Anda di halaman 1dari 10

FITUR KEPEGAWAIAN

DALAM PORTAL DEPLU

A. BENAH DIRI DEPLU


Pada tahun 2001 Deplu mencanangkan “Benah Diri“ untuk mewujudkan prinsip
pemerintahan yang baik dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Benah Diri
dilaksanakan melalui pembentukan budaya kerja yang berdisiplin tinggi, melalui “3 tertib dan 1
aman” (tertib waktu, tertib administrasi, tertib fisik, dan aman personel-informasi-lingkungan
kerja), sehingga dapat tercapai sumber daya manusia yang kompeten dan profesional untuk
mendukung tujuan organisasi.
Komitmen Benah Diri Deplu makin teguh dilaksanakan dengan adanya Peraturan
Presiden Nomor 05 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Peraturan ini
memperkokoh usaha Deplu untuk membenahi dan menciptakan organisasi dan profesi yang
transparan, kapabel dan bersih.

Kebijakan Benah Diri berfokus pada tiga aspek utama, yaitu: (1) restrukturisasi organisasi
Departemen, (2) restrukturisasi Perwakilan RI di luar negeri, dan (3) pembenahan profesi
diplomat.
Sebelum Benah Diri, komposisi pegawai Deplu adalah 1 : 2 antara pejabat diplomatik dan
staf administrasi. Setelah Benah Diri, jumlah pejabat diplomatik telah melebihi staf administrasi
dengan komposisi 2 : 1. Hal ini sejalan dengan tujuan Benah Diri, yang merupakan proses
berkesinambungan untuk memperbaiki diri dalam lingkungan global yang dinamis. Dengan
demikian diharapkan bahwa melalui proses Benah Diri dapat diciptakan organisasi yang
ramping, padat, adaptif, efektif, dan efisien.
Tugas pembenahan profesi diplomat dan peningkatan sumber daya manusia
ditindaklanjuti dengan menata kembali peraturan kepegawaian serta sistem pengembangan
dan pembinaan karir. UU No. 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri menuntut
diplomasi yang kreatif, aktif, antisipatif, tidak sekedar rutin dan reaktif, teguh, rasional dan
luwes. Dalam konteks mewujudkan amanat UU tersebut, Deplu membenahi seleksi penerimaan
CPNS, yang dinilai merupakan tahap penting dalam penataan SDM secara profesional.
Sistem seleksi penerimaan CPNS telah dikembangkan dan diterapkan sejak tahun 2002.
Pola rekrutmen terlaksana dalam prinsip transparansi, efektif dan efisien, melalui penggunaan
teknologi informasi dan metodologi yang ketat, bersih dan akuntabel dalam penentuan
kelulusannya. Proses seleksi inilah yang mendapatkan pengakuan berupa sertifikasi ISO 9001 :
2008. Pembenahan sistem rekrutmen ini telah mendapatkan pengakuan masyarakat dengan
meningkatnya jumlah peminat yang mengikuti proses seleksi CPNS Deplu.

1
Pengembangan karir di Deplu pun dilakukan berdasarkan sistem merit, dengan
memperhitungkan kinerja dan capaian tugas. Deplu juga memperbaiki sistem pendidikan dan
latihan, penempatan, promosi dan penegakan disiplin pegawai, untuk memperoleh pegawai
yang bersih, jujur, dan bersemangat, disamping kapabel secara substansi. Adanya pengakuan
profesi diplomat melalui aturan Jabatan Fungsional Diplomat (JFD) pada tahun 2005 menjadi
dorongan tambahan bagi Deplu untuk benar-benar menjalankan Benah Diri.
Dalam JFD, tugas pokok diplomat merupakan tolok ukur penilaian kinerja. Terdapat lima
tugas pokok diplomat, yaitu: mewakili, melakukan negosiasi, melindungi, melakukan promosi,
dan pelaporan, yang kinerja dan pencapaiannya akan diukur setiap tahun melalui Sasaran Kerja
Individual (SKI). Melalui pembenahan organisasi dan sumber daya manusia ini, pencapaian misi
diplomasi UU No. 37 Tahun 1999 di atas diharapkan dapat tercapai dan dipertahankan oleh
Deplu.

B. HIMPUNAN PERATURAN
Berisi himpunan peraturan Deplu maupun kepegawaian.

C. PELAYANAN KEPEGAWAIAN
1. PELAPORAN CACAH JIWA
Setiap PNS Deplu yang mengalami perubahan cacah jiwa – meliputi pernikahan, kelahiran,
perceraian, kematian, dan pengangkatan anak – wajib melaporkannya ke Biro Kepegawaian.
a. Pernikahan
Kelengkapan pelaporan pernikahan dengan melampirkan :
- Formulir Pemberitahuan Cacah Jiwa dibuat rangkap 7 (formulir dapat diambil di
sini).
- Formulir Laporan Perkawinan Pertama dibuat rangkap 2 (formulir dapat diambil di
sini).
- Formulir PNS Melakukan Perkawinan Pertama dibuat rangkap 2 (formulir dapat
diambil di sini).
- Foto copy Surat Nikah/Akte Perkawinan yang dilegalisir sebanyak 7 lembar.
- Pas foto isteri/suami (hitam putih) ukuran 3x4 cm sebanyak 2 lembar.
Catatan :
Untuk pelaporan pernikahan kedua dan seterusnya, disertakan pula akte cerai atau
surat keterangan kematian yang dilegalisir. Selain itu, pada formulir Laporan
Perkawinan Pertama dan Laporan PNS Melakukan Perkawinan Pertama, harap
disesuaikan judulnya.
b. Kelahiran
Pelaporan kelahiran/pertambahan anak melampirkan kelengkapan sebagai berikut :
- Formulir Pemberitahuan Cacah Jiwa dibuat rangkap 7 (formulir dapat diambil di
sini).
- Formulir Laporan Kelahiran/Pertambahan Anak dibuat rangkap 2 (formulir dapat
diambil di sini).
- Foto copy Akte Kelahiran yang dilegalisir sebanyak 7 lembar.

2
c. Perceraian
Pelaporan perceraian melampirkan kelengkapan sebagai berikut :
- Formulir Pemberitahuan Cacah Jiwa dibuat rangkap 7 (formulir dapat diambil di
sini).
- Formulir Laporan Perceraian dibuat rangkap 2 (formulir dapat diambil di sini).
- Foto copy Akte Cerai yang dilegalisir sebanyak 7 lembar.
d. Kematian
Pelaporan kematian melampirkan kelengkapan sebagai berikut :
- Formulir Pemberitahuan Cacah Jiwa dibuat rangkap 7 (formulir dapat diambil di
sini).
- Formulir Laporan Kematian dibuat rangkap 2 (formulir dapat diambil di sini).
- Foto copy Surat Keterangan Kematian yang dilegalisir sebanyak 7 lembar.
e. Pengangkatan anak
Seperti halnya kelahiran/pertambahan anak, kelengkapan yang dibutuhkan untuk
pelaporan pengangkatan anak sama persis dengan pelaporan kelahiran, dan ditambah
dengan foto copy Surat Penetapan Pengadilan (legalisir) mengenai pengangkatan anak
sebanyak 7 lembar.
Untuk keterangan lebih lanjut mengenai Pelaporan Cacah Jiwa, dapat menghubungi Sdr.
Syafril - Sub Bagian Data Kepegawaian Biro Kepegawaian telp. 021-3441508 ext. 4999, 4909.

