Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TUTORIAL

BLOK KULIT SKENARIO II

BERCAK MERAH DI PIPI

KELOMPOK VII
AMAZIA AURORA KUSUMA G 0013023
ARUMDESSYRAHMASARI G 0013041
CHOIROTUN HISAN G 0013063
FARIZCA NOVANTIA W G 0013093
LUKLUK AL ULYA G 0013141
MUH FARIZA AUDI P G 0013157
MUHAMMAD TAUFIQ HIDAYAT G 0013163
NAILA IZZATUS S G 0013169
PETERDARMAATMAJASETIABUDI G 0013187
QONI’ATUNNISA NUZULUL FALAKHI G 0013191
VICTORIA HUSADANI PERMATA S G 0013229
YOSA ANGGA OKTAMA G 0013239

TUTOR :

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN

SKENARIO 3

BERCAK MERAH DI PIPI

Seorang bayi perempuan berusia satu tahun datang berobat diantar oleh
ibunya ke poliklinik kulit dengan keluhan bercak merah pada wajah. Berdasarkan
aloanamnesia, keluhan itu mulai diperhatikan oleh ibunya sejak dua minggu yang
lalu,. Bercak kemerahan muncul di pipi kanan dan kiri disertai sisik halus. Penyakit
ini sering kambuh. Anggota keluarga lainnya belum pernah menderita keluhan
seperti ini, tetapi kakaknya menderita asma yang berat dan sering dirawat di rumah
sakit. Sejak muncul bercak tersebut si anak sering rewel dan suka mengusap
pipinya dengan tangannya.

Pada pemeriksaan fisik dijumpai bercak eritem dengan skuama halus pada
pipi kanan dan kiri. Oleh dokter kemudian diberikan obat berupa krim yang
dioleskan dua kali per hari.
BAB II

DISKUSI DAN TINJAUAN PUSTAKA

A. Langkah I: Membaca skenario dan memahami pengertian beberapa


istilahdalam skenario
Dalam skenario pertama ini kami mengklarifikasi beberapa istilah sebagai
berikut:
1. Skuama halus: merupakan lesi kulit sekunder berupa deskuamasi, pelepasan
lapisan tanduk atau epitel yang sudah mati berwarna keperakan atau putih
dapat memiliki tekstur halus maupun kasar, sesuai penyakit penderita.
2. Bercak eritem : efloresensi primer berupa perubahan warna kulit tanpa
perubahan bentuk berwarna merah. Kemerahan pada kulit yang disebabkan
pelebaran pembuluh kapiler yang reversible

3. Krim: Pengobatan topikal yang meurpakan campuran bahan air, minyak, dan
emulgator. Biasa dipakai pada kulit yang berambut, kontraindikasi pad alesi
yang basah.
4. Plica aryepiglottica: lipatan yang disokong oleh cartilago cuneiformis yaitu
dua cartilago kecil berbentuk batang yang terletak sedemikian rupa sehingga
masing-masing terdapat di dalan satu plica aryepiglottica, bertempat di
cartilago corniculata.

B.Langkah II: Menentukan/ mendefinisikan permasalahan


Permasalahan pada skenario pertama antara lain:
1. Mengapa timbul :
a. Bercak
b. Gatal
c. Sisik halus
d. Bilateral
e. Predileksi lokasi di pipi
2. Apa hubungan keluhan yang timbul dengan :
a. Faktor usia
b. Faktor risiko
c. Faktor predisposisi
d. Faktor pemicu
3. Mengapa keluhan sering kambuh ?
4. Apa pengaruh hubungan keluarga, dimana kakak menderita asma berat ?
5. Mengapa penderita rewel dan mengusap pipi ?
6. Apa pemeriksaan dan pemeriksaan penunjang yang disarankan ?
7. Mengapa dokter memberikan krim 2 kali per hari ?
8. Apa diagnosis banding kasus berdasarkan :
a. Bercak eritem
b. Skuama halus
c. Gatal
9. Bagaiaman perjalanan penyakit atopik ?
10. Apa diagnosis kerja kasus dan bagaimana patofisiologinya ?
11. Apa terapi, edukasi, komplikasi dan prognosis diagnosis kerja kasus ?

C. Langkah III: Menganalisis permasalahan dan membuat pertanyaan


sementara mengenai permasalahan (tersebut dalam langkah II)

1. Patofisiologi bercak

2. Hubungan keluhan dan usia

3. Faktor predisposisi kasus

4. Faktor pemicu kasus

5. Patofisiologi keluhan sering kambuh


6. Penderita rewel dan sering mengusap pipi

7. Diagnosis banding kasus


a. Bercak eritem
b. Skuama halus
c. Gatal

D. Langkah IV:Menginventarisasi permasalahan secara sistematis dan


pernyataan sementara mengenai permasalahan pada
langkah III

Keluhan

Pemeriksaan
•anamnesis
•fisik

Diagnosis
banding

Pemeriksaan
penunjang

Diagnosis kerja :
Dermatitis atopik

Berdasar kriteria
mayor dan minor

Terapi
Keterangan
1. Keluhan : bercak merah pada wajah
2. Anamnesis : keluhan itu mulai diperhatikan oleh ibunya sejak dua minggu
yang lalu,. Bercak kemerahan muncul di pipi kanan dan kiri disertai sisik
halus. Penyakit ini sering kambuh. Anggota keluarga lainnya belum pernah
menderita keluhan seperti ini, tetapi kakaknya menderita asma yang berat dan
sering dirawat di rumah sakit. Sejak muncul bercak tersebut si anak sering
rewel dan suka mengusap pipinya dengan tangannya.
3. Pemeriksaan fisik : bercak eritem dengan skuama halus pada pipi kanan dan
kiri
4. Diagnosis banding : Lupus Erythromatous, Pythiriasis rosea, Parapsoriasis,
Psoriasis, Dermatitis seboroik, Dermatitis kontak, Dermatitis atopik,
Erythroderma.
5. Pemeriksaan penunjang
6. Kriteria mayor dan minor
Diagnosis DA dietegakkan bila setidaknya dijumpai 3 kriteria mayor dan 3
kriteria minor sebagai berikut (Ardhie, 2004):

