Anda di halaman 1dari 50

KL – 4099 Tugas Akhir

Desain Pengamananan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud,


Provinsi Sulawesi Utara

Bab 6

PERENCANAAN STRUKTUR
PELINDUNG PANTAI

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
Bab 6
PERENCANAAN STRUKTUR
PELINDUNG PANTAI
Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara

6.1 Kriteria Desain


Pengamanan pantai dengan menggunakan bangunan pelindung pantai, memerlukan
desain yang tepat dan efektif agar diperoleh kegunaannya secara optimal. Parameter-
parameter penting dalam desain dan perencanaan suatu bangunan pengaman pantai
seperti tinggi gelombang rencana, keadaan topografis batimetri perairan, fungsi dan tujuan
pengamanan, dan lain-lain digunakan untuk desain detail, sehingga pemahaman dan
aplikasi yang tepat akan sangat mendukung untuk tercapainya desain yang optimal, baik
secara teknis maupun ekonomis.

6.1.1 Kriteria Desain Breakwater

Breakwater adalah struktur pengaman pantai yang diletakkan di lepas pantai untuk
menahan gempuran gelombang. Beberapa aspek pekerjaan yang harus diperhatikan
dalam perencanaan sebuah sistem breakwater adalah:
a. Layout Breakwater
Orientasi dari breakwater terhadap gelombang dan area yang akan diproteksi
sangatlah menentukan keberhasilan fungsi dari breakwater, dan sejauh mana sistem
breakwater akan berpengaruh terhadap lingkungan sekitar.
b. Pengaruh Breakwater Terhadap Topografi Sekitar.
Profil alami daerah pantai merupakan keseimbangan alami dari aksi gelombang laut,
suplai sedimentasi, dan bentuk topografi pantai (berupa proses berulang yang
temporer, dan proses permanen jangka panjang). Pembangunan breakwater akan
merubah keseimbangan tersebut, yang bisa berpengaruh kepada daerah yang
diproteksi breakwater dan daerah sekitarnya. Sebagai contoh, pembangunan
breakwater yang sejajar dengan garis pantai dapat menyebabkan terbentuknya
tombolo pada garis pantai, berupa daerah yang maju dan daerah yang tererosi,
Pembangunan breakwater yang melintang dari garis pantai dapat menyetop transpor
sedimen arah garis pantai, sehingga daerah yang semestinya mendapat suplai
sedimen akan tererosi secara parah, dan terjadi endapan sedimentasi yang
terkonsentrasi pada suatu area.
c. Harmonisasi Dengan Lingkungan Sekitar
Orientasi dari breakwater terhadap gelombang dan area yang akan diproteksi
sangatlah menentukan keberhasilan fungsi dari breakwater, dan sejauh mana sistem
breakwater akan berpengaruh terhadap lingkungan sekitar. Ketenangan air yang
dihasilkan oleh breakwater di sisi lain juga mengurangi sirkulasi air di daerah yang
dinaunginya. Pada banyak kasus, terjadi penurunan kualitas air yang signifikan, yang

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-1

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
pada akhirnya menurunkan kualitas hidup di perairan tersebut. Pada sisi landscaping,
bahkan pembangunan breakwater tertentu dapat merusak keindahan dan
keterpaduan antara komponen lingkungan.
d. Kondisi Desain
Orientasi dari breakwater terhadap gelombang dan area yang akan diproteksi
sangatlah menentukan keberhasilan fungsi dari breakwater, dan sejauh mana sistem
breakwater akan berpengaruh terhadap lingkungan sekitar.Harmonisasi dengan
lingkungan sekitar. Ketenangan air yang dihasilkan oleh breakwater di sisi lain juga
mengurangi sirkulasi air di daerah yang dinaunginya. Pada banyak kasus, terjadi
penurunan kualitas air yang signifikan, yang pada akhirnya menurunkan kualitas hidup
di perairan tersebut.
e. Parameter Perhitungan
Parameter yang diperlukan dalam perhitungan desain breakwater diantaranya:
 Arah angin. Angin merupakan salah satu unsur pembentuk gelombang, sehingga
data perilaku angin dapat menggambarkan perilaku gelombang secara umum.
 Level pasang surut. Keadaan pasang surut termasuk menentukan tinggi dari
breakwater, pola sirkulasi air pada daerah sekitar breakwater dll.
 Gelombang laut. Gelombang laut, arahnya menentukan Layout gelombang.
Gelombang sendiri memberikan gaya pada breakwater.
 Kedalaman dan Jarak Break Water dari garis pantai. Kedalaman perairan
menentukan jenis breakwater yang efektif dan ekonomis untuk dibangun, dan jarak
breakwater dari garis pantai hendaknya cukup jauh agar pengaruh gelombang di
posisi garis pantai menjadi semakin kecil.
 Kondisi Geoteknis. Parameter ini akan menentukan daya dukung tanah terhadap
breakwater yang pada akhirnya akan mempengaruhi kestabilan breakwater.
Pemilihan jenis struktur breakwater dapat dilakukan setelah mempelajari karakteristik dari
jenis-jenis breakwater dengan mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
1) Layout dari breakwater
2) Kondisi Lingkungan
3) Kondisi Pelayanan
4) Kondisi/Kesiapan Konstruksi
5) Aspek Ekonomi
6) Waktu Konstruksi
7) Tingkat Kepentingan breakwater
8) Ketersediaan Material Konstruksi
9) Pemeliharaan
Secara umum proses desain penampang breakwater adalah sebagai berikut :
1) Persiapan data-data kondisi desain.
2) Penentuan penampang breakwater:
 Penentuan elevasi vertikal breakwater
 Penentuan dimensi horizontal breakwater (dimensi awal).
3) Analisa stabilitas terhadap gaya-gaya eksternal yang bekerja (dimensi akhir):
 Stabilitas suprastruktur & komponen pendukung.
 Stabilitas pondasi.

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-2

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
4) Desain komponen pelindung:
 Foot Protection.
 Deformed Concrete Blocks/Armouring Stone.

6.1.2 Kriteria Desain Revetment


Revetment adalah bangunan yang memisahkan daratan dan perairan pantai, yang
terutama berfungsi sebagai pelindung pantai terhadap erosi dan limpasan gelombang
(Overtopping) ke darat. Daerah yang dilindungi adalah daratan tepat di belakang
bangunan. Permukaan bangunan yang menghadap arah datangnya gelombang, dapat
berupa sisi vertikal atau miring. Revetment biasanya memiliki sisi miring. Bangunan ini
ditempatkan sejajar atau hampir sejajar dengan garis pantai, dan bisa terbuat dari
pasangan batu, beton, tumpukan pipa (buis) beton, turap, kayu, atau tumpukan batu.
Dalam perencanaan revetment perlu ditinjau fungsi dan bentuk bangunan, lokasi,
panjang, tinggi, stabilitas bangunan dan tanah fondasi, elevasi muka air, baik di depan
maupun di belakang bangunan, ketersediaan bahan bangunan, dan sebagainya.
Fungsi bangunan akan menentukan pemilihan bentuk. Permukaan bangunan dapat
berbentuk sisi tegak, miring, lengkung, atau bertangga. Bangunan sisi tegak dapat juga
digunakan sebagai dermaga atau tempat penambatan kapal. Tetapi sisi tegak kurang
efektif terhadap serangan gelombang, terutama terhadap limpasan dibanding dengan
bentuk lengkung (konkaf).
Pengamanan pantai menggunakan bangunan revetment, menggunakan kriteria-kriteria
desain sebagai berikut :
a. Fungsi dan Kegunaan
Fungsi revetment adalah melindungi daerah darat di posisi garis pantai dari hantaman
gelombang, sekaligus melindungi terjadinya erosi dan kelongsoran, baik akibat beban
arus maupun beban tanah itu sendiri. Fungsi tambahan yang dapat diaplikasikan
adalah penggunaan revetment sebagai struktur tepi laut yang dapat didesain
bertangga atau dapat ditambahkan fasilitas penambatan kapal.
b. Lokasi dan Penempatan
Lokasi dan penempatan revetment biasanya diletakkan pada posisi garis pantai dan
umumnya digunakan untuk perlindungan pantai dengan kemiringan kontur yang
curam. Penempatan revetment dilakukan pada lokasi garis yang benar-benar
terancam kelongsoran, yang bila terjadi kelongsoran akan membahayakan hajat
hidup masyarakat setempat.
c. Panjang Revetment
Penempatan revetment di suatu lokasi, hanya untuk melindungi pantai di
belakangnya, dan tidak dapat melindungi lokasi yang tidak ada revetment nya. Oleh
karena itu hendaknya desain revetment benar-benar dipertimbangkan untuk
sepanjang apa, dan prioritas lokasi pantai yang ingin dilindungi.
d. Tinggi Revetment
Ketinggian revetment harus didesain agar tidak ada ketinggian air laut, baik
gelombang maupun pasang surut yang dapat melewatinya. Ketinggian ini penting,
karen apabila terjadi percikan gelombang atau muika air masuk ke belakang
revetment dan terjadi penyerapan, akan dapat mempercepat terjadinya erosi pada
dasar revetment.

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-3

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
e. Bentuk Revetment
Bentuk desain revetment, biasanya disesuaikan dengan kontur garis pantai yang
bersangkutan. Revetment cukup fleksibel untuk dapat dibangun dan dimodifikasi
menjadi bentuk-bentuk miring biasa (Sloping), melengkung ke depan (Convex-
Curved), melengkung ke belakang (Concave-Curved), atau bertangga (Stepped).
f. Kedalaman Pondasi Revetment
Pondasi revetment harus didesain pada kedalaman dimana penyerapan air ke
belakang revetment sudah sangat kecil atau kedalaman dimana tidak terjadi
penyerapan. Penentuan kedalaman ini dilakukan dari pertimbangan karakteristik
tanah dan beban-beban yang akan menyebabkan terjadinya settlement (penurunan),
sehingga dapat didesain ketinggian revetment yang sesuai.
g. Keterbatasan Revetment
Penggunaan revetment, hanya terbatas pada kondisi pantai dengan kemiringan yang
curam. Untuk pantai landai, revetment tidak cocok karena tidak adanya resistensi
tanah yang ikut menahan hantaman gelombang, dan kemungkinan akan terjadinya
erosi pada dasar revetment akan lebih besar.

6.1.3 Penentuan Tinggi Gelombang Rencana


Dari proses Hindcasting diperoleh nilai tinggi gelombang ekstrim untuk 25 tahun dan nilai
periode ekstrim untuk 25 tahun, yaitu :

Lokasi Tinggi Gel Ekstrim Periode (det)


(m)
Sawang 5.03 10.55
Bantane dan Alo 5.00 10.54
induk

Data gelombang yang didapat dari proses Hindcasting adalah data gelombang dari
perairan dalam, sehingga perlu dilakukan transformasi data gelombang dari perairan
dalam menjadi perairan transisi.
Pada kedalaman sampai h = 10 m perairan dalam :
4 2
2   g  k  tanh kh
T2
sehingga diperoleh nilai k untuk tiap-tiap kedalaman (h) perairan dalam. Kemudian
dilakukan perhitungan untuk mencari panjang gelombang di perairan dalam dengan
menggunakan persamaan :
2
L
k
Perhitungan untuk memperoleh nilai kecepatan gelombang di perairan dalam dilakukan
dengan menggunakan persamaan :
L
C
T

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-4

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
Perhitungan untuk memperoleh nilai panjang gelombang di perairan transisi dilakukan
dengan menggunakan persamaan :
L
Lo 
tanh kh
Untuk memperoleh nilai dari kecepatan gelombang di perairan transisi dilakukan dengan
menggunakan persamaan :
Lo
Co 
T
Cg 0  0.5  C0

  2kh 
Cg1  0.5  C 1   
  sinh 2kh 
Kemudian untuk memperoleh tinggi gelombang di perairan transisi sampai dengan
kedalaman 10 m perairan dalam dilakukan dengan menggunakan persamaan :
H10  H o  Kr  K s
dimana :
H0 = Tinggi gelombang ekstrim 25 tahun

Kr = Koefisian refraksi, dianggap 1


0.5
 Cg 0 
Ks = Koefisien Shoaling, Ks   
C 
 g 1 
Perbandingan tinggi gelombang akibat refraksi difraksi dengan tinggi gelombang pecah
disajikan dalam grafik pada Gambar 6.1 dan Gambar 6.2.

Grafik Tinggi Gelombang


9
8
Tinggi Gelombang (H)

7
6
5
4
3 tinggi gelombang refdif
2 tinggi gelombang pecah
1
0
0 2 4 6 8 10 12
Kedalaman (h)

Gambar 6.1 Grafik Perbandingan tinggi gelombang hasil refraksi difraksi dan gelombang
pecah untuk lokasi Sawang

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-5

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
Grafik Tinggi Gelombang
9
8
Tinggi Gelombang (H)

7
6
5
4
3 tinggi gelombang refdif
2
1 tinggi gelombang pecah
0
0 2 4 6 8 10 12
Kedalaman (h)

Gambar 6.2 Grafik Perbandingan tinggi gelombang hasil refraksi difraksi dan gelombang
pecah untuk lokasi Bantane dan Alo Induk.

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-6

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
6.2 Perencanaan Layout Offshore Breakwater

6.2.1 Lokasi Sawang

1) Penentuan Letak Breakwater

Dengan menggunakan grafik hasil perhitungan gelombang refraksi sederhana hasil


seperti pada Gambar 6.1 diketahui bahwa gelombang pecah terjadi di kedalaman 6.5 m.

Berdasarkan perhitungan tinggi gelombang pecah diketahui jarak breaker line dari pantai
(Ybr) adalah ±100 m.

Letak breakwater (YB) adalah pada YB < Ybr

Kriteria pembentukan tombolo dan salient.

YB
>1  tidak akan terbentuk salient
Ybr

YB
<1  berpotensi terbentuk salient atau tombolo
Ybr

YB
0.55  dapat terbentuk salient / tombolo sempurna (kriteria yang dipilih)
Ybr

YB
0.39  dapat terbentuk double tombolo
Ybr

Agar terbentuk salient sempurna, maka

= 0.5 . 100 = 50 m

Maka breakwater direncanakan dibangun dengan jarak 50 meter dari pantai.

2) Penentuan Panjang Breakwater

Panjang Breakwater ditentukan dengan menggunakan bilangan Iribaren (I) yaitu :

 LB 
 1,720,41 
I e  YB 

Persamaan tersebut digunakan dengan terlebih dahulu menentukan Y B.

Adapun hubungan nilai I dengan pola sedimentasinya adalah sebagai berikut.

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-7

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
LB
I=1 maka  3.205 terbentuk tombolo sempurna
YB

LB
I=2 maka 1,965   3.205 terbentuk tombolo periodik
YB

LB
I=3 maka 1,14   1.965 terbentuk salient sempurna
YB

LB
I=4 maka 0,525   1.14 terbentuk subdued salient
YB

LB
I=5 maka  0.525 tidak ada sedimentasi
YB

LB
Dengan menetapkan pola sedimentasi, dapat ditentukan kisaran selanjutnya dengan
YB
diketahuinya YB, dapat dihitung LB.

Agar terbentuk salient sempurna maka panjang breakwater adalah

LB
1,14   1.965
YB

LB = 1.5 . 50 = 75 m

Panjang breakwater direncanakan 75 m.

3) Penentuan Jarak Antar Breakwater

Jarak antar breakwater ditentukan dengan metode Suh dan Dalrymple :

LB .YB
 0,55 terbentuk salient / tombolo
 LB 
2

0,25( L B ) 2
Lg=
YB

0,25(75) 2
Lg=  28,125  25 m
50

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-8

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
Agar terbentuk salient maka jarak antara breakwater adalah 25 m.

Lb

BW BW
Lg

Yb
Laut

Darat

Gambar 6.3 Layout penempatan breakwater.

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-9

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
6.2.2 Lokasi Bantane

1) Penentuan Letak Breakwater

Dengan menggunakan grafik hasil perhitungan gelombang refraksi sederhana hasil


seperti pada Gambar 6.2 diketahui bahwa gelombang pecah terjadi di kedalaman 6.5 m.

Berdasarkan perhitungan tinggi gelombang pecah diketahui jarak breaker line dari pantai
(Ybr) adalah ± 250 m.

Letak breakwater (YB) adalah pada YB < Ybr

Kriteria pembentukan tombolo dan salient.

YB
>1  tidak akan terbentuk salient
Ybr

YB
<1  berpotensi terbentuk salient atau tombolo
Ybr

YB
0.55  dapat terbentuk salient / tombolo sempurna (kriteria yang dipilih)
Ybr

YB
0.39  dapat terbentuk double tombolo
Ybr

Agar terbentuk salient sempurna, maka

= 0.5 . 250 = 125 m

Maka breakwater direncanakan dibangun dengan jarak 125 meter dari pantai.

2) Penentuan Panjang Breakwater

Panjang Breakwater ditentukan dengan menggunakan bilangan Iribaren (I) yaitu :

 LB 
 1,720,41 
I e  B 
Y

Persamaan tersebut digunakan dengan terlebih dahulu menentukan Y B.

Adapun hubungan nilai I dengan pola sedimentasinya adalah sebagai berikut.

LB
I=1 maka  3.205 terbentuk tombolo sempurna
YB

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-10

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
LB
I=2 maka 1,965   3.205 terbentuk tombolo periodik
YB

LB
I=3 maka 1,14   1.965 terbentuk salient sempurna
YB

LB
I=4 maka 0,525   1.14 terbentuk subdued salient
YB

LB
I=5 maka  0.525 tidak ada sedimentasi
YB

LB
Dengan menetapkan pola sedimentasi, dapat ditentukan kisaran selanjutnya dengan
YB
diketahuinya YB, dapat dihitung LB.

Agar terbentuk salient sempurna maka panjang breakwater adalah

LB
1,14   1.965
YB

LB = 1.5 . 125 = 187,5 m  150 m

Panjang breakwater direncanakan 150 m.

3) Penentuan Jarak Antar Breakwater

Jarak antar breakwater ditentukan dengan metode Suh dan Dalrymple :

LB .YB
 0,55 terbentuk salient / tombolo
 LB 
2

0,25( L B ) 2
Lg=
YB

0,25(150) 2
Lg=  45m  50 m
125

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-11

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
Agar terbentuk salient maka jarak antara breakwater adalah 50 m.

Lb

BW BW
Lg

Yb
Laut

Darat

Gambar 6.4 Layout penempatan breakwater.

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-12

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
6.2.3 Lokasi Alo Induk

1) Penentuan Letak Breakwater

Dengan menggunakan grafik hasil perhitungan gelombang refraksi sederhana hasil


seperti pada Gambar 6.2 diketahui bahwa gelombang pecah terjadi di kedalaman 6.5 m.

Berdasarkan perhitungan tinggi gelombang pecah diketahui jarak breaker line dari pantai
(Ybr) adalah ±100 m.

Letak breakwater (YB) adalah pada YB < Ybr

Kriteria pembentukan tombolo dan salient.

YB
>1  tidak akan terbentuk salient
Ybr

YB
<1  berpotensi terbentuk salient atau tombolo
Ybr

YB
0.55  dapat terbentuk salient / tombolo sempurna (kriteria yang dipilih)
Ybr

YB
0.39  dapat terbentuk double tombolo
Ybr

Agar terbentuk salient sempurna, maka

= 0.5 . 100 = 50 m

Maka breakwater direncanakan dibangun dengan jarak 50 meter dari pantai.