2. KENAIKAN PANGKAT/GOLONGAN PNS (PGPNS)


Proses kenaikan PGPNS dilakukan 2 kali dalam setahun, yaitu :
- Tmt 1 April
Usulan Kenaikan Pangkat (UKP) periode bulan April sudah harus diterima paling lambat
minggu kedua bulan Maret.
- Tmt 1 Oktober
Usulan Kenaikan Pangkat (UKP) periode bulan Oktober sudah harus diterima paling
lambat minggu kedua bulan September.
Kelengkapan untuk kenaikan pangkat dengan melampirkan :
a. Foto copy DP3 dua tahun terakhir.
b. Foto copy SK Pangkat terakhir.
c. Foto copy Kartu Pegawai (Karpeg).
d. Foto copy SK Jabatan dan Berita Acara Pengambilan Sumpah Jabatan (bagi yang
menduduki jabatan struktural).
e. Untuk kenaikan pangkat dengan penyesuaian ijasah pendidikan formal, persyaratan
tambahannya adalah :
 Bagi lulusan Perguruan Tinggi (PT) di Indonesia
- Foto copy ijasah dengan legalisir asli dari PT.
- Foto copy transkrip dengan legalisir asli PT.
 Bagi lulusan Perguruan Tinggdi di luar negeri
- Foto copy ijasah dengan legalisir asli dari Ditjen Dikti Depdiknas.
- Foto copy transkrip nilai dengan legalisir asli dari Ditjen Dikti Depdiknas.
- Surat Pengesahan dari Ditjen Dikti Depdiknas.

3
Prosedur pengusulan kenaikan pangkat :
a. Mengajukan nota permohonan UKP kepada Kepala Biro Kepegawaian. Formulir dapat
diambil di sini.
b. Mengisi aplikasi formulir BKN (klik di sini) sesuai petunjuk.
c. Mengirimkan nota permohonan beserta kelengkapan kenaikan pangkat ke Biro
Kepegawaian. Bagi pegawai Deplu di Perwakilan RI di luar negeri, bisa mengirimkan
berkas tersebut melalui e-mail kepegawaian@deplu.go.id.
d. Biro Kepegawaian akan mem-verifikasi berkas UKP yang masuk dan selanjutnya dikirim
ke BKN.
Skema pengusulan kenaikan pangkat dapat digambarkan sebagai berikut :

1. MENGISI NOTA
PERMOHONAN UKP.
PEGAWAI
2. MENGISI APLIKASI
FORMULIR BKN.

MENGIRI NOTA UKP VERIFIKASI BERKAS


BESERTA UKP YANG MASUK BKN
KELENGKAPANNYA OLEH BAGIAN AKDN

Untuk keterangan lebih lanjut mengenai kenaikan pangkat, bisa menghubungi Bagian
Administrasi Kepegawaian Dalam Negeri Biro Kepegawaian telp. 021-3441508 ext. 4842,
4904.

3. KENAIKAN JENJANG JABATAN DIPLOMAT, GELAR DIPLOMATIK DAN PANGKAT


Kenaikan jenjang jabatan Diplomat, gelar diplomatik dan pangkat hanya diproses 2 kali
dalam satu tahun, yaitu :
- Tmt 1 April
Dengan ketentuan usulan sudah harus diterima paling lambat minggu kedua bulan
Maret. Jika melewati batas waktu tersebut, maka usulan akan diproses untuk kenaikan
periode bulan Oktober.
- Tmt 1 Oktober
Dengan ketentuan usulan sudah harus diterima paling lambat minggu kedua bulan
September. Jika melewati batas waktu tersebut, maka usulan akan diproses untuk
kenaikan periode bulan April tahun berikutnya.
Adapun persyaratan dan tata cara pengusulan kenaikan jenjang jabatan Diplomat, gelar
diplomatik dan pangkat sebagai berikut :
a. Persyaratan umum
Persyaratan umum kenaikan jenjang jabatan Diplomat, gelar diplomatik dan pangkat
adalah sebagai berikut:
1. Memenuhi capaian Sasaran Kerja Individu dan Angka Kredit Kumulatif yang
diperlukan untuk jenjang jabatan Diplomat, gelar diplomatik dan pangkat satu
tingkat lebih tinggi;

4
2. Memiliki masa kerja sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dalam jenjang jabatan
Diplomat, gelar diplomatik dan pangkat terakhir dan telah melaksanakan
pekerjaannya dengan baik;
3. Lulus Diklat Fungsional Diplomatik SESDILU untuk kenaikan jenjang jabatan Diplomat
Muda dari gelar diplomatik Sekretaris II ke Sekretaris I dan SESPARLU untuk kenaikan
jenjang jabatan Diplomat Madya dari gelar diplomatik Counsellor ke Minister
Counsellor;
4. Diusulkan oleh pimpinan unit yang bersangkutan. Contoh nota usulan klik di sini.
b. Persyaratan khusus
Persyaratan khusus kenaikan jenjang jabatan Diplomat, gelar diplomatik dan pangkat
terutama jenjang jabatan Diplomat Madya diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Diplomat Madya dengan gelar diplomatik Minister dapat dinaikkan ke jenjang
jabatan Diplomat Utama dengan gelar diplomatik Duta Besar apabila menduduki
jabatan Wakil Kepala Perwakilan RI untuk Perutusan Tetap Republik Indonesia di
New York atau Jenewa.
2. Diplomat Madya dengan gelar diplomatik Minister Counsellor dapat dinaikkan 1
(satu) tingkat ke gelar diplomatik Minister apabila yang bersangkutan menduduki
jabatan struktural Eselon II di dalam negeri, atau Konsul Jenderal Kepala Perwakilan
Konsuler, Wakil Kepala Perwakilan dan/atau DCM, Kuasa Usaha Tetap di Perwakilan
RI.
3. Diplomat Madya dengan gelar diplomatik Counsellor dapat dinaikkan ke gelar
diplomatik Minister Counsellor apabila yang bersangkutan menduduki jabatan
Konsul Kepala Perwakilan Konsuler.
4. Diplomat Madya dengan gelar diplomatik Counsellor dapat dinaikkan ke gelar
diplomatik Minister Counsellor berdasarkan kepentingan dinas dengan keputusan
Menteri Luar Negeri.
5. Dalam hal seorang Diplomat memiliki capaian SKI dan hasil pendidikan fungsional
yang sangat baik maka Diplomat yang bersangkutan dapat diusulkan kenaikan
jenjang jabatan Diplomat, gelar diplomatik, dan pangkatnya dalam kurun waktu
berdasarkan angka rata-rata yang disyaratkan dalam SKI dan hasil pendidikan
fungsional.
6. Dalam hal seorang Diplomat Muda dengan gelar diplomatik Sekretaris Kedua belum
lulus Diklat Fungsional Diplomatik SESDILU dan Diplomat Madya dengan gelar
diplomatik Counsellor belum lulus Diklat Fungsional Diplomatik SESPARLU maka
diplomat tersebut belum dapat naik ke tingkat gelar diplomatik yang lebih tinggi.
Capaian SKI yang bersangkutan dapat ditambahkan secara akumulatif dengan
capaian SKI sebelumnya, namun tidak melebihi angka kredit maksimum dalam gelar
diplomatik terakhir yang disandangnya.
c. Tata cara pengusulan dan penetapan kenaikan jenjang jabatan Diplomat, gelar
diplomatik dan pangkat
Tata cara pengusulan dan penetapan kenaikan Jenjang Jabatan Diplomat, Gelar
Diplomatik dan Pangkat adalah sebagai berikut :

