“Wafi amfusakum afalaa tubsirun” = “Dan yang diri kami berupa wujud insan itu apakah tidak kamu pikirkan”. = yang menjadi diri hakiki atau diri pertama pada insan itu. . Pada hakekatnya “diri kedua” adalah kebenaran dan kesempurnaan Roh Nabi kita yang bernama Muhammad itu semata mata, (Maksudnya : Diri kedua = Insan yang kedua = Rupa Muhammad yang nyata = yang Nasut = Kebenaran Roh Nabi kita yang bernama Muhammad yang diisyaratkan oleh Al-Quran) “ALLAHU NURUSSMA WATIWAL ARDHI” = Kebenaran Nur Allah itu ialah Maujud di langit dan dibumi. “NURUN ‘ALA NURIN” = Nur yang hidup dan yang menghidupkan atas tiap tiap wujud yang hidup pada alam ini, . Isyarat perkataan 4 sahabat Rasulullah : . Saidina Abu Bakar Siddik r.a. ﻮﻤﺎﺮاﯾﺖ ﺷﯾﺎﺀاﻶ ﻮﺮاﯾﺖاﷲ (Tidak aku lihat pada wujud sesuatu dan hanyalah aku lihat kebenaran Allah semata mata DAHULUNYA) . Umar bin Khattab r.a : “Maa ra’aitu syaian illa wara’aitullahu ma’ahu” (Tidak aku lihat pada wujud sesuatu dan hanyalah aku lihat kebenaran Allah Ta’ala semata- mata KEMUDIANNYA) . Usman bin Affan r.a : ﻮﻤﺎﺮاﯿت ﺘﺒﯾﺎ اﻶ ﻮﺮاﯿت اﷲ ﻤﻌﮫ (Tidak aku lihat pada wujud sesuatuhanyalah aku lihat kebesaran Allah Ta’ala semata-mata BESERTANYA) . Ali bin Abi Talib r.a : ﻮﻤﺎﺮاﯿت ﺷﯿﺎﺀاﻶ ﻮﺮاﯿت اﷲ ﻓﯿﮫ (Tidak Aku lihat pada wujud sesuatu hanyalah aku lihat kebesaran Allah Ta’ala semata-mata MAUJUD PADANYA). . …………….. Itulah isyarat-isyarat ayat Al Qur’an …….. . “Wakulli hamdulillah sayurikum aayaatihi faakhiru naha” “Dan ucapkanlah puji bagi Allah karena sangat nampak bagi kamu pada wujud diri kami itu sendiri, akan tanda tanda kebesaran Allah Ta’ala, supaya kamu dapat mengenalnya” . Sabda Nabi Muhammad saw : “Mamtalabal maula bikhairi nafsihi fakaddalla dalalam baida” ”Barang siapa mengenal Allah Ta’ala diluar dari pada mengenal hakikat dirinya sendiri., maka sesungguhnya adalah ia sesat yang bersangat sesat. Karena hakekat diri yang sebenarnya, baik rohani dan jasmani tidak lain adalah wujud kesempurnaan tajalli NUR MUHAMMAD itu semata-mata.