Anda di halaman 1dari 2

Isu-Isu Strategis Bidang Koperasi,UMKM

di Kota Payakumbuh.

Dalam rangka pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan dan Pengurangan angka


Kemiskinan, Dinas Koperasi, UMKM dan Perindag Kota Payakumbuh telah
melaksanakan berbagai kebijakan guna mendukung upaya tersebut.

Namun demikian, agaknya hal tersebut belum cukup untuk mencapai target
yang kita inginkan bersama karena kendala berbagai hal.

Untuk itu ada beberapa isu strategis yang bisa kita kembangkan dan fokuskankan
penyelesaiannya, guna meningkatkan ketercapaian target pembangunan, khususnya
bidang Koperasi dan UMKM, di antaranya adalah:

1. Bidang Koperasi.
Guna meningkatkan daya saing Koperasi perlu dilakukan usaha-usaha
sebagai berikut :
- Mengembangkan usaha koperasi yang berbasis komputerisasi. Hal ini
akan mendukung kelancaran kegiatan Koperasi dalam administrasinya,
baik sector usaha simpan pinjam maupun Waserdanya. Dengan demikian
pengelolaan administrasi bisa terarah, seperti perusahaan profesional
lainnya, yang pada akhirnya akan dapat menggairahkan anggota untuk
terus berminat pada Koperasi.
- Mengurangi kredit macet koperasi, dengan pengelolaan pengurus yang
betul-betul memahami hakikat berkoperasi, dan bisa mengayomi anggota
secara utuh, sehingga anggota merasa ada “kepemilikan” terhadap
koperasi, dan bersama-sama membangun koperasi.
- Meningkatkan kemampuan pegawai koperasi dalam hal manajemen,
akuntansi dan kemampuan lainnya yang menunjang keberlangsungan
koperasi.
- Meningkatkan pemahaman anggota koperasi akan nilai-nilai kebaikan dan
keuntungan berkoperasi.
2. Bidang UMKM
- Rendahnya tingkat pengetahuan pengusaha UMKM akan pemasaran,
manajemen, teknologi, kesehatan lingkungan, akses kredit dan
sebagainya.
- Rendahnya tingkat promosi yang di lakukan UMKM baik dalam daerah
sendiri maupun luar daerah. Di mana UMKM hanya mengharapkan
promosi yang di kakukan pemerintah daerah, padahal Pemdapun memiliki
anggaran terbatas dalam rangka promosi ini. Hal ini menyebabkan
perkembangan produk UMKM di Kota Payakumbuh hanya berkembang
dari mulut ke mulut saja.
- Rendahnya akses UMKM terhadap Modal khususnya Perbankan. Adapun
Program KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang seharusnya memudahkan
UMKM dalam akses dana ternyata tidak dapat menjangkau seluruh lapisan
usaha kecil menengah, khususnya usaha mikro. Dimana KUR masih
meminta jaminan pinjaman (agunan), sementara kita ketahui karena tidak
punya agunanlah, makanya akses mereka terhadap modal tidak ada.
Selain itu tingkat bunga yang ditawarkan KUR masih tinggi (± 14%
pertahun), yang jelas lebih tinggi dibandingkan Program Dana Bergulir
yang di tawarkan BLUD Kota Payakumbuh. Sehingga masyarakat tidak
berminat pada KUR, dan rela mengantri Dana Bergulir, yang nota bene
memiliki modal yang terbatas.

Demikianlah yang dapat disampaikan, semoga dapat kita carikan solusi


bersama untuk kebaikan Bidang Koperasi dan UMKM kedepannya, terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai