Anda di halaman 1dari 44

Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga Juli-Agustus-September 2023


“Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya”

BULAN KE-8 : AGUSTUS - 2023

MINGGU, 6 AGUSTUS 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : KIDUNG AGUNG 4 : 1 – 16
TEMA : “INDAHNYA IKATAN CINTA”

LATAR BELAKANG
Hari minggu 6 Agustus adalah hari ke-218, minggu ke-32 dalam tahun
2023 yang telah mendorong seluruh pelayanan GKI mencapai aspek
pembaruan pada level ke-3 pada triwulan ke-3, yaitu fokus pelayanan
Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga Juli- Agustus-September 2023
“Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya”, di mulai
dengan memahami “indahnya ikatan cinta dari cinta Agung Tuhan”
sebagaimana Kidung Agung 4 : 1 – 16.
Gary Chapman mengeluarkan buku yang terkenal itu, “The 5 Love
Languages”, yang salah satunya adalah “words of affirmation”, namun
hal ini sudah dibicarakan Kitab Suci sejak jauh-jauh hari sebelumnya.
Bagian yang kita baca ini, jangan dimengerti sebagai kalimat rayuan
gombal, yang tidak tulus, omong kosong, dsb. – bukan seperti itu; ini
perkataan yang tulus, ini suatu pengakuan (acknowledgement).

Bukan kebetulan cinta menghinggapi manusia. Tuhanlah yang


menciptakannya. Perintah pertama dan utama-Nya adalah agar manusia
mencintai-Nya dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan. Kidung Agung
adalah kitab yang paling gamblang mengekspresikan cinta, karena
memang ditulis sebagai syair-syair cinta Raja Salomo. Kitab ini adalah
salah satu tulisan suci yang dibacakan pada hari raya Paskah umat
Yahudi. Para penafsir sepakat bahwa kitab ini memberikan model seksualitas
yang sehat sebagaimana rancangan Tuhan, yaitu hubungan antara laki-laki
dan perempuan (bukan antara sesama jenis), dan dinikmati dalam ikatan
pernikahan yang kudus.

1
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

PENJELASAN TEKS
Kidung Agung 4:1-15 adalah rayuan sang raja yang ditujukan untuk
menaklukan hati dari yang di rayu. Dan meskipun sang raja turut ‘di
bantu’ oleh para permaisuri dan para selirnya, yakni puteri-puteri
Yerusalem penghuni harem untuk membujuk dia, ternyata si gadis
Sunem tetap tegar. Cinta dan kesetiaanya kepada kekasihnya sang
penggembala domba tidak pernah berubah.
Meski kitab ini secara unik mengangkat hubungan kasih dalam pernikahan,
ada banyak hal yang dapat direnungkan dalam konteks hubungan cinta
personal kita dengan Tuhan. Misalnya yang kita baca hari ini. Betapa kita
terpesona melihat cinta yang berkobar hebat di antara kedua mempelai.
Ayat 1-7, mengisahkan semua puteri Sion di panggil keluar untuk melihat
kehebatan kedatangannya dan Salomo memuji pengantinnya dengan
puisi. Salomo memandang gadis itu sebagai wanita yang sempurna,
cantik sekali, manis, tanpa cacat cela. Sosok dan keindahan dari yang
terkasih membayang ke mana pun pergi (ayat 2-3, 7-8, 9-10, 12-14).
Ayat 8-15, menceritakan Salomo yang memanggil pengantinnya untuk ikut
dan tinggal bersama dia. Dia memanggilnya untuk menikmati kasih yang
sempurna. Dia memanggilnya untuk masuk ke dalam kebunnya, tempat
mata air, bunga, buah dan rempah, serta tempat angin sepoi bertiup
segar. Waktu-waktu bersama begitu menggairahkan dan begitu dinanti.
PENERAPAN
Pernahkah cinta kita kepada Tuhan berkobar sedemikian hebat? Pikirkan
saja waktu- waktu teduh kita. Apakah dilalui dengan gairah dan kerinduan
untuk bertemu Tuhan? Ataukah itu rutinitas yang ingin kita lewati dengan
cepat saja? Apakah keindahan pribadi dan karya Tuhan adalah hal-hal
yang senang kita renungkan ketika menjalani hari-hari kita, ataukah kita
terlalu sibuk untuk memikirkan Tuhan? Diiringi syukur atas cinta yang
Tuhan karuniakan dalam relasi kita dengan orang-orang terkasih, mari
memeriksa temperatur cinta kita kepada Tuhan.
GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU I

2
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Diskusi dalam ibadah PAM, PW dan PKB


Tema : “Indahnya Ikatan Cinta”

Cinta adalah anugerah. Anugerah sama dengan hadiah, karena itu bila ada
anugera atau hadiah berarti ada pemberinya. Artinya pemberi itu adalah
mula-mula sebagai “Sang Cinta”, karena itu dari diri-Nya ia memberikan
hadiah yang terbaik.

Perintah : Buatlah dua kelompok,


(1) kelompok satu berperan sebagai wakil dari kaum laki-laki dan ;
(2) kelompok dua berperan sebagai wakil dari kaum perempuan.
(3) Masing-masing kelompok, diskusikanlah ayat (7) “Engkau cantik
sekali, manisku, tak ada cacat cela padamu”

Pertanyaan Kelompok perwakilan Pria : Pernyataan ay 7 bila anda


sebagai laki-laki ungkapkan atau utarakan … kira-kira anda ada dalam
keadaan seperti apa, sehingga pernyataan ini dapat anda ungkapkan?
(jawab, misalnya : dalam keadaan sedang jatuh cinta, atau…jawab … dst…)

Pertanyaan Kelompok perwakilan perempuan : pernyataan ay 7 bila anda


mendengar karena ditujukan kepada anda dari lawan jenis, kira-kira
bagaimana anda menggambarkan perasaanmu…? (gambarkanlah…)

Pertanyaan untuk di jawab bersama : Bila cinta kita kepada Tuhan kita
lukiskan dengan bahasa cinta, seperti apa kelompok saat ini mau
melukiskannya?, silahkan … buat satu pernyataan singkat… (Misalnya :
“sesungguhnya Engkau Sang Cinta, ya Tuhan”…dst) ungkapkanlah …

3
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

MINGGU, 13 AGUSTUS 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : MAZMUR 84 : 1 – 13
TEMA : “RINDU KEPADA KEDIAMAN ALLAH”

LATAR BELAKANG
Hari minggu 13 Agustus saat ini adalah hari ke-225, minggu ke-33 dalam
tahun 2023 yang terus mendorong untuk memberikan perhatian pada
Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga Juli-Agustus-September 2023
“Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya” mengikuti
Mazmur 84 : 1 – 13 agar setiap orang memiliki kerinduan kepada Allah
dan kediaman-Nya.
Awal tahun 2020 – 2021 dunia diperhadapkan dengan pandemi covid –
19 yang membatasi aktivitas berkumpul di ruang-ruang publik akibat dari
banyak korban yang terpapar covid – 19 bahkan ada yang meninggal. Gereja
termasuk yang juga merasakan dampak dari situasi ini. Ibadah-ibadah
menjadi dibatasi jumlah kehadiran bahkan beberapa Gereja memutuskan
untuk ibadah secara online sehingga jemaat tidak perlu datang secara fisik
ke gereja tapi bisa mengikuti ibadah secara daring dari rumah. Kondisi
ini menimbulkan rasa rindu atau kerinduan untuk dapat Bersekutu,
Beribadah, Bersaksi dan Melayani seperti waktu sebelum pademi covid-
19 mucul dan memaksa semua orang beradaptasi dan berdamai dengan
situasi yang ada. Perasaan rindu kepada kediaman ALLAH juga dirasakan
oleh pemazmur ketika menuliskan Mazmur 84 ini.
Mazmur 84 adalah mutiara dari seluruh Mazmur. Mazmur 84 adalah
Mazmur ratapan.
Pemazmur meratap karena menginginkan sesuatu yang sudah hilang
untuk kembali kepada dia, yaitu Bait ALLAH atau Kehadiran ALLAH.
Pemazmur yang diduga adalah Daud setelah dia berdosa dan ketika
hukuman ALLAH datang, dia harus keluar dari kerajaannya, menjadi
pelarian dan tidak bisa mengunjungi Bait ALLAH di Yerusalem. Daud tidak
meratap untuk kembali mendapatkan kerajaannya. Daud meratap untuk
bisa kembali beribadah kepada ALLAH di tengah-tengah jemaat-NYA.

4
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

PENJELASAN TEKS
Ayat 1-5, pemazmur menyatakan ekspresi kerinduan yang mendalam
kepada tempat kediaman ALLAH. Tetapi juga lebih dari itu pemazmur
merindukan kehadiran ALLAH dalam hidupnya. Merindukan tempat
kediaman ALLAH adalah merindukan pribadi ALLAH sendiri. Pemazmur
merindukan kehadiran ALLAH di dalam persekutuan umat ALLAH di
dalam gereja yang sejati. Kehadiran ALLAH ada dalam komunitas orang
percaya. Persekutuan umat ALLAH adalah hal yang bernilai di mata
ALLAH dan yang terindah dalam dunia. Pemazmur mencintai suatu
tempat di mana dia mengalami dan mengetahui ALLAH itu hidup. Dalam
persekutuan umat ALLAHlah dia dapat mengalami dan mengatakan
ALLAH itu hidup. Jelas sekali ada kerinduan yang dalam dari pemazmur
sehinga dia membandingkan diri dengan burung pipit dan burung laying-
layang dan iri kepada mereka karena bisa dekat dengan rumah TUHAN,
hidupnya ada di sana, di pelataran rumah ALLAH. Hidupnya, hatinya,
keluarganya di dalam rumah TUHAN. Kumpulan umat percaya adalah
kumpulan di mana TUHAN Berada dan Bertakhta. TUHAN menjadi
pelindung, pengharapan dan tuan satu-satunya. Dengan seluruh air
matanya merindukan satu tempat yang saat itu tidak dia jumpai lagi, tempat
di mana persekuatuan dengan umat ALLAH.
Ayat 6-8, tempat kediaman ALLAH adalah tempat yang dia tuju. Ini
adalah ayat-ayat di mana pemazmur mengatakan kepada dirinya sendiri.
Orang yang terbuang itu melihat tempat Bait ALLAH di Yerusalem. Dia
berusaha dengan fisiknya, sekalipun seandainya tidak bisa, maka hatinya
didekatkan kepada Yerusalem. Yang terbuang ini berusaha untuk
menguatkan hatinya sendiri. Pemazmur mengajarkan sekalipun berjalan
dengan menangis, terpisah, tetapi seluruh hati dan perjalanan hidup
mendekati hadirat TUHAN. Pemazmur mengatakan aka nada penyertaan
TUHAN. Lembah baka, diperkirakan adalah suatu lembah yang selalu
dilewati musafir yang akan ke Yerusalem. Lembah itu adalah lembah kering
dan akan terisi air hanya jika ada hujan. Jadi, lembah ini benar-benar hanya
bergantung kepada berkat ALLAH. Lembah Baka dalam Bahasa Indonesia
diartikan sebagai lembah air mata. Orang yang menetapkan langkahnya
mendekat kepada Bait ALLAH yang sejati tidaklah mudah, aka nada air
mata karena orang lain berjalan berlawanan arah dengan dia. Tetapi
kekuatan TUHAN akan menopangnya. Ada berkat yang membuat dia penuh

