Anda di halaman 1dari 8

Line Symbol

Line Symbol digunakan untuk menggambarkan hubungan antara unit-unit yang berbeda dalam sistem
yang dikontrol. Tabel berikut di bawah ini merupakan Line Simbol yang pada umumnya sering digunakan.

Ta
bel 1. Line Symbol
Dari table 1, Piping line merupakan proses utama dimana pipa mengalirkan bahan kimia yang
diidentifikasikan dengan menggunakan kode. Simbol line lainnya menjelaskan
bagaimana system terhubung antara satu proses dengan proses lainnya,serta signal yang digunakan
dalam sistem instrumentasi, seperti electrical signal,pneumatic signal,data, dll.

Gambar 1

Kode-kode yang terdapat pada Piping Line menunjukan Diameter Pipa, Fluid Service, material, dan
isolasi. Diameter pipa dalam Inch. Fluid service memberi keterangan jenis fluida yang
dialirkan. Material memberikan informasi mengenai bahan pembuat pipa. Sebagai contoh CS
untuk Carbon Steel atau stainless steel SS.

Pengunaan kode-kode pada Process Line sebagai contoh gambar 1, pada aliran pipa no 39
menunjukan pipa dengan diameter 4 Inch, dengan Fluid Service mengalirkan bahan kimia ‘N’, berbahan
material CS (Carbon Steel) , dan tanpa insulasi (“No Insulation”)

Simbol untuk
Valves
Simbol
untuk Valves Actuator

Simbol untuk
Fitting dan Representasi
Simbol untuk Equipment

Instrumentation Symbol

Kode-kode Instrumentasi yang tertera di P&ID adalah sebagai berikut, huruf pertama mengidentifikasikan
parameter yang dikontrol, huruf selanjutnya mengidentifikasikan tipe perangkat control
Berdasarkan contoh diagram P&ID di atas, FT101, huruf pertama F mempunyai arti kode (berdasarkan
kode ISA) yaitu Flow. Huruf kedua T mempunyai arti Transmitter,kode FT101 dapat diartikan sebagai Flow
Transmitter,Lingkaran menunjukan FT101 terpasang (mounted) di Field Area, yang dihubungkan
oleh electric signal (Garis putus-putus). Pada FIC101, berarti (Flow Indicator Controller), simbol berupa
kotak dan lingkaran menunjukan FIC101, terletak di Shared Control / Shared Displays dan dapat diakses
oleh operator
Huruf Pertama Parameter yang
dikontrol
A Analysis
C Conductivity
D Density
E Voltage
F Flow Rate
I Current
L Level
M Moisture(Humidity)
P Pressure or Vacuum
T Temperature
V Viscosity
Huruf Tipe Peralatan Kontrol
Selanjutnya
A Alarm
C Controller
I Indicator
T Transmitter
V Control Valve
E Element
IC Indicator Controller
FC Ratio Controller
R Recorder
HS Hand Switch
HV Hand Valve
Q Totalizer
IQ Indicating Totalizer
XV Solenoid Valve
Y Calculation
FY Ratio Callculation
SL Switch Low
SH Switch High
AL Alarm Low
ALL Alarm Low Low
AH Alarm High
AHH Alarm High High

Berdasarkan ANSI/ISAs S5.1-1984 (R 1992) Instrumentation symbols and identification standard.

Bagaimana membuat sebuah P&ID ?


P&ID (Piping and Instrumentation Diagram) dapat diartikan sebagai sebuah alat bantu untuk
menerangkan konsep desain dari suatu proses dan kebutuhan pabrik atau unit produksi yang perlu atau
akan dibangun.
1. Pengenalan tahapan proyek dan efeknya terhadap P&ID dan PFD.
Sebuah P&ID harus terus menerus diupdate mulai dari perancangan unit operasi sampai dengan proses
komisioning dan start up berjalan. Bahkan tak kadang ditengah-tengah proses operasional (setelah start-
up) sudah berjalan, P&ID perlu kembali disempurnakan agar memudahkan pengertian alur proses yang
terjadi. Apa itu P&ID dan PFD (Process Flow Diagram), tentunya harus sudah diketahui process engineer
sebelumnya, sumber-sumber pengertian perbedaan P&ID dan PFD bisa ditemukan di internet atau
pelajaran dasar di bangku kuliah (bila ada) atau saat masuk bekerja di sebuah perusahaan .
Step 1 : Engineering Stage for Process Package System
P&ID harus mencakup process sistem secara umum yang terlibat baik di offshore dan onshore (jika
berbicara Oil & Gas Field disini), kemudian utilities yang berada dalam battery limits dan offsite area, juga
pengintegrasian piping dalam unit-unit tersebut dan offsite. Semua input dari dari grup operasional yang
telah ada harus dimasukkan dalam P&ID bila P&ID dibuat untuk keperluan modifikasi. Selain itu semua
equipment dengan tag number tertentu, special piping, ukuran pipa, spesifikasi pipa, berapa buah pipa
yang ada, semua instrumentasi dan kontrol yang sudah ada dan yang perlu dibuat, pengintegrasian
intrumentasi dengan panel-panel kontrol dan control room, set pressure dari PSV, control valves dan
posisi failurenya, elevasi dari vessel/column atau heat exchanger yang mungkin kritikal, juga termasuk
penotasian internal yang kritikal dari vessel/column misalnya, juga semua keperluan minimum
menghadapi masa komisioning dan start-up. Pengecekan ulang sebuah P&ID dalam tahap ini dapat
dikerjakan oleh desainer proses itu sendiri dan dapat juga dibantu supervisor baik itu senior proses
engineer atau lead proses engineer dalam departemen proses.
Step 2 : Mengakomodasi semua input dari departemen seperti dept. Instrument atau klien perusahaan
pemilik proyek dll.
• Catatlah semua input untuk dimasukkan ke P&ID seperti ukuran control valve dimana kemungkinannya
dapat berubah dari yang sebelumnya sudah dibuat oleh process engineer karena adanya prinsip
pengontrolan tertentu yang dikehendaki atau range kontrol yang lebih baik dan diketahui oleh dept.
Instrument. Setelah itu bypass valve, isolation valve dsb. di
sekitar control valve dapat dipastikan sehingga penotasian hal ini dalam P&ID dapat diselesaikan.
• Input lain dapat berupa ukuran dan spesifikasi PSV yang lebih detil dari dept. Instrument.
• Semua input dari dept. Instrument berdasarkan standar instrument yang ada atau ketika ada
permasalahan lain.
• Selain itu input dari klien setelah studi kemungkinan/kelayakan (feasibility study) terutama bila ada
keperluan yang spesial dalam proyek ini sehingga dapat dimasukkan dalam P&ID pada step ini.
• Untuk lebih memastikan, departemen proses dapat meminta bantuan departemen instrumen untuk
bantu mengecek sebuah P&ID yang dibuat atau dapat secara pararel memohon bantuan klien juga untuk
mengecek draft awal P&ID yang sudah dibuat sampai tahapan ini.
Step 3 : Mengakomodasi input dari semua tim engineering yang terlibat, dari vendor dan keperluan
komisioning
Divisi Procurement dan Divisi Engineering kadang-kadang dapat berjalan beriringan, dan kontak dengan
departemen proses tetap dibutuhkan, dan dalam fasa ini perubahan-perubahan dalam P&ID tetap
diperlukan menjelang komisioning.
• Input dari tim piping sangat diperlukan karena mungkin saja ada beberapa alur piping yang belum
diantisipasi dan perlu dibuat spesial dalam P&ID sementara itu tim piping sudah tentu lebih
mengantisipasi segala sesuatunya berkaitan piping dalam proyek tersebut. Selain itu input dari tim
elektrikal dan mekanikal atau departemen lainnya juga akan sangat membantu penyempurnaan P&ID
berkaitan proyek tersebut bahkan mungkin saja divisi instrument punya input yang lebih baru lagi yang
akan membuat revisi atau tambahan didalam P&ID tsb., atau biasanya tahapan ini disebut dengan IDC
(Internal discipline check) yang mana setiap disiplin yang ikut dalam proyek tersebut diminta inputnya
berkaitan dengan penyempurnaan P&ID.
• Setelah menerima dan mengklarifikasi teknikal dan gambar yang dibuat oleh vendor, maka
penyempurnaan lebih lanjut diperlukan dalam P&ID dimana mungkin ada beberapa perubahan
instrumentasi atau piping dalam suatu skid misalnya yang mana akan mempunyai efek juga pada
pengintegrasian unit skid tersebut kedalam bagian lain dari unit operasional yang ternotasi dalam P&ID
• Selain itu pembuatan operating manual, start-up prosedur, dan komisioning prosedur dapat segera
dibuat dalam tahapan ini yang mana mungkin diperlukan piping atau instrumentasi yang spesial untuk
keperluan start-up dan komisioning yang dapat mungkin saja dinotasikan dalam P&ID. Ada beberapa
fasa lain dalam penyempurnaannya sampai komisioning dan start-up bisa dimulai.
Step 4 : As Built P&ID
Setelah proses komisioning dan start-up dimana operasional sehari-hari sudah berjalan, mungkin saja
P&ID harus direvisi kembali karena mungkin saja pada saat konstruksi ada beberapa kesulitan yang
ditemui sehingga alur perpipaan harus diubah karena keterbatasan struktur sebagai contohnya yang
mana sebaiknya dinotasikan juga dalam P&ID. Nah…tahap selanjutnya bisa saja pengecekan kembali As
Built P&ID diperlukan sehingga bila ada keperluan proyek lainnya, semua elemen operasional yang ada
sudah dinotasikan dalam P&ID sehingga akan memudahkan menjalankan proyek atau modifikasi baru
yang diperlukan.

sOURCE oLEH :

Alvin Alfiyansyah at PT Technip Indonesia

Anda mungkin juga menyukai