Anda di halaman 1dari 3

Cara Menentukan Lokasi Rumah yang Akan Didirikan

 Penulis diskusi lepas
 TAGS
TRADISI

Rumah, bukan hanya kebutuhan primer manusia sebagai tempat bernaung dan tempat
berkumpul. Lebih daripada itu, rumah juga adalah identitas pemilik serta bagian dari
keselarasan dengan alam. Di masa lalu, belum ada jalan raya. Rumah didirikan tentu
bukan karena faktor strategis lokasinya dari jalan raya. Akan tetapi, juga kesesuaian
tanah tempat rumah akan didirikan dengan pemilik.

Cek : Waktu mendirikan rumah menurut Lontara Bola

Oleh karena itu, dimasa lalu orang Bugis saat akan mendirikan rumah. Memulainya
dengan mencari tempat yang dianggap baik dan menguntungkan. Kemudian mencari
waktu baik untuk memulai pendirian rumah. Ada ritual yang mesti dilakukan saat
mendirikan rumah. Ketika pendirian rumah selesai, diadakan acara selamatan seperti
"Maccera Bola". Terkadang diganti dengan barzanji.

Berikut ini petikan naskah Lontara Bola tentang cara menentukan lokasi pendirian rumah

Transliterasi.
Passaleng pannesaingngi. Rekku maeloki mabbola. Patettong bola. Sappano tana madecengnge.
Yinatu tana mapute. Na siso tana. Tana malotongnge. Na mawangi wangi wawunna. Madeceng
riappatettongi bola. Matanre ri ajae. Namatuna ri lau. Namatanre riattang. Namatuna ri awang.
Muyinayi masse ro. Lampe e. Yina masero deceng. Ri appatettongi bola. Nayirekko. Engkana
tana. Muelori. Muabbolai. Awangngi wenno. Cucubanna. Enrengnge manu. Ota malappa.
Minynya. Dupa mutunui. Dupae. Mupatto’i aju. Kuwae tairajanna. Mattanroi masse. Muakkeda
palei. Reddui rekko temmuelorangngi. Iko monroangengngi. Tanae. Nagenne’pa tellumpenni. 
Mulao mitai. Yinae lego. Riappalingangarengngi. Ajja muabbolaiwi. Yirekko. Tellegoi.
Tennamareddu toi. Appatettongini bola. Narekko mappepasui. Bola. Malai manu cella. Tapanrei
pasu’e. Silaong limatta. Paeto. Mattaratatti.
Terjemahan bebas
Pasal yang menjelaskan apabila hendak mendirikan rumah. Carilah tanah yang baik,
yaitu tanah putih dan siso tana. Tanah yang berwarna hitam dan berbau wangi. (Adalah)
baik untuk didirikan rumah. Tinggi dibagian barat dan rendah dibagian timur. Tinggi
dibagian selatan, dan rendah dibagian utara. 
Dan apabila telah ada tanah yang engkau anggap baik, maka berikanlah berondong
jagung, beras bertih, serta ayam. Daun sirih yang lebar. Minyak. Dupa dan dibakar.
Tancapkanlah kayu dan berikrar, "Wahai yang menjaga tanah ini, cabutlah kayu ini bila
engkau tak berkenan (didirikan rumah). Bila cukup tiga malam, lihatlah (kayu tersebut).
Bila bergoyang, jangan dirikan rumah di tempat tersebut. Jika tidak bergoyang (tetap
tertancap dengan kuat), maka dirikan lah rumah disitu.

cek : SukeQ
(cara mengukur panjang senjata, rumah, kendaraan)

Tradisi orang Bugis dimasa lalu ini dapat dipahami sebagai sebuah upaya untuk
menyelaraskan antara manusia dan alam. Hal itu ditempuh dengan cara upaya
komunikasi dengan "penguasa tanah" untuk mengetahui persetujuannya dalam
mendirikan rumah dilokasi tersebut.
Rumah Bugis dengan ornamen hias yang khas

Cucubanna, Pesseq Pelleng, Tallattu, Lawolu dan Menrawe dalam sebuah ritual adat Bugis

Persetujuan dari "penguasa tanah" ditandai dengan longgar atau tidak longgarnya kayu
yang ditancapkan sebelumnya. Longgarnya kayu yang ditancapkan adalah sebuah
pesan dari "penguasa tanah" kepada manusia bahwa lokasi tersebut kurang baik untuk
didirikan rumah. Dengan demikian, bisa dimaknai agar manusia mencari lagi lokasi yang
lebih baik. Sebaliknya, bila kayu yang ditancapkan masih kokoh. Maka hal tersebut
dimaknai sebagai pesan dari "penguasa tanah" bahwa lokasi tersebut baik untuk
didirikan rumah.

Wallahu a'lam 

Anda mungkin juga menyukai