Anda di halaman 1dari 2

NON DESTRUKTIF DAN DESTRUKTIF TES PADA PROSES

PENGUJIAN KOROSI

1. Non Destruktif Tes


Inspeksi terhadap struktur material logam seperti baja sangat penting
untuk mengetahui kondisi material dan melakukan tindakan preventif sebelum
terjadinya kegagalan fungsi peralatan pada saat digunakan. Penurunan fungsi
terjadi akibat keretakan, korosi, penyambungan, kelelahan penggunaan material
dalam kurun waktu yang lama. Pengujian material dengan metode Non
Destructive Test (NDT) adalah pengujian material tanpa menyebabkan kerusakan
pada material, pengujian ini bertujuan untuk mendeteksi dan menentukan lokasi,
ukuran dan karakteristik cacat (American Society for Non Destructive Testing).
Suatu alat NDT dengan metode ultrasonic yang lebih sederhana dan
simple tetapi mempunyai tingkat akurasi yang baik dengan menggunakan
microcontroller. Sebuah chip yang berfungsi sebagai pengontrol rangkaian
elektronik dan umumnya dapat menyimpan program di dalamnya.
Microcontroller umumnya terdiri dari Central Processing Unit (CPU), memori,
I/O tertentu dan unit pendukung seperti Analog to Digital Converter (ADC) yang
sudah terintegrasi di dalamnya. Microcontroller AVR Atmega 8 merupakan salah
satu jenis microcontroller yang di dalamnya terdapat berbagai macam fungsi.
AVR Atmega 8 adalah microcontroller CMOS 8 bit berarsitektur AVR
RISC yang memiliki 8 kbyte in system programmable flash yang digabungkan
dengan LCD sebagai bentuk tampilan dari cacat yang dideteksi. Delphi suatu
bahasa pemrograman (development language) yang digunakan untuk merancang
suatu aplikasi program Non Destructive Test (NDT) merupakan metode pengujian
logam tanpa merusak, pengujian ini banyak dilakukan pada komponen atau bagian
yang sedang digunakan sekalipun tanpa harus ada logam atau material sebagai
sampel atau benda kerja. Di dalam inspeksi NDT harus mengetahui macam-
macam cacat logam yang terjadi akibat dari proses pengerjaan misalnya rolling/
forging, penuangan, dan pengelasan. Sehingga dapat memudahkan pemilihan
peralatan yang tepat untuk mendeteksi cacat-cacat tersebut (Sumarjo, 2017).
Menjamin kelangsungan beroperasi pembangkit uap perlu dilakukan
inspeksi dengan metode yang lazim digunakan adalah uji tak rusak Non
Destructive Test (NDT) dengan teknik eddy current. Prinsip kerja teknik eddy
current sangat sederhana yai-tu dengan induksi elektromagnetik. Dengan prinsip
tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi korosi, erosi, denting dan juga retak.
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam melakukan
inspeksi pembangkit uap adalah kemampuan seseorang (inspektor) untuk
memprediksi terlebih dahulu jenis cacat yang mungkin ada atau terjadi pada
tabung pembangkit uap. Contohnya jenis cacat korosi apakah korosi sumuran atau
korosi gradual, dan retak misalnya apakah arahnya circumferential atau
longitudinal, sehingga dengan sekali melakukan inspeksi tidak ada cacat yang
tidak terdeteksi. Untuk itu faktor pemilihan jenis probe yang akan digunakan
untuk dilakukannya inspeksi tabung pembangkit uap yang harus tepat sehingga
tidak perlu mengganti probe sampai berulang-ulang agar menghemat energi.
Oleh karena itu studi terkait jenis probe eddy current untuk inspeksi
pem-bangkit uap PWR perlu dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengkaji jenis probe eddy current yang tepat digunakan untuk inspeksi
pembangkit uap dalam sekali scanning (sapuan). Diharapkan dari hasil kajian ini
maka dapat diperoleh jenis probe yang tepat untuk dilakukannya inspeksi
pembangkit uap dengan menggunakan teknik eddy current (Haryanto, 2013).

Anda mungkin juga menyukai