Anda di halaman 1dari 31

(1)

ILMU MA’RIFATULLAH

“ MENGENAI ASAL USUL ROH “

Jika mengkaji Ajaran Para Guru dan Khalifah, Serta Pesan


dari Para Orang tua, Bahwa dimana sebelum segala
sesuatu itu ada, atau diantara ada dan tidak ada, Maka
apakah yang terjadi terlebih dulu ?.
Yaitu pada suatu tempat yang paling tinggi dalam Alam
Gaibul – Gaib, Ketika itu baru ada adalah “AL-AWAL/NUK
SYIRROH”, Baru kemudian berubah menjadi “KUNTA
FAYAKUN”, Setelah itu baru kemudian berubah namanya
menjadi “NUR ALLAH”, sebagai Tempat Tajalli suatu Sifat
yang bernama “NUR MUHAMMAD”, Baru kemudian
genaplah namanya menjadi “ALLAH TA’ALA. Dan nama
dari ALLAH TA’ALA itu didalamnya terdapat Dua Titik Nur,
Yaitu “NUR ALLAH dan NUR MUHAMMAD”.
Maka dari kedua Titik Nur inilah merupakan cikal bakal
dari “ROH” atau “RAHASIA”, yang pada akhirnya menjadi
“INSAN/MANUSIA” adalah inti dari NUR itu sendiri.
Karena Sifat Allah sudah melebur kedalam Sifat NUR
Muhammad.
Untuk difahami bahwa, Allah Ta’ala melebur Sifatnya ke
dalam Roh itu, Tak ada Daging atau Tulang, Tapi hanyalah
Bersifat NUR sebagai Rahasianya. Dan berada pada suatu
tempat yang bernama BAITUL ARSYLLAH, yang pada Diri
Manusia terletak di OTAK. Sungguh Rahasia Allah yang tak
dapat diserupakan, dan tidak ada yang diumpamakan
ataupun dimisalkan dengan apapun juga.
(2)
 Diantara Dua Titik Nur ini, Yaitu : “Nur Allah dan Nur
Muhammad”, Kemudian dileburkan ke dalam Dua
Unsur bentuk kehidupan, Yaitu pada BAPAK dan IBU.
Maka Nur Muhammad masuk pada Diri Bapak, Dan Nur
Allah masuk pada Diri Ibu. Barulah dinyatakan dalam
suatu Pengakuan dari Allah Ta’ala, Bahwa : “Jika suatu
saat aku menghilang (Ma’rifat), dan tidak dilihat serta
didengar, Maka Aku adalah Engkau, Dan Engkau juga
adalah Aku”. Yang berarti bahwa Allah itu adalah
Muhammad, Dan Muhammad itu juga adalah Allah.
 Lalu Nur Allah dan Nur Muhammad melebur ke dalam
suatu Alam yang bernama LAUTAN ADAM, Sebagai
tempat Tajalli Nur Zad Kalamullah yang berarti “Jasad
dan Roh”.
 Disinilah terjadi dialog antara Nur Allah dan Nur
Muhammad, Yaitu Nur Muhammad bertanya kepada
Nur Allah : “Engkau itu Tuhan siapa, Dan Aku ini
Hamba siapa ?. Lalu Nur Allah menjawab : “ Aku ini
adalah Tuhan mu, Dan Engkau adalah Hamba Ku”.
 Tapi jawaban Nur Allah ini, Nur Muhammad belum
siddik, Lalu Nur Muhammad berkata bahwa : “Aku ini
adalah Tuhan mu”.
 Maka Nur Allah berkata kepada Nur Muhammad,
Bahwa : “Kalau memang Engkau adalah Tuhan ku,
Maka bersembunyilah (Ma’rifat), Dan jika Aku mencari
tapi tidak menemukan, Maka ku akui bahwa Engkau
adalah Tuhan ku”.
 Kemudian Nur Muhammad mulai bersembunyi atau
Ma’rifat. Tapi Allah tetap menemukannya. Lalu giliran
Nur Allah untuk Ma’rifat. Dengan Ma’rifatnya Nur Allah
ini, adalah kedalam Zat Nur Muhammad.
(3)
 Dengan begitu, Sehingga Nur Muhammad tidak
menemukan kepada Nur Allah. Barulah Nur
Muhammad mengakui dengan ucapan : “Syahidallahu
illa huwa”. Artinya bahwa : “Aku mengakui, Allah
adalah Tuhan”. Dan Nur Allah juga menyambut
pengakuan Nur Muhammad itu dengan ucapan : “Aku
adalah Tuhan dan tidak ada Tuhan yang lain”.

MENGENAI ALLAH TA’ALA

Disini dibahas, Bahwa sebenarnya Allah Ta’ala itu


bagaimana ???.
Allah Ta’ala berfirman :
‫االءنسني شروح وان شرح‬
(Al insani syirruhu wa ana syirrihi)
Artinya : “Manusia itu adalah tempat Rahasia, Dan aku
adalah Rahasianya”.

 Kemudian kalau kita bertanya, Bahwa apakah benar,


Allah itu adalah Rahasia dalam Diri Manusia ?.Lalu
bagaimanakah ceritanya ?.
 Pada kata ALLAH, Terdapat empat huruf rahasia. Yaitu :
“ALIF, LAM, LAM, HA”. Penjelasannya :
1. ALIF = Zat Allah.
= Syir (Syirruhu) Nur Muhammad.
= Rahasia (ROH) pada Manusia.

2. LAM = Sifat Allah.


= Rahasia Muhammad.
= Nyawa pada Manusia.
(4)
3. LAM = Asma/Nama Allah.
= Wujud Muhammad.
= Hati pada Manusia.

4. HA = Rahasia Allah.
= Kelakuan Muhammad.
= Jasad/Diri pada Manusia.

Dalam hal empat perkara diatas, Kemudian masuk ke


dalam Sifat 20. Yang tergabung diantara empat Sifat
sebagai bagian-bagiannya, Antara lain :

1. NAFSIYAH = Hakikatnya :
Nyawa Manusia adalah Rahasia
Muhammad yang terbit dari Sifat
Allah berkalimat “LA” yang terdapat
5 Sifat , Yaitu :
1). Wujud, artinya Ada.
2). Qidam, artinya Dahulu.
3). Baqa, artinya Kekal.
4). Muhallafatu Lihawadisi,
artinya Berbeda dengan Mahluk.
5). Qiyamuhu Binafsihi, artinya
Berdiri Sendiri.

2. SULBIYAH = Hakikatnya :
Otak, Sum-Sum, Pendengar, Peng-
Lihatan, Pencium dan Mulut adalah
Nyawa Muhammad yang terbit dari
Sifat Allah berkalimat “ILA” tang ter-
Dapat 6 Sifat, Yaitu :
(5)

1). Wahdaniyat, artinya Esa.


2). Kudrat, artinya Kuasa.
3). Iradat, artinya Kehendak.
4). Ilmu, artinya Mengetahui.
5). Hayat, artinya Hidup.
6). Sama’, artinya Mendengar.

3. MA’ANI = Hakikatnya : Kulit, Daging, Darah


Dan Tulang, adalah Wujud
Muhammad yang terbit dari Sifat
Allah berkalimat “HAILL”, Dan
terdapat 4 Sifat, Yaitu :
1). Basyar, artinya Melihat.
2). Qalam, artinya Berkata-kata.
3). Kadiran, artinya Lebih Kuasa.
4). Muridan, artinya Berkehendak.

4. MA’NAWIYAH = Hakikatnya : Hati, Jantung, Paru-


Paru dan Empedu, adalah kelakuan
Muhammad, yang terbit dari Sifat
Allah berkalimat “ALLAH” terdapat
Lima (5) Sifat, Yaitu :
1). Aliman, artinya Lebih Tahu.
2). Hayyun, artinya Lebih Hidup.
3). Sami’an, artinya Lebih mende-
Ngar.
4). Basiran, artinya Lebih Melihat.
5). Mutakalliman, artinya Lebih
Berkata-kata.
(6)

Dua Puluh (20) Sifat dalam Empat perkara tersebut diatas


sempurna dalam kalimat “LAILAHA ILLALLAH”, Sehingga
asal muasal Rahasia Manusia itu adalah Nur Allah dan Nur
Muhammad yang telah menyatu dengan nama “ROH”
yang berwarna Putih, Dan Bertajalli ke dalam Dua Bola
Mata Hitam pada Manusia (Nurul Ain), Barulah masuk ke
dalam Jasad berupa Nyawa Manusia yang Berwarna
Merah, Dan Bertajalli ke dalam Jantung.

Kedudukan ROH dalam Diri Manusia, Terletak di dalam


Dua Bola Mata Hitam, sehingga disebut Nurul Ain
yang berarti Cahaya Mata.
Kedudukan Nyawa dalam Diri Manusia, Terletak di
dalam Jantung.

 Di dalam Nyawa itu, terdapat Unsur-Unsur sbb :

a. Adanya Kemauan yang bernama Nafsu Bercahaya


Kuning, Dan Bertajalli di dalam Paru-Paru (Gaba-
Gaba).

b. Adanya Akal, dan Perbuatan yang bernama Hati


Bercahaya Hitam, Dan Bertajalli di dalam Hati.

c. Adanya Kehendak dan Keyakinan yang bernama


Iman Bercahaya Hijau, Dan Bertajalli di dalam
Empedu.

Seperti dalam Gambaran dibawah ini :


(7)

Roh

Jantung

Paru-Paru

Hati

Empedu

(Faham benar-benar Gambar ini)

Manusia berdiri dalam Lembaga Adam atau Lautan Adam


adalah sebagai Syariat, Yang dalam Hakikatnya adalah
berhuruf ALIF. Dan Allah itu adalah sebenarnya Nur
Muhammad atau Ma’rifat dari ALLAH TA’ALA.

‫البشار اب وادم االرواح اب ان‬


“Ana abul arwahi wa adama abul basyar”
( Aku adalah bapak dari Roh dan Adama adalah bapak Jasad)

(8)
MENGENAI JASAD
Berbicara mengenai Jasad, adalah berbicara mengenai Nur
Muhammad, Karena maksudnya adalah berbicara mengenai
Jasad atau Diri Manusia, Yautu :

 Pada awalnya Nur Muhammad terlepas dari Alam Gaibul


Gaib untuk masuk ke Alam Gaib, Yaitu Bertajalli ke dalam
Lembaga Adam itu terdapat 4 perkara, yang terdiri dari :
“ALIF – LAM – LAM – HA”. (ALLAH).

1. ALIF = Zat Allah yang menjadi MANIKAM, Yang ber-


Ta’lok ke dalam Ma’rifat dan disebut Rahasia.

2. LAM = Sifat Allah yang menjadi MANNI, Yang ber-


Ta’lok ke dalam Tarikat dan disebut Nyawa.

3. LAM = Asma/Nama Allah yang menjadi WADDI, Yang


Berta’lok ke dalam Hakikat dan disebut Hati.

4. HA = Afdal Allah yang menjadi ZADDI, Yang ber-


Ta’lok ke dalam Syariat dan disebut Jasad.

Dari keempat hal tersebut diatas, terbit dari Empat Nas atau
Unsur. Yaitu :
1. ANGIN = Rahasia adalah MANIKAM berhuruf ALIF, Yang
Disebut Ma’rifat terbit dari Zat Allah.
2. TANAH = Jasad adalah MANNI berhuruf LAM, Yang di se-
But Tarikat terbit dari Sifat Allah.
3. AIR = Nyawa adalah WADDI berhuruf LAM, Yang di
Sebut Hakikat terbit dari Asma/Nama Allah.
4. API = Hati adalah ZADDI berhuruf HA, Yang disebut
Syariat terbit dari Afdal Allah.
(9)
Diantara Empat Nas atau Unsur tersebut diatas berta’lok
dalam kalimat :

(LAILAHA ILALLAH) ‫الاله االهللا‬ =


Dan dalam kalimat Lailaha illallah ini terdapat Empat Makna
seperti :
1. LA = Syariat, geraknya Jasad yang bernama Sifat Jalal.
2. ILA = Hakikat, Ta’dimnya Nyawa yang namanya Sifat Jamal.
3. HAILL = Tarikat, Masgulnya Hati yang namanya Sifat Kahhar.
4. ALLAH = Ma’rifat, Tafakurnya Rahasia yang namanya Sifat
Hayyat.

Dengan begitu, Maka Rahasia yang namanya ROH bertasdik dalam


Diri atau Jasad pada tempat-tempat :

a. NAFAS, adalah Nyawa dalam Diri/Jasad untuk menjaga keluar


masuknya Nafas.atau Naik turunnya Nafas.
b. OTAK, adalah Ilmu dalam Diri/Jasad untuk menjaga Akal dan
Fikiran.
c. IMAN, adalah Sorga dalam Diri/Jasad untuk menjaga Baik dan
Buruk.
d. NAFSU, adalah Neraka dalam Diri/Jasad untuk menjaga Halal
dan Haram.
e. AKAL, adalah Adab dalam Diri/Jasad untuk menjaga Rasa Takut
dan Malu.
f. PERBUATAN, adalah Aturan dalam Diri/Jasad untuk menjaga
Perasaan.

Selanjutnya perlu diketahui juga hal-hal seperti :


a. Syariatnya Nur Muhammad dalam Jasad bernama Alam Insan.
b. Hakikatnya Nur Muhammad dalam Nyawa bernama Alam
Misal.
c. Tarikatnya Nur Muhammad dalam Hati bernama Alam Jisim.
d. Ma’rifatnya Nur Muhammad dalam Rahasia bernama Alam
Roh.
(10)
 Saat Jasad yang bersifat Nur Muhammad belum bertemu
dengan Roh yang bersifat Nur Allah. Maka belum bisa
terjadinya INSAN/MANUSIA.
 Suatu Zat yang sifatnya seperti Setetes Air adalah Nur
Muhammad yang disebut NUR MANNI, Naik sampai ke Otak
Bapak yang bernama Baitul Arsyillah selama 37 hari.
 Setelah itu, barulah Nur Manni mulai berjalan turun dengan
berbentuk HURUF ALIF, untuk menuju ke dalam Tulang
Belakang Ayah bernama “SULBI” tang bersifat Alam Gaib.
 Disitulah Nur Manni yang berhuruf Alif itu menetap untuk
menunggu saat-saat akan keluar.

MENGENAI MI’RAJ MA’RIFATULLAH

Yang melaksanakan Mi’raj Ma’rifatullah adalah Setetes Nur Manni


yang berada dalam Diri seorang Ayah/Bapak.
Sehingga perlu difahami Wasiat dari Para Orang Tua-Tua terdahulu
dan Para Guru bahwa, Pada awalnya Insan atau Manusia itu
berasal dari Setetes Air (Zaddi) yang kemudian disebut Nur Manni
itu, Terbit dari Empat Nas, Yaitu TANAH, ANGIN, AIR dan API
barulah terciptanya ADAM, Dan Hakikatnya pada diri Manusia
atau Insan adalah Diri seorang Ayah.
 Awalnya seperti Tetesan Air itu, Mulai Mi’raj Marifatullah dari :
BULU KUDUK Serahkan ke KULIT, Kulit serahkan ke DAGING,
Daging serahkan ke DARAH, Darah serahkan ke URAT, Urat
serahkan ke TULANG, Tulang serahkan ke SENDI-SENDI, Sendi-
Sendi serahkan ke PARU-PARU.
 Kemudian Paru-Paru yang bernama “LAUHIL MA’AFUD,
Serahkan ke JANTUNG yang bernama “MADINATUL
MUNAUWARAH”. Barulah dari Jantung berserah kepada ALLAH
TA’ALA.
 Kemudian berlanjut dari Jantung yang bernama Madinatul
Munauwarah naik ke LEHER Ayah yang bernama “MASJIDIL
HARAM”$$$
 Dari Masjidil Haram, Naik ke MULUT Ayah yang bernama –
(11)
“MASJIDIL AQSAH”.
 Dari Masjidil Aqsah, Naik ke HIDUNG Ayah yang bernama
“BAITUL MUKADDIS”.
 Dari Baitul Mukaddis, Naik ke MATA Ayah yang bernama
“BAITUL MA’MUR”.
 Dari Baitul Ma’mur, Naik ke ALIS MATA Ayah yang bernama
“SIDRATUL MUNTAHA”.
 Dari Sidratul Munyaha, Naik ke TESTA (Dahi) Ayah yang
bernama “ KUSYILLAH/BAITULLAH”.
 Barulah naik lagi terakhir ke OTAK Ayah yang bernama
“BAITUL ASYILLAH”.
 Di Baitul Arsyillah ini, Nur Manni menetap selama 37 Hari
untuk menunggu perintah turun. Kemudian Nur Manni ini
terbelah menjadi 3 Titik Nur, Dengan penyebutannya : “ALIF
diatas A, ALIF dibawah I, ALIF didepan U = A-I-U.
 Setelah itu, Barulah Nur Manni ini mulai turun berbentuk
HURUF ALIF.
 Dari perjalanan turun ini adalah melalui Tulang Leher Belakang
Ayah yang bernama “KUBA NABI ADAM”.
 Kemudian turun lagi melalui Anak Lida Ayah yang bernama
“BAITUL ATIK (Ka’bah).

 Dari Baitul Atik ini, Barulah turun ke Alam Gaib, Yaitu dalam
Tulang Belakang Ayah (Sum-Sum) yang bernama “SULBI”. Dan
di tempat inilah, Nur Manni ini menetap sebagai “HAYATUL
JASADI” sampai menunggu saat-saat untuk keluar.

Dengan demikian, Maka disini belum bisa berbicara mengenai


Insan atau Manusia, Karena belum ada KALAM dan KABUL, Artinya
bahwa belum ada pertemuan (Pernikahan) antara Ayah dan Ibu.

Oleh karena itu, Dibicarakan dulu mengenai pertemuan antara


Ayah dan Ibu melalui cara-cara RUKUN NISA dalam Mi’raj
Tarikatullah berikut ini.

(12)
MENGENAI MI’RAJ TARIKATULLAH

Disini barulah dibicarakan mengenai SUAMI – ISTRI dalam


RUKUN NISA, yaitu tata cara mengenai Suami-Istri berjama’a
(Bersetubuh).
Sehingga perlu diketahui, Bahwa Hakikat Suami adalah
mewakili Muhammad, Karena dalam Diri seorang Suami
terdapat Nur Manni yang disebut Nur Muhammad
BERHURUF ALIF.
Dan Hakikat Istri adalah mewakili Allah, Karena dalam
Dirinya terdapat Nur Manni yang disebut Nur Allah
BERHURUF MIM.

Sehingga bagi yang sudah Menikah harus mengetahui hal-hal


yang penting untuk Rahasia Suami-Istri dalam cara-cara
berjama’a ini. Yaitu :
Jika sudah berada tepat di Pintu Rahim Istri, Pertama
adalah wajib memberikan salam :

‫حيم بابر يا عليكم السالم‬


( Assalamu alaikum Yababur rahim)
Baru beritikad : “( Saya…………..membuka pintu surga ini,
untuk mempertemukan dan mempersatukan Nur Allah dan
Nur Muhammad)”.

Lalu Istri menjawab salam Suami tadi :

‫وعليكم‬ ‫سالم يا بابرحمان‬


( Wa alaikum salam ya barurrahman )
Kemudian Istri sendirilah yang memegang Farzi Suami
untuk mengarahkan ke Pintu Rahimnya.
Kemudian langka selanjutnya, adalah saat-saat ber
jama’a mulai berlanjut.
(13)
Dalam saat-saat seperti itu, Suami wajib menyertai
dengan kalimat :
( Lailaha Illallah ) = ‫االهللا الاله‬
Krmudian jika menjelang NUR akan keluar, Maka ganti
kalimatnya dengan :

( Allah Hu ) = ‫هو هللا‬


Dan jika pada saat NUR mulai keluar, Maka Suami dan
Istri berkalmaha bersama-sama dengan :
( Ya Hu ) = ‫هو يا‬
Catatan : Dalam saat-saat Nur keluar ini, Istri tidak
boleh memandang ke kiri atau ke kanan, Tapi Suami
dan Istri harus saling menatap mata dengan mata.
(RAHASIANYA: Suami melihat ROHnya didalam Bola
Mata Hitam Istri, begitu juga sebaliknya).

Ketika NUR keluar tadi, Suami harus sedikit menahan


Nafas dengan menutup Lobang Dubur.
(RAHASIANYA : Perasaan seperti ini, Akan dirasakan
pada saat “Sakratul Maut”, INSYA ALLAH), Tapi jangan
Takabur, Karena itu adalah Rahasia Allah.
Setelah itu, Istri wajib menutup Pintu Rahimnya karena
itu Hakikatnya adalah Pintu Surga. Sambil beritikad :
“Saya…………..menutup pintu surga ini, dengan
memohon kepada Allah Ta’ala, jika saya kembali ke
asal, Insya Allah perasaan saya akan seperti ini juga”.
Barulah Suami mengucapkan kalimat : “ALIF diatas A,
ALIF dibawah I, ALIF didepan U = A, I, U”.
(14)
Setelah Suami mengucapkan seperti itu, Baru kemudian
mencium Pusar Istri sambil mengucapkan itikadnya :
“Saya………..mencium Hajaral Aswad ini adalah sebagai
kunci surga yang menjadi saksi, agar jika saya kembali
ke asal saya, maka insya Allah perasaan saya akan
seperti ini juga”.

Hal-hal yang wajib di ingat :


o Pada saat keluarnya NUR, Suami jangan memeluk
Istri terlalu kuat, Tapi ringankan badan sedikit.
(RAHASIANYA : “Jangan sampai Allah kabulkan untuk
menjadi anak, itu adakalanya Istri mengalami
Miskram/Pendarahan).
o Setelah keluarnya NUR, Suami jangan mendiamkan
Kalama tau Farzinya sampai loyo dalam rahim Istri.
Tapi cepat cabut.
(RAHASIANYA : “Jangan sampai Allah kabulkan untuk
menjadi anak, itu adakalanya mati diwaktu lahir”).
o Setelah selesainya berjama’a, Istri jangan lebih dulu
turun dari tempat tidur.
(RAHASIANYA : “Jangan sampai di akhirat, Suami-
Istri tidak akan bertemu”).

Pada saat berjama’a, tiba-tiba Istri mengalami HAID,


Maka wajib bagi Suami harus berniat kembalikan NUR
ke Baitul Arsillah, dengan Kalimat :
( Allah Hu ) 3X = ‫هو هللا‬
Jarus yakin, Bahwa ketika berjama’a, Istri mewakili Allah
dan Suami mewakili Muhammad untuk menjadikan Insan
atau Manusia. Barulah terjadinya AGAMA dan ILMU.
(15)
MENGENAI INSAN MANUSIA
Pada perumpamaan Alam Mi’sal, Saat Hati Kenal dan
Mata Melihat, Maka Jantung Berdetak, Berarti Paru-Paru
berkembang (Rangsangan), Itu adalah sebagai tanda
Datangnya Nafsu. Maksud dari itu, sebagai penyebabnya
adalah NUR MUHAMMAD memberikan tanda, Saatnya
untuk ingin bertemu dan bersatu dengan NUR ALLAH.
Dalam artian, Bahwa “JASAD” yang ada dalam Diri Ayah
atau “HAYATUL JASADI”, Ingin bertemu dan menyatu
dengan “ROH” yang ada dalam Diri Ibu atau “HAYATUL
ROH”.
Dan wajib diketahui, Bahwa Insan atau Manusia itu
berasal dari NUR MANNI 2 perkara, Yaitu :
1. DARI ALLAH.
2. DARI MUHAMMAD.
Barulah dilebur atau disatukan lagi kedalam 4 perkara :
1. Berasal dari ALLAH.
2. Berasal dari MUHAMMAD.
3. Berasal dari AYAH/BAPAK.
4. Berasal dari IBU.
Kemudian dari 4 perkara ini, barulah dibagikan menjadi 13
titik. Yaitu :

A. Pembagian ALLAH terdapat 5 Titik :


1. Nyawa (Hidup dan Mati).
2. Mata (Penglihatan).
3. Telinga (Pendengar).
4. Hidung (Pencium).
5. Mulut (Pencernaan).
Baru masuk pada Hakikat : JANTUNG, PARU-PARU, HATI,
LIMFA dan EMPEDU.
(16)
B. Pembagian AYAH terdapat 4 titik, Yaitu :
1. Otak.
2. Urat.
3. Tulang.
4. Sum-Sum.
C. Pembagian IBU 4 titik, Yaitu :
1. Bulu Kuduk.
2. Kulit.
3. Daging.
4. Darah.

Maka saat NUR MUHAMMAD berada di Lautan Adam


adalah Alam Gaibul Gaib, Dan bersifat seperti Setetes
Air yang bernama MANNI berhuruf ALIF, Keluar dari
Alam Gaibul Gaib (SULBI) menuju ke Kalam atau Farzi
yang bernama BABUR RAHMAN pada Diri Seorang
Ayah.
Begitu juga NUR ALLAH yang berada di Lautan Hawa
adalah Alam Gaib, Dan bersifat seperti Setetes Air
berhuruf MIM pada Diri seorang Ibu, Akan turun
menyambut datangnya Nur Muhammad di Pintu
Rahim yang bernama BABUR RAHIM.
Pada saat pertemuan antara Kedua Titik Nur ini adalah
dengan Kalimat : “ALIF Diatas A, ALIF Dibawah I, ALIF
Didepan U = A, I, U.
Sehingga Nur Muhammad yang berhuruf ALIF ini
bertemu dengan Nur Allah yang berhuruf MIM, Maka
terjadilah Huruf HA.

‫ ا‬+ ‫ﻫ = م‬
(17)
Sebab begitu datangnya Huruf ALIF, Dan masuk juga
kedalam Huruf MIM, Maka terciptalah Huruf HA.
Kemudian Huruf HA ini langsung naik kedalam
KETUBANG yang bernama A’TAMA, Barulah terbelah
dan di Tapis menjadi 3 (Tiga) Titik, Yaitu :
1. NUR YANG SUCI, Yang akan dijadikan Insan.
2. NUR YANG KOTOR, Akan menjadi Darah Nifas dan
Wiladah (Yang keluar pada saat Ibu melahirkan).
3. NUR IMAN, Yang akan menjadi Iman untuk
menjaga agar Nur Suci dan Kotor tidak Bisa
Bercampu. Jika bercampur, Maka semuanya akan
jadi binasa.

Dari sini barulah Nur Yang Suci mulai Mi’raj Hakikatullah.

MENGENAI MI’RAJ HAKIKATULLAH

Mi’raj Hakikatullah, Yaitu Kedua Nur yang Berhuruf HA ini


mendapat perintah dari Allah Ta’ala, untuk naik ke Baitul
Arsyillah (OTAK IBU). Maka di Otak Ibu inilah baru INSAN
ATAU MANUSIA MULAI DIJADIKAN.
Setelah itu barulah mendapat perintah untuk turun, Dan
menetap Dalam Rahim Ibu atau Alam kandungan yang
disebut ALAM SYAGIR dari waktu ke waktu, seperti
Gambar perumpamaan dibawah ini.

(18)
Dalam Alam Syagir ini, Insan hidup selama Dua Bulan Empat
Puluh Hari, itu bernama “NUR ALLAH”.
Dalam Tiga Bulan Sembilan Puluh Hari, Bernama “RAHMAN”.
Dan dalam Usia 100 Hari bernama “RAHIM”.
Kemudian setelah Usia Insan dalam Alam Syagir ini telah genap
Empa Bulan, Barulah Allah Ta’ala menyempurnakan dengan
ROH, Maka Insan ini berobah nama dengan “AHMAD”.
Lalu ROH perintahkan kepada JASAD untuk berbalik
Menghadap Kiblat sambil memuji kepada ROH dengan Kalimat:

( SUBHANALLAH ) = ‫هللا سبحان‬


Kemudian Allah Ta’ala perintahkan Tiga Malaikat,
Untuk melaksanakan tugasnya terhadap Insan dalam
Alam Syagir ini, Yaitu masing-masing :
1. Malaikat MIKAIL bertugas mengawal Umur, Ajal,
Rizki, Amal, Rahmat, Keutungan, Kesengsaraan dll.
2. Malaikat RAKIB bertugas mengawal Catatan Amal
Baik di Dada Sebelah Kanan (Lauhil Ma’fud).
3. Malaikat ATID bertugas mengawal Catatan Buruk
termasuk Dosa di Dada Sebelah Kiri (Lauhil Ma’fud).

(19)
Waktu terus berlanjut, Sampai Insan pada Usia Lima
Bulan dan bernama “HAMID”, Lalu diperintahkan untuk
memuji ROH dengan kalimat :
( ALHAMDULILLAH ) = ‫الحمدهلل‬
Kemudian Insan dalam Usia Tujuh Bulan sampai
Sembilan Bulan dan bernama “MAHMUD”, Diperintah-
kan memuji ROH dengan kalimat :
( ALLAHU AKBAR ) = ‫اكبر هللا‬
Lalu pada Usia Sembilan Bulan, Sampai menjelang
kelahiran, Maka Insan memuji ROH dengan kalimat :
‫الظيم العلي باهللا اله قوت وال ل الحو‬
(Lahaulawala quwata illah billahil aliyyil adhim)

Setelah itu, disaat-saat menjelang perpisahan karena


Insan tidak lama lagi akan lahir ke Dunia atau ALAM
KABIR, Maka saat-saat seperti itu, ROH merasa gelisa.
Sebab selama itu, Hanya mereka berdua hidup di Alam
Syagir (Rahim Ibu), Tapi apa boleh buat, Karena biar
bagai- manapun harus tetap berpisah. Dan hanya tinggal
menunggu waktu untuk terlahir ke Dunia.
Disini posisi Jasad sebagai Adik, dan Roh sebagai Kakak :
o Maka Jasad pun bertanya kepada Roh, Bahwa mengapa
sehingga Kakaknya Roh terlihat Murung dan Gelisa ?.
o Lalu Roh menjawab bahwa : “Ya, Selama ini kita berdua
hidup bersama dalam Alam Syagir ini, Selalu saling
membawa baik. Tapi tidak lama lagi, Engkau akan
keluar ke Alam Kabir. Jadi sebaiknya Engkau ikut
kepada ku naik ke atas, Untuk aku tunjukan tempat-
tempat yang harus engkau kerjakan, bila telah
(20)
lahir ke Dunia”.
Disini, Maka mereka berdua mulai melaksanakan Mi’raj
Hakikatullah, Seperti Mi’rajnya Jasad sewaktu Dalam Diri
Seorang Ayah juga.
o Dalam perjalanan Mi’raj ini, Setelah sampai pada
HIDUNG Ibu yang bernama BAITUL MUKADDIS, Untuk
menuju ke MATA Ibu yang bernama BAITUL MA’MUR.
o Kemudian Roh memberi peringatan kepada Jasad atau
Adiknya, Bahwa : “Disini engkau harus berjalan berhati-
hati, Jangan miring ke kiri atau ke kanan. Tapi harus
ikut dijalan bagian tengah, karena jalan ini bernama
“SIRATAL MUSTAQIM”.
o Lalu Adiknya Jasad berkata : “Kalau begitu, Kakak beri
tanda kepada ku, agar aku tidak salah berjalan”.
o Kakaknya Roh menjawab : “Jika engkau melihat Tanda
Kaki ku, Maka ikutlah disitu, Itu namanya “NUR
HAYAT”.
o Kemudian barulah mereka turun terus, sampai kembali
ke Alam Syagir seperti biasa. Dan pada saat itu, Umur
Insan sudah Sembilan Bulan Sepuluh Hari.
o Maka tibalah saat-saat Insan akan terlahir ke Alam Kabir
atau Alam Dunia.

Ketika saat-saat akan dilahirkan :


o Jasad berkata berkata kepada Kakaknya Roh : “Aku
merasa takut keluar ke Alam Kabir”.
o Tapi Roh menjawab : “Jangan takut, Dan berbaringlah”.
o Lalu Roh membelah Dada Jasad untuk mengisi IMAN.
o Setelah itu baru Roh berkata kepada Jasad : “Sekarang
engkau sudah punya Iman, Maka keluarlah”. Barulah
Jasad merasa berani untuk mau keluar.
(21)
o Lalu Roh melepaskan Pintu Ketubang (Ketubang Pecah).
o Maka proses kelahiran Jasad mulai terjadi, seperti
Gambar perumpamaan dibawah ini :
Rahim ma ngara.
Tutuba.
Dodomi.

Insan.

Wotu ma gumi.

o Dalam kelahiran Jasad ini, Sementara Kakaknya Roh


(Dodomi) belum ikut lahir.
o Lalu Jasad menangis, dengan suara tangisnya : “Aaaaa…
Iiiim……Uuuum”. (Alif diatas A, Alif dibawah I, Alif
didepan U = AMAL, IMAN, Dan UMUR.
o Jasad menangis ini karena ingat kepada Kakaknya.
Seperti Gambar perumpamaan dibawah ini :

Dodomi Pintu Rahim Tali Pusar Insan


(22)
o Kemudian, karena Kakaknya Roh (Dodomi) terlalu ingat
pada Jasad, Maka dia pun menyusul keluar.
o Setelah Dodomi terlahir ke Dunia, Barulah dia berpesan
kepada Jasad : “Setelah ini, aku akan kembali ke Alam
gaib, Maka janganlah engkau melupakan semua
tempat-tempat yang telah aku tunjukan dia Alam
Syagir, maka engkau harus laksnakan di Alam Kabir ini.
Dan perlu juga engkau ingat, Sebagian Tali Pusar yang
ada pada mu itu adalah Cambuk, yang akan memukul
engkau di Yaumil Kiyamat, jika engkau tidak melak-
sanakan. Dan suatu saat kita berdua akan bertemu lagi
karena “Engkau adalah Aku, Dan Aku juga adalah
Engkau”. Maka perlu engkau ingat nama-nama kami :

1. AKIA = Ngujo-Ngujo { Ari-Ari }


2. AKIYAU = Dodomi { Plasenta }
3. ATALU = Wotu ma gumi { Tali pusar }
4. ATAMA = Tutuba ( Ketubang}.

Lalu selanjutnya, Apa sebenarnya yang diperintahkan atau


di pesan oleh Dodomi kepada Manusia, Hal-hal yang harus
dilaksnakan di Dunia atau Alam Kabir ini ???
Maksudnya yang sebenarnya adalah : “SALAT, PUASA,
ZAKAT, AMAL, HAJI serta Ibadah-Ibadah lainnya.

MENGENAI MI’RAJ SYARIATULLAH

Berbicara mengenai Mi’raj Syariatullah, Yang Sifatnya


sebagai Kebaktian Diri yang Pokok, Adalah Sembahyang
dan Haji, Jadi maksud dari Mi’raj Syariatullah adalah Naik
Sembahyang di Mesjid, Dan Naik Haji ke Tanah Suci,
Karena itu adalah sebagai kerja Syariat.
(23)
Dan disini dibicarakan mengenai kerjanya Syariat adalah :
Pertama : Mengenai Hakikat Sembahyang.

Sabda Rasulullah bahwa, Asal Sembayang itu terbid dari


nama ku “AHMAD”.
Yang maksudnya bahwa, Berbicara mengenai sembahyang
yaitu terbit dari Asalnya Kejadian Diri Manusia, yang
disebut AHMAD dan MUHAMMAD. Yaitu :

Nama AHMAD, Memiliki Empat huruf Rahasia : “ALIF –


HA – MIM – DAL”.

‫ا‬ ‫ح‬ ‫م‬ ‫د‬


KAKI PUSAR DADA KEPALA

Nama MUHAMMAD juga Empat Huruf : “MIM – HA –


MIM – DAL”.

‫م‬ ‫ح‬ ‫م‬ ‫د‬


KAKI PUSAR DADA KEPALA

Sehingga kalau berbicara mengenai Sembahyang adalah


bicara mengenai Asal Usul Kejadian Manusia. Yang berarti
bahwa “ Mencari Rahasia Manusia dalam Sembahyang,
Dan mencari Rahasia Sembahyang dalam Diri Manusia”.
‫رك نفسه‬١ ‫هو من‬١‫رك رب‬١‫فقد‬ (Man araka
nafsahu, Fakad arafa rabbahu)
(24)
Artinya : “Barang siapa mengenal dirinya, Barulah dia
Mengenal Tuhannya”.
Maka mulai dari sinilah, mari kita mencari tahu Rahasia
dan Hakikat dari Sembahyang.
Sembahyang itu terbit dari Kalimat “ALHAMDU”. Dan
terdapat Lima Huruf Hakikat : ALIF – LAM – HA – MIM – DAL.

‫الحمد‬ = ‫ ا‬- ‫ ل‬- ‫ ح‬- ‫ م‬-‫د‬


Kalimat ALHAMDU ini, Terbit dari Lima Pembagian
Hakikat Allah Ta’ala dalam Diri Manusia.
Kalimat AHMAD ini, Terbit dari Empat Pembagian
Hakikat Ibu dalam Diri Manusia.
Kalimat MUHAMMAD ini, Terbit dari Empat Pemba-
gian Ayah dalam Diri Manusia.

Sehingga terjadilah 13 Perkara yang terdapat dalam


Rukun Sembahyang Lima Waktu. Yang penjelasannya
secara satu persatu sbb :

 Pertama : Lima Bagian Allah Ta’ala yang terbit dari


Kalimat ALHAMDU, Barulah masuk dalam Sembahyang
dan terdapat Lima Cahaya MANIKAM, Yaitu :

 ALIF = Waktu Dohor.


 LAM = Waktu Ashar.
 HA = Waktu Magrib.
 MIM = Waktu Isya.
 DAL = Waktu Subuh.

(25)
Maka masing-masing pembagian dari Sembahyang Lima
Waktu itu, Diuraikan sbb :
Sembahyang DOHOR =- Hurufnya ALIF.
- Cahayanya HIJAU.
- Rakaatnya EMPAT.
- Malaikatnya JIBRIL.
- Nabinya ADAM.
- Sahabtnya ABU BAKAR
Sembahyang ASHAR =- Hurufnya LAM.
- Cahayanya KUNING.
- Rakaatnya EMPAT.
- Malaikatnya MIKAIL.
- Nabinya IBRAHIM.
- Sahabatnya UMAR.
Sembahyang MAGRIB = - Hurufnya HA.
- Cahayanya MERAH.
- Rakaatnya TIGA.
- Malaikatnya ISRAFIL.
- Nabinya MUSA.
- Sahabatnya USMAN.
Sembahyang ISYA =- Ma Huruf MIM.
- Cahayanya HITAM.
- Rakaat EMPAT.
- Malaikatnya IZRAIL.
- Nabinya ISA.
- Sahabatnya ALI.
Sembahyang SUBUH = - Hurufnya DAL.
- Cahayanya PUTIH.
- Rakaat DUA.
- Nabinya MUHAMMAD.
- Hakikatnya ROH dan JASAD.

(26)
Kemudian diantara Lima Cahaya itu masuk Dalam Diri
Manusia, dan ditempat-tempat seperti Gambar ini :
Cahaya Ijo ge Madi-Madi

Cahaya Kning Gaba-Gaba

Cahaya Merah di Jantung

Cahara Kokotu ge Gate

Sedangkan Cahaya Putih adalah ROH dan Jasad. Kemudian :


Cahaya Hijau itu adalah Iman Dalam Diri.
Cahaya Kuning itu adalah Nafas Dalam Diri.
Cahaya Merah itu adalah Darah Dalam Diri.
Cahaya Hitam itu adalah Hati Dalam Diri.

Kemudian masuknya Rakaat-Rakaat dari Sembahyang Lima


Waktu itu kedalam Diri Manusia
o Dohor Empat Rakaat = Kedua belah Tangan.
o Ashar Empat Rakaat = Mata dan Telinga.
o Magrib Tiga Rakaat = Hidung dan Mulut.
o Isya Empat Rakaat = Kedua belah Kaki.
o Subuh Rakaat Romdidi = Roh dan Jasad.

 Kedua : Empat Bagian IBU dalam Kalimat AHMAD yang


masuk dalam Sembahyang, Yaitu :
 Bulu Kuduk.
 Kulit
 Daging.
 Darah.
(27)

Dari keempat Bagian Ibu tersebut diatas, Hakikatnya yaitu


saat berdiri sembahyang pada Takbiratul Ihram.
Dan ketika berdiri pada saat TAKBIRATUL IHRAM, Fi’linya
adalah Berhuruf ALIF. Karena antara kedua belah tangan
dipelukkan ke Dada. Hakikatnya “Huruf ALIF masuk dalam
Huruf MIM baru menjadi Huruf HA dada”. Dan ini bicara
mengenai NUR/MANNI sebagai Asal terjadinya Manusia.
Uraian Kalimat AHMAD itu adalah sbb :

 ALIF = KEPALA.
 HA = DADA.
 MIM = PUSAR.
 DAL = KAKI.

Untuk itu sehingga saat berdiri pada Takbiratul Ihram, itu


harus yakin, Bahwa berdiri di hadapan BAITUL MA’AMUR.
Jadi seperti berdiri dalam Bayang-Bayang, Karena itu
Hakikatnya : “Membayangi Wajah atau Rupa Kita sendiri”.
Yaitu bagaimana saat Rupa itu terjadi ?, Dan ada apakah
di dalam Rupa itu ?.
Sehingga Rasulullah bersabda :

‫طال ترضةاي اكن فيه هلل تظرشياءمايرا من‬


{ Man tadarra syai’a ma yarallahu fihi kana tadrahu yatli }
Yang Aryinya : “Barang siapa melihat sesuatu, dan jika
tidak melihat Allah di dalamnya, Maka itu adalah Batal”.

Disini barulah I’tikadnya masuk : “JASAD SAYA SEMBAH-


YANG SECARA SYARIAT, DAN ROH SAYA SEMBAHYANG
SECARA HAKIKAT”.
(28)

Sehingga pada saat awal berdiri Sembahyang, itu harus


tanamkan dalam hati dan harus yakin dengan kalimat :
‫ما‬١‫وقبةلالقليب مروح و‬
{ Wa imamir roh Wa kiblatul qalbi }
Yang artinya : “Roh adalah Imam saya, Hati adalah Kiblat saya”.

Karena saat berdiri pada Takbiratul Ihram, itu sama


halnya dengan Mematikan Diri Sebelum Mati.

 Ketiga : Empat Bagian Bapak dalam Hakikat Kalimat


MUHAMMAD, yang masuk dalam Sembahyang, Yaitu :

 Otak.
 Urat.
 Tulang.
 Sum-Sum.

Dari Keempat Bagian Bapak yang masuk dalam Hakikat


Sembahyang, Yaitu Fi’li/Gerakan pada saat SUJUD,
Sehingga gerakan pada saat Sujud itu berkalimat
Muhammad, yang masuk dalam Hakikat Diri yaitu :
‫ م = محمد‬- ‫ ح‬- ‫ م‬- ‫د‬
KAKI - PUSAR - DADA - KEPALA

Diantara semuanya itu, Kuncinya yaitu pada saat Duduk


Tahiyat Akhir/Tertib, karena Hakikatnya berkalimat
ALLAH.
Dan ketika memberi Salam ke Kanan dan ke Kiri adalah :
YA RAHMAN dan YA RAHIM artinya BAPAK dan IBU.
(29)
Dalam Sembahyang Lima Waktu terdapat Tujuh Belas
Rakaat (17) yang sesuai juga dengan Hakikat Diri Yaitu :
1. Bulu Kuduk 1. Niat
2. Kulit. 2. Berdiri betul
3. Daging. 3. Takbiratul ihram
4. Darah. 4. Fatiha
5. Urat. 5. Ruku
6. Sendi. 6. Itidal
7. Tulang. 7. Sujud
8. Sum-Sum 8. Duduk antara 2 sujud
9. Jantung. 9. Tahiyat awal
10. Mangga-Mangga 10.Tahiyat akhir
11. Hati/Limfa. 11. Salawat
12. Paru-Paru. 12. Salam
13. Empedu. 13. Tertib

Sedangkan Empat Rakaat dalam Sembahyang ISYA, itu


mencakup seluruh Tubuh.

Dari Rukun Sembahyang yang terdapat Tiga Belas itu,


di atur juga ke dalam Tiga Hal. Yaitu :
 Gerakan ( FI’LI ), Terdapat Lima Perkara.
 Lisan ( QAULI ), Terdapat Enam Perkara.
 Tafakur ( QALBI ), Terdapat Dua Perkara.

Dari ketiga Hal tersebut diatas, Dapat diuraikan sbb:


a. GERAKAN /FI’LI Lima Perkara, Yaitu :
 Berdiri betul (Koko).
 Ruku.
 Itidal.
 Sujud.
 Duduk Antara Dua Sujud.
(30)

LISAN (QAULI) Enam Perkara, Yaitu :


 Tahiyat
 Takbiratul Ihram.
 Fatiha.
 Tego antara sujud Romdidi.
 Salawat.
 Salam.
TAFAKUR (QALBI) Dua Perkara, Yaitu :
 Niat.
 Tertib.

Karena tujuan inti dari Sembahyang, Adalah menyerahkan


Diri kepada Allah.
‫حلي اذلي الميوت وتولكوعىل‬
( Watawakkalu alal haiyallazi la yamutu )
Yang artinya : “Serahkan diri kepada Allah yang hidup
Tiada mati”.

Dan menyerahkan Diri kepada Allah tidak lain, kecuali


memahaminya sbb :

 Awal Muhammad adalah Zat Allah Ta’ala, Dan


Rahasianya terletak pada Hamba.
 Awal Muhammad adalah Sifat Allah Ta’ala, dan
Hatinya terletak pada Hamba.
 Zahir Muhammad adalah Asma Allah Ta’ala, dan Jasad
pada Hamba.
 Bathin Muhammad adalah Afdal Allah Ta’ala, dan Hati
pada Hamba.

Anda mungkin juga menyukai