Gangguan Bipolar
Dr. Wini Agus, Sp.KJ
1
TEORI
Canadian Network for Mood and Anxiety
Treatments (CANMAT) dan International Society
for Bipolar Disorders (ISBD) bersama-sama
memperbaraui guideline CANMAT untuk
penanganan pasien dengan gangguan bipolar
Perbaruan 2013
2
Rekomendasi kepada
1. Terapi farmakologi untuk mania akut
2. Terapi farmakologi untuk bipolar I depresi
akut
3. Rumatan farmakoterapi untuk gangguan
bipolar
4. Terapi farmakologi untuk bipolar II depresi
akut
5. Terapi rumatan untuk gangguan bipolar II
3
1. Rekomendasi terapi farmakologi untuk mania
akut
Lini pertama
Terapi tunggal :lithium, divalproex, divalproex ER, olanzapine, risperidone,quetiapine,
quetiapine XR, aripiprazole, ziprasidone, asenapine, paliperidone ER
Terapi tambahan dengan lithium atau divalproex: risperidone, quetiapine,
olanzapine, aripiprazole, asenapine
Lini kedua
Terapi tunggal : carbamazepine, carbamazepine ER, ECT, haloperidol
Terapi kombinasi : lithium + divalproex
Lini ketiga
Terapi tunggal : chlorpromazine, clozapine, oxcarbazepine, tamoxifen, cariprazine a
(belum tersedia secara komersil)
Terapi kombinasi : lithium atau divalproex + haloperidol, lithium + carbamazepine,
tambahan tamoxifen
Tidak direkomendasikan
Terapi tunggal : topiramate, lamotrigine, verapamil, tiagabine
Terapi kombinasi : risperidone + carbamazepine, olanzapine + carbamazepine
4
2. Rekomendasi terapi farmakologi untuk bipolar I
depresi akut
Lini pertama
Terapi tunggal :lithium, quetiapine, quetiapine XR
Terapi tambahan lithium atau divalproex + SSRI, olanzapine + SSRI, lithium+
divalproex, lithium atau divalproex + bupropion
Lini kedua
Terapi tunggal : divalproex, lurasidone
Terapi kombinasi : quetiapine + SSRI, tambahan modafinil, lithium atau divalproex +
lamotrigine, lithium atau divalproex + lurasidone
Lini ketiga
Terapi tunggal : carbamazepine, olanzapine, ECT
Terapi kombinasi : lithium + carbamazepine, lithium + pramipexole, lithium atau
divalproex + venlafaxine, lithium + MAOI, lithium atau divalproex atau AAP + TCA,
lithium atau divalproex atau carbamazepine + SSRI + lamotrigine, quetiapine +
lamotrigine
Tidak direkomendasikan
Terapi tunggal : gabapentin, aripiprazole, ziprasidone
Terapi kombinasi : tambahan ziprasidone, tambahan levetiracetam
5
3. Rekomendasi terapi farmakologi untuk rumatan
gangguan bipolar
Lini pertama
Terapi tunggal :lithium, lamotrigine (efek terbatas dalam mencegah mania),
divalproex, olanzapine , quetiapine, risperidone LAI , aripiprazole
Terapi tambahan dengan lithium atau divalproex : quetiapine, risperidone LAI,
aripiprazole , ziprasidone
Lini kedua
Terapi tunggal : carbamazepine, palideridone ER
Terapi kombinasi : lithium + divalproex, lithium + carbamazepine, lithium atau
divalproex + olanzapine, lithium + risperidone, lithium + lamotrigine, olanzapine +
fluoxetine
Lini ketiga
Terapi tunggal : asenapine
Terapi tambahan : phenytoin, clozapine, ECT, topiramate, omega-3-fatty acids,
oxcarbazepine, gabapentin, asenapine
Tidak direkomendasikan
Terapi tunggal : gabapentin, topiramate, atau antidepresi
Terapi kombinasi : flupenthixol
6
4. Rekomendasi terapi farmakologi untuk bipolar II
depresi akut
Lini pertama
Quetiapine, quetiapine XR
Lini kedua
Lithium, lamotrigine, divalproex, lithium atau divalproex +
antidepresi, lithium + divalproex, agen antipsikotik atipikal +
antidepresi
Lini ketiga
Terapi tunggal antidepresi (terutama untuk hipomania yang
jarang), ganti dengan antidepresi alternatif, quetiapine +
lamotrigine, tambahan ECT, tambahan NAC, tambahan T3
Tidak direkomendasikan
Lihat catatan pada antidepresan yang direkomendasikan
berdasar pada terapi tunggal
7
5. Rekomendasi terapi rumatan untuk gangguan
bipolar II
Lini pertama
Lithium, lamotrigine, quetiapine
Lini kedua
Divalproex; lithium atau divalproex atau antipsikotik atipikal +
antidepresi; tambahan quetiapine; tambahan lamotrigine;
kombinasi dari dua obat di antara: lithium, divalproex, atau
antipsikotik atipikal
Lini ketiga
Carbamazepine, oxcarbazepine, atypical antipsychotic agent,
ECT, fluoxetine
Tidak direkomendasikan
Gabapentin
8
PADA BERBAGAI JURNAL PENELITIAN-1
Kelainan afek bipolar menunjukkan sebuah
sindrom yang tidak terobati dengan agen tunggal
Sekitar 50% pasien tidak responsif dengan baik
pada pemberian lithium
Kebanyakan pasien memerlukan tambahan
antidepresan, antimania, antipsikotik atau
hipnotik.
