Anda di halaman 1dari 45

‫شرح منظومة‬

‫التنبيهات الواضخة‬
‫لتالوة سورة الفاتحة‬
‫محمد ليلي الفضلي‬
‫االستعاذة‬
• An-Naazhim mengatakan:
َََُۡ ۡ ََۡ َ ُ ُ َ ََۡ
‫• همز (أعوذ) فٱعلمن مرققة‬
ۡ‫ۡس ۡٱۡلَاءِ ق ِۡس ًطا َحق َقه‬
ُ ۡ ‫ٱّللِ) َك‬
َ
ِ ِ ‫• (ب‬
• Ketahuilah bahwa Hamzah pada (A’udzu)
merupakan huruf Tarqiq
• Sempurnakan kasrah huruf Ba pada (Billahi)
‫حكم االستعاذة‬
Apabila seorang Qari hendak membaca Al-
Quran, baik awal atau tengah surat,
disyariatkan baginya untuk mengucapkan
ta’awwudz (isti’adzah) sebagaimana firman-Nya:

Hukum ta’awwudz adalah sunnah muakkadah,


dan wajib menurut sebagian Ulama.
‫صيغ االستعاذة‬
‫‪• Lafazh isti’adzah sendiri memiliki beberapa‬‬
‫َ ‪variasi yang boleh dibaca, di antaranya:‬‬
‫َ‬ ‫َٰ‬ ‫َ‬ ‫ۡ‬ ‫ُ ُ َ َ َ‬
‫جي ِم‬ ‫• أعوذ بِٱّللِ مِن ٱلشيط ِن ٱلر ِ‬
‫‪• atau‬‬ ‫َ‬
‫َ‬ ‫َٰ‬ ‫َ‬ ‫ۡ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫جي ِم‬ ‫• أعوذ بِٱّللِ ٱلع ِظي ِم مِن ٱلشيط ِن ٱلر ِ‬
‫‪• atau‬‬ ‫َ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ۡ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ۡ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫جي ِم‬ ‫َٰ‬
‫يع ٱلعلِي ِم مِن ٱلشيط ِن ٱلر ِ‬ ‫• أعوذ بِٱّللِ ٱلس ِم ِ‬
‫التفخيم والترقيق‬
• Tafkhim: menebalkan suara sehingga mulut
terasa penuh dengan gemanya, caranya
adalah dengan mengangkat pangkal lidah.
• Tarqiq: menipiskan suara sehingga mulut
tidak penuh dengan gema dan suara
mengalir langsung keluar mulut. Caranya
dengan menahan lidah di dasar mulut.
‫التفخيم‬
Tafkhim secara bahasa: at-
tasmiin.
Secara istilah: mengucapkan
suatu huruf dengan tebal
sehingga suara yang
memenuhi mulut kental
dengan gemanya.
Huruf yang berhak atas sifat
ini adalah huruf-huruf isti’la.
‫الترقيق‬
Tarqiq secara bahasa: at-
tanhiif Secara istilah:
mengucapkan suatu huruf
dengan tipis sehingga
suara tidak memenuhi
mulut dengan gemanya.
Huruf-huruf yang berhak
atas sifat ini adalah huruf-
huruf istifal.
‫مراتب التفخيم‬
• Tafkhim pada sebuah huruf bertingkat-tingkat tergantung
dengan harakatnya.
• Terdapat beberapa madzhab dalam persoalan tingkatan
tafkhim pada huruf isti’la.
• Dr. Su’ad Abdul Hamid mengatakan dalam Taysiirurrahmaan
(hal. 134) bahwa tingkatan Tafkhim yang diamalkan adalah:
• (1) Fathah setelahnya Alif,
• (2) Fathah yang tidak diikuti Alif dan sukun yang
sebelumnya fathah,
• (3) Dhammah dan sukun yang sebelumnya dhammah,
• (4) Kasrah dan sukun yang sebelumnya kasrah.
