Anda di halaman 1dari 2

MINGGU, 6 AGUSTUS 2023

KELENDER GEREJAWI : HIJAU


PEMBACAAN ALKITAB : KIDUNG AGUNG 4 : 1 – 16
TEMA : “INDAHNYA IKATAN CINTA”
LATARBELAKANG
Hari minggu 6 Agustus adalah hari ke-218, minggu ke-32 dalam tahun
2023 yang telah mendorong seluruh pelayanan GKI mencapai aspek
pembaruan pada level ke-3 pada triwulan ke-3, yaitu fokus pelayanan
Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga Juli- Agustus-September 2023
“Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya”, di mulai
dengan memahami “indahnya ikatan cinta dari cinta Agung Tuhan”
sebagaimana Kidung Agung 4 : 1 – 16.
Gary Chapman mengeluarkan buku yang terkenal itu, “The 5 Love
Languages”, yang salah satunya adalah “words of affirmation”, namun
hal ini sudah dibicarakan Kitab Suci sejak jauh-jauh hari sebelumnya.
Bagian yang kita baca ini, jangan dimengerti sebagai kalimat rayuan
gombal, yang tidak tulus, omong kosong, dsb. – bukan seperti itu; ini
perkataan yang tulus, ini suatu pengakuan (acknowledgement).
Bukan kebetulan cinta menghinggapi manusia. Tuhanlah yang
menciptakannya. Perintah pertama dan utama-Nya adalah agar manusia
mencintai-Nya dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan. Kidung Agung
adalah kitab yang paling gamblang mengekspresikan cinta, karena
memang ditulis sebagai syair-syair cinta Raja Salomo. Kitab ini adalah
salah satu tulisan suci yang dibacakan pada hari raya Paskah umat
Yahudi. Para penafsir sepakat bahwa kitab ini memberikan model seksualitas
yang sehat sebagaimana rancangan Tuhan, yaitu hubungan antara laki-laki
dan perempuan (bukan antara sesama jenis), dan dinikmati dalam ikatan
pernikahan yang kudus.
2 Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023
PENJELASAN TEKS
Kidung Agung 4:1-15 adalah rayuan sang raja yang ditujukan untuk
menaklukan hati dari yang di rayu. Dan meskipun sang raja turut ‘di
bantu’ oleh para permaisuri dan para selirnya, yakni puteri-puteri
Yerusalem penghuni harem untuk membujuk dia, ternyata si gadis
Sunem tetap tegar. Cinta dan kesetiaanya kepada kekasihnya sang
penggembala domba tidak pernah berubah.
Meski kitab ini secara unik mengangkat hubungan kasih dalam pernikahan,
ada banyak hal yang dapat direnungkan dalam konteks hubungan cinta
personal kita dengan Tuhan. Misalnya yang kita baca hari ini. Betapa kita
terpesona melihat cinta yang berkobar hebat di antara kedua mempelai.
Ayat 1-7, mengisahkan semua puteri Sion di panggil keluar untuk melihat
kehebatan kedatangannya dan Salomo memuji pengantinnya dengan
puisi. Salomo memandang gadis itu sebagai wanita yang sempurna,
cantik sekali, manis, tanpa cacat cela. Sosok dan keindahan dari yang
terkasih membayang ke mana pun pergi (ayat 2-3, 7-8, 9-10, 12-14).
Ayat 8-15, menceritakan Salomo yang memanggil pengantinnya untuk ikut
dan tinggal bersama dia. Dia memanggilnya untuk menikmati kasih yang
sempurna. Dia memanggilnya untuk masuk ke dalam kebunnya, tempat
mata air, bunga, buah dan rempah, serta tempat angin sepoi bertiup
segar. Waktu-waktu bersama begitu menggairahkan dan begitu dinanti.
PENERAPAN
Pernahkah cinta kita kepada Tuhan berkobar sedemikian hebat? Pikirkan
saja waktu- waktu teduh kita. Apakah dilalui dengan gairah dan kerinduan
untuk bertemu Tuhan? Ataukah itu rutinitas yang ingin kita lewati dengan
cepat saja? Apakah keindahan pribadi dan karya Tuhan adalah hal-hal
yang senang kita renungkan ketika menjalani hari-hari kita, ataukah kita
terlalu sibuk untuk memikirkan Tuhan? Diiringi syukur atas cinta yang
Tuhan karuniakan dalam relasi kita dengan orang-orang terkasih, mari
memeriksa temperatur cinta kita kepada Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai