Anda di halaman 1dari 5

Homili Keluaran 20:18-21

(Chapel STTAA, 10 April 2008)


Tujuan
Agar pendengar mengerti pentingnya memberikan
pengajaran yang jelas sehingga umat Allah mengerti maksud
Allah.
Sasaran
1. Agar para calon rohaniwan mengerti pentingnya
membaca fenomena rohani
2. Agar para calon rohaniwan mengerti pentingnya
menyampaikan pengajaran dengan jelas

Relevansi
Penjelasan
Bangsa Israel melihat kedahsyatan Tuhan dan
mereka menjadi takut. Mereka menyaksikan guruh
mengguntur, kilat sabung menyambung, sangkakala
berbunyi dan gunung berasap. Mereka menolak untuk
berbicara langsung dengan Allah, dan meminta agar
Musa menjadi pengantara mereka.
Reaksi bangsa Israel melihat pemandangan yang
menakutkan ini adalah wajar. Masalahnya, mengapa
Allah harus memanifestasikan kehadiran-Nya dengan
cara yang sedemikian menakutkan? Jika kita
memperhatikan kontkesnya, maka kita akan mendapati
bahwa teks ini ada di antara teks 10 Hukum Taurat dan
teks berikutnya yang menjabarkan kehidupan yang
selaras dengan hukum itu. Dengan kata lain, ada
hubungan yang erat antara teks ini dengan hadirnya
hukum Taurat. Musa yang mengerti akan hal ini
menjelaskan fenomena itu demikian, Janganlah takut,
sebab Allah telah datang dengan maksud untuk
mencoba kamu dan dengan maksud supaya takut akan
Dia ada padamu, agar kamu jangan berbuat dosa.
Dengan kata lain, Musa melihat bahwa Allah
menjadikan manifestasi kehadiran-Nya sebagai bukti
keseriusan-Nya terhadap hukum itu sendiri. Ia
menjadikan kehadiran-Nya sebagai pernyataan
kehendak-Nya agar bangsa Israel hidup selaras dengan
hukum.
Ketika Musa menjelaskan arti dari fenomena
yang tampak, ia menjalankan fungsinya sebagai
pengajar jemaat. Ia menjelaskan maksud Tuhan itu
kepada bangsa Israel. Inilah fungsi seorang hamba
Tuhan yang sesungguhnya: seorang hamba Tuhan
bertanggung jawab untuk menyatakan maksud Allah
kepada umat-Nya.
PL
Namun apakah bangsa Israel benar-benar hidup
di dalam takut akan Tuhan? Kenyataannya tidak
demikian. Keluaran 32:1-29 menunjukkan bahwa baru
saja bangsa Israel melihat manifestasi kehadiran Allah
yang menakutkan, dan baru saja mereka mendengar
pengajaran Musa, mereka sudah kembali berdosa
dengan membuat dan menyembah patung lembu emas.
Mengapa mereka melakukan kejahatan semacam
ini? Alkitab berkata bahwa mereka melakukan
kejahatan semacam ini karena Harun membiarkan
bangsa itu seperti kuda terlepas dari kandang
(Kel.32:25). Harun tidak menjalankan fungsinya
sebagai pengajar jemaat. Ia tidak menjaga bangsa Israel
untuk tetap hidup di dalam hukum Tuhan. Kegagalan
inilah yang membuat bangsa Israel dihukum.
Ezra mengerti pentingnya mengajarkan firman
dengan jelas. Ia telah bertekad untuk meneliti Taurat
TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan
dan peraturan di antara orang Israel (Ezra 7:10). Ia
menjalankan fungsinya dengan mengajar bangsa Israel
sekembalinya bangsa itu dari pembuangan (Neh.8:2-6).
Ezra menjalankan fungsi seorang hamba Tuhan yang
sesungguhnya. Ia menyatakan maksud Allah kepada
umat-Nya.
PB
Paulus berusaha untuk mengajarkan firman
dengan jelas. Ia mengajar murid-muridnya di ruang
kuliah Tiranus (Kis.19:9).
Kepada jemaat di Efesus, ia menyatakan bahwa
Tuhan memberikan rasul, nabi, penginjil, pengajar dan
gembala diberikan kepada gereja agar kita semua telah
mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar
tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat
pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-
ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh
permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang
menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada
kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam
segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala
(Efesus 4:11-15).
Kepada muridnya, Timotius, ia mengingatkan
agar Timotius menjadi seorang pelayan Kristus Yesus
yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman dan
dalam ajaran sehat (I Tim.4:6). Ia meminta agar
Timotius mengawasi diri sendiri dan mengawasi
ajarannya. Karena dengan berbuat demikian engkau
akan menyelamatkan dirinya dan semua orang yang
mendengarkan dia (I Tim.4:16).
Intinya jelas. Bagi teologi Paulus, mengajarkan
firman dengan jelas adalah tugas utama seorang hamba
Tuhan. Melalui pengajarannya, seorang hamba Tuhan
harus melindungi jemaat dari kesesatan dan membawa
jemaat pada keserupaan dengan Kristus. Dengan
berbuat demikian, ia menyelamatkan dirinya sendiri dan
orang lain yang mendengarkan dia. Teologi Paulus
menyatakan dengan jelas, bahwa fungsi seorang hamba
Tuhan adalah bertanggung jawab untuk menyatakan
maksud Allah kepada umat-Nya.
Surat Ibrani menunjukkan bahwa tanggung
jawab kita menjadi jauh lebih besar. Di dalam Ibrani
12:18-29, Penulis Kitab Ibrani membandingkan gunung
Sinai dengan bukit Sion, antara gambaran yang
menakutkan dengan gambaran surgawi yang mulia,
antara Musa dengan Yesus Kristus. Ia tengah
membandingkan antara apa yang terguncangkan dengan
yang tidak terguncangkan. Ia menunjukkan bahwa kita
telah menerima kerajaan yang tidak terguncangkan.
Tujuan perbandingannya hanya satu, yaitu agar kita
tidak menolak Dia yang telah berfirman. Sebaliknya, ia
mendorong kita untuk mengucap syukur dan beribadah
kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya,
dengan hormat dan takut. Pengajaran Penulis Kitab
Ibrani jelas. Dengan membandingkan antara
pengalaman di gunung Sinai dengan pengajaran PB, ia
mengajarkan satu kebenaran, yaitu bahwa kita semua
harus hidup di dalam takut akan Tuhan. Disini, Penulis
Kitab Ibrani melakukan fungsi seorang hamba Tuhan
yang sesungguhnya, yaitu menyatakan maksud Allah
kepada umat-Nya.
Kristologi
Markus mencatat reaksi para pendengar setelah
mereka mendengar pengajaran Yesus, Mereka takjub
mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka
sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli
Taurat (Mrk.1:22). Kata berkuasa berasal dari bahasa
Yunani exousia, yang dapat diterjemahkan juga
dengan kapasitas, kompetensi dan penguasaan.
Pengajaran Tuhan Yesus menakjubkan pendengarnya
sebab Ia memang kompeten di dalam apa yang Dia
ajarkan dan terampil di dalam mengajarkannya. Ia
menguasai bahan dengan baik dan menguasai cara
penyampaiannya. Tuhan Yesus telah mengajar dengan
jelas. Ia menjalankan fungsi seorang hamba Tuhan yang
sesungguhnya.
Ilustrasi

Aplikasi
Di tempat ini, kita dididik dengan segala macam
pengetahuan Alkitab maupun teologi. Tujuannya jelas
bukan untuk menginventarisir pengetahuan di dalam
otak kita dan memuaskan keingintahuan kita. Tujuan
utamanya hanya satu, yaitu memperlengkapi kita agar
kita dapat mengajarkan kebenaran firman Tuhan
dengan jelas.
Jika kita gagal mengajarkan firman Tuhan
dengan jelas, maka kita akan gagal pula mengajak
jemaat untuk hidup di dalam takut akan Tuhan. Kita
akan gagal membangun hidup kerohanian mereka agar
mereka semakin menyerupai Kristus. Kegagalan ini
tidak dapat ditolerir, karena kegagalan ini akan
berakibat fatal. Di satu sisi, jemaat akan mudah terjebak
dalam pengajaran sesat; sementara di sisi lain, jemaat
bisa hidup di dalam dosa.
Bagaimana kita bisa memenuhi tanggung jawab
ini? Kita hanya dapat memenuhi tanggung jawab ini
dengan dua cara. Yang pertama, kita harus melakukan
tanggung jawab studi kita dengan serius. Yang saya
maksudkan dengan studi disini adalah studi di STTAA,
untuk setiap mata kuliahnya, maupun persiapan
khotbah atau pengajaran kita.
Yang kedua, kita harus memelihara kedekatan
kita dengan Tuhan. Berbeda dengan pekerjaan sosial
lain, seperti menjadi dokter atau pengacara, hubungan
kita dengan Tuhan akan menentukan hasil khotbah atau
pengajaran kita.
Tugas seorang hamba Tuhan adalah
mengajarkan kehendak Allah dengan jelas
sehingga jemaat dapat hidup di dalam takut
akan Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai