PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Amanah Undang-Undang No. 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan
Umrah adalah untuk memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang sebaik-
baiknya bagi jemaah haji sehingga dapat menunaikan ibadahnya sesuai ketentuan ajaran
Agama Islam.
Penyelenggaraan Kesehatan Haji di Embarkasi/Debarkasi merupakan tugasKementerian
Kesehatan yang didelegasikan kepadaKantor Kesehatan Pelabuhan selaku Unit Pelaksana
Teknis di daerah. Tugas di Embarkasi/Debarkasi Haji, merupakan salah satu bagian dari tugas
pokok dan fungsiKantor Kesehatan Pelabuhan yang dijabarkanpada Bidang Pelayanan
Kesehatan (UKLW), Bidang Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi (PKSE),
Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan (PRL) dan Kesekretariatan (Ketatausahaan).
Tugas sebagaimana disebutkan diatas secara teknis dilaksanakan oleh tim yang di
tetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI. Komposisi tim yang bertugas di
Embarkasi/Debarkasi Banjarmasin terdiri tenaga kesehatan dan tenaga pendukung non
kesehatan dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) BanjarmasindandidukungdariDinas
Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, Dinas Kesehatan kab/ kota terdekat (Banjarmasin,
Banjarbaru,Banjar), Rumah Sakit Rujukan Haji (RSUD Ulin Banjarmasin, RSKJ Sambang
Lihum, RSUD Banjarbaru, RSUD Ratu Zalecha), Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi
Kalimantan Selatan dan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian
Penyakit (BBTKL-PP) Banjarbaru.
Upaya pembinaan dan pelayanan bagi jemaah haji serta perlindungan bagi jemaah haji
dan masyarakat Kalimantan Selatan yang dilaksanakan oleh tim dimulai pada fase pra-
embarkasi, embarkasi dan debarkasi. Fase pra-embarkasi lebih fokus upayaberupapenyiapan
dan pengawasan terhadap sarana-prasarana dan akomodasi di Asrama Haji (kualitas
lingkungan, air bersih, pemondokan, tenaga pengelola katering, sarana pelayanan kesehatan,
pengendalian vektor penular penyakit),rapat koordinasi tim dan pengawasan vaksinasi dan
legalisasi ICV pada 13 kabupaten/ kota. Fase embarkasi difokuskan pada pelayanan dan
pimbinaan bagi jemaah agar sehat untuk melanjutkan perjalanan ibadah haji dengan
menumbuhkan kemandirian setiap individu jemaah. Pada fase ini dilakukan pencegahan agar
tidak ada jemaah yang mengidap penyakit menular (masih aktif) yang berpotensi menimbulkan
kedaruratan kesehatan yang meresahkan dunia (PHEIC). Fase debarkasi, kegiatan difokuskan
untuk melayani jemaah yang sakit dan cegah tangkal penyakit baru, penyakit karantina dan
penyakit potensial wabah masuk ke Indonesia. Setelah jemaah kembali ke daerah masing-
B. Dasar Hukum
2. Tujuan Khusus
a. Teridentifikasinya CJH yang memenuhi persyaratan kesehatan untuk ibadah haji
b. Terbinanya kondisi kesehatan CJH dan kemandirian pemeliharaan kesehatan
c. Terlaksananya surveilans penyakit, system kewaspadaan dini dan respon KLB/Wabah
d. Tersedianya data/informasi cepat, tepat, terpercaya dan diseminasi informasi
kesehatan haji terpadu
e. Terbinanya kerjasama dan kemitraan lintas program, sector dan multilateral tentang
kesehatan haji
f. Meningkatkan kemandirian bagi setiap Jemaah untuk sehat melaksanakan rangkaian
perjalan ibadah
g. Melayani jemaah yang sakit agar dapat melakukan perjalanan ibadah ke Tanah Suci
sampai kembali ke daerah asal
h. Mencegah penularan penyakit antar jemaah yang dapat berpotensi menimbulkan KLB
/ wabah
i. Melaksanakan cegah tangkal terhadap penyakit karantina, penyakit baru dan penyakit
lama muncul kembali yang berpotensi menimbulkan PHEIC
D. Struktur Organisasi
Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Embarkasi/Debarkasi Banjarmasin Tahun 2017 M /
1438 H sebagaimana ditetapkan dengan SK Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07 / Menkes /
466 / 2017 dengan struktur sebagai berikut :
1. Penanggung Jawab : Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Banjarmasin
2. Ketua : Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Banjarmasin
3. Wakil Ketua : Hj. Nina Sandra, S.KM., MM (Dinkes Propinsi Kalsel)
4. Tata Usaha
Koordinator : H.Juanda, SH.MM
b. Unit Siskohat
Ketua : Asy Syazdalia, SE
Anggota : 1. Deddy Soranto, S.Kom
2. Fatimah
3. Risa Harizal, S.Kom
5. Pelayanan Kesehatan
Koordinator : H. Basuki Rahmat, S.KM., MM
a. Unit PemeriksaanAkhir
Ketua (Dokter) : dr. H. Muhammad Khaidir
Dokter : 1. dr. Istiqomah Kiftiana Sari (RSU Ulin Banjarmasin)
2. dr. H. Eko Prastyono (RSU Ratu Zalecha Martapura)
b. Unit Poliklinik
b.1 Sub Unit Asrama Haji
Ketua (Dokter) : dr. Shinta Kumala Ayu
Anggota (Dokter) : 1. dr. Agus Susilo (RSU Ulin Banjarmasin)
2. dr. Haryman Legawa (Dinkes Kota Banjarmasin)
Pengemudi : 1. M. Al Gazali
Ambulans 2. Makmun
3. Ahmad Suaidi
4. Haderani (BBTKL PP Banjarbaru)
Pengemudi : 1. Amiril
Ambulans 2. Syahrani
c. Unit Laboratorium
Ketua : Hj. Retnalisa
Anggota : 1. Fauzi Rahman Pasa
2. Nila Rizki Ariany, S.ST (Dinkes Kab. Banjar)
d. Unit Kebidanan
Ketua : Hj. Fatmawati, S.ST (Dinkes Kota Banjarbaru)
Anggota : 1. Sari Milayanti, Amd.Keb (Dinkes Kota Banjarbaru)
2. Siti Aisyah Amd, Keb (Dinas Kota Banjarbaru)
3. Anggun Riana Sari, S.ST
e. Unit Gizi
Ketua : Rahmi Widyati, S.Gz (RSU Ulin Banjarmasin)
Anggota : Zulfiana Dewi, S.KM., M.P (Poltekkes Banjarmasin)
c. Entomolog
Ketua : Nurjanah, S.KM
Anggota : Agus Syaifudinnor, S.KM
E. Ruang Lingkup
1. Pra Embarkasi
Ruang lingkup kegiatan tim pada pra-embarkasi merupakan fase persiapan antara lain :
a. Pemeriksaan Kesehatan Lingkungan Asrama Haji dan Katering Haji
Kegiatan ini meliputi 3 (tiga) tahap pemeriksaan yaitu Tahap I dan II pada Pra
Embarkasi sedangkan tahap III pada saat operasional Embarkasi. Tahap pertama
dilaksanakan pada6 (enam) bulan sebelum jamaah haji masuk asrama haji dan/atau pada
saat proses penentuan katering , tahap kedua pada 1 (satu)minggu sebelum jamaah haji
masuk asrama haji ,dan tahap ketiga dilakukan melalui kegiatan inspeksi kesehatan
lingkungan dan intervensi kesehatan lingkungan secara rutin selama jamaah haji berada di
asrama haji saat embarkasi / debarkasi.
2. Embarkasi
Fase pemberangkatan dimulai pada tanggal 29 Juli sampai dengan 25 Agustus 2017, akan
tetapi kegiatan tim sudah lebih awal pada tanggal 28 Juli 2017 dengan menyiapkan sarana dan
prasarana di Poliklinik Asrama Haji dengan kegiatan sebagai berikut :
a. Persiapan bahan dan peralatan serta logistik ke Asrama Haji dimulai 3 (tiga) hari sebelum
pelaksanaan EmbarkasiHaji Banjarmasin.
b. Semua proses kegiatan pelayanan dilaksanakan di Asrama Haji Banjarmasin, kecuali untuk
Prov. Kalimantan Tengah langsung di Bandara Syamsudin Noor. Kloter pertama mulai
masuk Asrama Haji pada tangal 29 Juli 2017 berlangsung hingga kloter terakhir tanggal 25
Agustus 2017. Jumlah kloter seluruhnya 17 kloter, dengan pembagian 12 Kloter khusus
untuk jamaah asal Kalimantan Selatan dan 5 kloter khusus untuk jamaah asal Kalimantan
Tengah.
3. Debarkasi
Fase pemulangan jamaah haji Prov. Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah
(Debarkasi) berlangsung sejak tanggal 09 September 2017 sampai dengan 05 Oktober 2017.
Kegiatan yang dilaksanakan pada saat debarkasi tidak jauh berbeda dengan embarkasi, hanya
saja pada saat debarkasi dilakukan deteksi dini penyakit menular potensial wabah
menggunakan alat Pemindai Suhu Tubuh berupa Body Infrared Thermometer dan Thermal
Scanner, pemeriksaan medis secara visual dan legalisasi K3JH dengan membagi K3JH di
Asrama Haji.
F. Perlengkapan Sarana
Secara umum perlengkapan sarana memanfaatkan sarana (alkes, ambulans dan sarana
lainnya) milik KKP Kelas II Banjarmasin, logistik obat-obatan dan beberapa kelengkapan TKHI
yang disalurkan ke Embarkasi Banjarmasin, seluruhnya disediakan oleh Pusat Kesehatan Haji
Kementerian Kesehatan RI.
A. Pra Embarkasi
1. Koordinasi Lintas Sektor Dan Program
Mengawali persiapan penyelenggaraan kesehatan haji di Embarkasi/Debarkasi, KKP
Kelas II Bajarmsin merencanakan kebutuhan personil yang melaksankan tugas. Oleh
keterbatasan personil dari KKP Banjarmasin, sehingga Pimpinan mngajukan permintaan
dukungun tenaga kesehatan dan non kesehatan dari Dinas Kesehatan Propinsi, Dinas
Kesehatan Kab/Kota terdekat, BBTKL, Labkesda dan keempat RS Rujukan, sejak bulan
Juli 2017.
Masing-masing institusi kesehatan seperti Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel,
RSUD.Ulin, RSUJ Sambang Lihum, Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru telah mengirimkan
tenaga untuk membantu operasional haji Embarkasi Banjarmasi dan hal tersebut diterima
dengan baik oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Banjarmasin.
Rapat koordinasi khusus TPKI dan koordinasi lintas sektor telah dilaksanakan sesuai
jadwal dan bertempat di Asrama Haji Banjarmasin.
Pemeriksaan laik fisik terhadap catering pesawat PT. Ditamas Nugraha dilakukan pada
tanggal 24 Juli 2017 , ,sudah memenuhi persyaratan jasa boga yang ditetapkan dan siap
beroperasi untuk kegiatan pengolahan makanan dan supply makanan di pesawat haji.
2. Pengendalian Vektor
Kegiatan Pengendalian vektor yang dilakukan dalam fase pra embarkasi ini berupa
larvasida untuk membunuh jentik – jentik nyamuk dan pengasapan (fogging).Fogging
dilaksanakan pada tanggal 27 Juli2017(H-2) dalam lingkungan asrama haji. Tujuan fogging
pada fase ini untuk menekan populasi nyamuk aedes atau anopheles dewasa dan pemutusan
rantai penularan sebagai antisipasi terhadap wabah penyakit DBD mengingat asrama haji
Banjarmasin berada di Banjarbaru yang masih merupakan daerah endemis penyakit DBD.
Kegiatan tersebut juga dimaksudkan menciptakan lingkungan asrama hajisebagai wilayah
bebas vektor.
B. Embarkasi
1. Tata Usaha
a. Administrasi dan Keuangan
Tugas seperti surat usulan dari KKP Banjarmasin kepada Pusat Kesehatan Haji
Kemenkes RI Nomor : HK.01.07 / 1 / 1750 / 2017 tentang Penetapan Tim Administrasi
TKHI Embarkasi dan Debarkasi Haji Bidang Kesehatan Tahun 2017 adalah :
1) Menatausahakan kontrak kerja dan kwitansi petugas TKHI
2) Menatausahakan dokumen perjalanan dan passport petugas TKHI
3) Menatausahakan formulir pencatatan pelaporan petugas TKHI
4) Menatausahakan obat emergency yang diserahkan kepada TKHI
5) Menatausahakan persuratan, dokumen dan kerasipan penyelenggaraan kesehatan
haji
6) Menatausahakan logistik dan peralatan penyelenggaraan kesehatan haji
7) Menatausahakan alokasi anggaran dan pertanggungjawaban anggaran
penyelenggaraan kesehatan haji
Sedangkan kegiatan yang dilakukan oleh unit administrasi dan keuangan Embarkasi
Haji Banjarmasin Tahun 2017 M / 1438 H meliputi :
Pra Penerimaan Calon Jamaah Haji
1. Mempersiapkan blanko absensi petugas embarkasi
2. Mengambil manifest calon jamaah haji di Kemenag dan menggandakan manifest
sesuai kebutuhan
3. Mempersiapkan stempel petugas penerimaan calon jamaah haji
4. Menyiapkan logistik untuk petugas TKHI dan kegiatan di Embarkasi dan
Debarkasi
2
2 Fogging Tempat Pelaksanaan Penyelenggaraan Haji 6.080.000 6.080.000
a. Belanja Perjalanan Biasa 6.080.000 6.080.000
3
3 Koordinasi Program Kesehatan pada Situasi Khusus 42.150.000 39.428.500
dengan Lintas Sektor dan Program (Rapat
Penyelenggaraan Kesehatan Haji)
a. Belanja Bahan 950.000 450.000
b. Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 2.000.000 1.698.500
c. Belanja Jasa Profesi 3.600.000 3.600.000
d. Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 35.600.000 33.680.000
1
5 Pemeriksaan Rectal Swab Penjamah Makanan catering 7.950.000 6.200.000
Pesawat dan Asrama Haji
a. Belanja Bahan 750.000 0
b. Belanja Jasa Lainnya 6.000.000 5.000.000
c. Belanja Perjalanan Transport Dalam Kota 1.200.000 1.200.000
Tabel 2
Pagu Anggaran Kegiatan Embarkasi / Debarkasi Haji Banjarmasin
Tahun 2017 M / 1438 H
Jumlah petugas TKHI pada Embarkasi Banjarmasin Tahun 2017 M / 1438 H sebanyak 87
orang yang terbagi dalam 2 grup, dengan jumlah petugas masa keberangkatan (Embarkasi)
sebanyak 33 orang dalam setiap kloternya yang terdiri dari 2 orang koordinator, 4 orang dokter, 5
orang perawat, 2 orang bidan, 2 orang tenaga laboratorium, 2 orang tenaga apoteker, 1 orang
tenaga gizi, 4 orang tenaga PRL, 4 orang tenaga KSE, 2 orang tenaga siskohatkes, 2 orang
tenaga administrasi dan keuangan dan 3 orang sopir ambulance. Sedangkan, maka kedatangan
(Debarkasi) dengan jumlah 23 orang petugasdalam setiap kloternya yang terdiri dari 2 orang
koordinator, 2 orang dokter, 4 orang perawat, 1 orang tenaga laboratorium, 1 orang tenaga
apoteker, 3 orang tenaga PRL, 3 orang tenaga KSE, 2 orang tenaga siskohatkes, 2 orang tenaga
administrasi dan keuangan dan 3 orang sopir ambulance. Jumlah kloter dari Embarkasi
Banjarmasin sebanyak 12 kloter dan 5 kloter dari embarkasi antara Kalimantan Tengah. Adapun
Rincian petugas TKHI pada embarkasi Banjarmasin Tahun 2017 M / 1437 H sebagai berikut :
a. Pemeriksaan Akhir
1. Pemeriksaan dokumen kesehatan haji meliputi kelengkapan BKJH dan legalisasi ICV
calon jemaah haji. Pada Tahun 2016 dokumen kesehatan haji sudah dilegalitas oleh
KKP Kelas II Banjarmasin
2. Pengawasan Calon Jemaah Haji terhadap penyakit karantina dan penyakit potensial
wabah pada saat Embarkasi dengan melihat hasil pemeriksaan tahap 1 dan 2 di daerah
pada BKJH
3. Pengawasan calon jemaah haji risiko tinggi dengan pemberian gelang risti pada CJH
risti sebanyak 2043 jamaah (Pria =879,Wanita =1164 ) dari 11 kloter,kemudian
rekapitulasi CJH Risti diserahkan kepada dokter kloter (TKHI)
4. Pengawasan CJH wanita usia subur dari kehamilan berdasarkan SKB Menteri Agama
dan Menteri Kesehatan, dengan metode pemeriksaan PP-Test dan palpasi
5. Penetapan ijin laik terbang kepada setiap CJH dengan penandatanganan lembar ijin laik
terbang oleh dokter pelabuhan pada lembar format bantu BKJH
Tabel 5
Calon Jamaah Haji Yang Dirujuk Embarkasi Haji Banjarmasin
Tahun 2017 M / 1438 H
Jenis Asal Tempat
No. Nama Umur Kloter Diagnosis
Kelamin Daerah Rujukan
1 Amrullah Suhirman S. 45 Pria II Kab. Banjar Kp. Dextra + Hepatitis Spesialis Dalam
2 Isna Mardiana 44 Wanita III HST Schizoprenia Spesialis Jiwa
3 Baseri Djarun 67 Pria IV HSS Schizoprenia RSUD. Sambang
Lihum
4 Aspiah 58 Wanita IV HSS Anxietas RSUD. Sambang
Lihum
5 Suriansyah 68 Pria IV HSS TBC Spesialis Paru
6 Saberi Kaderi 52 Pria IV HSS TBC Spesialis Paru
Abdullah
7 Ratna Binti Rasyid 38 Wanita V Tanah Bumbu Anxietas RSUD. Sambang
Lihum
8 Norhayati 48 Wanita V Tanah Bumbu Anxietas RSUD. Sambang
Lihum
9 Siti Aminah 48 Wanita V Tanah Bumbu Anxietas RSUD. Sambang
Lihum
10 Hatifah 58 Wanita V Tanah Bumbu Anxietas RSUD. Sambang
Lihum
11 Matali Sidiq Ahmad 57 Pria V Tapin TBC Spesialis Paru
12 Masrah 54 Wanita VI Kotabaru Anemia RSUD. Ratu
Zalecha
13 Rachmawaty 47 Wanita VI Kotabaru Anemia RSUD. Ratu
Berdasarkan tabel di atas diketahui pula dari 949 kunjungan, yang dirujuk ke Rumah Sakit
berjumlah 25 orang (2,63 %) yang terdiri dari : RSUD Ulin Banjarmasin sebanyak 7 orang, RSUD
Ratu Zalecha Martapura sebanyak 16 orang dan RSJD Sambang Lihum 2 orang.
c. Laboratorium
Selain melakukan pemeriksaan kehamilan, laboratorium di poliklinik Embarkasi Banjarmasin
juga memberikan pelayanan pemeriksaan penyakit menular, seperti : pemeriksaan sputum
(BTA) dan penyakit tidak menular (penyakit degeneratif),antara lain : pemeriksaan Hb, gula
darah, asam urat, triglyserida, cholesterol, HbsAg, anti HbsAg, albumin, ureum, creatinin,
bilirubin total, thypoid dan urin lengkap untuk penegakan diagnosa sesuai indikasi penyakit
dan rujukan oleh dokter jagadi poliklinik.
Hasil pemeriksaan dan analisa laboratorium pada saat embarkasi dapat dilihat pada tabel 7
dan 8 berikut ini.
Tabel 7
Rekapitulasi Hasil Pemeriksaan Laboratorium Calon Jamaah Haji
Pada Embarkasi Haji Banjarmasin
Tahun 2017 M / 1438 H
Jumlah Pemeriksaan
No. Jenis Pemeriksaan
Hasil P W Jumlah
1 Tes Kehamilan Positif - 0 0
2 Negatif - 1541 1541
3 BTA Positif 1 0 1
4 Negatif 27 32 59
5 Gula Darah 66 86 152
Tabel 8
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Penunjang Lainnya Calon Jamaah Haji
Pada Embarkasi Haji Banjarmasin
Tahun 2017 M / 1438 H
Jenis Jumlah Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
No.
Pemeriksaan Laki2 Wanita Jumlah Normal % Tidak Normal %
1 Hb 17 39 56 48 85,7 8 14,3
2 Gula Darah 101 177 278 140 50,3 138 49,7
3 Asam Urat 176 72 248 199 80,2 49 19,8
4 Triglyserida 79 90 169 72 42,6 97 57,4
5 Cholesterol 103 256 359 84 23,3 275 76,7
6 HbSAg 9 8 17 6 35,2 11 69,8
7 Anti HbsAg 0 0 0 0 0 0 0
8 Albumin 1 0 1 1 100 0 0
9 Bilirubin Total 2 11 13 13 100 0 0
10 Ureum 1 2 3 3 100 0 0
11 Creatinin 1 2 3 3 100 0 0
12 SGOT 2 11 13 11 84 2 16
13 SGPT 2 11 13 11 84 2 16
14 Thypoid 0 0 0 0 0 0 0
Dari hasil pemeriksaan dan analisa laboratorium tersebut, diketahui bahwa tidak ada CJH
yang hamil. Sedangkan 1 (satu) orang CJH perempuan dengan BTA (+) pada Kloter 3 tidak
berangkat karena TBC aktif dan tidak pernah mendapatkan pengobatan TBC serta tidak
mendapat rekomendasi dari dokter spesialis paru untuk berangkat.
Sedangkan calon jamaah haji yang mendapatkan pemeriksaan lainnya dengan hasil tidak
normal oleh dokter poliklinik diberikan pengobatan dan mendapatkan konseling gizi untuk bekal
selama perjalanan di Arab Saudi.
d. Farmasi
Persediaan logistik untuk operasional di Poliklinik Embarkasi Haji Banjarmasin berupa :
Obat-obatan dan alat kesehatan berasal dari pengadaan Pusat Kesehatan Haji Kemenkes RI
Tahun 2016 yang didistribusikan ke KKP Kelas II Banjarmasin sebulan sebelum
keberangkatan. Daftar jenis dan jumlah obat-obatan untuk kebutuhan di embarkasi haji
banjarmasin tahun 2016 dapat dilihat pada lampiran 4.
e. Konsultasi Gizi
Dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan paripurna kepada jamaah calon haji
khususnya jamaah calon haji yang berasal dari propinsi Kalimantan Selatan sebelum
berangkat ke arab Saudi,maka pada operasional embarkasi haji tahun 1437 H / 2016 M Kantor
Kesehatan Pelabuhan Banjarmasin melakukan upaya terobosan pelayanan dengan
menyelenggarakan pojok layanan gizi haji, khususnya pada pelayanan konsultasi gizi klinis.
Memperhatikan 10 trend penyakit yang banyak diderita jamaah calon haji berdasarkan
hasil pemeriksaan akhir di embarkasi yang sebagian besar teridentifikasi sebagai penyakit
tidak menular yang merupakan manifestasi dari life style disesase yang sebenarnya dapat
dilakukan tindakan pengendalian, serta dengan melihat trend kunjungan rawat jalan maupun
rawat inap jamaah haji selama di Arab Saudi. Oleh karena itu KKP memandang perlu ada
upaya konkrit untuk menurunkan angka kesakitan/kunjungan berobat selama melaksanakan
proses ibadah haji dan bahkan menurunkan angka kematian yang diakibatkan olehfaktor
pencetus penyakit yang tidak terkendali dan semakin parahnya kondisi kesehatan jamaah haji
akibat ketidak tahuan tentang gizi/ nutrisi serta kurangnya informasi tentang kesehatan gizi.
Diharapkan dengan adanya bekal informasi kesehatan gizi yang disampaikan menjelang
keberangkatan jamaah calon haji, akan dapat memberikan kesadaran supaya berperilaku hidup
sehat, mengkonsumsi makanan sesuai kebutuhan, mengetahui pembatasan makanan atau
makanan yang dianjurkan dan makanan yang tidak diperkenankan (pola makan) sesuai kondisi
kesehatan masing-masing jamaah calon haji sehingga jamaah calon haji akan mampu
mengontrol kesehatan sendiri, menjadikan jamaah haji yang sehat dan mandiri serta tercapai
istitoah kesehatan.
Berikut daftar kunjungan konsultasi gizi oleh calon jamaah haji selama embarkasi haji dapat
dilihat pada tabel.
a) Ketenagaan
Tenaga konsulent gizi dalam penyelengaraan pojok layanan gizi haji (PLGH) sebanyak
2 (dua) orang terdiri dari 1 (satu) berasal dari RSUD Ulin Propinsi Kalimantan Selatandan 1
(satu) orang berasal Politeknik Kesehatan Banjarmasin jurusan gizi.
Grafik 1
Distribusi Kunjungan Konsultasi Gizi Haji
Berdasarkan Jenis Kelamin
Di Embarkasi Haji Banjarmasin 2016 M / 1437 H
0, 0% 0, 0%
56, 50%
57, 50% Perempuan 57
Laki-Laki 56
50
44 44
45
40
35
30
25
20 17
15
10 8
5
0
Hipertensi Kolesterol Diabetes Mellitus Asam Urat
Grafik 3
Distribusi Kunjungan Konsultasi Gizi Haji
Berdasarkan IMT
Obesitas , 26,
23% Normal
Normal , 57,
50% Moderat
Overweight , 28,
25% Overweight
Obesitas
Moderat , 2, 2%
Quarantine Boarding pada kedatangan pesawat pengangkut CJH setelah tiba dari
Arab Saudi sebanyak 17 kali.
Jenis Kelamin
Golongan
No.
Umur (Thn)
CJH
Pria % Wanita % %
Total
1 < 40 th 230 13.28 427 19.76 657 16.88
2 41 - 50 th 599 34.58 777 35.96 1376 35.35
3 51 -60 th 592 34.18 607 28.09 1199 30.80
5 > 61 th 311 17.96 350 16.20 661 16.98
Total 1732 100.00 2161 100.00 3893 100.00
Dari tabel diatas dapat digambarkan bahwa total calon jamaah haji Provinsi Kalimantan
Selatan yang masuk ke asrama haji Embarkasi Banjarmasin telah diperiksa kesehatan tahap
ketiga pada saat di aula asrama haji Banjarmasin dan dinyatakan laik berangkat sebanyak
jamaahyang terbagi dalam kelompok terbang yang terdiri dari calon jamaah haji : Pria 1732
orang, Wanita 2161 orang.
