Anda di halaman 1dari 9

Korelasi Panjang Lengan Atas dengan Tinggi Badan Mahasiswa Suku

Banjar Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat


Correlation Between Length of Upper Arm With The Height of Banjar Tribe
of Medical Faculty Lambung Mangkurat University`S Student

Abstrak

Identifikasi merupakan cara untuk mengenali seseorang melalui karakteristik


atau ciri–ciri khusus yang dimiliki orang tersebut, dengan cara membandingkannya
selama orang tersebut masih hidup dan setelah meninggal. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara panjang lengan atas dengan tinggi
badan mahasiswa suku Banjar Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat.
Metode penelitian adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.
Pengambilan subjek penelitian dengan cara purposive sampling dengan jumlah sampel
sebanyak 51 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat
antara panjang lengan atas dengan tinggi badan mahasiswa suku Banjar Fakultas
kedkteran Universitas Lambung Mangkurat. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat
korelasi yang kuat antara panjang lengan atas dengan tinggi badan mahasiswa suku
Banjar Fakultas Keokteran Universitas Lambung Mangkurat.
Kata-kata kunci : identifikasi, mahasiswa, suku Banjar

Abstract

Identification is a way to recognize a person by its special characteristic whom that


person has, by compare when that person is still alive and after the death. The aim of this study
is to know is there a correlation between length of upper arm with the height of Banjar tribe of
Medical Faculty Lambung Mangkurat University`s student. The method of this study is
descriptive with cross sectional approach. Respondents in this study are selected by purposive
sampling which numbered 51 people. The result shows that is a strongly correlation between
length of upper arm with the height of Banjar tribe of Medical Faculty Lambung Mangkurat
University`s student. The conclusion of this study is there is a strongly correlation between
length of upper arm with the height of Banjar tribe of Medical Faculty Lambung Mangkurat
University`s student.
Keywords : identification, student, Banjar tribe
PENDAHULUAN pengukuran bagian tubuh dalam usaha
Ilmu forensik adalah salah satu
melakukan identifikasi. Bertillons
cabang spesialistik dari ilmu kedokteran
memakai cara pengukuran berdasarkan
yang mempelajari pemanfaatan ilmu
pencatatan warna rambut, mata, warna
kedokteran untuk kepentingan
kulit, bentuk hidung, telinga, dagu, tanda
penegakan hukum serta keadilan.
pada badan, tinggi badan, panjang dan
Dalam istilah lain, ilmu kedokteran
lebar kepala, sidik jari, dan DNA (1).
forensik juga dikenal dengan nama legal
Kasus kriminal semakin
medicine. Seiring dengan
meningkat dengan motif dan modus
perkembangan zaman dan perjalanan
yang beragam, hal ini menyebabkan
waktu, ilmu kedokteran forensik terus
semakin pentingnya ilmu kedokteran
berkembang menjadi suatu ilmu yang
forensik. autopsi atau pemeriksaan post
universal karena meliputi berbagai
mortem, yang berfungsi sebagai
aspek ilmu pengetahuan. Salah satu
prosedur medik untuk menentukan
bidang penting dalam ilmu kedokteran
penyebab, lama kematian, atau
forensik adalah identifikasi (1).
mengevaluasi proses penyakit, dan
Identifikasi merupakan cara
trauma yang terjadi terhadap korban (1).
untuk mengenali seseorang melalui
Pada saat keadaan jenazah tidak lagi
karakteristik atau ciri–ciri khusus yang
utuh, pengukuran bagian tubuh tertentu
dimiliki orang tersebut, dengan cara
dapat dilakukan untuk memperkirakan
membandingkannya selama orang
tinggi badan, dan telah diketahui
tersebut masih hidup dan setelah
berbagai macam formula untuk
meninggal. Salah satu cara identifikasi
memperkirakan tinggi badan
adalah dengan antropometri yaitu,
berdasarkan panjang beberapa tulang tinggi badan. Hasil penelitian ini

panjang (2). diharapkan membantu proses

Tinggi badan adalah ukuran identifikasi dan penyelidikan.

seseorang pada saat masih hidup,


BAHAN DAN CARA
sedangkan panjang badan adalah Penelitian ini adalah penelitian yang
ukuran seseorang (jenazah) pada saat bersifat observasional analitik dengan
setelah meninggal. Panjang badan pendekatan cross sectional untuk
adalah salah satu hal penting untuk mengetahui bagaimana hubungan
identifikasi, maka dalam proses antara panjang lengan atas dengan
identifikasi, memperkirakan tinggi badan tinggi badan pria dewasa suku Banjar
seseorang sewaktu masih hidup Kriteria inklusi meliputi , laki-laki usia 20-
dilakukan dengan mengukur panjang 25 tahun, suku Banjar, bersedia dan
badan jenazah. Pengukuran ini mudah dapat bekerjasama untuk dilakukan
dilakukan jika keadaan jenazah dalam pengukuran panjang sternum
keadaan utuh, dan akan menjadi sulit perkutaneus dan diukur tinggi
jika jenazah mengalami kerusakan atau badannya, dalam keadaan sehat
sudah tidak utuh lagi (2, 3). berdasarkan observasi klinis sederhana,
Sulitnya melakukan identifikasi tidak memiliki riwayat operasi tulang,
jenazah tidak lengkap tanpa identitas tidak memiliki riwayat fraktur. Kriteria
akan menyulitkan proses penyelidikan, eksklusi meliputi kelainan hormone
maka dari itu calon peneliti tertarik pertumbuhan seperti kretinisme atau
melakukan penelitian untuk mengetahui dwarfisme, kelainan kongenital, kelainan
hubungan panjang lengan atas dengan
tulang belakang seperti lordosis, Nilai korelasi minimal yang dianggap

skoliosis, dan kifosis. bermakna adalah 0,4. setelah dilakukan

Populasi yang diambil untuk perhitungan didapatkan jumlah sampel

penelitian ini adalah mahasiswa suku minimal adalah 51 orang.

Banjar Fakultas Kedokteran Universitas HASIL

Lambung Mangkurat, dengan sampel


Penelitian perkiraan tinggi badan
mahasiswa suku Banjar di Fakultas
berdasarkan panjang lengan atas pada
Kedokteran Universitas Lambung
pria dewasa suku Banjar ini dilakukan
Mangkurat Banjarmasin yang memenuhi
kepada 52 orang subjek penelitian
kriteria. Teknik pengambilan sampel
selama bulan November 2014, dan
dalam penelitian ini menggunakan
disusun dalam tabel induk dengan
metode purposive sampling. Besar
kolom isian: nomor urut, nama, usia
sampel dihitung dengan rumus analitik
(tahun), tinggi badan (cm), panjang
korelatif:6 Nilai kesalahan tipe I (α) yang
lengan bawah kanan (cm), dan panjang
diharapkan adalah 0,05 dan nilai
lengan bawah kiri (cm).
kesalahan tipe II (β) adalah 10%, maka

berdasarkan tabel diketahui Zdan Zβ

dalam penelitian ini adalah 1,96 dan 1,2.

Tabel 5.1 Sebaran Perbandingan Panjang Lengan Atas Kanan dan Kiri
Program Studi n %
Panjang lengan kanan sama dengan kiri 6 11,54
Panjang lengan kiri lebih dari panjang lengan kanan 15 28,85
Panjang lengan kanan lebih dari panjang lengan kiri 31 59,61
Jumlah 52 100
Tabel 5.1 Didapatkan sebaran kanan dan p = 0,055 untuk lengan kiri

perbandingan panjang lengan atas yang berarti data berdistribusi dengan

kanan dan kiri yaitu bahwa panjang normal. Tabel uji normalitas

lengan atas kanan dan kiri yang sama Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada

panjang sebanyak 6 orang, dan yang lampiran. Setelah didapatkan data yang

memiliki lengan atas kiri lebih panjang berdistribusi normal, peneliti

sebanyak 15 orang, serta yang memiliki menggunakan uji Pearson untuk

lengan atas kanan lebih panjang mengetahui korelasi antara tinggi badan

sebanyak 31 orang. dengan panjang lengan atas kiri dan

Penelitian Korelasi Panjang kanan.

Lengan Atas dengan Tinggi Badan Pria

Dewasa Suku Banjar ini menggunakan

uji normalitas Kolmogorov-Smirnov

dengan nilai p = 0,060 untuk lengan

Tabel 5.2 Korelasi Panjang Lengan Atas Kanan dan Kiri dengan Tinggi Badan
Pengukuran Korelasi n P
Pearson

Lengan atas kanan dengan tinggi badan 0,763 52 0,0001

Lengan atas kiri dengan tinggi badan 0,770 52 0,0001

tinggi badan pada 52 subjek penelitian

Tabel 5.2 menunjukkan adanya dengan nilai r = 0,763 untuk lengan

korelasi yang signifikan antara panjang bawah kanan dan r = 0,770 untuk

lengan bawah kanan dan kiri dengan lengan bawah kiri.


DISKUSI berdasarkan panjang tulang terhadap
Setelah melakukan uji pearson dan
suatu individu yang bukan merupakan
diketahui terdapat korelasi yang
suku Banjar, maka rumus ini tidak dapat
signifikan antara panjang lengan bawah
digunakan.
kanan dan kiri dengan tinggi badan
Penelitian serupa juga pernah
maka selanjutnya dilakukan uji regresi
dilakukan terhadap penduduk Nigeria.
linear untuk menemukan rumus
Dengan jumlah sampel sebanyak 338
hubungan antara panjang lengan
pria dewasa berusia 18 – 30 tahun yang
bawah kanan dan kiri dengan tinggi
diambil secara acak dari 6 daerah yang
badan.
berbeda di Nigeria. Penelitian dilakukan
Rumus yang didapatkan melalui uji
untuk menemukan korelasi antara tinggi
regresi linear untuk lengan atas kiri dan
badan dan panjang tulang humerus.
lengan atas kanan adalah sebagai
Data yang telah diperoleh kemudian
berikut:
dilakukan uji pearson untuk menentukan
1. Tinggi Badan (cm) = 74.783 + 2,871
besar hubungan dan kemudian
x Panjang Lengan Atas Kanan (cm)
dilakukan uji regresi linear untuk
2. Tinggi Badan (cm) = 76.746 + 2,819
mendapatkan rumus korelasi antara
x Panjang Lengan Atas Kiri (cm)
panjang tulang humerus dengan tinggi
Rumus yang didapatkan peneliti ini
badan. Rumus yang diperoleh
hanya berlaku untuk pria dewasa
berdasarkan penelitian tersebut adalah
bersuku Banjar dan tidak dapat
:Tinggi Badan (inch) = 65,57 + 0,28 x
digunakan untuk jenis kelamin ataupun
panjang humerus (inch). 29
suku yang berbeda. Sehingga jika kita

ingin melakukan estimasi tinggi badan


Selain panjang humerus, beberapa namun secara umum konsep alometri

tulang yang lain pun dapat digunakan tulang dapat diterapkan pada semua

sebagai informasi tambahan untuk suku dan jenis kelamin. 31

menentukan estimasi tinggi badan suatu

individu. Tulang yang memiliki korelasi SIMPULAN


Hasil penelitian dan pembahasan
sangat kuat dengan tinggi badan adalah
Karya Tulis Ilmiah ini diperoleh
jenis tulang panjang dan tulang-tulang
kesimpulan bahwa dapat ditentukan
yang menyusun ekstermitas. Semakin
perkiraan tinggi badan seseorang
jauh letak tulang tersebut menjauhi
berdasarkan panjang lengan atas kanan
sumbu tubuh maka korelasi dengan
maupun kiri pada pria dewasa suku
tinggi badan akan semakin kuat.
Banjar dengan menggunakan rumus
Sebaliknya, semakin dekat tulang
regresi; (1) Tinggi Badan (cm) = 74.783 +
tersebut dengan sumbu tubuh maka
2,871 x Panjang Lengan Atas Kanan (cm),
korelasi nya akan semakin lemah. 30
(2)b Tinggi Badan (cm) = 76.746 + 2,819 x
Sesuai dengan konsep alometri
Panjang Lengan Atas Kiri (cm)
tulang, setiap tulang memiliki korelasi

panjang dengan tulang yang lain. DAFTAR PUSTAKA


1. Amir A. Identifikasi. Dalam:
Sehingga semakin tinggi suatu individu Rangkaian ilmu kedokteran
forensik. Edisi Kedua. Medan:
maka dapat dipastikan semakin pajang Bagian Ilmu Kedokteran Forensik
FK-USU, 2005.
pula tulang – tulang penyusun tubuh
2. Budiyanto A, Widiatmaka W,
individu tersebut. Walaupun terkadang Atmaja DS. Identifikasi Forensik.
Dalam: Ilmu Kedokteran
tidak selalu sama karena terdapat Forensik. Jakarta: Bagian
Kedokteran Forensik FK-UI.
pengaruh suku dan jenis kelamin, 1999.
3. Nandy A. Identification of an forensic medicine. New Delhi:
individual. In: Principles of Jaypee Brothers Medical
forensic medicine. Calculatta: Publishers PVT. Ltd, 1994.
New Central Book Agency (P)
Ltd. 1996. 11. Ludwig J. Skeletal system. In:
Handbook of Autopsy Practice.
4. Maat GJR, Panhuysen RGAM, 3rd ed. New Jersey: Humana
Mastwijk RW. Manual for the Press. 2002.
physical anthropological report.
Third Edition. Leiden: Barge’s 12. Mann GT, and Jordan TD.
Anthopologica Leiden University Anatomy of the extremities. In:
Medical Centre. 2002. Personal injury problems.
Charles C. Illinois: Thomas
5. Beddoe J. On the Statute of the Publisher. 1963.
older races of England as
estimated from the long bones. J 13. Byers SN. Basics of human
R Anthropol Inst 1887-1888; 17: osteology and odontology. In:
202-207. Introduction to Forensic
Anthropology. 3rd ed. Boston.
6. Pearson K. Mathematical 2008.
contribution to the theory of
evaluation. On the reconstruction 14. Helmi ZN. Buku ajar gangguan
of the stature of prehistoric races. muskuloskeletal. Jakarta:
Philos Trans R Soc Lond 1899; Salemba Medika. 2012.
192: 169-244.
15. Glinka J. Antropometri dan
7. Steele DG, McKern TW. A antroposkopi. Edisi 3. Surabaya:
Method for the assessment of the Fisip Universitas Airlangga. 1990.
maximum long bone length and
living stature from fragmentary 16. Glinka J, Artaria MD,
long bones. Am J Phys Anthropol Koesbardiati T. Metode
1969; 31: 215- 228. pengukuran manusia. Surabaya:
Airlangga University Press. 2008.
8. Snell RS. Anatomi klinik untuk
mahasiswa kedokteran. Edisi 6. 17. Franklin CA. Postmortem
Alih bahasa Liliana Sugiharto. examination (Autopsy). In: Modi’s
Jakarta: EGC. 2006. textbook of medical jurisprudence
and toxicology. Twenty first
9. Snell RS. Anatomi klinik untuk edition. N.M. Bombay: Tripathi
mahasiswa kedokteran. Bagian private limited. 1988.
2. Edisi 3. Alih bahasa Adji
Dharma, Mulyani. Jakarta: EGC. 18. Anonim. Roman’s Forensic : The
1998. text book of forensic 25th edition.
Banjarmasin: Departement Of
10. Mestri SC. Examination of Forensic Medicine University Of
skeletal remains. In: Manual of Lambung Mangkurat. 2011.
anthropology. New York: CRC
19. Gray H. Anatomy, Descriptive Press. 2000
and surgical. London: Running
Press Philadelphia. 1974. 28. Dahlan MS. Besar sampel dan
cara pengambilan sampel dalam
20. Williams PL, Warwick R, Dyson penelitian kedokteran dan
M, Bannister LH (edn). The kesehatan. Edisi 3: Jakarta.
humerus. In: Grays anatomy, Salemba Medik, 2010.
37th edn. Churchill Livingstone.
1989. 29. Oladunni AE. Stature estimation
from upper extremity long bones
21. Koshy S, Vettivel S, Selvaraj KG. in a southern nigerian population.
Estimation of the length of the Australian Journal of Basic and
calcaneum and the talus from Applied Sciences 2013; 7 : 400-
their Bony Markers. Forensic Sci 403
Int. 2002; 129: 200-204.
30. Bjelika D, Miroslav K, Jovica P,
22. Mall G, Hubig M, Buttner A, Gregor J, Pavel G. Body height
Kuznik J, Penning R, Graw M. and it estimation utilizing arm
Sex determination and the span measurements in
estimation of stature from the Montenegrin adults.
long bones of the arm. Forensic Anthropological Notebooks 2012:
Sci Int. 2001; 117(1-2): 23-30. 18 (2) : 69-83.

23. Putz R, and Pabst R. Atlas 31. Benjamin MA, and Adam DS.
anatomi manusia. Sobotta. Edisi Allometry and apparent
22. EGC. Jakarta. 2006: 161-191. paradoxes in human limb
proportions : implications for
24. Snell RS. Anatomi klinik untuk scaling factors. American Journal
mahasiswa kedokteran. Edisi 6. of Physical Anthropology 2011;
Jakarta: EGC. 2006. 144 : 382-391

25. Ross AH, and Konigsberg LW.


New formulae for estimating
stature in the balkans. Journal of
forensic sciences. 2002; 47/1:
165-167.

26. Hamdani N. Identifikasi Mayat.


Dalam: Ilmu kedokteran
kehakiman. Edisi kedua. Jakarta:
P.T. Gramedia Pustaka Utama.
2002.

27. Pickering RB, and David C


Bachman. The use of forensic

Anda mungkin juga menyukai