Anda di halaman 1dari 9

MAJELIS TALIM SALMAN ITB

Sekretariat : Gedung Kayu lantai 2 Kompleks Masjid Salman, Jalan Ganeca No. 7
Bandung

HAND OUT MATERI TAHSIN TUHFATUL ATHFAL

Pertemuan ke-1
Agenda/Materi:
- Perkenalan tutor dan anggota kelompok
- Materi pembukaan
Deskripsi Materi:
a. Definisi ilmu tajwid
b. Hukum mempelajari ilmu tajwid
c. Hukum membaca Al-Quran dengan tajwid
d. Keutamaan membaca Al-Quran
e. Tingkatan membaca Al-Quran
f. Hukum Istiadzah dan Basmalah
g. Kesalahan dalam membaca Al-Quran
Untuk point a g lihat Buku Pedoman Dauroh Quran halaman 3-6 dan 13-24.

Catatan: Tingkatan membaca Quran mungkin memang terjadi perbedaan pendapat Ulama.
Menurut Imam ibnul Jazary, tingkatan membaca Quran hanya ada 3: cepat (hadr), sedang
(tadwiir), dan lambat (tahqiiq). Kecepatan tersebut adalah relatif bagi setiap orang. Tidak ada
standar tertentu.

Tambahan untuk hukum istiadzah dan basmalah:

Akhir al-anfaal dengan awal attaubah


1. Waqof di akhir al-anfaal
2. Washol akhir al-anfaal dg awal at-taubah
3. Saktah diantara akhir al-anfaal dg awal a-ttaubah

Lafadz dan ayat 1 dan 2 ali-imron


1. Waqof antara ayat 1 dan 2
2. Sambung dengan huruf 6 harokat dan harokat fathah (alif laam miimallaahu)
3. Sambung dengan huruf 2 harokat dan harokat fathah (alif laam miimallaahu)
Pertemuan ke-2
Agenda/Materi:
- Hukum nun sukun dan tanwin
- Praktek al-fatihah / surat-surat pendek

Deskripsi Materi:
Penjelasan hukum nun mati / tanwin bila bertemu huruf-huruf hijaiyah
a. Hukum idzhar
Penjelasan arti idzhar dan cara membacanya
Idzhar dari segi bahasa berarti jelas. Kondisi idzhar muncul jika ada nun mati/tanwin
diikuti huruf: ) ha(
Cara membacanya jelas suara n nya. (contohkan ke para mentee). Ketika membaca
idzhar, tidak boleh memantul. Contoh: an am ta biasa dibaca ane ame ta karena
terburu-buru. Pembacaan idzhar pun tidak boleh sampai seperti waqof akan tetapi
pengucapannya harus bersambung ke huruf berikutnya. lihat buku: intisari buku iqra
halaman 30 dan/atau Pedoman Dauroh Quran halaman 63

b. Hukum idghom
Penjelasan arti idghom dan cara membacanya dapat dilihat pada buku Pedoman
Dauroh Quran halaman 64 65

Catatan: dalam pembacaan idghom, huruf idghom tidak boleh ditekan. Bedakan dengan
membaca huruf berharokat tasydid (pada quran madinah, huruf idghom tidak diberi
tasydid tidak boleh ditekan).

c. Hukum iqlab
Penjelasan iqlab dan cara membacanya dapat dilihat pada buku Pedoman Dauroh
Quran halaman 65 66

Catatan: untuk jalur periwayatan dari ustadz khanova, cara membaca iqlab yang
diambil adalah dengan menambahkan ikhfa pada huruf mim. Dilakukan dengan tidak
merapatkan bibir secara sempurna sehingga dengung 50% tidak di hidung Apabila
membaca iqlab dan hidung ditutup, masih terdengar suara.

d. Hukum ikhfa
Penjelasan iqlab dan cara membacanya dapat dilihat pada buku Pedoman Dauroh
Quran halaman 66 67.

Catatan: Terdapat perbedaan cara membaca ikhfa oleh para Ulama:


a. Sambil mengarah ke makhroj berikutnya, dengung tidak 100% di hidung.
b. Seluruh huruf ikhfa dibaca sama dan tidak mempedulikan makhroj huruf
berikutnya, dengung 100% di hidung. Yang berbeda hanya di tebal-tipis saja
c. Dll (jika mungkin ada)

Riwayat dari ustadz Khanova menggunakan cara membaca b


Pertemuan ke-3
Agenda/Materi:
- Hukum nun dan mim bertasydid
- Hukum mim sukun
- Praktek al-fatihah / surat-surat pendek
Deskripsi Materi:

Hukum nun dan mim bertasydid harus dibaca dengan ghunnah (dibaca dengung selama 2
harokat).

Penjelasan hukum mim mati bila bertemu huruf-huruf hijaiyah.

a. Ikhfa syafawi
Apabila mim mati bertemu dengan ba. Cara pengucapan sama dengan iqlab.

b. Idghom mitslain
Apabila mim mati bertemu dengan mim. Pengucapannya harus dengan ghunnah.

c. Idzhar syafawi
Apabila mim mati bertemu selain mim dan ba. Pengucapannya jelas tanpa ghunnah.
Perlu berhati-hati apabila mim mati bertemu huruf waw atau fa karena makhroj mereka
berdekatan / sama dengan mim. Contohkan dan latih cara membaca idzhar syafawi bila
bertemu waw dan fa.

Penjelasan lengkap dapat dilihat pada buku Pedoman Dauroh Quran halaman 77.

Pertemuan ke-4
Agenda/Materi:
- Hukum alif-lam
- Hukum mad thobii
- Praktik alfatihah / surat pendek

Deskripsi Materi:

Penjelasan hukum alif-lam :

1. Alif-lam qomariyah: dibaca idzhar


2. Alif-lam syamsiyah: dibaca idghom

Salah satu kesalahan umum saat membaca alif-lam qomariyah adalah membaca dengan
memantul. Seperti, lafadz Alhamdulillah di baca alehamdulillah dll. Penulisan dalam mushaf
sudah membantu mengenali hukum alif lam ini. Apabila huruf setelah lam bertasydid maka
dibaca idghom. Dan apabila tidak, maka dibaca idzhar.
Penjelasan hukum mad thabi`i :

Huruf mad ada 3, yaitu :


Mad thabi`i merupakan mad yang berposisi sebagai pondasi. Tanpanya, makna dari
kalimat tersebut hilang. Dibaca panjang 2 harokat. Pembagiannya :

1. Mad thabi`i harfi


Terletak di awal-awal surat. Disebut huruf muqaththo`ah. Misalnya pada surat Thaha
ayat 1. Hurufny ada 6 :

2. Mad thabi`i kalimi


Beberapa kondisi terjadinya mad ini :
a. Kondisi washal dan waqaf
Contoh :
b. Kondisi waqaf saja :
(1) Mad `iwadh
Contoh :

(2) Terdapat sukun mustathil (sukun lonjong)
Contoh :
(3) Petemuan huruf hijaiyyah dengan salah satu huruf mad
Contoh :
dibaca

Optional :

(1) Mad bertemu dua sukun


Contoh :

(2) Tercipta dari hamzah washal ketika waqaf di sebelumnya
Conoth :

(3) Untuk menjelaskan harokat huruf yang mempunyai makna
Contoh :

Catatan : Mad badal bukan bagian dari mad thabi`I, meskipun di dibaca 2 harokat. Mad badal
akan dijelaskan pada penjelasan mad fari

Pertemuan ke-5

Agenda/Materi :

- Hukum mad far`i


- Praktik alfatihah / surat-surat pendek
Penjelasan hukum mad fari :

Pembagian mad far`i :

