Anda di halaman 1dari 24

SOSIALISASI PENCEGAHAN KORUPSI

PENGAWALAN BERSAMA
PENGELOLAAN KEUANGAN - DANA DESA

Tim Pengawalan Bersama Pengelolaan Dana Desa

Jakarta, 15 Maret 2016


Latar Belakang
Adanya kesepahaman bahwa mengawal dana desa tidak mungkin dilakukan sendiri-sendiri,
namun berupa collective action

Semakin besarnya potensi korupsi sampai ke tingkat desa apabila dana desa tidak dikelola
sesuai dengan regulasi dan tidak adanya pengawasan dari berbagai elemen

Penggunaan dana desa dapat dipertanggungjawabkan dengan baik, maka dana desa perlu
dikawal dimulai dari Perencanaan, Pelaksanaan, Pelaporan dan Pertanggungjawaban

Mendukung / meningkatkan peran serta masyarakat dalam ikut mengamankan serta


mengawasi dana pembangunan desa

Menjadikan masyarakat menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pengawasan dana desa
dan sebagai mitra dalam pengawalan pengelolaan dana desa

Jakarta, 15 Maret 2016


Kegiatan Bersama Pengawalan
Pengelolaan Keuangan – Dana Desa
• Memonitor implementasi atas Rencana Aksi yang
disusun oleh Kementerian / Lembaga / Pemda
terkait di tingkat pusat maupun daerah
• Sosialisasi pencegahan korupsi dalam pengelolaan
keuangan desa dan meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam mengawasinya
• Mempersiapkan daerah sebagai piloting untuk
penerapan Best Practices terkait pembangunan
kapasitas desa

Jakarta, 15 Maret 2016


ISU STRATEGIS DANA DESA
Formulasi Alokasi Dana Desa

Skema Penyaluran Dana Desa

Penggunaan Dana Desa

Pengelolaan Dana Desa

Jakarta, 15 Maret 2016


Formulasi Pengalokasian Dana Desa
 ALOKASI DASAR:
90% merata untuk semua Desa pada kabupaten/kota (Alokasi minimal yang
diterima oleh Desa secara merata di kabupaten/kota)

 ALOKASI FORMULA:
10% didistribusikan ke Desa secara proporsional berdasarkan 4 indikator :
1) Jumlah penduduk;
2) Jumlah penduduk miskin;
3) Luas wilayah; dan
4) Tingkat kesulitan geografis.

Jakarta, 15 Maret 2016


Skema Penyaluran Dana Desa

2016
2015 Tahap I: pada Maret sebesar 60%
Tahap I: pada April sebesar 40% Tahap II: pada Agustus sebesar 40%
Tahap II: pada Agustus sebesar 40%
Tahap III: pada Oktober sebesar 20%

Jakarta, 15 Maret 2016


Persyaratan Penyaluran
PENYALURAN DD DARI RKUN KE RKUD:
 Peraturan Daerah mengenai APBD Kabupaten/Kota tahun berjalan;
 Peraturan bupati/walikota mengenai tata cara pembagian dan
penetapan besaran Dana Desa;
 Laporan realisasi penyaluran dan konsolidasi penggunaan Dana
Desa tahap sebelumnya.
PENYALURAN DD DARI RKUD KE RKD:
 Peraturan Desa mengenai APB Desa tahun anggaran berjalan; dan
 Laporan realisasi penggunaan Dana Desa tahap sebelumnya.

Jakarta, 15 Maret 2016


Penggunaan Dana Desa (DD)

 PENGGUNAAN DD, 4 BIDANG :


 Berdasarkan KEWENANGAN
− PENYEL. PEMDES BERSKALA LOKAL DESA DAN
− PEMBANGUNAN KEWENANGAN BERDASARKAN
− PEMBERDAYAAN MASYARAKAT HAK ASAL-USUL
− KEMASYARAKATAN
 PRIORITAS PENGGUNAAN, 2 BIDANG:  Berdasarkan Prinsip : KEADILAN,
− PEMBANGUNAN DESA KEBUTUHAN PRIORITAS;
− PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TIPOLOGI DESA

Jakarta, 15 Maret 2016


Penggunaan Dana Desa (DD)
PRIORITAS PENGGUNAAN BIDANG PEMBANGUNAN DESA
pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan infrasruktur atau sarana dan prasarana fisik
untuk penghidupan, termasuk ketahanan pangan dan permukiman

pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan masyarakat

pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, sosial


dan kebudayaan
pengembangan usaha ekonomi masyarakat, meliputi pembangunan dan pemeliharaan sarana
prasarana produksi dan distribusi; dan/atau
pembangunan dan pengembangan sarana-prasarana energi terbarukan serta kegiatan pelestarian
lingkungan hidup

Jakarta, 15 Maret 2016


Penggunaan Dana Desa (DD)
PRIORITAS PENGGUNAAN BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-1
Peningkatan investasi ekonomi desa melalui pengadaan, pengembangan atau bantuan alat-alat
produksi, permodalan, dan peningkatan kapasitas melalui pelatihan dan pemagangan

Dukungan kegiatan ekonomi baik yang dikembangkan oleh BUM Desa atau BUM Desa
Bersama, maupun oleh kelompok dan atau lembaga ekonomi masyarakat Desa lainnya

Bantuan peningkatan kapasitas untuk program dan kegiatan ketahanan pangan Desa

Pengorganisasian masyarakat, fasilitasi dan pelatihan paralegal dan bantuan hukum masyarakat
Desa, termasuk pembentukan Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) dan pengembangan
kapasitas Ruang Belajar Masyarakat di Desa (Community Centre)

Jakarta, 15 Maret 2016


Penggunaan Dana Desa (DD)
PRIORITAS PENGGUNAAN BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-2
Promosi dan edukasi kesehatan masyarakat serta gerakan hidup bersih dan sehat, termasuk
peningkatan kapasitas pengelolaan Posyandu, Poskesdes, Polindes dan ketersediaan atau
keberfungsian tenaga medis/swamedikasi di Desa

Dukungan terhadap kegiatan pengelolaan Hutan/Pantai Desa dan Hutan/Pantai


Kemasyarakatan

Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat untuk energi terbarukan dan pelestarian


lingkungan hidup; dan/atau

Bidang kegiatan pemberdayaan ekonomi lainnya yang sesuai dengan analisa kebutuhan desa dan
telah ditetapkan dalam Musyawarah Desa.

Jakarta, 15 Maret 2016


TIPOLOGI DESA BIDANG PEMBERDAYAAN
mengutamakan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang berorientasi pada
membuka lapangan kerja dan atau usaha baru, serta bantuan penyiapan
Desa Tertinggal dan atau
infrastruktur bagi terselenggaranya kerja dan usaha warga atau masyarakat baik
Sangat Tertinggal dari proses produksi sampai pemasaran produk, serta pemenuhan kebutuhan atau
akses kehidupan masyarakat desa

memprioritaskan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan


Desa Berkembang kuantitas dan kualitas kerja dan atau proses produksi sampai pemasaran produk,
serta pemenuhan kebutuhan atau akses modal/fasilitas keuangan

mengembangkan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang visioner dengan


Desa Maju dan atau menjadikan desa sebagai lumbung ekonomi atau kapital rakyat, dimana desa
dapat menghidupi dirinya sendiri atau memiliki kedaulatan ekonomi, serta mampu
Mandiri mengembangkan potensi atau sumberdaya ekonomi atau manusia dan kapital
desa secara berkelanjutan

Jakarta, 15 Maret 2016


KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 113 TAHUN 2014
TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
Tahapan Pengelolaan Keuangan Desa
Keuangan Desa
Pengelolaan
Tahapan

Pelaksanaan
Perencanaan Penganggaran Penatausahaan Pelaporan Pertanggungjawaban
Kegiatan

Peraturan
Pentahapan

7 Sumber 1. Buku Kas Umum 1. Laporan Semester I


RPJMDesa Pendapatan 2. Buku Pembantu Pajak 2. Laporan Semester Akhir Desa
Desa 3. Buku Bank Tahun
Pentahapan

RKPDesa
Pentahapan

Rancangan
APBDesa
POTENSI MASALAH
1. Perencanaan
 Inkonsistensi antara RPJMDes dengan RKPDes dan APBDes;
 Program/kegiatan tidak sejalan dengan kewenangan Desa, tidak fokus, tidak
memberikan daya ungkit yang memadai;
 Akhir masa jabatan Kades target RPJMDes tidak tercapai;
 Tidak partisipatif.

2. Penganggaran
 Pengalokasian anggaran tidak sesuai dengan Standar Biaya Masukan (SBM);
 Penggunaan anggaran tidak sesuai dengan persyaratan atau ketentuan yang
berlaku. 1

3. Pelaksanaan
 Pengelolaan keuangan tidak melalui rekening kas Desa
 Jadwal waktu pelaksanaan tidak terpenuhi;
 Tidak sesuai dengan target yang ditetapkan;
 Tidak sesuai dengan spesifikasi yang ada pada RAB/DED;
 Kesalahan prosedur pengadaan barang/jasa;
 Tidak transparan.
Jakarta, 15 Maret 2016
Lanjutan…..
4. Penatausahaan
 Tidak memenuhi prosedur, mekanisme, dan standar administrasi keuangan
yang ditetapkan;
 Kesalahan pencatatan;
 Ketidaklengkapan dokumen

5. Pelaporan
 Tidak tepat waktu;
 Tidak sesuai dengan format standar;
 Isi laporan tidak memenuhi ketentuan.
1
6. Pertanggungjawaban
 Tidak sesuai dengan pagu anggaran yang ditetapkan;
 Tidak didukung dengan bukti yang autentik;
 Dokumen tidak lengkap/tidak memenuhi standar;
 Capaian target fisik tidak sesuai dengan pagu anggaran

Jakarta, 15 Maret 2016


EVALUASI PENGELOLAAN DANA DESA
Pagu Rp. 20,77 T
Disalurkan secara Jumlah Penyaluran dan
bertahap: Permasalahan:
Berdasarkan Pemantauan
 Tahap I bulan April dan Evaluasi:  PENYALURAN
sebesar 1) RKUN ke RKUD telah tersalurkan 100%
Rp.8.306.480.000,- (Rp.20.77 T) untuk 434 Kab/Kota;
(40%) 2) RKUD ke RKD tersalurkan 82.02%
 Tahap I bulan Mei s.d (Rp.17,03 T)
 Tahap II bulan Agustus Oktober  PERMASALAHAN
sebesar  Tahap II bulan Agustus s.d 1) Perubahan Pagu dari Rp. 9 T menjadi
Rp.8.306.480.000,- November Rp.20,7 T;
(40%) 2) Peraturan Bup/Walkot ttg rincian DD
 Tahap III pada minggu ke II perDesa terlambat;
 Tahap III bulan bulan Desember 3) Dokumen Rencana Desa (RPJMDes,
Oktober sebesar RKPDes, APBDes) terlambat;
Rp.4.153.240.000 4) Keraguan penggunaan DD;
(20%) 5) RKD belum ada/jauh;
6) Tidak taat laporan;
7) Kapasitas SDM Pemdes belum memadai.
• Akuntabilitas penggunaan Dana
Desa tergantung pada Pemerintahan
Desa dan merupakan objek audit
BPK.
• Pengawasan dilakukan di setiap level
pemerintahan sesuai dengan
kewenangan.
• Masyarakat dapat juga melakukan
pengawasan jika terjadi
penyalahgunaan atas Dana Desa
dapat dilaporkan pada aparat
penegak hukum.
• Monitoring dan pengawasan
penggunaan Dana Desa utamanya
dilaksanakan oleh Pemda.

Jakarta, 15 Maret 2016


PERAN PENGAWASAN APIP TERKAIT PENGELOLAAN DANA DESA
Level Pemerintah Pusat Level Pemerintah Daerah
ITJEN ITJEN ITJEN
APIP DAERAH APIP DAERAH
KEMENDAGRI KEMENDES & PDTT KEMENKEU

KEMENDAGRI KEMENDES & PDTT KEMENKEU PEMDA (Kab/Kota) PEM-DESA


 Memastikan  Memastikan  Memastikan  Memastikan  Memastikan
proses yang proses yang proses yang proses yang proses yang
terkait dengan terkait dengan terkait dengan terkait dengan terkait dengan
tugas dan fungsi tugas dan fungsi tugas dan fungsi tugas dan fungsi tugas dan fungsi
Kemendagri Kemendes & Kemenkeu PEMDA PEMDES dalam
dalam PDTT dalam dalam KAB/KOTA dalam Pengelolaan
Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Dana Desa
Dana Desa Dana Desa Dana Desa Dana Desa berjalan dengan
berjalan dengan berjalan dengan berjalan dengan baik
berjalan dengan
baik baik baik  Mitigasi risiko
baik
 Mitigasi risiko  Mitigasi risiko  Mitigasi risiko
 Mitigasi risiko

BPKP PENGAWALAN DALAM PENINGKATAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN DANA DESA


1. Memastikan seluruh ketentuan dan kebijakan dalam implementasi UU Desa khususnya keuangan desa dapat dilaksanakan dengan baik
untuk seluruh tingkatan pemerintahan
2. Pemerintah desa dapat melaksanakan siklus pengelolaan keuangan desa secara akuntabel mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, per-tanggungjawaban dan pengawasan.
PENGADAAN BARANG DAN JASA
Peraturan Kepala LKPP Nomor 13 Tahun 2013 jo.
Peraturan Kepala LKPP Nomor 22 Tahun 2015
Tentang Pedoman Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa Di Desa
Tata Cara PBJ Desa sebagaimana diatur dalam Perbup/Perwal tersebut dan dapat dilengkapi
dengan petunjuk pelaksanaan, dengan mengacu pada Perka ini serta dapat disesuaikan
dengan kondisi sosial budaya setempat
PBJ Desa pada prinsipnya dilakukan dengan swakelola dengan memaksimalkan sumber daya setempat dan gotong
royong. Namun jika tidak dapat dilakukan secara keseluruhan maupun sebagian dengan swakelola, PBJ dilakukan
oleh penyedia yang dianggap mampu
Tim Pengelola Kegiatan (TPK)  Khusus pengadaan Barang/Jasa di Desa
1. Pelaksana kegiatan baik melalui swakelola maupun penyedia adalah TPK
2. Ditetapkan oleh Kepala Desa melalui Surat Keputusan
3. Susunan maupun unsurnya harap disesuaikan dengan kapasitas (jumlah) dan kapabilitas SDM serta
anggaran (APBDes) yang dimiliki.

Penyedia
1. PBJ melalui Penyedia untuk mendukung swakelola atau PBJ langsung melalui penyedia
2. Penyedia harus memiliki tempat / lokasi usaha, kecuali tukang batu, tukang kayu, dan sejenisnya.
3. Untuk pekerjaan konstruksi, penyedia selain angka 1 juga mampu menyediakan tenaga ahli dan / atau peralatan yang
dibutuhkan.
Lanjutan……..
TIM PENGELOLA KEGIATAN (TPK)

-Kepala Desa
-Ketua
-Kepala Urusan
-Anggota
-Masyarakat
Kepala Desa
-Ketua -Sekretaris Desa
-Wakil -Kepala Urusan
SK -Anggota -Masyarakat

-Ketua -Kepala Urusan


-Wakil -Tetua Adat
-Sekretaris - Lembaga kemasyarakatan
-Anggota -Masyarakat

• Jakarta, 15 Maret 2016


Lanjutan……..
Pengadaan s.d Rp 50 juta  1 Hari Kerja SELESAI  Nilai tersebut dapat
- TPK membeli kepada 1 penyedia. ditetapkan berbeda oleh
Bupati/Walikota sesuai
- Tanpa penawaran tertulis. kondisi dan dalam batas
- Negosiasi untuk mendapatkan harga murah. wajar
- Bukti: nota, faktur pembelian, atau kuitansi atas nama TPK.  Dalam batas wajar dalam
hal ini berarti:
Pengadaan > Rp 50 juta s.d Rp 200 juta  1-2 Hari Kerja SELESAI
 Dapat lebih atau kurang
- TPK membeli kepada 1 penyedia.
dari nilai tersebut.
- Dengan penawaran tertulis, dengan daftar barang/jasa (rincian barang/jasa
atau ruang lingkup pekerjaan, volume, dan satuan).  Ada justifikasi atau data
- Negosiasi untuk mendapatkan harga murah. dukung yang dapat
Penawaran Tertulis
- Bukti: nota, faktur pembelian, atau kuitansi atas nama TPK. dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
Pengadaan > Rp 200 juta  Paling Lama 3 Hari Kerja
 Rasional.
- TPK mengundang dan meminta 2 penawaran dari 2 penyedia berbeda.
- TPK menilai pemenuhan spesifikasi (jika 2 penyedia memenuhi lanjut ke tahap
berikutnya, jika memenuhi 1 penyedia tetap lanjut ke tahap berikutnya, jika tidak
dipenuhi semua maka TPK membatalkan proses PBJ kemudian mengulang proses
PBJ).
- Negosiasi untuk mendapat harga murah.
- Hasil negosiasi dituangkan dalam Surat Perjanjian antara Ketua TPK dan penyedia.
APLIKASI SISKEUDES
Kemudahan
Built-in internal
Penggunaan Aplikasi
control
Output aplikasi:
(User Friendly)
• RPJM DESA & RKP DESA

Memudahkan Kesinambungan • APB Desa


Tatakelola Maintenance
Keuangan Desa
• Buku / Dokumen Penata-usahaan
Keu Desa (BKU, Bank, Pajak,SPP dll)

• Laporan Realisasi APB Desa


Transparansi Didukung dengan
Sesuai dengan Akuntabilitas Petunjuk
Regulasi yang Pelaksanaan • Laporan Kekayaan Milik Desa
Berlaku Keuangan Implementasi dan
Desa Manual Aplikasi • Laporan Realisasi per sumber dana

• Laporan Kompilasi di Tingkat Pemda

Aplikasi ini sesuai dengan


Permendagri 113/2014
HAL-HAL YANG PERLU MENDAPAT PERHATIAN TERKAIT PENGAWASAN TERHADAP
PENGELOLAAN DANA DESA
 Perlunya komitmen dari seluruh pimpinan K/L dan Daerah yang terkait dengan pengelolaan dana
desa untuk melakukan pengawasan berbasis risiko yang bersifat kontinyu, efektif, dan efisien.
 Perlunya perencanaan pengawasan yang tepat mengingat keterbatasan sumber daya (waktu, dana,
SDM, sarana dan prasarana) APIP Daerah untuk melakukan pengawasan terhadap pengelolaan
dana desa pada 434 daerah dan 74.754 desa.
 Perlu dilakukan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan pengawasan antar aparat/lembaga
pengawasan dalam rangka menghindari terjadinya duplikasi pengawasan serta menjaga efektivitas
dan efisiensi pengawasan antara lain dengan pendekatan combine assurance dan sinergi
pengawasan.
 Perlu dikembangkan suatu tools yang sederhana dan mudah diterapkan dalam melakukan
pengawasan terhadap pengelolaan dana desa.
 Perlu dilakukan peningkatan kapasitas dan kapabilitas APIP melalui workshop dan asistensi dalam
pengawasan.

• Jakarta, 15 Maret 2016


• Jakarta, 15 Maret 2016

Anda mungkin juga menyukai