5
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

menjadi mata air. Mereka berjalan makin lama, makin kuat, hendak
menghadap ALLAH di Sion. Kekuatan berjalan sebagai musafir adalah
kekuatan dari ALLAH dan kekuatannya itu akan bertambah dan bukan
menurun.
Ayat 8-10, adalah doa orang benar dihadapan ALLAH. Pemazmur berpikir
apa hak dia didengar oleh ALLAH. Ada satu pribadi yang dimunculkan oleh
pemazmur, yaitu pribadi yang diurapi yang menjadi perisai mereka
sehingga layak dipandang dan didengar oleh ALLAH. Beberapa tafsiran
mengarahkan pribadi yang diurapi ini menunjuk kepada YESUS KRISTUS.
ALLAH yang hidup dan hadir di tengah-tengah manusia. Masalah utama
umat TUHAN adalah ALLAH yang suci itu murka kepada umatNYA. Tidak
ada yang dapat mendamaikan manusia dengan ALLAH kecuali ada
pelindung manusia dari unsur ALLAH sendiri, yang diurapi yaitu Sang
Mesias YESUS KRISTUS. Hanya ketika ALLAH di Sorga melihat Sang Mesias
YESUS KRISTUS dan umat percaya ada dalam YESUS KRISTUS, maka
umat manusia baru bisa diselamatkan dan terikan umat manusia di dengar.
DIA adalah satu-satunya Juruselamat umat manusia.
Ayat 11-13, di dalam bagian terakhir ini, dijelaskan pemazmur bahwa tempat
kediaman ALLAH adalah di bumi ini yang bersentuhan dengan kekekalan.
Kata seribu dipakai di dalam Alkitab berbicara tentang sesuatu yang
besar. Kekekalan itu melampaui ruang dan waktu. Alkitab menyatakan
persekutuan umat percaya yang sejati mendapatkan kekekalan.
Pemazmur juga mengatakan lebih baik berdiri di ambang pintu rumah
ALLAHku karena dia bisa memandang ALLAHnya dan bisa melihat DIA
hadir, ALLAH yang hidup daripada diam di kemah-kemah orang fasik.
Pemazmur memuji kebaikan TUHAN. Orang benar tidak akan kekurangan
sesuatu yang baik dari ALLAH. ALLAH akan mencerahkan dia, melindungi
dia. ALLAH adalah matahari dan perisai. Mereka akan menjadi milik-NYA
seutuhnya dan akan mengalami perkenaan dan akan diberikan kehormatan
dari ALLAH. Mereka adalah orang-orang yang mengandalkan ALLAH,
yang tempat berlindungnya adalah ALLAH. Tidak seperti orang fasik, dia
akan seperti sekam yang ditiup angina dan tidak akan kuat dalam
penghakiman.

6
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

PENERAPAN
1. Ratapan ini tidak dimiliki oleh dunia. Hanya orang-orang yang dilahirkan
baru dalam YESUS KRISTUS yang memiliki ratapan ini, yang mengenal
Keindahan TUHAN dan Keindahan GerejaNYA. Hanya ROH KUDUS saja
yang bisa membuat orang-orang percaya jeli akan keindahan,
kehormatan dan harga sebuah Gereja yang sejati. Gereja adalah isi hati
TUHAN, rumah TUHAN, mempelai KRISTUS. Hanya orang yang
sungguh-sungguh tahu ALLAH ada di mana yang mau merendahkan
dirinya untuk pergi ke sana. Meskipun sulit, tidak ada uang, khotbahnya
sulit dan sangat keras menegur dosa tetapi ROH KUDUS ada di sana. Dia
mengetahuinya, menghargainya dan mau bersama-sama berjuang di sana.
2. Dosa dalam diri kita dapat membuat kita kehilangan rasa takjub akan
Gereja TUHAN, tidak lagi mengasihi dan memuji TUHAN, tidak ada gairah
pergi ke gereja. Pemazmur mengatakan hal terpenting yang menjadi
kegairahan kita seharusnya adalah ALLAH dan Bait ALLAH karena akan
tiba waktunya di depan kita, di mana kita tidak lagi bisa bergerak, tidak
bisa lagi pergi bersekutu dan beribadah ke tempat ALLAH bertahta.
Mungkin karena sakit, mungkin kita menjadi tua renta, mungkin kita
dibuang oleh TUHAN, mungkin saja tempat itu sudah dirusak oleh
musuh- musuh TUHAN, mungkin kita berdosa dab pergi dari rumah
TUHAN dan tidak bisa kembali, mungkin ada pandemi seperti covid – 19
yang membatasi kita beraktifitas dan berkumpul termasuk ke gereja. Ketika
ini belum terjadi bertobatlah, datanglah, buka hatimu dan biarlah TUHAN
YESUS KRISTUS menjadi rajamu, takluklah. Sehingga kita dapat
menyatakan kepada TUHAN: Betapa disenangi tempat kediaman-MU,
ya TUHAN semesta alam. Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-
pelataran TUHAN; hatiku dan dagingku bersorak-sorai kepada ALLAH yang
hidup. Hargailah ALLAH yang ada di tengah-tengah kita dan seluruh
pekerjaan-NYA di dalam gereja-NYA. Kiranya TUHAN menaklukan hati
kita. Jangan keraskan hati. Takluklah dan lihat bagaimana TUHAN
Memberkati.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU II

7
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

MINGGU, 20 AGUSTUS 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : 1SAMUEL 17 : 40 - 58
TEMA : “MENGANDALKAN TUHAN”

LATAR BELAKANG

Kita tidak menduga bahwa hari minggu 20 Agustus hari ini, sudah Tuhan
karuniakan sebagai hari ke-232, minggu ke-34 kita miliki, dalam minggu
ini focus pelayanan juga tetap diingatkan yaitu Pembaharuan GKI pada
Triwulan ketiga Juli-Agustus-September 2023 “Pembaruan Tuhan
Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya” dan didasarkan pada firman
Tuhan 1Samuel 17 : 40 -58 untuk setiap orang terus mengandalkan Tuhan.

Kita mungkin pernah mendengar istilah underdog? Dalam dunia olah


raga, underdog ialah atlit yang tidak diperhitungkan bisa menang atau juara.
Justru sosok underdog bisa memberi kejutan, ketika ia mampu mengalahkan
sang favorit juara atau juara bertahan. Bagaimana mungkin? Jawabannya
karena tidak diperhitungkan, seorang underdog tidak memiliki beban apa
pun untuk menang. Sebaliknya sang jagoan kadang terlalu percaya diri
sehingga meremehkan lawan, akibatnya teledor atau tidak waspada atau
berhati-hati. Demikian juga yang terjadi dalam kisah Daud melawan
Goliat.

PENJELASAN TEKS

Ayat 40, mengatakan bahwa Daud mengambil beberapa batu untuk


menjadi senjatanya. Dia mempersiapkan lima batu dengan iman bahwa
Tuhanlah yang akan berperang bagi dia. Dia tidak menyerahkan kepada
Tuhan dan tidak melakukan apa- apa sebagai persiapan. Dia memilih lima
batu. Jika yang pertama gagal, masih ada empat batu yang lain sebagai
senjata. Mempersiapkan diri dan mengandalkan Allah seharusnya
berjalan secara bersama-sama.

8
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Ayat 41-44, ayat-ayat ini mengisahkan dialog Goliat dengan Daud di


mana kalimat sangat indah dari Daud dicatat. Daud mengatakan bahwa
dia datang dalam nama Tuhan semesta alam. TUHAN pemimpin ribuan
pasukan malaikat! Inilah pernyataan iman yang sangat besar dari Daud.
Dia memiliki pengakuan iman yang tepat dengan reaksi dan tindakannya.
Mengakui Tuhan sebagai Panglima perang yang memiliki segala kekuatan di
surga berjalan beriring dengan keberanian dia mendatangi Goliat dan
menantang dia. Iman, pengakuan di mulut, dan tindakan dengan utuh
menjadi satu di dalam diri Daud. Alkitab mengatakan bahwa Daud
tergerak untuk melawan Goliat karena nama Allahnya dihina oleh raksasa
itu. Inilah yang disebut dengan semangat untuk membela kekudusan
Allah. Zeal, atau kegigihan yang menyala-nyala untuk Tuhan. Kegigihan
yang sama juga terdapat pada Yosua dan Kaleb, para hakim Israel, dan
juga Yonatan. Kegigihan ini jugalah yang membuat Paulus dan para rasul
terus memberitakan Injil Tuhan. Di dalam seluruh Alkitab tercatat orang-
orang dengan kegigihan yang seperti itu.

Ayat 45-46, Daud menyatakan kegigihan yang besar untuk nama


Tuhannya, maka seruannya pada menjadi proklamasi iman yang
membangkitkan semangat seluruh orang Israel. Bagaimana dengan
Saul? Pada saat Saul mementingkan dirinya sendiri, maka kegigihan untuk
Tuhan menjadi habis sama sekali. Dan di mana kegigihan untuk Tuhan
hilang, di situ inspirasi berhenti. Saul tidak lagi mampu menginspirasi orang
Israel. Kegigihan memperjuangkan kesucian Allah dan ketulusan untuk
mengasihi umat Tuhan, itulah yang membuat seorang raja menjadi agung.

Ayat 47, menyatakan mengenai keagungan karakter Daud. Apa yang dia
perjuangkan hanya untuk membuktikan satu hal, yaitu supaya segenap
jemaah tahu bahwa Tuhan yang menyelamatkan bukan dengan atau
karena senjata manusia. Dia tidak bertarung untuk membuktikan diri. Dia
tidak merasa perlu mengalami pembuktian yang menunjukkan
pencapaiannya di mata seluruh umat Tuhan. Dia tidak sedang
memamerkan kemampuan guna menunjang prestasinya.
Ayat 48-54, menyatakan mengenai Daud yang hanya menginginkan seluruh
orang tahu bahwa Tuhanlah yang menolongnya. Itulah kerinduannya
yang begitu besar. Maka Tuhan menyertai Daud. Daud maju dan
membunuh orang Filistin itu dengan cara yang sangat tidak biasa di dalam

9
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

peperangan. Daud membunuh Goliat tanpa pedang di tangan. Daud


mengimani bahwa Tuhan yang menyelamatkan bukan dengan atau
karena senjata manusia dan membuktikannya di dalam tindakan.

Ayat 54-58, Daud melengkapi kemenangannya dengan membawa


kepada Goliat ke Yerusalem, untuk menjadikannya kengerian bagi orang-
orang Yebus, yang menjaga benteng pertahanan Sion. Kemudian bagian
ini juga menjelaskan tentang Saul yang telah melupakan Daud, karena
mengidap tekanan jiwa dan gangguan pikiran, sehingga tidak terpikirkan
olehnya kalau sang pemusiknya cukup memiliki keberanian untuk
menjadi pahlawannya. Oleh karena itu, seolah-olah belum pernah
bertemu sebelumnya, dia bertanya anak siapakah Daud? Abner juga tidak
mengenalnya, tetapi membawanya kepada Saul, dan menjelaskan siapa
Daud. Dengan demikian Daud diperkenalkan kepada istana dengan
keuntungan yang jauh lebih besar daripada sebelumnya, dan dalam
semuanya itu ia mengakui tangan Allah-lah yang telah menolongnya dan
memberikannya kemenangan.

PENERAPAN

1. Andalkan Tuhan dan Tuhan akan menyertai dan menolong kita. Ini
adalah faktor terpenting dan terutama atas kemenangan Daud sebab
percuma kita memiliki keberanian, keyakinan yang kokoh dan
kemampuan namun kita tidak mengandalkan Tuhan. Daud sadar betul
Tuhanlah satu-satunya tempatnya berharap dan memberikan
kemenangan. Sehingga berulang kali Daud menegaskan bahwa Dia
sepenuhnya mengandalkan Tuhan. Ketahuilah keberhasilan yang kita
raih berasal dari pada Tuhan, sebelum berperang, selama berperang
bahkan setelah kemenangan pun nama Tuhan saja yang ditinggikan,
segalanya dikembalikan untuk hormat kemuliaan Tuhan. Jangan
bangga dengan kemampuan diri sendiri, sebab terkutuklah orang yang
mengandalkan manusia dan kekuatannya sendiri (Yeremia 17:5).
Andalkan Tuhan dalam segala perkara, milikilah keberanian yang dari
Tuhan, berpegang pada keyakinan dan tak tergoyahkan dan melatih
diri, kembangkan kemampuan yang kita miliki maka kita akan
memperoleh kemenangan, melakukan perkara-perkara besar bersama
dengan Tuhan.

10
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

2. Berlatih dan Mempersiapkan Diri. Daud yang maju ke medan


pertempuran bukanlah orang yang tidak bisa apa-apa, Daud yang dipakai
Tuhan bukanlah orang yang hanya bermalas-malasan kemudian
dilawat Tuhan, melainkan Daud mempunyai kemampuan dan
mengembangkannya. Daud bekerja keras dan mempersiapkan dirinya
dengan baik. Ketika dirinya diragukan Saul, Daud berkata dia biasa
menghadapi beruang dan singa. Demikian juga kita sebagai umat
Tuhan, orang percaya kita harus terus berlatih dan mempersiapkan diri
dengan rajin Berdoa dan melakukan Firman Tuhan sehingga kita
memiliki kesabaran dan kemampuan serta keberanian menjalani
kehidupan dengan mengandalkan Tuhan.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU III

11
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

MINGGU, 27 AGUSTUS 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : AMSAL 3:1-26
TEMA : “BERKAT HIKMAT”

LATAR BELAKANG
Hari ini Minggu 27 Agustus tepat kita berada pada hari ke-239, minggu
ke-35 bahwa dalam minggu ini focus pelayanan juga diingatkan
memberikan perhatian pada Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga Juli-
Agustus-September 2023 “Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam
semesta ciptaan-Nya” yang didasarkan pada firman Tuhan Amsal 3 : 1 –
26, bahwa pembaruan atas alam harus pula menggunakan hikmat yang
benar dari Tuhan.
Jadi tujuan kitab Amsal seperti yang ditegaskan dalam Amsal 1:2-7,
untuk memberi hikmat dan pengertian mengenai pola hidup bijaksana,
berpegang pada kebenaran, jujur, adil dan tulus, sehingga ada bekal bagi
mereka yang belum berpengalaman. Lalu bagaimana pengamsal menulis
kitab ini dan mempersembahkannya pada para pembaca di segala zaman?
Pada dasarnya Pengamsal adalah pengamat kehidupan. Ia mengamati
kehidupan praktis sehari-hari. Ia tidak mulai dari teori yang tinggi-tinggi
namun dari cara hidup orang setiap hari. Ia menemukan ada yang tidak
bijaksana dalam hidup. Mereka hidup, tapi penuh dengan sikap sia-sia yang
nantinya akan berujung pada kesia- siaan. Untuk memperoleh hidup yang
penuh makna maka orang harus memiliki hikmat yang bersumber dari
Tuhan. Berikut catatan renungan dari Amsal 3:1-26
Ayat 1 Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah
hatimu memelihara perintahku
Bagian ini dimulai dengan seruan kepada anak untuk memperhatikan
ajaran dan perintah bapanya. Kita telah membicarakan pentingnya ajaran
dan perintah bapa . Apa yang menjadi sumber ajaran maupun perintah
bapa? Apakah berbeda dari hukum yang ada pada "Pentateuk"? Anggapan
kita bahwa ajaran maupun perintah yang bapa inginkan supaya anak
menaatinya berasal dari pengajaran orang tua yang bergantung pada
hukum pentateuk. Hukum-hukum ini tidak boleh dilupakan, dalam
arti lain mengingatnya, dan mengingat segala sesuatu dari PL berarti lebih
12
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

dari pada sekedar ingatan secara sadar. Mengingat, atau tidak melupakan
berarti juga menaati. Ketaatan anak lebih dari masalah yang dangkal
seperti pada ayat di atas kolom kedua, di mana di hatinyalah berdiri inti
kepribadiannya yang melindungi perintah. Melindungi berarti mengamati
perintah-perintah yang telah tertanam dalam hati anak.
Ayat 2 karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan
ditambahkannya kepadamu. Motivasi atas ketaatan dapat dalam bentuk
upah / hadiah. Menaati perintah akan menyebabkan umur yang panjang.
Perintah-perintah tersebut adalah bagian kecil pedoman hidup yang sehat.
Semua hal akan seimbang, bagi orang-orang yang mengikuti jalan hidup
Tuhan seperti yang diajarkan oleh bapa yang bijak akan hidup lebih lama
daripada orang-orang yang berlagak mengikutinya. Namun hal ini lebih
dari sekedar umur panjang yang diperlihatkan di sini. Hidup yang
panjang dengan penuh penderitaan atau perjuangan bukanlah sesuatu
hal yang menjadi upah. Bapa menambahkan kualifikasi bahwa hidup yang
panjang dari anak yang taat akan dicirikan dengan "damai". Damai berarti
lebih dari sekadar ketiadaan perjuangan; tetapi menunjuk kepada
keadaan hidup yang berharga dan penuh arti.
Ayat : 3 Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau!
Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu,Ayat ini
merujuk kepada peringatan. Bapa terus menuntut untuk hidup dengan
kasih dan setia. Ia meminta anak mengikat kasih dan setia pada lehernya
dan menuliskannya pada loh hatinya. Mungkin pada leher disebutkan di
sini karena ketidaktaatan dapat digambarkan sebagai leher yang keras.
Loh hati adalah ungkapan hukum yang menunjuk kepada internalisasi
perintah Tuhan dalam hidup, jadi bukan hanya tindakan namun juga
motivasi yang suci.

Ayat : 4 maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam


pandangan Allah serta manusia. Ayat ini dapat dimengerti sebagai
konsekuensi ketaatan. Sebagai upah ketaatan, Tuhan dan manusia akan
menghormati orang yang mendapat kasih dan penghargaan. Orang-
orang tersebut akan dihormati dan dicari atas hikmat mereka.

Ayat : 5-6 Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan


janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam

13
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Lagi-lagi bapa


memperingatkan anak untuk percaya kepada TUHAN. Percaya kepada
TUHAN menyatakan bahwa orang tidak akan mempercayai
kemampuannya sendiri. Orang yang memiliki pengertian yang kurang
akan terbuka terhadap kekuatan dan hikmat Tuhan, yaitu panduan hidup
yang lebih baik. Jika orang tahu Tuhan ada dalam jalannya, orang itu akan
tentunya adalah orang yang benar, dan Ia akan menjaga orang itu agar
tetap di jalan yang lurus.
Ayat : 7 Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah
akan TUHAN dan jauhilah kejahatan; Dengan kata lain anak tidak
diperbolehkan bergantung pada pengertiannya sendiri. Jika ia berpikir
bahwa ia bijak, maka ia akan mencoba melakukan segala hal dengan
dengan kemampuannya sendiri, yang mana tidak akan cukup. Kebalikan
dari hal itu adalah takut akan Tuhan yang akan mengembalikan anak pada
pandangan yang benar dan secara alami akan menjauhi kejahatan.
Ayat : 8 itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu dan menyegarkan
tulang- tulangmu.Jika orang-orang takut akan Tuhan, menghindari
kejahatan, dan tidak menganggap diri bijak, maka mereka akan
disembuhkan dan disegarkan. Namun ini bukanlah janji tetapi adalah
kebenaran, segala sesuatu saling menyeimbangkan. Hal ini akan
menciptakan dorongan untuk melakukan hal yang benar.
Ayat : 9 Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama
dari segala penghasilanmu,Orang dapat menunjukkan bahwa mereka
mempunyai kelakuan yang benar terhadap TUHAN, dalam mempercayai
dan takut kepada-Nya, jika mereka bersedia memberikan bagian dari
kekayaan mereka.
Ayat : 10 maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-
limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah
anggurnya. Akibat dari menaati peringatan pada ayat 9 akan
membuahkan upah pada ayat 10. Kita harus mencatat bahwa proses
bertambahnya kekayaan tidaklah secara eksplisit, namun kita harus
menyadari bahwa Tuhanlah di belakang kelimpahan itu.
Ayat : 11 Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan
janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya.Bapa mengakhiri dengan
peringatan terakhir untuk tidak menolak peringatan TUHAN. Orang bijak
ingin memperbaiki pikiran dan tindakan mereka yang salah, hanya orang
14
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

bodoh yang menolaknya. Di sini bapa bertindak sebagai orang bijak dan
menyampaikan didikan Tuhan.
Ayat : 12 Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya,
seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.
Amsal 3:13-26 Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang
memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi keuntungan
perak, dan hasilnya melebihi emas. 15 Ia lebih berharga dari pada
permata; apapun yang kauinginkan, tidak dapat menyamainya.
Amsal 8:11 Karena hikmat lebih berharga daripada permata, apapun
yang diinginkan orang, tidak dapat menyamainya.
Itu sebabnya pada saat Tuhan bertanya kepada Salomo perihal apa yang
Salomo kehendaki untuk Tuhan berikan kepadanya, maka respon dari
pada Salomo di dalam 1 raja-raja 3, Salomo tidak meminta umur panjang,
juga tidak mengharapkan takhta dan kejayaan/popularitas/reputasi yang
luar biasa, ia tidak meminta kekayaan dan umur panjang tetapi ia berkata
“berikanlah kepadaku hati yang faham menimbang perkara untuk
menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan
yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang
sangat besar ini.
PENERAPAN
Demikianlah, selaku orang percaya kita dipanggil untuk memiliki kehidupan
berhikmat. Dengan hikmat Tuhan kita akan selalu menghargai dan mengisi
kehidupan ini dengan hal-hal yang baik. Apalagi kita sadari kehidupan ini
hanya sementara. Karena hanya sementara maka hargailah itu dengan takut
akan Tuhan dan selalu menjadi berkat bagi orang lain. Bukankah ini juga yang
dilakukan Tuhan Yesus bagi kita. Ia menyelamatkan kita dengan darah-Nya,
supaya kita menghargai keselamatan yang dianugerahkannya melalui hidup
yang menyenangkan Tuhan dan sesama. Dan secara bersamaan, saat kita
menjalani hidup yang demikian maka kebahagiaan, kesejahteraan, keberkatan
itu akan secara konkrit pula kita alami sekarang, dan esok, kini dan disini,
di tengah hidup berumah tangga, bergereja dan bermasyarakat. Amin

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU IV

15
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Kelompok Penelahan Alkitab Ibadah Keluarga


Tema : “Berkat Hikmat”

Penelahan dibatasi pada 3:14


Bagilah 2 kelompok

Kelompok pertama bertugas menelaah ayat (1-2)

(1) Hal-hal apa saja dalam hidup kita yang dapat membuat kita
“melupakan ajaran Tuhan?” (ay 1a)
(2) Hal-hal apa saja dalam hidup kita yang membuat kita dapat
“Memelihara perintah Tuhan”? (ay 1b)
(3) Berkat seperti apa yang Allah janjikan atas hidup tidak melupakan
ajaran Tuhan dan memelihara perintah Tuhan?
(ay 2)

Kelompok dua bertugas menelaah ayat (3-4)

(4) Mengapa “kasih dan setia tidak boleh kita tinggalkan dari hidup kita?
(ay 3a)
(5) Apa fungsi kalung di leher kita? Dan apa fungsi buku tulis? (ay 3b)
(6) Mengapa kasih dan setia mempunyai fungsi yang sama dengan
kalung dan hati sebagai buku tulis yang bertuliskan kasih dan setia?
(7) Bila kasih dan setia seperti kalung dan seperti buku bertuliskan kasih
setia dalam hati, berkat seperti apakah yang dijanjikan Tuhan?
(ay 4)

16
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

KAMIS, 31 AGUSTUS 2023


KELENDER GEREJAWI : IBADAH AKHIR BULAN AGUSTUS 2023
PEMBACAAN ALKITAB : YAKOBUS 4:13-17
TEMA : “RENCANA DAN KEHENDAK TUHAN”

LATAR BELAKANG
Hari Kamis 31 Agustus, hari dan minggu terakhir dalam bulan Agustus,
kita ada pada
hari ke-243 dalam minggu ke-35 tahun 2023, bulan pertama dari triwulan
ke-3 hendak kita akhiri, berikan perhatian juga pada pelayanan yang
dibangun GKI dengan fokus Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga Juli-
Agustus-September 2023 “Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam
semesta ciptaan-Nya” di dasarkan pada firman Tuhan Yakobus 4 : 13 –
17 bahwa mengalir dalam rencana dan kehendak Allah.

Surat Yakobus adalah salah satu kitab dalam bagian Perjanjian Baru di
Alkitab Kristen. Digolongkan ke dalam "surat-surat umum" (bahasa Yunani:
Katholike Epistole) bersama dengan surat Yudas, surat 1 Petrus, surat 2
Petrus, dan ketiga surat Yohanes, sejak zaman Eusebius sekitar tahun 260-
340 Masehi
Inti dari keseluruhan surat ini adalah menguraikan berbagai pokok
pandangan Kristen seperti misalnya kekayaan dan kemiskinan, godaan,
kelakuan yang baik, prasangka, iman dan perbuatan, ucapan-ucapan
mulut, kebijaksanaan, pertengkaran, keangkuhan dan kerendahan hati, hal
menyalahkan orang lain, membual, kesabaran, dan doa.
Surat ini juga menekankan bahwa dalam menjalankan agama Kristen,
iman harus disertai perbuatan.

Penulis Kitab Yakobus adalah sebuah nama yang sangat biasa di kalangan
orang Yahudi, tetapi Yakobus yang diperkenalkan dalam Yakobus 1:1
bukanlah orang yang sembarangan. Dalam Perjanjian Baru beberapa kali
sempat muncul nama Yakobus, tetapi Yakobus ayah rasul Yudas dan
Rasul Yakobus bin Zebedeus bukanlah orang- orang yang menulis surat
Yakobus.[2] Banyak bukti menunjuk kepada Yakobus, saudara laki-laki Yesus
Kristus sebagai penulisnya, yang pernah bertemu secara khusus dengan
Yesus setelah kebangkitan dan mempunyai peran penting di antara

17
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

murid-murid meskipun tidak termasuk keduabelas murid. (Matius 13:55;


Kisah Para Rasul 21:15-25; 1 Korintus 15:7; Galatia 1:19; Galatia 2:9)
Penulis sendiri hanya mencantumkan keterangan dirinya sebagai “hamba
Allah dan Tuhan Yesus Kristus,” (Yakobus 1:1) seperti Yudas yang
memulai suratnya dengan menyebut dirinya “hamba Yesus Kristus dan
saudara Yakobus.” (Yudas 1:1) Lagipula, kalimat pembuka surat Yakobus
ini berisi kata: "Salam!" seperti surat mengenai sunat yang dikirimkan dari
Yerusalem, di mana Yakobus, saudara Yesus, berperan penting dalam
persidangan yang dihadiri “rasul-rasul dan penatua-penatua beserta
seluruh jemaat” di Yerusalem (Kisah Para Rasul 15:13,22,23). Hal ini
diakui oleh bapa-bapa gereja mula-mula dari surat-surat mereka.Waktu
Penulisan : Surat Yakobus diperkirakan ditulis sebelum
tahun 62 Masehi, karena Yakobus meninggal pada tahun itu. Robinson
menyakini surat ini ditulis pada tahun 47-48 M.

Menjadi orang kristen itu bisa dikatakan membingungkan. Jika kita


membuat sebuah perencanaan, bahkan perencanaan itu sudah matang
dan tinggal dikerjakan, apakah semua itu sungguh-sungguh kehendak
Tuhan? Tetapi jika kita diam saja, tanpa membuat perencanaan sama
sekali, apakah kita tidak memiliki hikmat untuk membuat kebaikan yang
akan menolong hidup kita? Padalah, biasanya di awal tahun baru, kita
selalu ingin membuat perencanaan bagi hidup kita, minimal untuk tahun
yang akan segera dilewati. Yakobus, seorang gembala sidang di gereja
Yerusalem memberikan nasehat praktis bagi jemaat-nya melalui surat
yang ditulisnya sebelum ia meninggal dunia sebagai martir. Pada perikop
yang berjudul "Jangan melupakan Tuhan dalam perencanaan"
memaparkan beberapa prinsip rohani dalam membuat perencanaan
dalam hidup manusia.

PENJELASAN TEKS
AYAT (13-14) Pada ayat ini dengan jelas penulis memberikan contoh
yang dapat di rangkum dalam beberapa kata : waktu (hari ini atau besok,
setahun), tempat (di kota anu), tujuan (berdagang) dan hasil yang
diharapkan (mendapat untung). Dalam membuat perencanaan, faktor-
faktor diatas memang sangat diperlukan, tetapi seolah- olah manusia tahu
bahwa dia dapat mengusahakan sesuatu jika dia mampu melakukannya

18
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

tanpa mengingat sedikit pun pada Pencipta-Nya yang memberikan


hikmat kepadanya untuk memikirkan hal yang baik. Terkutuklah orang
yang mengandalkan manusia dan hatinya jauh dari Tuhan, diberkati
orang yang mengandalkan Tuhan. (Yeremia 17:5, 7).

AYAT (15) Yakobus, dalam terjemahan lain mengajarkan bagaimana kita


harus membuat perencanaan dalam hidup dengan mengatakan "Jika
Tuhan menghendaki, dan jika kita masih hidup, saya akan melakukan hal
ini dan itu." Kata-kata ini tidak boleh diartikan bahwa kita hanya
berpangku tangan saja tanpa mengerjakan atau merencanakan sesuatu.
Kata "akan" merupakan kata yang mengacu pada sesuatu yang akan datang
atau dalam konteks ini perencanaan.
(16) Ketika manusia sudah berada pada puncak kesuksesannya, ia
cenderung mengaggap segala sesuatu itu mudah di dapat dan mudah di
kerjakan. Apalagi hidup yang bergelimang harta, lebih mudah untuk
membuat perencanaan-perencanaan yang besar dan sangat
menguntungkan bagi-nya. Bukan hanya dalam hal duniawi, dalam hal rohani
pun manusia dapat dengan mudah membuat rencana jika ada sokongan
materi yang kuat.
(17) Di akhir perikop ini, Yakobus menegaskan bahwa berdosa orang yang
tahu bagaimana harus berbuat baik, tetapi tidak melakukannya. Jika kita
tahu sesuatu yang baik yang harus kita kerjakan, maka kita harus
mengerjakannya dengan tulus dan tidak menghindarinya. Perduli dengan
semua disekeliling kita, bahkan merencanakan dan melakukan segala
yang baik di hadapan Tuhan dengan tulus, bukan membiarkan atau
menghindarinya, karena jika demikian kita akan berdosa.

PENERAPAN
Ada Beberapa hal yang perlu kita renungkan dalam bagian ini berkaitan
dengan tema kita RENCANA DAN KEHENDAK TUHAN adalah ? Jangan
mengandalkan kemampuan sendiri AYAT 13-14: Sebagai orang percaya, kita
perlu mengikutsertakan Yesus dalam membuat perencanaan bagi hidup kita,
karena Dialah yang memiliki hidup ini. Yakobus menanyakan "apakah arti
hidup kita? Hidup ini seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap

19
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

(14)." Dengan kata lain Yakobus ingin mengatakan bahwa hidup ini sangat
singkat, dan kita tidak tahu atau tidak bisa memprediksi kapan akhir hidup
tiap-tiap orang, ini adalah rahasia Allah. Oleh sebab itu, dalam setiap
perencanaan yang kita buat, jangan lupa untuk mengikutsertakan Yesus
sebagai Allah kita, agar rencana yang kita buat berkenan bagi-Nya.
1) Berserah pada kehendak Tuhan (15) Penekanan Yakobus disini adalah
penyerahan total hidup kita pada kehendak Tuhan selama kita masih
memiliki kesempatan untuk hidup. Dalam pengertian lain, kita harus
mengisi hidup kita dengan sesuatu yang dikehendaki Tuhan, bukan
mengikuti keinginan kita sendiri
2) Jangan congkak AYAT A16 Tetapi Yakobus mengingatkan, jangan
bermegah dalam kecongkakan. Semua kemegahan yang membawa
manusia menjadi sombong adalah salah.Membuat perencanaan yang
baik memerlukan kerendahan hati di hadapan Tuhan, karena kita
adalah hamba-Nya yang merencanakan segala sesuatu yang kita
kerjakan di dunia ini untuk mensukseskan rencana-Nya yang kekal
bagi hidup kita.

3) PEDULI AYAT 17 Dalam melalui hari-hari, sangat baik membuat


perencanaan yang akan menolong hidup kita lebih terarah dan teratur.
Tetapi jangan melupakan prinsip-prinsip yang telah diajarkan oleh
Yakobus kepada kita untuk : tidak mengandalakan kemampuan
sendiri, berserah pada kehendak Tuhan, jangan congkak dan perduli
pada pekerjaan baik. Tuhan Yesus memberkati.

20
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga Juli-Agustus-September 2023


“Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya”

BULAN KE-9 : SEPTEMBER – 2023

MINGGU, 3 SEPTEMBER 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : LUKAS 14: 25-35
TEMA : “ORANG BERIMAN DI DALAM MENGIKUT
YESUS HARUS MEMILIKI KOMITMEN”

LATAR BELAKANG
Hari minggu 3 September hari ini tepat kita berada pada hari ke-246,
minggu ke-36 dalam tahun 2023 sebagai bulan ke-2 dalam triwulan ke-
3, bulan September. Focus pelayanan yang menjadi perhatian adalah
Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga Juli- Agustus-September 2023
“Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya” di dasarkan
pada firman Tuhan Lukas 14 : 25 – 35 bahwa komitmen sangat diperlukan
dalam mengikut Yesus.

Orang beriman di dalam mengikut Yesus harus memiliki komitmen untuk


tetap setia dan bersedia menghadapi tantangan yang berat di dalam
kehidupannya. Bila membaca kitab Injil Lukas, maka Kitab Injil Lukas
ditulis sekitar tahun 60 sebelum masehi oleh Lukas yang diduga adalah
seorang Yunani yang bekerja sebagai seorang dokter atau tabib dan ia
merupakan seorang kawan atau rekan sekerja Paulus. Kitab injil Lukas
dialamatkan kepada Teofilus yang agung, yaitu seorang kafir yang masuk
Kristen karena telah menerima berita Injil. Penekanan utama Injil Lukas
adalah Yesus Kristus sebagai anak manusia.
Secara khusus Injil Lukas 14:25-35 menunjukkan bahwa ketika Yesus
sedang dalam perjalanan ke Yerusalem (band Lukas 13:1) banyak orang
mengikuti-Nya. Yesus menunjukkan bahwa di dalam mengikuti-Nya
bukan suatu perkara mudah atau hanya datang mendengar pengajaran
dan pergi begitu saja. Namun yang dibutuhkan adalah suatu komitmen
untuk tetap setia memberitakan Injil dan tidak seperti mereka yang
berdalil atau beralasan di dalam soal iman mereka (band 14:15-24)

21
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

PENJELASAN TEKS

Ayat 15-27: Harus memiliki komitmen Di Dalam Mengikut Yesus

Bagian ini memberi ketegasan bahwa hal yang penting bagi seorang
pengikut Yesus adalah harus ada komitmen. Hal ini dimulai dengan ayat
15 yang menunjukkan bahwa ketika Yesus dalam perjalanan menuju
Yerusalem, banyak orang yang datang untuk mengikuti-Nya. Tentu
setiap orang yang datang mengikut Yesus memiliki tujuannya masing –
masing. Ada yang hanya datang sekedar untuk mendengar ajaran Yesus,
ada yang mungkin tertarik untuk mengikut Yesus karena ada cerita
tentang mujizat yang Yesus lakukan, bahkan mungkin ada yang ingin
datang untuk berdebat dengan Yesus seperti kaum Farisi dan Para Imam
Yahudi. Pada dasarnya ada berbagai alasan. Namun, menurut Yesus
kedatangan mereka itu terlihat bukan terlahir dari suatu keputusan yang
sungguh untuk mengikuti-Nya. Di dalam ayat 26, Yesus menyatakan
bahwa di dalam mengikuti-Nya, harus memiliki kerelaan untuk melepaskan
hal yang bersifat pribadi dan tidak membawah kepentingan pribadi dan
keluarga di dalam pekerjaan pelayanan. Hal ini terlihat jelas di dalam
ungkapan Yesus di ayat 26: Jikalau seorang datang kepada- Ku........., ia
tidak dapat menjadi muridKu. Yesus mengambarkan bahwa pekerjaan
pelayanan itu adalah suatu pekerjaan yang berat, karena membutuhkan
pengorbanan. Itu artinya mengikuti Yesus, harus benar – benar siap
untuk melalui jalan salib, yaitu jalan penderitaan, rela berkorban dan tidak
mencari kepentingan sendiri. Seperti terlihat pada ayat 27 yang menyatakan:
“Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, Ia tidak dapat
menjadi murid-Ku.”

Ayat 28-35: Tuhan Memakai Orang Yang Siap Sedia Untuk Menjadi
Murid-Nya

Pada dasarnya Tuhan memakai orang yang siap sedia untuk menjadi
murid-Nya. Hal ini digambarkan di dalam tiga bentuk perumpamaan yang
diberikan oleh Yesus: Pertama, Di dalam membangun menara
dibutuhkan perencanaan yang matang, sehingga tidak gagal di dalam
membangun dan diejek oleh orang melihatnya, seperti yang tersirat pada
ayat 28-30. Itu artinya Yesus di dalam pemberitaan Injil-Nya

22
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

mengunakan orang – orang yang bersungguh – sungguh mengikuti-Nya,


sehingga pemberitaan Injil tidak gagal. Yesus tidak menggunakan orang
yang tidak siap sedia untuk menjadi alat kesaksian-Nya. Kedua, ayat 31-33
perumpamaan Yesus ini memberi penekanan pada aspek pertimbangan,
yang terlukis dengan kata Yesus: Atau raja manakah yang kalau mau
pergi perang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk
mempertimbangkan,.........., tidak dapat menjadi murid-Ku. Pada kedua ayat-
ayat ini memberikan gambaran yang jelas bahwa Tuhan
mempertimbangkan siapa yang layak untuk pekerjaan pelayanan-Nya. Oleh
karena tidak mungkin menggunakan orang yang masih menaruh
kepentingan pribadi-Nya di atas kepentingan pelayanan. Bagi Yesus
orang seperti itu tidak layak menjadi pengikut atau murid-Nya. Ketiga, ayat
34-35 Yesus memberikan perumpamaan tentang garam yang menjadi
tawar, yang tidak lagi memiliki nilai apa – apa atau dengan kata lain sudah
tidak berfungsi sama sekali. Tentu orang akan membuangnya karena
sudah tidak berguna. Seperti pernyataan Yesus: Garam memang baik,
tetapi jika.........., dan orang membuangnya saja. Itu berarti Hidup
pelayanan orang percaya itu harus memiliki arti, tidak hanya sekedar
mengikuti Yesus namun harus berguna atau bermanfaat bagi
pemberitaan Injil. Sebab bila tidak setia maka Tuhan tidak akan
menggunakan lagi bagi pekerjaan pelayanan atau pemberitaan Injil. Yesus
mengakhir dengan suatu seruan yaitu siapa mempunyai telinga, hendaklah
ia mendengar.

PENERAPAN
Orang Beriman Di dalam mengikuti Yesus harus memiliki komitmen untuk
tetap setia, berusaha untuk tidak mencampuradukkan urusan pribadi dan
keluarga dengan pekerjaan pelayanan. Terkadang sulit untuk
memisahkan antara urusan pribadi dan keluarga dengan pelayanan.
Banyak di antara kita terjebak untuk lebih memikirkan kepentingan
keluarga kita atau pribadi kita di banding dengan pelayanan. Yesus
menginginkan para pengikut atau murid-Nya untuk benar – benar setia
di dalam pelayanan. Tidak boleh mencari kepentingan diri sendiri,
kelompok dan keluarga di dalam pelayanan. Pelayanan pemberitaan Injil
itu akan melalui jalan salib, yaitu jalan penderitaan, penyangkalan diri
dan rela berkorban. Yesus tahu bahwa kita manusia memiliki

23
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

keterbatasan di dalam melayani. Namun dibutuhkan komitmen atau


kesungguhan untuk mengikuti Yesus. Ego kita sebagai manusia harus
diturunkan dan jalan seorang hamba yang setia kepada Tuhan itu yang
harus diambil. Ini nilai penting di dalam kehidupan kekristenan kita.
Mesti kita pahami bahwa orang yang setia di dalam pekerjaan pelayanan
itu akan dipakai oleh Yesus secara luar biasa, Yesus menginginkan kita orang
percaya membuka diri untuk dibentuk dan dipakai Yesus bagi pekerjaan
pelayanan-Nya. Yesus akan memberi berkat bagi yang setia.
Sesungguhnya Yesus telah mempertimbangkan siapa pengikut atu murid
yang layak untuk digunakan bagi pekerjaan pelayanan-Nya. Sangat
penting bagi kita untuk menyadari bahwa barangsiapa yang tidak setia
bagi pekerjaan pelayanan tidak akan layak untuk pekerjaan pelayanan-
Nya dan ibarat garam yang tawar tidak akan digunakan oleh Tuhan untuk
pekerjaan pelayanan-Nya sepintar atau sehebat apapun orang tersebut.
Yesus hanya menggunakan setiap orang yang memiliki kerendahan hati dan
kepekaan di dalam melayani. Tuhan Yesus berkati setiap orang beriman
yang berkomitmen mengikuti Yesus di dalam melayani.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU I

24
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

MINGGU, 10 SEPTEMBER 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : LUKAS 16 : 1 – 9
TEMA : “PILIHAN HIDUP BERIMAN YANG
BERTANGGUNGJAWAB”

LATAR BELAKANG
Hari minggu 10 September, hari ini kita sudah ada pada hari ke-253,
minggu ke-37 dalam tahun 2023, terus-menerus kita diingatkan tentang
fokus pelayanan Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga Juli-Agustus-
September 2023 “Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta ciptaan-
Nya” yang akan diterangi oelh firman Tuhan Lukas 16 : 1 – 9 dimanapun
kita tanggung jawab diperlukan untuk apapun yang dipercayakan.

Di dalam kehidupan orang beriman salah satu hal penting yaitu harus
memberikan pilihan hidup yang tepat, yaitu hidup yang bertanggung
jawab. Setiap orang beriman harus menyadari bahwa ada tanggung
jawab yang diberikan oleh Tuhan yaitu supaya mempergunakan hidupnya
ataupun milik kepunyaannya (hartanya) untuk melakukan pemberitaan
injil Kristus di tengah – tengah dunia ini.

Di dalam keterkaitannya dengan tujuan utama dari injil Lukas yang


menyatakan Yesus sebagai anak manusia maka injil Lukas
mengambarkan bagaimana manusia Yesus itu bertindak di dalam
pekerjaan pelayanannya yang bertujuan agar orang – orang berdosa juga
diselamatkan. Seperti alamat Injil Lukas yaitu kepada seorang kafir yang
bernama Theofilus masuk Kristen karena pemberitaan Injil Yesus Kristus.
Injil Lukas yang ditulis pada tahun 60 Masehi menggambarkan secara
detail kepada orang percaya bahwa pentingnya pelayanan Yesus bagi
semua orang. Hal ini juga terlihat di dalam pembacaan Injil Lukas 16:1-9
berisikan perumpamaan dari Yesus yang merupakan suatu pengajaran
khusus bagi para murid-Nya. Murid – murid Yesus diharapkan dapat belajar
dari sikap seorang bendahara yang tidak jujur.

25
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

PENJELASAN TEKS
Ada hal menarik di dalam perumpamaan Yesus di dalam teks Injil Lukas
16:1-9 yang memberikan suatu pengajaran iman untuk belajar dari
seorang bendahara yang tidak jujur. Tentu para murid Yesus sebagai tujuan
utama dari pengajaran perumpamaan ini, namun kita juga sebagai orang
percaya masa kini akan merasa aneh mengapa Yesus menggunakan
contoh sikap etika seseorang yang negatif yang tidak memiliki kejujuran,
yang sebenarnya sebagai murid ataupun orang percaya tidak boleh
ditiru. Tapi mesti dipahami bahwa Yesus juga di dalam perumpamaan-Nya
yang menggunakan figur yang dianggap kelakuannya tidak etis dan
seharusnya tidak perlu ditiru, seperti Hakim yang tak benar (Lukas 18:1-
8). Namun sesungguhnya di dalam teks Injil Lukas 16:1-9 tentang
perumpamaan Yesus yang khusus ditujukan kepada para murid-Nya ada
dua pokok pengajaran, yaitu:
Ayat 1-7 Hidup beriman yang bertanggung jawab

Bila memahami ayat 1- 7 dari teks Lukas 16 ini ada hal menarik yang
Yesus hendak ajarkan kepada para murid-Nya yaitu sikap hidup
bertanggung jawab dan memiliki pikiran yang matang tentang apa yang
akan terjadi di masa depan. Pada ayat 1 Yesus menceritakan bahwa ada
seorang kaya yang memiliki bendahara yang dituduh menghamburkan
uang majikannya. Lalu pada ayat 2 dikisahkan bagaimana Bendahara itu
dipanggil untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya dan ia
dipecat. Namun di sini ada hal yang menarik yang ditunjukkan pada ayat
3 bahwa bendahara itu berpikir di dalam hati bahwa ia tidak memiliki
keahlian apapun selain hanya menjadi bendahara. Ia berpikir punya
keahlian mencangkul, dan bila mengemis pasti malu. Iya berpikir bahwa
hanya ada satu cara supaya ia bisa memiliki hari esok yang baik dan ada
diantara orang yang berhutang bisa menampungnya ketika ia dipecat yaitu
dengan cara memanggil semua orang yang pernah berhutang pada
tuannya, yaitu ia menanyakan berapa hutang mereka (ayat 4-5), orang
pertama berhutang 100 tempayan minyak, ia memberi surat hutang
kepada orang tersebut, namun ia menyuruh menurunkan hutang orang
tersebut menjadi 50 tempayan saja (ayat 6). Dan untuk orang kedua
yang berhutang seratus pikul gandum, diberi surat hutang namun dipotong
20 pikul gandum, sehingga orang tersebut hanya menulis disurat

26
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

hutangnya adalah 80 pikul gandum. Ini hal yang menarik karena


bendahara ini membuat suatu strategi bahwa di dalam keadaan ketika ia
sudah tidak menjabat seorang bendahara lagi. Orang – orang ini akan
memberi tumpangan baginya karena ia pernah menolong atau berjasa
bagi mereka. Harus dipahami pada perumpamaan ini Yesus tidak
bermaksud bahwa orang percaya atau para murid-Nya didorong untuk
mengikuti tindakan bendahara yang tidak jujur ini. Yesus sangat menolak
nilai ketidakjujuran, namun hal penting yang diberikan dari sikap
bendahara ini adalah ada sikap bertanggung jawab untuk hidupnya
sendiri, dan ia memiliki pemikiran strategi tentang masa depannya. Teks
ini memberi petunjuk dari Yesus bahwa orang percaya atau para murid-
Nya harus memiliki sikap hidup bertanggung jawab.
Selain itu ayat 1-7 ini juga menunjukkan suatu sikap Yesus bahwa ia tidak
menyatakan bahwa memperoleh uang atau kekayaan itu sesuatu yang
salah. Tidak ada yang salah. Menjadi murid Yesus harus sadar bahwa
uang atau kekayaan itu dapat menolong pekabaran Injil. Namun hal yang
penting adalah harus dipergunakan secara bertanggung jawab, pelayanan
yang dilakukan orang percaya juga harus dipertanggung jawabkan, dan
harus bersikap strategis untuk pelayanan di masa depan.

