Anda di halaman 1dari 2

Prevention of Disability pasien rawat jalan kusta

Suami dan istri diperiksa untuk penilaian angka disabilitas. Pemeriksaan pada pasien kusta
biasanya bersamaan dengan waktu pengambilan MDT untuk mencegah kecacatan yang tidak
diketahui tanpa pemeriksaan. Sebelum pemeriksaan telah disiapkan alat pelindung diri untuk
pemeriksa berupa masker, handscoon dan instrumen pemeriksaan.

Pertama kali yang diperiksa adalah pasien wanita

Nama : ny. X

Usia : sekitar 40-50 tahun

Ny X secara observasi awal tidak memiliki keluhan dan tidak ada lesi kusta yang nampak.
Pemeriksaan rangsang raba pada lesi tidak dilakukan.

Pemeriksaan dimulai dengan memeriksa saraf tepi. Ketika memeriksa saraf tepi perlu
diperhatikan adanya penebalan/pembesaran, dibandingkan antara saraf kanan dan kiri, lalu apakah
ada nyeri atau tidak dinilai dari ekspresi pasien. Pemeriksaan dimulai dengan palpasi pada nervus
ulnaris. Dengan meraba bagian medial diantara tulang siku dan tonjolan epicondilus medialis.
Dilanjutkan dengan pemeriksaan nervus peroneus dalam posisi duduk, pemeriksa meraba saraf pada
1 cm kearah posterior dari caput fibula. Lalu diperiksa nervus tibialis posterior dengan cara meraba
di bagian belakang bawah dari maleolus medilis. Pada pemeriksaan saraf tepi Ny. X tidak ditemukan
kelainan

Pemeriksaan POD yang selanjutnya dilakukan adalah pemeriksaan kekuatan motoris pada Ny
X. Pertama diperiksa kelopak mata untuk menilai adanya lagoptalmus yang menandai adanya
gangguan pada nervus facialis. Lalu diperiksa nervus ulnaris dengan cara meletakkan kertas pada jari
manis dan kelingking dan pasien diminta untuk menahan kertas tersebut. Lalu diperiksa saraf
medianus dengan cara memegang jari telunjuk hingga kelingking pasien menghadap keatas, lalu ibu
jari pasien ditegakkan tegak lurus terhadap telapak tangan. Ibu jari pasien lalu kita dorong kearah
telapak tangan, apabila ada tahanan berarti normal. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan nervus
radialis. Pasien diminta membentuk posisi tangan seperti memegang setir sepeda motor lalu
pemeriksa mendorong pangkal punggung tangan menjauhi pasien. Pada Ny X pemeriksaan motoris
masih normal.

Pemeriksaan selanjutnya untuk menilai saraf sensoris pasien. Pada telapak tangan dan kaki
ada 10 titik pemeriksaan, 5 di telapak tangan/kaki dan 5 diujung jari. Pada 10 titik tersebut diberikan
sentuhan kecil menggunakan ujung bolpoin dengan acak, sebelumnya pasien diminta untuk
menutup mata. Pasien lalu diminta menunjuk letak sentuhan yang dirasakan. Pada Ny X
pemeriksaan sensoris normal.

Setelah semua pemeriksaan selesai lalu hasilnya ditulis pada buku POD yang dimiliki oleh
setiap pasien. Disertai dengan kesimpulan dari anamnesa untuk menilai kusta 6 bulan yang lalu.
Dalam buku tersebut juga ada charting untuk memudahkan menilai lokasi lesi. Lokasi lesi yang ada
akan direpresentasikan pada gambar dengan arsiran yang berbeda sesuai petunjuk. Hal ini akan
memudahkan identifikasi lesi setiap pasien kontrol, apakah ada perubahan lesi atau jumlah lesi
bertambah.

Pasien selanjutnya yang diperiksa adalah suami dari Ny Y.

Nama : Tn. Y
Usia : sekitar 40-50 tahun

Tn Y memiliki lesi kusta pada tangan. Keluhannya adalah mati rasa pada telapak kaki kanan
sejak 2 bulan yang lalu. Pemeriksaan dilakukan secara berurutan seperti pada Ny X. Pada Tn Y
pemeriksaan saraf tepi tidak didapatkan pembesaran atau penebalan dan tidak nyeri. Pada
pemeriksaan motoris normal. Pada pemeriksaan sensoris didapatkan anastesi pada jari 1, 2 dan
bagian bawah dari jari 1. Sehingga dapat disimpulkan Tn Y menderita cacat tipe 1 menurut WHO.
Cacat tipe 1 berarti memiliki kecacatan yang tidak kasat mata (sensoris) dan cacat tipe 2 berarti
memiliki kecacatan yang kasat mata.

Menurut perawat, Tn Y diberikan tambahan terapi kortikosterid untuk mengatasi gangguan


sensoris tersebut. Diharapkan pemberian kortikosteroid dapat mengembalikan fungsi sensoris.
Pemberian kortikosteroid pada RS Kusta Sumberglagah biasanya untuk dosis awal adalah 40mg/hari.
Dosis lalu diturunkan atau dinaikkan 5-10mg setiap 2 minggu. Dosis diturunkan apabila terjadi
perbaikan gejala dan dinaikkan apabila terjadi peningkatan gejala.

Anda mungkin juga menyukai