Dosen Pembimbing :
Su’udi, S.Kep.Ns.,M.Kep
Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan “Algoritma BHD Pada
Orang Dewasa Berdasarkan AHA 2020” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Su’udi, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Dosen
mata kuliah Kesehatan Dan Keselamatan Kerja yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
pengetahuan kita mengenai makalah Algoritma BHD Pada Orang Dewasa Berdasarkan AHA
2020. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan, kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……...………………………………………………………………..... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
1.1.............................................................................................................................. Lata
r Belakang….……………………………………………………….................. 1
1.2.............................................................................................................................. Ru
musan Masalah.................................................................................................... 3
1.3..............................................................................................................................Tuju
an Masalah.......................................................................................................... 3
2.1..............................................................................................................................
Definisi................................................................................................................ 4
2.2..............................................................................................................................Tuju
an BHD............................................................................................................... 4
2.3..............................................................................................................................
Indikasi BHD...................................................................................................... 5
2.4..............................................................................................................................
Henti Jantung...................................................................................................... 5
2.5..............................................................................................................................Peny
ebab Henti Jantung.............................................................................................. 5
2.6..............................................................................................................................Pena
talaksanaan.......................................................................................................... 6
2.7..............................................................................................................................Gam
baran Umum Konsep Serangan Jantung pada Orang Dewasa............................ 7
2.8..............................................................................................................................Rant
ai Kelangsungan Hidup Dewasa......................................................................... 8
2.9.............................................................................................................................. Lan
gkah pemberian BHD.......................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 24
iii
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 26
iv
BAB I
PENDAHULUAN
kejadian yang tinggi, bahkan nomor satu di seluruh dunia dan dapat terjadi diluar
maupun didalam rumah sakit, Penyakit jantung pada orang dewasa yang sering
ditemui adalah penyakit jantung koroner dan gagal jantung Angka kematian dunia
akibat penyakit jantung koroner berkisar 7,4 juta pada tahun 2012' Di Amerika
American Heart Association setidaknya mencapai lebih dari 17,6 juta kematian
per tahun pada tahun 2016 yang diperkirakan akan terus meningkat menjadi 23,6
juta pada 2030. Di amerika penyakit jantung menyumbang 363.452 kematian pada
2016 dan menyumbang angka kejadian 605.000 serangan baru dan 200.000
kejadian berulang menurut data pada tahun 2005 hingga 2014, sehingga
coroner 2% dan gagal jantung 0,43% dan diperkirakan ada 30 orang yang
1
Kesehatan, 2013). Sementara di jepang terjadi 70.000 pelaporan kasus OCHA
(Yamada dkk., 2016) dan di Indonesia diperkirakan mencapai angka 43.200 kasus
Dengan angka kejadian cardiac arrest yang begitu tinggi menurut AHA pada
tahun 2015 angka kelangsungan hidup korban hanya mencapai 12%, dan
penyebab utama dari rendahnya angka kelangsungan hidup pasien adala Henti
jantung mendadak adalah hilangnya fungsi jantung pada seseorang secara tiba-tiba
yang mungkin atau tidak mungkin telah didiagnosis penyakit jantung. Henti
jantung mendadak terjadi ketika malfungi sistem listrik jantung dan kematian
terjadi ketika jantung tiba-tiba berhenti bekerja dengan benar. Hal ini mungkin
disebabkan oleh tidak normal, atau tidak teraturnya irama jantung (aritmia).
pertolongan dengan tindakan resusitasi jantung paru (RJP) pada pasien (Wnent
dkk., 2012). Sehingga pada pertolongan pada pasien cardiac arrest AHA
(Monica E dkk., 2015). Pada tindakan pertolongan pasien cardiac arrest tidak
untuk setiap orang untuk dapat melakukan tindakan resusitasi dengan melakukan
pelatihan atau yang biasa disebut sebagai seorang bystader RJP (Yunanto dkk.,
2017). Dalam penanganan pasien yang sedang berada pada fase golden periode
melakukan RJP yang baik sangat membantu pada penanganan pasien dikarenakan
2011).
2
1.2 Rumusan Masalah
3
BAB 2
TINJAUAN TEORI
Bantuan hidup dasar (basic life support) adalah suatu tindakan saat pasien
bernapas,maka periksa respon pasien. Bila pasien tidak ada respon, aktifkansistem
Bantuan hidup dasar (basic life support) adalah suatu tindakan pada saat
pasien ditemukan dalam keadaan tiba-tiba tidak bergerak, tidak sadar, atau tidak
bernafas, maka periksa respon pasien. Bila pasien tidak merespon, aktifkan sistem
darurat dan lakukan tindakan bantuan hidup dasar (W.Sudoyo et al., 2015).
4
g. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi danventilasi dari
a. Henti nafas
jalan nafas oleh benda asing, inhalasi asap, kelebihan dosis obat,
b. Henti jantung
kerusakan otak tidak dapat diperbaiki lagi hanya terjadi kurang lebih 4 menit
nadi karotis dan femoralis, terhentinya denyut jantung dan atau pernafasan serta
Keadaan henti jantung dan paru dapat terjadi secara sendiri-sendiri atau
5
2. Kekurangan oskigen: sumbatan benda asing, henti nafas
hipomagnesium
6. Refleks vagal
7. Syok
2. Penurunan kesadaran
2.6. Penatalaksanaan
Jantung Paru adalah suatu tindakan darurat sebagai suatu usaha untuk
mengembalikan keadaan henti nafas dan atau henti jantung ke fungsi optimal
langkah C – A – B maka kompresi dada akan dilakukan lebih awal dan ventilasi
6
hanya sedikit tertunda satu siklus kompresi dada (30 kompresi dada secara ideal
Keterangan :
1. Immediaterecognitionandactivation
2. Early CPR
3. Rapiddefibrillation
4. Effectiveadvancedlifesupport
Dewasa
bergantung pada sistem kompleks yang bekerja sama untuk mengamankan hasil
terbaik bagi korban. Fokus utama pada kejadian henti jantung pada orang dewasa
meliputi pengenalan cepat pemberian CPR segera, defibrilasi ritme ganas yang
pada orang dewasa disebabkan oleh jantung, terutama infark miokard dan
gangguan listrik. Henti jantung tanpa asal jantung (misalnya, dari gagal napas,
7
konsumsi toksik, emboli paru [PE], atau tenggelam) juga sering terjadi, dan dalam
kasus seperti itu, pengobatan untuk penyebab mendasar yang reversible penting
Ini termasuk aktivasi tanggap darurat, penyediaan CPR berkualitas tinggi dan
Penyebab, proses, dan hasil resusitasi sangat berbeda untuk OHCA dan
IHCA, yang tercermin dalam Rantai Bertahan Hidup masing-masing (Gambar 1).
telepon 9-1-1 (atau nomor tanggap darurat lokal), melakukan CPR (termasuk,
untuk penyelamat awam yang tidak terlatih, CPR hanya kompresi), dan
adalah aspek penting dari IHCA. Ketika henti jantung terjadi di rumah sakit,
8
pendekatan multidisiplin yang kuat mencakup tim professional medis yang
untuk lebih menyoroti evolusi sistem perawatan dan peran penting pemulihan dan
perjalanan pemulihan dan penyintas yang sangat besar, dari akhir pengobatan akut
untuk penyakit kritis hingga rehabilitasi multimodal (baik jangka pendek maupun
jangka panjang), baik untuk korban maupun keluarga setelah serangan jantung.
pengasuh mereka saat mereka mengalihkan perawatan dari rumah sakit ke rumah
9
Rekomendasi untuk bantuan hidup dasar (BLS) individu dewasa dan bantuan
- Pentingnya inisiasi CPR dini yang dilakukan oleh penyelamat awam telah
ditekankan kembali.
- Umpan balik audiovisual waktu nyata sebagai cara untuk menjaga kualitas
10
- Pengukuran tekanan darah arteri dan karbon dioksida end-tidal (ETCO2)
tidak direkomendasikan.
- Akses Intravena (IV) adalah rute pemberian obat yang diutamakan selama
tidak tersedia.
masuk untuk rawat inap, pasien harus mendapatkan penilaian formal dan
dengan persiapan untuk persalinan sesar perimortem dini jika perlu untuk
ibu.
11
- 2020 (Terbaru): Kami merekomendasikan agar individu awam memulai
CPR untuk dugaan henti jantung karena risiko bahaya pada pasien rendah
- (Lama): Penyelamat awam tidak perlu memeriksa denyut nadi dan harus
pingsan atau korban yang tidak responsive tidak bernapas dengan normal.
Penyedia layanan kesehatan tidak boleh memeriksa denyut nadi lebih dari
10 detik dan, jika penyelamat tidak merasakan denyut nadi dalam jangka
- Alasan: Bukti baru menunjukkan bahwa kompresi dada pada korban saat
dapat menilai dengan akurat apakah korban memiliki denyut nadi, dan
apakah menahan CPR dari korban tanpa denyut lebih berisiko daripada
12
CPR penyelamat awam meningkatkan kelangsungan hidup dari cardiac
arrest sebanyak 2 hingga 3 kali lipat. Risiko cedera akibat CPR pada pasien ini
CPR, atau dalam beberapa kasus CPR tidak dilakukan sama sekali untuk pasien
yang mengalami cardiac arrest. Oleh karena itu, pengenalan cardiac arrest oleh
Kualitas CPR :
13
14
Langka Penolong Awam Tidak Penolong awam Terlatih Penyedia layanan
h Terlatih kesehatan
1 Pastikan keamanan tempat Pastikan keamanan tempat Pastikan keamanan
terdekat. Telepon atau minta terdekat dan aktifkan terdekat/ aktifkan tim
(telepon atau penelepon lokal). Jika seseorang resusitasi saat ini atau
korban, dengan telepon dalam telepon berada di sisi pernapasan dan denyut
memungkinkan.
4 Ikuti instruksi Periksa apakah tidak Periksa apakah tidak
bersamaan). Aktivasi
dan pengambilan
15
dikirim oleh
penyelamat harus
dilakukan selambat-
lambatnya segera
setelah pemeriksaan
mengidentifikasi
cardiac arrest
5 Look/lihat jika tidak bernapas Jawab pertanyaan Segera mulai CPR, dan
gunakan AED /
defibrilator
Keterangan gambar :
16
Menurut AHA 2020 urutan BLS dewasa sebagai berikut
pemberian epinefrin untuk henti jantung dengan irama yang tidak dapat
pemberian epinefrin untuk henti jantung dengan irama yang dapat didefibrilasi
tinjauan sistematis dan meta-analisis, yang mencakup hasil dari 2 uji coba acak
epinefrin yang melibatkan lebih dari 8500 pasien OHCA, yang menunjukkan
baru ini menemukan hubungan antara epinefrin dini dan ROSC untuk pasien
hidup secara umum tidak terlihat. Untuk pasien dengan ritme yang dapat
didefibrilasi, literatur mendukung prioritas defibrilasi dan CPR di tahap awal dan
pemberian epinefrin jika upaya awal dengan CPR dan defibrilasi tidak berhasil.
Setiap obat yang meningkatkan laju ROSC dan kelangsungan hidup tetapi
diberikan setelah beberapa menit waktu henti bisa jadi meningkatkan hasil
17
penilaian neurologis yang menguntungkan dan tidak menguntungkan. Maka,
telah terbukti meningkatkan kelangsungan hidup dan terus berfokus pada upaya
yang lebih luas untuk mempersingkat waktu obat untuk semua pasien; dengan
melakukan itu, lebih banyak penyintas dapat menerima hasil penilaian neurologis
yang menguntungkan.
-2020 (Terbaru): Parameter fisiologis seperti tekanan darah arteri atau ETCO2
dilakukan.
-2015 (Lama): Meskipun tidak ada studi klinis yang meneliti apakah upaya titrasi
relaksasi arteri, pemantauan tekanan arteri, perlu dilakukan jika pemantauan dan
dapat diupayakan.
arteri dan ETCO2 untuk memantau kualitas CPR adalah konsep yang sudah
mapan, data baru mendukung pencantumannya dalam pedoman. Data dari registri
ROSC yang lebih tinggi saat kualitas CPR dipantau menggunakan ETCO2 atau
endotrakeal (ETT) atau jalur arteri secara terpisah. Menargetkan kompresi ke nilai
18
ETCO2 setidaknya 10 mm Hg, dan idealnya 20 mm Hg atau lebih, mungkin
sebesar 25% untuk keluar dari rumah sakit setelah mengalami IHCA dengan
umpan balik audio pada kedalaman kompresi dan kembalinya rongga dada.
-2020 (Baru): Kegunaan defibrilasi sekuensial ganda untuk ritme yang dapat
laporan kasus telah menunjukkan hasil yang baik, tinjauan sistematis ILCOR
tahun 2020 tidak menemukan bukti yang mendukung defibrilasi sekuensial ganda
oleh berbagai macam bias, dan studi observasional tidak menunjukkan hasil yang
lebih baik. RCT percontohan baru-baru ini menunjukkan bahwa mengubah arah
arus defibrilasi dengan memposisikan ulang pad mungkin sama efektifnya dengan
kerusakan pada defibrillator. Berdasarkan bukti saat ini, tidak diketahui apakah
19
Akses IV Lebih Diutamakan daripada IO
pada kasus henti jantung. -2020 (Terbaru): Akses IO dapat dipilih jika upaya pada
-2010 (Lama): Penyedia layanan perlu menetapkan akses intraosseous (IO) jika
bahwa rute IV dikaitkan dengan hasil klinis yang lebih baik dalam 5 studi
retrospektif; analisis subkelompok RCT yang berfokus pada pertanyaan klinis lain
obat. Meskipun akses IV lebih diutamakan, untuk situasi ketika akses IV sulit,
Pedoman 2020 berisi data klinis baru yang signifikan tentang perawatan optimal
pada masa setelah henti jantung. Rekomendasi dari 2015 AHA Guidelines Update
for CPR and ECC tentang pengobatan hipotensi, titrasi oksigen untuk
data baru dari RCT dan studi observasi berkualitas tinggi, dan algoritma
perawatan yang penting ini. Agar andal, neuroprognostikasi harus dilakukan tidak
20
lebih dari 72 jam setelah kembali ke normothermia, dan keputusan prognostik
neuroprognostikasi ini.
depresi, stres pasca trauma, dan kelelahan untuk penyintas henti jantung dan
-Alasan: Proses pemulihan dari henti jantung berlangsung lama setelah pasien
kembalinya pasien ke fungsi sosial/ peran. Proses ini harus dimulai selama rawat
inap awal dan dilanjutkan apabila diperlukan. Tema-tema ini dieksplorasi secara
21
-2020 (Baru): Pengarahan dan rujukan yang mendasari tindak lanjut berupa
bermanfaat.
rumah sakit bisa jadi mengalami efek emosional atau psikologis dalam merawat
pasien dengan henti jantung. Pengarahan tim membantu peninjauan kinerja tim
diarahkan untuk topik ini diperkirakan akan keluar pada awal 2021.
- 2020 (Baru): Karena pasien hamil lebih rentan terhadap hipoksia, oksigenasi dan
manajemen saluran napas harus diprioritaskan selama resusitasi dari henti jantung
pada kehamilan.
-2020 (Baru): Karena potensi gangguan pada resusitasi ibu, pemantauan janin
-2020 (Baru): Suhu yang ditargetkan sebaiknya diatur untuk wanita hamil yang
tetap koma setelah resusitasi dari henti jantung. 2020 (Baru): Selama suhu tubuh
yang ditargetkan pada pasien hamil diatur, janin sebaiknya terus dipantau untuk
22
-Alasan: Rekomendasi pengelolaan henti jantung pada masa kehamilan ditinjau
dalam Pembaruan Pedoman 2015 dan pernyataan ilmiah AHA 2015.7 Saluran
fungsional akibat rahim yang hamil, dan risiko cedera otak janin akibat
hipoksemia.
- Evaluasi jantung janin tidak membantu selama henti jantung ibu, dan dapat
hamil yang selamat dari henti jantung harus menerima manajemen suhu yang
23
BAB 3
3.1 Kesimpulan
dunia.
2 1 Penyakit jantung pada orang dewasa yang sering ditemui adalah penyakit
3 Angka kematian dunia akibat penyakit jantung koroner berkisar 7,4 juta pada
gejala sebesar 1,5%. Basic Life Support (BLS) atau yang dikenal dengan
Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah penanganan awal pada pasien yang
mengalami henti jantung, henti napas, atau obstruksi jalan napas. BHD
meliputi beberapa keterampilan yang dapat diajarkan kepada siapa saja, yaitu
5 Resusitasi jantung paru (RJP) sendiri adalah suatu tindakan darurat, sebagai
usaha untuk mengembalikan keadaan henti napas dan atau henti jantung
24
(yang dikenal dengan kematian klinis) ke fungsi optimal, guna mencegah
kematian biologis.
6 Tujuan utama dari bantuan hidup dasar adalah suatu tindakan oksigenasi
oksigenasi ke jaringan tubuh. Selain itu, tujuan bantuan hidup dasar ini
sirkulasi sistemik spontan ataun telah tiba bantuan dengan peralatan yang
25
DAFTAR PUSTAKA
Panchal, Ashish R. et al. (2020). Part 3: Adult Basic and Advanced Life Support:
Tim Emergency Medical Technican 18. Basic Trauma Cardiac Life Support.
Surabaya
care for ohca survival ( critical ) study in osaka , japan. Journal of Intensive
Care. 1–10
26
American Heart Association. 2019. Heart Disease and Stroke Statistics-2019 Ata-
Glance. https://healthmetrics.heart.org/wp-content/uploads/2019/02/At-AGlance-
Heart-Disease-and-Stroke-Statistics-–-2019.pdf
27