Ayat 8-9 Kehidupan Orang Beriman harus memberikan pilihan

Pada bagian ini ada hal yang menarik yang dikatakan di dalam
perumpamaan ini (ayat 8a) bahwa tuannya memuji bendahara yang tidak
jujur sebagai orang cerdik karena berpikir strategis untuk masa
depannya. Di dalam mengakhiri perumpamaan ini Yesus pada ayat 8b
memberikan suatu pernyataan atau statemen bahwa ternyata anak – anak
dunia, di dalam hal ini bukan para murid Yesus atau orang percaya jauh
lebih cerdik di dalam melihat masa depannya dibanding dengan anak – anak
terang. Pernyataan Yesus ini memberikan suatu dorongan bagi para murid-
Nya atau orang beriman supaya harus memberikan pilihan yang strategis
di dalam pelayanan dan tidak boleh kurang cerdik dari anak – anak
dunia/orang yang tidak percaya Yesus. Itulah mengapa Yesus pada ayat
9 memberikan penegasan kepada para murid-Nya bahwa: Ikatlah
persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika
Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah
abadi.” Melalui penegasan Yesus ini menyatakan bahwa kadang Mamon

27
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

atau harta benda/kekayaan yang dibayangkan sebagai oknum yang jahat


(band Matius 6:24) itu dapat dipergunakan untuk pelayanan pekabaran injil.
Namun ada waktu uang atau harta kekayaan itu tidak lagi dibutuhkan
karena itu bukan tujuan suatu pelayanan injil Kristus, namun pilihan
hidup beriman yang bertanggung jawab untuk mengembangkan Misi
keselamatan Allah di dalam dunia ini, akan menghantar orang percaya untuk
memperoleh kehidupan kekal bersama Allah di dalam Yesus. Itu yang
ditandai dengan kata kemah abadi. Misi Tuhan Yesus harus dijalankan
dengan memberikan pilihan iman yang bertanggung jawab.

PENERAPAN

Melalui teks perumpamaan di dalam Lukas 16:1-9 menolong orang


percaya masa kini untuk memiliki pilihan hidup beriman yang
bertanggung jawab. Orang percaya diharapkan untuk memahami dengan
sungguh bahwa hidup-Nya diberikan oleh Tuhan Yesus untuk memiliki
pilihan hidup yaitu harus memiliki iman yang baik dan bertanggung
jawab.

Pilihan itu seperti apa? Seperti pesan Yesus di dalam perumpamaan kepada
para murid- Nya bahwa sebagai seorang beriman harus memilih
berpikiran cerdik atau pandai tapi berhikmat. Artinya cerdik di dalam
menjalani hidup, tahu apa yang akan terjadi di masa depan dan memiliki
kemampuan untuk menjawab tantangan yang akan datang dengan tepat
atau strategis. Seperti bendahara tersebut maka orang percaya tidak boleh
hanya pasrah dengan keadaan lalu menyatakan bahwa ah itu sudah nasib
jadi kalau tidak berhasil, gagal di dalam hidup, pekerjaan amburadul,
hidup rumah tangga tidak harmonis, pelayanan di jemaat statis atau tidak
mengalami persoalan lalu duduk diam dan menerima sebagai suatu
bagian dari nasib. Ini pemikiran yang keliru, ada hikmat Tuhan yaitu
memiliki kesanggupan untuk dapat memecahkan persoalan hidup dan
masa depan. Seperti sikap bendahara yang tidak pasrah dengan nasib,
namun dia mencari jalan keluar yang strategis untuk masa depannya.
Maka orang percayapun harus demikian. Tidak boleh lemah di dalam
iman. Hidup harus dipertanggung jawabkan kepada Tuhan.

28
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Bila berhasil di dalam melewati badai kehidupan, maka Tuhan juga akan
memuji kita sebagai orang yang cerdik tapi berhikmat. Ada hal lain yang
juga di dalam hidup ini yang harus dipahami secara baik oleh orang percaya
Mamon atau uang/harta kekayaan yang selalu dianggap sebagai kuasa jahat
yang akan mengguasai manusia, itu sebenarnya tidaklah benar.

Mengapa karena uang atau harta kekayaan bila dipergunakan secara


baik untuk menolong orang yang membutuhkan, pelayanan
kemanusiaan atau pekabaran injil, maka akan bernilai positif seperti pada
ayat 9 katakan. Namun hal yang mesti dipahami hidup orang percaya tidak
boleh sepenuhnya bergantung pada kekuatan mamon sehingga menjadi
buta dan memiliki nafsu hanya mengejar mamon seperti banyak contoh
kita dapati banyak orang yang berambisi memperoleh uang atau harta
kekayaan namun tidak memiliki kebahagiaan bahkan berubah menjadi
jahat dan menyebabkan banyak orang menderita. Hal yang Tuhan Yesus
inginkan adalah uang itu berguna bagi pelayanan, namun tidak sepenuh
pelayanan pekabaran injil bergantung pada uang. Sebab hal yang pokok
adalah keselamatan yang berasal dari Tuhan itu sendiri yang lebih utama
bagi kehidupan orang percaya. Maka hal yang paling penting bagi orang
percaya adalah berilah pilihan iman yang bertanggung jawab seperti yang
Yesus kehendaki.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU II

29
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

MINGGU, 17 SEPTEMBER 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : ROMA 15 : 1 - 13
TEMA : “SALING MENOPANG DALAM PERBEDAAN”

LATAR BELAKANG

Hari minggu 17 September, kita sudah masuki hari ke-260, minggu ke-38
dalam tahun 2023, sebagai persekutuan GKI sudah menentukan arah
pelayanan untuk triwulan ke- 3, yaitu fokus pada Pembaharuan GKI pada
Triwulan ketiga Juli-Agustus-September 2023 “Pembaruan Tuhan
Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya”, yang akan menerangi oleh
firman Tuhan dari Roma 15 : 1 – 13 bahwa kita harus saling menopang,
meskipun dalam hal tertentu kita berbeda.

Dalam sebuah Tim Tari Papua, memiliki banyak instrumen dan banyak
bagian yang berbeda, Yaitu (1) Tim Tari, ada laki dan perempuan dengan
perannya masing – masing,
(2) Tim Musik, ada yang tiup tabura, main gitar, ukulele, toki tifa, dsb,
dan (3) tim penyanyi, ada beberapa orang dengan warna suara dan
pembagian suara yang berbeda. Mereka juga memiliki kemampuan
menyerap materi yang berbeda, ada yang cepat dan ada yang lambat.
Tetapi mereka harus memiliki kesatuan sentral untuk hasil yang baik dan
harmonis antara penari, pemusik dan penyanyi. Untuk hasil akhir yang
baik, mereka harus memiliki kesatuan hati mencapai tujuan dengan saling
mendukung satu sama lainnya, supaya pada akhirnya mencapai tujuan
bersama.

Dalam Roma 15, Paulus berbicara tentang gereja Tuhan yang adalah umat
yang berlatar belakang budaya yang berbeda, karakter yang berbeda,
bahkan kemampuan yang berbeda, tetapi menjadi satu kesatuan yang
harmonis dalam kehidupan bergereja dengan kuncinya yaitu yang kuat
menolong yang lemah untuk kemuliaan nama Tuhan.

30
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Surat Roma ditulis oleh Rasul Paulus dalam perjalanannya ke Yerusalem


(15:25) kepada jemaat yang belum dikenalnya, baik kepada orang Yahudi
(2:17; 4:1) dan untuk orang bukan Yahudi (11:13). Oleh karena itu surat
Roma ini lebih bersifat objektif, karena tidak banyak dipengaruhi oleh situasi
dan kondisi jemaat. Maksud dan tujuan surat ini, yaitu Papulus
memberitahu rencana mengunjungi mereka dan ada harapan mereka
dapat menolong Paulus dengan memperlancar perjalanan pelayanannya
ke Spanyol serta meminta dukungan doa mereka untuk perjalannya ke
Yerusalem, di mana ia akan mendapat bahaya dari orang – orang Yahudi
yang tidak percaya.

Secara khusus dalam pasal 15, mulai terjadi pergeseran dari kata
‘saudara’ menjadi ‘sesama’. Dalam pasal 14 Paulus berbicara tentang
hubungan orang Kristen dengan sesama orang percaya, menggunakan
istilah yang paling sering "saudara" (14:10). Tetapi dalam pasal 15, Paulus
mengesampingkan istilah "saudara" dan sebaliknya menggunakan istilah
"sesama" (15:2). Dengan demikian, Paulus memperluas penerapan
ajarannya mengenai kasih dan kebebasan. Kasih tidak hanya
mengharuskan saya berbuat baik kepada "saudara lelaki" saya, tetapi
bahwa saya berbuat baik kepada "sesama" saya, termasuk musuh saya
(lihat Roma 12:17-21; Matius 5:43-48).

PENJELASAN TEKS

Ayat 1 – 6 : “ Kristus Sebagai Teladan”.


Ayat 1 & 2 : Menolong yang lemah untuk memuliakan Allah.

Kata yang “kuat” (hoi dunatoi) dipakai mengenai kepahlawanan Daud.


Paulus mengatakan kepada para pembaca Roma, bahwa kekuatan bukan
dipakai untuk menyakiti yang lemah (dengan menghakimi mereka dan
menyebabkan mereka tersandung — pasal 14) tetapi untuk membantu
mereka. Yang kuat harus menanggung kelemahan mereka yang
kekurangan kekuatan. Alih-alih menempatkan yang lemah ke bawah,
yang kuat harus menanggung yang lemah, di area kelemahan mereka.
Pelayanan semacam terjadi jika ada pengorbanan, penolakan terhadap

31
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

kepentingan pribadi dan mementingkan diri sendiri. Jika kita ingin


"menanggung kelemahan mereka yang tidak memiliki kekuatan," kita tidak
boleh dan tidak dapat "menyenangkan diri kita sendiri" (15:1). Artinya
kelemahan mereka tidak bisa dipakai untuk mencapai kesenangan diri
sendiri.

Petunjuk Paulus untuk menyenangkan orang lain membutuhkan


klarifikasi. Yaitu : (1) menyenangkan orang lain untuk kebaikannya, (2)
menyenangkan orang lain untuk meneguhkannya, dan (3)
menyenangkan orang lain supaya Kristus berkenan atasnya.
Menyenangkan sesama kita untuk memuliakan nama Tuhan.

Ayat 3 – 6 : Kristus sebagai Teladan Kebaikan


Paulus mengalihkan perhatian kita pada teladan Tuhan Yesus Kristus.
Kristus yang adalah Anak Allah, tidak mencari kesenangan sendiri, tetapi
mengutamakan orang lain supaya mereka juga menikmati kesenangan
yaitu keselamatan. Rujukan Paulus dalam ayat 3 bersumber dari Mazmur
69 : 10. Paulus mengutip ayat ini sebab dengan begitu Orang yang kuat
merendahkan diri dan bisa memperoleh ketekunan, penghiburan dan
pengharapan (ayat 4) serta ada kerukunan hidup persekutuan (ayat 5)
untuk memuliakan nama Tuhan (ayat 6).

Ayat 7-12 : “Yahudi dan Non Yahudi Sehati Sepikir Memuji Tuhan”

Nada ayat 7-12 berubah dari nada ayat 5 dan 6. Dalam ayat 5 dan 6,
Paulus memandang kepada Allah untuk menyediakan ketekunan,
dorongan semangat, dan harapan. Dan tidak ada keraguan dalam
pikirannya bahwa Allah akan menyediakannya. Ayat 7-12 berfokus, sekali
lagi, pada orang Kristen dan tanggung jawabnya untuk percaya dan
patuh. "Karenanya" di awal ayat 7 menunjukkan bahwa nasihat atau
petunjuk yang mengikutinya adalah hasilnya, hasil dari apa yang telah dia
katakan. Ini adalah kesimpulan Paulus, penerapan praktisnya, aplikasi
terakhirnya. Ayat 7 kembali ke masalah menerima sesama yang lebih lemah,
yang awalnya diperkenalkan pada 14:1: "Sekarang terimalah orang yang
lemah dalam iman, tetapi tidak untuk tujuan menghakimi. Dalam pasal 14,
penekanannya jatuh pada tujuan-tujuan yang untuknya kita tidak

32
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

menerima orang lain. Kita harus menerima saudara kita yang lebih
lemah, tetapi tidak untuk berdebat dengannya tentang keyakinannya
atau untuk menghakimi dia untuk mereka. Kita juga tidak boleh menerima
saudara kita yang lebih lemah, hanya untuk menyebabkan dia tersandung
oleh pelaksanaan kebebasan kita sendiri yang tidak bertanggung jawab.
Dalam Roma 15, Paulus beralih ke tujuan positif yang untuknya kita harus
menerima sesama kita yang lebih lemah. Kita harus menerima orang lain
demi kemuliaan Allah.