1. Manawi
Penambahan panjang yang awalnya dari 2 harokat, bias menjadi 4 atau 6 harokat.
Penyebabnya adalah karena kondisi penekanan. Misalnya pada lafazh laa ilaaha illallah
2. Lafzhi
a. Mad disebebkan adanya hamzah
(1) Mad muttashil
Huruf mad bertemu dengan hamzah dalam satu kalimat. Boleh dibaca 4 dan 5
harokat.
Contoh :
(2) Mad munfashil
Huruf mad bertemu dengan hamzah dalam dua kalimat (mad dan hamzah
terpisah). Boleh dibaca 2, 4 atau 5 harokat.
COntoh :
(3) Mad badal
Hamzah bertemu dengan huruf mad dibaca 2 harokat.
Contoh :

b. Mad disebebkan adanya sukun


(1) Mad lazim
Huruf mad karena sebab sukun asli pada huruf itu sendiri atau bertemu dengan
sukun asli setelahnya. Wajib dibaca 6 harokat.

Mad lazim terbagi mejadi 2 :


(a) Mad lazim harfi
Mad lazim yang terdapat di awal-awal surat. Sukun asli berasal dari huruf-
huruf tersebut. Misalnya pada surat Al-Baqarah ayat 1. Huruf yang termasuk
dalam mad ini adalah :
Misalnya huruf dibaca . Terdapat sukun pada pengucapan huruf sin,
yaitu nun sukun.
i. Mad lazim mutsaqqal harfi
Huruf mad lazim harfi dibaca lebur dengan huruf setelahnya
Conoth : Huruf lam dibaca lebur dengan huruf mim. Lam
dibaca panjang 6 harokat
ii. Mad lazim mukhaffaf harfi
Huruf mad lazim harfi dibaca jelas dan tidak lebur dengan huruf
setelahnya.
Contoh : Huruf lam tidak lebur dengan ra. Huruf lam dibaca 6
harokat.

(b) Mad lazim kalimi


Mad lazim yang terjadi karena huruf mad bertemu dengan sukun asli.
i. Mad lazim mutsaqqal kalimi
Sukun aslinya dibaca lebur yaitu dalam bentuk tasydid.
Conoth :
ii. Mad lazim mukhaffaf kalimi
Sukun asli pada kalimad tersebut dibaca jelas.
Contoh :

(2) Mad bertemu dengan sukun palsu (Mad `aridh lissukun)


Mad ini terjadi pada saat waqaf. Boleh dibaca 2, 4 atau 6 harokat.
Contoh :
(3) Mad liin `aridh lissukun
Huruf liin bertemu dengan sukun palsu. Liin merupakan kondisi ketika terdapat
huruf ya sukun dan waw sukun yang sebelumnya adalah huruf yang berharokat
fathah. Boleh dibaca 2, 4 atau 6 harokat.
Contoh : ( huruf liin) , saat waqaf ( mad liin `aridh lissukun)

Pertumuan Ke-6

Agenda/Materi :

- Hamzah washal dan qatha


- Praktik alfatihah / surat-surat pendek
Penjelasan hamzah :

1. Hamzah washal
Hamzah washol adalah hamzah tambahan yang harus terbaca pada awal kalimat dan
tidak dibaca di tengah kalimat atau apabila sebelumnya terdapat huruf hidup Hamzah
ini ditandai dengan sukun washal seperti pada contoh berikut :


Hamzah washal di awal kalimat dapat dibaca dengan harokat fathah, dhommah, dan
kasrah.
a. Kaidah fathah
Karena hamzah washal bagian dari alif-lam
Contoh :
dibaca

b. Kaidah dhommah
Hamzah washal terdapat pada fiil (kerja perintah), dimana huruf ketiga dari kata
tersebut harus berharokat dhammah.
Contoh : - - dibaca - -

c. Kaidah kasroh
- Hamzah washal terdapat pada fiil (kerja perintah), dimana huruf ketiga dari
kata tersebut harus berharokat fathah atau kasroh.
Contoh: - -
dibaca - -

- Hamzah washol terdapat pada kata-kata berikut :










2. Hamzah qatha
Hamzah qatha' adalah hamzah yang selamanya dibaca dan ditulis, baik
di awal, di tengah maupun di akhir. Tanda dari hamzah ini adalah ()
Contoh :