Beberapa obat yang umum diresepkan pada
gangguan bipolar – benzodiazepine, dan stimulan
9
PADA BERBAGAI JURNAL PENELITIAN-2
Polifarmako psikotropik umum digunakan pada
pasien pskiatri
Pada pasien dengan gangguan bipolar,
penggunaan polifarmako khususnya digunakan
lebih sering.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Systematic
Treatment Enhancement Program for Bipolar
Disorder (STEP-BD)
40% pasien menggunakan ≥ 3 obat
18% menggunakan ≥ 4 obat
10
PADA BERBAGAI JURNAL PENELITIAN-3
GAMBAR. Jumlah obat yang diberikan3
11
PADA BERBAGAI JURNAL PENELITIAN-4
Polifarmako digunakan lebih sering pada
Wanita
Seseorang yang depresi
Memiliki riwayat percobaan bunuh diri
Dan memiliki komorbid gangguan anxietas
12
PADA BERBAGAI JURNAL PENELITIAN-5
Terdapat dua indikator di mana polifarmako dapat
bermanfaat
1. Ketika klinisi menggunakan terapi kombinasi
sesuai dengan evidence-based guideline
2. Pasien bipolar dengan respon inadequate
untuk membuktikan terapi kombinasi namun
memiliki efek yang nyata dari kompleks
regimen terapi yang efektif
13
Mood Stabilizer
Terdapat tiga mood stabilizer yang tersedia untuk
terapi rumatan pasien bipolar I
Lithium
Valproate
Carbamazepine
Sayangnya, terapi tunggal menggunakan obat-
obatan di atas sering gagal
Lebih lanjut, terdapat subgrup pasien yang
diketahui kurang responsif dengan lithium
Untuk meningkatkan hasil, klinisi menggunakan
polifarmako
14
Kombinasi Mood Stabilizer
Banyak literatur mengenai polifarmako terdiri dari
laporan kasus, retrospective chart reviews, dan open-
label prospective studies, dan menjelaskan
penggunaan berbagai kombinasi obat-obatan
Lithium + valproate
Lithium + carbamazepine
Valproate + carbamazepine
Terdapat peningkatan pemahaman bahwa
antikonvulsan carbamazepine dan valproate
merupakan alternarnatif yang efektif atau tambahan
untuk lithium pada terapi akut dan jangka panjang
kelainan bipolar
15
Kombinasi Lithium
Kombinasi lithium + carbamazepine dapat
seefektif lithium + haloperidol untuk terapi akut
dan berkelanjutan
Idealnya, yang akan dinilai apakah pasien yang
tidak responsif terhadap lithium tetapi responsifgf
pada antikonvulsan tunggal utamanya untuk
penggunaan lithium dalam tambahan terapi
kombinasi antikonvulsan
Berdasarkan perspektif klinis, lebih bijak untuk
menggunakan tambahan antikonvulsan pada
lithium untuk menilai kegunaan kombinasi ini dan
menghasilkan stabilisasi mood
16
Kombinasi Antikonvulsan
Pasien yang kurang responsif untuk
carbamazepine atau valproate dapat responsif
terhadap kombinasi antikonvulsan
Benzodiazepine hipnotik dengan kandungan
antikonvulsan, seperti clonazepam atau
lorazepam, sering digunakan untuk membantu
menginduksi tidur pada pasien dengan bipolar
yang meningkat
17
Kombinasi dengan Antidepresan
Pada terapi depresi, dan kemudian penambahan
kombinasi ini (jika diperlukan) dengan :
Antidepresi cathecolamine-active seperti
bupropion atau
Serotonin-selective reuptake inhibitor (SSRI)
seperti fluoxetine, paroxetine, sertraline atau
monoamine oxidase inhibitor (MAOI)
18
Kombinasi dengan Antipsikotik_1
Walaupun terapi tunggal dengan lithium atau
divalproex merupakan terapi pertama yang
direkomendasikan untuk gangguan bipolar, agen
tersebut berhubungan dengan hasil baik yang
berkepanjangan hanya pada 30% pasien .
Pada literatur medis ditunjukkan peningkatan
stabilisasi mood dengan antipsikotik atipikal
merupakan terapi yang lebih efektif.
Bentuk kombinasi terapi ini dianjurkan sebagai
lini pertama terapi bipolar mania berat
19
Kombinasi dengan Antipsikotik_2
Penelitian klinis terbaru menunjukkan bahwa
penambahan terapi dengan antipsikotik atipikal
risperidone, olanzapine, quetiapine, dan
ziprasidone efektif dalam terapi rumatan jangka
panjang, dan bukti awal penggabungan atipikal
dengan mood stabilizer dapat membantu
mengkontrol fase depresi dari gangguan bipolar.
Antipsikotik atipikal juga memiliki efek samping
realtif yang sedang, walaupun penambahan
terapi dengan beberapa antipsikotik dan mood
stabilizer telah diketahui berhubungan dengan
kelebihan peningkatan berat abdan
20
Diskusi-1
Polifarmako rasional harus digunakan dengan
hati-hati sesuai perjalanan penyakitnya (biasanya
digunakan metodologi life chart) dan hasil terapi
yang diinginkan di titrasi melawan efek samping,
menggunakan percobaan klinis sequential pada
setiap pasien yang tidak berrespon dengan baik
terhadap terapi tunggal.
21
Diskusi-2
Pendekatan konservatif dapat bermanfaat
terhadap pasien yang telah stabil dengan
regimen kompleks polifarmako
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk
mengevaluasi secara formal apakah kombinasi
obat tersebut lebih efektif dibandingkan terapi
tunggal
22
DI LAWANG MENTAL HOSPITAL
Lebih dari 80% pasien dengan Gangguan Bipolar
menggunakan polifarmako (medical record
review)
Kombinasi :
Di antara mood stabilizer (Carbamazepine,
Difalproax) dengan :
Antimanik (Lithium carbonat)
Antipsikotik
Antidepresi
Sedatif atau Hipnotik
23
INTERVENSI PSIKOSOSIAL-1
Walaupun pasien dengan bipolar cenderung rekuren
bahkan ketika sedang dalam terapi rumatan lithium atau
regimen antikonvulsan.
Ketika digunakan sebagai terapi tambahan, intervensi
psikososial seperti psikoedukasi grup, cognitive behavior
therapy (CBT), dan interpersonal and social rhythm
therapy (IPSRT) telah menunjukkan keuntungan yang
bermakna
Hasil terapi dari gangguan bipolar harus mengandung
komponen somatik dan psikososial.
Intervensipsikososial dapat
Meningkatkan adherensi pasien dengan pengobatan,
Kemampuan mengatasi pemicu stres yang berasal dari
lingkungan,
Dan fungsi social-occupational.
24
INTERVENSI PSIKOSOSIAL-2
Berbagai bentuk intervensi psikososial telah
menunjukkkan manfaat sebagai terapi tambahan
pada gangguan bipolar, termasuk :
Terapi fokus pada keluarga
Terapi interpersonal dan ritme sosial
Terapi kognitif-perilaku, dan
Psikoedukasi individu atau grup
25
KESIMPULAN
Secara Teori, polifarmako pada Gangguan
Bipolar, telah dijelaskan
Pada berbagai jurnal dan penelitian, penggunaan
polifarmako pada Gangguan Bipolar terjadi pada
lebih dari 80% kasus
Pada Lawang mental hospital, polifarmako pada
Gangguan Bipolar digunakan pada lebih dari 80%
kasus
Sehingga, saya setuju penggunaan polifarmako
pada Gangguan Bipolar
Walaupun terapi pada gangguan bipolar
26
Referensi
1. Solomon DA et al. Polypharmacy in bipolar I disorder.
Psychopharmakol Bull. 1996;32(4):579-87.
2. Post RM. Rational polypharmacy in the bipolar affective
disorders. Epilepsy Res Suppl.1996;11:153-80.
3.Yatham et al. Bipolar Disorders 2013: 15: 1–44.
4. Weinstock LM. Complex Polypharmacy Among Bipolar
Disorder Patients. Weekly, Volume 9, Issue 7, April 21, 2014.
5. Craighead WE, Miklowitz DJ., J Clin Psychiatry., 2000;61
Supp 13:58-64.
6. Miklowitz DJ., J Clin Psychiatri, 2006;67 Suppl 11:28-33.
27
DOKUMENTASI TERAPI PASIEN
GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR
RSJ DR. RADJIMAN WEDIODININGRAT
LAWANG
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
Medical record Review
Dr. Radjiman Wediodiningrat Mental Hospital
Lawang Malang
Inpatient dan Outpatient
Gangguan Mood
Periode Agustus 2015 – September 2015
Terapi oleh Pskiater
33 pasien
32 pasien menggunakan polifarmako
1 pasien menggunakan terapi tunggal
61