Anda di halaman 1dari 2

ama “ Maleakhi ” berarti “utusan-Ku”. Kitab ini merupakan berita dari utusan Allah ( Mal.

1:1) ,
untuk utusan-utusan Allah ( Mal. 2:10), serta tentang Sang Utusan Allah ( Mal. 3:1-2).

Kitab Maleakhi adalah kitab terakhir dalam Perjanjian Lama. Nabi Maleakhi bernubuat kira-kira
pada tahun 400 SM, sedikit lebih dari 100 tahun sesudah zaman Nabi Hagai dan Zakharia.
Selama 400 tahun sesudah Maleakhi, tidak ada nabi lagi yang muncul di antara orang Yahudi,
sampai pada saat Yohanes Pembaptis menjadi utusan Allah untuk mempersiapkan jalan Tuhan.

Pesan dalam kitab Maleakhi adalah “ucapan Allah” atau “beban”, sama seperti dalam kitab
Yesaya, Habakuk, Amos, dan Zakharia. Dalam Perjanjian Baru, banyak bagian mengacu kepada
ayat-ayat dari kitab Maleakhi: Matius 11:10; Matius 17:10, 12; Markus 1:2; Markus 9:11, Markus
9:12; Lukas 1:17; Lukas 1:76; Yohanes 1:21; Roma 9:13.

Pada zaman Maleakhi, terjadi masalah di antara para imam. Mereka sudah meninggalkan jalan
Tuhan tetapi mereka tidak sadar akan masalah itu. Berulang kali dalam kitab itu Tuhan menegur
mereka, tetapi mereka selalu melawan Firman-Nya. Padahal, Tuhan memperhatikan. Ucapan
inilah yang berulang kali disebut dalam kitab Maleakhi: “Tetapi kamu berkata...”. Mari kita pelajari
pesan dan tuduhan pesan ini terhadap para imam.

1. Meragukan Kasih Allah: Maleakhi 1:1-5


“Tetapi kamu berkata "Dengan cara bagaimanakah Engkau mengasihi kami?"

Dosa pertama dari para imam adalah meragukan kasih Allah. Tuhan mengasihi Yakub tetapi
membenci Esau. Yakub dikasihi karena dia menghargai hak kesulungan dan hubungannya
dengan Tuhan. Esau dibenci karena dia adalah seorang yang menyimpan akar pahit, yang cabul,
yang hidup menurut hawa nafsunya dan menjual hak kesulungannya (Ibr.12:15-17). Esau dan
keturunannya, Edom, dihukum. Hal yang terpenting dalam hidup kita adalah iman kita kepada
kasih Tuhan! Dari ayat-ayat ini, kita melihat betapa pentingnya untuk kita sungguh percaya
kepada kasih Kristus dan kita tidak mengizinkan akar pahit, percabulan, atau hawa nafsu
menyebabkan kita tidak menghargai kasih Allah yang sebegitu besar. Betapa pentingnya bahwa
kita tidak menjual hak kesulungan!

2. Menghina Nama Allah: Maleakhi 1:6-10


“Tetapi kamu berkata: ‘Dengan cara bagaimanakah kami menghina nama-Mu?’"

Para imam ditantang. Hubungan terpenting adalah hubungan pribadi dengan Tuhan dan
menghormati Dia sebagai Tuhan dan Bapa. Bagaimana mereka justru menghina nama Tuhan?
Mereka membawa korban yang cemar, cacat, dan tidak layak! Kita pun adalah imam, dan tubuh
kita adalah korban, yang seharusnya dipersembahkan kepada Tuhan sebagai korban yang kudus
(Roma 12:1). Bagaimana dengan diri kita sendiri? Apakah kita membawa korban yang cacat?
Apakah kita takut kepada Tuhan?

