Anda di halaman 1dari 2

Pada suatu hari lahir bayi tampan, putra dari pasangan Gus A Mulyad dan

Zakiah Nur Mulyad. Kedua orangtua itu sangat bahagia dengan kehadiran
bayi di tengah-tengah mereka. Sangat banyak calon-calon nama untuk bayi
itu dan akhirnya nama yang terpilih adalah Raden Sauqi Mulyad.

Setelah usia Raden Sauqi 18 tahun ia diberi tugas oleh ayahnya, mencari
pedang sakti di lereng bukit tidak jauh dari kabupaten Cihangseur dimana
bupati setempat sahabat Ayahnda Raden Sauqi.

Keesokan harinya saat Raden Sauqi bersiap-siap ibunya tidak setuju putra
kesayangannya pergi sendiri. Ayanda berkata kepada ibunya “wahai
istriku, tugas ini hanya putra kita yang bisa melaksanakannya karena ia
keturunan terakhir Mulyad untuk saat ini”. Ibundanya menjawab “iya mas,
berilah pengawal untuknya agar bisa menjaganya”, dan ayah pun setuju
akhirnya Raden Sauqi pergi dengan 2 Prajurit terpilih.
Saat Raden Sauqi hendak naik delman ayahnya berpesan ia harus singgah
di istana Cihangseur.

Setelah 8 jam perjalanan raden pun sampai di istana Cihangseur ia


disambut oleh Raja yang bernama Fudin Al Jazm dan istrinya Sriyati Al
Jazm. “Raden sauqi sudah sampai silahkan masuk” kata istri raja itu.
Setelah itu raden pun beristirahat, setelah istirahat raden pun dipersilakan
makan, saat makan ia diperkenalkan dengan putri bupati itu yang bernama
Sekaryati Putri Al Jazm, Raden Sauqi dan Putri Sekar jatuh cinta pada
pandangan pertama.

Saat sore Putri Sekar sedang menyiram bunga Raden Sauqi


menghampirinya dan berkata “putri sekaryati rajin sekali”, “ah tidak raden,
sekar sudah terbiasa”, “oh sang putri panggilannya sekar, menurut saya
putri rajin sekali karena bunga sebanyak ini putri yang mengurus”, “tidak
juga terkadang saya dibantu dengan dayang. Oh ya panggil saja sekar
soalnya lebih enak didengar”.

Sejak saat itu mereka semakin dekat, kedua orangtua Raden Sauqi dan
Putri Sekar pun berniat menjodohkan mereka berdua.

2 tahun kemudian, mereka pun menikah di Cihangseur dan menjadi


menantu pertama Raja Fudin.
Setelah menikah raden sauqi pun melanjutkan tugasnya untuk mencari
pedang sakti ditemani oleh istrinya sekar dan 2 pasukan khusus.

Dalam perjalanan raden sauqi dan pasukannya diserang oleh pasukan


Raden Fa’atar,yaitu mantan kekasih Putri Sekar sebelum Raden Sauqi dan
Putri Sekar dijodohkan.

Pertempuran sengit pun terjadi tetapi sayangnya pasukan Raden Sauqi


kalah jumlah dan akhirnya Putri Sekar ditangkap oleh Raden Fa’atar.
Raden Sauqi berhasil kabur menuju sebuah gunung.

Di gunung Raden Sauqi bertapa dan bersumpah untuk menyelamatkan


Putri Sekar dari Raden Fa’atar sebelum mendapatkan pedang sakti dan
kembali ke istana

Anda mungkin juga menyukai