Belajar tentang majas, tentu Anda perlu tahu apa maksud dari majas itu sendiri.
Banyak penjelasan atau definisi dari majas itu sendiri. Namun kurang lebih pengertian
itu tidak jauh beda.
Jenis-Jenis Majas
Jika dikategorikan, majas secara umum dapat dimasukkan ke dalam kelompok,
sebagai berikut.
1. Majas Perbandingan
2. Majas Pertentangan
3. Majas Sindiran
4. Majas Penegasan
Untuk lebih jelasnya, mari kita telisik satu demi satu jenis dari majas tersebut.
1. Majas Perbandingan
Majas Perbandingan adalah kata-kata berkias yang memunculkan perbandingan untuk
membuat kesan atau pengaruh tertentu bagi pendengar atau pembaca. Ciri dari majas
perbandingan ini adalah adanya hal yang diperbandingkan, baik secara langsung
maupun tidak.
Nah, untuk majas perbandingan ini juga banyak jenisnya. Anda bisa menyimaknya di
bawah ini.
A. Majas Asosiasi
Majas Asosiasi atau ada juga yang menyebutnya sebagai perumpamaan adalah majas
yang membandingkan dua hal yang beda, tapi dianggap sama.
Ciri dari majas asosiasi ini, biasanya terdapat kata-kata berikut ini: laksana, bagai,
bak, seumpama, bagaikan, seperti.
Nah, sudah mengerti kan maksud dari majas asosiasi ini? Yuk lanjut ke jenis majas
perbandingan selanjutnya.
B. Majas Metafora
Majas metafora adalah majas membandingkan secara langsung dalam bentuk
perbandingan analogis.
Ciri dari majas metafora adalah tidak terdapat konjungsi (kata penghubung) pada
kalimat. Majas ini sering dipakai pada karya sastra seperti syair, puisi, dan sejenisnya.
Bisa Anda pahami kan maksud dari majas metafora ini? Pada contoh pertama yang
menyebutkan Cristiano Ronaldo dibandingkan langsung dengan bintang. Bintang
seperti yang Anda tahu adalah hal yang bersinar di atas angkasa. Dengan begitu,
maksudnya pesepakbola tersebut memiliki prestasi yang berkelas.
C. Majas Personifikasi
Majas personifikasi merupakan majas yang mengungkapkan benda yang tidak
bernyawa seolah memiliki sifat seperti manusia.
Ciri umum dari majas personifikasi ini adalah digunakan pada benda mati atau tidak
bergerak dan kemudian diberikan sifat seperti manusia.
Contoh dari majas personifikasi ini bisa dilihat seperti berikut ini:
E. Majas Simbolik
Majas simbolik adalah majas yang menggunakan benda, hewan atau tumbuhan
sebagai simbol untuk menjelaskan maksud tertentu.
adanya penggunaan kata hewan, benda atau hewan pada majas tersebut.
maksudnya disampaikan secara tersirat.
Contoh majas simbolik misalnya seperti:
F. Majas Metonimia
Majas metonimia adalah majas yang memakai ciri, merk, atau atribut tertentu untuk
menggantikan pengucapan sebuah benda.
Pada majas metonimia ini terselip ciri adanya pemakaian kata tertentu untuk
menggantkan nama general dari benda tersebut.
Contoh majas metonimia bisa disimak sebagai berikut:
G. Majas Sinekdokhe
Majas sinekdokhe merupakan majas yang menyebutkan sebagian untuk seluruh
bagian; atau sebaliknya menyebut seluruh untuk sebagian. Pada majas sinekdok ini
terbagi menjadi dua jenis sebagai berikut:
Misalnya, seperti contoh: Sejak minggu kemarin, ia tidak kelihatan batang hidungnya.
Batang hidung tersebut disebutkan dengan maksud untuk menyebut person (orang)
tersebut secara keseluruhan.
Contoh totem pro parte ini seperti: Indonesia bertanding sepakbola melawan Brazil.
Yang dimaksudkan adalah kesebelasan Indonesia melawan kesebelasan Brasil.
Namun disebutkan keseluruhannya yaitu Indonesia.
H. Majas Simile
Majas simile adalah majas yang membandingkan secara jelas dengan memakai kata
depan maupun kata hubung.
Ciri majas simile ini yang paling kentara adalah dengan digunakannya kata seperti
ibarat, bak, umpama, bagai, dan layaknya.
I. Majas Alusio
Majas alusio adalah majas perbandingan yang memakai peribahasa atau kata kiasan
yang sudah sering digunakan. Ciri dari majas alusio adalah penggunaan ungkapan
yang tidak di selesaikan, sebab hal itu sudah umum diketahui.
J. Majas Antropomorfisme
Majas antropomorfisme adalah majas yang memakai kata yang terkait dengan
manusia tapi dipakai pada benda lain.
K. Majas Sinestesia
Majas Sinestesia adalah majas metafora yang mengungkapkan sesuatu yangterkait
dengan indera. Ciri majas sinestesia yang jelas adalah adanya penggunaan indera
dalam kalimat tersebut.
1. Si Gempal
2. Si Pandai
3. Si Keriting
4. Si Rajin
Keempat contoh majas antonomasia di atas adalah dengan menyebutkan sifat yang
melekat pada seseorang. Jelas kan maksudnya?
M. Majas Aptronim
Majas aptronim adalah majas yang melekatkan sifat atau pekerjaan pada bagian nama
seseorang.
N. Majas Hipokorisme
Majas Hipokorisme adalah majas yang menggunakan nama panggilan tertentu yang
menunjukkan dekatnya hubungan. Majas ini juga sering dipakai untuk
memperlihatkan akrabnya hubungan.
O. Majas Litotes
Majas litotes adalah majas yang menurunkan kualitas sesuatu dengan maksud untuk
merendahkan diri. Dengan begitu, ada fakta yang dikecil-kecilkan saat penggunaan
majas ini.
P. Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah kebalikan dari majas litotes. Dengan begitu majas hiperbola
ini bisa diartikan sebagai pengungkapan dengan maksud untuk melebihkan dari
kenyataan yang sebenarnya. Sehingga kemudian terkesan lebay dan tidak masuk akal.
1. Sehari diriku tak bertemu denganmu seperti 10 abad kita tak bertemu.
2. Harga BBM kini meroket ke langit angkasa.
3. Suaranya bagus mengguncang dunia.
Pada tiga contoh majas hiperbola ini terlihat bagaimana pernyataan berlebihan
tersebut. Terdapat unsur melebih-lebihkan yang membuatnya seperti mustahil.
Q. Majas Depersonifikasi
Majas depersonifikasi adalah kebalikan dari majas personafikasi, yaitu
mengungkapkan proses atau kegiatan manusia yang disifatkan kepada hewan atau
benda non-manusia.
R. Majas Eufimisme
Majas eufimisme adalah majas yang bermaksud untuk menghaluskan makna.
Digunakan kata tertentu yang lebih halus dari kata lainnya yang terkesan lebih kasar.
S. Majas Disfemisme
Majas disfemisme adalah majas yang menggunakan kata-kata kasar dengan sengaja.
Majas disfemisme ini merupakan kebalikan dari eufemisme.
T. Majas Fabel
Majas fabel adalah majas yang menjelaskan perilaku hewan seolah-olah bisa
bertindak seperti manusia. Ciri dari majas fabel ini adalah adanya hewan atau
binatang dalam kalimat tersebut.
1. Kucing itu sedang berdiskusi dengan kucing lainnya untuk menjebak tikus yang
lewat.
2. Semut itu sedang bergotong-royong untuk mengangkut makanan yang berserakan
itu.
Seperti Anda lihat, pada contoh majas fabel ini ada unsur hewan yang berperilaku
seperti manusia. Pada kalimat di atas terdapat kata “kucing berdiskusi” dan “semut
bergotong-royong”.
U. Majas Parabel
Majas parabel adalah majas yang dalam seluruh ceritanya terdapat nilai atau falasafah
hidup yang mendalam.
1. Kisah Mahabarata yang mengisahkan bahwa yang benar pasti akan selalu
menang.
2. Hikayat Bayan Budiman yang berisi kisah yang mengajarkan tentang teladan dan
kebaikan.
