Anda di halaman 1dari 27

39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian dan Pengembangan

Hasil penelitian yang dilakukan di Hutan Binaan Kayan Mentarang Desa

Setulang dijumpai berbagai jenis tumbuhan obat. Penemuan tumbuhan sebagai

bahan obat merupakan awal dari pengembangan Majalah Sains Berbasis Riset.

1. Penelitian dan Pengumpulan Informasi .

Organ tumbuhan yang digunakan sebagai bahan obat sangat beragam.

Organ tersebut berupa umbi, akar, batang, daun dan buah. Jenis tumbuhan terpilih

berdasarkan pemanfaatan sebagai bahan obat oleh masyarakat Suku Dayak

Kenyah sebanyak 22 jenis (Tabel 4.1 dan Gambar 4.1). Tumbuhan obat tersebut

dikonsumsi secara langsung maupun tidak langsung. Penggunaan secara langsung

yaitu dengan cara diminum, dimakan, dikunyah, dioles/digosok dan ditempel.

Sedangkan penggunaan secara tidak langsung yaitu dengan cara direbus, dikikis,

ditumbuk, dibakar dan dipanaskan.

Tabel 4.1 Tumbuhan Obat yang digunakan oleh Suku Dayak Kenyah
Bagian yang
No Nama Lokal Nama Latin Famili Kegunaan
digunakan
1 A'bung Ficus aurita Moraceae Buah pada Sakit perut,
Blume akar mencret, berak
darah
2 Aka bakung Raphidophora Araceae Akar, batang Bengkak
sp. dan daun
3 Aka bakung Sphatiphyllum Araceae pucuk Luka bernanah
sp.
4 Aka kedayan Aristholochia Aristolochiaceae Akar Penawar semua
sp. penyakit terutama
racun
5 Aka kuning Coscinium Menispermaceae Akar Demam, Sakit
40

fenestratum perut
6 Aka pa'dem Spatholobus Leguminosae Akar Obat luka, diare
ferrugineus
Benth.
7 Embung Blumea Asteraceae/ daun sakit perut, batuk,
balsamifera Compositae demam, asma
(L.)
8 Jelutung Dyera Apocynaceae kulit Demam
costulata
Hook.f.
9 Kelepela Homalanthus euphorbiaceae getah pada obat sakit gigi
populneus batang dan
(Geiseler.) pax daun
10 Nut nan Alocasia sp. Araceae umbi bernanah, obat luka
luar
11 Nyera'ah Horsfieldia Myristicaceae batang obat sakit perut
polyspherula
12 Paku Helminthostac Ophioglossaceae Akar obat kuat
hys zeylanica
L.
13 Pa'ung long Homalomena Araceae umbi Obat luka dalam,
Merah gadutensis M. mual-mual, maag,
Hotta sakit kepala, masuk
angin
14 Pa'ung long Homalomena Araceae umbi Obat luka dalam,
Putih cordata Scott mual-mual, maag,
sakit kepala, masuk
angin
15 Tumbuhan Driessenia sp. Melastomataceae daun obat sakit perut
asam
16 Ude' tange Selaginella selaginellaceae Akar Obat gatal akibat
plana (Dsev.) ulat bulu
17 Unga kalung Piper betle Piperaceae daun Demam, sakit gigi
daun besar
18 Unga kalung Piper Piperaceae daun Gatal, demam
daun merah porphyrophyll
um
19 Unga kalung Piper Piperaceae daun Demam, sakit gigi
daun tebal officinarum
(Miq.) C. DC.
20 Unga kalung Piper Piperaceae daun Demam, sakit gigi
daun tipis ungaramense
C. DC.
21 Uwai Semule Calamus Palmae/ batang muda obat sakit perut
beccarii A.J. Arecaceae
Hend.
22 Peluan Costus Zingiberaceae batang hipertensi
specious
(Koenig) J.E
Smith.
41

Sumber : Hasil wawancara dengan Suku Dayak Kenyah, identifikasi Tumbuhan di


Laboratorium Herbarium Botani Bogoriense LIPI Cibinong.

1 2 3 4

5 6 7 8

9 10 11 12

13 14 15 16

17 18 19 20

21 22
42

Gambar 4.1 Morfologi Tumbuhan obat yang diteliti. (1) Ficus aurita Blume, (2)
Raphidophora sp. (3) Sphatiphyllum sp., (4) Aristholochia sp., (5)
Coscinium fenestratum, (6) Spatholobus ferrugineus Benth., (7) Blumea
balsamifera (L.) DC., (8) Dyera costulata Hook. f., (9) Homalanthus
populneus (Geiseler) Pax., (10) Alocasia sp., (11) Horsfieldia
polyspherula, (12) Helminthostachys zeylanica L., (13) Homalomena
gadutensis M. Hotta., (14) Homalomena Cordata Scott., (15) Driessenia
sp., (16) Selaginella plana Dsev (17) Piper betle sp., (18) Piper
Porphylophyllum, (19) Piper officinarum (Miq) C. DC., (20) Piper
ungaramense C. DC., (21) Calamus beccarii A.J. Hend., (22) Costus
specious Koenig J.E Smith.

a. Struktur Sekretori Kandungan Senyawa Metabolit Tumbuhan Obat

A B C

Gambar 4.2 Hasil uji histokimia struktur sekretori pada buah Ficus aurita Blume. (A)
menggunakan reagen kupri asetat untuk uji terpenoid; (B) menggunakan
reagen Sudan IV untuk uji lipofil; (C) menggunakan reagen Wagner untuk
uji alkaloid.

