ ﺍﻟﺨﻔﺎﺀ‬
• Dr. Su’âd ‘Abdil Hamîd menukil dari Dr. Hâmid Khayrillâh, bahwa
beliau mengatakan dalam tahqîq - nya atas Matn As-Salsabîl:
ۡ‫ﭐ‬ َ ‫ﺩ‬
َ ۡ َ
‫ﻥ‬ ۡ
‫ﻝ‬
‫ﻑ ﭐ ﺍ ِﻡﺍﺀ‬
ُ
ِ ‫ﻉ‬


‫ِﺕ‬
َ
َ

‫ﻡ ِﺩ‬ ‫ﻱَ ﺕ‬ ‫• ُﺭﻭﻑ ﺍ ﭐ‬ ُ

ٍ
ۡ

َ‫ﻭ‬

َّ
• ‫ﻭ‬ ‫ﭐ ﻭﺹ‬ ‫ﻑ‬
ِ ‫َﻛﻞﭐ‬

‫ﭐ‬ ٌ‫ﺍ ﺕ‬ ‫ُﻝ ﻟ ﺽِﻡ‬


• “Dan telah diketahui bahwa‫ ﭑ‬sifat
khafâ itu adalah hilangnya
kejelasansuara hurufsaat berbicara,

• Huruf “Waw Alif dan Ya ” (huruf madd) dikuatkan dengan


memanjangkannya (dua sampai enam harakat), sebagaimana
‫ﺻﻔﺔ ﺍﻟﺨﻔﺎﺀ‬
• Sifat khafâ merupakan sifat alamiah yang terdapat
pada huruf Ha, huruf Madd, dan huruf Lîn. Bila sifat
initerus berada pada huruf yang bersangkutansaat
ia diucapkan, makasuara hurufakan menjadisamar
dan tidak jelas. Untuk membuat agar huruf-huruf
tersebut tetap jelas diucapkan, maka sifat khafâ
dalam huruf-huruf tersebut mestidihilangkan.
ُ ‫ ) ۡﺍﻟ ﻔﺎﺀ ِﻋ‬pada
• Cara menghilangkan sifat khafâ ( ‫ﻼﺝ‬
huruf Madd dan Lîn adalah dengan
memanjangkannya dua harakat dan lebih dari dua
harakat dalam kondisitertentu.
‫ﺧﻔﺎﺀ ﺍﻟﻬﺎﺀ‬
• Seluruh sifat pada huruf Ha adalah sifat-sifat yang
lemah. Untuk menghindari samarnya suara Ha,
maka dalam pengucapannya mesti agak sedikit
dikuatkan.
• Pada Ha Sakinah: Dikuatkan dengan cara
menyempitkan makhrajnya dan menyempurnakan
hams dan rakhawahnya.
• Pada Ha berharakat: Cara menguatkannya adalah
dengantidak mengucapkannyatergesa-gesa.
• Pada Ha dhamir: Dijadikan mad shilahsaat washal.
‫ﺍﻟﺘﺄﻓﻒ‬
• T a ` a ff usfec ara a h a s a be rmakna َ suara َ َ ّ seseorang saat
‫ﺵ ۡﻥ‬ ۡ
kamen
ngucap “ u ff Da
ki atn
ak ( ‫َ ِﻡ‬ ِ‫) ﻑ ﻝ‬ artn
i yaadaalh
“Janganlah engkau mengucapkan uff (ah)” . Sedangkan
istilah
secarabermakna suara yang khas yang keluar dari bibir kita saat
mengucapkan hurufFa.
• Sebagian ulama berpendapat bahwahuruf Fa memilikisifat shafîr
dan tafasysyî, sedangkan sebagian ulama yang lain
berpendapat bahwa kekhasan suara yang terdapat pada huruf
Fa bukanlah shafîr, bukan pula tafasysyî, melainkan kekhasan
tersendiri yang tidak bisa disamakan dengan shafîr atau
tafasysyî. Bahkan, Al- Imâm Ibnul Jazariy dalam At-Tamhîd
menukil dari sekelompok orang bahwa tampaknya sifat
tafasysyî pada huruf Fa adalah dengan ta`affuf-nya. Pada
tempat yang lain beliau mengatakan: “Pada saat huruf Fa
bertemu dengan Mim atau Waw, maka mesti memperjelashurufFa
disebabkan (sifat) ta`affufnya.”
‫ﺻ ﻔ ﺎ ﺕ ﺍﻟﻘﻮﻳﺔ‬
Sifat-sifat yang kuatadalah:
1. Jahr
2. Syiddah
3. Isti’la
4. Ithbaq
5. Shafir
6. Qalqalah
7. Inhiraf
8. Takrir
9. Tafasysyi
10. Istithalah
11. Ghunnah
12. Ta`affuf
‫ﺻﻔﺎﺕ ﺍﻟﻀﻌﻴﻔﺔ‬
Sifat-sifatyanglemahadalah:
1. Hams
2. Rakhawah
3. Istifal
4. Infitah
5. Liin
6. Khafa
‫ﺻﻔﺎﺕ ﻻ ﺗﻮﺻﻒ ﺑﺎﻟﻘﻮﺓ ﺃﻭ ﺍﻟﻀﻌﻒ‬

Sifat-sifat yang tidak disifati dengan kuat


atau lemahadalah:
1. Idzlaq
2. Ishmat
3. Tawassuth/ bayniyyah
‫ﺗ ﺠ ﻮ ﻳ ﺪ ﺍﻟﻘﺮﺍﻥ‬
‫ﻭﺗﺤﺴﻴﻦ ﺳﻮﺭﺓ ﺍﻟﻔﺎﺗﺤﺔ‬

‫ﷴ ﻟﻴﻠﻲ‬
‫ﺍﻟﻔﻀﻠﻲ‬
‫ﺣ ﻜ ﻢ ﺍﻻﺳﺘﻌﺎﺫﺓ‬
Apabila seorang Qari hendak membaca
Al- Quran, baik awal atau tengah
surat, disyariatkan baginya untuk
mengucapkan ta’awwudz (isti’adzah)
sebagaimana firman-Nya:

Hukum ta’awwudz adalah sunnah


muakkadah,
danwajib menurut sebagian Ulama.
‫ﺻ ﻴ ﻎ ﺍ ﻻ ﺳ ﺘ ﻌ ﺎﺫ ﺓ‬

• Lafazh isti’adzah sendirimemiliki

variasi yang boleh dibaca, di


beberapa ‫ﻉ‬
ِ‫ﻡ‬ ِ‫ﻅ‬ ُ

antaranya ِ‫ﻝ‬ ِ‫ﻡ‬ ‫ﻉ‬


ُ
‫ﻩ َ َٰ ﻥﻩ‬
‫ﻁَﻝﻡﭐﺟﺭﭑﻟ‬
‫ﻭ ﭐ َّ• ﻞ ِﻟﻲﺵﻩ‬
ِ ِ
Beberapa kekeliruandalam hurufHamzah:
1. Menebalkannya,
2. Mengubah menjadi tashil, terutama
saat berada setelahmad,
3. Melemahkan suaranya saat berada
di akhirbacaan.
‫ُ‬
‫ِﻯ ﺀ‪ :‬ﺃ ﺍﺀ َ‬ ‫ِﺀ ِ‪ُ :‬ﺅ ُﺀ‬
‫ُ‬
‫ُ‬ ‫• ﺍ ﻱ ﺃﻭ‬
‫• ﻱِﺇﻭ ﺃ‬ ‫ُ ﺇِ‬
‫َ‬
‫ﺍﻥ‬ ‫• ﺃﻭ ﺀ ﺍً‬
‫َ‬ ‫ۡ‬
‫ﺉًﺍ ﺃ ﺉﺍً‬ ‫ﺅ‬ ‫•‬
Beberapa kekeliruandalam huruf ‘Ain:
1. Mengubah suaranya menjadi Hamzah
tebal,
2. Memotong suaranyasaatsukun,
3. Menahan makhrajsaat mengucapkan
‘Ain berharakat,
4. Mengallirkan suara darironggahidung.
‫ُ‬ ‫ُُ‬
‫ﺇﻉِ‬ ‫ﻉ‬
‫ُ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﻉ‬ ‫َ‬
‫ﻉ‬ ‫ﻉ‬ ‫ﻉ‬ ‫ﻉﺃ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِﺇ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫•‬
‫ۡﻉ ََ‬

‫ﺍ‬ ‫ﻱﻉ‬
‫ًﺍ‬ ‫•‬
‫َﻉ َ‬
Huruf Madd yang tiga keluar dari Al-Jauf
(rongga). Mereka memiliki sifat jahr, rikhwah, istifal,
dan infitah. Kemudian para ulama berbeda
pendapat dalam persoalan idzlaq danishmat-nya.
Seluruh huruf berharakat mesti dikeluarkan melalui
jauf. Karena pada prinsipnya, setiap huruf akan
mendekat kepadamakhrajnya saat
disukunkandanakan menjauh dari makhrajnya saat
diberi harakat (hidup). Bila kita mempertahankan
(tidak menjauhkan) makhraj huruf saat ia hidup,
maka suara tidak akan mengalir sempurna melalui
ronggajauf.
Madd selalu dibaca 2 harakat, sesuai
dengan tabiat orang-orang Arab. Kecuali
apabila bertemu dengan sebab, baik
sebab lafzhiy, seperti Hamzah dan sukun,
maupun sebab maknawi berupa ta’zhim
dantabri’ah.
Satu harakat artinya bunyi satu huruf
hijaiyyah, maka dua harakat sama dengan
bunyi dua huruf hijaiyyah yang berharakat.
Beberapa kekeliruandalam hurufDzal:
1. Meletakkanujung lidah pada gigi
bagian dalam,
2. Berlebihandalam mengeluarkan lidah,
3. Menebalkan dan mengubahnya
menjadi Zha,
4. Mengubahnya menjadiDal.
‫ُ‬ ‫َ َ‬
‫• ﻭ ﻱ ﺍ ﺃ ﺃ ﺃ ﺇِ َﺃ ﺇِ‬

‫• ﺍ ٗﻱ ﻭ‬
‫• ﻭ ﺫﺍ‬

‫ﺍ‬ ‫ﺍ‬ ‫•‬


Beberapa kekeliruandalam
hurufBa:
1. Membaca Badengan Hams,
2. Menyamarkan suaranya,
3. Menebalkannya,
4. Mengubahnya menjadi hurufP,
5. Menghilangkan sifat qalqalah,
‫ُ‬
‫َُ ﺇ َُ‬ ‫ُ ﺃُ‬ ‫ِِ‬‫ﺏﻭ‬
‫• ُ‬
‫ُِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ﺇ‬
‫ُُ َﺑﺎ‬ ‫ُ‬
‫ِِ ﺏﻭ‬
‫ﺎ‬ ‫ﺑ‬‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ﺏ‬ ‫ۢ‬
‫• ﺍ ُﺑﻮ‬

‫ﻱ ۢﺍَ‬ ‫ۡ‬
‫ﺏ‬
‫َﺏ ِ‬ ‫••‬
‫ﻥ‬
• Dalamriwayat Imam Hafsh, huruf
Lamselalu dibaca tipis, kecuali saat berada
padalafazh Jalalah yang harakat
sebelumnya fathah atau dhammah.
• Bila berada padalafazh Jalalahdan
harakat sebelumnya kasrah, maka
tetap dibaca tipis.
Beberapa kekeliruandalam hurufLam:
1. Menebalkannyasaattarqiq,
2. Menipiskannyasaattafkhim,
3. Mengidhamkan dengan huruf
berikutnya,
4. Memantulkannyasaatsukun,
5. Membacanyadenganghunnah.
‫َ َﻝَ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫ِ‪ِ J J J‬ﻝ ِِ‪J‬‬‫ﺇ ﺃ ِﺇ ﺃ ﺃ‬
‫َﺏ ُ ۡ‬
‫ُﻝ ﻭ ﻩ ِﻝِ ‪J‬‬
‫ﻭ‬‫• ﻝٗ‬
‫ﻝﻝ‬ ‫•‬
‫ﻝَ‬
‫ﻩ َ‬ ‫•‬
‫َّﻝ ِٗﻝ‬ ‫ﻝ‬
‫ِ‬ ‫•‬
Beberapa kekeliruandalam hurufHa:
1. Menebalkannya,
2. Menyamarkan suaranya, baik saat
berharakat atupunsukun,
3. Berlebihan dalam menghilangkan sifat
Khafa, bahkan sampai mengalihkan suara ke
dada,
4. Mengubahnya menjadi hurufAlif.
‫َ َ َُ‬ ‫َ‬
‫ِ ـ ﺃ ﺇِ‬‫ﺇ‬ ‫• ﻩُﻭ ِﻩ ِ ﺍ ﺃ ﺃ ﺃ‬
‫ﻩـ ﻩ‬
‫• ﺍ ِﻩ ِ ﻩُﻭ‬

‫• ﻩ ﻭ ﻩًﺍ‬
‫ۡ‬
‫ﺍ‬ ‫ﻱ ﺍ‬ ‫ﭐﻝ‬ ‫•‬
Beberapa kekeliruandalam hurufMim:
1. Memotongsuaranya saatsukun,
2. Menebalkannya,
3. Memantulkannya,
4. Menambah suara barusaatsukun,
5. Memanjangkansuaranya saat
izhhar,
6. Mengalirkan suara darihidung saat
berharakat.
‫ُ‬
‫ﺇ‬ ‫ﺃ‬‫َ‬ ‫ﺇ‬‫َ‬ ‫ﺃ‬ ‫ﻡ‬
‫• ُﻭ ﻡ ِ ِ ﺍ‬
‫ِ ِ‬ ‫ﻡ‬ ‫ﻡ‬
‫ۡﻡ َ َ‬

‫ﻡَ ﺍۡ‬ ‫ﻡ‬ ‫ﻩ‬


‫ﻡ‬ ‫ُ‬ ‫ﻡ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﻡُ•‬
‫ﻡ‬ ‫ِِ‬
‫َ‬ ‫ﻩ‬
‫ﻡ‬ ‫ٗ‬
‫ﻡِﻱﻡ ﺍ ﻡ ﺍ‬ ‫ۡ‬
‫ﻡ‬ ‫• ﻭ ﺍ‬
‫•‬
Beberapa kekeliruandalam hurufNun:
1. Memotongsuaranya saatsukun,
2. Menebalkannya,
3. Memantulkannya,
4. Menambah suara barusaatsukun,
5. Memanjangkansuaranya saat
izhhar,
6. Mengalirkan suara darihidung saat
berharakat.
‫ُ ُ‬ ‫َ ُ َ‬
‫ﺃﻥ‬
‫ﺇِ ﺇِ‬ ‫ﺃ‬ ‫ﺃ‬ ‫ﺃﻥ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﻥ‬
‫ِِ‬ ‫ُ‬
‫ﻭ‬ ‫ﻥ‬ ‫•‬
‫ُﻧﻮ ﻥ َﻧﺎ ۡﻥَ َ‬
‫ِ‬
‫ﻥُ ﻩﻥ ِ ﻩ‬
‫• ﻭ ﻥ ﻥ‬
‫ﻩ‬
‫ﻱ ﻥ ﺍ‬
‫•‬ ‫•‬
Beberapa kekeliruandalam huruf Syin:
1. Melemahkan suaranya,
2. Membacanya dengan menyerupaiSin,
3. Memonyonkan bibirsaat tidak
dhammah, sehingga sebagian sifatnya
hilang,
4. Menebalkannya.
‫ﺵُ‬ ‫َ‬ ‫ﺵ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ﺵ‬
‫ﺵ َ‬
‫ﺵ ﺃ ﺇِ ﺃ َﺵُ ﺇِِ‬
‫ﺵ‬ ‫• ﺵُ ﻭ ِ ﺍ ﺃﺵُ ﺃ ِ‬
‫ﺵ‬
‫َ‬ ‫ﺵ‬‫ﺵ ُ‬ ‫ﺍ‬
‫ﻭ‬ ‫ِ‬ ‫•‬
‫ﺵ‬
‫ۡ‬ ‫َ‬
‫ُ ﻭ ﺵ ۡٗ ﺍ ﺵ‬
‫• ﺵ‬

‫َ‬ ‫ٗ‬ ‫ۡ‬


‫ﺵﺍ‬ ‫ﻳﺶﺍ‬ ‫ﭐﻝ ﺵ‬ ‫•‬
Beberapa kekeliruandalam hurufYa:
1. Berlebihandalam menekansaattasydid
sehingga suara menjadisyiddah,
2. Tidak menekan saattasydid,
3. Membaca Liin pada Ya dengan hurufE,
4. Menyamarkansuaranya saat berada
setelah Mad,
5. Mencampursuaranyadenganghunnah.
‫ُ‬
‫ﻱَ ﻱَ ﺃ ﻱُ‬ ‫ﺍ ﻱُ‬ ‫• ﻱُﻭ‬
‫ﺇِ‬ ‫ﺇِ‬ ‫ﻱ‬
‫ِِ‬
‫َ‬
‫ِ‬
‫َۡ‬
‫َﻳﻥﺎ ۡﻱ‬ ‫• ﻱُﻭ‬
‫ِ‬ ‫ﻱ‬ ‫ِ‬ ‫ﻮ‬ ‫ﻳ‬
‫ُ‬ ‫•‬
‫ِ‬
Beberapa kekeliruandalam hurufTha:
1. Membacanya dengan hams,
2. Menipiskan suaranya,
3. Menghilangkan sifatsyiddahnya,
4. Memonyongkannyasaat
bukandhammah.
‫َ َ ُ‬ ‫ُ ِﻁ َ‬
‫ُ‬ ‫ﻁ‬ ‫ﻁ‬ ‫ُ‬ ‫ﻁ‬
‫• ﻁﻭ ِ ﺍ ﻁ ﻁِ ﺇِ ﺃ ﻁ ﺇِﻁِ‬
‫• ﻁ ۡ ﻃُ ﻮ ِﻁ ِ ﻃَﺎ‬
‫ۡٗ‬ ‫َ َﻁ‬
‫ۡ‬ ‫ﺍﻁ‬ ‫ﻁ ِﻥ‬
‫ۡ‬ ‫ۡ ٗ‬ ‫ﺍ‬ ‫َۡ‬ ‫ﻁ‬‫َ‬
‫َﻧ ﭑﻝۡ ِﻡ‬ ‫ِﻥ ۡﻳ ﺎ َﻡِۡ‬
• Dalam riwayat Imam Hafsh, secara umum huruf Ra
dibaca tebal, kecuali:
1. Pada saat Ra kasrah (‫)ﺭﻳﺢ( )ﻛﺮﻳﻢ‬,
2. Pada saat Ra sukun, sebelumnya kasrah (‫)ﻓﺮﻋﻮﻥ‬,
dengan syarat: setelahnya bukan isti’la dan
kasrahnya bukan kasrah ‘aridh (cirinya adalah Hamzah
washl),
3. Pada saat Ra sukun, sebelumnya sukun, dan
sebelumnya kasrah (‫)ﺣﺠﺮ‬,
4. Pada saat Ra sukun, sebelumnya Ya madd atau liin
(‫)ﺧﻴﺮ‬,
(‫ﻗﺪﻳﺮ‬.)
5. Pada Rayang dibaca imalah (‫)ﻣﺠﺮﯨﻬﺎ‬.
Beberapa kekeliruandalam hurufRa:
1. Menghilangkan getarannyasehinggasuaranya berubah
menjadi suara huruf “R ” bahasa Inggris atau
suarayangtidakjelas,
2. Terlalu memperjelas getarannyaseperti huruf “R ” dalam
bahasa Indonesia,
3. Menipiskansuaranya saatseharusnya tafkhim,
4. Menebalkan suaranya saatseharusnya tarqiq,
5. Menghilangkan sifat bainiyahnya dan mengubahnya menjadi
syiddah,
6. Melepaslidahsebelummengucapkannyapada saat bertasydid,
7. Memantulkannya,
8. Menghilangkan kejelasan suaranya, terkhusus saat diakhir.
‫ُ‬
‫ﺃ‬ ‫ﺭُﺃ‬ ‫• ﺭُﻭ ﻱ‬
‫ﺇِ ﺭُﺇِ‬
‫ﺭ‬
‫ُ‬
‫• ﺍ ﻱ ﻭ‬
‫ﻩ‬
‫• ﺭُﻭ ﺍ ﺭ‬
‫ﻩ‬
‫ﺍﺭ‬ ‫ﻱ‬ ‫•‬
Beberapa kekeliruan dalam huruf Jim:
1. Membaca dengan hams atau rakhawah,
2. Memindahkan makhraj ke
pangkallidahsehingga mirip huruf “G ” dalam
bahasa Indonesia,
3. Memindahkan makhraj ke ujung lidah
sehingga mirip huruf “C ” dalam bahasa
Indonesia,
4. Menyamarkan suaranyasehinggamirip hurufYa.
‫َ َ َ َُ‬
‫ﺝ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬‫ﺇ‬ ‫ﺃ‬ ‫ﺝ‬
‫ِ‬‫ﺇ‬ ‫ﺝ‬ ‫ﺃ‬ ‫ﺃﺝ‬
‫ِ‬ ‫ﺃ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﺝ‬
‫ِ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﺝ‬
‫ُ‬ ‫•‬
‫َ‬ ‫ۡ‬
‫ﺝ‬ ‫ُ‬
‫ﻭ‬ ‫ﺝ‬ ‫ﺍ ﺝِ ِ‬ ‫•‬
‫ﺝ‬
‫ُ‬
‫ﻣﺞ ٗ‬‫َ‬ ‫• ﻭ ﺍ‬
‫ﺍ‬ ‫ِﻳﺞﺍ‬ ‫•‬
• B asmalahartinya mengucapkan:
‫ﻩ‬ ‫ﻩ‬
ٰ ۡ ‫ﭐﻟﻞَ ِ ﭐﻝﺭ‬
‫ﻱ‬ ‫ﺣ َﻤ ِﻦ ﭐﻝ‬ ّ ِ‫• ِﺑﺴۡﻢ‬
• Membaca basmalah sangat dianjurkan
sebelum membaca setiap awal surat selain
surat At- Taubah.
• Apabila seseorang memulai bacaan
dari pertengahan Al-Quran selain surat At-
Tawbah, maka ia berada dalam
pilihan, boleh membacanya atau tidak.
Ada beberapa tempat yang tidak
diutamakan membaca basmallah, yakni
ayat-ayat yang berhubungan dengan orang
kafir, munafikin, neraka,dan setan-setan.

Dan disyariatkan membaca basmallah bila dimulai dari ayat-ayat


yang menyebut nama Allah atau dhamir yang kembalikepada Allah.
Beberapa kekeliruandalam hurufSin:
1. Menebalkannya menjadiShad,
2. Melemahkan rakhawahdan shafirnya,
3. Mencampur suara Sindan suara Zay,
4. Mencampur suaranya dengan
hurufTsa.
‫ِ ُِ‬ ‫ِ َ‬ ‫ُ‬ ‫ِ‬ ‫ﺎﺳ‬ ‫‪石‬‬ ‫ﺱ‬
‫ِ‬
‫• ﺳﻮ‬
‫َۡ‬
‫‪石‬‬

‫ﺳ ﻮ ﺱ ِ ﺳﺎ‬
‫ﺱِ‬
‫‪石‬‬
‫•‬
Beberapa kekeliruandalam hurufHa:
1. Mengubahnya menjadi HA atau Kha,
2. Melemahkan rakhawahdan hamsnya,
3. Tidak memperjelasnya, terutama
saat berdekatan dengan huruf HA atau
huruf ‘Ain.
‫‪石‬‬ ‫‪石‬‬
‫ﺡِ‬
‫ِِ‬
‫ﺡ ِِ ﺡ َ‬ ‫ﺡ‬ ‫ﺡِ‬
‫ِﺡ‬
‫ﺍ ﻭ ﺑﺢ‬

‫ﺡ ‪石‬‬
‫ﺡ‬ ‫‪石‬‬

‫ﺡ‬
‫ﻥ‬
‫‪石‬‬
‫‪石‬‬
‫ﺡ‬
‫ً‬ ‫•‬
‫ِﺡ ِ‬
‫ﺣﻮ‬
‫ِﻥ‬
‫ﺣﺎ‬
‫‪石‬‬
‫ًﺡ‬
‫ﺡ ِﻥ‬
‫ﺣ ﺢ‬
‫ِ ‪石‬‬
‫ﻳﻢَ‬ ‫‪石‬ﺍ ﺡ‬ ‫ﺣﺎ‬

‫‪石‬‬
‫‪石‬‬
‫‪• 石‬‬
Beberapa kekeliruandalam Basmalah:
1. MenyamarkanBa,
2. Menebalkan Ba, Mim, Lam, Ha, dan Nun,
3. Tidak mengalirkan Sindan Ha,
4. Menipiskan Ra,
5. Tergesa-gesa dalam tasydid,
6. Memanjangkan Ra bertasydid,
7. Memiringkan suara kasrah,
8. Mengubah suara Mim diakhirkalimat,
9. Tidak tepat menentukan mad
aridhlissukun,
‫‪石‬‬ ‫‪石‬‬ ‫‪石‬‬
‫ﻳﻦ‬ ‫‪٢‬‬ ‫ﻝ ِﻡ‬ ‫َ ٰﻉ‬ ‫ﺩ‬ ‫ِ‬ ‫ﭐﻝ‬

‫ﭐ‬ ‫• ﻪَِّﻠﻟ ِ‬
Beberapa kekeliruandalam hurufDal:
1. Memindahkan makhrajnya ke langit-langit (seperti “D
” bahasa Indonesia),
2. Membacanya dengan hembusan udarayang deras,
3. Mencampurdengan suara hurufTa,
4. Mengeluarkan lidah saat mengucapkannya sehingga
miripDzal,
5. Menebalkannya,
6. Menghilangkan qalqalahnya.
‫‪石‬‬ ‫‪石‬‬ ‫‪石‬‬
‫ﺩِ‬ ‫َ ﺩ ِِ‬ ‫ﺩِِ‬ ‫ﺩ‬ ‫ﺍ ﺩ‬ ‫ﺩ ِﺩ‬

‫• ﻱ ﺩِ ﻭ ﺩ‬

‫‪石‬‬
‫ﺑﺪ‬ ‫ﻭ ﺩ ﻱ ﺩِ‬
‫‪石‬‬
‫ﺍ ﺩ‬ ‫•‬
‫‪石‬‬ ‫‪石‬‬ ‫‪石‬‬
‫ﻥ‬ ‫ﺩ‬ ‫• ﻥِ ﺍ ﺩ ﻭ ﺩ ﺩ ﺩ‬
Beberapa kekeliruandalam Ayat Ke-
1. Menebalkan Hamzah, Dal, dan Lam, 2:
2. Mengubah Ha (‫ )ﺍﺎۡﻟ ﺀ‬menjadi Ha (‫ )ﺍﻟﻬﺎ ﺀ‬atau Kha (‫)ﺍﻟﺨﺎ ﺀ‬,
3. Memantulkan Lamdan Mim,
4. Mengubah Dhammah menjadi (O),
5. Memiringkankasrah,
6. Mengubah Ba menjadi (P),
7. Mengubah ‘Ain menjadi Hamzah atau mengalirkannya
dari khaysyum,
8. Mengubah suara Nundiakhirkalimat,
9. Tidak tepat menentukan mad aridhlissukun,
‫ﻩ‬
٣ ‫ﻱ‬ ‫• ﭐﻝﺭ ۡ ٰﺣ َﻤ ِﻦ ﭐﻝ‬
Beberapa kekeliruan dalamAyat Ke-2:
1. Menebalkan Hamzah,
2. Sama dengan
kekeliruanpadabasmalah.
石 ‫ َٰ ﻝ‬石
ِِ ‫ﻳﻮﻡ ﭐ ﻝ‬
ِ ٤ ‫ﻙ‬
ِ ِ ‫ﻡ‬ •
• Catatan:
‫ﻳﻦ‬
• Boleh memanjangkan atau memendekkan huruf
Mim, karena keduanya merupakan cara yang shahih dari
Nabi.
• Sebagian ulama Syafiiyyah menganjurkan di dalam
shalat untuk membacanya panjang pada rakaat
pertama dan pendek padarakaat kedua.
Beberapa kekeliruandalam hurufKaf:
1. Berlebihan dalam menampakkan
hamsnya dan melemahkan sifatsyiddahnya,
2. Menghilangkan sifat hamsnya,
3. Memantulkannya,
4. Memindahkan makhrajnya ke tengah
lidah dan langit-langit bagiandepan,
5. Mencampurdengan suara huruf Qaf.
‫》‬ ‫‪》石 石 石‬‬ ‫‪石‬‬
‫ﻙِ‬ ‫ِِ‬
‫ﻙ ِِ ﻙ َ‬
‫‪石‬‬
‫ﻙ‬ ‫ﻙِ َ َ‬

‫‪石‬‬
‫‪》 石‬‬ ‫ﺑﻚ‬
‫ﻙ َ ﻙَ‬ ‫ِﻙ ِ ﻭ‬ ‫•‬
‫》‪ 石‬ﻙ ﻙ‪石‬‬
‫‪石‬‬ ‫‪》 石‬‬
‫ﻥ‬ ‫ﻛ ﻚ‬
‫‪石‬‬ ‫‪石‬‬ ‫ﻛ ﻮ ‪ِ 石‬ﻙ ِ ﻙ َ‬ ‫•‬
‫ﻙ ِ ﻥ ﻙٗ‬ ‫ﻡ ﻙِ ﻳ ﻚ ٗ‬
‫ﻭ ﻙ‬ ‫•》‬
“ 石 َٰ 石
‫ﻳﻦ ِﻝ ﭐ‬
ِ ٤ ‫ﻳﻮﻡ‬
ِ ‫ﻡ‬
‫ﻙ‬
ِ ‫ﻝ‬
ِ •
• Catatan:
• Boleh memanjangkan atau memendekkan huruf
Mim, karena keduanya merupakan cara yang shahih dari
Nabi.
• Sebagian ulama Syafiiyyah menganjurkan di dalam
shalat untuk membacanya panjang pada rakaat
pertama dan pendek padarakaat kedua.
Beberapa kekeliruandalam Ayat Ke-4:
1. Menebalkan Mim,
2. Memiringkankasrah,
3. Tidak proporsionaldalam memberikan sifat pada huruf
Kaf (berlebihan atau mengurangi Hams-nya),
4. Mengubah Lin menjadi (O),
5. Mengubah Dal menjadi (T),
6. Mengubah suara Nundiakhirkalimat,
7. Tidaktepatdalam menentukan kadarmadaridhlissukun,
َ َ َ
٥ ‫ﺲ‬
ۡ ‫ﻧ‬
‫ﺍﻙ‬
ّ ‫ُُ َﻭ ﺇ ِﻱ‬
‫ﺩ‬‫ﺏ‬ ‫ﺍﻙ‬
ّ
ِ ‫ﻱ‬ ‫ﺇ‬ •
• Beberapa lahn pada ayat ke-5: َ َ
1. Menghilangkantasydid,
2. MemanjangkanYa bertasydid,
3. MemanjangkanKaf,
4. Mengubah ‘Ain menjadi Hamzah,
5. Mengubah Dhammah menjadi (O),
6. Melakukan nabr pada tempat yang
kurangtepat,
7. MengubahTa menjadi Tha.
• Secara bahasa, an-nabr artinya syiddatush
shiyah (teriakankeras). Adapun menurut
istilahadalah:
• Tekanan pada suatu kata atau huruf tertentu
dari huruf-huruf yang ada pada suatu lafazh
sehingga suaranya menjadi sedikit lebih tinggi
daripada huruf lain disampingnya.
• Masalah ini merupakan masalah yang
diperselisihkan oleh para ulama ahliqiraat.
• Menurut sebagian ulama, Nabr dalam Al-
Quran dilakukan pada lima tempat:
Waqf pada huruf bertasydid, selain Syiddah (ada
juga yang mengatakan qalqalah) danghunnah
َُ ‫ ﺭ‬ٞ
‫ﻱ‬ َ ُ ْ ‫ ﺭَۡ ﺱ ُّ ۡ ﻡ‬ٞ
‫ﺱﻕ ﻭ‬
‫ِﺕﻡ ﺡ ِ ﺍﻝﻭ‬

َّ
ُ ۡ َ
‫ﺡ‬c‫َﺃﻭ‬ َِ‫ﺱ‬
‫ﺽ‬ُِ ‫ﻥ ۡﻝ ﭐ‬ ‫ﺵ‬
ُّ ‫ﭐﻝ‬

‫ۡﺏ َّ ۡﻡ َﻑ‬ ‫ﻝ‬ٞ َ ‫ﻑ‬


‫ﻁ‬ َ
‫ﺹ ﻝ ﻥ ِﺇ‬ ِ ُ‫ﺏ َﻭ َﻫﺎﻱ‬ ِ ‫ﺍ‬
‫‪Saat bertemu dengan Y‬‬
‫‪a‬‬ ‫‪dan‬‬ ‫‪Wawu bertasydid‬‬
‫ۡ ﻥ َ ًﻍ‬ ‫َﻱ‬
‫ﻙ ُ ﺍّﻥﻱ‬ ‫ﻥ‬ ‫ِﺇ‬
‫ِ‬
‫َِّ ۡﭐﻝ َُّﻕﻭ َ‬
‫ﻳﺞَِ ﻟِ ّﻞ ِ ﺓ‬‫ﻋﺎ َ‬
‫‪ٞ‬ﻭ َﻋﺪُ‬ ‫َ‬
‫ﭐ‬ ‫ٰﻙَ ﻝ‬ ‫ﻱ‬
‫َﻭﺇ ﺍﻙَ َ‬ ‫َ‬
‫ِّﺍﻙ‬
‫ﺲﻑ‬ ‫ُُ ِ ﻱّ ﻧ َ‬‫ﺏﺩ‬ ‫ﺇﻱ‬
‫ﺇ ِﻥَّ‬ ‫ۡ‬
‫َ‬ ‫َ‬
Ketika berpindah dari huruf mad ke huruf
yang
َ
‫ﻝ‬
bertasydid (intiqal padamadlazim
‫ﻦ‬َ ‫ﻳ‬
‫ﭐﻝﺽَّ ٓﺍﻝ‬ mutsaqqal)
ۡ ‫َ ﻙَ ﺍ ﭐ‬
ّ‫َۡﻝ ﻕ‬ َ‫ﺃ ﻯ‬
َ‫ﺥ‬ ٰ
ّّ ‫ﺹ‬
ِ‫ﺇ‬
‫ﭐﻝ‬ ‫ﺍ‬
ٰ
َ‫ﻯ‬ ُ َ َ ‫َّ ﻡ‬
‫ﭐﻟﻂ ّ ﭐ ﻙ‬ ‫ﺇِ ﺍ‬
َ
‫‪Waqf pada‬‬ ‫‪h a m z a h s e t e l a hatau‬‬
‫‪m a d liin‬‬

