SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BETHEL INDONESIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
AGAMA KRISTEN 2022/2023 MALEAKHI A. PENDAHULUAN Nama Maleakhi tidak terdapat di tempat lain dalam Alkitab. Mungkin ini merupakan singkatan dari Malakhiya yang artinya "pesuruh Yehova", atau Maleakhi yang berarti utusanku (1:1) Dari kitab ini nyata sekali bahwa ia tidak mengenal takut dan tidak kompromi dalam membeberkan atau menyingkapkan serta mencela orang-orang berdosa pada zamannya. B. PENULISAN Kemungkinan besar kitab ini ditulis di Yerusalem pada tahun-tahun awal dari kemerosotan yang terjadi pada masa sebelum Ezra (lebih kurang 500-475 SM), dan ditulis oleh Maleakhi. C. TUJUAN Penyucian keimaman yang korup dan puas dengan dirinya. - Perubahan ibadah yang membosankan dan tidak sungguh-sungguh menjadi korban pujian yang penuh sukacita yang menyenangkan hati Tuhan. - Pembetulan penyalahgunaan yang menyangkut persepuluhan dan korban-korban di Bait Suci. - Pemulihan putusnya hubungan keluarga. e. Memprakarsal program keadilan sosial yang berpangkal dalam etika perjanjian.. D. CIRI-CIRI KHAS - Kitab ini dengan hidup melukiskan pertemuan antara Allah dengan umat-Nya. - Kitab ini mengutamakan metode tanya jawab dalam menyampaikan nubuatannya. - Maleakhi adalah nabi terakhir pada zaman PL. - Maleakhi mengakhiri kitabnya dengan peringatan dan janji nubuat tentang "hari Tuhan" yang akan datang (4:1-6). E. INTI BERITA - Perkawinan dan perceraian. Perkawinan adalah suatu perjanjian kudus yang diberkati oleh Allah dan merupakan persatuan yang terhormat antara laki-laki dan perempuan untuk tujuan persekutuan dan membangun kehidupan berkeluarga. Maleakhi juga menyalahkan orang- orang di antara umat Allah yang sesudah perceraian kawin lagi dengan orang asing sehingga mencemarkan hidup keagamaan Ibrani. - Allah. Allah dinyatakan melalui beberapa sifat-Nya: Tuhan semesta alam, Raja besar, dan mengasihi umat-Nya. - Ibadah yang murni. Ibadah yang murni tergantung dari upacara/persembahan yang dilakukan secara benar, tapi juga menuntut pertobatan dan cara hidup yang benar. F. KESIMPULAN Allah tidak senang ketika kita tidak taat kepada perintahNya. Ia akan membalas mereka yang mengabaikanNya. Sebagaimana Allah membenci perceraian (2:16), Allah menganggap perjanjian nikah sebagai hal yang sangat serius dan tidak ingin melihatnya bubar.Kita harus setia kepada pasangan hidup kita sepanjang masa. Allah melihat hati kita, jadi Ia dapat mengetahui motivasi kita; karena tidak ada apa pun yang tersembunyi bagiNya.Ia akan kembali dan menjadi hakim. Jika kita kembali kepadaNya, maka Dia akan kembali pada kita (Maleakhi 3:6).