A B C

D E F

G H I
43

Gambar 4.3 Hasil uji histokimia struktur sekretori pada akar, batang dan daun
Raphidophora sp., (A, D, G) menggunakan reagen kupri asetat untuk uji
terpenoid; (B, E, H)menggunakan reagen Sudan IV untuk uji lipofil; (C, F,
I) menggunakan reagen Wagner untuk uji alkaloid.

A B C

Gambar 4.4 Hasil uji histokimia struktur sekretori pada pucuk Sphatiphyllum sp A)
menggunakan reagen kupri asetat untuk uji terpenoid; (B) menggunakan
reagen Sudan IV untuk uji lipofil; (C) menggunakan reagen Wagner untuk
uji alkaloid.

A B C

Gambar 4.5 Hasil uji histokimia struktur sekretori pada batang Aristholochia sp (A)
menggunakan reagen kupri asetat untuk uji terpenoid; (B) menggunakan
reagen Sudan IV untuk uji lipofil; (C) menggunakan reagen Wagner
untuk uji alkaloid.

A B C

D E F

Gambar 4.6 Hasil uji histokimia struktur sekretori pada akar Coscinium fenestratum (A,
D)menggunakan reagen kupri asetat untuk uji terpenoid; (B,
E)menggunakan reagen Sudan IV untuk uji lipofil; (C, F)menggunakan
reagen Wagner untuk uji alkaloid.
44

A B C

Gambar 4.7 Hasil uji histokimia pada akar Spatholobus ferrugineus Benth (A)
menggunakan reagen kupri asetat untuk uji terpenoid; (B) menggunakan
reagen Sudan IV untuk uji lipofil; (C) menggunakan reagen Wagner
untuk uji alkaloid.

A B C

Gambar 4.8 Hasil uji histokimia pada kulit kayu Dyera costulata Hook.f (A)
menggunakan reagen kupri asetat untuk uji terpenoid; (B) menggunakan
reagen Sudan IV untuk uji lipofil; (C) menggunakan reagen Wagner
untuk uji alkaloid.

A B C

D E F

Gambar 4.9 Hasil uji histokimia pada daun Blumea balsamifera (L.) (A, D)
menggunakan reagen kupri asetat untuk uji terpenoid; (B, E)
menggunakan reagen Sudan IV untuk uji lipofil; (C, F) menggunakan
reagen Wagner untuk uji alkaloid.

A B C
45

D E F

Gambar 4.10 Hasil uji histokimia saluran sekretori pada Homalanthus populneus
(Geiseler) Pax. (A, D) menggunakan reagen kupri asetat untuk uji
terpenoid; (B, E) menggunakan reagen Sudan IV untuk uji lipofil; (C, F)
menggunakan reagen Wagner untuk uji alkaloid.

A B C

Gambar 4.11 Hasil uji histokimia struktur sekretori pada Alocasia sp. (A) menggunakan
reagen kupri asetat untuk uji terpenoid; (B) menggunakan reagen Sudan
IV untuk uji lipofil; (C) menggunakan reagen Wagner untuk uji alkaloid.

A B C

Gambar 4.12 Hasil uji histokimia struktur sekretori pada Horsfieldia polyspherula (A)
menggunakan reagen kupri asetat untuk uji terpenoid; (B) menggunakan
reagen Sudan IV untuk uji lipofil; (C) menggunakan reagen Wagner untuk
uji alkaloid.

A B C

Gambar 4.13 Hasil uji histokimia rongga sekretori pada Helminthostachys zeylanica L.
(A) menggunakan reagen kupri asetat untuk uji terpenoid; (B)
menggunakan reagen Sudan IV untuk uji lipofil; (C) menggunakan
reagen Wagner untuk uji alkaloid.
46

A B C

Gambar 4.14 Hasil uji histokimia rongga sekretori pada Homalomena gadutensis M.
Hotta. (A) menggunakan reagen kupri asetat untuk uji terpenoid;
(B)menggunakan reagen Sudan IV untuk uji lipofil; (C) menggunakan
reagen Wagner untuk uji alkaloid.

A B C

Gambar 4.15 Hasil uji histokimia rongga sekretori pada Homalomena Cordata Schott.
(A) menggunakan reagen kupri asetat untuk uji terpenoid; (B)
menggunakan reagen Sudan IV untuk uji lipofil; (C) menggunakan
reagen Wagner untuk uji alkaloid.

A B C

Gambar 4.16 Hasil uji histokimia rongga sekretori pada tumbuhan Driessenia sp. (A)
menggunakan reagen kupri asetat untuk uji terpenoid; (B) menggunakan
reagen Sudan IV untuk uji lipofil; (C) menggunakan reagen Wagner
untuk uji alkaloid.