Sekali lagi, Kristus adalah teladan kita. Kehidupan dan pelayanan-Nya


memberi kita motivasi dan sarana untuk menerima mereka yang lemah.
Tuhan kita menerima kita, untuk kemuliaan Allah. Tuhan kita menjadi
seorang hamba. Dia adalah seorang hamba bagi orang-orang Yahudi, untuk
meneguhkan janji-janji yang telah Allah berikan kepada para leluhur, para
leluhur (ayat 8). Dia juga seorang hamba bagi orang-orang bukan Israel,
untuk kebaikan kita, dan pada akhirnya untuk kemuliaan Allah, karena
belas kasihan-Nya (ayat 9). Semua ini tidak mengherankan. Keselamatan
orang bukan Israel bukanlah rencana alternatif, yang dituntut oleh
ketidakpercayaan dan pemberontakan Israel terhadap Allah. Ini semua
sesuai dengan rencana dan tujuan Allah, ditentukan dalam kekekalan
masa lalu dan berulang kali diungkapkan dalam Kitab Suci Perjanjian
Lama.
Ayat 9-12 memuat empat kutipan Perjanjian Lama. Dalam ayat 9, Paulus
mengutip dari 2 Samuel 22:50 (diulangi dalam Mazmur 18:49). Ayat 10
berasal dari Ulangan 32:43; ayat 11 dari Mazmur 117:1; dan ayat 12 dari
Yesaya 11:10. Mengapa empat kutipan? Pertama, Paulus ingin kita
memahami bahwa dia tidak mati-matian menggenggam teks-teks bukti di
sini. Tujuan Tuhan agar orang-orang Yahudi dan orang- orang bukan Yahudi
bergabung dalam pujian yang harmonis. Persatuan dan keharmonisan
harus menjadi salah satu bukti kasih karunia Allah dalam hidup kita, hasil
dari pekerjaan-Nya di kayu salib Kalvari.

Ayat 13 : “Berkat Yang Meringkaskan Seluruh Surat Roma”


Ayat 13 berisikan kata-kata terakhir Paulus tentang argumen formalnya
dalam Roma. Harapan Paulus adalah bahwa Allah akan mengisi orang
percaya dengan segala sukacita dan segala damai sejahtera. Tidak ada

33
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

sukacita atau kedamaian yang tidak datang dari Allah. Dan sukacita dan
kedamaian yang datang dari Allah dialami oleh iman. Jadi, Paulus
mengatakan bahwa kita dipenuhi dengan sukacita dan kedamaian
"dalam percaya." Tidak ada dalam kehidupan Kristen yang berkenan
kepada Allah yang bukan karena iman.

PENERAPAN
1. Kekristenan menjungkirbalikkan pemikiran dunia mengenai yang
"kuat" dan yang "lemah." Dunia berpikir mereka yang kuat harus
menggunakan kekuatan mereka untuk mengambil keuntungan dari
yang lemah. Kerentanan orang lain dipandang sebagai kesempatan
bagi yang kuat untuk mendapatkan keuntungan dengan
mengorbankan yang lemah.

2. Alkitab mengubah pola pikir ini dari dalam ke luar. Ini membutuhkan
pikiran yang berubah mengenai yang kuat dan yang lemah. Mereka
yang kuat memiliki kewajiban kepada yang lemah. Yang lemah bukan
menjadi korban dari yang kuat, tetapi dibantu oleh yang kuat. Pola pikir
ini terbukti dalam Hukum Perjanjian Lama di mana para janda, anak
yatim, dan orang asing diberi pertimbangan, perlindungan, dan
manfaat khusus. Tidak hanya orang-orang tak berdaya ini tidak
dimanfaatkan, mereka juga harus dibantu.

3. Inilah sebabnya mengapa kita harus berjalan dalam kasih dan tidak
membiarkan primodialisme sempit menjadi dasar untuk konflik dan
perselisihan. Jika persatuan dan keharmonisan antara orang Yahudi dan
orang bukan Israel adalah tujuan Tuhan, kehendak Tuhan, kepastian
dalam dan untuk kekekalan, standar dan cita- cita bagi gereja saat ini,
maka berjalan dalam kasih adalah suatu keharusan. Secara khusus, kita
tidak berani menerima orang lain untuk menghakimi mereka atau untuk
menyebabkan mereka tersandung; kita harus menerima orang lain
untuk membangunnya sehingga kita semua dapat, dalam kesatuan
dan keharmonisan, memuji Tuhan sesuai dengan tujuan-Nya dan
untuk kemuliaan-Nya.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU III

34
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

MINGGU, 24 SEPTEMBER 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : KIDUNG AGUNG 1 : 9 – 2 : 7
TEMA : “CINTA YANG MENDUKUNG
DAN MENYEJUKKAN”

LATAR BELAKANG

Hari minggu 24 September, merupakan minggu terakhir atau minggu ke-


4 bulan September, kita sudah memasuki hari ke-267, minggu ke-39
dalam tahun 2023. Kita akan terus ingat tentang focus tahun pelayanan
untuk triwulan ke-3 yaitu fokus pada Pembaharuan GKI pada Triwulan
ketiga Juli-Agustus-September 2023 “Pembaruan Tuhan Pencipta atas
alam semesta ciptaan-Nya” dengan dasar firman Tuhan dari Kidung Agung
1 : 9 – 2 : 7, bahwa cinta yang menyejukkan akan membangkitakan
pembaruan.

Agnesë Gonxhe Bojaxhiu atau yang dika kenal dengan Mother Teresa
berkata “Jika Anda tidak dapat melakukan hal-hal besar, lakukan hal-hal
kecil dengan cinta yang besar. Jika Anda tidak dapat melakukannya dengan
cinta yang besar, lakukan dengan sedikit cinta. Jika Anda tidak bisa
melakukannya dengan sedikit cinta, lakukan saja." Dan “Cinta yang tulus itu
diikuti dengan sikap yang penuh cinta. Seseorang mengatakan mencintai itu
menjadi benar, jika dalam tindakannya juga penuh cinta pada orang yang
dicintai”
Demikian juga Ketika kita mengatakan mencintai tanah kita, maka akan
diikuti dengan sikap cinta yang merawat alam kita. Ketika kita
menyatakan cinta pada Tuhan, maka akan diikuti dengan sikap yang
sungguh – sungguh taat pada kehendak Tuhan karena cinta itu. Jika kita
mengatakan mencintai seseorang maka diikuti dengan sikap penuh cinta.

Kitab Kidung Agung di sebut Shir hashshirim (Kid. 1:1) yang secara
harfiah berarti nyanyian yang melebihi segala nyanyian atau nyanyian di
atas segala nyanyian. Dalam Septuaginta diterjemahkan dengan Asma
Asmatoon, sedangkan dalam vulgate (terjemahan Latin) dipakai kata
Canticum Canticorum. Baik Ibrani, Yunani maupun Latin memakai

35
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

bentuk ini untuk menunjukkan satu tingkat yang tertinggi. Bnetuk


tertinggi (=superlatif) dipakai beberapa kali dalam Perjanjian Lama,
misalnya Ketika Musa disuruh menguduskan suatu Mezbah untuk
kebutuhan imam (Kel 29.37), maka mezbah itu menjadi yang kudus dari
semua yang kudus (Ibr : qodesh qadddashim). Ini cara yang dipakai dalam
Bahasa Ibrani untuk mengatakan bahwa seseorang atau sesuatu melebihi
semua yang lain.
Menurut tradisi, Salomo dipandang sebagai penggubah nyanyian –
nyanyian terindah tentang cinta dalam kitab Kidung Agung (Ibr: Shir
hashshirim ‘ash lishelomoh’ (Kid 1:1). Hal ini merujuk pada beberapa ayat
dalam kidung Agung (Kid 1:5; 3:7, 9, 11) dimana ayat – ayat ini memakai
kata ganti orang ketiga tunggal untuk laki – laki yang dihubungkan dengan
keterangan tentang Salomo (Ibr: lishelomo – Kid. 1:1).
Bahan – bahan dalam Kitab Kidung Agung, terlihat berbau seksual dan
sampai erotis, tetapi sebenarnya bahan – bahan ini ditempatkan dalam
konteks umat Israel di zaman sesudah pembuangan dan digunakan untuk
membimbing umat yang terpuruk supaya dapat Kembali menemukan citra
diri secara utuh sebagai ciptaan Allah. Dalam Kidung Agung ada dua hal
penting yang tercatat, yaitu : Harapan ditengah Kehancuran dan manusia
baru.

PENJELASAN TEKS

Ayat 9 – 11 : Dukungan Yang Membesarkan Hati

Ayat ini berisikan perumpamaan yang merupakan ungkapan pujian


dalam rasa saling menyayangi, di mana seorang pemuda memuji
kekasihnya dan membayangkan kekasihnya seperti kuda betina(Ibr:
Lesusat) Firaun di masa lampau. Sama seperti Kuda firaun yang didandani
dengan gagah untuk menarik perhatian, demikian daya tarik kekasih si
pemuda ini dan hendak menyatakan bahwa gadis itu benar – benar
adalah kekasihnya yang benar – benar dicintainya.
Dalam bagian ini, Nampak pujian dari laki – laki kepada perempuan
kekasihnya itu tidak hanya pujian tetapi juga Nampak dukungan yang
diberikan bagi kekasihnya, ‘kami akan membuat bagimu perhiasan – perhiasan
emas dengan manik – manik perak’ (ayat 11).

36
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Ayat 12 – 14 : Monolog

Ayat ini adalah sebuah monolog dari gadis ini, sebagai jawaban terhadap
apa yang dikatakan kekasihnya (sang pemuda).
Apa yang diungkapkan dalam ayat – ayat ini adalah sesuatu yang
manusiawi dan alamiah dimana gadis itu mendandani dirinya dengan
minyak wangi pada waktu dan tempat yang tepat. “Sementara raja duduk
pada mejanya, semerbak bau narwastuku” (1:12). Yang dimaksud disini
bukan meja kebesaran raja. Kata sebenarnya berarti bangku atau meja yang
rendah di mana orang dapat membaringkan diri atau bersantai. Ini
berarti ayat 12 menjelaskan tentang perjumpaan yang romantis.
Dandanan dengan berbagai minyak wangi seperti narwastu memang
terlintas menciptakan gairah bercinta yang dapat mengarah pada erotis.
Namun dalam bagian ini penekanannya ada pada bau wangi yang tercium
dapat membangkitkan kemampuan mental untuk memandang dan
memahami atau merasakan keindahan sesuatu atau kecantikan seseorang.
Sementara pada ayat 13 nampak kesan erotis dimana perempuan
menyatakan kekasihnya bagaikan sebungkus mur yang tersisip diantara
buah dadanya.. sesungguhnya ini menjadi gambaran tentang dada
menjadi tempat menyadarkan kepala di tengah kesedihan, seseorang yang
sedih selalu membutuhkan pelukan dan saat ternyaman adalah Ketika ia
dipeluk dan kepalanya berada di dada seseorang. Hal ini memberi
gambaran bahwa si perempuan atau gadis ini akan yang memberi rasa
nyaman bagi kekasihnya.

Ayat 15 – 2:7 : Kedua Kekasih Bersenda gurau

Pada bagian ini, Nampak pujian mereka satu sama lainnya yang benar –
benar menunjukkan kelebihan masing – masing. Nampak bahwa mereka
saling mengatakan bahwa kekasih mereka adalah yang terbaik dari
semua yang ada.
Dalam bagian ini ada beberapa hal penting , yaitu (1) mata digambarkan
seperti merpati (ayat 15) untuk menunjukkan bahwa mata adalah jendela
hati untuk menyampaikan pesan cinta. Kadang mulut bisa menipu tetapi
mata tidak dapat menipu. (2) ..’sungguh sejuk petiduran kita’ (ayat 16,) ini
menunjukkan bahwa hubungan cinta itu harus memberi kesejukan,
kenyamanan dan kedamaian, saling menguatkan, saling menyegarkan

37
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

(ayat 5), saling menguatkan (Ayat 6), bukan malah sebaliknya, saling
menghancurkan. (3) Cinta harus dibangun atas dasar yang kuat, tidak
hanya karena kesenangan semata, karena fisik semata, tetapi benar – benar
cinta itu dibangun dan harus dilindungi.