‫ُ‬ ‫ﺎ َ ٓﻕ َ ُ ٓﻭﻫ َُّ َ َٓ َ‬


‫ﺱ َﻥ ﻡﻙ‬ ‫ُﻥ‬
‫ﺀ‬ ‫ﻑ ﺍْ ﻝ َﭐﺍﺀﺍﻡ‬ ‫ﺍﻝ‬

‫ﻱ ‪ٞ‬ﺭ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬


‫َﻕ‬ ‫َۡ‬
‫ﻙ َﻋ ﻞ ٰ َ‬
‫ِﺩ ﺀ ﺵ ِ‬

‫ﭐ ِﺇ َّﻥ‬
‫ُ‬
‫َﺀ‬
‫ﻡ‬ ‫ﭐﻝ‬
‫ﭐﻝ‬ ‫ﺍ‬
‫ﻥﺕُ ﺩّ‬
‫ُ‬
Saat mengucapkan kata yang diakhiri alif
tatsniyah atau wawujamak gugur yang bertemu
dengansukun .
َۡ ‫َﻭ‬
ُ‫َﺹ َﻕ ِﻡﻱ َﻭ َﻕ َّﺩ ۡﺕ ﺍ ﻝ ﭐ َ ﭐ ۡﺱ َﺕ َﻕﺍ‬
‫ﺏ‬َ ‫ﻭ‬
َُ ُ ‫ﻩ‬ َ
‫ﺍﻡ ﺱ ُٰﺕ ﻩ ﻡ‬َ
‫ﺍ‬ ‫ﺍ ﭐ‬ ‫ﺍ‬

‫ﻥ‬
َّ
ُ‫ﺩ‬ َ ‫ﭐﻝ‬
َ

َ
‫ﺍ‬ ‫ِﻑ‬ ‫ۡﻝ‬ ‫ﺍﻝ‬
َ

‫ﭐ‬ ‫َﺹ‬ ‫َﭐﻝ‬


ُ ۡ
‫ﺏﻱ‬
ِ ‫ﻭﺝ‬
ۡ ُ‫ﻩ‬ ِ‫ﺇ‬
ِ
Sebagian ulama yang lain menilai bahwa
nabr
dilakukan pada lebih dari 5 tempat yang
disebutkan. Di antaranya adalah untuk
َ
memisahkandua kata, seperti pada ayat : ‫ۡﻣﻞ‬
Nabr yang tepat adalah ۡ pada Fa fa’ala,
‫ﺭ‬‫ﺕ‬
َ bukan
َ ‫ﺏ َﻙ ۡﻱ َﻑ‬
‫ﺭ‬
ُّ َ َ َٰ
١‫ﻲﻓﻝﻝ‬
ِِ ‫َﻙ‬ ‫ﭐﺡ‬
Fa kayfa. Karena apabila nabr dilakukan pada
Fa maka kalimatnya akanterkesan menjadiَ ‫ َ َﺕ‬:
kayfa,
َ
‫ﻝ‬ ‫ﻙ َ ۡﺭ‬
‫ۡﻣﻞ‬
Juga di antaranya untuk membedakan dua
kata石 石
‫ﻗﺪ‬ ‫ﻑ‬ d e n g a‫ﻕ‬n ‫ﺩ‬ .
yang susunan ‫ﻑ‬hurufnya sama, seperti pada kata:
石 石

Apabila nabr dilakukan石 石 pada


石 huruf Fa,
maknanya adalah (‫ﺩ‬ ‫ﻑ ﻕ‬ ) “hilangmaka
”.
Sedangkan 石 石
maknanya adalah (‫ ﻗ ﺪ‬+ ‫ﻑ‬ ) “maka sungguh”.
apabila nabr dilakukan pada huruf Qaf
Namun demikian, semua ini
maka
merupakan pembahasanyang diperselisihkan
para ulama.
ۡ ۡ َ
٦ ‫ﭐﻟﺺ ﻁ ﭐ ﻟﻢُﺱ ﻱ‬
ِ ‫ﺍ‬ ‫•ﭐ‬

• Catatan:
• Menurut riwayah yang shahih, Huruf Shad pada ayat ini
bisa dibaca dengan 3 cara: Shad, Sin, dan Shad yang
bercampur Zay.
• Karenanya, apabila kita belum bisa mengucapkan
dengan Shad, maka dianjurkan untuk mengubahnya
menjadi Sin, jangan sampai mengubah menjadi hurufyang
lain, seperti Syin atau Tsa.
‫‪• Al-ImâmAn-Nawawiydalam Al-Majmû’ mengutip‬‬
‫‪peringatan daridariAl-ImâmAbû Muhammad‬‬
‫‪Al- Juwayniy mengatakan‬‬
‫‪yang :‬‬
‫ُﺭ‬
‫ۡ‬

‫ِ ﻳﻦ‪,‬‬ ‫ﭐ ُﺀ ﭐﻟﺪ ﺍ ﻝ ﭐﻝ َّ‬


‫ُ َ‬

‫ﺍ‪ ,‬ﺇ ﻥ‬
‫َ‬

‫=ﺓ‬ ‫ﺍ =ﺩ‬ ‫ﺹﺍ ﺩ‬


‫َ‬ ‫ۡ ۡﻥ‬
‫ﺓ ﻝ‬ ‫ﺽ‬ ‫ﭐ‬
‫ُ‬
‫ۡﻝ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﻱِ ﻡ‬
‫ۡﺱ‬
‫ﻥ ﺕ‪:‬ﻝﻭ‬
‫ﺏِ‬
‫ﺏ‬

‫ِ َ ُّﻝ‬ ‫ﺖ َﻉ‬ ‫َُّﻝ َ‬


‫َ‬ ‫ﻥ‬‫ۡ‬ ‫َ‬ ‫ﺖ َﻉ‬
‫‪,‬‬ ‫ِﻙ َﻥُ َّﻱُ ﻡۡ‬ ‫َ‬ ‫ۡ‬
‫ﺻﺢﺹ ََّﺕ ﻝ ُﻡ ﭐﻟُ َّ‬ ‫ﻭَ ِﺇ ‪َ ,‬ﻝُﺕُ َِ‬
‫َ َﻝ‬
‫ﻙ‬ ‫ۡ‬
‫ﺏ‬ ‫ﺝ‬ ‫ﻭ‬‫ُ‬
‫ﻝ ُﻡ ﺍﻟ َّ َ َ َ‬ ‫َۡ‬
‫ﺷﻒ‬
‫=‬ ‫ﺱ‬
‫ِ‬
‫ﺽ ُّ‬ ‫ُ َﻕ‬ ‫َ‬ ‫ﺖ ۡﻑ َﺯ َﻡ‬ ‫ﺖ َﻉ‬
‫َﻭ ﻝ ﻟ ﺖَّ َ‬
‫ﺍ ُﺀ ‪.‬‬ ‫َ‬
‫ِﻙ‬ ‫ﻑ َﻝ‬
‫ِﺭ ِﻥ ِ‬ ‫َّ‬ ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ‫ﻁ‬
‫ِ‬ ‫ﻝ ِﻡ ﭐﻟ َّ ِ ﻱ‬
‫ﻑ‬ ‫ُﻡُ‬
‫ۡﻭ ﺍ‬ ‫•‬
• “Dan kalau seseorang mengeluarkan sebagian huruf dari
selain makhrajnya yang benar, seperti ia membaca “nasta’în ”,
menyerupakan hurufTa dengan Dal atau mengucapkan huruf Shad
(seperti padalafazh ash-shirâth, pen.) tidak dengan Shad yang murni
juga tidak dengan Sin yang murni, namun mengucapkan hurufyang
tidakjelasyang berada di antara Shad dan Sin, apabila ia
dalam keadaan yang tidak memungkinkan lagi untuk belajar
(atausudah belajar namun tetap tidak berubah, pen.), maka shalatnya
sah (bagi dirinyasendiri dan juga orang yang semisalnya, pen.).
Namun apabila ia memiliki kemungkinan untuk mempelajari dan
memperbaikinya, maka wajib baginya belajar, serta wajib pula
baginya mengganti seluruh shalatyang telahdilaksanakannya saat ia
meninggalkan belajar mengucapkan hurufyang benar (padahal saat
itu ia memiliki kesempatan untuk mempelajarinya, pen.). ” [Al-
Majmû’, III/ 360-361]
Beberapa kekeliruan dalam hurufShad:
1. Melemahkan sifat shafirnya,
2. Melibatkan bibirbawahdalam
mengucapkannya,
3. Memonyongkan keduar bibir
untuk menebalkannya,
4. Menipiskan Shad sehingga suaranya
berubah menjadiSin,
5. Menyamarkan suara sehingga berada di
antara Sin danSyin.
‫ُ‬
‫ﺇِ‬
‫ِﺹ‬ ‫ﺇِ ﺃ‬ ‫ﺹ‬‫ِ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﺹ‬ ‫•ُ‬
‫ﺹﻭ ِ ِ‬
‫ُﻭ‬ ‫ﺍ ِ ِ‬
‫ﺹ ﺹ‬ ‫•‬
‫~‬
‫ﺍ‬ ‫ﻭﺹ‬ ‫ُ‬
‫ﺹ‬ ‫•‬

‫~‬
‫ﺍ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﺹ‬ ‫ﻱ‬ ‫ﭐ‬ ‫•‬
Beberapa kekeliruandalam huruf Qaf:
1. Mengubahnya menjadiKaf,
2. Berlebihandalam menebalkannyasaat
kasrah,
3. Mengubah menjadi huruf “G ”,
4. Mencampurdengan suara huruf
Ghain,
5. Membacanya dengan Hams.
‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ﺇِ ِ‬
‫ﺇ‬ ‫ﻕ‬ ‫ﺃ‬ ‫ﺍ ﻕ‬ ‫• ﻭ‬
‫ُ‬
‫َ ﻗﻮ‬ ‫• ﻗﺎ‬
‫ﻭﻕ‬ ‫•‬
‫ﭐﺍ‬
‫ﻳﻘﺎ‬ ‫•‬
Beberapa lahndalamAyat Ke-6:
1. Memiringkankasrah,
2. Berlebihan dalam mengucapkanHa,
3. Mengubah Shad menjadiSyin, Tsa, atau huruf baru
yang tidakbisadiidentifikasi,
4. Berlebihan dalam menebalkan hururf Shad, Ra, atau
Tha,
5. Menebalkan atau memantulkan Lam,
6. Mengubah Sin menjadiShad,
7. Mengubah Ta menjadiTha,
8. Mengubah Qaf menjadiKaf.
‫َﻉ َﻝ ۡﻱ‬ َ ۡ َّ
‫ِ ۡﻩﻡ‬ ‫ﻱ َِ ﭐ ﻁﻡ‬ •
• Catatan:

• Merekayang menyatakanbahwa basmalahbukan bagian dari


Al- Fatihahmenilai bahwa ini merupakan akhir ayat ke-6.
Sedangkan merekayang menyatakanbahwa
atas hingga akhir Al-Fatihah:
basmalahmerupakan bagian dari Al-Fatihah menyatakan bahwa

ayat ke-7 adalah dari awal ayat di


‫ﺽ‬ ‫َﻳﻦ‬
‫ﭐﻝ ٓ َّﺍ‬ ‫ﻝ‬ ٧
Beberapa kekeliruandalam hurufGhain:
1. Mencampursuaranya dengan Qaf,
2. Membaca dengan idgham saat bertemu Qaf,
3. Mengubahnya dengan Kha,
4. Mengubahnya menjadi huruf “G ”,
5. Memantulkannya,
6. Berlebihan dalam menebalkannya
saat
kasrah.
‫َ َُ‬
‫ﻍ‬
‫ِ‬
‫ِ‬ ‫ﺇ‬ ‫ﺃ‬ ‫ﻍ‬
‫ِ‬‫ﺇ‬ ‫ﻍ‬ ‫ﻍ‬
‫ِ‬ ‫ﻍ ِ ﻋﻐﺎ‬
‫ِ‬ ‫ﻭ‬ ‫•‬
‫ۡ‬
‫ِﻍ ِ ﻭ ﻍ‬ ‫ً‬

‫َﻍ‬ ‫ﻭ‬
‫••‬

‫ﺍ‬ ‫ﻱﺍ‬ ‫ﭐ‬ ‫•‬


Beberapa kekeliruandalam hurufDhad:
1. Mengubahnya menjadi hurufZha,
2. Mengubahnya menjadiDal,
3. Berlebihan dalam menahannya saat
tasydid dan menganggapnya istithalah,
4. Memantulkannya,
5. Mencampurkannyadengan suara ghunnah,
6. Mengidghamkan dengan huruf setelahnya.
‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫ﺽ ﺃ ﺽ ﺇِِ‬
‫ﺽ‬ ‫ِ‬‫ﺇ‬ ‫ﺽ‬ ‫ﺽ‬‫ِ‬ ‫ﺽ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﺽﻭ ِ ِ‬
‫ﺽ‬ ‫•ُ‬
‫ۡ‬
‫ُﻭ ﺽ‬ ‫ﺍ ِ ِ‬
‫ﺽ ﺽ‬ ‫•‬
‫~‬
‫ﻭ ﺿﺎ‬ ‫•‬

‫~‬
‫ﺍ‬ ‫ﺿﺎ‬ ‫ﻱ‬ ‫ﭐ‬ ‫•‬
• Berkaitandengan waqf pada َakhirkalimat :
‫َﻉ َﻝ ۡﻱ ۡﻡ‬ ۡ َ َّ
‫ِﻩ‬ ‫ﻡ‬ ‫ﺃﻱﭐﻁ‬
َِ
• Kemudian langsung melanjutkan kalimat berikutnya, maka
para ulama berbedapendapat.
• Sebagian ulama menilai bahwa dianjurkan me-washl
bacaan hingga akhir karena lebih sempurna dari sisi
makna, serta untuk membedakan dengan riwayah lain
yang menyatakan bahwa di sana merupakanakhirayat.
• Namun, sebagian ulama yang lain menilai bahwa
tidak mengapa waqf padaakhir kalimat ini, disebabkan
demikianlah dahulu Nabi membacanya.
• Al-Imâm An-Nawawiy dalam Al-Majmû’
mengutip peringatan dari dari Al-Imâm Abû
Muhammad Al-
Juwayniy yang mengatakan :
ََ
َ ‫َﻝ‬
r ‫ﭐﻭ‬
َ
ۡ ‫َۡﻝ‬ َ
‫ﺵﺍﻥﭐﻝﻑِِﻝ ﻉ‬
َّ
‫ﻱ‬
َ ‫ِﻕﺍ‬
َ ‫ﻱﻉﺫ َ َ ﻩ‬
‫ﺱﻝ‬
‫ﻭ‬‫ۡ ۡ ۡ ََ ۡ َﺍ َ َﻡ َ ٰﻝ‬
‫ﻱﻕ‬
‫ﻩﺁ‬ ‫ُﻡ‬
َّ ‫َﻝ‬ =‫ﻑ ِۡﻥ‬
‫ﻋﻝ‬ َ َّ
‫ﻞ‬ •‫ِ ِ;ﻩﺏ‬
َ َٰ ‫َﺩ‬

• “Danyang lebih utama adalah tidak berhenti pada


“an’amta ‘alayhim ”, karena di sana bukan
tempat yang tepat untukwaqf,juga bukan
merupakanakhir ayat menurut Al-ImâmAsy-
Syâfi’iyr . ”
• Apabila seseorang memiliki napas yang tidak terlalu
panjang, namun tetap ingin mendapatkan pahala dari
anjuran para
ۡ
ulama, maka hendaknya
‫ﻡ‬
ia waqf pada k a l i m a t
َّ
:

‫ۡﻡ‬ ۡ‫َۡ ﻉ‬
َۡ ‫ﻱﻡ‬ َ ‫ۡ ۡﻡ َ ۡﻱﻉ‬
ِ‫ﻩ‬ ‫ﺿ‬
‫ﭐﻝ ِﻍَﻮ ُﻭﻝ‬ ‫ﻱ َ ِﭐ ﻁ‬ ‫ﻱﻝ‬ِ ‫ِ َﻩ‬ •

• Kemudian mengulang dari lafazh :


‫ﻳ َﻦ‬ ۡ ۡ ‫ۡﻡ‬
َ ۡ‫ﻡ‬ ۡ ‫َّﺽ َﻝ َﻉ‬
‫ﻱ‬
ِ‫ﻭﻭ ﻱ‬ ُ ‫ﻝ ِﻩ ﭐﻝ ﻍ‬
‫ﺽ‬ َ ‫• ﻝ ٓﺍﭐﻝ‬
ِ
ۡ
• Adapun apabila ia ingin tetapwaqf pada
َّ ‫ﻡ‬ :
‫ۡﻡ‬ َ
‫ﻱ َ ِﭐ ﻁ‬ ‫َﻉ َﻝ ۡﻱ‬ •
‫ِﻩ‬
• Maka haltersebut juga tidak mengapa.
Beberapa lahndalamayat ke-7:
1. Mengubah Shad menjadiSyin, Tsa, atau hurufyang lain selain
Sin,
2. Berlebihan dalam tafkhim,
3. Menebalkan Lam,
4. Mengubah Dzal menjadiZay,
5. Meng-ghunnah-kanDzal,
6. Mengubah ‘Ain menjadi Hamzah atausebaliknya,
7. Memantulkan Nundan Mim,
8. Menahan Dhad tasyid terlalulama,
9. Tidakkonsisten dalammadd.
• Asy- Syaikh Akram- Baghdadiy :
َ
ۡ

‫ۡ ۡ َﺡ ﺵ‬
‫ﺹ‬
َ
َ
Al mengatakan
‫ﺎ ﻭ َ َﻫ‬

‫ﭐ ۡﻝ ُﺭ ﭐ‬ ُّ ‫َّﺷ ﺪ‬
‫ِ ﺍﺕ ﭐ ۡ ﭐ ﻝ‬ ‫ﻞ َ ﻋ‬ •

‫ِ ﺭ‬

‫ِﻥ‬
َ
ۡ

‫ﻑ‬ َ َ ۡ ‫ﺵ‬
‫ﺫﺎ َ ﻓ‬ ‫ﺍ‬ َ
‫ﺕ‬
‫ﻓ‬ َ ‫َّ ﺩ ﻝ ﭑ‬ ‫َﻩ ۡﺭ‬

• Dan bersungguh-sungguhlah dalam


membaca tasydid pada 14 tempat,
• Karena tasydid itu merupakan dua huruf, dan
hal ini telah masyhur, sehingga membaca
tanpa tasydid sama artinya menghilangkan satu
huruf.
• Asy-Syaikh Salim bin SamirAl-Hadhrami r
mengatakan Kitab
‫ﺡ‬ َُ
‫ ﻡُ َﻉ ﺓ ُﺭُﻭ‬dalam َّّ Safinah:
‫ﺵ‬ ُ
‫ﺵُﻭﻁُ ﺍ‬
ُ ‫ﺕ‬ َ •
‫ﺍﺍ‬ ُ‫ﺩ‬ َ
‫ﻝﺁ ﭐ‬
َ ّ
ُ‫َ ﺓ‬
‫َ ﻝﻙ‬ ‫ﻥ‬ ‫ﻱ‬

‫ﺍﻱ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﭐ‬

‫ﻥَََ ﻥ‬ ‫ﭐ‬ ‫ﺥ‬


‫ﻝ‬ ‫ﭐﭐ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﻁ‬

‫ﺽ ﻥ‬
ِ ‫ُِِﻝ‬ ‫ﭐﻝ ۡﻡ‬
َ ‫ﭐﻁ‬ َ

ۡ
ۡ
‫ﺍﺍ‬

ّ ۡ‫ﻥ‬
َ
‫ﻙﺭ‬
s
‫ٰ ﻥ َﻝ‬ ‫ﺱُ ﭐ‬َ ‫ﻑ‬
َ
• Al-Imâm An-Nawawi dalam Al-Majmû’
menukil peringatan dari dari Al-Imâm Abû
Juwayni
Muhammad: Al-
y
ۡ ۡ
‫َۡ ۡﺵ‬
, ُُ
ۡ
‫ﺵ‬ ‫َﻝ‬ ۡ
‫ﻱ‬
‫ََ ﻭ‬
ُ ‫ﺏ‬ ‫ﺇ‬ ‫ﺭﺀ‬ ‫ﺕﭐﻝ‬ َّ ‫ِﺩ‬
‫ﺩﻱ‬
‫ﭐ‬
َ
‫ۡﻝ‬
َُ
‫ﻡ ﭐﻝ‬
‫ﺵ‬ ‫ﻥ‬
‫ِﻝﺪﻳ ِ ﺩ َّﺕ‬ ‫ﺕ‬ ُ
‫ﻁ‬ •
ۡ ۡ‫ِﻓﻖ‬ َ َ ۡ َِ‫ﻏِ َﻞ ۡﻝ ﻑ‬ ‫ﻡ‬
‫ﺹ‬َ َ ‫ﺩ َِّﺩ‬
‫َِﺮﺟ‬ ‫ﭐ‬ ‫ۡﻝ‬ ‫ﺕ‬
ِ ‫ﭐ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﺭُ ُﻩ‬ ‫َﻋﻞ‬ ‫ﭐ‬ ‫ﻝ‬ۡ ‫ﺩ‬ ‫ِﻕ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﻝ‬

• “Dan wajib hukumnya memperjelas bacaan setiap


tasydid pada huruf-huruf bertasydid. Adapun apabila ia
berlebihan dalam membaca tasydidnya, maka shalatnya
tidak batal. Namun, yangjauh lebih baik baginya adalah
membacanya dengan lebih singkat sesuai dengan
batasan yang telah dikenaldalam bacaanAl-Qur`an. ”
1. Tasydid pada Lam ِ ‫ﻟِّ ّﻞ‬
‫ﭐ‬
2. Tasydid pada Ra َ
‫ﭐﻝﺭّ ۡﺣ ٰ َﻤ ِﻦ‬
3. Tasydid pada Ra‫ﭐﻝﺭَّﺡ ِ ﻱ‬ َ
4. Tasydid pada Lamِ‫ﻞ‬ َّ ِ
ّ ‫ِﻟ‬
5. Tasydid pada Ba ‫ﻭ‬‫ﺭ‬َ
ِ
6. Tasydid pada Ra ‫ﭐﻝﺭّ ۡﺣ ٰ َﻤ ِﻦ‬
7. Tasydid pada Ra ‫َﭐﻝ ﻱ‬

8. Tasydid Dal‫ﭐ‬
‫ﻧ ِﺎ‬
‫ﻱ‬
‫ﻟﺪِﺇ‬

pada ‫َﻙ‬
Ya
ِ َّ‫ﻱ‬

Ya ‫ﺇﻳَّﺎ َﻙ‬
9. Tasydid pada ِ
َ
10.Tasydid pada Shad ‫ﭐﻝ‬‫ﺹ‬ ‫ﻁ‬
11.Tasydid pada Lam ‫ﻱ ﭐ‬

12.Tasydid pada Dhad ‫ﭑﻟ‬


‫ﭐﻝ ٓﺍﻝﻳ َﻦ‬
13.Tasydid pada Lam َّ‫ﺽ‬
14.Tasydid pada
Al- Hafizh Ibnu Katsir:
َ‫ﻡ‬ َ
ُ‫ﺏ‬ mengatakan
ُ ًِ‫ﻡ ﺩ ﺇ‬ ‫ﻭﺱ‬ ُ‫ﺩ‬ ُ‫ﻩ‬
َ ‫ ﺝََِﻱِ ﺍﺍ ﺡ‬,ً‫ﻭ ﺃ ﻡ ﺍ‬
‫ ﻣ ﺁ ﺍ‬:‫ﺎ ﻧ ﺎﺻﺍﻦﻡﻴ‬ ‫ﻉ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﺃ ﻥ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﻥ‬

َ

‫ﺍ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﻥﺍ ﺍ‬


‫ﺀ ﻭﻝ ﺃ‬ ‫ﺃ ﻙ‬ َ ‫ﻝ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﻥ‬ ‫ﻙ‬
‫ﻋﻞ‬
َ ّ َ

Dan disunnahkan bagi siapa saja yang telah


ۡ
‫ﻟﻞ‬ membaca
Al- Fatihah untuk َ mengucapkan Aamiin. Para
ulama Syafiiyyah dan selainnya berkata: Hal
tersebut disunnahkan dalam keadaan di luar shalat.
Adapun bagi orang yang shalat maka lebih ditekankan.
Baik ia shalat sendirian, menjadi imam, atau
menjadimakmum.
Al- Imam-Nawawy dalam At- Tibyan
ْ An َ i ْ
mengatakanَ‫ﺹ‬ ‫َﻗﺎ‬
‫َﻍ‬
‫َﻥ‬
‫ﺇ‬
ِ ‫ﻳَﻦ‬
:ّ ‫َﺍﻭ‬

ُ ُّ ‫ُ ﻥ‬ َ
‫ِ ﻡ‬ ‫ﺁﻡ‬ ‫ۡﻝ‬
‫ﻻ‬ َ ‫ﺍﻝ‬ ‫ ﻝ‬:( ِ ) ‫ﺍ‬ =
ِ‫ﻑ‬

‫ﻱ‬
ِ
‫ﺭ ﻱ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﻱ‬ ‫ﺭ‬
َ‫ﻕ‬ َ‫ﻑ ﻕ‬‫َ ﻕْ ﻝ‬ َ ‫ْﻝ‬
َ َْ ‫ﺍ َﻑ‬

َ
َ‫ﻭ‬ 夕 َ ‫ﻱ‬

‫ﻙ‬
َّ ‫ﺩ‬ ‫ﺁ‬ ‫ِ ِﺕ‬ ‫ﻙ‬
‫ﺍ‬ ‫ِﺥ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﺋ َﻞ ﺵ‬
‫ِﻑ‬ ‫َﺓ‬

‫ﺱ‬ (ْ
‫ﻝ‬ ‫ﻳﻦ‬ ‫ِﺭ‬ َ‫ﻭ‬ ‫ﺓﺭ‬
‫ﺏِﻝ‬ ِْ‫ﻁ‬
ُ‫ﻫﻲ‬ ْ
ْ‫ﺩ‬ ‫ﺹﻣ‬
ْ ‫ﺎ َ ْﻨ‬
= ‫َﻡ‬

Dan disukai bagi setiap pembaca Al-Quran, baik didalam‫ ﻑ‬shalat


ataupun di selainnya, pada saat selesai membaca Al-Fatihah,
hendaknya mengucapkan Aamiin. Dan hadits-hadits yang
shahih dalam permasalahan ini sangat banyak lagi terkenal.
Dan telah kami kemukakan dalam fasal sebelumnya
bahwasanya disukai untuk memisahkan antara akhir surat Al-Fatihah
dengan ucapan Aamiin saktah yang singkat.
‫‪Al-‬‬ ‫‪Imam-Nawawi‬‬ ‫‪dala A -‬‬ ‫‪Tibyan:‬‬
‫ﻱ ‪ :‬ﺍ ْ‪An‬ﻱَ ‪ :‬ﻡ‬
‫ﻝ‬ ‫ﻝ‬ ‫‪m‬ﻱ‬
‫‪t‬‬
‫ﻝ ﻙ‬
‫‪:‬‬
‫‪ mengatakan‬ﻱَ‬
‫َ‬ ‫َ َُ‬ ‫َﺟ ِﺮ‬ ‫ََ‬
‫ِﺩ‪:‬‬
‫ْ َﻉ ْ َﻧ ﺎ‬ ‫ﻋ ْﻞ‬

‫َ‬
‫ُ ﺕ‬ ‫َ ﻝ‬

‫َ ﺭ‬ ‫ْ‬

‫ﻡَ‬ ‫َِ‬
‫ﻱ‬
‫ﺫُ‬
‫ﻭ‬

‫‪:‬‬

‫ﻝ‬
‫ﺱ‬
‫َ‬

‫ﻱ‬
‫ﻝ‬
‫ﺩ‬
‫‪夕‬‬

‫َ‬ ‫ﻝ‬

‫ﻊ‬ ‫ﻣ‬

‫َِّ ﻨ ﻫ‬
‫ُﺍﻻﻟ َّﻠ ََُّّﻤ‬
‫ﻠﻬَُّﻬﻤﺂﺍﻣِﺴْﺎ‬

‫ﺍ‬

‫َ َﺖ‬
‫ﺭ‬
‫ﻋَﻞ‬

‫ﻭ َﻡ‬
‫َ‬
‫َ‬

‫ﺍ ْﻝ ﺍ‬
‫ﻔﺟ‬ ‫َ‬ ‫ﺎ‬

‫ْ‬

‫ﺍ ﺍ‬ ‫ﺍ ﻝْ‬ ‫َ ﺓ‬
‫ﻧﺒﺎ‬
‫َﻁ‬

‫‪夕‬‬
‫ﻱﻝ‪:‬‬ ‫ﻱﻝ‪:‬‬
‫‪夕‬‬

‫ِ ﻉ‬

‫ِ ﻑ‬
‫ﺍ‬

‫ِ‬

‫ْ َ‬
‫ﻞ‬ ‫َﻋ‬ ‫‪:‬‬

‫ْ ِ ﻩﺎ ِ ﺑ‬
‫ﺩ‬
‫ﺩ‬ ‫ﻉ‬ ‫ﻥ‬
‫ﻣُْﻢ‪:‬‬

‫َ‬
‫ﻝ‬

‫=‬

‫ﻡ ﻩ َﻕ‬
‫ﻭَﺀ‬
‫ﻱ‬

‫ﺍ ﺍ ﻟِّ ّﻞ‬
‫َ‬ ‫َ‬

‫ﺟَ ﺮِ‬ ‫‪:‬ﺍ‬ ‫َْ‬ ‫ﻻ ﺍ‬

‫ﻱ‬
‫ﻩِ ُ‬ ‫ِ ﺍ ﻝ َﺃﻭ‬
‫َ‬

‫ﻭ‬
‫َ ﺐﻫ‬

‫‪夕‬‬
‫‪夕‬‬

‫ﻱﻝ‪:‬‬
‫َ ﻱﺫ‬

‫ﺍ‬
‫َْ َ َ‬
‫ﺳ ُﻢ ْ ِﻩ‬
‫=ﻋﺮَّ ُﻡ ﻍ‬
‫َﻭﺍﻝ‬ ‫َﻱ‬ ‫ُ َُﻪﻋ‬ ‫َُ ﻙ‬ ‫ﺡَ‬ ‫ﻧُﻪ‬ ‫َِِﻭﻝ‬ ‫ﻗ ُﻜ َﻮ‬ ‫َﺏ‬ ‫ﺏ‬ ‫َِِ‬

‫َ َّ‬ ‫َﺍﻭ ﻟ ُّﺪ َﻉ ‪َ 夕‬‬


‫ﻙ‬ ‫‪َْ 夕‬‬ ‫َُّﻕﻭ ﻩ َُﻭ‬
‫ﻝَِ ‪.‬‬ ‫ﺡْ ْﺭﻝ‬ ‫َ‬
‫ﻝﻱ‬ ‫ﻝ ﺫ‬ ‫ِﻝ ْ ﺀ ِ‬ ‫ﺍﻥ‬
‫ْ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﺓ‬
‫ﺱ‬ ‫ُ‬
‫ﺏ‬
‫ۡﺍﺏ‬
‫َ‬
‫ﻝ ﺍ‬
Adapun maknanya: Yaa Allaah kabulkanklah. Ada juga yang mengatakan
maknanya: Demikianjadikanlah. Ada juga yang mengatakan: Lakukanlah.
Ada juga yang mengatakan: Tidak ada yang mampu selain Engkau. Ada
juga yang mengatakan: Jangan pupus harapan kami. Ada juga yang
mengatakan: Tenangkanlah kami dengan kebaikan. Ada juga yang
mengatakan: Stempel dari Allaah untuk orang-orang beriman yang
dapat mencegah mereka dari keburukan. Ada juga yang mengatakan:
Kedudukan di Surga yang diberikan kepada siapa yang mengucapkannya.
Ada juga yang mengatakan: Salah satu nama Allaah, namun kebanyakan
ulama mengingkarinya. Ada juga yang mengatakan: Merupakan bahasa
ibrani yang tidak diarabkan.
Berkata Abu Bakr Al-Warraaq: Ucapan ini adalah kekuatan dalam doa
dan sesuatu yang dapat mengundang turunnya rahmat.
Dan ada juga yang mengatakan maknanya selain daripada itu semua.
‫‪A- Im m-‬‬ ‫‪Nawawi:‬‬
‫‪An‬‬
‫‪ْl a‬‬ ‫‪mengatakan‬‬ ‫‪s‬‬
‫( ) ﺑﺎﻝﻡَ ﺩ‬ ‫ﺍ‬ ‫‪:‬‬ ‫ﺍ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﺕ ﺍ‬ ‫ﻡ ﻳﻦ‬
‫َِّ ﺓُِ‬ ‫ﻑ ِ‬
‫َ ِْ‬
‫ﺖ‬
‫ﻣ َِ‬ ‫َ‬
‫ﺕ‬

