l. Sekitar Luka Ada luka lecet atau Tak ada luka lain
memar
2. PENEGAKKAN DIAGNOSIS
Diagnosis tension pneumothorax ditegakkan secra klinis, dan terapi tidak boleh terlambat oleh
karena menunggu konfirmasi radiologis.
Anamnesis
Riwayat trauma
Mekanisme trauma
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi: dada cembung pada sisi yang sakit
Palpasi: Fremitus turun sampai hilang
Perkusi : Hipersonor
Auskultasi: Suara napas lemah sampai hilang
Temuan Awal
a. Sesak napas
Akibat penurunan fungsi paru: menurunnya compliance paru yang mengalami
penumothoraks pertukaran udara tidak adekuat hipoxemia hipoksia sesak
napas serta paru sebelahnya yang terdorong menyebabkan sesak napas. Selain itu
peningkatan kerja pernapasan: hipoksia takipneu sesak napas
b. Nyeri dada
Trauma dada tembus hingga ke pleura peregaangan pleura nyeri
Trauma dada kerusakan jaringan impuls nyeri pada daerah yang luka (kulit, otot)
c. Takikardia
Tension pneumothorax hipoksia kompensasi tubuh SS simpatis takikardia
d. Takipneu
Tension pneumothorax hipoksia kompensasi tubuh SS simpatis takipneu
e. Perkusi hipersonor
akumulasi udara dalam rongga pleura suara yang lebih nyaring saat perkusi /
hipersonor (udara merupakan penghantar gelombang suara yang baik)
f. Suara napas lemah sampai hilang
Suara napas adalah suara yang terdenger akibat udara yang keluar dan masuk paru saat
bernapas. Paru kolaps pertukaran udara tidak berjalan baik suara napas berkurang
atau hilang.
Temuan lanjut
a. Penurunan kesadaran
Hipoksia yang terus berlanjut kurangnya suplai O2 ke otak gangguan fungsi otak
penurunan kesadaran
b. Trakea terdorong (deviasi trakea) menjauhi paru yang mengalami tension pneumothorax:
Tension pneumothorax tekanan udara yang tinggi menekan kesegala arah trakea
terdorong ke arah kontralateral
c. Distensi vena leher (bisa terjadi bila hipotensi berat)
Tension pneumothorax penekanan vena cava superior tahanan darah yang kembali
ke jantung JVP meningkat vena leher terdistensi
d. Hipotensi
Tension pneumothorax penekanan jantung dan vena cava superior serta inferior
darah yang kembali ke jantung berkurang caridiac output berkurang tekanan darah
turun (hipotensi akibat shock obstruktif)
e. Sianosis
Tension pneumothorax pertukaran udara tidak adekuat darah mengandung sedikit
O2 pewarnaan yang kebiruan pada darah tampak warna kebiruan pada kulit dan
mukosa
Tindakan yang dilakukan :
Lakukan tube thoracostomy / WDS (water sealed drainage, merupakan tatalaksana definitif
tension pneumothorax), (Continous suction). WSD sebagai alat diagnostic, terapik, dan
follow up mengevakuasi darah atau udara sehingga pengembangan paru maksimal lalu
lakukan monitoring. Penyulit perdarahan dan infeksi atau super infeksi
PROGNOSIS
Hampir 50% mengalami kekambuhan setelah pemasangan tube torakostomi tapi kekambuhan
jarang terjadi pada pasien-pasien yang dilakukan torakotomi terbuka
KOMPLIKASI
a. Gagal napas akut (3-5%)
b. Komplikasi tube torakostomi lesi pada nervus interkostales
c. Henti jantung-paru
d. Infeksi sekunder dari penggunaan WSD
e. Kematian
f. Timbul cairan intra pleura, misalnya : Pneumothoraks disertai efusi pleura (eksudat, pus),
Pneumothoraks disertai darah yaitu hemathotoraks.
g. Syok
Sumber :
- Barnawi H dan Eko B (2006). PneumoThoraxs spontan. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B,
Alwi I,Simadibrata M, Setiati S (eds). Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. Edisi ke 4.
Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
- Jain DG, Gosavi SN, Jain DD (2008). Understanding and Managing Tension
Pneumothorax. JIACM ;9(1): 42-50