Anda di halaman 1dari 7

JANGAN BIARKAN TERLAMBAT

Ditulis oleh Yuniar Dwi S.


Baca: KIDUNG AGUNG 5:2-8
Kekasihku kubukakan pintu, tetapi kekasihku sudah pergi, lenyap. Seperti pingsan aku ketika ia
menghilang. Kucari dia, tetapi tak kutemui, kupanggil, tetapi tak disahutnya. (Kidung Agung
5:6)

Sebuah novel remaja menceritakan perjalanan persahabatan yang unik. Joyce dan
Raymond bersahabat lama tapi mereka sering kali bertengkar baik karena hal sepele sampai
masalah keluarga. Pada saat Joyce sakit, Raymond mulai sibuk dengan pekerjaannya karena ia
berpikir Joyce pasti akan segera sembuh. Tak lama, Joyce meninggal dan Raymond membaca
buku harian Joyce, dan barulah ia tahu bahwa Joyce merindukan kebersamaan di saat-saat
terakhirnya.
Kidung Agung memiliki bahasa puisi yang vulgar karena berbicara tentang relasi laki-
laki dan perempuan yang oleh beberapa penafsir akhirnya digambarkan sebagai relasi antara
Tuhan dengan umat-Nya selain mengena kepada relasi antarsesama. Kekasih di sini dikatakan
terlalu lama menunggu di luar (ay. 2), tapi si perempuan terlalu malas juga untuk segera
membukakan pintu (ay. 3-5) akhirnya si kekasih pergi (ay. 6-7), dicarinya kemana-mana tapi ia
tidak diketemukan dan rindunya menjadi sia-sia walau kualitas rindunya sangat dalam (ay. 8).
Relasi kita dengan Tuhan kadang kala demikian, kita terlalu sibuk dan bisa melupakan
Tuhan sepanjang hari. Kita menyesal saat kerinduan kita akhirnya tidak tersampaikan dan Tuhan
seakan-akan pergi meninggalkan kita sehingga kita merasa sendirian. Buka hati untuk merespons
panggilan Tuhan, jangan biarkan Dia terlalu lama menunggu kita yang malas ini (bdk. Yes.
55:6). Jangan biarkan terlambat juga untuk menikmati kebersamaan dengan sesama karena kita
tidak tahu kapan saatnya ia tiba-tiba pergi dan kita menyesal.
—YDS/www.renunganharian.net

TUHAN DAN SESAMA ADALAH HARTA YANG PALING INDAH,


NIKMATILAH KEBERSAMAAN DENGAN MEREKA
SUDAH DEWASA
Ditulis oleh Samuel Yudi Susanto
Baca: 1 KORINTUS 13
Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-
kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku
meninggalkan sifat kanak-kanak itu. (1 Korintus 13:11)

Perhatikanlah seorang anak kecil! Ketika seorang anak merasa diperlakukan tidak adil,
maka ia akan cenderung bersikap iri hati, cemburu kepada anak yang lain. Umumnya, anak kecil
ingin dianggap lebih baik dari anak-anak yang lain. Menjadi lebih menarik ketika Rasul Paulus
memakai perangai anak-anak di salah satu bagian tulisannya untuk menasihati jemaat di
Korintus.
Mengutip kata-kata Maurice E. Wagner, seorang penulis buku, ia berkata bahwa masalah
yang paling umum terjadi dalam suatu hubungan dengan orang lain adalah kecenderungan untuk
mengendalikan seseorang yang kita kasihi. Kita menjadi posesif, pencemburu dan terlalu banyak
menuntut. Bukankah sikap-sikap seperti ini adalah sikap seorang anak kecil yang selalu merasa
lebih hebat dari orang lain? Yang hendak ditekankan oleh Paulus saat itu tentu saja adalah
perubahan perilaku. Seorang yang sudah dewasa tentulah berkata-kata, merasa, dan berpikir
secara berbeda dengan seorang anak kecil. Seorang yang dewasa rohani dengan semua karunia
yang menyertainya tidak akan pernah merasa diri lebih hebat dari orang lain. Seorang yang
dewasa rohani menyadari bahwa sia-sialah semua karunia bahkan imannya, jika ia tidak hidup
dalam kasih.
Seorang yang dewasa rohani, hidup dalam kasih. Ia sabar menanggung segala sesuatu,
tidak memegahkan diri, tidak sombong, tidak melakukan yang tidak sopan, tidak mencari
keuntungan diri sendiri, tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang. Kehendak Tuhan
bagi hidup kita adalah bertumbuh hingga mencapai kedewasaan penuh dalam Kristus di mana
sifat kanak-kanak itu terus terkikis habis dan karakter Kristus semakin nampak dalam hidup kita.
—SYS/www.renunganharian.net

