Anda di halaman 1dari 19

Pengertian Majas

Belajar tentang majas, tentu Anda perlu tahu apa maksud dari majas itu sendiri.
Banyak penjelasan atau definisi dari majas itu sendiri. Namun kurang lebih pengertian
itu tidak jauh beda.

Jenis-Jenis Majas
Jika dikategorikan, majas secara umum dapat dimasukkan ke dalam kelompok,
sebagai berikut.

1. Majas Perbandingan
2. Majas Pertentangan
3. Majas Sindiran
4. Majas Penegasan
Untuk lebih jelasnya, mari kita telisik satu demi satu jenis dari majas tersebut.

1. Majas Perbandingan
Majas Perbandingan adalah kata-kata berkias yang memunculkan perbandingan untuk
membuat kesan atau pengaruh tertentu bagi pendengar atau pembaca. Ciri dari majas
perbandingan ini adalah adanya hal yang diperbandingkan, baik secara langsung
maupun tidak.

Nah, untuk majas perbandingan ini juga banyak jenisnya. Anda bisa menyimaknya di
bawah ini.

A. Majas Asosiasi
Majas Asosiasi atau ada juga yang menyebutnya sebagai perumpamaan adalah majas
yang membandingkan dua hal yang beda, tapi dianggap sama.

Ciri dari majas asosiasi ini, biasanya terdapat kata-kata berikut ini: laksana, bagai,
bak, seumpama, bagaikan, seperti.

Contoh majas asosiasi ini seperti:

1. Sikapnya sangat keras seperti batu.


2. Cintaku padamu seperti telur diujung tanduk.
3. Dina dan Dian bagaikan pinang dibelah dua.
4. Anggota DPR itu seperti kacang lupa akan kulitnya.
Nah, bisa Anda lihat dari contoh-contoh majas di atas yaitu adanya perbandingan dua
hal. Seperti misalnya pada contoh pertama yang mengibaratkan kerasnya sikap seperti
batu. Meski antara “sikap” dan “batu” itu adalah dua benda yang berbeda, tapi
dibandingkan pada kesamaan sifatnya yang sama-sama kokoh dan keras.

Nah, sudah mengerti kan maksud dari majas asosiasi ini? Yuk lanjut ke jenis majas
perbandingan selanjutnya.

B. Majas Metafora
Majas metafora adalah majas membandingkan secara langsung dalam bentuk
perbandingan analogis.

Ciri dari majas metafora adalah tidak terdapat konjungsi (kata penghubung) pada
kalimat. Majas ini sering dipakai pada karya sastra seperti syair, puisi, dan sejenisnya.

Contoh dari majas metafora bisa dilihat berikut ini:

1. Cristiano Ronaldo adalah bintang sepakbola kelas dunia.


2. Dia merupakan anak emas juragannya.

Bisa Anda pahami kan maksud dari majas metafora ini? Pada contoh pertama yang
menyebutkan Cristiano Ronaldo dibandingkan langsung dengan bintang. Bintang
seperti yang Anda tahu adalah hal yang bersinar di atas angkasa. Dengan begitu,
maksudnya pesepakbola tersebut memiliki prestasi yang berkelas.

C. Majas Personifikasi
Majas personifikasi merupakan majas yang mengungkapkan benda yang tidak
bernyawa seolah memiliki sifat seperti manusia.

Ciri umum dari majas personifikasi ini adalah digunakan pada benda mati atau tidak
bergerak dan kemudian diberikan sifat seperti manusia.

Contoh dari majas personifikasi ini bisa dilihat seperti berikut ini:

1. Matahari sedang bersedih.


2. Ombak laut berlarian ke tepi pantai.
3. Bulan sedang mengintip dibalik awan.
Seperti pada contoh kedua, ombak diberi sifat berlari seperti yang dimiliki manusia.
Begitupun pada contoh pertama, matahari dianggap memiliki rasa bersedih.
D. Majas Alegori
Majas alegori adalah majas yang ingin mengungkapkan sesuatu dengan cara kiasan
atau penggambaran.