Kriteria Mayor1. Pruritus Dermatitis di muka atau ekstensor pada bayi dan
anak
2. Dermatitis di fleksura pada dewasa
3. Dermatitis kronis atau residif
4. Riwayat atopi pada penderita atau keluarganya
Kritera Minor 1. Xerosis
2. Infeksi kulit (S.aureus dan virus herpes simpleks)
3. Dermatitis nonspesifik pada tangan atau kaki
4. Iktiosis/hiperliniar palmaris/keratosis pilaris
5. Pitiriasis alba Dermatitis di papila mamme
6. White dermographism dan delayed blanch response
7. Keilitis Lipatan infra orbital Dennie-Morgan
8. Konjungtivitis berulang
9. Keratokonus Katarak subkapsular anterior
10. Orbita menjadi gelap
11. Muka pucat atau eritem
12. Gatal bila berkeringat
13. Intolerens terhadap wol atau pelarut lemak
14. Aksentuasi perifolikular
15. Hipersensitif terhadap makanan
16. Perjalan penyakit dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan atau
emosi
17. Tes kulit alergi tipe dadakan positif
18. Kadar IgE di dalam serum meningkat
19. Awitan pada usia dini Hetok sign

7. Terapi
E. Langkah V: Merumuskan tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran (learning objectives) pada skenario pertamaini adalah
1. Mengapa timbul :
a. Gatal
b. Sisik halus
c. Bilateral
d. Predileksi lokasi di pipi
2. Apa hubungan keluhan yang timbul dengan :
a. Faktor risiko
3. Apa pengaruh hubungan keluarga, dimana kakak menderita asma berat ?
4. Apa pemeriksaan dan pemeriksaan penunjang yang disarankan ?
5. Mengapa dokter memberikan krim 2 kali per hari ?
6. Bagaiaman perjalanan penyakit atopik ?
7. Apa diagnosis kerja kasus dan bagaimana patofisiologinya ?
8. Apa terapi, edukasi, komplikasi dan prognosis diagnosis kerja kasus ?

F. Langkah VI: Mengumpulkan informasi baru


Masing-masing anggota kelompok kami telah mencari sumber – sumber
ilmiah dari beberapa buku referensi maupun akses internet yang sesuai dengan
topik diskusi tutorial ini secara mandiri untuk disampaikan dalam pertemuan
berikutnya.
G. Langkah VII: Melaporkan, membahas, dan menata kembali informasi baru
yangdiperoleh
BAB III
KESIMPULAN

Dari diskusi tutorial pada scenario II blok Kulit dengan judul“Bercak Merah
di Pipi” ini dapat diambil kesimpulan bahwa pasien mengalami dermatitis atopik.
Dermatitis atopik (D.A.) adalah peradangan kulit kronik dan residif dan disertai gatal,
yang terkait dengan peningkatan kadar IgE dan riwayat atopi pada keluarga atau
penderita. Diagnosis tersebut ditegakkan dengan memenuhi 2 kriteria mayor dan 2
kriteria minor. Kriteria mayor yang terlihat pada kasus meliputi pruritus dermatitis di
muka dan riwayat atopik pada keluarga ditunjukkan keterangan bahwa kakak pasien
menderita asma berat. Kriteria minor yang ditunjukkan yaitu awitan pada usia dini
dan gatal. Diagnosis kerja didapat dengan menyingkirkan diagnosis banding lainnya,
yaitu Lupus Erythromatous, Pythiriasis rosea, Parapsoriasis, Psoriasis, Dermatitis
seboroik, Dermatitis kontak, Dermatitis atopik, Erythroderma.
Pada pemeriksaan fisik dijumpai bercak eritem dengan skuama halus pada
pipi kanan dan kiri. Gejala utama DA adalah pruritus (gatal), akibatnya penderita
akan menggaruk. Hal ini dapat menimbulkan kelainan kulit berupa papul, likenifikasi,
eritema, erosi, ekskoriasi, eksudasi, dan krusta (Sularsito dan Djuanda, 2007). Gatal
yang ditimbulkan karena adanya peningkatan IgE. Sedangkan keterangan merah di
pipi karena tempat tersebut sebagai tempat predileksi DA. Selanjutnya dokter
memberika terapi berupa obat krim yang dioleskan dua kali per hari.Kortikosteroid
topikal sering dipakai pada pengobatan DA sebagai anti-inflamasi lesi kulit. Pada
bayi digunakan salep steroid potensi rendah, misalnya hidrokortison 1%-2,5%.
BAB IV
SARAN

Saran untuk kelompok tutorial, setiap mahasiswa diharapkan dapat datang


tepat waktu dan disiplin dalam menjalankan kegiatan tutorial. Mahasiswa dapat lebih
aktif memberikan partisipasi dalam diskusi agar diskusi dapat mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran dengan lebih lengkap. Efisiensi waktu juga lebih diperhatikan.
Tutor kelompok telah membimbing jalannya diskusi dengan baik. Dapat
mengarahkan mahasiswa untuk lebih efektif dan efisien waktu. Selain itu juga telah
memberikan masukan untuk membantu mahasiswa menuju tujuan-tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Semoga kedepannya tetap menjaga peran
sebagai tutor kelompok dengan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai