Tutorial C3
dr. Hans Dharma, Sp.KJ
Disusun oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAKARTA
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang
telah dilimpahkan kepada kami tutorial C3 selaku penyusun, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini kami lakukan untuk pembelajaran dan memenuhi
standar penilaian dan juga sebagai acuan belajar kami untuk ujian SOCA. Makalah
ini berisi materi mengenai cardiovaskular. Dalam proses penyusunan laporan ini
kami telah memperoleh banyak dorongan dan bantuan baik berupa bimbingan
maupun berupa sumbangan materi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat dr.
Hans Dharma, Sp.KJ selaku pembimbing tutorial C3, serta rekan-rekan lain yang
tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih banyak
kesalahan dan kekurangan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun.
Kami berharap, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan kami sendiri sebagai penyusun pada khususnya. Demikian pengantar
yang dapat kami sampaikan. Terima kasih.
Jakarta,
Desember 2013
C3
2
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ................................................ i
Daftar Isi ................................................ ii
Daftar Gambar ................................................ v
BAB I
Case ................................................ 1
Terminologi ................................................ 3
Problems ................................................ 4
Hipotesis ................................................ 5
Mekanisme ................................................ 6
I don’t know ................................................ 7
Learning Issues ................................................ 8
BAB II
EMBRIOLOGI
KARDIOVASKULAR NORMAL
Fase Permulaan ................................................ 10
Perkembangan Tubulus Kordis ................................................ 12
ANATOMI KARDIOVASKULAR
NORMAL
3
Letak ................................................ 17
Lapisan Pembungkus Jantung ................................................ 17
Lapisan Jantung ................................................ 17
Ruangan Jangtung ................................................ 18
Katup jantung ................................................ 18
Vaskularisasi ................................................ 19
Inervasi ................................................ 19
HISTOLOGI
KARDIOVASKULAR NORMAL
Jantung
Lapisan Endokardium ................................................ 20
Lapisan Miokardium ................................................ 21
Lapisan perikardium ................................................ 22
Pembuluh Darah
Klasifikasi
Arteri besar ................................................ 24
Arteri sedang ................................................ 25
Arteriol ................................................ 26
Vena besar ................................................ 27
Vena sedang ................................................ 28
Venula ................................................ 29
Kapiler kontinyu ................................................ 30
Kapiler berfenestra ................................................ 30
Kapiler sinusoid ................................................ 31
4
FISIOLOGI KARDIOVASKULAR
NORMAL
Jantung
Aktivitas listrik ................................................ 32
Kontraksi otot jantung ................................................ 33
Siklus jantung
Curah jantung ................................................ 34
Pembuluh Darah ................................................ 36
Arteri
Arteriol ................................................ 37
Kapiler ................................................ 37
Vena ................................................ 38
Tekanan darah ................................................ 38
Reflek baroreseptor ................................................ 40
................................................ 41
BAB III
Penutup ................................................ 43
Daftar Pustaka ................................................ 44
5
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 ……………………………………………... 10
Gambar 2 ……………………………………………... 10
Gambar 3 ……………………………………………... 11
Gambar 4 ……………………………………………... 11
Gambar 5 ……………………………………………... 12
Gambar 6 ……………………………………………... 13
Gambar 7 ……………………………………………... 13
Gambar 8 ……………………………………………... 14
Gambar 9 ……………………………………………... 14
Gambar 10 ……………………………………………... 15
Gambar 11 ……………………………………………... 16
Gambar 12 ……………………………………………... 16
Gambar 13 ……………………………………………... 19
Gambar 14 ……………………………………………... 21
Gambar 15 ……………………………………………... 21
Gambar 16 ……………………………………………... 22
Gambar 17 ……………………………………………... 23
Gambar 18 ……………………………………………... 24
Gambar 19 ……………………………………………... 25
Gambar 20 ……………………………………………... 26
Gambar 21 ……………………………………………... 27
Gambar 22 ……………………………………………... 28
Gambar 23 ……………………………………………... 29
Gambar 24 ……………………………………………... 30
Gambar 25 ……………………………………………... 31
Gambar 26 ……………………………………………... 31
Gambar 27 ……………………………………………... 41
6
BAB I
CASE
HALAMAN 1.
7
HALAMAN 2.
Palpasi : Normal
Abdomen : Normal
Pada akhir pemeriksaan supaya data lebih lengkap dokter meminta bapak
ini untuk melakukan pemeriksaan EKG untuk mengetahui kelistrikan jantung.
8
TERMINOLOGI
JVP : Jugular Venous Pressure adalah tekanan sistem vena yang
diamati secara tidak langsung (indirek). Secara langsung (direk), tekanan
sistem vena diukur dengan memasukan kateter yang dihubungkan dengan
sphygmomanometer melalui vena subclavia dextra yang diteruskan hingga
ke vena centralis (vena cava superior).
9
PROBLEMS
1. Adakah pengaruh latihan sebelum tes fisik dengan lancarnya peredaran
darah?
2. Apakah jantung yang berdegup kencang mempengaruhi wajahnya yang
terlihat lebih merah? Bagaimana mekanismenya?
10
HIPOTESIS
1. Normalitas Kardiovaskular Sistem
11
MEKANISME
♂, 25 tahun
Tes fisik :
Tes Kesehatan :
Palpasi : Normal
Abdomen : Normal
12
I DON’T KNOW
13
LEARNING ISSUES
1. Embriologi Kadiovaskular Normal
- Fase Permulaan
- Perkembangan Tubulus Kordis
- Pembentukan Sekat Atrioventrikularis
- Pembentukan Katup Atrioventrikuler
- Pembentukan Sekat didalam Trunkus Arteriosus dan Konus Kordis
- Perkembangan Katup Semilunaris
14
b. Arteri Sedang
c. Arteriol
d. Vena Besar
e. Vena Sedang
f. Venula
g. Kapiler Kontinyu
h. Kapiler Berfenestra
i. Kapiler Sinusoid
15
BAB II
PEMBAHASAN
EMBRIOLOGI
A. Fase Permulaan
Gambar 1
Kelompok ini mula-mula terletak pada sisi kiri mudigah, tetapi dengan cepat
menyebar ke arah kepala. Kelompok ini kemudian berongga, bersatu dan
membentuk jalinan pembuluh darah kecil yang berbentuk tapak kuda .
Gambar 2
16
Bagian depan tengah jalinan ini dikenal sebagai daerah kardiogenik.
Diatasnya rongga selom intraembrional yang akhirnya berkembang menjadi rongga
perikardium.
Gambar 3
Sinus venosus
Atrium primitive
Ventrikel primitive
Bulbus kordis
Pada minggu ke IV, tubulus kordis menekuk dan melipat. Bulbus kordis
terdorong ke inferior dan anterior dan bagian kanan mudigah. Primitif ventrikel
berpindah ke kiri. Primitif atrium dan sinus venosus berpindah ke superior dan
posterior. Dengan ini, pada hari ke 28, tubulus kordis berbentuk S.
17
Gambar 5
Pertumbuhan jantung yang besar terjadi pada minggu 5-8. Tubulus jantung
berkembang dengan bersekat-sekat sehingga membentuk : 4 kamar (2 atrium dan 2
ventrikel) dan pembuluh darah yang keluar dan masuk ke jantung. Pertama kali
diawali oleh terbentuknya sekat atau septum. Sekat ini terbentuk oleh pertumbuhan
massa jaringan yang aktif dan saling mendekat dan pertumbuhan aktif satu
massatunggal yang terus meluas.
Membagi atrium atas kiri dan kanan. Terdiri atas : septum primum dan
septum sekundum yang saling overlap. Kedua bagian ini berhubungan dengan
massa jaringan yang disebut bantalan endokardium. Lobang diantara lembaran
bawah septum primum dan bantalan endokardium disebut ostium primum.
Darah mengalir melalui celah ini dari atrium kanan ke kiri dan mendorong
septum primum ke kiri. Setelah lahir (paru-paru mulai berfungsi). Darah dari atrium
kiri mendorong septum primum dan sekundum dan menutup septum interatrial.
Yang tersisa bentuk cekungan pada septum inter atrial yang disebut: Fossa Ovalis
18
Gambar 6
Septum Interventriculare
Gambar 7
19
C. Pembentukan Sekat Atrioventrikularis
Gambar 8
Gambar 9
20
E. Pembentukan Sekat didalam Trunkus Arteriosus dan Konus Kordis
Gambar 10
Setelah sekat trunkus selesai, rigi konus tumbuh saling mendekati. Rigi
konus kanan berakhir pada pinggir atas orifisium atrioventrikularis kanan. Rigi
konus kiri meluas ke sepanjang sisi kanan kaki depan septum interventrikulare pars
muskularis.
21
Gambar 11
Gambar 12
22
ANATOMI
A. Letak
Jantung adalah organ otot sekepalan tangan yang terletak di antara sternum
dan vertebra, terletak di atas diafragma, miring ke depan kiri. Pada bagian depan
dibatasi oleh sternum dan costae 3,4,5, bagian paling anterior adalah apex kordis di
ICS 4-5 midclavicula sinistra, panjang 12 cm, lebar 9 cm, berat 300-400 gram.
Perikardium fibrosa
Perikardium serosa
- Lamina parietal
C. Lapisan Jantung
Perikardium (epikardium)
Endokardium (endotelium)
23
D. Ruang Jantung
Jantung mempunyai empat ruang yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel
kanan, dan ventrikel kiri. Atrium adalah ruangan sebelah atas jantung dan
berdinding tipis, sedangkan ventrikel adalah ruangan sebelah bawah jantung dan
mempunyai dinding lebih tebal karena harus memompa darah ke seluruh tubuh.
E. Katup Jantung
Atrioventrikular
- Trikuspidalis
Terletak di antara atrium dextra dan ventrikel dextra. Terdiri dari 3 buah
katup. Terdapat chorda tendinea di ujungnya yang menempel pada muskulus
papillaris pada ventrikel. Muskulus papillaris berfungsi untuk membuka dan
menutupnya katup.
- Bikuspidalis (mitral)
Terletak di antara atrium sinistra dan ventrikel sinistra. Terdiri dari 2 buah
katup. Terdapat chorda tendinea di ujungnya yang menempel pada muskulus
papillaris pada ventrikel. Muskulus papillaris berfungsi untuk membuka dan
menutupnya katup.
24
Semilunar
Berbentuk setengah lingkaran. Terdiri dari 3 buah katup. Fungsi dari katup
semilunar adalah untuk mencegah kembalinya aliran darah ke ventrikel.
- Pulmonal
- Aorta
F. Vaskularisasi
Arteri
A. Atrium dextra
A. coronaria
dextra a. Coronaria
descencedens
posterior
Aorta
a. Circumflex
A. coronaria
sinistra
a. Descendens
anterior sinistra
Gambar 13
Vena
- V. Tabesia dari miokardium atrium kanan dan ventrikel kanan.
- V. Kardiaka anterior mengosongkan sebagian besar isi ventrikel
langsung ke atrium kanan.
- Sinus koronarius, pengembalian vena miokard ke atrium kanan melalui
ostinum sinus koronarius di samping V. Cava inferior.
G. Inervasi
25
HISTOLOGI
Jantung
A. Ruangan
Atrium Dextra dan Sinistra
Ventriculus Dextra dan Sinistra
B. Lapisan Dinding
Endokardium
Miokardium
Perikardium ( 2 LapisBerisi cairan)
- Lamina Visceralis Pericardii( EPICARDIUM )
- Lamina Parietalis Pericardii
C. Struktur Tambahan
Rangka Fibrosa
Valvula
Musculus Papillaris
Chordae Tendineae
1. Lapisan Endocardium
a. Sel Endotel :
- Poligonal Gepeng
- Berlanjut Dengan Endotel Pembuluh Darah
b. Lapisan Subendotel
- Lapisan jaringan pengikat longgar tipis : Fibroblas, serat kolagen, dan
sedikit serat elastis .
- Lapisan jaringan pengikat padat tebal : Lebih banyak serat elastis
dan sedikit berkas otot polos.
c. Lapisan Sub-Endorkardial
- Jaringan pengikat longgar
- Mengandung pembuluh darah , saraf, dan sistem konduksi jantung
- Mengikat endokardium dengan miokardium
26
Gambar 14
2. Lapisan Miokardium
a. Gambaran Umum
- Lapisan paling tabal: Otot otot jantung
- Sel Kontraktil (Utama)
- Sel berfungsi konduksi
- Anyaman serabut elastis diantara sel sel otot jantung
b. Dinding Atrium
- Terdapat anyaman serabut elastis antara berkas otot jantung
c. Dinding Ventriculus
- Lebih tabal dari pada dinding atrium
- Sedikit serabut elastis
- Tonjolana tonjilan berkas otot jantung kedalam rongga
Gambar 15
27
3. Lapisan Pericardium
a. Lamina Parietalis
- Lapisan tipis jaringan pengikat: Serabut elastis, serabut kolagen,
fibroblas, sel makrofag, dan sel sel mesotel
b. Lamina Visceralis (Epicardium)
- Menempel pada miokardium
- Permukaan bebas ditutupi oleh selapis sel sel mesotel
- Dibawah mesotel: Jaringan pengikat longgar tipis mengandung serabut
elastis, pembuluh darah, dan serabut saraf
Terdiri dari:
Arteri
Vena
Penghubung arteri dan vena
Pembuluh darah bentuk khusus
Gambar 16
28
1. Klasifikasi Pembuluh Darah
a. Arteri
- Arteri Besar (Arteri tipe elastika/penyalur)
- Arteri Sedang (Arteri tipe muskoler/distribusi)
- Arteri Kecil
b. Vena
- Vena Kecil
- Vena Sedang
- Vena Besar
c. Penghubung Arteri dan Vena
- Metarteriola
- Kapiler
Kapiler Berfenestra
Kapiler tidak berfenestra
Kapiler glomerulus
- Anastomosis Arterivenosa
d. Pembuluh Darah Bentuk Khusus
- Sinus Venosus
Gambar 17
29
ARTERI BESAR
1. Tunica Intima
- Endotel
- Lapisan Sub-endotelial
Jaringan pengikat longgar kadang kadang sel otot polos
Sedikit serabut kolagen, elastis dan fibroblas
2. Tunica Media ( Tebal : 500 m)
- Membran Elastica Interna
- 40 - 70 Lembar lamina elastic berjarak 5 m - 15 m
- Celah-celah diisi sel otot polos, fibroblast, serat kolagen membrane
elastic externa tipis
3. Tunica Adventitia (Tipis)
- Jaringan pengikat serabut kolagen memanjang
- vasa vasorum
Contoh :
- AORTA
- - A. SUBCLAVIA
- - A. ANONIMA
- - A. CAROTIS COMMUNIS
- - A. SUBCLAVIA
Gambar 18
30
ARTERI SEDANG
1. Tunica Intima
- Endotel
- Lapisan Sub-Endotel: Jaringan pengikat kadang kadang sedikit sel sel
otot polos
- Membran Elastica Interna: Mencolok (bergelombang)
2. Tunica Media
- Lapisan jaringan otot polos dapat mencapai 40 lapisan
- Diantara lapisan otot polos terdapat lapisan elastic bercampur serat
retikuler
- Otot polos tersususn melingkar
- Membrana Elastica Externa
3. Tunica Adventitia
- Mungkin lebih tebal dari pada Tunica Media
- Serat serat elastis, kolagen, memanjang, fibroblas
- Vasa Vasorum
Gambar 19
31
ARTERIOL
1. Tunica Intima
- Endotel
- Lamina Basalis tipis
- Lapisan subendotelial tipis dengan sel elastis dan retikuler
- Membrana elastica interna tipis
2. Tunica Media
- Paling banyak 2 lapis otot polos melingkar
3. Tunica Adventitia
- Jaringan pengikat longgar tipis
Gambar 20
32
VENA BESAR
Contoh :
- VENA CAVA
- VENA PORTAE
- V. LIENALIS
Gambar 21
33
VENA SEDANG (2 – 9 mm)
Gambar 22
34
VENULA (15 m - 200 m)
1. Dinding
a. Tunica Intima
- Endotel
- Jaringan pengikat, beberapa sel otot polos, makin besar diameternya sel
sel makin rapat
b. Tunica Media
- Satu atau beberapa lapis sel sel otot polos
c. Tunica Adventitia
- Fibroblas dan serabut tipis elastic dan kolagen memanjang
2. Sifat
- Permeabilitas Cukup Tinggi
Gambar 23
35
KAPILER KONTINYU
Gambar 24
KAPILER BERFENESTRA
36
- Khas untuk filtrasi darah pada glomerulus ginjal
Gambar 25
KAPILER SINUSOID
- Menghubungkan
VENA dan VENA
ARTERIA dan VENA
- Berkelok kelok
- Diameter: 30 m - 40 m
- Hubungan endotel tidak rapat
- Endotel berfenestra banyak tanpa diafragma
- Penyebaran
Terutama di hepar
Jaringan hematopoiesis
Lien
Gambar 26
37
FISIOLOGI
Jantung
1. Aktivitas Listrik
Kontraksi sel otot jantung mendorong darah dicetuskan oleh potensial aksi
yang menyebar melalui membrane sel-sel otot. Jantung berkontraksi atau berdenyut
secara berirama akibat potensial aksi yang ditimbulkanya sendiri,suatu sifat yang
dikenal sebagai ototritmisitas.
Berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka yang membranya tetap berada
pada potensial istrahat yang konstan, kecuali apabila sel di rangsang. Sel-sel jantung
tidak memilki potansial istrahat sel-sel ini memperlihatkan aktivitas
pemacu(pacemaker activity), yaitu membrane mereka secara perlahan mengalami
depolarisasi atau bergeser antara potensial-potensial aksi sampai ambang tercapai.
38
Sebuah potensial aksi yang di mulai di nodus SA pertama kali menyebar ke
dua atrium. Penyebran impuls tersebut dipermudah oleh dua jalur penghantar
atrium khusus, jalurantar atrium dan jalur antarnodus. NodusAV adalah satu-
satunya titik tempat potensial aksi dapat menyebar dari atrium ke ventrikel. Dari
nodus AV, potensila aksi menyebar cepat keseluruh ventrikel, diperlancar oleh
sistem penghantar khusus terdiri dari berkas his dan serat purkinye.
↓+
↓ ↓
Ca meningkat di sitosol
Kontraksi
39
3. Siklus Jantung
Katup AV terbuka
40
↓
Jumlah darah yang keluar dari setiap ventrikel pada setiap kontraksi dikenal
sebagai volume stoke (sv)
Takik dikrotik
Ventrikel tidak mengalirkan darah ke aorta tapi tekanan ventrikel masih lebih
tinggi dari atrium sehingga katup AV masih tertutup
41
↓
4. Curah Jantung
Curah jantung atau cardiac output adalah volume darah yang di pompa oleh
tiap ventrikel per menit. Dua factor penentu curah jantung adalah kecepatan denyut
jantung dan volume sekuncup.
CO = 70 denyut/menit x 70 ml/denyut
Jantung di persyarafi oleh kedua divisi system saraf otonom yang dapat
memodifikasi kecepatan kontraksi.
42
- Volume sekuncup
Kontrol intrinstik yang berkaitan dengan seberapa banyak aliran balik vena
Kontrol ekstrinstik yang berkaitan dengan tingkat stimulasi simpatis pada
jantung.
Pembuluh Darah
1. Arteri
Arteri berfungsi sebagai jalur cepat untuk menyampaikan darah dari jantung
ke jaringan, karena radiusnya besar dan resistensinya rendah. Jantung secara
bergantian berkontraksi untuk memompa darah ke arteri dan berelaksasi untuk
memasukkan darah dari vena. Tidak ada darah yang dipompa jantung saat
berelaksasi. Namun aliran kapiler tidak berfluktuasi selama sistol dan diastol, darah
terus mengalir melalui kapiler untuk mencapai jaringan. Gaya pendorong yang
dihasilkan oleh sifat elastis dinding pembuluh darah karena kandungan elastin dan
kolagen pada lapisan media arteri.
2. Arteriol
Pada saat mencapai suatu organ yang diperdarahinya, arteri akan bercabang
menjadi arteriol. Arteriol merupakan pembuluh darah dengan resistensi tertinggi.
Resistensi pada pembuluh darah dipengaruhi oleh viscositas darah, panjang
pembuluh darah, dan jari-jarinya. Jari-jari pada arteriol dapat mengalami konstriksi
dan dilatasi karena struktur pada tunika media lebih banyak berisi otot polos yang
dipengaruhi saraf simpatis. Kontrol yang mempengaruhi diameter arteriol antara
lain
43
a. Perubahan Metabolik Lokal
b. Pengaruh Fisik
3. Kapiler
4. Vena
44
a. Struktur
Vena memiliki dinding yang jauh lebih tipis dengan otot polos yang lebih
sedikit daripada arteri. Karena di jaringan ikat vena serat-serat kolagen jauh lebih
banyak dari pada serat elastin. Vena sangat mudah diregangkan dan kurang
memiliki kemampuan recoil elastis.
Otot polos vena dipersarafi oleh banyak serat saraf simpatis. Stimulasi
simpatis menimbulkan vasokonstriksi vena, yang cukup untuk meningkatkan
tekanan vena; hal ini kemudian meningkatkan gradien tekanan untuk mendorong
lebih banyak darah dari vena ke dalam atrium kanan. Vasokonstriksi vena
meningkatkan aliran balik vena dengan mengurangi kapasitas pengisian. Dengan
menurunnya kapasitas pengisian vena, darah yang mengalir dari kapiler ke vena
akan sedikit yang tertahan dan terjadi peningkatan aliran ke jantung.
45
- Efek katup vena pada aliran balik vena
5. Tekanan Darah
Tekanan tersebut harus cukup tinggi untuk menghasilkan gaya dorong gaya
cukup. Tanpa tekanan ini, otak dan jaringan lain tidak tidak akan menerima
aliran yang adekuat seberapapun penyesuaian lokal mengenai resistensi
arteriol ke organ-organ.
46
Tekanan tidak boleh terlalu tinggi, sehingga menimbulkan beban kerja
tambahan bagi jantung dan meningkatkan risiko kerusakan pembuluh darah
serta kemungkinan rupturnya pembuluh-pembuluh halus.
Gambar 27
6. Reflek Baroreseptor
47
pembuluh-pembluh yang mengalir ke otak (baroreseptor sinus karotikus) dan di
arteri utama sebelum bercabang-cabang untuk memperdarahi bagian tubuh lain
(baroreseptor lengkung aorta).
48
BAB III
PENUTUP
Demikian makalah kardiovaskular ini kami buat dan kami susun. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Kami mohon maaf
apabila dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan.
Oleh karena itu, kami selaku anggota tutorial C3 mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca agar makalah yang akan kami buat
selanjutnya dapat menjadi lebih baik.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi tutorial C3 khususnya dan bagi
para pembaca umumnya. Amin.
49
DAFTAR PUSTAKA
1. Sadler, Tw. 2009. Embriologi Kedokteran. Edisi 10. Jakarta: EGC.
2. Snell, Richard. 2006. Anatomi Klinik. Edisi 6. Jakarta: ECG.
3. Mescher, A L. 2009. Histologi Dasar JUNQUEIRA Teks dan Atlas. Edisi
12. Jakarta: EGC.
4. Gunawijaya, F A dan Kartawiguna E. 2010. Penuntun Preaktikum:
Kumpulan Foto Mikroskopik Histologi. Edisi 3. Jakarta: Universitas
Trisakti.
5. Guyton, A C dan Hall, J E. 2006. Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta:
EGC.
6. Sherwood, Lauralee. 2007. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6.
Jakarta: EGC.
50