2) Penentuan Panjang Breakwater

Panjang Breakwater ditentukan dengan menggunakan bilangan Iribaren (I) yaitu :

 LB 
 1,720,41 
I e  B 
Y

Persamaan tersebut digunakan dengan terlebih dahulu menentukan YB.

Adapun hubungan nilai I dengan pola sedimentasinya adalah sebagai berikut.

LB
I=1 maka  3.205 terbentuk tombolo sempurna
YB

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-13

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
LB
I=2 maka 1,965   3.205 terbentuk tombolo periodik
YB

LB
I=3 maka 1,14   1.965 terbentuk salient sempurna
YB

LB
I=4 maka 0,525   1.14 terbentuk subdued salient
YB

LB
I=5 maka  0.525 tidak ada sedimentasi
YB

LB
Dengan menetapkan pola sedimentasi, dapat ditentukan kisaran selanjutnya dengan
YB
diketahuinya YB, dapat dihitung LB.

Agar terbentuk salient sempurna maka panjang breakwater adalah

LB
1,14   1.965
YB

LB = 1.5 . 50 = 75 m

Panjang breakwater direncanakan 75 m.

3) Penentuan Jarak Antar Breakwater

Jarak antar breakwater ditentukan dengan metode Suh dan Dalrymple :

LB .YB
 0,55 terbentuk salient / tombolo
 LB 
2

0,25( L B ) 2
Lg=
YB

0,25(75) 2
Lg=  28,125  25 m
50

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-14

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
Agar terbentuk salient maka jarak antara breakwater adalah 25 m.

Lb

BW BW
Lg

Yb
Laut

Darat

Gambar 6.5 Layout penempatan breakwater.

6.3 Perencanaan Struktur Offshore Breakwater


1) Penentuan Elevasi Puncak

Elevasi puncak direncanakan berdasarkan pasang surut dan tinggi gelombang


perencanaan.

Elevasi puncak = MHWS + Run up + Free Board

Dengan nilai MHWS tertentu, dan tinggi Run-Up dari gelombang perencanaan maka
didapatkan nilai elevasi puncak. Besar koefisien Run-Up didapatkan berdasarkan fungsi
bilangan Iribaren. Untuk menentukan nilai Run-Up dapat dilihat pada Gambar 6.6.
( Sumber : Pelabuhan ; Bambang Triatmodjo Hal 140).

tan 
Ir  1
H  2

 
 Lo 

Keterangan:
Ir : bilangan Irribaren
 : sudut kemiringan sisi struktur
H : tinggi gelombang di lokasi bangunan
Lo : panjang gelombang di laut dalam

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-15

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
Gambar 6.6 Grafik untuk penentuan nilai Run-Up berdasarkan fungsi bilangan Irribaren.
(sumber : Pelabuhan, Bambang Triatmodjo)

2) Perhitungan Lebar Mercu (Crest Width)


Lebar puncak breakwater dapat dihitung dengan rumus berikut :

W 1/ 3
B  n.K  .( )
Wr
Dimana:
B = lebar Puncak
N = jumlah butir batu(lapisan)
kΔ = koefisien lapis (Tabel 6.1)
Wr = berat jenis batu pelindung

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-16

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
Tabel 6.1 Nilai koefisien layer (KΔ) berdasarkan Shore Protection Manual 1984.

Armor unit Placement Layer Coefficient kA Porosity (P) %


Quarrystone (Smooth) 2 Random 1.02 38
Quarrystone (Rough) 2 Random 1.00 37
Quarrystone (Rough) >3 Random 1.00 40
Quarrystone (Parallepiped) 2 Special --------- 27
Cube (Modified) 2 Random 1.10 47
Tetrapod 2 Random 1.04 50
Quadripod 2 Random 0.95 49
Hexipod 2 Random 1.15 47
Tribar 2 Random 1.02 54
Dolos 2 Random 0.94 56
Toskane 2 Random 1.03 52
Tribar 1 Uniform 1.13 47
Quarrystone Graded Random --------- 37
SPM 1984. VOLUME II, CHAPTER 7/III, PAGE 7-234

3) Perhitungan Berat Armor


Arm or U nit Placem ent Layer C oefficient k A Porosity (P)%
Perhitungan berat armor dilakukan dengan menggunakan Rumus Hudson sebagai
berikut: Q uarrystone (Sm ooth) 2 R andom 1.02 38
Q uarrystone (R ough) 2 R andom 1.00 37
 r H 3 (R ough)
Q uarrystone >3 R andom 1.00 40
W Q uarrystone3 (Parallepiped) 2 Special -------- 27
 ube
C 
 r (M odified) 2 R andom 1.10 47
KD   1 cot 

Tetrapod
 air laut  2 R andom 1.04 50
Q uadripod 2 R andom 0.95 49
H exipod 2 R andom 1.15 47
Dimana: Tribar 2 R andom 1.02 54
D olos 2 R andom 0.94 56
W Toskane = berat armor (ton) 2 R andom 1.03 52
H Tribar 1
= tinggi gelombang rencana (meter). U niform 1.13 47
Q uarrystone G raded R andom --------- 37
r = Berat jenis armor ( beton = 2.3 ton/m3).
S P M 1984. V O LUM E II, CHA P TE R 7/III, P A G E 7- 234

 air laut = Berat jenis air laut (1,025 – 1,03 ton/m3)


Cot θ = Kemiringan struktur breakwater
KD = Koefisien stabilitas armor yang kita gunakan (jenis Tetrapod dan kubus
beton) (Tabel 6.2)

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-17

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
Tabel 6.2 Nilai koefisien stabilitas (KD) berdasarkan Shore Protection Manual 1984.

No- Damage Criteria and Minor Overtopping


Structure Trunk Structure Head
KD2 KD Slope
Armor Units n3 Placement
Breaking Nonbreaking Breaking Nonbreaking
Cot 
Wave Wave Wave Wave
Quarrystone
Smooth rouded 2 Random 1.2 2.4 1.1 1.9 1.5 to 3.0
5
Smooth rouded >3 Random 1.6 3.2 1.4 2.3
4 4 5
Rough angular 1 Random 4 2.9 2.3
1.9 3.2 1.5
Rough angular 2 Random 2.0 4.0 1.6 2.8 2.0
1.3 2.3 3.0
5
Rough Angular >3 Random 2.2 4.5 2.1 4.2
5
Rough Angular 2 Special 5.8 7.0 5.3 6.4
Parallepiped 7 2 Special 7.0 -20.0 8.5 -24.0 ---- -----

Tetrapod 5.0 6.0 1.5


and 2 Random 7.0 8.0 4.5 5.5 2.0
Quadripod 3.5 4.0 3.0
8.3 9.0 1.5
Tribar 2 Random 9.0 10.0 7.8 8.5 2.0
6.0 6.5 3.0
Dolos 2 Random 15.8 8 31.8 8 8.0 16.0 2.0 9
7.0 14.0 3.0
5
Modified cube 2 Random 6.5 7.5 ----- 5.0
5
Hexapod 2 Random 8.0 9.5 5.0 7.0
5
Toskane 2 Random 11.0 22.0
5
Tribar 1 Unifarm 12.0 15.0 7.5 9.5
Quarrystone (KRR)
Graded angular Random 2.2 2.5 ---- ---- ----

1. CAUTION: Those K D values shown in italics are unsupported by test results and are only provided for
preliminary design purposes
2. Applicable to slopes ranging from 1 on 1.5 to 1 on 5
3. n is the number of units comprising the thickness of the armor layer
4. The use of singel layer of quarrystone armor units is not recommended for structure subject to breaking waves and
5. only
Until under special conditions
more information for structure
is available subject to
on the variation of nonbreaking
K D value withwaved.
slope, When
the useit of
is used, the stone
KD should should be
be limited
to slopes ranging from 1 on 1.5 to 1 on 3 some armor units tested on a structure head indicated a KD -
slope dependence
6. Special placement with long axis of stone placed perpendicular to structure face.
7. Parallelepiped - shaped stone: long slab - like stone dimension about 3 times the shortest dimension
(Mrkle and Davidson, 1979).
8. Refers to no - damage criteria (<5 percent displacement, rocking, etc); if no rocking (<2 percent) is
desired, reduce KD 50 percent (Zwamborn and Van Niekern, 1982).
9. Stability of dolosse on slopes steeper than 1 and 2 should be substantianed by site-specific model test.

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-18

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
4) Perhitungan Tebal Lapisan Armor

Penentuan tebal lapisan ditentukan dengan menggunakan persamaan seperti untuk


perhtungan lebar mercu sebagai berikut:

1
 W 3
t  n k  
 r 
Dimana :
t = tebal lapis pelindung (m)
n = jumlah lapis batu dalam lapis pelindung (n minimal 2)
k = koefisien lapis (layer coefficient) dalam Tabel 6.1

r = berat jenis beton (2.3 ton/m3)

5) Jumlah Batu Pelindung

Jumlah batu pelindung tiap satuan luas (kita ambil tiap luasan lari A = 10 m2)

P  r 
2/3

N  An k 1   
 100  W 
Dimana :

P adalah porosity, dan untuk tetrapod, P = 50. A diambil sebesar 10 m2

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-19

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
6) Dimensi Tetrapod

Gambar 6.7 Dimensi Tetrapod

Tabel 6.3 Dimensi tetrapod yang digunakan dalam desain

Nominal Actual Weight


Volume Form Area h d S r1 r2 r3 b c e
Weight *)
(ton) (ton)
3
(m ) 2
(m ) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0.5 0.46 0.2 2.18 900 965 1075 215 135 100 435 35 585
1.0 0.92 0.4 3.44 1130 1215 1350 270 170 125 545 45 740
2.0 1.84 0.8 5.42 1420 1525 1695 340 210 155 685 55 930
3.2 2.88 1.25 7.32 1650 1770 1970 395 245 180 800 65 1075
4.0 3.68 1.6 8.62 1790 1920 2140 425 265 195 865 70 1170
5.0 4.60 2.0 10.00 1930 2075 2305 460 285 210 935 75 1260
6.3 5.75 2.5 11.52 2070 2225 2470 495 310 225 1010 80 1360
8.0 7.36 3.2 13.74 2260 2430 2700 540 335 245 1095 90 1475
10.0 9.20 4.0 15.88 2430 2610 2905 580 360 265 1175 95 1590
12.5 11.50 5.0 18.46 2620 2815 3130 625 390 285 1270 105 1710
16.0 14.49 6.3 21.54 2830 3040 3380 675 420 310 1370 110 1850
20.0 18.40 8.0 25.19 3060 3290 3655 730 455 335 1485 120 2000
25.0 23.00 10.0 29.29 3300 3545 3945 785 490 360 1600 130 2155
32.0 28.75 12.5 33.90 3550 3815 4240 845 530 390 1720 140 2320
40.0 36.80 16.0 40.08 3860 4150 4610 920 575 420 1870 155 2520
50.0 46.00 20.0 46.44 4155 4465 4965 990 620 455 2015 165 2715
64.0 58.88 25.6 54.59 4505 4845 5385 1075 675 495 2185 180 2950
80.0 80.50 35.0 67.25 5000 5375 5975 1200 745 545 2420 200 3270

Sumber : Shore Protection Manual 1984


3
*) Note: Actual weight of Tetrapod is determined based on unit weight of concrete of 2.30 t/m
Hasil Interpolasi

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-20

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
7) Pelindung Kaki
Tebal pelindung kaki diambil sebesar tebal lapisan utama (r), sedang panjangnya dihitung
dengan persamaan yang terdapat pada Gambar 6.6.

Gambar 6.8 Perhitungan panjang pelindung kaki menurut SPM

6.3.1 Perhitungan Dimensi Breakwater Lokasi Sawang

A. Perhitungan Dimensi Breakwater


1. Penentuan Elevasi Puncak Breakwater
Elevasi puncak = MHWS + Run up + Free Board
HWS = + 3.11 m.
Tinggi gelombang rencana pada lokasi penempatan breakwater diambil dari tinggi
gelombang pecah sebesar 0.78d, dalam hal ini :
kedalaman (d) = kedalaman + HWS
d = 1.5 + 3.12 m = 4.62 meter, sehingga H rencana adalah 0.78 x 4.62 = 3.6 m.
Besar koefisien Run-Up didapatkan berdasarkan fungsi bilangan Iribaren. Kemiringan sisi
pemecah gelombang ditetapkan 1:1.5.
Tinggi gelombang di laut dalam :
Lo = 1.56 T2 = 1.56 . 10,552 =173.63 m
Maka Bilangan Irribaren = 4.63
Nilai Run-Up dihitung berdasarkan grafik perbandingan untuk Run Up untuk berbagai tipe
sisi miring.

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-21

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
Untuk cover layer dari Tetrapod :
Ru
 0,8
H Ru =0.8 x 3.6 = 2.88 m
Elevasi puncak Break Water dengan memperhitungkan tinggi kebebasan 0 m.
Elevasi puncak = 2.64 + 2.88 + 0 = + 5.52 m

2. Berat Lapisan Armor Breakwater


Data Untuk Perhitungan :
r (Kerapatan Bahan Armor) = 2.3 ton/m3

cot  (Kemiringan Struktur) = 1,5


Ww (Kerapatan Air Laut) = 1.025 ton/m3

 r 
Sr =  W  = 2.24
 w 

H (Tinggi Gelombang) = 3.6 m


KD ( Koefisien Stabilitas) = 7 ( Tabel 6.2 )
Berat minimum armor dihitung berdasarkan rumus Hudson sebagai berikut :
r H3
W 3
 r 
KD   1 cot 
  air laut 
2.3  3.6 3
W  5.32 ton
7  2.24  1 1.5
3

Jadi berat minimum tetrapod yang diperlukan untuk armor layer adalah 5.32 ton.

3. Perhitungan Lebar Mercu (B) Breakwater


Data Untuk Perhitungan :
 r (Kerapatan Bahan Armor) = 2.3 ton/m3

W (Berat Minimum Armor) = 5.32 ton


n (Jumlah Lapisan Armor) = 2
KΔ ( Koefisien Lapis) = 1.04 ( Tabel 6.1 )

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-22

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
Lebar puncak dapat dihitung dengan rumus berikut :
1
W  3

B  n  K   
 r 
1
 5.32  3
B  2×1.04 ×  
 2.3 
B  2.75 m
Jadi lebar puncak untuk breakwater adalah 2.75 meter.

4. Perhitungan Tebal Lapisan Armor (t)


Data Untuk Perhitungan :
 r (Kerapatan Bahan Armor) = 2.3 ton/m3

W (Berat Minimum Armor) = 5.32 ton


N (Jumlah Lapisan Armor) = 2
KΔ ( Koefisien Lapis) = 1.04 ( Tabel 6.1 )
Tebal lapisan armor dapat dihitung dengan rumus berikut :
1
W  3

t  n  K   
 r 
1
 5.32  3
t  2 ×1.04 ×  
 2.3 
t  2.75 m
Jadi tebal lapisan armor untuk breakwater adalah 2.75 meter.

5. Perhitungan Jumlah Armor Tiap 10 m2


Data Untuk Perhitungan :
 r (Kerapatan Bahan Armor) = 2.3 ton/m3

W (Berat Minimum Armor) = 5.32 ton


N (Jumlah Lapisan Armor) = 2
A (Luas) = 10 m2
P ( Porositas Armor) = 50 (Tabel 6.1)
n (Jumlah Lapisan Armor) = 2

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-23

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
Jumlah armor tiap 10 m2 dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
2
 P  r  3
N  A  n  K   1   
 100  W 
2
 50  2.3  3
N  10  2 1.04  1   
 100  5.32 
N  5.94 buah

Jumlah armor tiap satuan luas 10 m2 adalah 6 buah.

6. Penentuan Berat Lapisan Filter Kubus Beton


Data Untuk Perhitungan
W (Berat Armor Cover Layer) = 5.32 ton
W’ ( Berat Armor Filter Layer) = 0.53 ton
Dimensi kubus yang direncanakan :
 r (Kerapatan Bahan Armor) = 2.3 ton/m3
r (rusuk kubus) = 0.6 m
V ( Volume Kubus ) = 0.216 m3
W’ (Berat Armor Kubus) = V   r = 0.5 ton

Jadi berat armor kubus beton untuk lapisan filter adalah 0.5 ton (0.6 x 0.6x 0.6 m).

7. Penentuan Tebal Lapisan Filter


Data Untuk Perhitungan :
 r (Kerapatan Bahan Armor) = 2.3 ton/m3
W (Berat Armor) = 0.5 ton
N (Jumlah Lapisan Armor) = 2
KΔ ( Koefisien Lapis) = 1.1 (Tabel 6.1)
Tebal lapisan kubus dapat dihitung dengan rumus berikut :
1/ 3
W 
t= n * K  *  
 r 
1/ 3
 0.5 
t= 2 *1.1 *  
 2.3 
t= 1.32 m
Jadi tebal lapisan filter kubus beton adalah 1.32 meter.

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-24

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
8. Penentuan Jumlah Armor Kubus Beton Tiap 10 m2 untuk lapisan filter
Data Untuk Perhitungan :

 r (Kerapatan Bahan Armor) = 2.3 ton/m3

W (Berat Minimum Armor) = 0.5 ton


N (Jumlah Lapisan Armor) = 2
A (Luas) = 10 m2
P ( Porositas Armor) = 47 (Tabel 6.1)
n (Jumlah Lapisan Armor) = 2
KΔ ( Koefisien Lapis) = 1.1 (Tabel 6.1)
Jumlah armor tiap 10 m2 dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

P   r 
2/3

N = A * n * K  * 1   
 100  W 
2/3
 47  2.3 
N = 10 * 2 * 1.1 * 1   
 100  0.5 
N = 32.38 buah

Tabel 6.4 Rekapitulasi hasil perhitungan berat armor cover layer tetrapod (bagian yang
menghadap laut) dan dimensi breakwater

Elevasi Elevasi Lebar Hd KD W armor t armor W t


Filter Filter
Atas Bawah Mercu (m) (ton) (m)
(ton) (m)
(m) (m) (m) (Tetrapod) (Tetrapod)

5.52 Var 2.75 3.6 7 5.32 2.75 0.5 1.32

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-25

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
Gambar 6.9 Dimensi Tetrapod

Tabel 6.5 Dimensi Tetrapod yang digunakan dalam desain


Nominal Actual Weight
Volume Form Area h d S r1 r2 r3 b c e
Weight *)
(ton) (ton)
3
(m ) 2
(m ) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0.5 0.46 0.2 2.18 900 965 1075 215 135 100 435 35 585
1.0 0.92 0.4 3.44 1130 1215 1350 270 170 125 545 45 740
2.0 1.84 0.8 5.42 1420 1525 1695 340 210 155 685 55 930
3.2 2.88 1.25 7.32 1650 1770 1970 395 245 180 800 65 1075
4.0 3.68 1.6 8.62 1790 1920 2140 425 265 195 865 70 1170
5.0 4.60 2.0 10.00 1930 2075 2305 460 285 210 935 75 1260
6.3 5.75 2.5 11.52 2070 2225 2470 495 310 225 1010 80 1360
8.0 7.36 3.2 13.74 2260 2430 2700 540 335 245 1095 90 1475
10.0 9.20 4.0 15.88 2430 2610 2905 580 360 265 1175 95 1590
12.5 11.50 5.0 18.46 2620 2815 3130 625 390 285 1270 105 1710
16.0 14.49 6.3 21.54 2830 3040 3380 675 420 310 1370 110 1850
20.0 18.40 8.0 25.19 3060 3290 3655 730 455 335 1485 120 2000
25.0 23.00 10.0 29.29 3300 3545 3945 785 490 360 1600 130 2155
32.0 28.75 12.5 33.90 3550 3815 4240 845 530 390 1720 140 2320
40.0 36.80 16.0 40.08 3860 4150 4610 920 575 420 1870 155 2520
50.0 46.00 20.0 46.44 4155 4465 4965 990 620 455 2015 165 2715
64.0 58.88 25.6 54.59 4505 4845 5385 1075 675 495 2185 180 2950
80.0 80.50 35.0 67.25 5000 5375 5975 1200 745 545 2420 200 3270

*) Note: Actual weight of Tetrapod is determined based on unit weight of concrete of 2.30 t/m3
Hasil Interpolasi
Sumber : Shore Protection Manual 1984

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-26

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
Tabel 6.6 Hasil Perhitungan Dimensi Tetrapod Untuk Armor Layer Breakwater
Berdasarkan Protection Manual 1984

Nominal Actual Volume Form


h d s r1 r2 r3 b c e
Weight Weight Area

3 2 (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)


(ton) (ton) (m ) (m )

5.32 4.87 2.12 8.9 1958.89 2105.56 2337.42 468.43 293.36 212.92 955.78 75.71 1286.99

Tabel 6.7 Dimensi Kubus Yang Digunakan dalam Desain Filter Layer

Armor Berat Satuan Armor Volume Panjang Rusuk


(ton) (m3) (m)
Kubus 0.5 0.216 0.6

9. Pelindung Kaki
Tebal pelindung kaki diambil sebesar H, sedang panjangnya dihitung dengan persamaan
berikut :

Gambar 6.10 Perhitungan panjang pelindung kaki menurut SPM


Tebal pelindung kaki untuk breakwater adalah sama dengan H yaitu sebesar 3.6 meter
dan panjangnya adalah 2H = 7.2 meter.

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-27

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
6.3.2 Perhitungan Dimensi Breakwater Lokasi Bantane

A. Perhitungan Dimensi Breakwater


1. Penentuan Elevasi Puncak Breakwater
Elevasi puncak = MHWS + Run up + Free Board
HWS = + 2.45 meter.
Tinggi gelombang rencana pada lokasi penempatan breakwater diambil dari tinggi
gelombang pecah sebesar 0.78d, dalam hal ini :
kedalaman (d) = kedalaman + HWS
d = 1.5 + 2.45 m = 3.95meter, sehingga H rencana adalah 0.78 x 3.95 = 3.08 m.
Besar koefisien Run-Up didapatkan berdasarkan fungsi bilangan Iribaren. Kemiringan sisi
pemecah gelombang ditetapkan 1:1.5.
Tinggi gelombang di laut dalam :
Lo = 1.56 T2 = 1.56 . 10,552 =173.63 m
Maka Bilangan Irribaren = 5
Nilai Run-Up dihitung berdasarkan grafik perbandingan untuk Run Up untuk berbagai tipe
sisi miring.

Untuk cover layer dari Tetrapod :


Ru
 0,8
H Ru =0.8 x 3.08 = 2.46 m
Elevasi puncak Break Water dengan memperhitungkan tinggi kebebasan 0 m.
Elevasi puncak = 2.18 + 2.46 + 0 = + 4.6 m

2. Berat Lapisan Armor Breakwater


Data Untuk Perhitungan :
r (Kerapatan Bahan Armor) = 2.3 ton/m3

cot  (Kemiringan Struktur) = 1,5


Ww (Kerapatan Air Laut) = 1.025 ton/m3

 r 
Sr =  W  = 2.24
 w 

H (Tinggi Gelombang) = 3.08 m


KD ( Koefisien Stabilitas) = 7 ( Tabel 6.2 )
Berat minimum armor dihitung berdasarkan rumus Hudson sebagai berikut :
rH3
W= 3
  
K D  r  1 cot 
  airlaut 

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-28

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
2.33.08
3
W= 3
 2.3 
7   1 1.5
 1.025 
 
W = 3.33 ton
Jadi berat minimum tetrapod yang diperlukan untuk armor layer adalah 3.33 ton.

3. Perhitungan Lebar Mercu (B) Breakwater


Data Untuk Perhitungan :
 r (Kerapatan Bahan Armor) = 2.3 ton/m3

W (Berat Minimum Armor) = 3.33 ton


n (Jumlah Lapisan Armor) = 2
KΔ ( Koefisien Lapis) = 1.04 ( Tabel 6.1 )
Lebar puncak dapat dihitung dengan rumus berikut :
1/ 3
W 
B = n * K  *  
r 
1/ 3
 3.33 
B = 2 * 1.04 *  
 2.3 
B = 2.35 meter
Jadi lebar puncak untuk breakwater adalah 2.35 meter.

4. Perhitungan Tebal Lapisan Armor (t)


Data Untuk Perhitungan :
 r (Kerapatan Bahan Armor) = 2.3 ton/m3
W (Berat Minimum Armor) = 5.32 ton
N (Jumlah Lapisan Armor) = 2
KΔ ( Koefisien Lapis) = 1.04 ( Tabel 6.1 )
Tebal lapisan armor dapat dihitung dengan rumus berikut :
1/ 3
W 
t = n * K  *  
r 
1/ 3
 3.33 
t = 2 * 1.04 *  
 2.3 
t = 2.35 meter
Jadi tebal lapisan armor untuk breakwater adalah 2.35 meter.

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-29

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
5. Perhitungan Jumlah Armor Tiap 10 m2
Data Untuk Perhitungan :

 r (Kerapatan Bahan Armor) = 2.3 ton/m3

W (Berat Minimum Armor) = 3.33 ton


N (Jumlah Lapisan Armor) = 2
A (Luas) = 10 m2
P ( Porositas Armor) = 50 (Tabel 6.1)
n (Jumlah Lapisan Armor) = 2
2
Jumlah armor tiap 10 m dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

P   r 
2/3

N = A * n * K  * 1   
 100  W 
2/3
 50  2.3 
N = 10 * 2 * 1.04 * 1   
 100  3.33 
N = 8.12 buah
Jumlah armor tiap satuan luas 10 m2 adalah 8 buah.

6. Penentuan Berat Lapisan Filter Kubus Beton


Data Untuk Perhitungan
W (Berat Armor Cover Layer) = 3.33 ton
W’ ( Berat Armor Filter Layer) = 0.33 ton
Dimensi kubus yang direncanakan :
 r (Kerapatan Bahan Armor) = 2.3 ton/m3

r (rusuk kubus) = 0.5 m


V ( Volume Kubus ) = 0.125 m3
W’ (Berat Armor Kubus) = V   r = 0.29 ton

Jadi berat armor kubus beton untuk lapisan filter adalah 0.3 ton (0.5 x 0.5x 0.5 m).

7. Penentuan Tebal Lapisan Filter


Data Untuk Perhitungan :
 r (Kerapatan Bahan Armor) = 2.3 ton/m3

W (Berat Armor) = 0.3 ton


N (Jumlah Lapisan Armor) = 2
KΔ ( Koefisien Lapis) = 1.1 (Tabel 6.1)
Tebal lapisan kubus dapat dihitung dengan rumus berikut :

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-30

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
1/ 3
W 
t = n * K  *  
r 
1/ 3
 0.3 
t = 2 * 1.1 *  
 2.3 
t = 1.10 m
Jadi tebal lapisan filter kubus beton adalah 1.10 meter.

8. Penentuan Jumlah Armor Kubus Beton Tiap 10 m2 untuk lapisan filter


Data Untuk Perhitungan :
 r (Kerapatan Bahan Armor) = 2.3 ton/m3

W (Berat Minimum Armor) = 0.3 ton


N (Jumlah Lapisan Armor) = 2
A (Luas) = 10 m2
P ( Porositas Armor) = 47 (Tabel 6.1)
n (Jumlah Lapisan Armor) = 2
KΔ ( Koefisien Lapis) = 1.1 (Tabel 6.1)
Jumlah armor tiap 10 m2 dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

P   r 
2/3

N = A * n * K  * 1   
 100  W 
2/3
 47  2.3 
N = 10 * 2 * 1.1 * 1   
 100  0.3 
N = 45.3 buah

Tabel 6.8 Rekapitulasi hasil perhitungan berat armor cover layer tetrapod (bagian yang
menghadap laut) dan dimensi breakwater

Elevasi Elevasi Lebar Hd KD W armor t armor W t


Filter Filter
Atas Bawah Mercu (m) (ton) (m)
(ton) (m)
(m) (m) (m) (Tetrapod) (Tetrapod)

4.6 Var 2.35 3.08 7 3.33 2.35 0.3 1.10

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-31

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
Gambar 6.11 Dimensi Tetrapod
Tabel 6.9 Dimensi Tetrapod yang digunakan dalam desain
Nominal Actual Weight
Volume Form Area h d S r1 r2 r3 b c e
Weight *)
(ton) (ton)
3
(m ) 2
(m ) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0.5 0.46 0.2 2.18 900 965 1075 215 135 100 435 35 585
1.0 0.92 0.4 3.44 1130 1215 1350 270 170 125 545 45 740
2.0 1.84 0.8 5.42 1420 1525 1695 340 210 155 685 55 930
3.2 2.88 1.25 7.32 1650 1770 1970 395 245 180 800 65 1075
4.0 3.68 1.6 8.62 1790 1920 2140 425 265 195 865 70 1170
5.0 4.60 2.0 10.00 1930 2075 2305 460 285 210 935 75 1260
6.3 5.75 2.5 11.52 2070 2225 2470 495 310 225 1010 80 1360
8.0 7.36 3.2 13.74 2260 2430 2700 540 335 245 1095 90 1475
10.0 9.20 4.0 15.88 2430 2610 2905 580 360 265 1175 95 1590
12.5 11.50 5.0 18.46 2620 2815 3130 625 390 285 1270 105 1710
16.0 14.49 6.3 21.54 2830 3040 3380 675 420 310 1370 110 1850
20.0 18.40 8.0 25.19 3060 3290 3655 730 455 335 1485 120 2000
25.0 23.00 10.0 29.29 3300 3545 3945 785 490 360 1600 130 2155
32.0 28.75 12.5 33.90 3550 3815 4240 845 530 390 1720 140 2320
40.0 36.80 16.0 40.08 3860 4150 4610 920 575 420 1870 155 2520
50.0 46.00 20.0 46.44 4155 4465 4965 990 620 455 2015 165 2715
64.0 58.88 25.6 54.59 4505 4845 5385 1075 675 495 2185 180 2950
80.0 80.50 35.0 67.25 5000 5375 5975 1200 745 545 2420 200 3270

*) Note: Actual weight of Tetrapod is determined based on unit weight of concrete of 2.30 t/m3
Hasil Interpolasi
Sumber : Shore Protection Manual 1984

Tabel 6.10 Hasil Perhitungan Dimensi Tetrapod Untuk Armor Layer Breakwater
Berdasarkan Protection Manual 1984

Nominal Actual Volume Form


h d s r1 r2 r3 b c e
Weight Weight Area

3 2 (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)


(ton) (ton) (m ) (m )

3.33 3.06 1.3 5.4 1686.01 1812.67 2013.60 401.84 248.97 183.45 816.79 65.52 1100.71

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-32

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
Tabel 6.11 Dimensi Kubus Yang Digunakan dalam Desain Filter Layer

Armor Berat Satuan Armor Volume Panjang Rusuk


3
(ton) (m ) (m)
Kubus 0.3 0.125 0.5

9. Pelindung Kaki
Tebal pelindung kaki diambil sebesar H, sedang panjangnya dihitung dengan persamaan
berikut :

Gambar 6.12 Perhitungan panjang pelindung kaki menurut SPM

Tebal pelindung kaki untuk breakwater adalah sama dengan H yaitu sebesar 3.08 meter
dan panjangnya adalah 2H = 6.16 meter.

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-33

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
6.3.3 Perhitungan Dimensi Breakwater Lokasi Alo Induk

A. Perhitungan Dimensi Breakwater


1. Penentuan Elevasi Puncak Breakwater
Elevasi puncak = MHWS + Run up + Free Board
HWS = + 2.45 meter.
Tinggi gelombang rencana pada lokasi penempatan breakwater diambil dari tinggi
gelombang pecah sebesar 0.78d, dalam hal ini :
kedalaman (d) = kedalaman + HWS
d = 1.5 + 2.45 m = 3.95meter, sehingga H rencana adalah 0.78 x 3.95 = 3.08 m.
Besar koefisien Run-Up didapatkan berdasarkan fungsi bilangan Iribaren. Kemiringan sisi
pemecah gelombang ditetapkan 1:1.5.
Tinggi gelombang di laut dalam :
Lo = 1.56 T2 = 1.56 . 10,552 =173.63 m
Maka Bilangan Irribaren = 5
Nilai Run-Up dihitung berdasarkan grafik perbandingan untuk Run Up untuk berbagai tipe
sisi miring.
Untuk cover layer dari Tetrapod :
Ru
 0,8
H Ru =0.8 x 3.08 = 2.46 m
Elevasi puncak Break Water dengan memperhitungkan tinggi kebebasan 0 m.
Elevasi puncak = 2.18 + 2.46 + 0 = + 4.6 m

2. Berat Lapisan Armor Breakwater


Data Untuk Perhitungan :
r (Kerapatan Bahan Armor) = 2.3 ton/m3

cot  (Kemiringan Struktur) = 1,5


Ww (Kerapatan Air Laut) = 1.025 ton/m3

 r 
Sr =  W  = 2.24
 w 

H (Tinggi Gelombang) = 3.08 m


KD ( Koefisien Stabilitas) = 7 ( Tabel 6.2 )
Berat minimum armor dihitung berdasarkan rumus Hudson sebagai berikut :
rH3
W= 3
  
K D  r  1 cot 
  airlaut 

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-34

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
2.33.08
3
W= 3
 2.3 
7   1 1.5
 1.025 
 
W = 3.33 ton
Jadi berat minimum tetrapod yang diperlukan untuk armor layer adalah 3.33 ton.

3. Perhitungan Lebar Mercu (B) Breakwater


Data Untuk Perhitungan :
 r (Kerapatan Bahan Armor) = 2.3 ton/m3

W (Berat Minimum Armor) = 3.33 ton


n (Jumlah Lapisan Armor) = 2
KΔ ( Koefisien Lapis) = 1.04 ( Tabel 6.1 )
Lebar puncak dapat dihitung dengan rumus berikut :
1/ 3
W 
B = n * K  *  
r 
1/ 3
 3.33 
B = 2 * 1.04 *  
 2.3 
B = 2.35 meter
Jadi lebar puncak untuk breakwater adalah 2.35 meter.

4. Perhitungan Tebal Lapisan Armor (t)


Data Untuk Perhitungan :
 r (Kerapatan Bahan Armor) = 2.3 ton/m3
W (Berat Minimum Armor) = 3.33 ton
N (Jumlah Lapisan Armor) = 2
KΔ ( Koefisien Lapis) = 1.04 ( Tabel 6.1 )
Tebal lapisan armor dapat dihitung dengan rumus berikut :
1/ 3
W 
t = n * K  *  
r 
1/ 3
 3.33 
t = 2 * 1.04 *  
 2.3 
t = 2.35 meter
Jadi tebal lapisan armor untuk breakwater adalah 2.35 meter.

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-35

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
5. Perhitungan Jumlah Armor Tiap 10 m2
Data Untuk Perhitungan :

 r (Kerapatan Bahan Armor) = 2.3 ton/m3

W (Berat Minimum Armor) = 3.33 ton


N (Jumlah Lapisan Armor) = 2
A (Luas) = 10 m2
P ( Porositas Armor) = 50 (Tabel 6.1)
n (Jumlah Lapisan Armor) = 2
2
Jumlah armor tiap 10 m dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

P   r 
2/3

N = A * n * K  * 1   
 100  W 
2/3
 50  2.3 
N = 10 * 2 * 1.04 * 1   
 100  3.33 
N = 8.12 buah
Jumlah armor tiap satuan luas 10 m2 adalah 8 buah.

6. Penentuan Berat Lapisan Filter Kubus Beton


Data Untuk Perhitungan
W (Berat Armor Cover Layer) = 3.33 ton
W’ ( Berat Armor Filter Layer)= 0.33 ton
Dimensi kubus yang direncanakan :
 r (Kerapatan Bahan Armor) = 2.3 ton/m3

r (rusuk kubus) = 0.5 m


V ( Volume Kubus ) = 0.125 m3
W’ (Berat Armor Kubus) = V   r = 0.29 ton

Jadi berat armor kubus beton untuk lapisan filter adalah 0.3 ton (0.5 x 0.5x 0.5 m).

7. Penentuan Tebal Lapisan Filter


Data Untuk Perhitungan :
 r (Kerapatan Bahan Armor) = 2.3 ton/m3

W (Berat Armor) = 0.3 ton


N (Jumlah Lapisan Armor) = 2
KΔ ( Koefisien Lapis) = 1.1 (Tabel 6.1)
Tebal lapisan kubus dapat dihitung dengan rumus berikut :

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-36

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
1/ 3
W 
t = n * K  *  
r 
1/ 3
 0.3 
t = 2 * 1.1 *  
 2.3 
t = 1.10 m
Jadi tebal lapisan filter kubus beton adalah 1.10 meter.

8. Penentuan Jumlah Armor Kubus Beton Tiap 10 m2 untuk lapisan filter


Data Untuk Perhitungan :
 r (Kerapatan Bahan Armor) = 2.3 ton/m3

W (Berat Minimum Armor) = 0.3 ton


N (Jumlah Lapisan Armor) = 2
A (Luas) = 10 m2
P ( Porositas Armor) = 47 (Tabel 6.1)
n (Jumlah Lapisan Armor) = 2
KΔ ( Koefisien Lapis) = 1.1 (Tabel 6.1)
Jumlah armor tiap 10 m2 dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

P   r 
2/3

N = A * n * K  * 1   
 100  W 
2/3
 47  2.3 
N = 10 * 2 * 1.1 * 1   
 100  0.3 
N = 45.3 buah

Tabel 6.12 Rekapitulasi hasil perhitungan berat armor cover layer tetrapod (bagian yang
menghadap laut) dan dimensi breakwater

Elevasi Elevasi Lebar Hd KD W armor t armor W t


Filter Filter
Atas Bawah Mercu (m) (ton) (m)
(ton) (m)
(m) (m) (m) (Tetrapod) (Tetrapod)

4.6 Var 2.35 3.08 7 3.33 2.35 0.3 1.10

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-37

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
Gambar 6.13 Dimensi Tetrapod
Tabel 6.13 Dimensi Tetrapod yang digunakan dalam desain
Nominal Actual Weight
Volume Form Area h d S r1 r2 r3 b c e
Weight *)
(ton) (ton)
3
(m ) 2
(m ) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0.5 0.46 0.2 2.18 900 965 1075 215 135 100 435 35 585
1.0 0.92 0.4 3.44 1130 1215 1350 270 170 125 545 45 740
2.0 1.84 0.8 5.42 1420 1525 1695 340 210 155 685 55 930
3.2 2.88 1.25 7.32 1650 1770 1970 395 245 180 800 65 1075
4.0 3.68 1.6 8.62 1790 1920 2140 425 265 195 865 70 1170
5.0 4.60 2.0 10.00 1930 2075 2305 460 285 210 935 75 1260
6.3 5.75 2.5 11.52 2070 2225 2470 495 310 225 1010 80 1360
8.0 7.36 3.2 13.74 2260 2430 2700 540 335 245 1095 90 1475
10.0 9.20 4.0 15.88 2430 2610 2905 580 360 265 1175 95 1590
12.5 11.50 5.0 18.46 2620 2815 3130 625 390 285 1270 105 1710
16.0 14.49 6.3 21.54 2830 3040 3380 675 420 310 1370 110 1850
20.0 18.40 8.0 25.19 3060 3290 3655 730 455 335 1485 120 2000
25.0 23.00 10.0 29.29 3300 3545 3945 785 490 360 1600 130 2155
32.0 28.75 12.5 33.90 3550 3815 4240 845 530 390 1720 140 2320
40.0 36.80 16.0 40.08 3860 4150 4610 920 575 420 1870 155 2520
50.0 46.00 20.0 46.44 4155 4465 4965 990 620 455 2015 165 2715
64.0 58.88 25.6 54.59 4505 4845 5385 1075 675 495 2185 180 2950
80.0 80.50 35.0 67.25 5000 5375 5975 1200 745 545 2420 200 3270

*) Note: Actual weight of Tetrapod is determined based on unit weight of concrete of 2.30 t/m3
Hasil Interpolasi
Sumber : Shore Protection Manual 1984

Tabel 6.14 Hasil Perhitungan Dimensi Tetrapod Untuk Armor Layer Breakwater
Berdasarkan Protection Manual 1984

Nominal Actual Volume Form


h d s r1 r2 r3 b c e
Weight Weight Area

3 2 (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)


(ton) (ton) (m ) (m )

3.33 3.06 1.3 5.4 1686.01 1812.67 2013.60 401.84 248.97 183.45 816.79 65.52 1100.71

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-38

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
Tabel 6.15 Dimensi Kubus Yang Digunakan dalam Desain Filter Layer

Armor Berat Satuan Armor Volume Panjang Rusuk


3
(ton) (m ) (m)
Kubus 0.3 0.125 0.5

9. Pelindung Kaki
Tebal pelindung kaki diambil sebesar H, sedang panjangnya dihitung dengan persamaan
berikut :

Gambar 6.14 Perhitungan panjang pelindung kaki menurut SPM

Tebal pelindung kaki untuk breakwater adalah sama dengan H yaitu sebesar 3.08 meter
dan panjangnya adalah 2H = 6.16 meter.

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-39

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
6.4 Perhitungan Struktur Revetment
Salah satu alternatif perlindungan pantai adalah Revetment. Revetment direncanakan
dibangun pada kedalaman +1 m.

6.4.1 Perhitungan Struktur Revetment Lokasi Sawang


A . Perhitungan Dimensi Revetment
1. Penentuan Elevasi Puncak Revetment
Ketinggian revetment difungsikan agar dapat mencegah air melimpas melewati bangunan
revetment. Tinggi revetment biasanya didesain mengikuti elevasi pasang surut HHWL
(Highest High Water Level). Ujung kaki dari bangunan revetment ini diletakkan pada
kedalaman +1 meter.
Sehingga tinggi gelombang rencana (H) adalah = 0,78 x (kedalaman + HHWL)
H = 0,78 x 2,11 m
= 1,69 meter
Elevasi puncak revetment dengan memperhitungkan tinggi kebebasan 0,5 m
Elevasi = MHWS +0.5 H + Free Board
Elevasi puncak = 2,65+ 0,5 (1,69) + 0,5 = +3,99 m

2. Berat Lapisan Armor Revetment


Data Untuk Perhitungan :

 r (Kerapatan Bahan Armor) = 2,3 ton/m3 (kubus beton)

cot  (Kemiringan Struktur) = 1,5


Ww (Kerapatan Air Laut) = 1,025 ton/m3
 r 
Sr =  W  = 2,24
 w 

H (Tinggi Gelombang) = 1,69 meter


KD ( Koefisien Stabilitas) = 4 ( Tabel 6.2 )
Berat minimum armor dihitung berdasarkan rumus Hudson sebagai berikut :
r H3
W 3
 r 
KD   1 cot 
  air laut 
2,3 *1,693
W = 3
 0,97 ton
 2,3 
4*  1 *1.5
 1,025 
Jadi berat minimum kubus beton yang diperlukan untuk armor layer adalah 0,97 ton
(kubus dengan diameter 0,75m).

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-40

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
3. Perhitungan Lebar Mercu (B) Revetment
Data Untuk Perhitungan :

 r (Kerapatan Bahan Armor) = 2,3 ton/m3

W (Berat Minimum Armor) = 0,97 ton


n (Jumlah Lapisan Armor) = 2
KΔ ( Koefisien Lapis) = 1,1 ( Tabel 6.1 )
Lebar puncak dapat dihitung dengan rumus berikut :

W 1/ 3
B  n.K  .( )
Wr
1
 0,97  3
= 2 *1,1 *    1,65 m
 2,3 

Jadi lebar puncak Revetment adalah 1,65 meter.

4. Perhitungan Tebal Lapisan Armor (t)


Data Untuk Perhitungan :

 r (Kerapatan Bahan Armor) = 2,3 ton/m3


W (Berat Minimum Armor) = 0,97 ton
N (Jumlah Lapisan Armor) = 2
KΔ ( Koefisien Lapis) = 1,1 ( Tabel 6.1 )
Tebal lapisan armor dapat dihitung dengan rumus berikut :
1
W  3
t  n k  
 r 
1
 0,97  3
= 2 *1,1*    1,65 m
 2,3 
Jadi tebal lapisan armor untuk Revetment adalah 1,65 meter.

5. Perhitungan Jumlah Armor Tiap 10 m2


Data Untuk Perhitungan :

 r (Kerapatan Bahan Armor) = 2,3 ton/m3

W (Berat Minimum Armor) = 0,96 ton


N (Jumlah Lapisan Armor) = 2

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-41

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
A (Luas) = 10 m2
P ( Porositas Armor) = 47 (Tabel 6.1 )
n (Jumlah Lapisan Armor) = 2
2
Jumlah armor tiap 10 m dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

P  r 
2/3

N  An k 1   
 100  W 
N = 20 buah

Tabel 6.16 Rekapitulasi hasil perhitungan berat armor dan dimensi Revetment

Elevasi Elevasi Lebar W armor t armor


Atas Bawah Mercu (ton) (m)
(m) (m) (m) (kubus) (kubus)

3,99 Var 1,65 0,97 1,65

Tabel 6.17 Dimensi Kubus Yang Digunakan dalam Desain Cover Layer

Lapisan Berat Satuan Armor Diameter


(ton) (m)
Armor Cover Layer 0,97 0,75

6.4.2 Perhitungan Struktur Revetment Lokasi Bantane


A . Perhitungan Dimensi Revetment
1. Penentuan Elevasi Puncak Revetment
Ketinggian Revetment difungsikan agar dapat mencegah air melimpas melewati
bangunan Revetment. Tinggi Revetment biasanya didesain mengikuti elevasi pasang
surut HHWL (Highest High Water Level). Ujung kaki dari bangunan Revetment ini
diletakkan pada kedalaman +1 meter.
Sehingga tinggi gelombang rencana (H) adalah = 0,78 x (kedalaman + HHWL)
H = 0,78 x 1,45 m
= 1,16 meter
Elevasi puncak Revetment dengan memperhitungkan tinggi kebebasan 0,5 m
Elevasi = HHWL + 0.5 H + Free Board
Elevasi puncak = 2,45 + 0,5 (1,16) + 0,5 = +3,5 m

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-42

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
2. Berat Lapisan Armor Revetment
Data Untuk Perhitungan :

 r (Kerapatan Bahan Armor) = 2,3 ton/m3 (kubus beton)

cot  (Kemiringan Struktur) = 1,5


Ww (Kerapatan Air Laut) = 1,025 ton/m3
 r 
Sr =  W  = 2,24
 w 

H (Tinggi Gelombang) = 1,16 meter


KD ( Koefisien Stabilitas) = 4 ( Tabel 6.2 )
Berat minimum armor dihitung berdasarkan rumus Hudson sebagai berikut :
r H3
W 3
 r 
KD   1 cot 
  air laut 
2,3 *1,163
W = 3
 0,31 ton
 2,3 
4*  1 *1.5
 1,025 
Jadi berat minimum kubus beton yang diperlukan untuk armor layer adalah 0,31 ton
(kubus dengan diameter 0,5 m).

3. Perhitungan Lebar Mercu (B) Revetment


Data Untuk Perhitungan :
 r (Kerapatan Bahan Armor) = 2,3 ton/m3

W (Berat Minimum Armor) = 0,31 ton


n (Jumlah Lapisan Armor) = 2
KΔ ( Koefisien Lapis) = 1,1 ( Tabel 6.1 )
Lebar puncak dapat dihitung dengan rumus berikut :

W 1/ 3
B  n.K  .( )
Wr
1
 0,31  3
= 2 *1,1*    1,12 m
 2,3 

Jadi lebar puncak Revetment adalah 1,12 meter.

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-43

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
4. Perhitungan Tebal Lapisan Armor (t)
Data Untuk Perhitungan :

 r (Kerapatan Bahan Armor) = 2,3 ton/m3

W (Berat Minimum Armor) = 0,31 ton


N (Jumlah Lapisan Armor) = 2
KΔ ( Koefisien Lapis) = 1,1 ( Tabel 6.1 )
Tebal lapisan armor dapat dihitung dengan rumus berikut :
1
W  3
t  n k  
 r 
1
 0,31  3
= 2 *1,1*    1,12 m
 2,3 
Jadi tebal lapisan armor untuk Revetment adalah 1,12 meter.