Makhraj:
• Pangkal
tenggorokan
Sifat:
▪ Jahr,
▪ Syiddah,
▪ Istifal,
▪ Infitah,
▪ Ishmat
Beberapa kekeliruan dalam huruf Hamzah:
1. Menebalkannya,
2. Mengubah menjadi tashil, terutama saat
berada setelah mad,
3. Melemahkan suaranya saat berada di
akhir bacaan.
Makhraj:
• Tengah
tenggorokan
Sifat:
▪ Jahr,
▪ Bayniyyah,
▪ Istifal,
▪ Infitah,
▪ Ishmat
Beberapa kekeliruan dalam huruf ‘Ain:
1. Mengubah suaranya menjadi Hamzah
tebal,
2. Memotong suaranya saat sukun,
3. Menahan makhraj saat mengucapkan ‘Ain
berharakat,
4. Mengallirkan suara dari rongga hidung.
Huruf Madd yang tiga keluar dari Al-Jauf (rongga).
Mereka memiliki sifat jahr, rikhwah, istifal, dan infitah.
Kemudian para ulama berbeda pendapat dalam
persoalan idzlaq dan ishmat-nya.
Seluruh huruf berharakat mesti dikeluarkan melalui jauf.
Karena pada prinsipnya, setiap huruf akan mendekat
kepada makhrajnya saat disukunkan dan akan menjauh
dari makhrajnya saat diberi harakat (hidup). Bila kita
mempertahankan (tidak menjauhkan) makhraj huruf
saat ia hidup, maka suara tidak akan mengalir sempurna
melalui rongga jauf.
Madd selalu dibaca 2 harakat, sesuai dengan
tabiat orang-orang Arab. Kecuali apabila
bertemu dengan sebab, baik sebab lafzhiy,
seperti Hamzah dan sukun, maupun sebab
maknawi berupa ta’zhim dan tabri’ah.
Satu harakat artinya bunyi satu huruf hijaiyyah,
maka dua harakat sama dengan bunyi dua
huruf hijaiyyah yang berharakat.
Makhraj:
• Ujung lidah
Sifat:
▪ Jahr,
▪ Rakhawah,
▪ Istifal,
▪ Infitah,
▪ Ishmat
Beberapa kekeliruan dalam huruf Dzal:
1. Meletakkan ujung lidah pada gigi bagian
dalam,
2. Berlebihan dalam mengeluarkan lidah,
3. Menebalkan dan mengubahnya menjadi
Zha,
4. Mengubahnya menjadi Dal.
Makhraj:
• Dua bibir
Sifat:
▪ Jahr,
▪ Syiddah,
▪ Istifal,
▪ Infitah,
▪ Idzlaq,
▪ Qalqalah
Beberapa kekeliruan dalam huruf Ba:
1. Membaca Ba dengan Hams,
2. Menyamarkan suaranya,
3. Menebalkannya,
4. Mengubahnya menjadi huruf P,
5. Menghilangkan sifat qalqalah,
Makhraj:
• Ujung sisi lidah
Sifat:
▪ Jahr,
▪ Bainiyah,
▪ Istifal,
▪ Infitah,
▪ Idzlaq,
▪ Inhiraf,
• Dalam riwayat Imam Hafsh, huruf Lam selalu
dibaca tipis, kecuali saat berada pada lafazh
Jalalah yang harakat sebelumnya fathah
atau dhammah.
• Bila berada pada lafazh Jalalah dan harakat
sebelumnya kasrah, maka tetap dibaca
tipis.
