TINJAUAN PUSTAKA
A. Polisitemia Vera
1. Definisi
dapat dikatakan sebagai kondisi yang jarang terjadi dimana produksi sel darah
merah oleh sumsum tulang berlebihan. Polisitemia terbagi atas dua jenis utama,
memiliki kondisi yang lebih serius dan dapat mengakibatkan komplikasi kritis,
dimana terjadi penebalan darah sehingga menghasilkan terlalu banyak sel darah
merah.2
eritremia. Peningkatan sel darah merah pada polisitemia vera lebih mengarah pada
jumlah sel, bukan pada peningkatan masa kehidupan dari sel. Meningkatnya
jumlah sel darah merah dalam sirkulasi darah, menaikkan viskositas darah total,
3
diikuti dengan beban kerja jantung, vasodilatasi serta meningkatnya suplai
oksigen ke jaringan.7
Hormone ini bukan saja merangsang proses eritropoiesis tapi juga bertanggung
jawab atas pengaturannya. Eritropoiesis pada polisitemia vera bersifat otonom dan
polisitemia vera biasanya rendah atau tidak ada dan produksi normalnya ditekan
2. Epidemiologi
ini dapat dijumai pada semua ras. Biasanya penyakit ini berlangsung
4
3. Etiologi
berlebihan dari stem sel eritropoeitin (dua sampai tiga kali lebih tinggi disbanding
normal), yang bertanggung jawab untuk peningkatan absolut jumlah sel darah
adanya kariotip abnormal di sel induk hemopoisis yaitu kariotip 20q, 13q, 11q, 7q,
6q, 5q, trisomi 8, dan trisomi 9. Penemuan mutasi JAK2V617F tahun 2005
merupakan hal yang penting pada etiopatogenesis Polisitemia vera, dan membuat
diagnosis Polisitemia Vera lebih mudah. JAK2 merupakan golongan tirosin kinase
and Activator of Transcription), molekul STAT masuk kedalam inti sel dan terjadi
proses transkripsi. Pada Polisitemia vera terjadi mutasi yang terletak pada posisi
sehingga pada pasien Polisitemia Vera serum eritropoetinnya rendah yaitu < 4
5
Hal ini jelas membedakan dari Polisitemia sekunder dimana eritropoetin
penurunan volume plasma tanpa peningkatan sel darah merah disebut polisitemia
relatif, misalnya pada dehidrasi berat, luka bakar dan reaksi alergi.13
4. Klasifikasi
Polisitemia Relatif dan Polisitemia Aktual atau Polisitemia Vera, dimana pada
sebenarnya dari volume sel darah merah, seperti pada pada keadaan dehidrasi
kompensasi atas kebutuhan oksigen yang meningkat seperti pada penyakit paru
disamping itu peningkatan sel darah merah juga dapat terjadi secara non fisiologis
pada tumor yang menghasilkan eritropoitin seperti tumor ginjal, hepatoma, tumor
ovarium dll.14
6
Tabel 2.1 Klasifikasi Eritrositosis14
I. Primary (Autonomaus )
A. Polycythemia vera
II. Secondary.
1. High altitude
3. Alveolar Hypoventilation.
b. Hepatocelular carcinoma
c. Cerebellar hemangioblastoma
d. Uterine leiomyoma
e. Ovarian carcinoma
f. Pheochromocytoma
2. Renal diseases
a. Cysts
b. Hydronephrosis
4. Exogenous androgens
5. Unexplained (essential )
7
5. Manifestasi Klinis
a. Hiperviskositas
1) Penurunan kecepatan aliran darah (shear rate), lebih jauh lagi akan
8
c. Trombositosis (hitung trombosit > 400.000/mm3).
d. Basofilia
Lima puluh persen kasus Polisitemia Vera datang dengan gatal (pruritus) di
seluruh tubuh terutama setelah mandi air panas, dan 10% kasus polisitemia vera
datang dengan urtikaria suatu keadaan yang disebabkan oleh meningkatnya kadar
e. Splenomegali
ekstramedular
f. Hepatomegali
hemopoesis ekstramedular.
g. Gout
adalah sekuentrasi sel darah makin cepat dan banyak dengan demikian produksi
asam urat darah akan meningkat. Di sisi lain laju fitrasi gromerular menurun
karena penurunan shear rate. Artritis Gout dijumpai pada 5-10% kasus
polisitemia .
9
h. Defisiensi vitamin B12 dan asam folat
Laju siklus sel darah yang tinggi dapat mengakibatkan defisiensi asam folat
dan vitamin B12. Hal ini dijumpai pada ± 30% kasus Polisitemis Vera karena
Keluhan lain yang tidak khas seperti : cepat lelah, sakit kepala, cepat lupa,
arteri. Pasien Polisitemia Vera yang tidak diterapi beresiko terjadinya perdarahan
10
Tabel 2.2 Tanda dan gejala Polisitemia Vera 15
Gejala awal dari Polisitemia Vera sangat minimal dan tidak selalu ada
biasanya sakit kepala (48 %), telinga berdenging (43 %), mudah lelah (47 %),
gangguan daya ingat, susah bernafas (26 %), hipertensi (72 %), gangguan
penglihatan (31 %), rasa panas pada tangan / kaki (29 %), pruritus (43 %),
11
c. Fase Splenomegali (Spent phase )
fase ini terjadi kegagalan Sum-sum tulang dan pasien menjadi anemia berat,
6. Diagnosis
sama, sehingga tahun 1970 Polycythenia Vera Study Group menetapkan kriteria
Tabel 2.3 Kriteria Diagnosis menurut Polycythemia Vera Study Group 1970 3
2200 pg / ml
12
Beberapa kriteria ( alkali fosfatase lekosit, B12 serum,UBBC) dianggap
sebagai berikut 3:
Kriteria kategori A :
A1. Peningkatan massa eritrosit lebih dari 25 % diatas rata-rata angka normal.
A3. Splenomegali
Kriteria kategori B :
Pemeriksaan Laboratorium
1. Eritrosit
haruslah didemonstrasikan pada saat perjalanan penyakit ini. Pada hitung sel
jumlah eritrosit dijumpai > 6 juta/mL, dan sediaan apus eritrosit biasanya
13
2. Granulosit
antara 12-25 ribu/mL tetap dapat sampai 60 ribu?mL. Pada dua pertiga
3. Trombosit
Jumlah trombosit biasanya berkisar antara 450-800 ribu/mL, bahkan dapat >
4. B12 Serum
B12 serum dapat meningkat, hal ini dijumpai pada 35 % kasus, tetapi dapat
pula menurun, yaitu pada + 30% kasus, dan kadar UB12BC meningkat pada
7. Pemeriksaan sitogenetik
14
Pada pasien policitemia yang belum mendapat pengobatan P53 atau
sitostatik sebelumnya.
7. Tatalaksana
tidak ada terapi tunggal untuk Polisitemia Vera. Tujuan utama terapi adalah
1. Prinsip pengobatan
belum terkendali.
15
d. Menghindari obat yang mutagenik, teragenik dan berefek sterilisasi pada
trombos
Leukositosis progresif
2. Media Pengobatan
a. Flebotomi
Indikasi flebotomi :
55%)
Tujuan flebotomi :
16
Prosedur flebotomi :
250 – 500 cc darah dikeluarkan dengan blood donor collection set standar
setiap 2 hari. Pada pasien dengan usia lebih dari 55 tahun atau penyakit
Sekitar 200 mg besi dikeluarkan pada tiap 500 mL darah (normal total body
berulang. Gejala defisiensi besi seperti glositis, keilosis, disfagia dan astenia
b. Kemoterapi Sitostatika
Hidroksiurea (Hydrea @
500 mg/tablet) dengan dosis 800-1200 mg/m2/hari
atau diberikan sehari 2 kali dengan dosis 10-15 mg/kg BB/kali, jika telah
pemeliharaan.
17
Klorambusil (Leukeran @
2 mg/tablet) dengan dosis induksi 0,1 – 0,2 mg/kg
minggu.
Busulfan (Myleran @
2 mg/tablet) 0,06 mg/kg BB/hari atau 1,8 mg/m2/hari,
untuk pemeliharaan.
P32 pertama kali diberikan dengan dosis ± 2-3 mCi/m2 secara iv, apabila
diberikan peroral maka dosis dinaikkan 25%. Selanjutnya jika setelah 3-4
Tidak mendapatkan hasil, dosis kedua dinaikkan 25% dari dosis pertama dan
(Intron –A@ 3 dan 5 juta IU, Roveron –A@ 3 dan 9 juta IU) digunakan
18
Kebanyakan klinisi mengkombinasikan dengan sitostatik siklofosfamid
– 14 hari atau target telah tercapai (hitung trombosit < 800.000 / mm3)
kemudian dapat dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 100 mf/m2 1-2 kali
seminggu.
e. Pengobatan Suportif
a. Pembedahan Darurat
19
terjadi fibrosis sumsum tulang organ inilah yang diharapkan sebagai
pengganti hemopoesisnya.
b. Pembedahan Berencana
dengan baik. Lebih dari 75% pasien dengan polisitemia vera tidak terkendali
B. Stroke Iskemik
1. Definisi
Stroke adalah suatu sindroma yang ditandai dengan gangguan fungsi serebral,
20
Dari segi klinis, GPDO (Gangguan Peredaran Darah Otak) dibagi atas:4
c. Stroke Hemoragik
d. GPDO lainnya
sebagai berikut:4
a. Stroke trombotik, yaitu stroke iskemik yang disebabkan oleh karena trombosis
b. Stroke embolik, yaitu stroke iskemik yang disebabkan oleh karena emboli yang
2. Epidemiologi
kematian nomor tiga di dunia. Angka kejadian stroke di dunia kira-kira 200 per
100.000 penduduk dalam setahun dengan insiden stroke yang meningkat seiring
jantung dan kanker. Setiap tahunnya 500.000 orang Amerika terserang stroke,
400.000 orang terkena stroke iskemik dan 100.000 orang menderita stroke
berkembang atau Asia dengan kejadian stroke perdarahan sekitar 30% dan
21
iskemik 70%. Sedangkan pada masyarakat barat, 80% penderita mengalami stroke
Indonesia. Setiap 1000 orang, 8 orang diantaranya terkena stroke serta setiap 7
Indonesia yaitu sebesar 15,14% dengan angka kejadian stroke meningkat dari
tahun ke tahun.17
3. Etiologi
Menurut Adam dan Victor, penyebab kelainan pembuluh darah otak yang
a. Trombosis aterosklerosis
b. Transient iskemik
c. Emboli
d. Perdarahan hipertensi
f. Arteritis
mucormyosis)
22
2). Penyakit jaringan ikat (poliarteritis nodosa, lupus eritromatous),
j. Angiopati amiloid
l. Komplikasi angiografi
4. Faktor Resiko
1) Umur
2) Jenis Kelamin.
4) Ras
5) Faktor Keturunan
6) Kelainan Pembuluh Darah Bawaan : sering tak diketahui sebelum terjadi stroke
23
b.Faktor Resiko Yang Dapat Diubah
2) Merokok
3) Diabetes
11) Kegemukan
1) Metabolik Sindrom
3) Drug Abuse/narkoba
6) Kenaikan homocystein
7) Kenaikan lipoprotein
8) Hypercoagubility
24
5. Gejala Stroke Iskemik
fokal secara mendadak, didahului gejala prodromal, terjadi pada waktu istirahat
memberat satu sampai dengan dua hari setelah serangan stroke, dengan kesadaran
infark hemisfer yang sangat luas, oklusi arteria basilaris, dan infark serebelar
dengan edema yang mengakibatkan kompresi batang otak. Biasanya terjadi pada
serebri media terdapat hemiparesis yang sama. Hal ini terjadi jika sumbatan di
pangkal arteri, bila tidak di pangkal maka lengan lebih menonjol. Gejala yang lain
Hemidefisit motorik,
Hemidefisit sensorik,
Penurunan kesadaran,
Kelumpuhan nervus fasialis (VII) dan hipoglosus
(XII) yang bersifat sentral,
Gangguan fungsi luhur seperti kesulitan berbahasa
(afasia) dan gangguan fungsi intelektual
(demensia),
Buta separuh lapangan pandang (hemianopsia),
Defisit batang otak
25
C. Polisitemia Vera dan Stroke Iskemik
1. Pendahuluan
arteri atau vena. Trombus tersebut dapat mengalir melalui arteri atau vena dan
attack, stroke, infark miokard akut, dan trombosis arteri perifer, sedangkan dalam
pulmoner.20
kelompok resiko rendah dan kelompok resiko tinggi. Pasien tanpa riwayat
trombotik dan usia di bawah 60 tahun berada pada resiko rendah. Pasien dengan
riwayat trombotik atau berusia di atas 59 tahun berada pada resiko tinggi. Pada
3. Patofisiologi
26
a. Riwayat trombotik sebelumnya
b. Eritrositosis
c. Leukositosis
d. Alel JAK2
e. Inflamasi
g. Mikropartikel
terjadinya kolisi dinding adhesif yang diperantarai ikatan platelet dengan faktor
von Willebrand (vWF) dan kolagen. Pada kondisi hematokrit dalam arteri yang
menjadi jauh lebih cepat, serta terdapat aktivasi tidak langsung oleh interaksi
endotelial yang menyebabkan ekspresi faktor jaringan sel enditelial, inhibisi jalur
antikoagulan alami, dan sekresi faktor pro koagulan, khusus nya vWF.20
27
Gambar 2.1 Mekanisme trombogenesis pada polisitemia vera20
28