V. Majas Perifrasa
Majas perifrasa adalah majas yang mengungkapkan dengan ungkapan yang lebih
panjang untuk menggantikan ungkapan yang lebih pendek. Ciri dari majas perifrasa
ini sering berupa sebutan atau julukan sesuatu.
W. Majas Eponim
Majas eponim adalah majas dengan menggunakan nama sesuatu untuk dipinjam
sifatnya terkait dnegan konteks kalimat yang diutarakan. Ciri dari amjas eponim ini
adalah adanya nama tokoh atau karakter yang terkenal.
Selanjutnya, mari kita simak kategori majas selanjutnya yaitu majas pertentangan
2. Majas Pertentangan
Seperti namanya, majas pertentangan adalah majas yang di dalamnya terdapat
pertentangan dengan maksudnya untuk menciptakan efek yang lebih dahsyat. Majas
pertentangan ini pun banyak jenisnya. Berikut ini macam-macam majas pertentangan
itu.
A. Majas Oksimoron
Majas oksimoron adalah majas yang di dalam satu frase itu terdapat sebuah paradoks.
Ciri penting dari majas oksimoron ini adalah hal yang seolah bertentangan itu
diungkapkan dalam satu frase.
B. Majas Paradoks
Majas paradoks adalah majas mengungkapkan dua hal yang berlawanan meski
keduanya benar secara kenyataan. Berbeda dengan oksimoron yang diungkapkan
dalam satu frase, pada paradoks tidak demikian.
Biar lebih jelas, mari lihat contoh majas antitesis berikut ini.
E. Majas Anakronisme
Majas anakronisme adalah jenis majas pertentangan yang mengatakan sesuatu di masa
lalu, namun nampak ada yang bertentangan. Ciri dari majas anakronisme adalah
dipakai untuk menceritakan hal yang terjadi di waktu lampau.
3. Majas Sindiran
Lanjut ke kategori selanjutnya yaitu majas sindiran. Majas sindiran adalah majas yang
berisi sindiran untuk membuat kesan tertentu bagi orang yang mendengar. Macam-
macam majas sindiran ini juga banyak. Anda bisa simak di bawah ini.
A. Majas Ironi
Majas ironi adalah majas yang didalamnya terdapat hal yang ironis. Ciri dari majas
ironi ini adalah adanya hal yang seolah meninggikan, tapi setelah itu menjatuhkan
orang tersebut.
Contoh dari majas ironi ini bisa Anda lihat di bawah ini:
B. Majas Sarkasme
Majas sarkasame adalah gaya bahasa sindiran namun yang sifatnya kasar, langsung
dan menohok. Berbeda dengan majas ironi yang kesannya halus namun dalem, pada
majas sarkasme ini tanpa tedeng aling-aling langsung menyindir pada sasaran.
C. Majas Sinisme
Majas sinisme adalah jenis sindiran langsung dan sifatnya lebih kasar dari ironi.
Sering ungkapan ini terlontar dalam percakapan langsung.
E. Majas Innuendo
Majas innuendo adalah majas yang bermaksud untuk mengecilkan keadaan yang
sebenarnya. Misalnya contoh majas innuendo seperti berikut:
4. Majas Penegasan
Majas penegasan adalah jenis majas yang isinya adalah menegaskan sesuatu untuk
membuat efek tertentu bagi yang mendengar maupun membaca. Mengenai macam-
macam majas penegasan ini Anda bisa menyimaknya di bawah ini.
A. Majas Apofasis
Majas apofasis adalah majas yang seolah-olah menyangkal sesuatu, namun justru
menegaskannya. Majas ini sering disebut juga sebagai majas preterisio.
Contoh dari majas apofasis ini misalnya: Jujur saya enggan untuk menjelaskan dalam
forum ini bahwa Anda sudah korupsi uang negara.
Seperti pada contoh apofasis di atas, seolah-alih hendak menyembunyikan sesuatu,
namun justru hal itu menegaskannya.
B. Majas Pleonasme
Majas pleonasme adalah pemberian keterangan tambahan untuk hal yang sudah jelas.
Keterangan itu sebenarnya tidak dibutuhkan.
C. Majas Repetisi
Majas repetisi adalah adanya pengulangan kata, frasa, atau klausa dalam sebuah
kalimat. Pengulangan tersebut dimaksudkan untuk menegaskan.
D. Majas Pararima
Majas pararima adalah majas yang mengulang pada bagian konsonan awal dan akhir
dalam sebuah kata atau pada bagian kata yang berlainan.
1. Kocar-kacir
2. Bolak-balik
E. Majas Aliterasi
Majas aliterasi adalah majas dengan melakukan pengulangan konsonan di awal kata
dengan berurutan. Jadi pada huruf pada awal kata itu, diulang pada kata berikutnya.
Majas ini sering dipakai dalam karya puisi.
F. Majas Paralelisme
Majas paralelisme adalah majas yang sering dipakai dalam puisi. Pada majas ini
terdapat penegasan dengan cara mengulang kata, frasa, atau klausa secara sejajar.
Misalnya, Anda bisa lihat contoh majas paralelisme sebagai berikut:
1. Tidak, tidak, tidak, sama sekali bukan itu yang aku inginkan. Aku ke sini hanya
ingin silaturahmi.
2. Tendangan pemain sepakbola itu begitu hebat, dahsyat dan luar biasa.
H. Majas Sigmatisme
Majas sigmatisme adalah majas yang memakai bunyi “s” untuk diulang sehingga
menghasilkan efek tertentu. Majas ini sering kali ditemukan pada sajak maupun puisi.
I. Majas Antanaklasis
Majas antanaklasis adalah majas yang mengulang kata namun maknanya menjadi
berbeda. Biar lebih jelas, bisa dilihat contoh majas antanaklasis berikut ini.
Dikejar oleh satpol PP, pedagang kaki lima itu lari tunggang
langgang.
Seperti Anda lihat, terdapat penyebutan predikat terlebih dulu sebelum subjek pada
majas inversi tersebut.
M. Majas Retoris
Majas retoris adalah majas berupa pertanyaan yang sebenarnya jawabannya terdapat
pada kalimat tersebut. Dengan begitu, pertanyaan ini tidak perlu dijawab.
O. Majas Koreksio
Majas koreksio adalah majas yang menyebutkan sesuatu dan kemudian dikoreksi
untuk menyatakan maksud sesusungguhnya.
Setelah bangun tidur, aku lalu mandi, setelah itu membantu ibu,
dan kemudian berangkat sekolah.
Pada contoh majas polisindenton tersebut terlihat dipakainya kata hubung dalam
kalimat.
Q. Majas Asindeton
Majas asindeton adalah kebalikan dari polisindenton. Artinya, pada majas ini tidak
digunakan kata penghubung dalam sebuah kalimat maupun wacana.
Biar lebih jelas, mari lihat contoh majas asindenton berikut ini.
R. Majas Interupsi
Majas interupsi merupakan majas dengan memberikan sisipan keterangan tambahan
pada unsur kalimat.
S. Majas Eksklamasio
Majas eksklamasio adalah majas yang memakai kata-kata seru. Contohnya seperti
berikut ini:
T. Majas Enumerasio
Majas enumerasio yaitu majas yang menjelaskan secara detail per bagian sehingga
keseluruhan kondisi atau keadaan bisa dipahami pendengar atau pembaca. Contoh
penggunaan majas enumerasio ini sebagai berikut:
U. Majas Preterito
Majas preterito adalah majas yang seolah-olah ingin menyembunyikan sesuatu untuk
dirahasiakan. Contoh majas ini seperti:
V. Majas Alonim
Majas alonim adalah majas dengan menggunakan variasi nama tertentu. Penggunaan
majas ini dengan maksud untuk menegaskan.
X. Majas Silepsis
Majas silepsis adalah majas yang menggunakan satu kata yang memiliki lebih dari
satu makna dan berfungsi lebih dari satu susunan sintaksis.
Y. Majas Zeugma
Majas zeugma yaitu majas yang memakai kata tidak logis dan tidak gramatis pada
susunan konstruksi sintaksis kedua. Efeknya kemudian kalimat itu terasa ada
kerancuan.
Perlu saya beritahu, nenek saya itu peramah dan juga pemarah.