Anda di halaman 1dari 11

JIMKESMAS

JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT


VOL. 2/NO.6/ Mei/2017; ISSN 250-731X ,
STUDI PEMANFAATAN POLIKLINIK GIGI DI PUSKESMAS KAPOIALA KECAMATAN KAPOIALA KABUPATEN
KONAWE TAHUN 2016

Taqiyyah Tsabita Laumara1La Ode Ali Imran Ahmad2 Paridah3


Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo123
tsabitataqiyyah@gmail.com1Imranoder@gmail.com2paridah@gmail.com3

Abstrak

Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah interaksi antara konsumen dengan provider (penyedia
pelayanan).Pemanfaatan pelayanan kesehatan erat hubungannya dengan kapan seseorang memerlukan
pelayanan kesehatan dan seberapa jauh efektifitas pelayanan tersebut.Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui
gambaran pemanfaatan Poliklinik Gigi berdasarkan akses, mutu pelayanan, dan kepuasan pasien di Puskesmas
Kapoiala Kecamatan Kapoiala Kabupaten Konawe Tahun 2016.Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan
pendekatan survei, dimaksudkan untuk mengetahui gambaran pemanfaatan Poliklinik Gigi di Puskesmas
Kapoiala Tahun 2016. Hasil penelitian menunjukkan Pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di
puskesmas kapoiala masih kurang dimanfatkan, akses tempat tinggal responden terhadap pemanfaatan
Poliklinik Gigi Puskesmas Kapoiala masih sulit sehingga masyarakat kurang memanfaatkan Poliklinik Gigi, mutu
pelayanan yang tersedia di Poliklinik Gigi Puskesmas Kapoiala sudah baik, kepuasan pasien yang didapat di
Puskesmas Kapoialaresponden menyatakan puas terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Pemerintah
dan Dinkes Kabupaten Konawe diharapkan melakukan perbaikan dan penambahan sarana dan prasarana
kesehatan dan meningkatkan mutu pelayanan.Selain itu, memperhatikan sarana transportasi dan jalan serta
penyebrangan yang menghubungkan beberapa desa agar mempermudah masyarakat menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan di Puskesmas Kapoaiala yang merupakan pusat kesehatan yang berada di daerah
tersebut untuk menunjang pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.

Kata Kunci :Pemanfaatan Pelayanan, Akses, Mutu Pelayanan, Kepuasan Pasien

1
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.6/ Mei/2017; ISSN 250-731X ,
STUDY OF UTILIZATION OF DENTAL POLYCLINIC IN LOCAL GOVERNMENT CLINIC OF KAPOIALA SUB-DISTRICT
OF KAPOIALA REGENCY OF KONAWE IN 2016

Taqiyyah Tsabita Laumara1 La Ode Ali Imran Ahmad 2 Paridah 3


Public Health Faculty of Halu Oleo University 123
taqiyahtsabitaL@gmail.com1 imranoder@gmail.com2 paridah@gmail.com3

Abstract

Utilization of health services is the interaction between the consumer and the provider (the service provider).
Utilization of health services are closely related to when someone needs health services and how effective
those services. The purpose of this study was to determine the overview of utilization of Dental Polyclinic
based on access, service quality and patient’s satisfaction in Local Government Clinic of Kapoiala Sub-district of
Kapoiala Regency of Konawe in 2016. The method of study was descriptive by survey approach, intended to
determine the overview of utilization of Dental Polyclinic in Local Government Clinic of Kapoiala in 2016. The
results showed that utilization of dental and oral health services in Local Government Clinic of Kapoiala was
still less used, residence access of respondents towards utilization of Dental Polyclinic of Local Government
Clinic of Kapoiala was still difficult, so the people were less using Dental Polyclinic, service quality that provided
at Dental Polyclinic of Local Government Clinic of Kapoiala have been good, patient’s satisfaction that obtained
in Local Government Clinic of Kapoiala, respondents said they were satisfied towards dental and oral health
services. The government and Health Office of Regency of Konawe expected to make improvements and
increasing health facilities and infrastructure and improving service quality. Beside it, give attention towards
transportation facilities, roads and crossing facilities to connect several villages in order to facilitate the people
to use health services facilities in Local Government Clinic of Kapoiala which is a health center located in that
area to support health services that provided to the people.