Ciri dari majas alegori ini biasanya:

 cukup panjang kalimat yang dibuat


 terdapat beberapa kiasan namun membentuk suatu kesatuan yang jelas dan
tersurat.
Contoh majas alegori seperti berikut ini:

1. Agama merupakan kompas dalam mengarungi samudera kehidupan yang penuh


badai serta gelombang.
2. Al Qur’an adalah rambu yang menjadi pedoman dan penerang untuk menunjuk
jalan menuju Allah. Selama kita patuh dan mengikuti rambu dengan baik, maka
insya Allah akan selamat sampai akhir.

E. Majas Simbolik
Majas simbolik adalah majas yang menggunakan benda, hewan atau tumbuhan
sebagai simbol untuk menjelaskan maksud tertentu.

Ciri dari majas simbolik ini bisa dilihat dari :

 adanya penggunaan kata hewan, benda atau hewan pada majas tersebut.
 maksudnya disampaikan secara tersirat.
Contoh majas simbolik misalnya seperti:

1. Dia akan dibawa ke meja hijau. (maksudnya=pengadilan)


2. Dia seperti bunglon. (maksudnya= sering berubah pendirian)
3. Dosenku adalah kamus berjalan. (maksudnya= menguasai banyak perbendaharaan
kata)

F. Majas Metonimia
Majas metonimia adalah majas yang memakai ciri, merk, atau atribut tertentu untuk
menggantikan pengucapan sebuah benda.

Pada majas metonimia ini terselip ciri adanya pemakaian kata tertentu untuk
menggantkan nama general dari benda tersebut.
Contoh majas metonimia bisa disimak sebagai berikut:

1. Setiap malam kakek selalu minum Nescafe. (maksudnya kopi nescafe)


2. Dia datang dengan naik Innova. (maksudnya mobil Toyota Innova)
3. Karena haus, adik minum Aqua. (maksudnya air merk Aqua)

G. Majas Sinekdokhe
Majas sinekdokhe merupakan majas yang menyebutkan sebagian untuk seluruh
bagian; atau sebaliknya menyebut seluruh untuk sebagian. Pada majas sinekdok ini
terbagi menjadi dua jenis sebagai berikut:

1. Majas Pars pro toto


Pars pro toto yaitu majas yang menyebutkan sebagian dengan maksud untuk
keseluruhan.

Misalnya, seperti contoh: Sejak minggu kemarin, ia tidak kelihatan batang hidungnya.
Batang hidung tersebut disebutkan dengan maksud untuk menyebut person (orang)
tersebut secara keseluruhan.

2. Majas Totem pro parte


Totem pro parte adalah majas yang menyebut seluruh objek, padahal faktanya adalah
sebagian saja.

Contoh totem pro parte ini seperti: Indonesia bertanding sepakbola melawan Brazil.
Yang dimaksudkan adalah kesebelasan Indonesia melawan kesebelasan Brasil.
Namun disebutkan keseluruhannya yaitu Indonesia.

H. Majas Simile
Majas simile adalah majas yang membandingkan secara jelas dengan memakai kata
depan maupun kata hubung.

Ciri majas simile ini yang paling kentara adalah dengan digunakannya kata seperti
ibarat, bak, umpama, bagai, dan layaknya.

Contoh penggunaan majas simile ini seperti:

1. Parasmu bagai bulan yang bersinar terang di waktu malam.


2. Wanita itu ibarat bunga mawar yang sedang mekar.
Pada contoh pertama, adanya kata “bagai” yang membandingkan secara tegas antara
paras seseorang dengan bulan yang bersinar.

I. Majas Alusio
Majas alusio adalah majas perbandingan yang memakai peribahasa atau kata kiasan
yang sudah sering digunakan. Ciri dari majas alusio adalah penggunaan ungkapan
yang tidak di selesaikan, sebab hal itu sudah umum diketahui.

Contoh dari majas alusio ini seperti:

1. Kamu ini memang tua-tua keladi.


2. Bandung sering disebut sebagai Paris van java
Pada contoh pertama maksud dari tua-tua keladi adalah makin tua makin menjadi.
Perkataan tersebut tidak perlu penjelasan karena sudah jamak diketahui oleh umum.

J. Majas Antropomorfisme
Majas antropomorfisme adalah majas yang memakai kata yang terkait dengan
manusia tapi dipakai pada benda lain.