Beberapa kekeliruan dalam huruf Lam:
1. Menebalkannya saat tarqiq,
2. Menipiskannya saat tafkhim,
3. Mengidhamkan dengan huruf berikutnya,
4. Memantulkannya saat sukun,
5. Membacanya dengan ghunnah.
Makhraj:
• Pg Tenggorokan
Sifat:
▪ Hams,
▪ Rakhawah,
▪ Istifal,
▪ Infitah,
▪ Ishmat,
▪ Khafa,
Beberapa kekeliruan dalam huruf Ha:
1. Menebalkannya,
2. Menyamarkan suaranya, baik saat berharakat
atupun sukun,
3. Berlebihan dalam menghilangkan sifat Khafa,
bahkan sampai mengalihkan suara ke dada,
4. Mengubahnya menjadi huruf Alif.
Makhraj:
• Dua bibir
Sifat:
▪ Jahr,
▪ Bainiyah,
▪ Istifal,
▪ Infitah,
▪ Idzlaq,
▪ Ghunnah,
Beberapa kekeliruan dalam huruf Mim:
1. Memotong suaranya saat sukun,
2. Menebalkannya,
3. Memantulkannya,
4. Menambah suara baru saat sukun,
5. Memanjangkan suaranya saat izhhar,
6. Mengalirkan suara dari hidung saat
berharakat.
Makhraj:
• Ujung lidah
Sifat:
▪ Jahr,
▪ Bainiyah,
▪ Istifal,
▪ Infitah,
▪ Idzlaq,
▪ Ghunnah,
Beberapa kekeliruan dalam huruf Nun:
1. Memotong suaranya saat sukun,
2. Menebalkannya,
3. Memantulkannya,
4. Menambah suara baru saat sukun,
5. Memanjangkan suaranya saat izhhar,
6. Mengalirkan suara dari hidung saat
berharakat.
• Ketika lidah menyentuh
makhraj mulut, maka aliran
suara pada huruf Nun atau
Mim mengalir melalui
rongga hidung.
• Namun saat huruf Nun
atau Mim berharakat
diucapkan, maka aliran
suara mengalir melalui
rongga mulut.
• An-Naazhim mengatakan:
َ‫ٱِل ۡست ِ ۡع ََل ل ِطا‬ َ ۡ َ ۡ
ِ ِ ‫جئ ل ِـ(شيطان) ب‬ َ •
‫و‬
ِ
ََ َ َ ۡ َ ّ ََ
‫• وتابِع ثم ٱستفِل بِما بق‬
• Bacalah kata (Syaithan) dengan menebalkan
huruf Tha
• Kemudian huruf madnya mengikuti ketebalan
huruf Tha dan sisa hurufnya merupakan huruf-
huruf istifal
Makhraj:
• Tengah Lidah
Sifat:
▪ Hams,
▪ Rakhawah,
▪ Istifal,
▪ Infitah,
▪ Ishmat,
▪ Tafasysyi,
Beberapa kekeliruan dalam huruf Syin:
1. Melemahkan suaranya,
2. Membacanya dengan menyerupai Sin,
3. Memonyonkan bibir saat tidak dhammah,
sehingga sebagian sifatnya hilang,
4. Menebalkannya.
Makhraj:
• Tengah Lidah
Sifat:
▪ Jahr,
▪ Rakhawah,
▪ Istifal,
▪ Infitah,
▪ Ishmat,
▪ Liin,
Beberapa kekeliruan dalam huruf Ya:
1. Berlebihan dalam menekan saat tasydid
sehingga suara menjadi syiddah,
2. Tidak menekan saat tasydid,
3. Membaca Liin pada Ya dengan huruf E,
4. Menyamarkan suaranya saat berada setelah
Mad,
5. Mencampur suaranya dengan ghunnah.
Makhraj:
• Ujung Lidah
Sifat:
▪ Jahr,
▪ Syiddah,
▪ Isti’la,
▪ Ithbaq,
▪ Ishmat,
▪ Qalqalah,
Beberapa kekeliruan dalam huruf Tha:
1. Membacanya dengan hams,
2. Menipiskan suaranya,
3. Menghilangkan sifat syiddahnya,
4. Memonyongkannya saat bukan dhammah.
• An-Naazhim mengatakan:
َۡ ّ َ ِ َ
‫ٱلشدة‬ ِ ‫جي ِم (ٱلر‬
َِ )‫جي ِم‬ ِ ‫• وراع ِِف‬
ۡ‫• َوأ ۡر َب ُع ٱل ۡ َو ۡق ِف َعلَ ۡيهِ ِع َده‬
• Dan peliharalah sifat syiddah huruf Jim pada kata
(Ar-Rajiim)
• Dan cara berhenti di sana terdapat empat cara
Makhraj:
• Ujung Lidah
Sifat:
▪ Jahr,
▪ Bainiyah,
▪ Istifal,
▪ Infitah,
▪ Idzlaq,
▪ Takrir,
• Dalam riwayat Imam Hafsh, secara umum huruf Ra dibaca
tebal, kecuali:
1. Pada saat Ra kasrah (‫)ريح( )كريم‬,
2. Pada saat Ra sukun, sebelumnya kasrah (‫)فرعون‬, dengan
syarat: setelahnya bukan isti’la dan kasrahnya bukan
kasrah ‘aridh (cirinya adalah Hamzah washl),
3. Pada saat Ra sukun, sebelumnya sukun, dan sebelumnya
kasrah (‫)حجر‬,
4. Pada saat Ra sukun, sebelumnya Ya madd atau liin (‫)خري‬,
(‫)قدير‬.
5. Pada Ra yang dibaca imalah (‫)جمرىها‬.
Beberapa kekeliruan dalam huruf Ra:
1. Menghilangkan getarannya sehingga suaranya berubah menjadi
suara huruf “R” bahasa Inggris atau suara yang tidak jelas,
2. Terlalu memperjelas getarannya seperti huruf “R” dalam bahasa
Indonesia,
3. Menipiskan suaranya saat seharusnya tafkhim,
4. Menebalkan suaranya saat seharusnya tarqiq,
5. Menghilangkan sifat bainiyahnya dan mengubahnya menjadi
syiddah,
6. Melepas lidah sebelum mengucapkannya pada saat bertasydid,
7. Memantulkannya,
8. Menghilangkan kejelasan suaranya, terkhusus saat di akhir.
Makhraj:
• Tengah Lidah
Sifat:
▪ Jahr,
▪ Syiddah,
▪ Istifal,
▪ Infitah,
▪ Ishmat,
▪ Qalqalah.
Beberapa kekeliruan dalam huruf Jim:
1. Membaca dengan hams atau rakhawah,
2. Memindahkan makhraj ke pangkal lidah sehingga
mirip huruf “G” dalam bahasa Indonesia,
3. Memindahkan makhraj ke ujung lidah sehingga
mirip huruf “C” dalam bahasa Indonesia,
4. Menyamarkan suaranya sehingga mirip huruf Ya.
Cara waqf (berhenti) pada akhir bacaan ada tiga:
1. Menghentikan bacaan dengan sukun. Ini berlaku
bila huruf terakhirnya berharakat dhammah,
kasrah, atau fathah.
2. Membunyikan sebagian suara dengan samar
(raum) dari huruf terakhir yang berharakat
dhammah atau kasrah,
3. Menghentikan bacaan dengan sukun dan diikuti
isymam (isyarat dengan memonyongkan bibir)
untuk huruf terakhir yang berharakat dhammah.
1. Waqf dengan sukun yang sebelumnya
mad atau liin, maka boleh dibaca 2 atau 4
atau 6 harakat,
2. Waqaf dengan raum berlaku hukum-
hukum washl,
3. Waqf dengan isymam berlaku hukum yang
sama dengan pada saat sukun.
Cara waqf (berhenti) dengan raum dan
isymam tidak bisa dilakukan pada:
1. Bila huruf akhirnya Ta marbuthah,
2. Bila huruf akhirnya harakat ‘aridh,
3. Bila huruf akhirnya Mim Jamak.

Anda mungkin juga menyukai