Keywords: service utilization, access, service quality, patient’s satisfaction

2
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.6/ Mei/2017; ISSN 250-731X ,
PENDAHULUAN
World Health Organization (WHO) kesehatan di Puskesmas.Pemanfaatan pelayanan
menyebutkan kesehatan adalah keadaan sempurna, kesehatan gigi dan mulut tidak saja berupa
baik fisik, mental, maupun sosial, dan tidak hanya pencabutan gigi dan penambalan gigi tetapi
bebas dari penyakit dan cacat. Sedangkan menurut masyarakat harus berkunjung minimal 6 bulan
Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 sekali4.
menyebutkan bahwa kesehatan adalah keadaan Pemanfaatan unit pelayanan kesehatan gigi
sehat baik secara fisik, mental, spritual maupun dan mulut yang rendah pada Puskesmas
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup menunjukkan fenomena yang mempengaruhi
produktif secara sosial dan ekonomi1 tercapainya hidup sehat. Berdasarkan data Profil
Di negara-negara Eropa dan Amerika, 90% - Kesehatan Indonesia tahun 2015, gambaran
100% anak-anak di bawah umur 18 tahun menderita pemanfaatan unit pelayanan kesehatan gigi dan
penyakit karies dentis. Sebanyak 60-90% anak usia mulut pada Puskesmas rata-rata 5 orang perhari
sekolah dan orang dewasa pada umumnya di seluruh sedangkan target nasional pemanfaatan Puskesmas
dunia memiliki permasalahan gigi dan mulut2. Hasil sebanyak 9 orang perhari dan pemanfaatan rumah
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang sakit umum kelas B rata-rata kunjungan sebanyak 23
dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Nasional orang perhari sedangkan target nasional sebanyak
Indonesia tahun 2013 menunjukkan dari 10 65 orang perhari.
kelompok penyakit terbanyak yang dikeluhkan Data kesehatan gigi indonesiasaat ini hanya ada
masyarakat, penyakit gigi dan mulut menduduki sekitar 21.900 dokter gigi di Indonesia. Jumlah itu
peringkat pertama yaitu meliputi 60% penduduk. yang mengantongi registrasi. “Dari 21.900 dokter
Penyakit gigi dan mulut posisinya menduduki gigi, 40 persennya hanya membuka praktik pribadi,
peringkat ke-8 dari sepuluh besar penyakit rawat padahal yang paling utama adalah layanan publik 5
jalan.Selain itu survei menunjukkan bahwa 70% Puskesmas Kapoiala adalah Puskesmas yang
menderita karies gigi dan gingivitis (peradangan berada di Kecamatan Kapoiala Kabupaten konawe.
gusi). Pada orang dewasa ditemui sebanyak 73% Pemanfaatan masyarakat terhadap pelayanan
yang menderita karies gigi3 kesehatan gigi dan mulut di poliklinik gigi Puskesmas
Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar Kapoiala masih kurang dibandingkan dengan
(RIKESDAS) tahun 2013, prevalensi nasional masalah kapasitas yang dimiliki dengan melihat data
gigi dan mulut adalah 25,9%, sebanyak 14 provinsi kunjungan pasien yang datang memeriksakan
mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut di penyakit gigi yang dideritanya periode Januari
atas angka nasional yaitu DKI Jakarta 29,1%, Jawa sampau dengan Juli 2016 dengan jumlah 201 orang,
Barat 28%, Yogyakarta 32,1%, Jawa Timur 28,6%, sedangkan jumlah penduduk yang berada diwilayah
Nusa Tenggara Barat 26,9%, NusaTenggara Timur kerja Puskesmas Kapoiala adalah 4.812 jiwa 6
27,2%, Kalimantan Selatan 36,1%, Sulawesi Utara Kapasitas dari Poliklinik Gigi Puskesmas
31,6%, Sulawesi Tengah 35,6%, Sulawesi Selatan Kapoiala yaitu dapat melayani pasien minimal tiga
36,2%, Sulawesi Tenggara 28,6%, Gorontalo 30,1%, (3) pasien setiap harinya.Sedangkan rata-rata
Sulawesi Barat 32,2%, Maluku 27,2%, Maluku Utara kunjungan perharinya hanya 1 – 2 pasien dimana
26,9% masih dikatakan rendah karena berada di bawah
Kesadaran orang dewasa di Indonesia untuk angka kunjungan nasional. Berdasarkan data register
datang ke dokter gigi kurang dari 7% dan pada anak Puskesmas Kapoiala, jumlah pasien yang datang
hanya sekitar 4% kunjungan. Fakta yang terjadi, berkunjung di poliklinik gigi periode Januari sampai
72,1% penduduk Indonesia memiliki masalah gigi dengan Juli tahun 2016 berjumlah 201 orang dengan
berlubang dan 46,5% diantaranya tidak merawat gigi sebaran sebagai berikut: Januari sebanyak 37 orang,
berlubang. Kunjungan penderita ke puskesmas rata- Februari 29 orang, Maret 35 orang, April 31 orang,
rata sudah dalam keadaan lanjut untuk berobat, Mei sebanyak 24 orang Juni 26 orang dan Juli
sehingga dapat diartikan bahwa tingkat kesadaran sebanyak 19 orang
masyarakat pada umumnya untuk berobat sedini Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di
mungkin masih belum dapat Puskesmas Kapoiala bahwa letaknya berada disalah
dilaksanakan.Masyarakat berkunjung bila sudah satu desa di Kecamatan Kapoiala yaitu desa
mengalami sakit gigi.Hal ini terlihat dari rendahnya Kapoiala. Sedangkan desa dan kelurahan lainnya ada
jumlah pengunjung yang memanfaatkan pelayanan yang berada disekitar Puskesmas dan ada pula yang

3
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.6/ Mei/2017; ISSN 250-731X ,
berada jauh dari Puskesmas Kapoiala.Jarak yang jauh Juliyaitu 201 orang.sampel dalam penelitian ini
antara tempat tinggal masyarakat dengan berjumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 67
Puskesmas ditambah kondisi transportasi yang responden. Adapun cara pemilihan sampel dalam
digunakan belum lancar atau belum ada angkutan penelitian ini dilakukan dengan Tehnik penarikan
umum yang tersedia sehingga sulit untuk sampel dalam penelitian ini menggunakan simple
menjangkau pelayanan kesehatan yang ada. random samplingyaitu pengambilan sampel secara
Beberapa aspek pelayanan kesehatan yang acak sederhana dengan menggunakan tabel acak10
dapat mempengaruhi persepsi seseorang yang Data/informasi Sekunderdata dan dokumen
memanfaatkan pelayanan kesehatan antara lain yang diperoleh selama penelitian yang berguna
aspek kepuasan pasien terutama terhadap sebagai penunjang dan pelengkap data primer yang
pelayanan kuratif, biasanya bila pelayanan masih berhubungan dengan penelitian ini.
kesehatan baik maka pasien akan tetap memilih
sarana pelayanan tersebut untuk berobat, aspek HASIL
mutu pelayanan juga menjadi sorotan seperti Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan
kemampuan petugas kesehatan melakukan kelompok umurdi wilayah kerja
pelayanan, ketersediaan fasilitas, ataupun sikap PuskesmasKapoiala Tahun 2016.
petugas dalam melayani keluhan dan kebutuhan No. Kelompok Umur Jumlah Persentase
pasien. Selain itu askes ke pelayanan kesehatan (Tahun) (n) (%)
seperti jarak tempat pelayanan kesehatan dengan 1 < 20 12 17,9
rumah, moda transportasi, serta sarana pendukung 2 21 – 30 19 28,4
seperti akses jalan juga turut memberikan pengaruh 3 31 – 40 14 20,9
dalam keputusan pasien untuk memanfaatkan 4 41 – 50 14 20,9
pelayanan kesehatan7 5 51 – 60 8 11,9
Penelitian sebelumnya yang dilakukan yang
Total 67 100
menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna
antara kepuasan pasien dengan minat pemanfaatan Sumber: Data Primer, Tahun 2016
pelayanan kesehatan gigi dan mulut. yang Tabel 1 menunjukkan distribusi responden
menyatakan bahwa ada hubungan antara enabling berdasarkan kelompok umur, dari 67 responden
factor (jarak pelayanan kesehatan, tersedianya yang tertinggi yaitu kelompok umur 21 – 30 tahun
sarana dan prasarana, biaya pelayanan kesehatan) sebanyak 19 responden (28,4%), dan yang terendah
terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan. yaitu kelompok umur51 - 60 tahun sebanyak 8
Penelitan menemukan bahwa ada hubungan antara responden (11,9%).
mutu pelayanan dengan pemanfaatan Balai Tabel 2.Distribusi Responden Berdasarkan Jenis
Pengobatan Gigi Puskesmas di Kabupaten Tabanan9 Kelamin di wilayah kerja Puskesmas Kapoiala Tahun
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka 2016.
peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian No. Jenis Jumlah Persentase
tentang “Studi Pemanfaatan Pelayanan Poliklinik Gigi Kelamin (n) (%)
Puskesmas Kapoiala Kecamatan Kapoiala Kabupaten 1 Laki-laki 25 37,3
Konawe Tahun 2016” 2 Perempuan 42 62,7
Total 67 100
METODE Sumber : Data Primer, Tahun 2016
Jenis Penelitian ini merupakan penelitian Tabel 2 menunjukkan distribusi responden
deskriptif dengan pendekatan survei, dimaksudkan berdasarkan jenis kelamin, dari 67 responden yang
untuk mengetahui gambaran pemanfaatan Poliklinik paling banyak jenis kelamin perempuan sebanyak 42
Gigi di Puskesmas Kapoiala Tahun 2016.Populasi responden (37,3%), dan yang sedikit jenis kelamin
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau laki-laki sebanyak 25 responden (37,3%).
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya8. Adapun Populasi
dalam penelitian berdasarkan kunjungan pasien di Tabel 3.Distribusi Responden Berdasarkan
Poliklinik Gigi Puskesmas Kapoiala setiap bulannya Pendidikandi wilayah kerja PuskesmasKapoiala
berdasarkan data Tahun 2016 Periode januari- Tahun 2016.

4
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.6/ Mei/2017; ISSN 250-731X ,
No. Pendidikan Jumlah Persentase 1 Mudah Diakses 29 43,3
(n) (%) 2 Sulit Diakses 38 56,7
1 SD 20 29,9 Total 67 100
2 SMP 27 40,3 Sumber : Data Primer, Tahun 2016
3 SMA 14 20,9 Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 67 responden,
4 D-III/Sarjana 6 9,0 terdapat 29 responden (43,3%) yang mengatakan
Total 67 100 akses pelayanan kesehatan gigi dan mulut mudah
Sumber : Data Primer, Tahun 2016 diakses, dan38 responden (56,7%) yang mengatakan
Tabel 3 menunjukkan distribusi responden akses pelayanan kesehatan gigi dan mulut sulit
berdasarkan Pendidikan, dari 67 diakses.
respondenpendidikanyang paling banyak Tabel 7.Distribusi Responden Berdasarkan Mutu
pendidikan SMP yaitu sebanyak 27 Pelayanan
responden(40,3%), dan responden dengan di wilayah kerja Puskesmas Kapoiala Tahun 2016.
pendidikan paling sedikit pendidikan D-III/Sarjana No. Mutu Pelayanan Jumlah Persentase
yaitusebanyak 6 responden(9,0%). (n) (%)
Tabel 4.Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan 1 Baik 41 61,2
di wilayah kerja Puskesmas Kapoiala Tahun 2016. 2 Buruk 26 38,8
No. Pekerjaan Jumlah Persentase(%) Total 67 100
(n) Sumber : Data Primer, Tahun 2016
1 Tidak Berkerja 27 40,3 Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 67
2 Wiraswasta 17 25,4 responden,terdapat 41responden (61,2%) yang
3 Nelayan 17 25,4 mengatakan mutu pelayanan kesehatan gigi dan
4 PNS 6 9,0 mulut baik,dan 26 responden(38,8%) yang
Total 67 100 mengatakan mutu pelayanan kesehatan gigi dan
Sumber : Data Primer, Tahun 2016 mulut buruk.
Tabel 4 menunjukkan distribusi responden Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan Kepuasan
berdasarkan tingkat pekerjaan, dari 67 responden Pasien di wilayah kerja Puskesmas di Puskesmas
yang paling banyak tidak bekerja yaitu sebanyak 27 Kapoiala tahun 2016
responden (40,3%), dan pekerjaan yang paling No. Kepuasan Pasien Jumlah Persentase
sedikit PNS yaitu sebanyak 6 responden (9,0%). (n) (%)
Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan
1 Puas 42 62,7
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
2 Tidak Puas 25 37,3
Puskesmas Kapoiala Tahun 2016.
Total 67 100
No. Pemanfaatan
Pelayanan Jumlah Persentase Sumber : Data Primer, Tahun 2016
Kesehatan Gigi (n) (%)
Tabel 8 menunjukkan bahwa dari 67 responden,
dan Mulut
terdapat 42 responden (62,7%) yang menyatakan
1 Memanfaatkan 31 46,3
puas terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut,
2 Tidak 36 53,7 dan 25 responden (37,3%) yang menyatakan tidak
Memanfaatkan puas terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut
Total 67 100
Sumber : Data Primer, Tahun 2016
Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 67 responden,
terdapat 31 responden (46,3%) yang memanfaatkan
pelayanan kesehatan gig dan mulut, dan 36
responden(53,7%) yang tidak memanfaatkan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut .
Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Akses di DISKUSI
wilayah kerja Puskesmas Kapoiala Tahun 2016. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
No. Akses Jumlah Persentase Pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan
(n) (%) mulut adalah timbulnya keinginan masyarakat untuk

5
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.6/ Mei/2017; ISSN 250-731X ,
memanfaatkan suatu pelayanan kesehatan gigi dan semakin baik.Sehingga orang yang memiliki tingkat
mulut yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan pendidikan tinggi cenderung mengajarkan perilaku
pasien baik pada saat sehat untuk konsultasi hidup bersih dan sehat sehingga kesehatan gigi
kesehatan dan pada saat masyarakat merasa pasien keluarga mereka tetap terjaga dengan baik.
dan membutuhkan pelayanan petugas kesehatan 11
hasil observasi yang didapatkan dilapangan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 67
bahwa responden yang menggunakan poliklinik gigi,
responden, terdapat 31 responden yang sering
memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, mengatakan bahwa hanya pada saat mereka
dan 36 responden yang kurang memanfaatkan merasakan keluhan pada gigi atau sakit gigi lalu
pelayanan kesehatan gigi dan mulut.Responden yang mereka pergi kepuskesmas untuk mengobatinya.
sering memanfaatkan Poliklinik Gigi Puskesmas Seharusnya perawatan gigi yang baik diperiksakan
kapoiala adalah responden yang memanfaatkan secara rutin walaupun gigi dalam keadaan tidak ada
Poliklinik Gigi ≥ 2 kali dalam setahun atau mereka keluhan atau mengalami sakit gigi. pemeriksaan gigi
memanfaatkan Poliklinik Gigi setiap mereka yang rutin pastinya akan sangat bermanfaat bagi
mengalami keluhan terhadap kesehatan gigi dan kesehatan gigi dan mulut. Selain memungkinkan
mulut mereka. Sedangkan responden yang kurang
mendeteksi masalah gigi dan gusi pada tahap awal,
memanfaatkan Poliklinik Gigi Puskesmas kapoiala
adalah responden yang memanfaatkan Poliklinik Gigi serta penanganan dini justru akan mengenghemat
hanya sekali dalam setahun atau hanya apabila biaya pengobatan dibanding pada saat kondisi gigi
dalam keadaan darurat. sudah parah.
Responden yang kurang memanfaatkan fasilitas Pelayanan kesehatan yang baik adalah yang
pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas mudah dicapai oleh masyarakat.Pengertian
Kapoiala disebabkan karena kurangnya tingkat ketercapaian yang dimaksud disini terutama dari
kesadaran dari masyarakat tentang pentingnya sudut lokasi dalam memperoleh pelayanan
memeriksakan kesehatan gigi dan mulut ke kesehatan.Masyarakat umumnya mencari yang lebih
puskesmas,dantingkat kemauan masyarakat yang dekat karena dianggap selain ditinjau dari sudut
kurang serta karena pengetahuan masyarakat masih ekonomis misalnya biaya transportasi, masyarakat
kurang tentang Poliklinik Gigi. Hal ini terjadi karena juga memperhitungkan tenaga dan waktu yang habis
didukung oleh faktor ekonomi yang kurang dan untuk memperoleh pelayanan kesehatan.Semakin
akses informasi kesehatan yang kurang kepada dekat lokasi puskesmas dengan tempat tinggal
masyarakat.sebab masyarakat terutama ibu-ibu masyarakat maka semakin mudah akses
hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan untukmemanfaatkan fasyankes gigi.
tidak memliki pekerjaan sampingan dan sebagian Persepsi positif terhadap pemanfaatan
lain terutama kepala keluarga berprofesi sebagai pelayanan kesehatan gigi dan mulut menjadi salah
nelayan. satu pendorong responden dalam memanfaatkan
Sebagian besar responden di lihat dari tingkat pelayanan kesehatan gigi dan mulut, walaupun ada
pendidikannya,banyak yang menyelesaikan sebagaian besar responden yang memiliki persepsi
pendidkannya hanya sampai di tingkat SD dan SMP positif tetapi tidak memanfaatkan pelayanan
karena mereka lebih memilih untuk mencari kerja kesehatan gigi dan mulut itu disebabkan karena
dari pada melanjutkan pendidikannya karena tingkat kurangnya kesadaran responden terhadap
perekonomian masyarakat masih kurang seperti pentingnya pemanfaatan pelayan kesehatan gigi dan
yang sudah dijelaskan di atas.hal ini yang membuat mulut, disimpulkan bahwa pemanfaatan pelayanan
kurangnya pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi kesehatan gigi dan mulut sudah digambarkan baik
sehingga masyarakat yang datang untuk dan dimanafaatkan oleh responden12
memeriksakan kesehatan gigi dan mulut tidak Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
banyak bahkan sehari hanya satu sampai tiga pasien penelitian yang dilakukan) di Poliklinik Gigi
yang melakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan Puskesmas Tabaringan Makassar, bahwa masyarakat
mulut. di wilayah kerja Puskesmas Tabaringan kurang
Merujuk pada tingkat pendidikan masyarakat memanfaatkan pelayanan Poliklinik Gigi Puskesmas
dapat diasumsikan bahwa semakin tinggi pendidikan Tabaringan13.
maka pengetahuan tentang perawatan gigi akan Akses Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

6
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.6/ Mei/2017; ISSN 250-731X ,
Akses tempat tinggal dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut ataupun pelayanan
jumlah kunjungan di Puskesmas Kapoiala, makin Puskesmas lainya.
dekat akses tempat tinggal masyarakat dengan Responden yang mengatakan pelayanan
Puskesmas pelayanan kesehatan gigi dan mulut kesehatan gigi dan mulut yang mudah diakses yakni
maka makin besar jumlah kunjungan di Puskesmas responden yang memiliki tempat tinggal di sekitaran
Kapoiala, begitu pula sebaliknya, makin jauh akses ataupun tidak jauh dari Puskesmas Kapoiala, bahkan
tempat tinggal masyarakat dengan Puskesmas responden sendiri memiliki kendaraan pribadi yang
Kapoiala maka makin kecil pula jumlah kunjungan di memungkinkan untuk mengakses pelayanan
Poliklinik Gigi tersebut. kesehatan secara cepat, sedangkan untuk responden
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari yang mengatakan sulit untuk mengakses pelayanan
67 responden, terdapat 29 responden yang kesehatan di Puskesmas Kapoiala adalaah responden
mengatakan akses pelayanan kesehatan gigi dan yang memiliki tempat tinggal jauh dari puskesmas
mulut mudah diakses, dan 38 responden yang sehingga membutuhkan biaya tambahan
mengatakan akses pelayanan kesehatan gigi dan transportasi untuk melakukan pemanfaaatan
mulut sulit diakses. pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas
Hasil penelitian lain menunjukkan sebesar Kapoiala.
4,93% responden tidak pergi ke pelayanan Hasil penelitian didapatkan responden yang
kesehatan. Meskipun persentasenya cukup kecil memiliki akses yang sulit antara tempat tinggal
tetapi seharusnya setiap orang yang membutuhkan responden dengan pelayanan kesehatan,yaitu
ke pelayanan kesehatan harus pergi ke pelayanan responden yang bertempat tinggal di desa lain yang
kesehatan. Responden yang pergi ke pelayanan mana harus menyewa rakit untuk menyebrang bagi
kesehatan sebagian besar mereka pergi ke responden yang tidak mempunyai rakit sendiri untuk
Puskesmas yaitu sebesar 38,27%. Masyarakat yang menyebrang ke pusat pelayanan kesehatan bahkan
tidak berobat di Puskesmas dikarenakan beberapa terkadang tidak melakukan pemeriksaan kesehatan
alasan diantaranya adalah sebagian besar responden dikarenakan kondisi cuaca yang tidak mendukung,
merasa tidak sembuh bila berobat di Puskesmas, namun dengan hal ini membuat akses yang sangat
selain itu adanya pandangan bahwa responden sullit untuk dijangkau oleh responden.
kurang yakin apabila penyakitnya diobati di Akses merupakan jarak fisik terkait
Puskesmas. Sedangkan responden yang keterjangkauan dengan ketersediaan pemanfaatan
menggunakan pelayanan di Puskesmas sebagian pelayanan kesehatan di Puskesmas, atau jaraknya
besar menyatakan bahwa alasan mereka kesana terhadap pengguna pelayanan.Menurut pengalaman
karena menggunakan kartu Jamkesmas dan jarak peneliti bahwa kurangnya pemanfaatan pelayanan
Puskesmas dekat dengan rumah dengan biaya yang gigi dan mulut dikarenakan kurangnya alat
relatif murah14 transportasi untuk menjangkau Poliklinik Gigi dan
Hasil observasi yang didapatkan dilapangan pendapatan responden yang rendah.
bahwa sebagian responden mengatakan sulit untuk Akses yang menyulitkan yang membuat pasien
mengakses pelayanan kesehatan gigi dan mulut di untuk sulit mendapatkan pelayanan kesehatan yang
Puskesmas Kapoiala karena jarak yang jauh dari mana dari beberapa desa yang berada di desa
tempat tinggal masyarakat danada dua desa yang kapoiala ada setidaknya dua desa yang harus
harus menyebrang menggunakan rakit serta tidak menggunakan rakit atau kapal sewa untuk
adanya kendaraan umum yang dapat langsung menjangkau tempat pelayanan kesehatan yang
mengakses ke tempat pelayanan kesehatan sehingga diantara kedua desa tersebut masih harus
untuk masyarakat yang tidak mempunyai kendaraan melakukan penyebrangan dengan menggunakan
pribadi harus mengeluarkan biaya tambahan untuk rakit sampai dua kali penyebrangan yang membuat
ke pelayanan kesehatan gigi. responden semakin sulit untuk mendapatkan
Pemanfaatan pelayanan kesehatan akan sangat pelayanan kesehatan. walaupun terdapat puskesmas
sulit untuk dimanfaatkan karena akses yang harus lain yang berada di sekitar Kecematan
ditempuh oleh responden untuk melakukan Lalonggasumeeto, namun hal ini tidak membuat
pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pasien lebih mudah mengakses pelayanan
dan pengambilan keputusan untuk melakukan kesehatan.
pemanfaatan pelayanan kesehatan baik pelayanan Hal ini sejalan dengan penelitian di Desa
Padaelo Kecamatan Kajuara Kabupaten Bone yang

7
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.6/ Mei/2017; ISSN 250-731X ,
menyatakan bahwa akses tempat tinggal yang jauh Hubungan antara persepsi pasien tentang mutu
dari Puskesmas akan mempengaruhi pemanfaatan pelayanan dokter dan perawat dengan kemauan
pelayanan kesehatan di Puskesmas karena untuk berobat kembali pasien rawat inap di Rumah Sakit
memanfaatkan pelayanan Puskesmas perlu adanya Umum Daerah Kartini Jepara Tahun 2005. Hasil
biaya tambahan yang harus dikeluarkan untuk biaya penelitian menunjukkan, persepsi pasien tentang
transportasi15. mutu pelayanan dokter dan mutu pelayanan
Mutu Pelayanan Pelayanan Kesehatan Gigi dan perawat yang dilihat dari lima dimensi mutu yakni
Mulut reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan
Peningkatan mutu pelayanan adalah derajat tangibles mempunyai hubungan dengan kemauan
memberikan pelayanan secara efektif dan efisien pasien untuk berobat kembali19.
sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan Hasil observasi dilapangan didapatkan bahwa
yang dilaksanakan secara menyeluruh sesuai dengan responden mengatakan mutu pelayanan baik, dalam
kebutuhan pasien, memanfaatkan teknologi tepat menilai mutu pelayanan menyatakan bahwa
guna dan hasil penelitian dalam pengembangan pelayanan yang diberikan (dokter) merupakan salah
pelayanan kesehatan sehingga tercapai derajat satu penunjang keberhasilan pelayanan kepada
kesehatan yang optimal16. pasien yang sedang menjalani perawatan.Sikap yang
Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat merupakan ungkapan perasaan seseorang terhadap
kesempurnaan pelayanan kesehatan yang sesuai pelayanan yang diberikan sangat berpengaruh dalam
dengan standar profesi dan standar pelayanan memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi dan
dengan menggunakan potensi sumber daya yang mulut.Memberikan perhatian penuh, bersikap
tersedia di rumah sakit atau puskesmas ecara wajar, sopan, ramah, tidak ragu-ragu dan menjalin
efisien dan efektif serta diberikan secara aman dan hubungan yang baik dengan pasien berpengaruh
memuaskan sesuai norma, etika, hukum, dan sosial terhadap keputusan pasien dalam menggunakan
budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan jasa pelayanan. Sebagian subjek penelitian merasa
kemampuan pemerintah, serta masyarakat bahwa kemampuan dan kesigapan dokter gigi,
konsumen17. memberikan perawatan yang memuaskan, dapat
Mutu pelayanan kesehatan meliputi kinerja menyembuhkan penyakit mereka dalam
yang menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan memberikan pelayanan dan mampu berkomunikasi
kesehatan, tidak saja yang dapat menimbulkan dengan baik pada pasien.pemanfaatan pelayanan
kepuasan bagi pasien sesuai dengan kepuasan rata- kesehatan dapat dipengaruhi oleh ketanggapan
rata penduduk tapi tetapi juga sesuai dengan petugas kesehatan terhadap pelayanan yang
standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan. diberikan..
Mutu layanan kesehatan akan selalu menyangkut Sedangkan dari beberapa responden yang
dua aspek yaitu pertama aspek teknis dari penyedia mengatakan buruk, salah satunya dikarenakan
layanan kesehatan itu sendiri dan kedua, aspek kemampuan pelayanan dari asisten dokter yang
kemanusiaan yang timbul sebagai akibat hubungan kurang menguasai ilmu dibidang kesehatann gigi dan
yang terjadi antara pemberi layanan kesehatan dan mulut, serta di puskesmas tersebut tidak mempunyai
penerima layanan kesehatan perawat gigi.selain itu, dari segi kelengkapan alat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 67 yang digunakan oleh dokter yang dirasakan oleh
responden, terdapat 41responden yang pasien masih kurang hal ini yang membuat adanya
mengatakan mutu pelayanan kesehatan gigi dan pasien yang mengatakan mutu pelayanan di
mulut baik,dan 26 responden yang mengatakan puskesmas Kapoiala masih buruk dalam hal ini
mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut buruk. pelayanan kesehatan di poliklinik gigi dan mulut.
.Hasil penelitian lain menunjukkan Distribusi Kepuasan Pasien Pelayanan Kesehatan Gigi dan
kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan gigi Mulut
dan mulut ditinjau, untuk mutu pelayanan sebanyak Kepuasan pasien merupakan salah satu
39 orang (60%) dengan kategori puas. Pada indikator yang digunakan untuk menilai sejauh mana
penelitian ini pasien merasa puas terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh suatu fasilitas
penjelasan hasil pemeriksaan yang disampaikan oleh kesehatan.Kepuasan pasien menentukan
petugas kesehatan gigi di Rumah Sakit Umum keberhasilan penyelenggaraan pelayanan karena
Daerah (RSUD) Tenriawaru Kabupaten Bone18 pasien adalah konsumen dari produk layanan yang
dihasilkannya. Kepuasan pasien adalah suatu tingkat

8
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.6/ Mei/2017; ISSN 250-731X ,
perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari pasien,menanyakan kondisi pasien, tidak marah-
kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah marah.
pasien membandingkannya dengan apa yang Dari penelitian yang didapatkan sebagian besar
diharapkannya20 responden mengatakan dokter gigi yang berada di
Kepuasan pasien biasanya dijadikan dasar puskesmas yaitu akrab dengan pasien, petugas
untuk menghubungkan karakteristik kualitas kesehatan gigi terlihat ramah dan sering berbicara
pelayanan dan minat pemanfaatan ulang pelayanan dengan pasien, instruksi yang diberikan jelas, dan
kesehatan. Pasien yang puas dengan pelayanan yang kadang-kadang menggunakan bahasa daerah
diterima disebuah layanan kesehatan cenderung setempat untuk lebih akrab dengan pasien.
akan menggunakkan layanan kesehatan itu kembali. Sedangkan, sebagian berpendapat tidak puas, di
Kepuasan pasien dapat mempengaruhi minat untuk karenakan mereka menganggap dokter gigi
kembali ke Puskesmas yang sama. Pasien yang puas memberikan penjelesan atau instruksi yang kurang
akan loyal dan memberikan promosi dari mulut dimengerti pasien.
kemulut bagi masyarakat sekitar yang akan Berdasarkan penelitian yang sudahdilakukan
memberikan dampak positif bagi Puskesmas21 dapat disimpulkan bahwa gambaran pendapat
Pengukuran kepuasan pasien menjadi hal yang pasien mengenai pelayanan petugas kesehatan gigi
sangat penting bagi suatu provider pelayanan yang ada sudah baik, untuk sarana dan prasarana
kesehatan, dalam hal ini adalah puskesmas.Hal yang tersedia cukup baik, dan permintaan pasien
tersebut dikarenakan langkah pengukuran kepuasan yang berpendapat kurang baik dan terhadap
pasien dapat memberikan feedback dan masukan pelayanan petugas kesehatan gigi meminta agar
bagi keperluan pengembangan dan implementasi petugas lebih bersikap peduli, disertai dengan
strategi peningkatan kepuasan pasien.Keluaran dari kemampuan pelayanan yang menguasai semua
layanan kesehatan dan suatu perubahan dari sistem bidang kedokteran gigi, serta dengan pelayanan
layanan kesehatan yang ingin dilakukan tidak yang terampil. Untuk sarana dan prasarana pasien
mungkin tepat sasaran dan berhasil tanpa meminta agar ruang periksa pada fasyankes gigi
melakukan pengukuran kepuasan pasien. lebih nyaman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 67 Penelitian lain menunjukkan tentang tingkat
responden, terdapat 42 responden yang kepuasan pasien terhadap pencabutan gigi yang
menyatakan puas terhadap pelayanan kesehatan gigi dilakukan oleh mahasiswa di klinik bedah mulut
dan mulut, dan 25 responden yang menyatakan RSGM universitas Jember pada bulan November –
tidak puas terhadap pelayanan kesehatan gigi dan Desember 2015, mendapatkan kesimpulan bahwa
mulut. responden penelitian merasakan kepuasan terhadap
Hasil penelitian lain menunjukkan Pada pelayanan pencabutan gigi yang dikerjakan oleh
penelitian ini pasien yang melakukan perawatan gigi mahasiswa profesi di klinik bedah mulut RSGM
dan mulut merasa puas, sangat puas, cukup puas, Universitas Jember23
karena perhatian tersebut membuat pasien merasa
bahwa dokter gigi telah memberikan perhatian yang SIMPULAN
tulus kepada mereka untuk mengatasi masalah Berdasarkan hasil penelitian ini tentang Studi
kesehatan gigi dan mulut yang mereka sampaikan. Pemanfaatan Poliklinik Gigi dan Mulut di Puskesmas
Perhatian merupakan bagian dari dimensi mutu Kapoiala Kecamatan Lalonggasumeeto, Kab.Konawe
pelayanan yang berpengaruh terhadap kepuasan tahun 2016 disimpulkan bahwa:
pelanggan dalam menggunakan jasa pelayanan22 1. Pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut di puskesmas kapoiala masih kurang
Berdasarkan hasil observasi yang didapatkan
sehingga sebagian besar responden belum
dilapangan bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap
paham tentang pemanfaatan Poliklinik Gigi yang
pelayanan kesehatan di puskesmas kapoiala merasa
berimplikasi pada kurangnya pemanfaatan
puas dengan pelayanan keseatan gigi da mulut hal
Poliklinik Gigi Puskesmas Kapoiala Kecamatan
ini ditunjukkan dari pelayanan yang diberikan oleh
Lalonggasumeeto, Kab.Konawe Tahun 2016.
dokter terhadap pasien yang dapat berobat, seperti
2. Akses tempat tinggal responden terhadap
bicaranya sopan, ramah, dan merespon apapun yang
pemanfaatan Poliklinik Gigi Puskesmas Kapoiala
ditanyakan pasien. Sedangkan, peduli menurut
sulit sehingga masyarakat kurang memanfaatkan
mereka adalah tidak acuh tak acuh terhadap
Poliklinik Gigi.

9
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.6/ Mei/2017; ISSN 250-731X ,
3. Mutu pelayanan yang tersedia di Poliklinik Gigi 6. Pohan, Imbalo S. 2006. Jaminan Mutu Pelayanan
Puskesmas Kapoiala masih kurang meskipun Kesehatan, Dasar-dasar Pengertian. Jakarta :
sebagian responden menyatakan mutu yang Kesaint Blanc.
didapatkan cukup 7. Sihite, Jesica N. Hubungan Perilaku Pemeliharaan
4. Kepuasan pasienan yang didapat di Puskesmas Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Pengalaman
Kapoiala sudah cukup baik namun masih adanya Karies Dan Indeks Oral Higiene Pada Murid SMP
yang mengatakan kurang dikarenakan mutu Tahun 2011.Fakultas dokteran Gigi. USU. Medan
pelayanan yang masih harus diperbaiki 8. Daryanto dan Ismanto Setyabudi. 2014.
Konsumen dan Pelayanan Prima. Yogyakarta :
SARAN Penerbit Gava Media
Berdasarkan simpulan hasil penelitian yang telah 9. Angraini, A. I. 2015, Kepuasan pasien terhadap
dilakukan maka disarankan hal-hal sebagai berikut: mutu pelayanan kesehatan gigi di poliklinik gigi
1. Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe dan pihak dan mulut rumah sakit umum daerah (rsud)
Puskesmas Kapoiala khususnya, lebih tenriawaru kabupaten bone
mengembangkan dan memperluas informasi- 10. Rangkuti, Freddy, 2003, Measuring Customer
informasi kesehatan kepada masyarakat melalui Satisfaction: Teknik Mengukur dan Strategi
PKK, Posyandu dan kepala dasa wisma, sehingga Meningkatkan Kepuasan Pelanggan, Gramedia
masyarakat dapat dengan mudah memperoleh Pustaka Utama, Jakarta
informasi-informasi kesehatan yang diperlukan. 11. Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan :
Misalnya, dapat dilakukan dengan memberikan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional
penyuluhan kesehatan untuk menambah dan Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang 12. Hariyanti.2011. Skripsi :Hubungan Kepuasan
pentingnya kesehatan sehingga di harapkan akan Dengan Loyalitas Pasien Di Unit Rawat Inap
terjadi perubahan tindakan dalam mencari Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Nu’mang
pengobatan. Kabupaten Sidrap.Universitas Hasanuddin.
2. Pemerintah Kabupaten Konawe diharapkan Makassar
untuk lebih memperhatikan sarana transportasi 13. Permatasari, T, N, Rochman, T, N, 2013, Analisis
umum dan kondisi jalan untuk mempermudah Vertical Equity Pemanfaatan Pelayanan
masyarakat dalam berpergian serta menambah Kesehatan
dan memperluas lapangan kerja yang layak bagi 14. Hafsah, 2011. Manajemen Pemasaran Analisa
masyarakat sehingga perekonomian masyarakat Perilaku Konsumen Edisi Pertama. Yogyakarta:
lebih meningkat. BPFE
3. Pemerintah dan Dinkes Kabupaten Konawe 15. Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan :
diharapkan melakukan perbaikan dan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional
penambahan sarana dan prasarana kesehatan Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika
dan perbaikan mutu pelayanan di Puskesmas 16. Satianegara, M. Fais dan Sitti Saleha. 2009. Buku
Kapoaiala yang merupakan pusat kesehatan yang Ajar Organisasi dan Manajemen Pelayanan
berada di daerah tersebut untuk menunjang Kesehatan serta Kebidanan. Jakarta : Salemba
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada Medik
masyarakat sehingga kebutuhan kesehatan 17. Angraini, A. I. 2015, Kepuasan pasien terhadap
masyarakat dapat terpenuhi. mutu pelayanan kesehatan gigi di poliklinik gigi
dan mulut rumah sakit umum daerah (rsud)
DAFTAR PUSTAKA tenriawaru kabupaten bone
1. Notoatmodjo, 2014, Promosi Kesehatan dan Ilmu 18. Trihono. 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis
Perilaku, Rineka Cipta, Jakarta (WHO, Oral Health Paradigma Sehat. Jakarta : CV Sagung Seto
Media Center, 2014 19. Pohan, Imbalo S. 2007. Jaminan Mutu Pelayanan
2. Profil Kementrian kesehatan RI, 2013 Kesehatan, Dasar-dasar Pengertian.
3. Profil Kementrian kesehatan RI, 2014 20. Trihono. 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis
4. Profil Kementrian kesehatan RI , 2015 Paradigma Sehat. Jakarta : CV Sagung Seto
5. Puskesmas Kapoiala, Profil Puskesmas Tahun 21. Saragih S, Lubis AN, Sutatniningsih R. Pengaruh
2014, Konawe. mutu pelayanan kesehatan terhadap loyalitas

10
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.6/ Mei/2017; ISSN 250-731X ,
pasien rumah sakit umum herna medan. Medan;
2014. p. 1-8
22. Kencana, P. G. 2016, Tingkat Kepuasan Pasien
Terhadap Pencabutan Gigi Oleh Mahasiswa
Profesi di Klinik Bedah Mulut RSGM Universitas
Jember tahun 2016.
23. Mubarak, Wahit Iqbal dan Nurul Chayatin. 2009.
Ilmu Kesehatan Masyarakat : Teori dan Aplikasi.
Jakarta : Salemba Medika.

11

Anda mungkin juga menyukai