Contoh majas antropomorfisme seperti:

1. Mulut gua itu sangat sempit.


2. Kancil itu pandai.

K. Majas Sinestesia
Majas Sinestesia adalah majas metafora yang mengungkapkan sesuatu yangterkait
dengan indera. Ciri majas sinestesia yang jelas adalah adanya penggunaan indera
dalam kalimat tersebut.

Contoh majas sinestesia ini seperti:

1. Suaranya merdu sekali.


2. Rio Haryanto mencetak sejarah manis dengan mencatatkan diri sebagai pembalap
di F1.
Pada contoh pertama adalah adanya penggunaaan kata “merdu” yang terkait dengan
indera pendengaran. Sementara pada contoh kedua, terdapat kata “manis” yang terkait
dengan indera perasa.
L. Majas Antonomasia
Majas antonomasia adalah majas yang menyebutkan sesuatu tidak secara langsung,
melainkan dengan menggunakan sifat yang melekat pada obyek tersebut.

Contoh majas antonomasia:

1. Si Gempal
2. Si Pandai
3. Si Keriting
4. Si Rajin
Keempat contoh majas antonomasia di atas adalah dengan menyebutkan sifat yang
melekat pada seseorang. Jelas kan maksudnya?

M. Majas Aptronim
Majas aptronim adalah majas yang melekatkan sifat atau pekerjaan pada bagian nama
seseorang.

Contoh majas aptronim ini misalnya:

1. Sukasah Tukang Suntik


2. Alex Pertanian
Pada contoh pertama majas aptronim di atas karena Sukasah merupakan dokter, sering
kemudian disebut sebagai Sukasah tukang suntik. Begitupun dengan pada contoh
kedua, karena Alex bekerja di Dinas Pertanian, maka sering kemudian disebut sebagai
Alex Pertanian.

N. Majas Hipokorisme
Majas Hipokorisme adalah majas yang menggunakan nama panggilan tertentu yang
menunjukkan dekatnya hubungan. Majas ini juga sering dipakai untuk
memperlihatkan akrabnya hubungan.

Contoh majas hipokorisme ini seperti:

1. Si Ujang suka main bola.


2. Kambing Banu sangat lucu, karena itu Banu sangat suka dan merawatnya setiap
hari.
Pada contoh pertama majas hipokorisme ini adanya sebutan Si Ujang, yang
menunjukkan bahwa yang mengucapkan kata ini punya hubungan yang akrab dengan
Ujang. Sementara pada contoh kedua hipokorisme itu ditunjukkan adanya kekraban
hubungan antara Banu dengan kambingnya yang lucu.

O. Majas Litotes
Majas litotes adalah majas yang menurunkan kualitas sesuatu dengan maksud untuk
merendahkan diri. Dengan begitu, ada fakta yang dikecil-kecilkan saat penggunaan
majas ini.

Contoh dari majas litotes misalnya:

1. Mari mampir ke gubuk kami.


2. Kalau boleh, saya antar Anda dengan mobil jelek ini.
Pada kedua contoh majas litotes di atas, baik makna “gubuk” atau pun “mobil jelek”
adalah bukan makna sebenarnya. Sebab kenyataannya adalah gubuk itu adalah rumah
yang bagus. Begitupun dengan “mobil jelek” itu faktanya adalah mobil yang bagus.

P. Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah kebalikan dari majas litotes. Dengan begitu majas hiperbola
ini bisa diartikan sebagai pengungkapan dengan maksud untuk melebihkan dari
kenyataan yang sebenarnya. Sehingga kemudian terkesan lebay dan tidak masuk akal.

Contoh dari penggunaan majas hiperbola ini misalnya:

1. Sehari diriku tak bertemu denganmu seperti 10 abad kita tak bertemu.
2. Harga BBM kini meroket ke langit angkasa.
3. Suaranya bagus mengguncang dunia.
Pada tiga contoh majas hiperbola ini terlihat bagaimana pernyataan berlebihan
tersebut. Terdapat unsur melebih-lebihkan yang membuatnya seperti mustahil.

Q. Majas Depersonifikasi
Majas depersonifikasi adalah kebalikan dari majas personafikasi, yaitu
mengungkapkan proses atau kegiatan manusia yang disifatkan kepada hewan atau
benda non-manusia.

Contoh dari majas depersonifikasi ini misalnya:

1. Penonton sepakbola tampak menyemut di tribun.


2. Orang itu berdiam diri dan mematung.
Pada contoh majas depersonifikasi yang pertama di atas, kumpulan penonton disebut
menyemut. Nah, kata itulah yang membuat kalimat tersebut termasuk majas
depersonifikasi. Begitupun dengan kalimat kedua yang terdapat kata “mematung”
yang menyematkan sifat patung sebagai benda mati kepada kegiatan manusia.

R. Majas Eufimisme
Majas eufimisme adalah majas yang bermaksud untuk menghaluskan makna.
Digunakan kata tertentu yang lebih halus dari kata lainnya yang terkesan lebih kasar.

Contoh dari majas eufimisme ini misalnya sebagai berikut:

1. Dia adalah siswa tunarungu.


2. Saya mohon ijin untuk pergi ke belakang.
Pada contoh pertama, yang dimaksud “tunarungu” adalah siswa yang tidak bisa
mendengar. Tidak digunakan kata “tuli” yang bermakna lebih kasar dan digantikan
dengan “tunarungu”. Sementara pada contoh kedua, maksudnya adalah hendak buang
hajat (kencing/BAB). Agar lebih halus, maka kemudian dipilihlah untuk
menggunakan kata yang “ke belakang” itu.

S. Majas Disfemisme
Majas disfemisme adalah majas yang menggunakan kata-kata kasar dengan sengaja.
Majas disfemisme ini merupakan kebalikan dari eufemisme.

Contoh dari majas disfemisme ini seperti:

1. Saya minta ijin untuk kencing.


2. Apa kabar John? (saat bicara dengan ayahnya sendiir yang bernama John)
Kedua contoh majas disfemisme secara jelas bagaimana kesan kasar yang muncul.
Namun perkataan tersebut sengaja dilakukan supaya mendapat simpati atau
sebaliknya mendapat antipati.

T. Majas Fabel
Majas fabel adalah majas yang menjelaskan perilaku hewan seolah-olah bisa
bertindak seperti manusia. Ciri dari majas fabel ini adalah adanya hewan atau
binatang dalam kalimat tersebut.

Contoh majas fabel ini misalnya:

1. Kucing itu sedang berdiskusi dengan kucing lainnya untuk menjebak tikus yang
lewat.
2. Semut itu sedang bergotong-royong untuk mengangkut makanan yang berserakan
itu.
Seperti Anda lihat, pada contoh majas fabel ini ada unsur hewan yang berperilaku
seperti manusia. Pada kalimat di atas terdapat kata “kucing berdiskusi” dan “semut
bergotong-royong”.

U. Majas Parabel
Majas parabel adalah majas yang dalam seluruh ceritanya terdapat nilai atau falasafah
hidup yang mendalam.

Contoh dari majas parabel ini misalnya seperti:

1. Kisah Mahabarata yang mengisahkan bahwa yang benar pasti akan selalu
menang.
2. Hikayat Bayan Budiman yang berisi kisah yang mengajarkan tentang teladan dan
kebaikan.

V. Majas Perifrasa
Majas perifrasa adalah majas yang mengungkapkan dengan ungkapan yang lebih
panjang untuk menggantikan ungkapan yang lebih pendek. Ciri dari majas perifrasa
ini sering berupa sebutan atau julukan sesuatu.

Contoh dari majas perifrasa ini misalnya:

1. Andi bekerja di kota Pahlawan. (maksudnya Surabaya)


2. Dia menempuh studi di negeri kincir angin. (yang dimaksud adalah Belanda)
Seperti yang Anda lihat pada kedua contoh majas perifrasa ini, ada penggantian
ungkapan berupa kota pahlawan dan negeri kincir angin. Penggantian ungkapan itu
untuk membuat gaya berbahasa yang lebih dinamis.

W. Majas Eponim
Majas eponim adalah majas dengan menggunakan nama sesuatu untuk dipinjam
sifatnya terkait dnegan konteks kalimat yang diutarakan. Ciri dari amjas eponim ini
adalah adanya nama tokoh atau karakter yang terkenal.

Contoh dari majas eponim ini misalnya:

1. Rakyat sedang menunggu kedatangan Robin Hood untuk menumpas


ketidakadilan ini.
2. Negeri ini butuh Gajah Mada agar bisa maju.
Pada kedua contoh majas eponim ini terlihat ada Robin Hood dan Gaah Mada, dua
karakter yang sudah dikenal dan sifatnya terkait dengan kondisi yang sedang terjadi.

Selanjutnya, mari kita simak kategori majas selanjutnya yaitu majas pertentangan

2. Majas Pertentangan
Seperti namanya, majas pertentangan adalah majas yang di dalamnya terdapat
pertentangan dengan maksudnya untuk menciptakan efek yang lebih dahsyat. Majas
pertentangan ini pun banyak jenisnya. Berikut ini macam-macam majas pertentangan
itu.

A. Majas Oksimoron
Majas oksimoron adalah majas yang di dalam satu frase itu terdapat sebuah paradoks.
Ciri penting dari majas oksimoron ini adalah hal yang seolah bertentangan itu
diungkapkan dalam satu frase.

Contoh dari majas oksimoron ini seperti:

1. Reuni itu penuh dengan isak tangis bahagia.


2. Cinta dan benci bergolak dalam dadaku.
3. Saat senang dan susah, kita akan jalani bersama.
Seperti Anda lihat ada hal-hal yang bertentangan seperti pada kata “isak tangis
bahagia”, “cinta dan benci”, dan “senang dan susah”. Mengerti kan maksud dari majas
oksimoron ini?

B. Majas Paradoks
Majas paradoks adalah majas mengungkapkan dua hal yang berlawanan meski
keduanya benar secara kenyataan. Berbeda dengan oksimoron yang diungkapkan
dalam satu frase, pada paradoks tidak demikian.

Contoh dari majas paradoks ini misalnya:

1. Walau berada di ruangan yang dipenuhi orang, aku merasa kesepian.


2. Meski nakal, tapi murid itu rajin dalam mengerjakan PR.
3. Ketika yang kaya semakin kaya, yang miskin kian miskin.
Pada ketiga contoh majas paradoks ini, Anda bisa lihat terdapat pertentangan yang
keduanya merupakan benar. Anda juga bisa bandingkan dengan majas oksimoron
sebelumnya untuk mengetahui perbedaannya.
C. Majas Antitesis
Majas antitesis adalah majas yang menggunakan kata-kata yang memiliki arti
bertentangan satu dengan yang lain. Ciri dari majas antitesis ini, kata yang
bertentangan itu sering berdekatan.

Biar lebih jelas, mari lihat contoh majas antitesis berikut ini.

1. Dari tua-muda, laki-laki dan perempuan, semuanya datang ke acara itu.


2. Siang malam, pagi sampai petang, lelaki itu bekerja keras untuk keluarganya.
3. Masuk surga atau neraka sangat tergantung perbuatan saat masih hidup.
Bisa Anda lihat kan ada kata “tua-muda”, “siang malam”, dan seterusnya yang
bersifat antitesis.

D. Majas Kontradiksi Interminus


Majas kontradiksi interminus adalah gaya bahasa pengecualian. Sebelumnya
disebutkan sesuatu yang diperbolehkan, dan kemudian diikuti dengan penyangkalan.

Mari lihat contoh majas kontradiksi interminus berikut ini:

1. Semua orang dilarang masuk ruangan ini, kecuali yang berwenang.


2. Keluarga itu pergi ke Surabaya, kecuali si sulung yang masih kuliah.
3. Semua harga BBM naik, kecuali Pertamax.
Nah, seperti yang Anda bisa lihat, ada makna pengecualian pada kalimat kontradiksio
interminus di atas.

E. Majas Anakronisme
Majas anakronisme adalah jenis majas pertentangan yang mengatakan sesuatu di masa
lalu, namun nampak ada yang bertentangan. Ciri dari majas anakronisme adalah
dipakai untuk menceritakan hal yang terjadi di waktu lampau.