( QS. Fushshilat : 44 )
Kecuali pada kata
Menurut Imam Hafs, hamzah pertama harus dibaca dan hamzah
kedua dibaca tashil.
Petemuan 7

Agenda/Materi :

- Waqaf dan ibtida


- Praktik alfatihah / surat-surat pendek

Penjelasan waqaf dan ibtida:

1. Saktah
- Saktah berhenti sejenak tanpa mengambil nafas ketika memulai dengan kalimat
setelahnya
- Tanda saktah adalah atau
- Terdapat 4 tempat wajib saktah :
(a) QS. AL-Kahfi ayat 1
(b) QS. Yasin ayat 52
(c) QS. AL-Qiyamah ayat 27
(d) QS. Al-Muthaffifin ayat 14
- Terdapat 2 tempat boleh saktah :
(a) Al-Anfal ayat 75
(b) Al-Haqqah ayat 28

2. Waqaf
Berhenti sejenak tanpa dan mengambil nafas ketika akan memulai dengan kalimat
selanjutnya.

Catatan : persamaan saktah dengan waqaf adalah keduanya berhenti sejenak dengan niat
melanjutkan bacaan Al-Quran

3. Qatha
Berhenti di akhir ayat dengan niat tidak melanjutkan bacaan Al-Quran

Pembagian waqaf berdasarkan tujuan :

1. Terpaksa / di luar kehendak (idhtirary)


- Misalnya karena kehabisan nafas, bersin, dll. Hukunya boleh
- Jika maknanya sudah sempurna/tidak rusak, maka tidak masalah
- Jika makna belum sempurna/rusak, harus mengulangi bacan sebelumnya. Lebih utama
mengulang dari awal

2. Saat ujian (ikhtibary)


Hukumnya boleh sekalipun maknanya tidak sempurna

3. Saat menunggu bacaan qiroat lain (intizhary)


Misalnya saat 3 qori membacakan Al-Quran dengan 3 qiroat yang berbeda. Pada ayat-ayat
yang mengandung ikhtilaf, mereka saling menunggu bacaan. Hukumnya boleh sekalipun
maknanya tidak sempurna.

4. Kehendak sendiri (ikhtiyari)


- Hukumnya boleh dengan tidak erusak makna dan tidak boleh jika merusak makna. Maka
harus memperhitungkan dimana akan berhenti agar tidak merusak makna
- Pembagian :
a. Waqaf taam
Posisinya di akhir pembahasan/cerita
Lafazh dan makna sudah sempurna. Tidak ada keterkaitan makna dan lafazh
dengan kalam setelahnya
Berhenti dengan sempurna, lelu membaca kalam berikutnya
Boleh waqaf dan boleh qatha

b. Wawaf kafi
Posisinya di tengah cerita/pembahasan (ibarat tanda titik di awal-awal
paragraph)
Lafazh sudah sempurna, makna belum sempurna. Masih ada keterkaitan makna
dengan kalam/kalimat setelahnya.
Boleh waqaf, tidak boleh qatha

c. Waqaf hasan
Posisinya di tengah cerita/pembahasan, namun kalimat pada pembahasan
sebelumnya belum selesai (ibarat tanda koma)
Lafazh belum sempurna, makna belum sempurna. Masih ada keterkaitan dari
segi lafazh dan makna dengan kalimat setelahnya
Jika di akhir ayat, berhenti, lalu membaca ayat berikutnya
Jika di tengah ayat, harus mengulang lagi kalam sebelumnnya untu
menyempurnakan lafazh dan makna
Boleh waqaf, tidak boleh qatha

d. Waqaf qabih
Kalam/kalimat belum selesai sehingga lafazh dan makna belum sempurna, bahkan
menjadi rusak/ tidak bias dipahami

Sumber:

Panduan Dauroh Quran, Abdul Aziz Abdur Rauf, Lc

Attaisir fi Matan Al-Jazary , Khanova Maulana, Lc

Anda mungkin juga menyukai