DEWASA BERARTI APA PUN YANG DIPERKATAKAN, DIRASAKAN,


DAN DIPIKIRKAN SAMA SEKALI BERBEDA DENGAN PERILAKU SEORANG ANAK
KECIL
DI BALIK KEBETULAN
Ditulis oleh Hembang Tambun
Baca: RUT 2
Pergilah ia, lalu sampai di ladang dan memungut jelai di belakang penyabit-penyabit; kebetulan
ia berada di tanah milik Boas, yang berasal dari kaum Elimelekh. (Rut 2:3)

Kami sedang berada di ruang gawat darurat sebuah rumah sakit. Anak kami memerlukan
penanganan serius dari dokter. Beberapa perawat berusaha menemukan nadi anak kami untuk
memasang jarum infus, tetapi tidak berhasil. Mereka mencobanya di pergelangan tangan kanan
dan kirinya, berkali-kali, tanpa hasil. Anak kami sangat kesakitan dengan upaya-upaya itu. Lalu
seorang ibu mendekat. Ia adalah orang tua dari pasien remaja yang sedang ditangani dokter di
ruangan yang sama. Melihat kesulitan para perawat itu, ia menawarkan diri. Dalam sekali usaha,
jarum infusnya terpasang dengan baik di tangan anak kami. Rupanya ia adalah seorang perawat
senior di rumah sakit lain.
Ketika pagi itu Rut meninggalkan ibu mertuanya dan memutuskan pergi ke ladang, ia
tidak tahu akan berada di ladang siapa. Ia hanya berharap bertemu seseorang yang bermurah hati
dan mengizinkannya memunguti bulir jelai di ladangnya. Ia sadar, sebagai orang asing, bisa saja
ia menghadapi penolakan atau pengusiran. Tetapi hari itu, ia memasuki ladang Boas, seorang
yang mengasihi Tuhan dan menghormati sesamanya.
Hari itu, Rut bukan hanya mendapatkan bulir-bulir gandum, tetapi juga perlindungan,
jaminan keamanan, serta kecukupan bahan makanan. Bahkan di sepanjang musim panen itu, ia
hanya memungut jelai di ladang Boas. Sebuah “kebetulan” yang menakjubkan. Tetapi
sebenarnya, di balik semuanya, ada kemurahan Tuhan yang sedang bekerja dalam hidupnya (ay.
20). Dan dalam hidup kita pun, Allah yang sama juga tetap berkarya.
—HT/www.renunganharian.net

“KEBETULAN” SEBENARNYA MERUPAKAN TANGAN MISTERIUS ALLAH


YANG BEKERJA UNTUK MEMELIHARA KITA
KEMENANGAN YANG TERTUNDA
Ditulis oleh May Lan
Baca: 1 KORINTUS 15:35-58
Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan melalui Yesus
Kristus, Tuhan kita. (1 Korintus 15:57)
Satu hal yang tidak pernah absen dari film yang mengangkat sosok super heroes, para
pahlawan digdaya, adalah kemenangan yang mereka raih di akhir cerita. Kemenangan yang
memungkasi ketidakadilan dan membuktikan bahwa kebenaran pasti akan terbit atas diri orang-
orang yang tidak menyerah dalam memperjuangkannya. Kebenaran yang senantiasa bekerja
tepat pada waktunya.
Para pengikut Kristus pun tak ubahnya pahlawan-pahlawan perkasa yang melaksanakan
firman-Nya dengan mendengarkan suara firman-Nya (Mzm. 103:20). Pahlawan iman yang kelak
mendapat bagian dalam Kerajaan kekal (2Ptr. 1:11). Bagian termulia yang menandai
kemenangan kita, karena Yesus Kristus (ay. 57), menang atas maut (ay. 54). Kemenangan yang
dapat dimaknai sebagai kekalahan iblis, sang penguasa maut (Ibr. 2:14).
Kekalahan yang membuka peluang berharga bagi kita untuk memakai rupa dari yang
surgawi (ay. 49), tubuh surgawi (ay. 40), yang kelak dibangkitkan dalam kemuliaan (ay. 43).
Kemuliaan yang merujuk pada rahasia Ilahi: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semua
akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir (ay. 51-52). Perubahan
hidup yang meniadakan kebinasaan di dalamnya (ay. 42). Hidup bagi para pahlawan iman pada
hakikatnya menunjuk pada kemenangan yang tertunda. Kemenangan atas maut. Pencapaian
hidup yang akan menuntun kita untuk menikmati keabadian di embusan napas terakhir. Hidup
kekal bersama dengan Kristus.
—EML/www.renunganharian.net

KEKEKALAN MERUPAKAN PENCAPAIAN TERBESAR DARI KEMENANGAN


YANG TERTUNDA DALAM HIDUP SEORANG PENGIKUT KRISTUS
TAK TERBATAS SEBAB KAU BESAR
Lagu NDC Worship Jacqlien Celosse