Contoh majas anakronisme seperti:

1. Galileo Galilei membawa iPhone saat menunjukkan hasil penemuannya.


2. Tentara Majapahit itu bersiap menggunakan pesawat F-16.
Seperti yang Anda tahu Iphone maupun F-16 belum ada di di zaman Galileo Galilei
dan Majapahit.

3. Majas Sindiran
Lanjut ke kategori selanjutnya yaitu majas sindiran. Majas sindiran adalah majas yang
berisi sindiran untuk membuat kesan tertentu bagi orang yang mendengar. Macam-
macam majas sindiran ini juga banyak. Anda bisa simak di bawah ini.

A. Majas Ironi
Majas ironi adalah majas yang didalamnya terdapat hal yang ironis. Ciri dari majas
ironi ini adalah adanya hal yang seolah meninggikan, tapi setelah itu menjatuhkan
orang tersebut.

Contoh dari majas ironi ini bisa Anda lihat di bawah ini:

1. Kamu rajin sekali, selalu telat datang


2. Hebat sekali murid itu, sampai harus tinggal kelas.
Seperti yang Anda lihat, ada dua hal yang bertentangan dalam kalimat majas ironi di
atas. Maksudnya jelas untuk melakukan sindiran.

B. Majas Sarkasme
Majas sarkasame adalah gaya bahasa sindiran namun yang sifatnya kasar, langsung
dan menohok. Berbeda dengan majas ironi yang kesannya halus namun dalem, pada
majas sarkasme ini tanpa tedeng aling-aling langsung menyindir pada sasaran.

Contoh majas sarkasme ini misalnya:

1. Dasar g*blok, ngerjain begini saja tidak bisa.


2. Aku mau muntah kalau ketemu kamu.
Pada gaya sarkasme ini tidak ada sama sekali sopan-santun. Semuanya diucapkan
dengan kasar.

C. Majas Sinisme
Majas sinisme adalah jenis sindiran langsung dan sifatnya lebih kasar dari ironi.
Sering ungkapan ini terlontar dalam percakapan langsung.

Contoh majas sinisme seperti berikut:

1. Kamu kan sudah pandai? Mengapa mesti harus bertanya padaku?


2. Tambah lama aku bisa jadi stres melihat kelakukanmu yang seperti itu.
D. Majas Satire
Majas satire yaitu majas dengan maksud untuk mengecam atau menertawakan ide
seseorang. Pada majas ini kerap digunakan kombinasi antara ironi, sarkasme, atau
parodi.

Contoh dari gaya satire ini seperti pada kalimat:

1. Matamu buta atau p*cek? Jalan kok gak lihat.


2. Ya ampun, kerjaan gampang begitu aja kamu nggak bisa kerjain.

E. Majas Innuendo
Majas innuendo adalah majas yang bermaksud untuk mengecilkan keadaan yang
sebenarnya. Misalnya contoh majas innuendo seperti berikut:

1. Dikatain begitu saja kok nangis.


2. Dia ranking satu karena sering menyontek.

4. Majas Penegasan
Majas penegasan adalah jenis majas yang isinya adalah menegaskan sesuatu untuk
membuat efek tertentu bagi yang mendengar maupun membaca. Mengenai macam-
macam majas penegasan ini Anda bisa menyimaknya di bawah ini.

A. Majas Apofasis
Majas apofasis adalah majas yang seolah-olah menyangkal sesuatu, namun justru
menegaskannya. Majas ini sering disebut juga sebagai majas preterisio.

Contoh dari majas apofasis ini misalnya: Jujur saya enggan untuk menjelaskan dalam
forum ini bahwa Anda sudah korupsi uang negara.
Seperti pada contoh apofasis di atas, seolah-alih hendak menyembunyikan sesuatu,
namun justru hal itu menegaskannya.

B. Majas Pleonasme
Majas pleonasme adalah pemberian keterangan tambahan untuk hal yang sudah jelas.
Keterangan itu sebenarnya tidak dibutuhkan.

Contoh dari majas pleonasme ini seperti:

1. Saya maju ke depan.


2. Saya turun ke bawah.

C. Majas Repetisi
Majas repetisi adalah adanya pengulangan kata, frasa, atau klausa dalam sebuah
kalimat. Pengulangan tersebut dimaksudkan untuk menegaskan.

Contoh majas repetisi sebagai berikut:

1. Aku mencintaimu, aku menyayangimu, aku mengasihimu.


2. Inilah dia pahlawan kita, jagoan kita, dan kebanggaan kita semua.
Seperti yang Anda lihat pada majas repetisi tersebut, ada beberapa pengulangan yang
sebetulnya maknanya sama. Namun hal itu sengaja dilakukan untuk menegaskan hal
yang ingin dikatakan.

D. Majas Pararima
Majas pararima adalah majas yang mengulang pada bagian konsonan awal dan akhir
dalam sebuah kata atau pada bagian kata yang berlainan.

Contoh majas pararima ini misalnya:

1. Kocar-kacir
2. Bolak-balik

E. Majas Aliterasi
Majas aliterasi adalah majas dengan melakukan pengulangan konsonan di awal kata
dengan berurutan. Jadi pada huruf pada awal kata itu, diulang pada kata berikutnya.
Majas ini sering dipakai dalam karya puisi.

Contoh majas aliterasi sebagai berikut:

1. Lintasi laut lewati lembah


2. Susah senang sehidup semati
Seperti yang Anda lihat, pada contoh majas aliterasi tersebut terdapat pengulangan
konsonan secara berurutan.

F. Majas Paralelisme
Majas paralelisme adalah majas yang sering dipakai dalam puisi. Pada majas ini
terdapat penegasan dengan cara mengulang kata, frasa, atau klausa secara sejajar.
Misalnya, Anda bisa lihat contoh majas paralelisme sebagai berikut:

Shalat adalah ibadah


Shalat adalah kewajiban
Shalat adalah kebutuhan
G. Majas Tautologi
Majas tautologi merupakan majas yang mengulang beberapa kali sebuah kata pada
kalimat. Terkadang digunakan kata yang bersinonim.

Contoh dari majas tautologi ini misalnya:

1. Tidak, tidak, tidak, sama sekali bukan itu yang aku inginkan. Aku ke sini hanya
ingin silaturahmi.
2. Tendangan pemain sepakbola itu begitu hebat, dahsyat dan luar biasa.

H. Majas Sigmatisme
Majas sigmatisme adalah majas yang memakai bunyi “s” untuk diulang sehingga
menghasilkan efek tertentu. Majas ini sering kali ditemukan pada sajak maupun puisi.

Contoh dari majas sigmatisme ini seperti:

1. Kutulis surat ini kala gerimis.


2. Kaumeringis saat aku menangis.

I. Majas Antanaklasis
Majas antanaklasis adalah majas yang mengulang kata namun maknanya menjadi
berbeda. Biar lebih jelas, bisa dilihat contoh majas antanaklasis berikut ini.

Ayah membawa buah tangan berupa buah durian.


J. MajasKlimaks
Majas klimaks adalah majas yang menjelaskan secara bertingkat dari yang paling
bawah ke yang lebih atas. Contoh dari majas klimaks ini seperti berikut ini:
Dari masyarakat kecil, masyarakat menengah, sampai
masyarakat atas, semuanya berjubel memborong barang di toko
itu.
K. Majas Antiklimaks
Majas antiklimaks adalah kebalikan dari majas klimaks. Mulai dari yang terpenting
sampai yang yang tidak penting. Contoh dari majas ini adalah:

Dari kota, desa sampai pelosok semuanya bersyukur atas


keberhasilan pemilu yang lancar dan aman.
L. Majas Inversi
Majas inversi adalah majas yang susunannya dibalik dengan menyebutkan predikat
terlebih dahulu, baru kemudian diikuti oleh subjeknya.

Contoh dari majas inversi ini misalnya:

Dikejar oleh satpol PP, pedagang kaki lima itu lari tunggang
langgang.
Seperti Anda lihat, terdapat penyebutan predikat terlebih dulu sebelum subjek pada
majas inversi tersebut.

M. Majas Retoris
Majas retoris adalah majas berupa pertanyaan yang sebenarnya jawabannya terdapat
pada kalimat tersebut. Dengan begitu, pertanyaan ini tidak perlu dijawab.

Contoh dari majas retoris ini misalnya:

Apakah ini yang disebut merdeka?


N. Majas Elipsis
Majas elipsis adalah majas dengan menghilangkan unsur kalimat tertentu. Misalnya
seperti pada contoh berikut ini:

Saya ke rumah teman.


Pada contoh majas elipsis di atas terdapat penghilangan unsur predikat berupa kata
“pergi”.

O. Majas Koreksio
Majas koreksio adalah majas yang menyebutkan sesuatu dan kemudian dikoreksi
untuk menyatakan maksud sesusungguhnya.

Contoh majas koreksio ini seperti:

Silahkan jika saudara-saudara ingin pulang, eh maaf maksudnya


silahkan untuk menginap.
P. Majas Polisindenton
Majas polisindenton adalah majas yang memanfaatkan penggunaan kata hubung
dalam sebuah kalimat atau wacana.

Contoh majas polisindenton ini misalnya:

Setelah bangun tidur, aku lalu mandi, setelah itu membantu ibu,
dan kemudian berangkat sekolah.
Pada contoh majas polisindenton tersebut terlihat dipakainya kata hubung dalam
kalimat.

Q. Majas Asindeton
Majas asindeton adalah kebalikan dari polisindenton. Artinya, pada majas ini tidak
digunakan kata penghubung dalam sebuah kalimat maupun wacana.

Biar lebih jelas, mari lihat contoh majas asindenton berikut ini.

1. veni, vidi, vici


2. kakek, nenek, ayah, ibu

R. Majas Interupsi
Majas interupsi merupakan majas dengan memberikan sisipan keterangan tambahan
pada unsur kalimat.

Contoh majas interupsi ini seperti berikut:


1. Pak Hasan, Ketua RT-ku, orangnya ramah dan suka menolong.
2. Andi, teman sekolahku, sedang sakit.
Nah seperti yang Anda lihat, ada sematan keterangan tambahan untuk menjelaskan
subyek pada kalimat.

S. Majas Eksklamasio
Majas eksklamasio adalah majas yang memakai kata-kata seru. Contohnya seperti
berikut ini:

1. Wah hebat sekali!


2. Luar biasa penampilannya!

T. Majas Enumerasio
Majas enumerasio yaitu majas yang menjelaskan secara detail per bagian sehingga
keseluruhan kondisi atau keadaan bisa dipahami pendengar atau pembaca. Contoh
penggunaan majas enumerasio ini sebagai berikut:

Banjir sedada, listrik mati, anak-anak menangis, kelaparan


menunggu pertolongan.

U. Majas Preterito
Majas preterito adalah majas yang seolah-olah ingin menyembunyikan sesuatu untuk
dirahasiakan. Contoh majas ini seperti:

Aku tak akan membuka kedoknya kalau dia adalah preman


Tanah Abang.

V. Majas Alonim
Majas alonim adalah majas dengan menggunakan variasi nama tertentu. Penggunaan
majas ini dengan maksud untuk menegaskan.

Contoh dari majas alonim seperti

1. Prof, ada yang perlu saya tanyakan.


2. Dok, dia sudah siuman.
W. Majas Kolokasi
Majas kolokasi adalah penggunaan asosiasi tetap antara sata kata dengan kata lain
yang berdampingan dalam sebuah kalimat.

Contoh dari majas kolokasi ini seperti:

Nasibku, harus berhubungan dengan si bebal itu.

X. Majas Silepsis
Majas silepsis adalah majas yang menggunakan satu kata yang memiliki lebih dari
satu makna dan berfungsi lebih dari satu susunan sintaksis.

Contoh penggunaan majas silepsis ini misalnya:

Sirna sudah segala harkat dan harga diri orang itu.

Y. Majas Zeugma
Majas zeugma yaitu majas yang memakai kata tidak logis dan tidak gramatis pada
susunan konstruksi sintaksis kedua. Efeknya kemudian kalimat itu terasa ada
kerancuan.

Contoh majas zeugma ini sebagai berikut:

Perlu saya beritahu, nenek saya itu peramah dan juga pemarah.

Anda mungkin juga menyukai