Anda di halaman 1dari 3

TUGAS RESUME PENGANTAR PERJANJIAN LAMA

(Pem: Yada Putra Gratia M.Pd.K)

DI SUSUN OLEH :
IRENE TODA WIDU
21212019

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BETHEL INDONESIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN


AGAMA KRISTEN 2022/2023
MALEAKHI
A. PENDAHULUAN
Nama Maleakhi tidak terdapat di tempat lain dalam Alkitab. Mungkin ini merupakan
singkatan dari Malakhiya yang artinya "pesuruh Yehova", atau Maleakhi yang berarti utusanku (1:1)
Dari kitab ini nyata sekali bahwa ia tidak mengenal takut dan tidak kompromi dalam
membeberkan atau menyingkapkan serta mencela orang-orang berdosa pada zamannya.
B. PENULISAN
Kemungkinan besar kitab ini ditulis di Yerusalem pada tahun-tahun awal dari
kemerosotan yang terjadi pada masa sebelum Ezra (lebih kurang 500-475 SM), dan ditulis oleh
Maleakhi.
C. TUJUAN
Penyucian keimaman yang korup dan puas dengan dirinya.
- Perubahan ibadah yang membosankan dan tidak sungguh-sungguh menjadi korban pujian
yang penuh sukacita yang menyenangkan hati Tuhan.
- Pembetulan penyalahgunaan yang menyangkut persepuluhan dan korban-korban di Bait
Suci.
- Pemulihan putusnya hubungan keluarga. e. Memprakarsal program keadilan sosial yang
berpangkal dalam etika perjanjian..
D. CIRI-CIRI KHAS
- Kitab ini dengan hidup melukiskan pertemuan antara Allah dengan umat-Nya.
- Kitab ini mengutamakan metode tanya jawab dalam menyampaikan nubuatannya.
- Maleakhi adalah nabi terakhir pada zaman PL.
- Maleakhi mengakhiri kitabnya dengan peringatan dan janji nubuat tentang "hari Tuhan"
yang akan datang (4:1-6).
E. INTI BERITA
- Perkawinan dan perceraian.
Perkawinan adalah suatu perjanjian kudus yang diberkati oleh Allah dan
merupakan persatuan yang terhormat antara laki-laki dan perempuan untuk tujuan
persekutuan dan membangun kehidupan berkeluarga. Maleakhi juga menyalahkan orang-
orang di antara umat Allah yang sesudah perceraian kawin lagi dengan orang asing
sehingga mencemarkan hidup keagamaan Ibrani.
- Allah.
Allah dinyatakan melalui beberapa sifat-Nya: Tuhan semesta alam, Raja besar,
dan mengasihi umat-Nya.
- Ibadah yang murni.
Ibadah yang murni tergantung dari upacara/persembahan yang dilakukan secara
benar, tapi juga menuntut pertobatan dan cara hidup yang benar.
F. KESIMPULAN
Allah tidak senang ketika kita tidak taat kepada perintahNya. Ia akan membalas mereka
yang mengabaikanNya. Sebagaimana Allah membenci perceraian (2:16), Allah menganggap
perjanjian nikah sebagai hal yang sangat serius dan tidak ingin melihatnya bubar.Kita harus setia
kepada pasangan hidup kita sepanjang masa. Allah melihat hati kita, jadi Ia dapat mengetahui
motivasi kita; karena tidak ada apa pun yang tersembunyi bagiNya.Ia akan kembali dan menjadi
hakim. Jika kita kembali kepadaNya, maka Dia akan kembali pada kita (Maleakhi 3:6).

Anda mungkin juga menyukai