Anda di halaman 1dari 27

Gangguan

Afektif Bipolar
Lucky Saputra dr., SpKJ(K)., M.Kes
Dept/KSM Psikiatri
FK UNPAD – RSUP dr. Hasan Sadikin
POKOK BAHASAN

A. Batasan/uraian umum

B. Kriteria Diagnosis

C. Manifestasi Klinis

D. Diagnosis Banding

E. Pemeriksaan Tambahan

F. Penatalaksanaan

G. Prognosis
A. Batasan / Uraian Umum
• Bersifat
episodik
• Ditandai oleh :
 Gejala-gejala manik
 Hipomanik
 Depresi
 Campuran
• Biasanya
rekuren
• Dapat
berlangsung
seumur hidup
Morbiditas Gangguan Bipolar

• Rekurensi penyakit >90%


• Pemulihan fungsional seringkali lebih
lambat dari pemulihan gejala
• Episode rekurensi dapat menyebabkan
deteriorasi progresif dalam fungsi individu
• Jumlah episode dapat berdampak pada
respon terapi dan prognosis
Sumber :
1. Dion G et al. Hosp and community. Psych 1988;39(6):652-657
2. Goodwin FK, Jamison KR. Manic depressive illness. 1990
3. Keck PE, et al. Am J Psych. 1998; 155(5):646-652
B. Manifestasi Klinis
B. Manifestasi Klinis
C. Kriteria Afektif Bipolar
C. Kriteria Episode Mania (DSM IV-TR)
A. Mood elasi, ekspansif atau iritabel yang menetap, selama periode tertentu, berlangsung paling
sedikit satu minggu (kurang dari satu minggu bila dirawat inap)
B. Selama periode gangguan mood tersebut, tiga (atau lebih) gejala ini menetap dengan derajat
bera yang bermakna :
1. Grandiositas atau meningkatnya kepercayaan diri
2. Berkurangnya kebutuhan tidur (merasa segar dengan hanya tidur tiga jam)
3. Bicara lebih banyak dari biasanya atau adanya desakan untuk tetap berbicara.
4. Loncatan gagasan atau pengalaman subjektif bahwa pikirannya berlomba
5. Distraktibilitas (perhatian mudah teralih kepada stimulus eksternal yang tidak relevan atau
tidak penting)
6. Meningkatnya aktivitas yang bertujuan (sosial, pekerjaan, sekolah, seksual) atau agitasi
psikomotor
7. Keterlibatan yang berlebihan dalam aktivitas yang menyenangkan yang berpotensi merugikan
(investasi bisnis yang kurang perhitungan, hubungan seksual yang sembrono, atau terlalu
boros)
C. Kriteria Episode Mania (DSM IV-TR)
c. Gejala-gejala tidak memenuhi kriteria episode
campuran
d.Gangguan mood sangat berat sehingga
menyebabkan hendaya yang jelas dalam fungsi
pekerjaan, aktivitas sosial yang biasa dilakukan,
hubungan dengan orang lain, atau memerlukan
perawatan untuk menghindari melukai diri sendiri
atau orang lain, atau dengan gambaran psikotik
e.Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik
langsung penggunaan zat (misalnya,
penyalahgunaan zat, obat, atau terapi lainnya)
atau kondisi medik umum (misalnya, hipertiroid)
C. Kriteria Episode Hipomanik
• Mood elasi, ekspansif atau iritabel, menetap, paling sedikit empat
hari, mood jelas terlihat berbeda dengan mood biasa atau ketika tidak
sedang depresi
• Selama periode gangguan mood, tiga (atau lebih) gejala berikut
menetap (empat bila mood hanya iritabel), dengan derajat berat yang
cukup bermakna
• Episode yang terjadi berkaitan dengan perubahan yang jelas dalam
fungsi yang tidak khas bagi bagi orang tersebut ketika ia tidak ada gejala
• Perubahan mood dan fungsi tersebut dapat terlihat oleh orang lain
• Episode yang terjadi tidak cukup berat untuk menyebabkan hendaya
yang jelas dalam fungsi sosial atau pekerjaan, atau tidak memerlukan
perawatan, atau tidak ada gambaran psikotik.
• Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung penggunaan
zat (misalnya, penyalahgunaan zat, atau terapi lainnya) atau kondisi
medik umum (misalnya, hipertiroid).
C. Kriteria Episode Campuran (DSM IV-TR)
• Memenuhi kriteria episode manik dan episode
depresi mayor (kecuali untuk durasi) hampir
setiap hari selama paling sedikit satu minggu.
• Gangguan mood cukup berat hingga menyebabkan
hendaya nyata dalam fungsi pekerjaan atau
aktivitas sosial yang biasa dilakukan atau
hubungan dengan orang lain, atau memerlukan
hospitalisasi untuk mencegah melukai diri sendiri
atau orang lain, atau terdapat gambaran psikotik.
• Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik
lansung penggunaan zat (penyalahgunaan zat, atau
obat, atau terapi lainnya) atau kondisi medik
umum (hipertiroid)
D. Diagnosis Banding
1. Gangguan psikotik akibat kondisi medik
umum
2. Gangguan psikotik akibat zat
3. Skizofrenia
4. Gangguan skizoafektif
5. Gangguan waham
E. Pemeriksaan Tambahan

• Pemeriksaan Berat Badan (BB), Tinggi Badan (TB),


BMI, lingkaran pinggang, TD
• Pemeriksaan laboratorium, DPL, fungsi liver, profil
lipid, fungsi ginjal, glukosa sewaktu, kadar litium
plasma.
• YMRS, MADRS, MDQ, PANSS-EC

Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa skala


diagnostik lebih superior bila dibandingkan dengan
wawancara klinis.
F. Penatalaksanaan
Tujuan Terapi :
• Kontrol gejala
• Mengatasi masalah ketidakpatuhan
• Meningkatkan pemulihan fungsional
• Mencegah relaps / rekurensi
• Mencegah terjadinya siklus episode
yang cepat dan deteriorasi
F. Penatalaksanaan (Lanjutan)
F. Penatalaksanaan (Lanjutan)

Fase Akut Fase Lanjutan Fase Rumatan

Durasi 3-8 minggu 2-6 bulan Tak terbatas

Simtom Sindrom Subsidnrom atau Absen atau


absen subsidnrom

Episode Jelas  Jelas atau parsial Tidak ada atau 


atau sama sekali hampir hilang
hilang

Tujuan Respons, remisi Recovery ; Pencegahan rekuren ;


(idealnya) pencegahan relaps; fungsi pulih
perbaikan fungsi
F. Penatalaksanaan
• Mood stabilizers:
– lithium (0.6—1.2 mEq/L)
– carbamazepine (6—12 mg/L)
– valproate (50—125 mg/L)
• Anticonvulsants:
– gabapentine
– topiramate
– lamotrigine
• Agitated or psychotic patient –
coadministartion of
– antipsychotics of second generation (olanzapine,
risperidone)
– benzodiazepines (lorazepam, clonazepam)
• ECT
F. Penatalaksanaan (Lanjutan)

• Terapi Gangguan Bipolar, Agitasi Akut


Lini I Lini II
Injkesi IM Aripiprazol, dosis adalah Injeksi IM Haloperidol yaitu 5
9,75 mg/mL injeksi, maksimum mg/kali injeksi. Dapat diulang
adalah 29,25mg/hari (tiga kali injeksi setelah 30 menit. Dosis maksimum
per hari dengan interval dua jam). adalah 15 mg/hari.

Injeksi IM Olanzapin, dosis 10 Injeksi IM Diazepam yaitu 10 mg/kali


mg/injeksi, maksimum adalah 30 injeksi. Dosis 20-30 mg/hari. Dapat
mg/hari. Interval pengulangan diberikan bersamaan dengan injeksi
injeksi adalah dua jam. haloperidol IM. Jangan dicampur
dalam satu jarum suntik
F. Penatalaksanaan (Lanjutan)

• Terapi Gangguan Bipolar, Episod Mania Akut


Lini I Lini II Lini III
Litium, divalproat, olanzapin, Karbamazepin, terapi Haloperidol,
risperidon, quetiapin, kejang listrik (TKL), klorpromazin,
quetiapin XR, aripiprazol, litium+divalproat, litium atau
litium atau paliperidon divalproat+
divalproat+risperidon, litium haloperidol,
atau divalproat+quetiapin, litium+
litium atau karbamazepin,
divalproat+olanzapin, litium klozapin
atau divalproat + aripiprazol
F. Penatalaksanaan (Lanjutan)

• Terapi Gangguan Bipolar, Episode Depresi Akut


Lini I Lini II Lini III
Litium, lamotrigin, Quetiapin+SSRI, Karbamazepin, olanzapin,
quetiapin, quetiapin divalproat, litium litium+karbamazepin, litium
XR, litium atau atau divalproat+ atau divalproat+venlafaksin,
divalproat+SSRI, lamotrigin litium+MAOI, TKL, litium atau
olanzapin+SSRI, divalproat atau AA+TCA, litium
litium+divalproat atau divalproat atau
karbamazepin+SSRI+lamotrigin,
penambahan topiramat.
F. Penatalaksanaan (Lanjutan)

• Terapi Rumatan pada Gangguan Bipolar I


• Lini I Lini II Lini III
Litium, lamotrigin Karbamazepin, Penambahan fenitoin,
monoterapi, divalproat, litium+divalproat, penambahan olanzapin,
olanzapin, quetiapin, litium+karbamazepin penambahan ECT,
litium atau , litium atau penambahan topiramat,
divalproat+quetiapin, divalproat+olanzapin penambahan asam lemak
Risperidon Injeksi Jangka , litium+risperidon, omega-3, penambahan
Panjang (RIJP), litium+ lamotrigin, okskarbazepin
penambahan RIJP, olanzapin+fluoksetin
aripiprazol.
F. Penatalaksanaan (Lanjutan)

• Terapi Rumatan pada Gangguan Bipolar


• Lini I Lini II Lini III
Litium, lamotrigin Divalproat, litium atau Karbamazepin,
divalproat atau antipsikotika
antipsikotika atipik + atipik, ECT.
antidepresan,
kombinasi dua dari:
litium, lamotrigin,
divalproat, atau
antipsikotika atipik
F. Penatalaksanaan (Lanjutan)

• Terapi Rumatan pada Gangguan Bipolar II


Episode Depresi Akut
• Lini I Lini II Lini III
Quetiapin Litium, lamotrigin, Antidepresan
divalproat, litium atau monoterapi
divalproat + (terutama untuk
antidepresan, litium + pasien yang jarang
divalproat, mengalami
antipsikotika atipik + hipomania)
antidepresan
F. Penatalaksanaan (Lanjutan)

• Untuk Penatalaksanaan Awal di PPK 1, Gangguan Afektif


Bipolar terutama tipe mania dan depresi, dokter umum
membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi
pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat dan
mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
• Selain Gangguan Afektif Bipolar tipe mania dan depresi,
langsung dirujuk setelah terlebih dahulu di diagnosa.
F. Penatalaksanaan (Lanjutan)
Intervensi Psikososial
(sangat perlu untuk mempertahankan keadaan
remisi)
• Cognitive Behavioural Therapy (CBT)
• Terapi keluarga
• Terapi Interpersonal
• Terapi Kelompok
• Psikoedukasi
• Terapi psikologi atau psikososial lainnya
G. Prognosis
• Gangguan bipolar I lebih buruk dibandingkan
gangguan depresi mayor
• 40-50% pasien dengan gangguan bipolar I
mengalami kekambuhan dalam dua tahun
setelah episod pertama
• 7% pasien dengan gangguan bipolar tidak
mengalami kekambuhan
• 45% mengalami lebih dari satu episod
• 40% menjadi kronik
• Prognosis gangguan bipolar II belum banyak
diteliti  diagnosisnya lebih stabil dan merupak
penyakit kronik yang memerlukan terapi jangka
panjang

Anda mungkin juga menyukai