PENERAPAN
1. Cinta adalah anugerah yang diberikan Tuhan bagi setiap orang. Cinta
ini harus dijaga dan dirawat. Rasa cinta seseorang kepada kekasihnya
harus benar – benar ditunjukan dalam sikapnya. Seperti cinta Tuhan
yang nyata dalam hidup manusia. Cinta ditunjukkan dalam Sikap yang
nyata melalui dukungan yang diberikan. Misalnya: seseorang yang
mencintai suami atau istrinya, akan memberi dukungan, akan
menolong suami atau istrinya. Dukungan anak kepada orang tua,
dukungan orang tua kepada anak, dukungan saudara kepada
saudaranya. Dan itu harus Nampak dalam cara hidup. Dukungan ini
yang terpenting adalah perhatian, kepedulian antara satu dengan
lainnya.
2. Saya tidak bisa mengatakan mencintai seseorang tetapi saya
menghancurkan hidupnya. Saya tidak bisa mengatakan saya
mencintai suami atau istri tetapi saya membiarkannya berjalan sendiri
bahkan menghianatinya. Saya tidak bisa mengatakan mencintai orang
tua saya sementara saya mengecewakannya. Saya tidak bisa
mengatakan saya mencintai anak saya, letika saya tidak
mempedulikannya. Saya tidak bisa mengatakan saya mencintai alam
tetapi saya tidak merawat.
3. Hubungan cinta itu harus memberi kesejukan, kenyamanan dan
kedamaian, saling menguatkan, saling menyegarkan, saling
menyejukkan bukan malah sebaliknya, saling menyakiti dan
menghancurkan.
4. Cinta harus mampu menyatukan perbedaan, dengan saling
menghormati dan menghargai setiap perbedaan, seperti laki – laki
dan perempuan yang berbeda namun saling mencintai menepis
semua perbedaan.
GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU IV

38
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

KERANGKA DISKUSI PAM – PW - PKB

Setiap orang memiliki rasa cinta dihatinya, cinta kepada Tuhan, cinta
kepada sesama dan cinta kepada alam. Rasa cinta ini harus Nampak
dalam hidup melalui sikap, tetapi juga harus berdampak bagi lingkungan
dimana kita ada.
1. Apa yang kita mengerti tentang CINTA
2. Apa manfaat cinta dalam hidup kita?
3. Bagaimana supaya cinta itu bisa saling mendukung?
4. Bagaimana posisi cinta ditengah perbedaan?

39
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

SABTU, 30 SEPTEMBER 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : AMSAL 18 : 10 - 12 – kunci bulan
TEMA : “TUHAN SUMBER HIDUP DAN KESELAMATAN”

LATAR BELAKANG

Hari Sabtu 30 September adalah hari ke-273 dalam minggu ke-4 akhir
dari bulan September. Sekaligus sebagai hari terakhir dari pengembangan
pelayanan pada triwulan ke-3 tentang fokus pada Pembaharuan GKI pada
Triwulan ketiga Juli-Agustus- September 2023 “Pembaruan Tuhan Pencipta
atas alam semesta ciptaan-Nya”, dengan dasar firman Tuhan Amsal 18 : 10
– 12 kita terus menerus bersandar pada sumber hidup yang
menyelamatkan, yaitu Tuhan.

Dapatkah manusia membeli sehari saja waktu hidup? Uang bisa membeli
apapun, tetapi tidak bisa membeli nafas hidup. Kekuasaan bisa dipakai untuk
mendapat apapun, tetapi tidak bisa mendapat sehari waktu hidup. Artinya
bahwa uang, kekuatan kita, kekuasaan kita tidak bisa membeli hidup,
sebab hanya Tuhan yang memberikan kehidupan.

Kitab Amsal adalah salah satu dari kitab Perjanjian Lama yang ditulis dalam
bentuk puisi yang terdiri dari 17 judul puisi. Bentuk puisi yang paling
mendasar dalam kitab Amsal dan yang membedakannya dari kitab-kitab
lain ialah puisi dua baris atau dua larik. Hampir semuanya berbentuk
pernyataan yang mengungkapkan kebenaran atau kenyataan kehidupan
yang mengekspresikan suasana hati serta pengalaman, berupa ucapan
didaktik yang pendek, padat, kuat, dan berirama, mudah diingat, berpijak
pada pengalaman, kebenaran universal, untuk tujuan praktis.
Tujuan kitab Amsal dinyatakan dalam Amsal 1:2-6, yaitu memberikan
hikmat dan tuntunan agar pembaca dapat hidup sesuai dengan
kehendak Allah, sehingga kehidupannya dapat berjalan dengan baik.
Kitab Amsal ditujukan kepada orang muda yang kurang pengalaman
ataupun orang yang lebih tua, sehingga mereka dapat memperoleh
kecerdasan secara moral dan mental yang menuntun kehidupan mereka.

40
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Dalam kitab Amsal terdapat pengajaran – pengajaran yang digunakan di


rumah ataupun istana untuk menolong orang-orang muda dapat
bertumbuh dalam posisi kepemimpinan. Motto dari kitab ini adalah takut
akan Tuhan merupakan awal hikmat atau pengetahuan (Amsal 1:7; 9:10),
yang menunjukkan bahwa nasihat-nasihat dalam kitab ini bukanlah nasihat
sekuler, tetapi didasarkan atas perspektif Allah.
PENJELASAN TEKS

Ayat 10-12 : Nama Tuhan Menara Yang Kuat

Ayat 10 – 12 merupakan pengajaran mengenai nama TUHAN sebagai


tempat perlindungan yang kuat, dimana menjadi tempat perlindungan
bagi manusia.
Ayat 10 : Menara Yang Kuat dan Kesana orang benar berlari
Dalam ayat ini Tuhan digambarkan sebagai Menara yang kuat. Menara
yang kuat ini berada dalam kota perlindungan, sehingga menjadi tempat
perlindungan Ketika ada serangan musuh (Yes 2:15, Maz 61:3-4). Nama
Tuhan diperlihatkan identik dengan Menara perlindungan itu. Tuhan
menjadi tempat perlindungan dan kesanalah orang benar berlari. Orang
benar yang dimaksud adalah orang – orang yang dalam segala aspek
kehidupannya selalu berprinsip pada kebenaran. Dengan demikian maka
orang benar selalu mendapat jaminan keselamatan dan hidup kekal.

Ayat 11 : Harta benda orang kaya dan tembok yang tinggi


Dalam bagian ini, nama Tuhan sebagai Menara perlindungan itu
dibandingkan dengan harta benda orang kaya. Hal ini menjadi peringatan
kepada orang – orang yang mengandalkan harta benda dna kekuatannya
sebagai perlindungan. Bahwa sesungguhnya kekayaan ini menjadi
lambing kekuatan manusia tidak bisa mmeberi perlindungan mutlak dan
keselamatan.

Ayat 12 : Kehancuran dan kehormatan

Terkait dengan orang kaya yang menganggap harta bendanya bisa


melindunginya, dalam ayat 12 ini ada peringatan keras terhadap orang
yang tinggi hati, yaitu orang yang sombong karena mengandalkan harta
bendanya bahwa kesombongan itu akan menghancurkannya. dilanjutkan

41
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

dengan kalimat tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan. Artinya


orang yang sombong karena mengandalkan harta bendanya akan
mengalami kehancuran tetapi orang yang rendah hati mendahului
kehormatan artinya kerendahan hati akan memberinya kehormatan. Orang
yang rendah hati selalu melihat Tuhan dibalik setiap hal dalam hidupnya.

PENERAPAN
1. Banyak orang mengaku percaya kepada Tuhan, tetapi tidak sungguh-
sungguh mempercayakan hidupnya pada Tuhan. Hal ini Nampak dari
cara hidupnya yang lebih mengandalkan materi, mengandalkan
manusia, kekuasaaan, kekayaan. Dengan menganggap bahwa semua
itu dapat menjamin masa depannya, kehidupannya bahkan
keselamatannya. Secara manusia itu tidak salah, selama hidup
manusia membutuhkan uang, membutuhkan kuasa, membutuhkan
kekuatan dan membutuhkan orang lain. Tetapi jangan sampai semua itu
menjadi yang paling utama dikejar dan melupakan Tuhan sebagai satu –
satunya sumber keselamatan.
2. Ada begitu banyak masalah, tantangan kehidupan. Ada begitu banyak
pergumulan hidup dalam keluarga, pekerjaan, pelayanan. Demikian juga
pergumulan atas tanah Papua. Saat kita tidak mampu mengatasinya, saat
kehidupan kita terancam, kepada siapa kita berharap? . Ketika tertentu
Hanya Tuhan satu – satunya sumber perlindungan dan keselamatan
3. Orang yang rendah hati, adalah orang yang melihat Tuhan dalam
hidupnya, melihat Tuhan dalam keberhasilannya, melihat Tuhan dalam
capaian – capaiannya.
4. Sebuah cerita tentang Tuhan itu ada :( Teori Einstein Tentang Tuhan)

Berikut adalah salah satu kisah menarik dari salah satu ilmuwan
terkenal Yaitu . Albert Einstein yang mengalahkan Dosen Profesornya
Saat Berdebat tentang Agama : Apakah Tuhan membuat segala yang
ada? Apakah kejahatan itu ada? Apakah Tuhan membuat kejahatan?
Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang
mahasiswa-mahasiswanya dengan pertanyaan ini.
Professor: "Apakah Tuhan membuat segala yang ada?."
(Seorang mahasiswa dengan berani menjawab)

42
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Mahasiswa : "Betul, Dia yang membuat semuanya".


Professor : "Tuhan membuat semuanya?" Tanya professor sekali lagi.
Mahasiswa : "Ya, Pak, semuanya" kata mahasiswa tersebut.
Professor : "Jika Tuhan membuat segalanya, berfaedah Tuhan membuat
Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip
kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, kita
bisa berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan."
(Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis
professor tersebut. Professor itu merasa menang dan
menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia telah
membuktikan jikalau agama itu adalah sebuah mitos.
Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berucap.
Mahasiswa : "Professor, boleh aku bertanya sesuatu?"
Professor : "Tentu saja,"
Mahasiswa : "Profesor, apakah dingin itu ada?"

Profesor : "Pertanyaan jenis apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Apakah
kamu tidak pernah sakit flu?" Tanya si professor disertai
tawa mahasiswa lainnya.
Mahasiswa : "Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada. Menurut hukum
fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas.
Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan
semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada
suhu tersebut. Kita membuat kata dingin untuk
mendeskripsikan ketiadaan panas." (dia kemudian
melanjutkan bertanya. "Profesor, apakah gelap itu ada?"
Professor : "Tentu saja gelap itu ada."

Mahasiswa : "Sekali lagi anda salah, Pak. Gelap itu juga tidak ada.
Gelap adalah kondisi dimana tidak ada cahaya. Cahaya
bisa kita pelajari, gelap tidak. "Kita bisa memakai prisma
Newton untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna
dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap
warna." "Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa
gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas

43
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

cahaya di ruangan tersebut. Kata gelap dipakai manusia


untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya." (Kesudahannya
mahasiswa itu bertanya lagi) "Profesor, apakah kejahatan
itu ada?"
Professor : (Dengan bimbang menjawab, "Tentu saja, seperti yang
telah kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di
Koran dan TV. Banyak agenda kriminal dan kekerasan di
antara manusia. Perkara-perkara tersebut adalah
manifestasi dari kejahatan."
Mahasiswa : "Sekali lagi Anda salah, Pak. Kejahatan itu tidak ada.
Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti dingin atau
gelap, kajahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk
mendeskripsikan ketiadaan Tuhan."Tuhan tidak membuat
kejahatan. Kejahatan adalah hasil dari ketidakadaan Tuhan
di hati manusia. Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan
panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya."

Profesor itu terdiam…. Dan mahasiswa itu adalah, Albert Einstein.


Tuhan ada, Dialah pencipta alam semesta dan manusia, segala
kehidupan ada di tangan-Nya, karena itu Tuhan adalah satu satunya
sumber kehidupan dan keselamatan.

44

Anda mungkin juga menyukai