5
1. Pengusulan oleh Pimpinan Unit Kerja untuk Diplomat yang telah memenuhi syarat
Angka Kredit Kumulatif kepada Kepala Biro Kepegawaian dengan melengkapi
dokumen pendukung seperti :
a. Lembar Penetapan Angka Kredit terakhir;
b. DP-3 dalam 2 (dua) tahun terakhir dengan nilai sekurang-kurangnya Baik;
c. Fotokopi Sertifikat Diklat Fungsional;
d. Fotokopi Surat Keputusan Jenjang Jabatan terakhir;
e. Penilaian dari aspek manajerial, kepemimpinan dan perilaku oleh Pimpinan Unit
Kerja dan/atau Pimpinan Departemen Luar Negeri.
2. Penilaian administratif atas:
a. Kecukupan angka kredit untuk kenaikan jenjang jabatan Diplomat, gelar
diplomatik dan pangkat;
b. Masa dalam gelar diplomatik terakhir telah 2 (dua) tahun;
c. DP-3 terakhir dengan nilai sekurang-kurangnya “Baik”;
d. Kelulusan Diklat Fungsional sebagaimana disyaratkan.
3. Pembahasan usulan oleh Tim Penilai untuk meneliti terpenuhinya syarat-syarat
kenaikan.
4. Penyampaian hasil pembahasan usulan kepada Sekretaris Jenderal c.q. Kepala Biro
Kepegawaian.
5. Penyiapan Surat Keputusan.
6. Penyetaraan kenaikan pangkat dengan gelar diplomatik dengan menyampaikan
usulan untuk kenaikan pangkat PGPNS kepada BKN disertai keterangan bahwa
diplomat terkait pangkat PGPNS-nya telah dapat disesuaikan dengan gelar
diplomatiknya.

Untuk keterangan lebih lanjut mengenai kenaikan gelar diplomatic atau JFD ini, dapat
menghubungi Sub Bagian Gelar Diplomatik dan Non Diplomatik Bagian Administrasi
Kepegawaian Luar Negeri telp. 021-3441508 ext. 4915 dan Sub Bagian Pengurusan JFD dan
Analisis Pengembangan Kemampuan Pegawai Biro Kepegawaian telp. 021-3441508 ext.
4921.

4. PENSIUN
Pensiun di Departemen Luar Negeri dibedakan dalam 2 kelompok, yaitu pensiun PNS Deplu
dan pensiun mantan Dubes LBPP RI.
Untuk pensiun PNS Deplu, kelengkapan yang harus dipersiapkan meliputi :
a. Foto copy SK CPNS.
b. Foto copy SK Pangkat terakhir.
c. Foto copy KTP yang masih berlaku.
d. Foto copy Karpeg.
e. Foto copy Kartu Peserta TASPEN.
f. Foto copy Surat Nikah.
g. Foto copy akte kelahiran anak yang berusia di bawah 25 tahun atau masih kuliah.
h. Foto copy DP3 tahun terakhir.
i. Foto copy SK Penempatan terakhir. *)

6
j. Foto copy SK Penarikan terakhir. *)
k. Pas foto ukuran 4x6 cm sebanyak 7 lembar dan ukuran 3x4 cm sebanyak 4 lembar.
l. Pas foto isteri/suami ukuran 3x4 cm sebanyak 4 lembar.
m. Bukti setoran TASPEN.
n. Nomor rekening bank untuk pembayaran uang pensiun, dengan ketentuan :
- Taspen wilayah Jakarta : Bank BRI, Bank BTPN, Bank Mandiri, Bank DKI, Kantor Pos.
- Taspen wilayah Bogor dan Serang : Bank BRI, Bank BTPN, Kantor Pos.
o. Surat Keterangan Kuliah (untuk anak yang terdaftar dalam gaji).
Catatan :
*)
Diperuntukkan bagi pegawai yang pernah penempatan di luar negeri.

Untuk mantan Duta Besar LBBP, kelengkapan persyaratan pensiunnya sebagai berikut :
a. Formulir-1 permohonan/permintaan pensiun (formulir dapat di-download di sini).
b. Formulir-2 Data Mantan Pejabat Negara (formulir dapat di-download di sini).
c. Formulir-3 tidak pernah menjadi Warga Negara Asing (formulir dapat di-download di
sini).
d. Formulir-4 data perorangan (formulir dapat di-download di sini).
e. Formulir-5 SP-4A/surat permohonan pembayaran pensiun pertama (formulir dapat di-
download di sini).
f. Formulir-6 SP-3R/surat pernyataan pembayaran melalui rekening bank (formulir dapat
di-download di sini).
g. Foto copy Keppres RI tentang Pengangkatan sebagai Dubes LBBP.
h. Foto copy Keppres RI tentang Pemberhentian sebagai Dubes LBBP.
i. Foto copy SK Menlu tentang Penempatan sebagai Dubes LBBP.
j. Foto copy SK Menlu tentang Penarikan sebagai Dubes LBBP.
k. Surat Keterangan Pemberhentian Pembayaran (SKPP) asli dan foto copy.
l. Foto copy KTP yang masih berlaku.
m. Foto copy Surat Nikah.
n. Pas foto ukuran 4x6 cm sebanyak 9 lembar dan ukuran 3x4 cm sebanyak 3 lembar.
o. Pas foto isteri/suami ukuran 3x4 cm sebanyak 3 lembar.
p. Foto copy rekening Bank BRI atau Bank Mandiri untuk wilayah Jakarta dan Bogor; Bank
BRI untuk wilayah Serang.
Untuk keterangan lebih lanjut mengenai pensiun, dapat menghubungi Sub Bagian
Pengangkatan dan Pengakhiran Jabatan Biro Kepegawaian telp. 021-3441508 ext. 4911.