Semusim berlalu, Kuberi kemuliaan dan hormat


Namun Kau s'lalu p'liharaku Kuangkat suara pujian
Kasih dan setia-Mu Kuagungkan nama-Mu
Tak pernah layu di hidupku
Kuberi kemuliaan dan hormat
Lebih luas dari samud'ra Kuangkat suara pujian
Kebaikan-Mu Bapa takkan habis di hidupku Kuagungkan nama-Mu
Lebih tinggi dari cakrawala
Tak terbatas kasih-Mu Sebab Kau besar perbuatan-Mu ajaib
Sungguh kubersyukur Tiada seperti engkau
Tiada seperti engkau
Semusim berlalu
Namun Kau s'lalu p'liharaku Sebab Kau besar perbuatan-Mu ajaib
Kasih dan setia-Mu Tiada seperti engkau
Tak pernah layu di hidupku Tiada seperti engkau
Lebih luas dari samud'ra Kuberi kemuliaan dan hormat
Kebaikan-Mu Bapa Kuangkat suara pujian
Takkan habis di hidupku Kuagungkan nama-Mu
Lebih tinggi dari cakrawala
Tak terbatas kasih-Mu Kuberi kemuliaan dan hormat
Sungguh kubersyukur Kuangkat suara pujian
Lebih luas dari samud'ra Kuagungkan nama-Mu
Kebaikan-Mu Bapa Sebab Kau besar perbuatan-Mu ajaib
Takkan habis di hidupku Tiada seperti engkau
Lebih tinggi dari cakrawala
Tiada seperti engkau
Tak terbatas kasih-Mu
Sungguh 'ku bersyukur Sebab Kau besar perbuatan-Mu ajaib
Lebih luas dari samud'ra Tiada seperti engkau
Kebaikan-Mu Bapa Tiada seperti engkau
Takkan habis di hidupku Sebab Kau besar perbuatan-Mu ajaib
Lebih tinggi dari cakrawala Tiada seperti engkau
Tak terbatas kasih-Mu
Tiada seperti engkau
Sungguh kubersyukur
Tak terbatas kasih-Mu Sebab Kau besar perbuatan-Mu ajaib
Sungguh kubersyukur Tiada seperti engkau
Tiada seperti engkau
Tuhan penuhi kebutuhanku
Menurut kekayaannya Sebab Kau besar perbuatan-Mu ajaib
Tuhan cukupi keperluanku Tiada seperti engkau
Menurut kemuliaan-Nya Tiada seperti engkau
Tuhan penuhi kebutuhanku Sebab Kau besar perbuatan-Mu ajaib
Menurut kekayaan-Nya Tiada seperti engkau
Tuhan cukupi keperluanku Tiada seperti engkau
Menurut kemuliaan-Nya
LIRIK LAGU TERPUJILAH NAMAMU Satu Hal Yang Kurindu
- JPCC WORSHIP
JPCC Worship
Terpujilah nama-Mu
TuhanKuat dan penuh kemuliaan Satu hal yang kurindu
Satu suara kami nyatakan Berdiam di dalam rumah-Mu
Kebesaran-Mu tetap selamanya Satu hal yang ku pinta
Menikmati bait-Mu Tuhan

Terpujilah nama-Mu Satu hal yang kurindu


TuhanAjaib dan penuh keagungan Berdiam di dalam rumah-Mu
Satu hati kami nyatakan Satu hal yang ku pinta
Kerajaan-Mu kekal selamanya Menikmati bait-Mu Tuhan
Lebih baik satu hari di pelataran-Mu
Engkaulah Raja atas dunia Daripada s'ribu hari di tempat lain
Yang menghancurkan kutuk dan Memuji-Mu
membebaskan jiwa Menyembah-Mu
Kami bersorak bertepuk tangan Kau Allah yang hidup
Engkau Tuhan berjaya dan memerintah Dan menikmati s'mua kemurahan-Mu
untuk selamanya Satu hal yang kurindu
Berdiam di dalam rumah-Mu
Satu hal yang ku pinta
Menikmati bait-Mu Tuhan
Satu hal yang kurindu
Berdiam di dalam rumah-Mu
Satu hal yang ku pinta
Menikmati bait-Mu Tuhan
Lebih baik satu hari di pelataran-Mu
Daripada s'ribu hari di tempat lain
Memuji-Mu
Menyembah-Mu
Kau Allah yang hidup
Dan menikmati s'mua kemurahan-Mu
Lebih baik satu hari di pelataran-Mu
Daripada s'ribu hari di tempat lain
Memuji-Mu
Menyembah-Mu
Kau Allah yang hidup
Dan menikmati s'mua kemurahan-Mu

Anda mungkin juga menyukai