‫ﻦﻳ‬
‫َِ َ ﻥ‬
‫ﻭ‬ ‫َ‬ ‫َﻭﺍ‬
‫ﻟ َِﺚ‬

‫ُ‬ ‫ﺕ‬ ‫ِ‬ ‫ﻥ‬


‫ﻟﺜ ﺎ‬ ‫ﻟﺜﺎ‬
‫ﺍ‬

‫ﺵ‬ ‫ﻕ‬

‫َ‬
‫ﻥ‬ ‫ِ‬
‫ﺑ‬ ‫ﺎ‬ ‫ﻭﺍ‬
‫ِ‬

‫ﻙ‬
‫ﻡ‬

‫ﻱ‬

‫ﺍ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬


‫ﺕ‬
‫ﺍﻝﺭَّ ﺍﺏﻉ ﺓ‬ ‫َﺍﻭ ﺍ‬
‫َْ‬ ‫ُ‬ ‫ﻒ‬ ‫ﻫ‬ ‫ُّ‬ ‫ﻭ‬
‫َ‬ ‫ْ‬

‫ﻱﺍِﻝ‬
‫ﻥْ‬

‫ْ ۡﻝ ِ‬
‫ﺁ‬ ‫ََّ َ ُ‬
‫ﻡ‬ ‫ﻉ‬
‫ِ‬
‫ﺍ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﻙ‬ ‫َ‬

‫ْ‬
‫ﻱﺪ ْ ﺻ‬
‫ْ‬ ‫ﻝ‬ ‫ْ‬ ‫ﺡ‬
‫ﻭ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﻉ‬

‫ِْﺐ َ ِ ﻳ‬
‫ِ‬

‫َ‬‫ﻥ ﺍ ۡﻝ‬
‫ﺍ‬ ‫ﻡ‬
‫ْ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﺎ‬ ‫ِ‬

‫ﻑ ِﺽ‬ ‫ﻳﻦ‬
‫ﺣ‬ ‫ﻢ‬ ‫َِ‬

‫ْ ﻞ ْ‬

‫َﺍﻭ ُ ِ‬
‫ﻣ‬ ‫ﺐ‬ ‫ِ‬
‫ﻟ ﺎ ﺷ‬

‫َ‬
‫ﻳﻦَِ‬

‫ِﻝ‬
‫ﻡَ‬
‫ﻝ َ ﺎ ﻫ‬‫ﻋﻮَ‬ ‫َِْ ﺪ ﻋ‬ ‫ﻭ ﺍَ‬ ‫ﻱَ ﺩ‬ ‫ﺭ َﺍﺁﻝ‬

‫ْ‬
Al-Imam An-Nawawiy mengatakan:
Dan lafazh Aamiin ini memiliki beberapa dialek. Para
ulama mengatakan: Yang paling fasih adalah (Aamiin) membaca
Hamzah dengan Madd dan mengkasrahkan Mim. Dan kedua
dengan memendekkan Hamzah (Amiin). Dua dialek inilah yang
paling terkenal. Dialek ketiga adalah membaca dengan imalah dan
madd (Eemiin). Sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Wahidiy dari
Hamzahdan Al-Kisai. Dan yang keempat adalah dengan
mentasydidkan Mim dengan Madd pada Hamzah. Sebagaimana
diriwayatkan oleh Al-Wahidiy dari Al- Hasan Al-BashridanAl-Husain
bin Al-Fudhail.
‫ﺗ ﺠ ﻮ ﻳ ﺪ ﺍﻟﻘﺮﺍﻥ‬
‫ﺗﺤﺴﻴﻦ ﺳﻮﺭﺓ ﺍﻟﻔﺎﺗﺤﺔ‬
1. Bahwa sebagian besar gambar yang kami gunakan dalam presentasi materi
ini berasaldari DVD original At-TajwidAl-Mushawwar karya Asy-Syaikh Ayman
Suwayd. Kami menggunakan gambar-gambar tersebut untuk
mempermudahpembelajaran dengan menerjemahkan keterangan yang diangga
perlu.
2. Bahwa penyebaran gambar tersebut secara langsung tidak diizinkan oleh
Asy- Syaikh Ayman Suwayd, sehingga kami menyarankan kepada para
pembaca untuk membeli kitab dan DVD original beliau.
3. Seluruh tulisan kami dalam presentasi ini boleh di-copy dan/atau dikutip
sebagian ataupun keseluruhan, dengan tetap memperhatikan kaidah
pengutipan ilmiah, seperti tetap mencantumkan sumber, tidak mengubah isi,
dan tidak melakukan pembajakan atasnya.
4. Seluruh file presentasi kami boleh disebarluaskan, baik dalam bentuk
ebook, seperti file PDF ataupun dalam bentuk tercetak (hardcopy), dan boleh
digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar oleh siapapun dan di manapun
berada. Dengan syarat: penyebarluasan tersebut tidak bermaksud
• Allah ‫ ﷻ‬memerintahkan kaum muslimin
untuk membaca Al-Quran dengan tartîl,

firman-Nya:
sebagaimana ً
‫ﻝﻱ‬

‫َﻥﺀ َ ۡﻝ ُﻕﺭۡ َﻭ َﺭ‬


ِّ ‫ﺕ‬
‫ﻝ‬ ‫ﭐ‬ ‫ ﺍ‬... •
• Tartîl berasal dari kata rattala-yurattilu-tartîlan, subjeknya
adalah murattil dan objeknya adalah murattal. Artinya adalah
t erst rukt ur rapi, t erat ur , danjelas . Dalam kont eks membaca Al
Quran, Ar-RâghibAl-Asfahâniy mengatakandalam Al-Mufradâ
bahwa tartilbermakna :
ُ َ ‫ﻑ‬
َ ۡ
‫ﻝ‬ ‫َﻡ ﺍ َﻕَ ۡ َﻝ‬
‫ﻙﭐ ﻝ ﺍ‬
ِّ َ ‫ﺳﺮ ِّﺓ ِّﺕ َﻡﻭﭐﺱ ﻭ ﺓﺏ ِّ ﺱُ ﻩُ ﭐ ﻡ ِّﻡ َﻥ‬
ِّ َّ ‫ﺇ‬
“ • Mengeluarkan setiap kata dari mulut dengan ringandan ”
• Sedangkan Al-Imâm Ibnul Jazariy meriwayatkan dalam tepat. ِ
An- ۡ
Nasyr, dari Al-Imâm ‘Alî bin Abî Thâlib h bahwa
bermakna:
َۡ ُ َۡ ۡ ‫ﻑ‬َ ‫ﻉ‬ۡ ‫ﻡ‬ ۡ
tartil ‫ُﻩ‬
َ ‫ﺕ َﻭ ﻝﻱ‬
‫ﺕﭑﻟ‬ ‫ُﺓُﺩ ۡﺭ‬
َ ‫ُﻝ ﭐ ﻱ‬ َ ‫ﻭُ ُﻗﻮ‬
ُ ‫ﻭ‬ ِّ‫ﻑِّ َﻭ ﺭ‬ ‫ﭐﻝ‬
• “Tartiladalah mentajwidkan huruf dan mengetahui kaidah”
waqf.
Secara bahasa, tajwidberasaldari kata:
‫ﺝ ﺩ – ﻳﺠﻮﺩ – َﺗ ﻮﻳﺪﺍ‬
Artinya adalah:

‫ﺍ ﻟﺖﺻﺤﻴﺢ ﻭﺍﻟﺖﺣﺴﻴﻦ ﻭﺍﻟﺘّﻴﻴﻦ‬


“Memperbaiki, membaguskan, dan memperindah. ”
Adapun secara istilah, yang dimaksud membaca
Al- Quran dengan t a jadalah
wid :
‫ﻡ َۡﺱ َ َّﺡ‬ ‫ۡﺎ َ ﺇﻃ َﻉ ِّ َﺡَّ ُﻩ َﻭ‬
ُ َ
‫ﺭ‬ َ‫ﻑ َﺡ ۡﺭ‬ ‫ۡﻥ‬ َۡ َ‫ﻡ‬
ُ‫ﻩ‬ ‫ُ ﺕﻕ‬ ‫ِّﻩ ﻕ‬ ‫ﺉ‬‫ِّ ﻉ‬ ‫ﺍﺝ‬ ‫ِّ ﺇ ۡﺥ‬ ‫= ﺟِّﺮ‬ ِّ‫ﻡَ ﻡ‬ ُ‫ﻙ‬
ّ
“ Mengeluarkan setiap huruf dari tempat
ِ
keluarnya serta memberikan sifat hak dan
mustahaknya. ”
[Taysirurrahmaan Fii Tajwiidil Quran, hal. 23]
Membaca dengan tajwid juga berarti membaca
Al- Quran sebagaimanadahulu pertama kali
diturunkanAllaah ‫ ﷻ‬kepada Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬melalui
Malaikat Jibril ‘alayhis salaam. Inilah yang dikehendaki
oleh Allaah ‫ ﷻ‬dan yang lebih disukai-Nya. Dari Zaid
bin Tsabit, dari Nabi ‫ﷺ‬
bersabda:
ُ ُ َ ُ ۡ ‫ۡﻝ‬
‫ﻱ‬
ِّ ُ‫ﺏﻱ‬ َ َ ‫ﺃ َﻙ َﻡﺍ ﺍﻥُ ﺀ َ ﭐ ُﻕﺭ ﺍ َﻫ ﺬ‬
‫ﺃﺭ‬

َّ‫ﭐ ﻥ‬
• Membaca Al-Quran sebagaimana dahulu diturunkan berarti
membacanya dengan bahasa, cara, dan gaya membaca orang-orang
Arab yang hidup pada masa nubuwwah (zaman kenabian), yakni para
Sahabat j . Karena mereka menyimak secara langsung
bagaimana Rasûlullâh g membacakannya kepada mereka.
Karenanya, kita juga diperintahkan untuk membaca Al-Quran dengan
dialek dan gaya bahasa orang-orang Arab yang fasih, yakni dialek dan
Hudzayfah bin Al -Yaman

gaya bahasa para Sahabat j . Diriwayatkan dari ‫َﻭ‬ ‫َﺕ َﺏ‬


‫ﻕ‬ ِ ّ ‫ﺃﻩﻝِّﭐﻝ‬
ِّ ‫ﻑ‬
‫ﺱ‬ ِّ‫ﺍ ﻳﻦ‬ ِّ‫ﻙ‬ ‫ﻝ‬

, Rasûlullâh g bersabda :
ُ ۡ ۡ َ َ ‫ﺀ‬ ۡ
‫ﺍ َﻩ ُ َﻭ‬ ‫ﻥ ﻝ ُ ۡﺭ ﺍ ﻕ َﺭ ﺀُ ۡﻭ‬ ُ ‫ﺹ َﻭﺍ ﻝ َﻉ َﺭ‬ۡ ‫َﻭ‬
‫ﻭ‬ ‫ۡﻝ ﺇﻱّ َ ُﻛﻢ‬ ‫ﭐ‬ ‫ﻕ‬ ‫ﺍ ﭐ‬ ‫ﻥ‬
ِّ ‫ﻮ‬ ‫ﺤ‬
ُ ‫ﻟ‬ ِّ‫ﺏ‬ ‫ﭐ‬ ِّ
‫ﺕ‬ ‫ﺏِّ ﺃ‬ •
• Berkaitan dengan hal ini, Al-Imâm Ibnul Jazari
Thayyibatun berkatadalam
Nasyr:
ُ‫ﺡ‬ ۡ‫ﺡ‬
‫ُﺱ‬
‫ﭐ‬ ‫ﻭ‬ =‫ﺕ‬
‫ًّ ﭐ‬
‫ﻭﺍﺩ‬ ّ‫ﻡُ ﺕ‬
َ َ
• “Dengan suarayang indah,yakni: dengandialek Arab,
dengan tartîl (khusyu’ dan tadabbur), dengan
tajwid (tepat makhrajnya dan sempurna sifatnya), serta
dengan bahasa Arab (yang paling fasih). ”
Al-Quran tersusun dari 114 surat. Setiap
surat tersusun dari beberapa ayat atau kalimat.
Setiap kalimat tersusun dari beberapa kata, dan
setiap kata tersusun dari beberapa huruf hijaiyyah.
Maka, untuk mencapai tajwid yang
sempurna dalam melafazkan ayat-ayat Al-Quran,
kita mesti memulai dari struktur terkecil dari
Al-Quran itu sendiri, yakni huruf-huruf hijaiyyah.
Telah sampai kepada kita sebuah riwayat
dari Umm Salamahradhiyallaahu ‘anha saat
beliauditanya
b a g a i m a n a k a hk a r a k t e bacaan
r i s i t i kNabi :
‫ّﻥ‬
َ َ ً ‫َﺭ َ َﻥ َﻋﺖَ ﺕ ۡ ﺔ‬
‫ۡ ًَ ۡ ًَﺡﺭﺡﺭ‬
‫ﺎﺎ ﻓﻓ‬
‫َّ ّ َ ﺳﻑ‬
‫ُﷺﻡ‬ ‫ﺱﺓﻝِّﻝ ﭐﺭ‬
َّ ‫ُ ﻭﺍ‬ ‫ِّﻕﺍﺀ‬ َ
“Bahwa sesungguhnya Umm Salamah telah
menyifati bacaan Rasuulullaah ‫ﷺ‬ , (yaitu
membaca dengan) memperjelas huruf demi huruf. ”
• Asy-Syaikh Akram Al-Baghdadiy

M a n z h u m a hAt -Tanbihat mengatakan :


dalam ‫ﻑ ۡ ۡ ۡ ﺭﻝ‬
ُ
َ
ُ
َ ‫َﻡ ۡﻉ‬ 。ُ
‫َﻥﻝﺎ َ ﺍﻗ‬
ۡ
‫ﻕ‬
‫ﺭِّ ﺓ ّ ۡ ﺍ ِﭐ ِّ ﺁﻝﻥ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﭑۡﻟ ﻡِّ ﺍﻭِّﺏﺝ‬
mengatakan dalam
• Asy-Syaikh Ahkâm Qi
Mahmûd raatil Qura
Khalîl Al- :
u n
‫َ َ ﺵ‬s ۡ ‫َﺎﻓ‬

‫ﺲ‬
ۡ

‫ُِّۡﻣ‬
‫َُﻉﻡ‬
‫ َﻕ‬s
َ ‫ﻥ‬
ۡ ُ‫ﺡ ﻩ‬

‫ِّﺏ‬ ‫ِّﻕ‬ ‫َّ ﻝﺩ‬


ِّ ‫ﻥ‬
ً َ

Hushary ّ
‫َﻝ‬

ّ
‫َّ َ ﻉﺕ‬
‫َ ﻝ ﭑَ ﻣ‬
‫ًﻡ‬
‫ُ ﻩ‬ ً‫ﻱ‬
‫ﺏ‬ ‫ﻡ‬ ‫ﺍ ﭐﺕ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﺍﺓ ِّﻟﻢﻝﭐﻝﻝ‬ ‫ﻥ‬ ِّ ‫ﻡ‬

‫َﻉ‬ ‫ۡﻱ‬
َ‫ﻝ‬
ِ ‫ِﺇ‬
‫ﻩ ِّ ﺍ‬ ‫ﻑ‬ •

• “Dan lahn jenis ini (jaliy) secara hukum syar’i


haram berdasarkan kesepakatan kaum
muslimin. Pelakunya mendapat dosa apabila
melakukannya dengan sengaja. Apabila ia
• Dr. Rihâb Muhammad Mufîd Syaqaqiy dalam Hilyatut
mengatakan:
Tilâwah
ُ َ‫ﻩ‬ َّ َ
‫ﺕ‬ ‫ۡﻝ‬ ‫ﻑ‬
َ
‫ّﻡ‬‫ۡﺡ‬
ً‫ّ ﻡ‬
夕 夕 ‫َﻭ‬

‫ﻡ ُﺍّﺱ ﭐﻝ ﻝ ﻳﻦ‬ ‫ﻳﺞ ﭐ ﻕ‬ ‫ ﻝ‬,‫ِّ َ ﻝُﺕُﻩ‬,‫ﻩ‬


ِّۡ‫ﻝ‬ ‫ﭐ‬ ‫ُﻕ‬ ۡ ‫ۡﻝ‬ ‫ﭐ ﻟﻞ‬ ‫ﭐ‬
‫ﻑ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﺍ‬
‫ِ ﻃ ِّۡﻞ‬
ُّ‫ﻅ‬ ‫ﻏﭑ ِّﺏ‬ ‫ﻥﻩ‬ : •

ۡ
َ َ َ ِّ‫ﻥ‬ ِّ ‫ﻝ‬

ّ ِ ‫ﺕ‬ , ِّ‫ﺡ‬ َ ‫ﺭ‬


‫ِ َّﻳﻊَِّ ّﻟﺘ َﻲ‬ َ
‫ۡﺭ‬ َۡ

ِّ ‫ﺖ‬
َ ‫ﻝ‬ ‫ﭑَﻳﻝ‬

‫ﻓ‬ • َ “Hukum lahn jaliy: adalah haram ِّ‫ ۡ َﺗﻞﻍ‬secara


‫ﻋﺎ‬ ‫ﺎ ِّﻣ‬ ‫َﺃﺭ‬ ‫ﺃﻭ‬
َ ‫ﺃ َﻭ‬

mutlak, karena
‫ﺃ‬ ‫ﭐ‬
‫ﻝ َ ََِِّّﺖ‬
‫ﻉ ّﻣ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﺭﻱَِّﻝ‬ ‫ﺍ‬ ۡ‫ﻝ‬ ‫ﻩ‬ ‫ﺻ ﻌ َﻪَُ ﻝ‬
‫ﺍﻡ‬ ‫ﻳَﺎ‬ ‫ﻝ‬ ُ َ‫ﻓﻲ‬ ‫ﻥ‬
َِّۡ ‫ﻳﺎﺀَﻳﺔ‬
‫َﺱ‬ ‫ﻱ‬ َۡ‫ِّ ُﻣ ﺴ ﻮ‬ ِّ ‫ﻥ َُﻣ ﺐ‬ ۡ
‫ﻟﻲ‬

mengubah lafazh ِ Al-Qur`an yang karena


َ َ َۡ َ َ
‫َﻡ‬ ‫َﻝ‬ ُ ‫َﻡ‬

َ ‫ِﺇ‬ perubahan
tersebut dapat menyimpangkan maknanya. Adapun orang
awam, wajib baginya belajar (hinggaterbebas dari lahn jaliy).
Orangyang tidakbisabelajar atau tidak sanggup lagi mengikuti
pembelajaran, maka wajib baginya (terus belajar sampai bisa)
membaca Al-Qur`an dengan benar surat yang menjadirukunshalat
(Alfatihah), tidak menjadi imam shalat, dan tidak mengeraskan
bacaannyadalam majlis-majlis kaum muslimin. ”
• Asy-Syaikh Akram Al-Baghdadiy
dalam
ّM a n z h‫ُﻱ‬u m a h
‫ﺹ‬ At - Tanbihat mengatakan
َ ۡ
َ ُ‫ﻟﭑﻠﻝ‬ ‫ِّﻓﻲ‬
‫َﺎﻫ‬ ُۡ‫َﻓﭑﻝ ﺡ‬
‫َّﻝ ﻥ‬
‫ﺎ َﺎ َﻳﺕﻓ‬
‫ﺕﻣﻱ‬
َ َّ‫ﺱﻝَِِّﺎﭐﻝ‬
ِّ

• Terlebih lagi ayat-ayat dalam surat Al-


Fatihah, karena kekeliruan padanya dapat
berpotensi membatalkan shalat.
ۡ
‫َﻣﻞ‬

• Lahn artinya:
ُ ‫ﺹّ َ َﻭ َﻉ ُ َﺍﺭ ۡ َﭐﻭ‬
‫ﻥِّ ﻑ ِّۡﻥ ﻝ ﭐ‬ ‫ﺍﺏِّ ﭐﻝ‬
• “Menyimpang dariyang benar. ”
• Adapun yang dimaksud lahn dalam
membaca Al-Quran adalah kekeliruan atau
penyimpangan dalam membaca ayat-ayat Al-
• Para ulama tajwid dan
qiraat membagi lahn menjadidua:
1. Lahn Jaliy (terang), yakni lahn
yang berkaitan dengan i’rab dan
struktur bahasa Arab.
2. Lahn Khafiy (tersembunyi), yakni
lahn yang berkaitandengan
kesempurnaan sifat-sifat tahsiniyyah.
• Lahn jaliy adalah lahn yang berkaitan dengan
tata bahasa, baik mengubah makna ataupun tidak.
• Lahn jaliy pada surat Al-Fatihah dapat
membatalkan shalat, apabila sampai
merusakmakna.
• Kekeliruanyang termasuk lahnjaliyadalah:
1. Mengubah huruf,
2. Menambah/ mengurangi huruf,
3. Mengubah harakat.
• ContohMengubah Huruf


义 义 J
。 。
石 石

• ContohMenambah
Huruf َ َ
‫ۡﻡ َﻥ‬ ۡ ‫ﻉ َﻝ‬ ‫ۡﻡ َﻥ‬ ۡ ‫َّﻡ َﻉ َﻝ‬
|‫َّﻡ َﻁﺭ َ ﻱ ِّﻩﻡ َﻭﺃ َﻁ ۡﺭ ﺍ‬ |‫ﻩِّﻡ َﻭﺃ َﻁ ۡﺭ ﺍ‬‫ﻱ‬
‫ﺭ ﻃَﺎ‬
• ContohMengurangi Huruf
石 9 9 石 9 9
… 义又
… 义又

• ContohMengubah
Harakat
石 石


9
石 石
石 石 石 石 石 石
‫‪• Al-Imâm Asy-Syâfi’î mengatakandalam‬‬
‫‪Um ( 1/215) :‬‬ ‫‪Al‬‬
‫‪َ m‬‬ ‫ﻥ‬‫ۡ‬ ‫ﻱُ َ َ‬ ‫ُُ‬ ‫ُ ﭐﻕ‬
‫ﻝ‬ ‫ﺍ ﻡ‬ ‫ﺵ‬
‫ّﻱﻝ ﻥ َ‬ ‫ﻭ‬
‫ﻙ‬ ‫ۡ‬ ‫َ‬
‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ُۡ ﻞﻫ‬

‫َ‪,‬‬
‫ﺥﻝ ﻩ‬ ‫ُﻩ‬ ‫ُُﻩ‬
‫ﻝﺕ‬ ‫ﺕ ُﻩ‬ ‫َ‬
‫ﻱﻱُ ﭐ َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ۡ‬ ‫ُ‬ ‫ﻩ‬
‫ﻝ‬
‫ِّ ّ ﻡ‬ ‫ﻱ‬

‫ِ‬
‫ۡ َﻧﻪ‬
‫ﺍ‬

‫ﻝ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﻱ‬ ‫ۡ‬


‫ﻝ‬ ‫ُ‬ ‫ﭐ َ ﺍ َ َ‬
‫ِّ‬

‫ﻥ‬ ‫ِّ ّۡ ﻝ‬
‫ُ‬ ‫ﻓِّ ﭑ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬

‫ّ‬
‫َ‬
‫ۡ‬ ‫ۡﻩ‬

‫َ ﺕ‬ ‫ۡ‬

‫ۡﻟ ﻢ ِّ‬ ‫َ ﺭ‬ ‫ُ‪ ُ ,‬ﻢﻫ‬


‫ﺃ ﻭ َ‬ ‫ُ ﺄﺗ‬

‫َّﻥ‬

‫ﻥ‬
‫ﺓ‬ ‫ﻱ‬ ‫ﻥ‬ ‫ﺁﺭ‬ ‫ﺕ‬

‫ﺃﻭ‬ ‫ُ‬
‫ﻝﺕ‬ ‫َ‬
‫ﺃﺯ‬
‫ِّ ﺇ‬

‫َ‬ ‫ُ‬
‫ﻩ‬
‫ﺏ‬
‫ِّ‬

‫ﻭ‬
‫ۡﻝ‬
‫ِّ‬

‫ﺏ‬
‫ِﻱ ِّ َﺇﻙﻭ ُﺫﺍ َ ﺀَﺍ ُ ﺃ‬
‫َ‬

‫َۡﻥ‬

‫َِِّ = ِ‬
‫ُ‬

‫ۡ ﭑ َ ﻨﻧ‬
‫َ‬

‫ِ‬
‫َ‬ ‫ﺭ‬
‫ۡ‬ ‫ﻑ‬
‫َ‬
‫َﻡ‬

‫ﺃ ﺯَ‬
‫ۡ ﺇ ِّ‬
‫ﺕُ‬

‫َﺮﻩﻓ‬

‫ﻭ ﺇﺃ‬ ‫ﻡﺇﻭ‬ ‫ﺭﻝ‬


• “Orang yang keliru dalam surat Al-Fâti hah dengan lahn
yang menyebabkan perubahan makna, saya berpendapat bahwa
shalatnya tidak sah. Begitupula tidak sah orang yang shalat di
belakangnya (menjadi makmum). Adapun jika kekeliruannya
(yang mengubah makna itu) pada selain Al-Fâti hah, maka saya
tidak menyukainya, namun saya tidakberpendapat bahwa ia mesti
mengulangishalatnya. Karena kalaupun ia meninggalkan (tidak
membaca) surat selain Al- Fâtihahdan hanya membaca Al-Fâtihah
saja, saya berharap shalatnya diterima. Apabila (dengan itu)
shalatnya sah, maka begitupulashalat makmum di belakangnya,
insyaallah. Jika kekeliruannya terjadi pada surat Al-Fâtihah atau
surat yang lainnya namun tidak sampai mengubah makna,
maka shalatnya sah. Namun saya tidak menyukai ia menjadi imam,
bagaimanapun keadaannya. ”

• Al-Imâm An -Nawawiy berkata dalam A -Majmu ( 3/ 392) :
‫َﻉ‬ l َ ‫ۡﻝ‬
َ
ً َِِّ‫ﺕ‬
َ ِّ ‫ﻡ‬ ِّ
‫ﭑﻟ‬ َُّ‫ﻩ‬
‫ﻝ‬ ‫ﺓ‬
‫ﺵ‬ ‫ﺓ‬ َ‫ﺕ‬ •
‫ِﺏ‬ ‫ﺩ‬ َ ‫ﺪ‬ ‫ﻴ‬ ‫ﻓ‬ ِّ
َ َ َ ‫ﺏ‬ َِِّۡ
‫ﺩ‬ ‫ﻓ‬ ّ َّ ِ ‫ﻱ ﻲ‬ ‫ﻥ‬
َ َ

‫ﺡﺓ‬
َّ
َ‫ﻑ‬
َ ‫ﻩ‬ َ ‫ﺀ‬ ‫ﺍ‬ َ ‫ﻡ‬
‫ﺭ‬ ۡ

ِّ‫ﺻ ِ َّﺢﺓ‬ ُ ‫ﻡَ ﺹﺡَ ﺭﺍﺀ ﻩ‬


َّ ِّ

‫ﻝ‬
‫ﻇ‬ ‫ﺎ‬ ‫ﺗ‬ ‫ﺎ‬ َ ‫ﻡ‬ َِّ‫ﺕ‬

ِّ‫َِّ ﺒﻓﻭﺹﻟﺖِّﻩ‬ ِّ ‫ﻑ‬


‫َّ ﺃ ﻮ َّﺩﻋ‬ ‫ِ ﺃ‬ ۡ ‫ﺃ‬ ‫ﭐ‬

‫ﺍﻝ‬ ‫َﻭﻝ‬
‫ﻓ‬ ‫ﺎ‬ ‫ﻁ‬ ‫ﻡ‬ ُ ‫ﻝ‬
‫ﺙ‬ = ‫ﻝ‬
ِّۡ‫ﺻ ﻞ‬
, َِّ‫ﺵ‬

‫ﺖ َﺩﺎﻝ‬
‫َّ ﻫ‬ َ َ ‫ﻻ َ َّﻑ‬
ۡ‫ﺱ‬ ِّ ‫ﻥ‬

‫ﺱﺀ‬
‫ﻭ‬
‫ﺡ‬ َ َ َ
ۡ َ
َ َ
َ ‫ﻮ ﺿ‬ َّ َ ‫ﺍ‬ 夕 َ‫ﺏ‬

َّ,

‫َﺕ‬ ‫َﻭ ۡﺝ َﻩ‬


‫ ِّﺹ‬.‫ﺡ‬ ‫ﻝ)ﺡُ ﻩ َﻡﺍ‬ ‫ﺃ( ِّﺍﻥ‬...
“Wajib membaca surat Al-Fâti hah di dalam shalat dengan menyempurnakan
seluruh huruf dan tasydidnyayang berjumlah empat belas, dandi antaranya
tiga tasydid pada basmalah. Apabila ada hurufyang tidak terbaca atau
meringankan tasydid (membaca huruf bertasydid dengan biasa, sebagaimana
tanpa tasydid), atau mengganti sebuah huruf dengan hurufyang lain, padaha
Al-Imâm Ibnu Qudâma dalam A -Mughnî (I 348) mengatakan

‫ًۡﻥ ُ ُ َ ﻡ َ َﻓﺈ‬ h ‫ۡﻝ‬ l َ ‫ﺵ‬
َ /
‫ﺏ‬
َ ‫ۡﻝ‬
‫َّ ﺭ‬ َ
َّ‫َﺩ‬

َ
‫ُ ﻡ‬ ُ ‫ﻡ‬ ُ‫ﺡ‬
‫ً ﺓ‬
‫ِّﺓ‬ ‫ﺕ‬ , ‫ۡﻝﻑ ﻱ ﻩ ﺍ ﻥ‬ ‫ﺍ‬ ِّ ُ‫ﻳﻲ‬ ‫ﭐ ﻝ‬ ‫ﻥ‬ •

‫ﻩِّ ﺇ ﻝ‬ ,) ‫ﭐﻝﻓ ًﻭﺔﺹ َِّﻝ (ﭐ ِّﺩ ﺍ‬ ) (


ِّ ‫ﻭ‬
َ

‫ِّ ّﺩ ﺩ‬
ُ ُ َ
‫ﻥ‬ ۡ

‫َﺎُﺘ ًﺯﻫ‬
َ

ُ‫ﻱ‬ ‫ﻱ ﺕ‬
‫ﻣ‬ ‫ﭑ‬ ِّ
ِّ‫ۡﻉ‬ َ‫ُ ﻛﻚ‬
‫ﻱ‬
َّ

‫ۡﻱ‬
‫ﺍ‬ ‫ۡﻫﻔَﺎﺍ‬ ‫ﺍ ُ ِّ ﻲﻳ‬ ‫ﻝ‬ ‫ﭐ‬ ‫ﻥ‬ ‫ﻝ‬ َ‫ﻙ‬ ‫ﺇ(ﻑ‬ ‫ﺍ‬ )

‫ﻉ‬
‫ﺭ ﺗۡ َ ﺎ‬

‫ۡﻧ َﺐ‬
َ‫ﻭﻝ‬ َّ

‫ۡ َﻧﻦ‬
َۡ

‫َ َﻑ‬ ‫َِِّﺗ َﺢ‬ ‫َ َﻣ‬


‫ﻦ‬
َ
‫ﺕ‬ َ‫ﻱ‬
‫ﺕ ﺀَ ﻱ‬
ِّ ‫ۡﻡ‬

َ ‫ﻩ‬

• “Wajib baginya untuk membaca surat Al-Fâtihah secara tertib urutannya


dan ditunaikan tasydidnya, tanpa terjatuh pada kekeliruan yang dapat
mengubah makna. Apabila ia meninggalkan urutannya atau tidak membaca
tasydidnya, atau terjatuh pada kekeliruan yang mengubah makna seperti
mengkasrahkan hurufKafpada kata “iyyâka” (menjadi “iyyâki”) atau
mendhammahkan huruf Ta pada kata “an’amta” (menjadi “an’amtu”),
atau memfathahkan Alif Washl pada kata “ihdinâ” (menjadi “ahdinâ”),
maka bacaannya tidak terhitung (tidak sah), kecuali apabila ia benar-bena
dalam kondisi tidak mampu untuk membacanya dengan benar. ”
• Syaikhul Islâm Ibn Taymiyyah mengatakan dalam Majmû’ul Fatâwâ
350) : (23
َ َ “‫ﺹ‬ َ َ َ
ُ ‫ۡﻝﻑ َﻩ‬
‫ﺥ ّ َﻡ ۡﻥ َﻭ‬ َ ‫ۡﻝ‬ ‫ﻡ‬
‫َﺃﻭ َ ۡﻥ‬
َ ‫ﺿ ۡ َّ َﻞﻓﺎ‬
‫ُﻱ‬ ُ‫ﻩُ ﻝ‬ ُ‫ﻩ‬
‫ﺍ‬ ‫ﺀ‬ ‫ﭐ ﺓ‬ ‫ﻝ‬ ‫ﻝ‬ ‫ﻩ‬ ‫ﻝﺇ‬ ِّ‫ﻡ‬ ‫ﻝ‬ ‫ﻝ‬ •
‫ََﺎﺣ‬ ‫ۡ َﺭ‬ ۡ‫ۡﻧﺚ‬

‫ُﻩ‬
ِّ َ “ِّ
ۡ ۡ ُ َّ
َ َ
‫ﻗُِّ ﺒَﻴﭑ‬ “
‫َﻙ‬
‫َﻭ‬ ‫ َﺭ‬.‫َﻁ‬
‫ًﻑ‬ ِ ُّ‫ﺩ‬
‫ﻝۡ ﭐ‬ ‫ﻳﭑ ِّﻍ‬ ‫ﻱ‬ َُّ‫ﻝ ﻟﻨﻢ‬ ‫ﺱ ِّﻕ ِّ ﺭ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﺇﻝ‬ ‫ﻑ‬ ‫ﭐﻝ‬ ‫ﺃﺍ ﺇﺫ‬ ِّ‫ﻡ‬ ‫ِّﻑ‬

‫َﻉ‬
َ ُ
َُ
‫ﻧﻲ‬
‫ﺍ‬ ‫ِّﻡ‬ ‫ﺓ‬
“Dan adapun seseorang yang tidak bisa membac A -Fât hah (denga benar
al i
maka janganlah shalat di belakangnya (menjadi makmum), (karena n
shalatnya tidak sah) kecuali bagi orangyang semisaldengannya. Maka
janganlah shalat (menjadi makmum) di belakang orangyang cadel
beratyang dapat mengubah sebuah huruf menjadi hurufyang lain. Kecuali
apabila perubahannya terjadipada huruf Dhad saat ia mengeluarkannya dar
ujung mulutnya, sebagaimana hal tersebutsudah menjadi kebiasaan bagi
banyak orang (mengubahnya menjadi huruf Zha). ”
Tidak Mengubah Makna

Al-Fâtihah Selain Al-Fâtihah


Tidak membatalkan shalat,
namun haram apabila
sengaja, dan makruh
menjadi imam

Tidakmembatalkan
shalat, namun haram
apabilasengaja, dan
makruh menjadi imam
Imam Ummiy

Imam Mengulang Imam Tidak


Bacaanyang Benar Mengulang

Shalat Sah Wajib Mufâraqah


• Dalam Bughyatul Mustarsyidîn, Habîb Abdurrahmân (w. 1320
H) menjelaskan dengan terperinci terkait hukum dan kondisi-kondisi di
mana
berkata
kita boleh
: dan tidak boleh mufâraqah (memisahkan diri) dari imam. Belia
ََ َۡۡ‫ۡ ۡﻝ ﻙَ ﭐ ۡﻝ‬ َ ۡ
‫ﺍ ﻙﺃ‬ ‫َ ۡ ﻡ‬ ‫ﻁ ﭐ‬ ُ
ّ‫ﻥ‬ َ ّ‫ّ ﻥ‬
َ‫َ ﻡ‬ ‫ﻡ‬ َِ
ّ‫ﺇ‬ ُ َ ۡ

‫ۡﻞﻟ ﻛﺄ‬
‫ﭐﺍ‬
‫ﺍ‬ = ‫ﺓ‬ َ‫ﻛﺖ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﺍ ﻝ‬ ‫ﺍ‬

‫ﻉُ ﺭ‬
‫َﺕ‬ ‫ﻝ‬ ِّ

‫ﺍ ﺇّﻥ ﻕّ ﭐ‬
‫ﻭ‬ ۡ = ۡ ‫ﺏ‬

َ ‫ﻝ‬
ِ
ۡ
‫ﭐﺍﻝ‬ ‫ﻙ‬
‫ﺍ‬ ‫ۡﭐﻝ‬ ‫ﻁ‬
‫ﺍ ﻳ ﺎ‬

َ‫ﻡ‬
ِّ ‫ﻥ‬

َ
َ ‫ﻱ‬ َِّ

‫ﭐ ۡﻝ‬
‫ﭐ ﺄۡﻟ‬ َ
َ ۡ

ۡ ِ
• “Hasilnya adalah bahwa memisahkan diri dari
imam dalam shalat jamaah memliki lima hukum.
Wajib, jika melihat imam melakukan perkara yang
membatalkan shalat. Sunnah, karena imam
meninggalkan perkarayang sangat disunnahkan.
Mubah, jika imam terlalu memanjangkan shalat.
Makruh dan bisa menggugurkan keutamaan
berjamaah jika memisahkandiri tanpa uzur.
Haram,jika ada unsur syiar atau wajib
berjamaahseperti shalat Jumat. ”
• Apakah orang yang mufâraqah kehilangan pahalajamaah?
• Jawabannya adalah iya apabila mufâraqah yang dilakukanny
tanpa sebab. Sedangkan apabila mufâraqah yang dilakukannya
diiringi dengan sebab syar’i, maka ia tidak akan kehilangan pahala
berdasarka hadit :
jamaah,َ
‫َﻡ ۡﻥ‬ ‫ﻩ‬
ُ ns ‫ﻑ َﻭ‬ ّ
َ ‫ﺩَ َﺝ‬ َّ َ َۡ
‫ﻕﺩ‬ َ ‫ﺽ‬
‫ﺹ‬ ‫َّ ۡﻭﺍ‬
َُّ
‫ﺃ‬e ‫ﻭ‬ ‫ﺱ ﺍﻟﻦ ﭐ‬ ‫ﻟﻞّﭐﺍﻁﻝ‬
‫َﻩ‬ ََ
‫ﺽ َﺡ َﻭ‬ ‫ﻡ َﻝﺉً ﺍ‬ ‫َﻙ‬ ‫ۡﻥ‬ ‫ﻩ‬ َ ‫َّﻝ ﺍ‬ َ ‫ۡﻱ‬
‫ﺵ‬

• Siapa yang berwudhu dengan sempurna kemudian dia


menuju masjid, ternyata dia jumpai jamaahshalattelah selesai,
maka Allâh akan berikan untuknya seperti pahala orangyang
mengikuti shalat jamaah itu dan menghadirinya, tanpa
mengurangi pahala mereka sedikitpun. [HR. Ahmad, Abû
Dâwûd 564, An-Nasa`i]
• Al-Khafiy berarti tersembunyi, yaitu kekeliruan ketika
membaca Al-Quran yang tidak diketahui secara umum
kecuali oleh orang yang pernah mempelajari ilmu tajwid.
Bahkan sebagian di antaranya hanya diketahui oleh para
ulama yang memiliki pengetahuan mengenai
kesempurnaan membaca Al-Quran.
Asy -Syaikh ‘Utsmân ّ ‫ ﺇ‬Murad m e n g a t a k a n d a l a m As 夕 -Salsabîl: ‫ّﻡ‬
َ َ َۡ ‫َﻑ َﺥ‬
‫ﻑ‬
ِّ
ۡ ‫ﺹ‬
‫َﺕ‬
ۡ َۡ َ
‫ﭐﻝﻭ‬ ِّ‫ﻙﻝ=ﻝ ِﻱ‬
ۡ ‫ۡﻥ‬
‫ِّﻡ‬
‫ۡ ُﻉﺭ‬
‫ﻑ َ ۡﭐﻝ ِّﻑ‬
‫ﻃ‬َ ‫ﺄ‬
‫ﻑﻝ ﭐ ﺍ‬ ِّ ۡ
َ
• “Adapun lahn khafiy adalah kekeliruan dalam ‘urf (tata
cara membaca Al-Quranyang telahdisepakati Ulama
Qiraat),dan tidak mengubah makna kandungan Al-Quran,
contohnya seperti tidak menyempurnakan sifat-sifathuruf
hijaiyyah. ”
Majlisul
adaa:
wajib
• Hukum mempelajari rincian ilmu tajwid
bagi keumuman kaum muslimin adalah
fardhukifayah.
• Namun, seluruh kaum muslimin wajib
mempelajari seminimalnya adalah tahsin surat Al-
Fatihah karena berkaitandengan keabsahanshalat.
• Adapun bagi para pengajar tahsin, para
muhaffizh/ah, guru-guru Al-Quran, maka fardhu
‘ain mempelajari rincian ilmu tajwid,
memahami teorinya, dan menguasai istilah-
• Asy-Syaikh Husniy Syaikh ‘Utsmân mengatakan
dalam
Haqqu Tilâwah ha . 47 :
t ‫ﻝ‬ َ َ ‫َﺉ‬ َ
‫ﺫ‬ َ
l َ َ‫ﻝ‬
‫َﺭ‬
‫ﺇ‬
ّ
ُ ‫ﻱ=ﺡ ﻡ‬
ۡ ‫ﭐﻟ‬
‫ﺶ‬ ‫ﺃ‬ ‫ُﺥ‬ ِّ ‫ﺍ‬
‫ﻕ‬ ‫ﭐ‬ ‫ﻟ َّﺖ‬ ‫ِّ ﺩ‬ ‫ﭐ‬ ‫ﻟﭐﺶ‬

ّ‫ﭐّﻟﻞ‬
‫ﺍ‬ ‫ﺗﺄ َ ﻩ‬ َ ‫ﻉ‬ َۡ

g ّ
‫ﻥ‬ ‫ﻁ ِّﺭ ﻱ‬ ‫ﺱﻥ‬‫ۡ َ َﻝ‬ َ‫ﻉﺀ‬
‫ُُﻕ‬ ‫ﻳ ۡﺮُ ﻭﺁ‬ َ ِّ ‫ﻕ‬ ‫ﻕ‬ ‫ﻭ‬ ِّ‫ﻥ‬
ۡ ََ َ
َ ُ ‫ﻙ‬ ‫ﺕ‬ َ ‫ُِّﻕ ﺍ‬

ِ =
َ‫ﻉ‬ ِ ِّ ّ
‫ﻥ‬ ‫ﺕ‬ ‫ﺎ َﻃ‬
ۡ

‫ﻲ‬
‫ ِ َّﺻ‬pembaca Al-Quran
ۡ‫ﻡ‬
‫ﻝ ﭐ‬ َٰ ‫ُﺕ‬

َ
‫ﻩِّ ﺥ‬ ‫ﺃﻝ ﻙ‬ ‫ﻝ‬ =‫ﺩ‬ ِّ ‫ﻡ‬ ‫ﻝ‬ ‫ﺍ‬

• “Maka hendaknya para


‫ﻱ‬ ‫ﻝ‬ ‫ِّﺏﻡ‬
‫ﻥ‬ ‫ﻥ‬

ِ
‫ﻋ َﻦ‬ ‫َﺝ‬

bacaannya
mengambil (mempelajari Al-Quran) dengan jalan talaqqi
(mengambil) sanad, dari para Syaikh (guru) yang da
mendapatkan (bacaan itu) dari guru-guru mereka, agarmerek
pada kepastian bahwa bacaanyang dipraktikkan tersebut
sampai
sesuai dengan apa yang datang dari Rasûlullah g dengan
bersambung lagi shahih. sanadyang

• Beliau melanjutkan:
َ ََ َ
‫ُﻕﺭﺍ ِّﺀ‬ ُ‫ﻩ‬ ُ‫ﺏُﻭ‬ ّ‫ﺍ ﺇ‬
‫َ ُ ﺭ‬
‫ﺍ‬ ‫ﻕ‬ ,= َّ‫ﻱ‬ ‫ﭐ ﻙ‬ ‫ﺍ‬
َٰ
‫َﻉ‬ َ‫ﻡ‬
‫ﺩ‬
- ‫ﺕ ُﻩ ِّﻕَ ﺍ‬ ‫ﺀ‬ ‫ﻃﭑ‬ ُ َ ‫ﭐﺃ‬
‫ﻣِّﻦ‬ ‫ﺩ‬ ‫ﭐ ۡﻝ ﻝ‬ ‫ﻱ‬ ‫ﭐﻝ‬ ِ‫ﻥ‬ ‫ﺃ‬ ‫ﻙ‬ ,
‫ﭐﻙ‬
‫ﺍﻉ‬ ‫ۡﻝ‬
‫ﭐ‬ ‫ﭐ‬ ‫ﺍﻝ‬
‫ﻱ‬ ‫ﻙ‬ ‫ﭐ‬ ‫ﺍ‬ ‫ﻧﻮ‬ َ َ َ

• “Adapun apabila ia hanya menyandarkanbacaannya pada ٰ


apa- apayang telah ia baca dari buku-buku, atau sekadar
mengikuti apayang ia dengar dari rekaman para Qari,
maka artinya ia telah menjadi orang yang meruntuhkan
salah satu dari tiga rukun bacaan yang shahih.
Sedangkan bacaannya yang ia riwayatkan pada orang lain
dapatterhitung sebagai salah satu
kedustaanterhadapperiwayatanAl-Quran Al-Karim. ”
• Al-Imâm Ibnul Jazariy menyebutkan dalam Thayyibatu Nasyr
:
َ ًَ َ
ۡ n

‫ﻥ‬ ۡ
‫ﻡ‬ ِّ
‫ِّۡﺱ‬

‫ﺍ‬
‫ُﻱ‬ ‫ﻙ‬

ُ

‫ﻱ‬
‫ﻕ‬ َ
‫ﺝ‬

َ ‫ﻡ‬
‫ﻝ‬ ۡ

َ ‫ﺡﻱ‬
‫َﻩ‬

‫ﭐﻝ‬ ّ‫ﻭ‬ ‫ﻱ‬


‫ﭐ‬ ‫ﭑۡﻟ‬

‫ﺱۡﺏ ِّﺓ‬
َّ

‫ۡ ﻝﻝ َّﻝﺭ‬
ُ ‫ﻪﻠﻟ‬ ِّ ‫ﺱﺍ ﺇ‬
‫ﺍ‬

‫ﻝ‬
ۡ َ ‫ُ َﺷ‬
‫ﻒ‬ •

‫ﻥ‬
‫ﻩ‬ َ‫ﺹ‬
َ
‫ﻥ‬
َ ‫ﻭ َﻭ‬

ۡ
ِّ
‫ﻑ‬
‫ﺬ ِّ ﻫﻭ ِّ ﺫ ُٰ َ ﺫ‬
ُ ‫ۡﺣ‬

‫َ ﭑﻬﻛ‬
َ َۡ َّ‫ﺚ‬

‫ﻣ َﻢ‬
‫ﺎ‬ ‫ﺛ‬ َ ۡ

ِّ‫ﺏ‬
‫ﻧ‬ ‫ﻖ‬ ُ 名
‫َﻉ‬
‫ﺀ‬ ‫ﺃ‬ ‫ُّﺕ‬ ِ

َ
‫ﺭ‬ ۡ َّ

• “Dan setiap yang sesuai dengan kaidah nahwu,juga sesuai dengan


rasm (‘Utsmâniy) walaupun dari satu sisinya,
• Serta shahih (bersambung) sanadnya itulah Al-Quran, Maka inilah
tiga rukun (bacaanyang benar),
• Kapan saja salah satunya tidak terpenuhi, Maka (bacaan tersebut)
syâdz anggal) walaupun termasuk dalam Qira’ahSab’ah. ”
‫ﷴ ﻟﻴﻠﻲ‬
‫ﺍﻟﻔﻀﻠﻲ‬
Makhârij ( ‫ﺥﺝﺥ‬ ‫َ)ﻡﺍ‬ h
ala
d m
akajkutn
e
b dar

makhraj ( ) yang berarti “tempat k e l u a r” .

makhârij berarti “tempat-tempat keluar” .