5. JENJANG JFD, GELAR DIPLOMATIK DAN PANGKAT SERTA PERSYARATAN ANGKA KREDIT
a. Jabatan Fungsional Diplomat
Pejabat Dinas Luar Negeri (PDLN) adalah Pegawai Negeri Sipil yang telah mengikuti
pendidikan dan latihan khusus untuk bertugas di Departemen Luar Negeri dan Perwakilan
Republik Indonesia. Pejabat Dinas Luar Negeri adalah Pejabat Fungsional Diplomat.
Pejabat Fungsional Diplomat dapat memegang jabatan Struktural (UU RI No.37 Tentang
Hubungan Luar Negeri).
PDLN diberikan status “pejabat fungsional” dan disebut Pejabat Fungsional
Diplomat (PFD) sebagai pengakuan atas pengetahuan dan kemampuan yang mereka

7
miliki di bidang diplomasi. Diplomasi sebagai cabang profesi mempunyai sifat khusus yang
memerlukan pengetahuan dan pengalaman khusus, terutama hubungan luar negeri.Jika
diperlukan PFD dapat memegang jabatan struktural baik di pusat maupun perwakilan
tanpa meninggalkan statusnya sebagai PFD.

PROSES-PROSES DALAM JFD

Pengangkatan
Pertama/Kembali

Alasan:
• Struktural/fungsi
Alasan: onal lain
• Hukuman • Tugas belajar >
Disiplin Tingkat 6bln
Berat • CLTN
• Realisasi SKI 2
• Penilaian SKI Pembebasan tahun berturut-
Pemberhentian
setelah Sementara turut
Pembebasan “Sedang/Kurang”
Sementara • Hukuman Disiplin
“Sedang/ Penurunan
Kurang” Pangkat

Jabatan Fungsional Diplomat (JFD) terdiri atas 4 (empat) jenjang yaitu:


* Jenjang Diplomat Pertama bagi diplomat bergelar Atase dan Sekretaris III;
* Jenjang Diplomat Muda bagi diplomat bergelar Sekretaris II dan Sekretaris I;
* Jenjang Diplomat Madya bagi diplomat bergelar Counsellor, Minister
Counsellor, dan Minister;
* Diplomat Utama bagi diplomat bergelar Duta Besar.

b. Sasaran Kerja Individu

8
TARGET: Diplomat Sekretariat JFD
•OUTPUT
•BIAYA
•WAKTU

Verifikasi
Sasaran Kerja Perhitungan Capaian Angka Kredit
•PAK (Penetapan Angka Kredit)
Individu Capaian oleh Tim •KAK (Konversi Angka Kredit)
(SKI) Penilai

Akumulasi
REALISASI
•OUTPUT Angka Kredit
•BIAYA
•WAKTU
GELAR DIPLOMATIK
&
PGPNS
Bobot Kegiatan:
Dengan SK Keppri

Seorang Diplomat dapat dinilai prestasi kerjanya dengan menghitung hasil yang
dicapai dari tugas pokok, program, kegiatan, setiap Diplomat dalam melaksanakan tugas
diplomasi yang telah direncanakan dengan menggunakan dan memanfaatkan sumber
daya organisasi. Penilaian Prestasi Kerja Diplomat dinilai secara sistematik, terukur dan
transparan atas hasil pelaksanaan tugas diplomasi.

Metode pengukuran bagi seorang pejabat fungsional diplomat adalah melalui


pembuatan Sasaran Kerja Individu (SKI). SKI adalah kegiatan yang akan dicapai oleh
seorang Diplomat yang berupa rencana kerja dan target, yang ditetapkan bersama antara
Pejabat Penilai dengan Diplomat yang dinilai, yang disusun sesuai dengan tugas pokok
berdasarkan Rencana Kerja Tahunan organisasi.

1. Unsur dan Rincian Kegiatan yang dinilai dalam SKI adalah


1. Unsur kegiatan dalam SKI
a. Tugas Pokok
b. Tugas Tambahan
2. Rincian kegiatan disesuaikan dengan jenjang jabatan.
3. Rincian kegiatan untuk setiap jenjang jabatan:
a. Diplomat Pertama
b. Diplomat Muda
c. Diplomat Madya
d. Diplomat Utama
2. Tahapan Penting dalam SKI:
I. Tahap Penyusunan
1. Penentuan Program dan Kegiatan
2. Penetapan Sasaran dan Target
3. Penentuan Bobot:
a. Menetapkan Tingkat Kesulitan

9
b. Menetapkan Tingkat Prioritas
4. Penentuan Alokasi Biaya
5. Penyusunan Waktu Kegiatan
6. Pengesahan SKI
7. Penambahan dan Perubahan SKI
II. Tahap Penilaian
1. Penghitungan Hasil Capaian SKI berdasarkan:
a. Tingkat Capaian Output
b. Tingkat Capaian Biaya
c. Tingkat Capaian Waktu
2. Penghitungan Nilai Tugas Pokok
3. Penghitungan Nilai Capaian Tugas Tambahan
4. Penghitungan Nilai Tugas Tambahan
5. Penghitungan Nilai Akhir Capaian SKI
(Penggabungan Nilai Tugas Pokok dan Nilai Capaian Tugas Tambahan)
6. Pengesahan Penilaian Hasil Capaian SKI
7. Konversi Hasil Capaian SKI ke Angka Kredit dan Penetapan Angka Kredit

Cara pembuatan dan penghitungan SKI telah diatur dalam Peraturan Menteri Luar
Negeri RI No. 01 Tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan jabatan Fungsional
Diplomat dan Angka Kreditnya. Petunjuk praktis mengenai JFD dan SKI dapat di download
disini.
Biro Kepegawaian telah mengembangkan program yang dapat mempermudah para
diplomat dalam membuat SKI, yaitu SIM JFD (dapat diunduh di sini).

c. Tunjangan Jabatan Fungsional Diplomat


Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia No.22 Tahun 2008 tentang
Tunjangan Jabatan Fungsional Diplomat, seorang pejabat Fungsional Diplomat berhak
untuk memperoleh tunjangan perbulan terhitung mulai tanggal 1 Januari 2008 dengan
rincian sebagai berikut:
 Diplomat Utama : Rp. 1.400.000,-
 Diplomat Madya : Rp. 1.200.000,-
 Diplomat Muda : Rp. 800.000,-
 Diplomat Pertama : Rp. 400.000,-
Kepada PNS mantan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh yang menduduki
jabatan fungsional dalam Jenjang Utama, selain diberikan tunjangan jabatan fungsional,
kepadanya diberikan tambahan tunjangan berupa tunjangan khusus sebesar
Rp.2.000.000 perbulan.
Terkait dengan peraturan pembayaran gaji, maka pejabat Fungsional Diplomat
yang berhak atas pembayaran tunjangan Jabatan Fungsional Diplomat adalah bagi
mereka yang tidak menduduki jabatan struktural dan sedang ditugaskan di dalam negeri.

D. REKRUTMEN CPNS
Link ke alamat https://e-cpns.deplu.go.id.

10

Anda mungkin juga menyukai