Anda di halaman 1dari 9

KAJIAN ETNOFITOMEDIKA SUKU DAYAK KABURAI


SEBAGAI UPAYA KONSERVASI DI TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA
BUKIT RAYA KALIMANTAN BARAT DAN TENGAH

Arga Pandiwijaya, Junef Murti Susantyo, Gita Oktarina Eka Putri, Anindya Gitta
Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
Institut Pertanian Bogor

ABSTRAK

Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya merupakan jantung bagi


keberlangsungan hidup Suku Dayak Kaburai. Kelimpahan tumbuhan obat yang
tersedia di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya memiliki manfaat yang besar
jika diolah secara seimbang. Salah satu manfaatnya adalah etnofitomedika oleh
Suku Dayak Kaburai dengan tetap melakukan upaya konservasi. Upaya
konservasi sangat diperlukan agar keberadaan hutan tetap terjaga, sehingga
hutan dapat menjalankan fungsinya dengan maksimal. Namun sering kali
kegiatan konservasi tidak berjalan lancar karena masyarakat yang diharapkan
dapat ikut melaksanakan kegiatan konservasi justru menjadi penyebab utama
kerusakan hutan. Hal ini disebabkan karena masyarakat Suku Dayak Kaburai
tidak merasakan manfaat yang dapat diperoleh dari keberadaan hutan sehingga
mereka tidak merasa memiliki hutan tersebut. Oleh karena itu diperlukan upaya-
upaya konservasi dengan melibatkan penduduk sekitar untuk menumbuhkan rasa
peduli masyarakat terhadap hutan.
Metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah wawancara
kepada tokoh masyarakat dan masyarakat biasa. Data yang diperoleh dianalisis
secara deskriptif, kualitatif dan tabulasi. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa
ditemukan tumbuhan obat sebanyak 56 jenis. Banyaknya tumbuhan yang
digunakan sebagai tumbuhan obat menggambarkan bahwa masyarakat setempat
sangat tergantung terhadap keberadaan hutan, hal ini juga diperkuat dengan
hasil wawancara yang menyatakan bahwa 90% penduduk sekitar menggunakan
tanaman obat. Untuk penyakit asma, Suku Dayak Kaburai tidak menggunakan
obat-obatan modern tapi mereka menggunakan akar kuning dan akar kalabibit
dengan cara dicincang kemudian direbus dan diminum airnya. Bagian tumbuhan
obat yang paling banyak dimanfaatkan oleh Suku Dayak Kaburai adalah bagian
daun. Daun-daunan ini digunakan untuk penyakit yang ringan seperti panu
sampai penyakit yang cukup parah seperti malaria dan penyakit jantung. 
Ketergantungan terhadap tumbuhan obat secara tidak langsung sudah
menumbuhkan rasa memiliki di dalam diri masyarakat sekitar. Hal ini
menyebabkan Suku Dayak Kaburai menjaga keberadaan hutan. Tidak jarang pula
mereka berkeliling untuk memantau keadaan hutan dan memastikan hutan
mereka tidak rusak. Untuk menjaga kelestarian tumbuhan yang mereka
manfaatkan, mereka melakukan upaya penanaman kembali.  Dengan adanya
upaya konservasi yang dilakukan Suku Dayak Kaburai maka keseimbangan
ekosistem di dalam Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya akan terus terjaga.

Kata kunci: Etnofitomedika, upaya konservasi, tumbuhan obat.


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara yang sangat kaya akan sumberdaya


alamnya baik secara kualitas maupun kuantitas. Keadaan tersebut secara umum
berkaitan dengan kehidupan manusia, karena sebagian besar kebutuhan hidup
manusia berasal dari tumbuhan yang ada di sekitarnya. Semakin melimpah jenis
tumbuhan yang ada maka kebutuhan masyarakat akan semakin mudah tercukupi,
salah satunya ialah etnofitomedika. Etnofitomedika merupakan interaksi antara
manusia dengan tumbuhan obat. Kelimpahan tumbuhan obat akan bermanfat
secara maksimal jika diolah berdasarkan kearifan lokal karena kearifan lokal
dapat mengelola sumberdaya secara seimbang.
Indonesia memiliki sekitar 370 Suku asli yang hidup dengan kearifan
lokalnya di dalam dan di sekitar hutan. Mereka memiliki pengetahuan yang sangat
kaya dalam pemanfaatan tanaman obat untuk mengobati berbagai jenis penyakit.
Salah satunya adalah Suku Dayak Kaburai yang tinggal di dalam Taman Nasional
Bukit Baka Bukit Raya. Pengetahuan ini merupakan salah satu aset nasional yang
harus dijaga dan dikembangkan dengan melibatkan masyarakat sekitar. Hal ini
akan membuat mereka merasa memiliki hutan di taman nasional tersebut yang
pada akhirnya akan membuat mereka melakukan kegiatan pemeliharaan atau
upaya konservasi.
Upaya konservasi sangat diperlukan agar keberadaan hutan tetap terjaga,
sehingga hutan dapat menjalankan fungsinya dengan lebih maksimal. Namun
sering kali kegiatan konservasi tidak berjalan lancar karena masyarakat yang
diharapkan dapat ikut melaksanakan kegiatan konservasi justru menjadi penyebab
utama kerusakan hutan. Hal ini disebabkan karena masyarakat Suku Dayak
Kaburai tidak merasakan manfaat yang dapat diperoleh dari keberadaan hutan
sehingga mereka tidak merasa memiliki hutan tersebut. Oleh karena itu diperlukan
upaya-upaya konservasi dengan melibatkan penduduk sekitar untuk
menumbuhkan rasa peduli masyarakat terhadap hutan.

Perumusan Masalah

Terdapat beberapa perumusan masalah, yaitu:


1. Tingginya kerusakan hutan karena perambahan yang dilakukan oleh Suku
Dayak Kaburai sehingga jenis-jenis tumbuhan yang berkhasiat obat semakin
sulit dicari.
2. Sebagian Suku Dayak Kaburai kurang merasakan manfaat dari keberadaan
hutan sehingga mereka tidak merasa memiliki hutan.
Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah menggali potensi
tumbuhan obat dan pengetahuan tradisional Suku Dayak Kaburai sebagai interaksi
mutualisme antara Suku Dayak Kaburai dengan Taman Nasional Bukit Baka
Bukit Raya.

METODE

Kegiatan penelitian terhadap Suku Dayak Kaburai di Taman Nasional


Bukit Baka Bukit Raya, Kalimantan Barat dan Tengah dilaksanakan pada tanggal
25 Juli-20 Agustus 2008. Kajian etnofitomedika dilakukan dengan cara
wawancara secara langsung kepada masyarakat Dayak Kaburai.
Alat dan Bahan
Peralatan yang dipergunakan ialah alat tulis-menulis, tape recorder,
kamera digital, dan GPS (Global Positioning System) untuk mengetahui koordinat
serta ketinggian desa Tumbang Kaburai.
Wawancara
Masyarakat yang dijadikan sasaran wawancara (responden) adalah
masyarakat biasa dan tokoh masyarakat. Data yang diambil dalam wawancara
adalah sebagai berikut :
1. Biodata responden.
2. Jenis tumbuhan obat yang biasa dikonsumsi.
3. Kegunaan jenis tumbuhan obat.
4. Data bagian tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat.
Beberapa contoh pertanyaan yang disampaikan kepada responden (Suku Dayak
Kaburai) antara lain :
1. Sejauh mana pengetahuan responden mengenai jenis-jenis tumbuhan obat
yang biasa dimanfaatkan.
2. Sejauh mana pengetahuan responden mengenai cara peracikan tumbuhan obat
(simplisia) dan bagian penggunaannya.
3. Lokasi tempat ditemukannya tumbuhan obat.
4. Apakah ada mitos yang berhubungan dengan salah satu jenis tumbuhan obat.

Kajian Literatur

Studi literatur digunakan sebagai bahan acuan untuk mendapatkan data


awal mengenai keberadaan berbagai jenis tumbuhan obat pada lokasi pengambilan
data berdasarkan hasil penelitian sebelumnya. Studi literatur juga sebagai bahan
pembanding dengan hasil penelitian yang dilakukan, sehingga dapat diketahui
apakah terjadi penurunan atau penambahan pemanfaatan jenis tumbuhan obat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Pemanfaatan jenis tumbuhan obat oleh Suku Dayak Kaburai, Taman


Nasional Bukit Baka Bukit Raya dapat dilihat dalam Tabel 1.

Tabel I. Jenis tumbuhan yang digunakan sebagai bahan obat-obatan.

Status Simplisia yang


Nama Nama
No Habitus Kegunaan Dita Liar digunakan
Lokal Ilmiah
nam
Obat sakit kuning dengan cara
direbus dan obat luka dengan cara
Akar
1 Pohon daun ditumbuk dan ditempel pada √ Akar dan daun
ampung
luka.

Imperata Obat luka.


2 Akar ilalang Herba √ Bunga muda
cyllindrika
Akar kuning Obat asma dengan cara dicincang
3 dan akar Semak dan diminum airnya. √ Akar
kalabibit
Obat disentri, maag, dan sakit perit
Alstonia dengan cara akar direbus dan
4 Akar lame Pohon  √ Akar
scholaris diminum, boleh diminum langsung.

Akar Obat syaraf dengan cara direbus.


5 mahung Pohon  √ Akar dan daun
(beleketebe)
Penawar bias ular dengan cara
Akar rigu Akar 
6 Pohon  ditumbuk dan dioles-oleskan. √
ripuk
Obat patah tulang dengan cara
Akar-akar Akar 
7 Pohon  ditumbuk dan dioles-oleskan. √
kayu
Obat gatal-gatal akibat digigit
Asam nyamuk dengan cara digosok dan Akar 
8 Pohon  √
belimbing diminum air asam.

Obat ketombe dengan cara dipotong-


potong, digosok, dan dibiarkan 45 Akar 
9 Asam limau Pohon  √
menit.

Batang kulit Obat sakit gigi dengan cara direbus


10 asam Semak lalu dikumur-kumur. √ Kayu
ampelam
Obat luka ringan dengan cara
ditempel dan diikat lalu digosok-
11 Caranggah Pohon  √ Kayu
gosok.

Obat kurap dan panu. Digunakan


Daun dengan cara ditumbuk dan dicampur
12 Pohon  √ Daun
gelinggang minyak tanah, dibasahi kemudian
digosok.
Penawar bias ular, dengan cara Daun
13 Daun kabli - √
ditumbuk lalu ditempelkan.
Obat sakit kepala, dengan cara
Daun kabu- Daun 
14 - ditumbuk dan dioleskan pada bagian √
kabu
kepala yang sakit.
Gelagat Obat batuk dengan cara diremas.
Daun 
15 (jambu Pohon √
hutan)

Obat sakit perut, obat lumpuh dan


Zingiber sebagai rasa dengan cara √  Rimpang 
16 Jahe hutan Herba
sp. ditumbuk/digosok/ langsung
dimakan.
Obat muntah darah. √  Daun
17 Jawer kotok Herba
Obat sakit pinggang dengan cara √  Daun
18 Jelumpag Herba
diparut dan dibalurkan ke pinggang.
Obat sakit perut, masuk angin dengan √ 
19 Jerangan Pohon Kayu
cara direbus dan diminum.
Obat masuk angina, kolera dan
√  Daun 
20 Jerangau Herba muntaber dengan cara dimakan
langsung.
Penurun demam, malaria tropika dan
untuk mengencangkan perut ibu-ibu
setelah melahirkan. Caranya terlebih
dahulu direbus, setelah mendidih,
Karamamuk
orang yang sait dibungkus √  Daun 
21 (sembung/m -
menggunakan tikar/selimut, lalu obat
ambung)
diaduk sampai menguap dan dihirup
sehingga panas tubuh diserap selama
10 jam sampai mengeluarkan
keringat.
Obat jika terkena bisa ular dengan √  Akar dan
22 Kayu iru Pohon
cara ditawar dan diminum. Batang
Kayu kemau Untuk kebugaran pria dengan cara
√ 
23 (Ki Pohon direbus Akar
papatong)
Kayu Obat pilek dengan cara direbus dan √  Kayu
24 Pohon
masam dirajang lalu diminum.
Obat sakit kepala dan mengeluarkan
panas tubuh denagn cara ditumbuk
Kayu dan dioleskan pada kepala yang sakit. √  Kayu 
25 Pohon
sambelum Digunakan juga sebagai penawar bisa
ular, caranya ditumbuk lalu
ditempelkan pada bekas gigitan.
Cocos Obat penyakit ayan. √ 
26 Kelapa Pohon Buah
nucifera
Kemunting Obat sakit perut.
√ 
27 (harendong Semak Ranting muda
gede)
Obat untuk ibu-ibu yang baru
melahirkan supaya rahim kembali
Kesupang √  Daun 
28 - kuat dengan cara direbus dan
dan klepo
diminum.

Obat luka dengan cara dicincang dan


√  Daun 
29 Ketelek - ditempelkan sampai kering.

Obat memar dengan cara dicincang. √ 


30 Kias - Kayu
Ortosiphon Obat kencing manis, obat demam
Kumis √ 
31 aristatua Herba pada anak-anak dan bayi. Akar
kucing
Miq.
Obat masuk angin dengan cara
√ 
32 Kunyit Herba diparut dan dibalurkan ke perut. Umbi

Limau Obat berbagai macam penyakit


ngambun dengan cara dikeringkan dahulu lalu √ 
33 Herba Akar/sarang
(sarang direbus dan diminim.
semut)
Obat demam, batuk dan sakit kepala
Semak  √  Daun 
34 Mabang dengan cara ditumbuk dan diperas
kemudian diminum airnya.
Obat bisul, penghilang jerawat dan
Semak  membersihkan bekas jerawat dengan √  Daun 
35 Pakis
cara ditumbuk lalu digosok pada saat
mandi.
Obat penyakit jantung, jerawat, bisul
Semak  √  Daun 
36 Pakis hati dengan cara ditumbuk dan
ditempelkan.
Setelah ibu melahirkan diberi minum
kayu-kayu yang mengandung zat
Pengalip √ 
37 - kelapa untuk membersihkan darah Batang
bukut
dengan cara daun dibuang dan batang
direbus.
Carica Obat sakit gigi dengan cara dimakan √ 
38 Pepaya Perdu Buah dan daun
papaya langsung.
Obat sakit kepala dengan cara
√ 
39 Pinang tua Pohon ditumbuk dan dioleskan pada bagian Buah
kepala yang sakit.
Pucuk Obat demam dengan cara direbus dan √ 
40 Perdu Pucuk
pepaya diminum.
Rajah/klima Semak Penawar bisa ular dengan cara √ 
41 Daun
h ditumbuk lalu ditempelkan.
Semak Obat sakit kepala dengan cara √ 
42 Rigu ripik Akar/semak
direbus dan diminum.
Rumput Herba Menghentikan pendarahan dengan √ 
43 Daun
belanda cara ditumbuk lalu ditempelkan.
Rumput Obat batuk dengan cara ditumbuk
Herba  √  Daun 
44 jepang dan dimakan.
(sisig)
Rumput Tumbuh Obat demam dan sakit urat.
Philiantus √  Daun 
45 ngaminan an
nyruri
(meniran) bawah
Romput Obat demam Daun, Batang,
Ageratum √ 
46 prada Herba dan akar 
conizoides
(bandotan)
Obat sakit perut dengan cara direbus
√  Daun 
47 Sengkuang - dan diminum airnya (kulit ari
dibuang).
Obat sakit maag dengan cara √  Daun
48 Sepang Herba
ditumbuk dan dimakan.
Obat keseleo atau terkilir dengan √ 
49 Serai - Batang
cara dihangatkan lalu ditempel.
Obat sakiy gigi, penghilang kuman-
Tumbuh
Piper kuman dan kotoran gigi. Digunakan √
50 Sirih an Daun
nigrum dengan cara dikunyah pada bagian
bawah
gigi yang sakit.
Ficus Obat maag dengan cara diminum. √ 
51 Tabat barito Herba Akar
deltoid
Tapang lalat Mengobati gatal kulit karena √  Daun
52 Semak
(monyenyen) sengatan bulu ulat.

Tumbuh Obat keseleo atau terkilir dengan


√  Daun 
53 Ubi an cara dihangatkan lalu ditempel.
bawah
Tumbuh Obat keseleo atau terkilir dengan
√  Daun 
54 Kunyit an cara dihangatkan lalu ditempel.
bawah
Ulin, Penguat stamina.
seluang,
belong, akar √ 
55 Pohon Akar
kuring,
belaban dan
kecapuh
Ura dan Dioscorea Obat gatal-gatal dengan cara √ 
56 Semak Buah
gadung sp ditumbuk dan diambil sarinya.

Macam-macam simplisia tumbuhan obat yang biasa dimanfaatkan oleh Suku


Dayak Kaburai adalah

MACAM SIMPLISIA TUMBUHAN OBAT


2%
Daun (42%)
Akar (25%)
7% 9%
9% Umbi (2%)
42% Rimpang(2%)
25% Ranting (2%)
Buah (7%)
2%
Kayu (9%)
Pucuk (2%)
2% 2%
Batang (9%)

Gambar 1: Macam Simplisa Tumbuhan obat

Pembahasan

Tumbuhan yang diambil oleh Suku Dayak Kaburai paling banyak


digunakan sebagai bahan obat-obatan. Hasil penelitian di lokasi yang
bersangkutan diperoleh jumlah jenis tumbuhan yang digunakan sebagai tumbuhan
obat sebanyak 56 spesies. Masing-masing jenis tersebut diperoleh dari hutan
maupun budidaya Suku Dayak Kaburai sendiri. Banyaknya tumbuhan yang
digunakan sebagai tumbuhan obat menggambarkan bahwa masyarakat setempat
sangat tergantung terhadap keberadaan hutan, hal ini juga diperkuat dengan hasil
wawancara yang menyatakan bahwa 90% penduduk sekitar menggunakan
tanaman obat. Beberapa faktor yang menyebabkan ketergantungan itu antara lain
terbatasnya jumlah sarana pelayanan kesehatan dan jauhnya akses ke kota
sehingga pengobatan yang sangat banyak dilakukan oleh masyarakat yaitu secara
tradisional. Contohnya untuk penyakit asma masyarakat dayak tidak
menggunakan obat-obatan modern tapi mereka menggunakan akar kuning dan
akar kalabibit dengan cara dicincang kemudian direbus dan diminum airnya.

Pengetahuan tradisional tersebut biasanya banyak diketahui oleh kepala desa atau
orang yang lebih dituakan oleh masyarakat setempat atau bahkan dukun. Menurut
Sosrokusumo (1989) bahwa pengobatan tradisional adalah semua upaya
pengobatan dengan cara lain di luar ilmu kedokteran berdasarkan pengetahuan
yag berakar pada tradisi tertentu baik baik dari Indonesia maupun di luar
Indonesia.
Pada masyarakat tradisional dayak kaburai, bagian tumbuhan yang paling
banyak dimanfaatkan adalah bagian daun. Daun-daunan ini digunakan untuk
penyakit yang ringan seperti panu sampai penyakit yang cukup parah seperti
malaria dan penyakit jantung. Ketergantungan terhadap tumbuhan secara tidak
langsung sudah menumbuhkan rasa memiliki di dalam diri Suku Dayak Kaburai.
Hal ini menyebabkan Suku Dayak Kaburai sangat menjaga keberadaan hutan.
Tidak jarang pula mereka berkeliling untuk memantau keadaan hutan dan
memastikan hutan mereka tidak rusak. Untuk menjaga kelestarian tumbuhan obat
yang mereka manfaatkan, mereka melakukan upaya penanaman kembali. Selain
itu mereka tidak pernah menebang atau mengambil tumbuhan melebihi jumlah
yang seharusnya. Di dalam kawasan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya
terdapat kawasan hutan yang tidak boleh dibuka karena kepercayaan setempat.
Mitos bahwa beberapa jenis tumbuhan tidak boleh ditebang juga masih dipercaya
di kawasan tersebut. Upaya konservasi yang dilakukan oleh masyarakt sekitar
meliputi kegiatan penanaman, pemeliharaan, dan pemanfaatan secara lestari.
Dengan banyaknya keuntungan yang diperoleh Suku Dayak Kaburai maka upaya
konservasi berjalan dengan alami dan terus menerus.

KESIMPULAN

Terdapat 56 jenis tumbuhan obat yang dimafaatkan masyarakat Suku


Dayak Kaburai sebagai obat tradisional. 90% masyarakat sekitar sangat
tergantung pada keberadaan hutan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.
Pemanfaatan terbesar adalah untuk dijadikan bahan obat-obatan. Masyarakat
dayak kaburai melakukan upaya konservasi untuk menjaga kelestarian tumbuhan
obat agar tetap dapat dimanfaatkan untuk generasi berikutnya. Upaya konservasi
yang dilakukan oleh masyarakt sekitar meliputi kegiatan penanaman,
pemeliharaan, dan pemanfaatan secara lestari. Dengan adanya upaya konservasi
yang dilakukan masyarakat dayak kaburai maka keseimbangan ekosistem di
dalam Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya akan terus terjaga.

DAFTAR PUSTAKA

Irwan. Z. D.1997. Hutan hujan Tropis. di dalam Prinsip-Prinsip Ekologi dan


Organisasi Ekosistem Komunitas dan Lingkungan. Jakarta : Sinar Grafika Offset.

Sosrokusumo, P. 1989. Lokakarya Tentang Peneitian Praktek Pengobatan


Tradisional. Pelayanan Pengobatan Tradisional di Bidang Kesehatan Jiwa. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan RI. Bogor.

Zuhud, E. A. M. 1991. Pelestarian Pemanfaatan Tumbuhan Obat dari Hutan


Tropis Indonesia (Prosiding). Bogor.

Anda mungkin juga menyukai