ۡ
Sedangkan
darial-harfal-hurûf
(‫( )ﻑ ﺍ‬yang ۡ ) adalahbahasa
‫ﻟﺮﻭﻑ ﺍ‬secara bentukberart
“ujung
jamak

sesuatu” dan secara istilah bermakna: suara


yang
‫ﻣﻌﻨﻰ ﻣﺨﺎﺭﺝ ﺍﻟﺤﺮﻭﻑ‬
• Adapun secara istilah, makhârijul
bermakn :
hurûf
a ِ‫ﺫ ﻁ‬ ‫ﺥ‬
ۡ
ِ‫ﻕ‬ ‫ﺥ‬
ۡ
‫ﺥ‬ ‫ﺥ‬

‫ﺕ‬ ‫ﻥ ﻩ ﺹ‬ ‫ﻉ‬ ‫ﻥ‬ ‫ۡ ﭐﻝ َّ ِ ﻱ‬


ِ
ۡ
‫ﭐﻝ‬ ‫ﻭﺝ‬ ‫ﺥ ﺫ‬ ‫َ ﻡﺥ ﺥ‬
‫ۡﻱ‬
ِ ‫ﻱ‬
َّ ‫ﻱ ﺕ‬ ‫ﻑ‬

• Tempat keluarnya huruf yang merupakan titi


berakhirnya suara (disukunkan)
padanya, sehingga bisa membedakan huruf
yang satu denganyang lainnya.
‫‪‘Allaamah‬‬ ‫)‪Ahmad-Thiibi (w. 979 H‬‬
‫‪Ath‬‬ ‫‪mengatakan:‬‬
‫ﺥﻡ‬
‫ﺥ‬

‫。‬ ‫ﺥ‬ ‫ﺫ‬

‫ۡ‬ ‫ﻓﺎﺨ ۡ‬

‫ﺥـ‬ ‫ﭐ‬

‫ﻩﺩ‬ ‫َ‬ ‫ﻉ‬ ‫ِﻝ ﺕ‬

‫ﻭ‬ ‫ﺉﺧﺯ‬
‫ِﺎ ﺨ‬

‫ﻱ ﻝـ ـ ﺕ‬ ‫َﻙ ﻩ‬ ‫ﻑﻓ ﻲ‬
‫ﺥ‬
‫ﺕ‬
‫ﻒﺧﻭﺭ‬

‫ﻥ‬
‫ﺥ‬ ‫ۡ‬ ‫ﺦﺣ‬ ‫ۡ‬

‫ﻑ‬
‫ﺍ‬ ‫ﺍﺍ ﺽ‬ ‫ﻝ‬ ‫ﺥ‬
‫ﺥ‬
‫ۡۡ‬ ‫ۡ‬ ‫ﺥۡ ﺥ‬
‫ﺥ‬

‫ﺥۡ‬
‫ﺍ‬ ‫ﻙ‬ ‫ﺫ ـ ـ ـ ﺍ ﺥ َﻙ‬
‫ﺥ‬
‫ﻝ‬
‫ﭐ ﻭ ﺥ‬ ‫ــــــ ﻝ‬ ‫ﺕ‬
‫ﺇِ‬ ‫ﻝِ‬
‫َﺗﻞ‬
‫•‬

‫ﺷﺰ‬
‫ﺩ ﻱ‬

‫ﺦﺳ‬ ‫ﭐﻛﺎ‬
‫ﺥ‬

‫ۡ‬
‫ﺥ‬

‫ﺥ‬
‫ﺖﺧ‬ ‫ﺎﻗ‬ ‫ﺥ‬
‫。‬ ‫ﺥ‬

‫ﺍ‬

‫ﺇِ ﺍ‬
‫ﻅ‬ ‫ﻻ‬

‫ۡ‬
‫ـ ـ ـ ـﺕ‬
‫‪:‬‬
‫ﻝ‬ ‫ـ‬

‫ﻑ‬

‫ﭐﺫﻟ َّﻞ ۡ‬
‫ﺍ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﺍ‬

‫ﻛﻖۡ‬
‫ﻏ ﺾ‬

‫ۡ ﺎﻫ‬
‫ﺫ‬ ‫ﺥ‬
‫ﺥ‬

‫ﻛﺎﺇِ ﻟﻢۡ ـ‬
‫ﺫﻝ‪:‬‬
‫。‬

‫ﻭﺍ ﺥ‬
‫ﻙ ــ ﻡ ﻅ ﺭ‬ ‫ﻱ‬ ‫ﻱ‬ ‫ﺥ ﺍﺍ‬ ‫ﻝ‬ ‫ﺭﺗﻮﺍ‬ ‫ﻭﻥ‬
‫ﺥ‬
• “Dan digunakan pula (dalam Al-Quran) huruf-huruf
tambahan, sebagaimanayang telahdijelaskan faidahnya,
• Seperti untuk meringankan (bacaan), dan terbagi huruf-
huruf tambahan tersebut: seperti hamzah saatditas-hilkan,
• Dan Alif seperti Ya saat diimalahkan,juga Shad yang mirip
Zay sebagaimanayang telahdisebutkan para Ulama,
• Dan Ya seperti Wawu pada kata “Qwila ” pada saat
sebelumnya kasrah dandigabungkan dengan isyarat
memonyongkan bibir,
• Dan juga Alif yang engkau lihat saat ditafkhimkan,
begitupun Lam saatditebalkan,
• Dan Nun pada saat tidak diizh-harkan. Aku katakan: begitu
pula Mim padasaat tidakizh-har. ”
ada
ayat
A Ima ah, pa a
1.
S tHamzah ud yal,phTais- 41r i w a y a t Imam Hafsh terdapat pada 2
Surat
H Fushshilat
‫ﻲ“ ۡﻉﺦﺟ‬
:4 ِ
‫ﻣ‬ ۬
‫ﺧﺎ‬
‫ﺀ‬
‫ﺥ‬
‫ﺹﭐﻝ‬ ‫ﻁ‬tapi tidak terdapat dalam riwayat Imam
‫ﻝ‬
‫ﺥ‬
Hafsh.

ri Imam Hafsh terdapat pada


a a :

3. Shad mirip (bergabung dengan) Zay, seperti pada


5. AliT
f afkhim, sep erti A lif yang berada setela
‫ﻳﺦ‬ ‫ﺥﻻﺫ‬
uruh pada
a
D
h
a
d
kat ٓ‫ﻝﺍ‬ ‫ﺽ ﭑﻟ‬

f 6. Lam Tafkhim, yakni Lam pada lafazh


y a ng b Jalaalah
se pe ‫ﭐ‬ mnya dhammah atau
rti
‫ِﻝ‬
fathah,

‫ﺥ‬
7. Nun yang bukanizh-har, seperti ‫ِﻣ ﻦ‬ ‫ﻙ‬.

‫ﺗﺦ ۡﺭ‬
Ma khraj Umum , yaitu:
a
g
R
n
o ۡ ‫ﺦۡ) ۡﺍ (ﻑﻟۡﺥ‬
• Tenggorokan (‫)ﻕﻝ ۡﻝ ﺍ‬

Li a h

• D a (B i )
‫ﻻ‬
i ‫ﺦ‬ ۡ
‫ﻟ‬ۡ
• R ngg ( ‫ﺍ ﺵ‬
)
‫ﺍﻟﻤﺨﺎﺭﺝ‬
Al-Khalil bin Ahmad
Al-Farahidi, Ibnul
‫ﺍﻟﺨﺎﺻﺔ‬
Jazariy
.Tujuh belas (17) tempat

Sibawaihdan Qutrub, Ibn Kaisan,


Syathibi Al Farra
.Enam belas (16) tempat .Empat belas (14) tempat
‫ﺗﻔﺼﻴﻞ ﺍﻟﻤﺨﺎﺭﺝ‬
. Mereka yang berpendapat 17 makharijmengatakan:
– Al-Jauf 1 makhraj
– Al-Halq 3 makhraj
– Al-Lisan 10 makhraj
– Asy- Syafatan 2 makhraj
– Al- Khaisyum 1 makhraj
. Pendapat16 makharij: menghilangkan makhrajal-jauf.
. Pendapat 14 makharij: menghilangkan makhrajal-jauf
dan menjadikanal-lisan 8 makhraj
. Pendapat 29 makharij: Setiap huruf mempunyai
makhraj yang berbeda.
‫ﻛﻴﻔﻴﺔ ﺗﺤﺪﻳﺪ ﻣﺨﺎﺭﺝ ﺍﻟﺤﺮﻭﻑ‬
Sukunkan/ tasydidkan
huruf yang dicari

Letakkan huruf
berharakat sebelum
huruf tersebut
‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ﻥ ﻩِ‬ ‫ﻭﻑ‬
‫ﺭ‬
‫ُ‬‫ُ‬‫ﺡ‬ ‫ﺍ ﺍ ﻩِ ِ‬ ‫ﻭﺃ‬ ‫ﻟﺞ‬
‫ﻝِ ﺍ َ‬

‫ۡ‬ ‫ﻝَۡ‬
‫ﻭﺡـﻱـ ﺍ‬
‫ِ‬ ‫ُ‬‫ﻓﻰ ﻥ‬ ‫ﻩَِ‬ ‫ﻑ ﻅِ‬ ‫ﻥ‬

‫ـ‬
Huruf Alif : Tidak berada pada kondisi selain sukun dan tidak ada huruf
sebelumnya kecuali dalam kondisi fathah.
HurufTasydid : Aslinya terdiri atas dua huruf. Huruf yang pertama sukun
dan yang kedua berharakat.
‘Allaamah Ahmad Ath -Thiibi berkata:
‫ﺇ‬
ِ
ُ‫َﻡ‬
‫ﺕ‬ ِ
‫ﻝ‬
, ,
• Al-Halq secara sederhana dapat diartikan
sebagai tenggorokan, secara lebih rinc
mencakup bagian yang dimulai dari pita suara
(al-awtârush shawtiyyah), tepatnya di sekita
jakun bagi laki-laki hingga ke tenggorokan
paling luar, yaknibagian akarlidah (jadzrul lisân)
yang bersentuhandengan uvula (anaklidah).
• Pada tenggorokan terdapat 3 (tiga)
tempat keluarnyahurufuntuk 6 (enam) huruf
hijaiyah.
• Al-Imâm IbnulJazariy berkata :
ُ‫ ﻩَۡﻡ ُﺯٌَﻩ‬:‫ﺹ ﭐ َۡۡﻝۡﻝﻕﺃ‬َ َ‫َﻕ‬
‫ﺃ ِۡﻝ‬
‫َﺡ‬
• ‫ﺙ‬ : ‫ﺀ‬
ُ ‫ﺍ‬
َ ‫ﺀﺍ ﻝ ﺃ ﺃ ُﺃﻁﻩ‬
‫ﺃ‬ ‫ﺍ‬: ‫ﺍ ﺅ ﺍ َﺥ‬, ‫ﻑ َُ ﺍ َ ﻕ َﭐﻭ‬: ُ
‫ﻩ‬
ُ ُ
‫ ﭐ ﻑ‬,‫ﻕ‬ ‫ﺹ ﭐﻝﻷﺱَﺍﺃﻥ‬ ََ ‫• ﺃ‬
• “Kemudian pada tenggorokan yang paling jauh (dar
mulut) terdapat Hamzah dan Ha, di tengah
tenggorokan terdapat ‘Ain dan Ha, dan
di tenggorokan yang paling dekat (dari mulut)
keluar huruf Ghain dan Kha. ”
Padahalq
(tenggorokan)
adatigamakharij:
1. Aqshal Halqi
2. Wasathul Halqi
3. Adnal Halqi
Pada tengah tenggorokan, yakni pada katup pangka
tenggorokan atau katup epiglottis (lisânul mizmâr
keluar huruf ‘Ain dan Ha. Katup epiglottis
masih merupakan bagian dari laring, yang
berfungsi mengaturudaradansuara.
Katup epiglottis tersusun dari anatomi tulang rawa
yang berada di bagian belakang bagian bagian lida
sertaterletak di bagian depan laring atau kotak suar
(dinamakan kotak suara karena di dalamnya terdapa
pitasuara yang membuat dapat bersuara).
Padatengah tenggorokan, yaknipadakatup epiglotis (lisaanul mizmaar) kel
huruf ‘Ain dan Ha.
Huruf ‘Ain dan Ha terjadi disebabkan
tekanan katup epiglottis, dengan
perbedaan, bahwa Huruf Ha diucapkan
dengan lembut dan tidak menekan, kemudian
udara yang dialirkan dari paru-paru,
melewati daerah artikulasi tanpa
bergetarnyapitasuara (nirsuara).
Sedangkan huruf ‘Ain diucapkan dengan
sedikit menekan sambil menggetarkan pit
• Makhraj initepatnya merupakan persentuhan antarabagian
akar lidah (jadzrul lisân) dengan langit-langit lunak disekita
uvula (laklakan/ anak lidah), yakni daging yang tergantung
dantersambung dengan langit-langit.
• Hendaklah bersungguh-sungguh melatih diri agar dapa
menghasilkan suara yang jelas dan benar-benar bisa
membedakan satu huruf dengan huruf-huruf yang lainnya
Bila tidak, maka kemungkinan tercampurnya suara satu
huruf dengan huruf yang lain sangat besar, apalagi keenam
huruf padamakhraj ini sangat berdekatan.
• Pada gambardibawah inidapat kita lihat bahwa uvula lebih
dekat ke bagian mulut daripada tenggorokan (halq)
Apalagi pada huruf Ghain dan Kha, keduanya diucapkan
dengan cara menggesekkan akar lidah (jadzrul lisan
dengan uvula (bagian dari langit-langit), sehingga sebagian
ulama memasukkan hukum huruf Kha dan Ghain ke dalam
hukum huruf-huruflisan. Di antara ulama yang berpendapa
seperti ini ini adalah Al-Imâm Abu Ja’far bin Al-Qa’qa Al
Maddaniy (35-130 H.), salah seorang Qâri Qiraat Al-‘Asy
(qiraat sepuluh).
Persentuhan antara akarlidah dengan uvula
、‫ﺍﻝﻝ ﺍ ﻥ‬
ِ
• Lisan (lidah) merupakan bagian terpenting
dalamproses pengucapan / keluarnyasuara.
• Pada lidah, terdapat 10 (sepuluh)
makhraj untuk 18 (delapan belas) huruf.
Sepuluh makhraj ini terbagi dalam 4
(empat) bagian lidah: pangkal lidah, tengah
lidah, sisi lidah, dan ujung lidah.
‫ﺟﺬﺭ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ‬ Akar Lidah

Pangkal
‫ﺃﻗﺼﻰ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ‬
Lidah

Tengah
‫ﻭﺳﻂ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ‬
Lidah

‫ﻃﺮﻑ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ‬ Ujung


Lidah
‫ﺃﻗﺺ ﺍﻟﺤﺎﻓﺔ‬

‫ﻥ‬
‫ﻯ‬

‫ﻣﻨﺘﻬﻰ ﺍﻟﺤﺎﻓﺔ‬
‫ﻝ ﺍﻝ‬
‫ﺍ‬
ِ
、‫ﻥ‬
Bertemu dengan langit-langit lunak (‫)ﻕ‬
Pangkal
Lidah dengan langit-langit lunak dan keras sekaligus (‫)ﻙ‬

Tengah Bertemu dengan langit-langit ( ‫ ﺝ‬,‫ ﻱ ﺵ‬,)


Lidah
Sisi
Lidah
Ujung
Lidah
‫ﺱَ‬
‫ﺍ‬ ‫ﭐﻝ‬ ‫ﺃ‬ ‫ﻝۡ ﺍ‬
• Cara mengucapkan huruf Qafmirip dengan padasaat kita
mengucapkan huruf Kaf, yakni dengan membenturkan
pangkal lidah dengan bagian langit-langit yang lunak
Perbedaannya yakni pada langit-langit yang disentuh
bagian belakang lidah merupakan langit-langit yang
lunak, sedangkan pada huruf Kaf, langit-langit
yang disentuhkan adalah langit-langit yang lunak dan
yang kerassekaligus.
• Sebagian orang Indonesia mengucapkan huruf Qa
dengan mendorong bagian belakang lidah ke arah dalam
tenggorokan. Suaranya memang terdengar lebih kuat
namun itu bukanlah suara Qaf yang diucapkan oleh
orang-orang Arab.
‫ﭐ ﻑُ ﺃ ۡ‬
‫ﺱ‬
‫ُ‬
‫ﺍ‬ ‫ﻱ ﺍﻝ‬ ‫ﻁ‬ ‫ﻝ‬
‫ۡﻭﺱ‬

‫َۡ‬
• Salah satu sisilidah yang bertemu dengan gigi
gerahamatas, baikbagian kiri, kanan,atau
keduasisilidah yang bertemu dengankeduasis
gigi gerahamatas, keluar huruf Dhad. Al- Imam
Ibnul Jazariy berkata:
‫ّﺍﺿﻞ َﭐﻭ‬ ‫ﻥ‬ۡ ‫ﻑ‬
َ ‫ﺡ‬ ُ
‫ﺩ‬ ‫ﻭ‬
َ َ ‫ﺇ‬ ‫ﻡ‬
ِّ ‫ﻩ‬ ِّ ِّ
‫ﺕ‬ ‫ﺍ‬ َ ‫ﺍ‬َِِّ‫ﻝ‬
َ َۡ ۡ َ
‫ﺃ ﻱُﻡﻥﺍ ﺍ‬ ‫ﺃ‬ ‫ﻝ ﺽ ِﺍ‬ َ
• “Dan Dhad darisisilidah, bila bertemu dengan
gigi geraham bagian atas, sisi kiri atau
kanannya. ”
Lidahmenyentuh dengan lunak

Lidahmenekan kuat
Bersentuhan Lunak
Adnal H

Menekan Kuat

Aqshal
‫ﺔ‬ َ
‫ﻓ‬
• Ujung darisisilidah ( ‫ ) ﺍﻟﺤﺎ ﻯــ‬hinggaakhirnyadi
bagian sisidepan lidah yang bertemu langit-langit,
keluar huruf Lam. Al-Imam Ibnul ۡ berkata:
Jazariy

‫ﺍﺍ‬
‫ﻥ‬ ّ
‫ﻝ‬
‫ﻝَﻭﭐﻝ‬
َّ ‫ﺍﺍ‬

ِ
“Dan huruf Lam (dari) sisilidah yang dekat dengan
permukaannyahinggaujungnya. ”
• Makhraj huruf Lam mencakupujung sisilidah (akhir
darimakhraj huruf Dhad),baik sebelah kiri ataupun
sebelah kanan, hingga kebagian sisidepan lidah.

Anda mungkin juga menyukai