Golongan umur yang mendominasi pada pria adalah kisaran umur antara 41 tahun sd 50
tahun (34,58%.) demikian pula dengan wanita (35,96%.). Untuk jumlah calon jamaah haji yang
berasal dari Kalsel Kalteng yang berangkat dari Embarkasi Banjarmasin Tahun 2015 dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 11
Distribusi Jumlah Calon Jamaah Haji Kalsel - Kalteng
Berdasarkan Jenis Kelamin
Tahun 2017 M / 1438 H
Terlihat jumlah risti pada saat pemeriksaan tahap ketiga di Aula Embarkasi Haji Banjarmasin
kondisi kesehatan Jemaah Calon Haji yang berisiko tinggi lebih banyak dari calon jemaah haji
yang sehat.dan didominasi berjenis kelamin wanita lebih banyak (54,39%) yang mempunyai
resiko tinggi. Banyaknya wanita yang beresiko tinggi jika dibandingkan dengan pria dapat
disebabkan karena pada dasarnya jumlah jamaah wanita sudah lebih banyak dari pada pria.
Adapun Jumlah Calon Jemaah Haji Kalsel yang mempunyai Risiko Tinggi perjenis kelamin
dan golongan umur adalah sebagai berikut :
Tabel 13
Prosentase Jumlah Risti Kalsel
Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Golongan Umur
Embarkasi Haji Banjarmasin
Tahun 2017 M / 1438 H
Jumlah Risti
Kelompok Umur
Pria % Wanita % Total Pria+Wanita %
< 40 tahun 110 8.30 192 12.15 302 10.40
41 – 50 tahun 425 32.08 542 34.30 967 33.29
51 – 60 tahun 485 36.60 496 31.39 981 33.77
>61 Tahun 305 23.02 350 22.15 655 22.55
Total 1325 100.00 1580 100.00 2905 100.00
Pada saat pemeriksaan tahap ketiga yang mempunyai resiko tinggi prosentase 34,30 % di
dominasi oleh berjenis kelamin wanita sedangkan pria hanya 32,08% Dan golongan umur yang
berisiko tinggi berkisar antara 41 tahun sd 50 tahun.
Adapun jumlah Risiko Tinggi berdasarkan Isthitha'ah Hasil Pemeriksaan Kesehatan Tahap
Ketiga bagi calon jemaah haji asal Kalsel dan Kalteng adalah sebagai berikut :
Istitha'ah
Asal CJH TMS Untuk
MS MS+ Pendampingn TMS Jumlah
Sementara
Kalsel 993 2898 2 - 3893
Kalteng - - - - -
Dari hasil pemeriksaan Risiko Tinggi Calon Jemaah Haji Kalsel berdasarkan penggelangan
ada beberapa warna yang harus dipakai bagi calon jemaah haji sesuai dengan rekomendasi
dokter pemeriksaan tahap ketiga. Bagi calon jemaah haji yang menggunakan gelang risti warna
merah artinya calon jemaah haji tersebut berumur lebih dari 60 tahun + penyakit, kuning kurang
dari 60 tahun + penyakit dan hijau berumur lebih 60 tahun Risti Lansia tanpa penyakit. Adapun
hasil penggelangan tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 15
Distribusi Jumlah Calon Jamaah Haji Kalsel
Berdasarkan Penggelangan Risiko Tinggi (RISTI) Dan Jenis Kelamin
Embarkasi Haji Banjarmasin
Tahun 2017 M / 1438 H
Terlihat calon jemaah haji Kalsel ternyata yang dipasangkan gelang risti yang terbanyak
berwarna kuning berjumlah 2214 Orang dan didominasi oleh wanita sebanyak 1219 Orang,
gelang risti warna Merah sebanyak 325 orang juga didominasi oleh wanita sebanyak 282
orang,dan gelang risti warna hijau sebanyak 84 Orang , didominasi oleh Pria sebanyak 48 Orang
dibanding wanita hanya 36 Orang.
Penggelangan Risti bagi calon Jemaah haji yang berasal dari Kalsel dan Kalteng adalah
sebagai berikut :
Gelang Risti
Asal CJH
Hijau Merah Kuning Jumlah
Kalsel 84 607 2214 2905
Kalteng 51 293 869 1213
Dari tabel diatas jumlah jamaah yang memakai gelang lebih banyak daripada yang tidak
pakai gelang yaitu sebesar 74,62% dari total Calon Jamaah Haji. terbanyak gelang Ristinya
berasal dari calon jemaah haji Kalsel sebanyak 2905 Orang dengan masing-masing gelang
warna kuning sebanyak 2214 orang, warna merah 607 Orang dan warna hijau 84 Orang. Dengan
tingginya jamaah calon haji yang memakai gelang menunjukkan perlunya JCH diberikan
penyuluhan/edukasi sebelum berangkat melaksanakan ibadah haji agar dapat mengatasi
permasalahan kesehatannya sendiri selama di tanah suci dalam melaksanakan rangkaian
ibadah.
Sedangkan calon jemaah haji asal Kalteng sebanyak 1.213 Orang, gelang warna kuning
sebanyak 869 Orang, warna merah 293 Orang Dan warna hijau 51 Orang.
Jumlah Risiko Tinggi asal Kalsel menurut jenis penyakit pada saat pemeriksaan tahap ketiga
di Aula Asrama Haji Banjarmasin adalah sebagai berikut :
Tabel 17
Jumlah Calon Jamaah Haji Kalsel
Menurut Jenis Penyakit Risiko Tinggi (RISTI) dengan kode ICD-X
Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin Embarkasi Haji Banjarmasin
Tahun 2017 M / 1438 H
Pengawasan air bersih di catering asrama haji CV. Rakhmat Agung meliputi pemeriksaan
kuantitas dan kualitas (pemeriksaan fisik dan kimia lapangan) air bersih. Pengawasan
ketersediaan air bersih dari sumur bor asrama Haji dengan kebutuhan perorang/hari secara
c) Pengendalian Vektor
Pengendalian vektor yang dilaksanakan pada fase operasional Haji meliputi pemantauan dan
pengendalian vektor secara terus menerus selama berlangsungnya embarkasi haji dan
dilakukan intervensi bila ditemukan adanya peningkatan kepadatan vektor. Sebelum pelaksanaan
operasional Haji (H- 2) telah dilakukan pengendalian vektor nyamuk berupa
Fogging/penyemprotan dan abatisasi massal.
Katering pesawat haji pada Embarkasi Haji Banjarmasin tahun ini ditangani oleh PT. Ditamas
Nugraha Banjarbaru, dibawah manajemen PT. Aero Catering Service (ACS) Balikpapan yang
merupakan anak perusahaan maskapai pemerintah PT. Garuda Indonesia. PT. Ditamas Nugraha
merupakan jasaboga bersertifikat golongan C dan juga adalah jasaboga binaan KKP Kelas II
Frekuensi pengambilan sampel makanandan jumlah sampel makanan pada catering asrama
haji (CV. Rakhmat Agung) dan katering pesawat haji (PT. Ditamas Nugraha) dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut :
Pengambilan sampel makanan untuk keperluan bank sampel dilakukan setiap kegiatan
makan bertujuan untuk kesiapsiagaan dan sebagai Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar
Biasa (SKD KLB) sehingga apabila ada kasus KLB yang disebabkan makanan maka dapat
dilakukan surveilans faktor risiko dan pemeriksaan uji laboratorium sampel pada bank sampel.
Pengawasan dilakukan mulai dari penyiapan bahan mentah, proses pengolahan sampai
dengan makanan siap saji dan pada tahap akhir dilakukan uji cita rasa (Organoleptik). Dari
penyiapan bahan, proses pengolahan sampai tahap penyajian makanan cukup baik, namun tetap
diwaspadai adanya faktor risiko lingkungan yang berpotensi menimbulkan kontaminasi makanan.
Uji organoleptik dilakukan setiap kali pengambilan sampel makanan untuk disimpan di bank
sampel, hasil uji cita rasa tersebut baik.
Dengan demikian jumlah sampel makanan pada kedua katering yangdisimpan di bank
sampel di Asrama Haji Banjarmasin sebanyak 324 sampel makanan dan snack. Pengambilan
sampel tersebut dilakukansetiap kali jam makan dan setiap kali snack di semua kloter
keberangkatan.. Pengambilan sampel untuk uji laboratorium katering asrama haji dan katering
pesawat masing-masing sebanyak 3 kali meliputi sampel makanan, sampel air bersih, dan
sampel usap alat makan.
Selama operasional Haji dari kloter 1 sampai 17 tidak ditemukan masalah dalam
pengambilan sampel makanan, semua sampel diambil dan siap sebelum disajikan kepada
jamaah calon haji. Sehingga semuanya berjalan lancar dan koordinasi antara petugas dengan
pengelola catering terjalin dengan baik.
Total jumlah sampel makanan yang diperiksa sebanyak 24 sampel, dengan parameter
Salmonella, Staphylococcus, dan E.coli . Hasil pemeriksaan bakteriologis Salmonelladiketahui
semua sampel negative atau tidak mengandung bakteri Salmonella.Namun dengan parameter
Staphylococcus, terdapat 2 sampel tercemar bakteri Staphylococcus. Pada
parameterE.Colidiketahui 2 sampel terkontaminasi bakteri E.coli (positif E.coli).Hal ini berarti
makanan tersebut telah terkontaminasi secara bakteriologis. Pencemaran bakteriologis yang
paling sering dijumpai pada makanan adalah baktreri Coliform, E.coli dan Fecal coliform.
Keberadaan bakteri ini dalam makanan dan minuman merupakan indikator terjadinya
kontaminasi akibat penanganan makanan dan minuman yang kurang baik. Kontaminasi bakteri
ini kedalam makanan dapat disebabkan karena perilaku penjamah makanan yang tidak higienis,
pencucian peralatan yang tidak bersih serta pencucian air yang mengandung E.Coli.
Pemeriksaan mikrobiologis sampel makanan juga diketahui terdapat 2 sampel positif bakteri
Staphylococcus.Adanya bakteri Staphylococcus dalammakanan menjadi indikator bahwa
makanan tersebut tercemar bakteri pathogen. Keberadaan bakteri tersebut pada makanan
kemungkinan terjadi melalui kontak penjamah karena tindakan yang tidak hygienis selama
proses penyiapan, pengolahan, sampai penyajiannya. Penjamah tidak memakai APD (alat
pelindung diri) terutama ketika yang bersangkutan mengalami infeksi atau luka pada tangan,
berjerawat atau bisulan, banyak bercakap – cakap , atau ketika penjamah batuk atau bersih
dekat dengan makanan.
Bakteri Staphylococcus pada makanan dapat menimbulkan gangguan kesehatan
karena dapat menghasilkan toksin yang bekerja pada saluran pencernakan yang dapat
Dari 8 (delapan) sampel jenis alat yang diperiksa dengan parameter TPC diperoleh hasil
pemeriksaan semua sampel positif TPCtidak memenuhi syarat menurut Permenkes RI Nomor
1096/MENKES/PER/VI/2011 tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga.
Hasil angka kuman (TPC) yang positif , akan menyebabkan mikroorganisme atau bibit
penyakit yang tertinggal pada peralatan tumbuh dan berkembang biak sehingga mencemari
makanan yang disajikan serta sangat membahayakan bagi kesehatan dan dapat menyebabkan
terjadinya penularanpenyakit. Kualitas bakteriologis alat yang tidak baik dapat dipengaruhi oleh
tingkat kebersihan dan hygiene sanitasi baik penjamah makanan maupun lingkungan tempat
pengolahan makanan sehingga perlu untuk meningkatkan pengetahuan dan kesehatan
penjamah makanan. Sebaiknya proses pencucian alat masak/makan yang dipakai untuk
Hasil pemeriksaan kandungan bahan berbahaya dalam makanan dengan menggunakan alat
Food Security Kit diketahui bahwa sebanyak 4 sampel makanan yang diperiksa telah memenuhi
syarat atau tidak mengandung bahan kimia berbahaya.
g) Pemeriksaan Barang Bawaan Jamaah Calon Haji Berupa Makanan Basah (Sweeping)
Pemeriksaan barang bawaan berupa makanan basah yang dibawa jamaah calon haji
dilakukan setiap proses penerimaan kedatangan JCH di aula kedatangan Asrama Haji
Banjarmasin. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya melindungi JCH dari kejadian luar biasa
(KLB) penyakit atau keracunan akibat mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri atau
Makanan basah hasil sweeping tersebut langsung diserahkan kepada petugas daerah
masing – masing dan telah dibuat berita acara serah terima yang ditandatangani oleh tim
petugas kesehatan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan dan petugas daerah yang
bersangkutan.
b. Siskohatkes
Pada periode kepulangan (debarkasi) jamaah haji unit Siskohatkes melakukan
pencatatan dan pelaporan jamaah haji dan petugas (TKHI, TPHI dan TPIHI) Provinsi
Kalimantan Selatan Tahun 2017 ini yang datang atau masih tertinggal karena sesuatu
alasan maupun yang telah wafat di Tanah Suci.
Dari 3.893 calon jamaah haji dan petugas yang berangkat dari Provinsi Kalimantan
Selatan, diketahui pada saat kepulangan dari tanggal 09 September 2017 hingga terakhir
tanggal 05 Oktober 2017 berjumlah 3.879 orang diantaranya 14 orang meninggal dunia di
Arab Saudi.
Untuk calon jamaah haji dan petugas yang berangkat dari Provinsi Kalimantan Tengah
dengan jumlah 1.619 orang, diketahui pada saat kepulangan dari tanggal 19 September
2017 hingga terakhir tanggal 26 September 2017 berjumlah 1.615 orang diantaranya 4
orang meninggal dunia di Arab Saudi.
Tabel 27
Calon Jamaah Haji Yang Dirujuk Debarkasi Haji Banjarmasin
Tahun 2017 M / 1438 H
Jenis Asal Tempat
No. Nama Umur Kloter Diagnosis
Kelamin Daerah Rujukan
1 Aliansyah Bin Husein 68 Pria II Kab. Banjar Dehidrasi Sedang RSUD. Ratu Zaleha
2 Tuhani Bin Utai 60 Pria XV Tabalong Anemia RSUD. Ulin
3 Hamsan Ahmad Nilah 78 Pria XVI Batola Cardiomegali RSUD. Ulin
Berdasarkan tabel di atas bahwa jumlah kunjungan hanya 211 orang atau 22,23 %
dibandingkan saat embarkasi, dan yang terbanyak adalah laki-laki sebesar 54,50 %. Dari semua
kunjungan tersebut diketahui pula sebanyak 203 orang rawat jalan, 4 orang observasi dan 4
orang yang di rujuk ke RSUD Ulin Banjarmasin, 2 orang yang di rujuk ke RSUD Ratu Zalecha
Kode Jumlah
No. Penyakit Diagnosa ICD- Total
X
P W
1 Common Cold J. 00 23 21 44
2 Hipertensi I.10 12 11 23
3 Faringitis K. 02 10 4 14
4 Dispepsia K. 30 2 9 11
5 DM E. 11 1 1 2
6 Ginggivitis K.05 0 1 1
7 Asma J. 45 0 2 2
8 Konjunctivitis H. 10 0 2 2
8 Anemia D. 50 1 0 1
10 Dermatitis L. 23 0 1 1
Total 49 52 101
b. Laboratorium
Pada saat debarkasi, laboratorium di poliklinik Embarkasi Banjarmasin memberikan
pelayanan pemeriksaan penyakit menular, seperti : pemeriksaan sputum (BTA) dan
penyakit tidak menular (penyakit degeneratif),antara lain : pemeriksaan Hb, gula darah,
asam urat, triglyserida, cholesterol, HbsAg, anti HbsAg, albumin, ureum, creatinin,
bilirubin total, thypoid dan urin lengkap untuk penegakan diagnosa sesuai indikasi
penyakit dan rujukan oleh dokter jaga di poliklinik.
Tabel 29
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Penunjang Lainnya Jamaah Haji
Pada Debarkasi Haji Banjarmasin
Tahun 2016 M / 1437 H
Jenis Jumlah Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
No.
Pemeriksaan Laki2 Wanita Jumlah Normal % Tidak Normal %
1 Hb 0 2 2 1 50 1 50
2 Gula Darah 4 6 10 0 0 10 100
3 Asam Urat 2 0 2 1 50 1 50
4 Triglyserida 2 1 3 1 33 2 67
5 Cholesterol 3 0 3 1 33 2 67
6 HbSAg 0 0 0 0 0 0 0
c. Farmasi
Logistik berupa obat-obatan dan alat kesehatan yang digunakan untuk pengobatan jamaah
haji yang sakit menggunakan persediaan yang berasal atau droping dari Pusat Kesehatan Haji
Kemenkes RI sebelum operasional Embarkasi Haji Banjarmasin pada Agustus 2016 lalu.Daftar
penerimaan dan pemakaian obat-obatan dan alat kesehatan selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran.
a. Legalisasi K3JH
Tabel 31
Pemberian K3JH Menurut Jenis Kelamin
Debarkasi Haji Banjarmasin
Tahun 2017 M / 1438 H
No. Jenis Kelamin Jumlah Pemberian K3JH
1 Pria 86
2 Wanita 92
Total 178
Jumlah pemberian K3JH untuk keseluruhan Jamaah pada Debarkasi Haji pada tahun 2017 M
/ 1438 H sebanyak 178 lembar dengan rincian 86 lembar diberikan kepada jamaah pria dan 92
lembar diberikan kepada jamaah wanita yang keseluruhan mengaku BKJH nya tertinggal di
dalam bagasi.
c. Surveilans Epidemiologi
1. Deteksi Jamaah Haji
Tabel 33
Jumlah Jamaah Haji Yang Terdeteksi Demam
Debarkasi Haji Banjarmasin
Tahun 2017 M / 1438 H
No. Jenis Kelamin Jumlah Yang Terdeteksi Demam
1 Laki-Laki 0
2 Perempuan 0
Total 0
Jumlah jamaah haji yang dirujuk ke RS Debarkasi adalah sebanyak 5 orang, semuanya berasal
dari luar Banjarmasin yang dirujuk ke RS yang ditunjuk sebagai RS rujukan haji.
Jumlah jamaah calon haji Kalsel yang wafat selama Embarkasi / Debarkasi Haji
Tahun 2017 M / 1438 H sebanyak 14 orang dengan rincian 8 orang jamaah laki – laki
dan 6 orang jamaah perempuan, yang keseluruhannya wafat di Arab Saudi.
Penyebab kematian jamaah haji Embarkasi Banjarmasin didominasi oleh kelompok penyakit
Jantung dan pembuluh darah sebanyak 9 orang, menyusul kelompok penyakit sistem pernafasan
sebanyak 8 orang dan penyakit kanker 1 orang, 16 orang dari total jamaah yang wafat adalah
Semua sampel makanan disimpan di bank sampel. Sampel dalam bank sampel akan dibuang
/ dimusnahkan setelah sekitar 12 jam yang dipastikan tidak terjadi kejadian luar biasa akibat
konsumsi makanan pada jamaah haji yang mengkonsumsi.
Sampel air bersih diambil pada 2 titik sampel yaitu di kran dapur lama dan kran washtafel
dapur kering gedung Jabal Rahmah yang bersumber dari sumur bor. Hasil pemeriksaan kualitas
kimia lapangan menunjukkan pH telah memenuihi syarat sesuai standar yaitu pada range 6,5 –
9,0 . Namun kadar sisa Chlor < 0,2 sehingga belum memenuhi syarat sesuai yang diatur dalam
peraturan diatas. Dengan demikian dianjurkan kepada catering asrama Haji agar sebelum
dikonsumsi hendaknya direbus terlebih dahulu sampai mendidih dan apabila digunakan dalam
proses pencucian dilakukan penambahan desinfektan atau air panas pada bilasan terakhir.
A. Permasalahan
1. Kesekretariatan dan Siskohatkes
a. Meubelair yang ada di ruang poliklinik perlu di remajakan semua
b. Belum tersedianya jaringan internet yang baik di asrama haji terutama di ruang poliklinik
c. Debarkasi
1) Pemeriksaan Suhu Tubuh dilakukan di semua Bus Jemaah Haji dan K3JH yang
terlampir di Buku Kesehatan Haji dimasukkan di dalam tas dan diserahkan ke
jemaah setibannya di asrama haji.
2) Setibanya di asrama haji jemaah haji ditempatkan sesuai nomor Bus yang
mengangkut jemaah haji tersebut
3) Lembar K3JH masih ada yang hilang atau tertinggal di dalam tas jamaah (terpisah
dari tas gantung di leher)
4) Ruang untuk penempatan alat thermal scanner belum memadai
B. Pemecahan Masalah
1. Bidang Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi
a. Pra Embarkasi
1) Sinkronisasi jadwal vaksinasi dan legalisasi, sehingga pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan waktu yang ditetapkan dan lebih maksimal
2) Pengisian Kode Risti di buku kesehatan sebaiknya ditulis dengan benar dan rekap
Risti pemeriksaan Tahap II Di Kabupaten/Kota agar diinformasikan atau dikirim
melalui Email Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Banjarmasin
3) Bagi Calon Jemaah Haji yang Risti disarankan perlu pendamping
4) Sosialisasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan kab/kota tentang Permenkes No.15
tahun 2016 dalam rangka persiapan pelaksanaan Embarkasi Haji tahun 2018
b. Embarkasi
1) Pengisian data dan kode Risti sebaiknya diseragamkan dan harus dibuatkan
pedoman oleh Puskeshaji dan disosialisasikan melalui Dinas Kesehatan Provinsi
2) Pemeriksaan Risti yang lebih selektif oleh Dinkes kabupaten / kota pada
pemeriksaan pertama dan lanjutan
c. Debarkasi
1) Memberikan himbauan dan atau sosialisasi tentang pentingnya K3JH oleh petugas
kloter / TKHI pada saat menjelang kepulangan sejak di Arab Saudi
C. Pemecahan Masalah
1. Kesekretariatan dan Siskohatkes
a. Memberikan masukan atau usulan kepada Kemenag untuk menganggarkan pengadaan
meubelair pada tahun yang akan datang
b. Perlunya dibuat jaringan internet yang lebih baik di asrama haji agar dapat digunakan
saat kegiatan haji tiap tahunnya
b. Embarkasi
1. Pengisian data dan kode Risti sebaiknya diseragamkan dan harus dibuatkan
pedoman oleh Puskeshaji dan disosialisasikan melalui Dinas Kesehatan Provinsi
2. Pemeriksaan Risti yang lebih selektif oleh Dinkes kabupaten / kota pada
pemeriksaan pertama dan lanjutan
c. Debarkasi
1. Memberikan himbauan dan atau sosialisasi tentang pentingnya K3JH oleh petugas
kloter / TKHI pada saat menjelang kepulangan sejak di Arab Saudi
2. Meningkatkan koordinasi dan pemahaman dengan Kemenag setempat tentang
tempat yang representatif untuk alat pendeteksi suhu tubuh (Thermal Scanner)
A. Kesimpulan
1. Kegiatan Embarkasi dan Debarkasi Haji Banjarmasin telah dilaksanakan sejak tanggal 29
Agustus 2017 dan berakhir pada tanggal 05 Oktober 2017
2. Total Calon Jamaah Haji (CJH) Provinsi Kalsel yang berangkat melalui Embarkasi Haji
Banjarmasin Tahun 2017 M / 1438 H sebanyak 3.893 orang dengan rincian 1.732 orang
pria dan 2.161 orang wanita, sedangkan Calon Jamaah Haji dari Provinsi Kalteng yang
berangkat dari Embarkasi Banjarmasin berjumlah 1. 619 orang dengan rincian 720 orang
pria dan 899orang wanita
3. Jumlah Calon Jamaah Haji Kalsel yang sehat adalah sebanyak 988 orang (sebesar 25,38
%) dari total Calon Jamaah Haji, sedangkan Calon Jamaah Haji yang risti adalah sebanyak
2.905 orang (sebesar 74,62%) dari Total Calon Jamaah Haji
4. Jamaah Haji yang datang (Debarkasi) asal Provinsi Kalsel Tahun 1439 H / 2017 M
berjumlah3.879 dengan rincian 1.724 orang pria dan 2.155 orang wanita. Jumlah jamaah
wafat diArab Saudi sebanyak 14 orangdengan rincian 8 orang pria dan 6 orang wanita
5. Jamaah haji yang berasal dari Provinsi Kalimantan Tengah berjumlah1.615orang dengan
rincian 719 orang pria dan 896 orang wanita. Jumlah jamaah wafatsebanyak 4 orang
dengan rincian 1 orang pria dan 3 orang wanita
6. Untuk jumlah penyakit terbanyak yang ditemukan pada pemeriksaan akhir di embarkasi,
terdiri dari :
- Hypercolesterol : 1.584 ( 54,53 %)
- Essential (primary) Hypertention : 1.158 (39,86 %)
- Senility : 954 ( 32,84 %)
- Diabetes Mellitus : 293 (10,09 %)
- Dyspepsia : 146 ( 5,03 %)
Sedangkan Risti Jemaah haji asal Kalimantan Tengah sebanyak 1.213 orang (laporan oleh
embarkasi antara Palangkaraya KKP Palangkaraya).
7. Tidak ada terdeteksi jamaah haji Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah
yang terifeksi penyakit KKM, seperti : Meningitis maupun Mers-CoV dan Ebola Virus
8. Pengamanan Calon Jamaah Haji selama dalam masa karantina di Asrama Haji
Embarkasi Banjarmasin kurang maksimal, masih banyak Jamaah Calon Haji yang
bebas bertemu pengunjung dan atau menerima makanan dari keluarga / pengunjung dari
B. Saran
1. Pembinaan dan terapi terhadap calon jamaah haji yang risti harus dilakukan lebih awal
pada saat pemeriksaan pertama oleh Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
2. Koordinasi harus lebih ditingkatkan antara instansi kesehatan terkait dalam rangka
pelaksanaan vaksinasi dan legalisasi ICV
3. Dibuatkan pedoman untuk keseragaman penulisan Risti pada Buku Kesehatan Jamaah
Haji (BKJH).
4. Dilakukan standarisasi sarana, prasarana, peralatan dan SDM untuk poliklinik asrama haji
secara nasional
5. Komunikasi, informasi, koordinasi dan jejaring kerja antar instansi terkait harus lebih
ditingkatkan pada tahun berikutnya, sehingga pengawasan, pemeriksaan dan pelayanan
kesehatan pada jamaah haji lebih maksimal