5. Perhitungan Jumlah Armor Tiap 10 m2


Data Untuk Perhitungan :
 r (Kerapatan Bahan Armor) = 2,3 ton/m3
W (Berat Minimum Armor) = 0,31 ton
N (Jumlah Lapisan Armor) = 2
A (Luas) = 10 m2
P ( Porositas Armor) = 47 (Tabel 6.1 )
n (Jumlah Lapisan Armor) = 2
2
Jumlah armor tiap 10 m dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

P  r 
2/3

N  An k 1   
 100  W 
N = 44 buah

Tabel 6.18 Rekapitulasi hasil perhitungan berat armor dan dimensi Revetment

Elevasi Elevasi Lebar W armor t armor


Atas Bawah Mercu (ton) (m)
(m) (m) (m) (kubus) (kubus)

3,5 Var 1,12 0,31 1,12

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-44

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
Tabel 6.19 Dimensi Kubus Yang Digunakan dalam Desain Cover Layer

Lapisan Berat Satuan Armor Diameter


(ton) (m)
Armor Cover Layer 0,31 0,5

6.4.3 Perhitungan Struktur Revetment Lokasi Alo Induk


A . Perhitungan Dimensi Revetment
1. Penentuan Elevasi Puncak Revetment
Ketinggian revetment difungsikan agar dapat mencegah air melimpas melewati bangunan
revetment. Tinggi revetment biasanya didesain mengikuti elevasi pasang surut HHWL
(Highest High Water Level). Ujung kaki dari bangunan revetment ini diletakkan pada
kedalaman +1 meter.
Sehingga tinggi gelombang rencana (H) adalah = 0,78 x (kedalaman + HHWL)
H = 0,78 x 1,45 m
= 1,16 meter
Elevasi puncak revetment dengan memperhitungkan tinggi kebebasan 0,5 m
Elevasi = HHWL +0.5 H + Free Board
Elevasi puncak = 2,45+ 0,5 (1,16) + 0,5 = +3,5 m

2. Berat Lapisan Armor Revetment


Data Untuk Perhitungan :

 r (Kerapatan Bahan Armor) = 2,3 ton/m3 (kubus beton)

cot  (Kemiringan Struktur) = 1,5


Ww (Kerapatan Air Laut) = 1,025 ton/m3
 r 
Sr =  W  = 2,24
 w 

H (Tinggi Gelombang) = 1,16 meter


KD ( Koefisien Stabilitas) = 4 ( Tabel 6.2 )
Berat minimum armor dihitung berdasarkan rumus Hudson sebagai berikut :
r H3
W 3
 r 
KD   1 cot 
  air laut 
2,3 *1,163
W = 3
 0,31 ton
 2,3 
4*  1 *1.5
 1,025 

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-45

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
Jadi berat minimum kubus beton yang diperlukan untuk armor layer adalah 0,31 ton
(kubus dengan diameter 0,5 m).

3. Perhitungan Lebar Mercu (B) Revetment


Data Untuk Perhitungan :

 r (Kerapatan Bahan Armor) = 2,3 ton/m3

W (Berat Minimum Armor) = 0,31 ton


n (Jumlah Lapisan Armor) = 2
KΔ ( Koefisien Lapis) = 1,1 ( Tabel 6.1 )
Lebar puncak dapat dihitung dengan rumus berikut :

W 1/ 3
B  n.K  .( )
Wr
1
 0,31  3
= 2 *1,1*    1,12 m
 2,3 

Jadi lebar puncak Revetment adalah 1,12 meter.

4. Perhitungan Tebal Lapisan Armor (t)


Data Untuk Perhitungan :

 r (Kerapatan Bahan Armor) = 2,3 ton/m3

W (Berat Minimum Armor) = 0,31 ton


N (Jumlah Lapisan Armor) = 2
KΔ ( Koefisien Lapis) = 1,1 ( Tabel 6.1 )
Tebal lapisan armor dapat dihitung dengan rumus berikut :
1
 W 3
t  n k  
 r 
1
 0,31  3
= 2 *1,1*    1,12 m
 2,3 
Jadi tebal lapisan armor untuk Revetment adalah 1,12 meter.

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-46

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
5. Perhitungan Jumlah Armor Tiap 10 m2
Data Untuk Perhitungan :

 r (Kerapatan Bahan Armor) = 2,3 ton/m3

W (Berat Minimum Armor) = 0,31 ton


N (Jumlah Lapisan Armor) = 2
A (Luas) = 10 m2
P ( Porositas Armor) = 47 (Tabel 6.1 )
n (Jumlah Lapisan Armor) = 2
2
Jumlah armor tiap 10 m dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

P  r 
2/3

N  An k 1   
 100  W 
N = 44 buah

Tabel 6.20 Rekapitulasi hasil perhitungan berat armor dan dimensi Revetment

Elevasi Elevasi Lebar W armor t armor


Atas Bawah Mercu (ton) (m)
(m) (m) (m) (kubus) (kubus)

3,5 Var 1,12 0,31 1,12

Tabel 6.21 Dimensi Kubus Yang Digunakan dalam Desain Cover Layer

Lapisan Berat Satuan Armor Diameter


(ton) (m)
Armor Cover Layer 0,31 0,5

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-47

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
Bab 6 ................................................................................................................ 1
PERENCANAAN STRUKTUR PELINDUNG PANTAI ...................................................... 1
Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi
Utara ................................................................................................................ 1
6.1 Kriteria Desain ...................................................................................... 1
6.2 Perencanaan Layout Offshore Breakwater ................................................. 7
6.2.1 Lokasi Sawang ................................................................................ 7
6.2.2 Lokasi Bantane ..............................................................................10
6.2.3 Lokasi Alo Induk ............................................................................13
6.3 Perencanaan Struktur Offshore Breakwater..............................................15
6.4 Perhitungan Struktur Revetment ............................................................40
6.4.1 Perhitungan Struktur Revetment Lokasi Sawang ................................40
6.4.2 Perhitungan Struktur Revetment Lokasi Bantane ................................42
6.4.3 Perhitungan Struktur Revetment Lokasi Alo Induk ..............................45

Gambar 6.1 Grafik Perbandingan tinggi gelombang hasil refraksi difraksi dan gelombang pecah
untuk lokasi Sawang ............................................................................................. 5
Gambar 6.2 Grafik Perbandingan tinggi gelombang hasil refraksi difraksi dan gelombang pecah
untuk lokasi Bantane dan Alo Induk............................................................................ 6
Gambar 6.3 Layout penempatan breakwater. ................................................................ 9
Gambar 6.4 Layout penempatan breakwater. ...............................................................12
Gambar 6.5 Layout penempatan breakwater. ...............................................................15
Gambar 6.6 Grafik untuk penentuan nilai Run-Up berdasarkan fungsi bilangan Irribaren. (sumber :
Pelabuhan, Bambang Triatmodjo) ............................................................................16
Gambar 6.7 Dimensi Tetrapod.................................................................................20
Gambar 6.8 Perhitungan panjang pelindung kaki menurut SPM ........................................21
Gambar 6.9 Dimensi Tetrapod.................................................................................26
Gambar 6.10 Perhitungan panjang pelindung kaki menurut SPM .......................................27
Gambar 6.11 Dimensi Tetrapod ...............................................................................32
Gambar 6.12 Perhitungan panjang pelindung kaki menurut SPM .......................................33
Gambar 6.13 Dimensi Tetrapod ...............................................................................38
Gambar 6.14 Perhitungan panjang pelindung kaki menurut SPM .......................................39

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-48

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
Tabel 6.1 Nilai koefisien layer (KΔ) berdasarkan Shore Protection Manual 1984. ....................17
Tabel 6.2 Nilai koefisien stabilitas (KD) berdasarkan Shore Protection Manual 1984. ...............18
Tabel 6.3 Dimensi tetrapod yang digunakan dalam desain ..............................................20
Tabel 6.4 Rekapitulasi hasil perhitungan berat armor cover layer tetrapod (bagian yang
menghadap laut) dan dimensi breakwater ...................................................................25
Tabel 6.5 Dimensi Tetrapod yang digunakan dalam desain ..............................................26
Tabel 6.6 Hasil Perhitungan Dimensi Tetrapod Untuk Armor Layer Breakwater Berdasarkan
Protection Manual 1984.........................................................................................27
Tabel 6.7 Dimensi Kubus Yang Digunakan dalam Desain Filter Layer .................................27
Tabel 6.8 Rekapitulasi hasil perhitungan berat armor cover layer tetrapod (bagian yang
menghadap laut) dan dimensi breakwater ...................................................................31
Tabel 6.9 Dimensi Tetrapod yang digunakan dalam desain ..............................................32
Tabel 6.10 Hasil Perhitungan Dimensi Tetrapod Untuk Armor Layer Breakwater Berdasarkan
Protection Manual 1984.........................................................................................32
Tabel 6.11 Dimensi Kubus Yang Digunakan dalam Desain Filter Layer ...............................33
Tabel 6.12 Rekapitulasi hasil perhitungan berat armor cover layer tetrapod (bagian yang
menghadap laut) dan dimensi breakwater ...................................................................37
Tabel 6.13 Dimensi Tetrapod yang digunakan dalam desain ............................................38
Tabel 6.14 Hasil Perhitungan Dimensi Tetrapod Untuk Armor Layer Breakwater Berdasarkan
Protection Manual 1984.........................................................................................38
Tabel 6.15 Dimensi Kubus Yang Digunakan dalam Desain Filter Layer ...............................39
Tabel 6.16 Rekapitulasi hasil perhitungan berat armor dan dimensi Revetment......................42
Tabel 6.17 Dimensi Kubus Yang Digunakan dalam Desain Cover Layer ..............................42
Tabel 6.18 Rekapitulasi hasil perhitungan berat armor dan dimensi Revetment......................44
Tabel 6.19 Dimensi Kubus Yang Digunakan dalam Desain Cover Layer ..............................45
Tabel 6.20 Rekapitulasi hasil perhitungan berat armor dan dimensi Revetment......................47
Tabel 6.21 Dimensi Kubus Yang Digunakan dalam Desain Cover Layer ..............................47

KL – 4099 Tugas Akhir


Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 6-49

Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan

Anda mungkin juga menyukai