Di bagian ini, para imam bertanya bagaimana mereka membawa roti cemar? Tuhan menjawab
bahwa mereka mengikuti semua aturan agama dan mengadakan kebaktian yang dianggap baik
oleh mereka sendiri, tetapi ternyata mereka tidak membawa korban yang terbaik melainkan yang
kurang baik, yaitu yang buta, timpang, dan sakit. Kita juga perlu belajar memberi yang terbaik
kepada Tuhan dalam segala pelayanan kita. Kalau tidak, Tuhan akan menolak pelayanan dan
persembahan kita (baca juga Yesaya 4:10-16).

Nubuatan profetik pertama bahwa bangsa-bangsa akan dikumpulkan dan diselamatkan:


Maleakhi 1:11-14

Mengapa ditegaskan kepada para imam bahwa mereka harus percaya kepada kasih Allah dan
mempersembahkan korban yang kudus kepada-Nya? Karena mereka sebenarnya harus menjadi
terang kepada bangsa-bangsa! Nama Tuhan akan dipuji di seluruh bumi, dari terbitnya sampai
terbenamnya matahari. Para imam ini menajiskan korban dan perjamuan Tuhan yang harus
kudus, maka kutuk turun atas mereka yang hidupnya dan persembahannya cacat. Para imam
mengalami kutuk ini karena sebenarnya mereka harus menjadi teladan dan contoh, bukan hanya
kepada bangsanya sendiri tetapi juga kepada bangsa-bangsa. Ini menunjukkan prinsip bahwa
Tuhan akan menjadi Raja besar atas semesta alam dan semua bangsa, bukan hanya atas Israel
saja.

3. Merusakkan Perjanjian Allah: Maleakhi 2:1-13

Pesan ini ditujukan khusus kepada para imam. Kita semua adalah imam Allah. Israel sudah diberi
kesempatan menjadi bangsa imam dan kerajaan yang kudus tetapi mereka menolaknya,
sehingga hanya satu sukulah yang dijadikan imam, yaitu suku Lewi (Kel. 19: 1-6). Yesus datang
sebagai Imam Allah menurut Peraturan Melkisedek dan setiap orang percaya dipanggil menjadi
imam dan raja, menjadi bangsa yang kudus (1 Ptr. 2:9). Karena itulah, kita semua harus
memperhatikan pesan dan nasihat ini.

Para imam dipanggil untuk menghormati nama Tuhan. Mereka sebenarnya akan diberkati, tetapi
berkat itu diganti menjadi kutuk karena mereka tidak memperhatikan Tuhan. Hukuman akan
dicurahkan atas tubuh mereka dan atas perayaan mereka. Tuhan sudah mengadakan perjanjian
dengan suku Lewi. Dari pihak Tuhan, Dia akan memberi kehidupan dan kesejahteraan serta
menuntut supaya mereka takut dan gentar pada nama-Nya. Para imam harus mengajarkan yang
benar tanpa kecurangan, melainkan dengan penuh kejujuran dan memanggil orang untuk
bertobat dari kesalahan/dosa. Inilah tugas para imam. Inilah tugas kita sebagai hamba Tuhan.
Seperti imam, kita harus memelihara pengetahuan dan memberikan pengajaran kebenaran,
karena kita juga adalah utusan Tuhan.

Sayangnya, para imam menyimpang dari jalan Tuhan, memandang bulu, dan menyebabkan
orang menjadi murtad. Perjanjian Tuhan dengan Lewi dirusak. Mereka tidak setia! Perjanjian itu
hancur. Dasar hubungan kita dengan Allah ialah kebenaran bahwa Dia adalah Bapa bagi
semuanya! Dia adalah Pencipta semuanya! Kalau kita saling mengkhianati, pengkhianatan itu
akan menjasikan perjanjian Allah. Yehuda dan Israel telah gagal. Mereka mengikut allah asing.
Memang, mereka menyesal waktu ditangkap, menangis dan merintih, tetapi perjanjian itu sudah
telanjur dinajiskan!

4. Tidak setia dan menghancurkan perkawinan: Maleakhi 2:14-17

Anda mungkin juga menyukai