OLEH:
RISMAYANTI YAMIN
P1800216005
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
hidayaNyalah sehingga makalah mata kuliah K3 Institusi Kesehatan yang berjudul
“perencanaan penurunan angka infeksi puerperalis di rumah sakit dengan siklus pdca
Dalam penyusunan makalah ini, begitu banyak hambatan yang di hadapi penulis.
Tapi berkat bimbingan dan bantuan serta dorongan motivasi dari berbagai pihak, semua
kendala-kendala dan hambatan yang dihadapi penulis dapat teratasi.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan Makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat dan menjadi sumbangan pemikiran
bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan
dapat tercapai.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pelayanan kesehatan berupa kegiatan pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap
dan pelayanan rawat darurat yang mencakup pelayanan medik dan penunjang medik.
Masalah di rumah sakit dapat ditinjau dari jumlah dan karakteristik layanan yang
tersedia, luas area yang diperlukan untuk menjalankan layanan, jumlah dan ragam
individu yang terlibat dalam layanan, juga termasuk peralatan dan teknologi yang
digunakan.
National Safety Council (NSC) tahun 1988 dalam Permenkes RI, (2010).
melaporkan kecelakaan di RS, 41% lebih besar daripada kecelakaan di industri. Kasus
tergores/terpotong, luka bakar, dan penyakit infeksi lainnya. Amerika Serikat setiap
hari, 9000 petugas kesehatan mengalami cedera saat kerja. Setiap 30 detik petugas
kesehatan tertusuk jarum suntik. Lebih dari 2,5% terinfeksi HIV/AIDS, 40% - 60%
menyebutkan tahun 2011, Rumah sakit Amerika Serikat mencatat terjadi 253.700
kecelakaan dan penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan. Ini hampir dua kali
lebih besar daripada jumlah kecelakaan kerja yang terjadi di industri swasta secara
keseluruhan. Luka yang diakibatkan oleh pekerjaan di rumah sakit tercatat 93%,
yang sering dialami oleh pekerja rumah sakit adalah keseleo yaitu sekitar 54%,
sedangkan yang lainnya berupa lecet, rasa sakit, patah atau retak, multiple trauma,
1
Hasil survei ILO menyatakan bahwa berdasarkan tingkat daya saing karena
faktor K3, prestasi K3 Indonesia berada pada urutan ke 98 dari 100 negara yang
disurvei. Data KAK dan PAK di rumah sakit belum tercatat dengan baik. Data dari
telah terjadi kecelakaan kerja secara umum sebanyak 105.182 kasus. Sementara itu,
untuk kasus kecelakaan berat yang mengakibatkan kematian tercatat sebanyak 2.375
kasus dari total jumlah kecelakaan kerja. Angka kecelakaan kerja dan PAK di
upaya dalam menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari bahaya serta
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari Penyakit
Akibat Kerja (PAK), dan Kecelakaan Kerja (KK) yang kemudian dapat meningkatkan
akibat kerja (PAK) dan kecelakaan akibat kerja (KAK) di rumah sakit dapat dihindari.
dalam pasal 165 disebutkan bahwa pengelolaan tempat kerja wajib melakukan segala
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
selama kira-kira enam minggu. Infeksi nifas adalah infeksi pada dan melalui traktus
2
genetalis setelah persalinan. Suhu 38oC atau lebih yang terjadi antara hari ke 2-10
masuknya kuman-kuman kedalam alat-alat genetalia pada waktu persalinan dan nifas.
Factor-faktor yang secara pasti telah dikenali dan yang dapat meninggikan
resiko infeksi adalah bedah sesar darurat, persalinan darurat, dan ketuban pecah sudah
6 jam atau lebih, dan status sosio ekonomi yang rendah. Factor-faktor lain yang bisa
mempengaruhi risiko infeksi tetapi yang korelasinya terbukti kurang kuat adalah
anemia, anastesia umum, keadaan gizi yang buruk, obesitas, dan banyak kali
Dari data tersebut maka diperlukan suatu standar minimal rumah sakit untuk
melihat sejauh mana rumah sakit melakukan pengendalian infeksi tersebut dan juga
B. Rumusan Masalah
Rumah Sakit
C. Tujuan
rumah sakit
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PDCA, singkatan bahasa Inggris dari "Plan, Do, Check, Act" adalah suatu
proses pemecahan masalah empat langkah iteratif yang umum digunakan dalam
sering dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas modern sehingga sering juga
disebut dengan siklus Deming. Deming sendiri selalu merujuk metode ini
sebagaisiklus Shewhart, dari nama Walter A. Shewhart, yang sering dianggap sebagai
B. Siklus PDCA
Konsep siklus PDCA pertama kali diperkenalkan oleh Walter Shewhart pada
Inggris dari ‘Plan, Do, Check, Act‘ (‘Rencanakan, Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti’),
adalah suatu proses pemecahan masalah empat langkah interatif yang umum
Dr. Walter Edwards Deming yang kemudian dikenal dengan ” The Deming
Wheel”(Tjitro, 2009)
1. Plan (Perencanaan)
apa yang dibutuhkan untuk menentukan hasil yang sesuai dengan SPESIFIKASI
tujuan yang ditetapkan. PLAN ini harus diterjemahkan secara detil dan per sub-
sistem
4
a. Mengidentifikasi output pelayanan, siapa pengguna jasa pelayanan, dan
tertentu.
1) Pelajari proses dari awal hingga akhir, identifikasi siapa saja yang terlibat
diukur.
1) Menyimpulkan penyebab
5
2. Do (Kerjakan)
sebelumnya. Ukuran-ukuran proses ini juga telah ditetapkan dalam tahap PLAN.
kita menunda pekerjaan maka waktu kita semakin terbuang dan yang pasti
Pilot Project dilaksanakan dalam skala kecil dengan waktu relatif singkat (±
2 minggu)
3. Check (Evaluasi)
melaporkan apa saja hasilnya. Kita mengecek kembali apa yang sudah kita
kerjaan, sudahkan sesuai dengan standar yang ada atau masih ada kekurangan.
6
b. Membuat kesimpulan proyek
yang telah kita kerjaan masih ada yang kurang atau belum sempurnya, segera
melakukan action untuk memperbaikinya. Proses ACT ini sangat penting artinya
a. Standarisasi perubahan
7) Dokumentasikan proyek
b. Memonitor perubahan
7
BAB III
PEMBAHASAN
A. PLANNING
15% ibu nifas yang dilayani di rumah sakit pada bulan januari 2017
mencakup semua perdangan alat-alat genetalia dalam masa nifas, ditandai dengan
kenaikan suhu 38 o C atau lebih dalam 10 hari pertama postpartum kecuali pada
a. Manipulasi penlong yang tidak suci hama, atau pemeriksaan dalam yang
rahim
c. Infeksi droplet, sarung tangan, darah, dan alat-alat yang terkena infeksi
yang lain.
Dalam rumah sakit banyak sekali kuman-kuman patogen berasal dari penderita-
penderita di seluruh rumah sakit.
8
Kuman-kuman ini terbawa oleh udara air, alat-alat, dan benda-benda
rumah sakit yang sering dipakai para penderita (handuk, kain-kain lainnya)
3. Rumusan Tujuan
Menurunkan angka infeksi puerperalis pasca persalinan di Rumah Sakit
dari 15% pada bulan Januari sampai 2% pada bulan Mei 2017.
4. Uraian kegiatan
a. Menyebarkan kuesioner pada tenaga kesehatan yang melakukan pertolongan
persalinan di rumah sakit. Target responden 50 orang tenaga kesehatan
b. Melakukan interview dengan para tenaga kesehatan tentang kendala yang
dirasakan saat melakukan pelayanan
c. Melakukan penilaian kesterilan pada tenaga kesehatan saat menolong
persalinan
d. Mengadakan penyuluhan tentang kesterilan dalam menolong persalinan
e. Mengadakan pelatihan bagi tenaga kesehatan pemberi pelayanan pertolongan
persalinan.
5. Kriteria Penilaian
a. Kuesioner, dikatakan berhasil bila ada 50 orang responden yang mengisi
kuesioner
b. Interview, dikatakan berhasil jika tenaga kesehatan menghadiri interview dan
menjawab pertanyaan interview dengan baik
c. Penilaian dikatakan berhasil jika tenaga kesehatan menyelenggarakan
pertolongan sesuai SOP yang ditentukan.
d. Penyuluhan pada tenaga kesehatan, dikatakan berhasil jika ada 100 orang
tenaga kesehatan yang mengikuti penyuluhan dan mampu mengulang materi
penyuluhan dengan bahasa sendiri
e. Pelatihan petugas kesehatan, dikatakan berhasil jika menghadiri acara
pelatihan dan mampu mengikuti pelatihan sesuai prosedur yang ditetapkan
9
6. Waktu
7. Pelaksana
3. Petugas Kesehatan
8. Biaya
1. Kuesiner
2. Interview
10
Konsumsi : 55 X Rp. 10000 = Rp 550000
3. Penyuluhan
4. Pelatihan Petugas
B. Do
C. Check
11
tenaga kesehatan
2 Melakukan interview dengan ü
para tenaga kesehatan tentang
kendala yang dirasakan saat
melakukan pelayanan
3 Melakukan penilaian kesterilan ü
pada tenaga kesehatan saat
menolong persalinan
4 Mengadakan penyuluhan ü
tentang kesterilan dalam
menolong persalinan
5 Mengadakan pelatihan bagi ü
tenaga kesehatan pemberi
pelayanan pertolongan
persalinan.
D. Action
persalinan. Oleh karena pihak rumah sakit memberikan teguran keras oleh tenaga
2. Melakukan uji kompetensi internal (dalam area rumah sakit sakit saja) pada
petugas kesehatan
12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
menemukan solusi tepat dalam mengatasi sampai memperkecil masalah yang timbul
dalam proses berorganisasi. Siklus PDCA memiliki empat tahap yang harus
B. Saran
dengan menggunakan siklus PDCA agar kegiatan tersebut berjalan sesuai dengan
yang diharapkan dan dapat diketahui anggaran biaya yang dibutuhkan serta solusi
13
REFERENSI
Dewi A.P., Susanta N., Listyorini S. 2013. Analisa Pengendalian Kualitas Dengan
Pendekatan P.D.C.A. (Plan-Do-Check-Act) Berdasarkan Standar Minimal Pelayanan
Rumah Sakit Pada RSUD Dr. Adhyatma Semarang. Journal Of Social and
Politic.Semarang: Universitas Diponegoro.
Rayburn, W.F., & Carey, J.C. (2001). Obstetri & Ginekologi. Jakarta : Widya
Medika.Tjitro.2009.Teori PDCA’’ The Deming Wheel. Jakarta
14