A B C

Gambar 4.17 Hasil uji histokimia rongga sekretori pada Selaginella plana (Dsev.) (A)
menggunakan reagen kupri asetat untuk uji terpenoid; (B) menggunakan
reagen Sudan IV untuk uji lipofil; (C) menggunakan reagen Wagner
untuk uji alkaloid.
47

A B C

Gambar 4.18 Hasil uji histokimia sel idioblas pada daun Piper betle sp. (A)
menggunakan reagen kupri asetat untuk uji terpenoid; (B)
menggunakan reagen Sudan IV untuk uji lipofil; (C) menggunakan
reagen Wagner untuk uji alkaloid.

A B C

Gambar 4.19 Hasil uji histokimia struktur sekretori pada daun Piper officinarum (A)
menggunakan reagen kupri asetat untuk uji terpenoid; (B) menggunakan
reagen Sudan IV untuk uji lipofil; (C) menggunakan reagen Wagner
untuk uji alkaloid.

A B C

Gambar 4.20 Hasil uji histokimia sel idioblas pada daun Piper porphyrophyllum (A)
menggunakan reagen kupri asetat untuk uji terpenoid; (B) menggunakan
reagen Sudan IV untuk uji lipofil; (C) menggunakan reagen Wagner
untuk uji alkaloid.

A B C

Gambar 4.21 Hasil uji histokimia struktur sekretori pada daun Piper ungaramense C.
DC. (A) menggunakan reagen kupri asetat untuk uji terpenoid; (B)
menggunakan reagen Sudan IV untuk uji lipofil; C) menggunakan
reagen Wagner untuk uji alkaloid.
48

A B C

Gambar 4.22 Hasil uji histokimia rongga sekretori pada Calamus beccarii A.J. Hend.
(A) menggunakan reagen kupri asetat untuk uji terpenoid; (B)
menggunakan reagen Sudan IV untuk uji lipofil; (C) menggunakan
reagen Wagner untuk uji alkaloid.

A B C

Gambar 4.23 Hasil uji histokimia struktur sekretori pada Costus specious (Koenig) J.E
Smith. (A) menggunakan reagen kupri asetat untuk uji terpenoid; (B)
menggunakan reagen Sudan IV untuk uji lipofil; (C) menggunakan
reagen Wagner untuk uji alkaloid.

Berdasarkan analisis hasil uji histokimia yang dilakukan terhadap struktur


sekretori dan senyawa metabolit sekunder tumbuhan obat yang dijumpai dapat
dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Keberadaan Senyawa Metabolit Sekunder pada Struktur Sekretori
Struktur
No Nama Tumbuhan Alkaloid Terpenoid Lipofil
sekretori
1 Ficus aurita Blume Sel Idioblas + + +
2 Raphidophora sp. Sel Idioblas + + +
3 Sphatiphyllum sp. Sel Idioblas + - -
4 Aristholochia sp. Rongga
- - -
sekretori
5 Coscinium fenestratum Saluran
sekretori + + +
6 Spatholobus ferrugineus Sel idioblas
(Zoll. & Moritzi.) Benth. + + +
7 Blumea balsamifera (L.) Trikoma
kelenjar
peltat, kapitat + + +
dan sel
idioblas
8 Dyera costulata Hook.f. Sel idioblas
+ + +
49

9 Homalanthus populneus Saluran


+ + +
(Geiseler) Pax.. sekretori
10 Alocasia sp. Sel idioblas + + +
11 Horsfieldia polyspherula Sel idioblas
+ + +
12 Helminthostachys Sel idioblas
- - +
zeylanica L.
13 Homalomena gadutensis Sel idioblas
+ + +
M. Hotta.
14 Homalomena Cordata Sel idioblas
+ - +
Scott.
15 Driessenia sp. Sel idioblas
+ - -
16 Selaginella plana (Dsev.) Sel idioblas
- + -
17 Piper betle sp. Sel idioblas
+ + -
18 Piper porphyrophyllum Trikoma
kelenjar
+ + +
peltat dan
sel idioblas
19 Piper officinarum (Miq) C. Sel idioblas
DC. + + +
20 Piper ungaramense C. DC. Trikoma
kelenjar tipe
+ + +
peltat dan sel
idioblas
21 Calamus beccarii A.J. Rongga
- + +
Hend. sekretori
22 Costus specious (Koenig) Sel idioblas
+ - +
J.E Smith.
Keterangan : - Senyawa metabolit tidak terdeteksi, + Senyawa metabolit terdeteksi.

2. Perencanaan

Sumber belajar yang dikembangkan berupa Majalah Sains Berbasis Riset

tumbuhan obat disesuaikan dengan Materi Pokok Struktur dan Fungsi Jaringan

pada Tumbuhan dan Materi Pokok Keanekaragaman Hayati yang termuat dalam

kurikulum 2013. Majalah ini dapat digunakan oleh guru maupun siswa khususnya

kelas X dan kelas XI SMA/MA untuk mata pelajaran Biologi. Majalah sains ini

dikembangkan menggunakan aplikasi CorelDRAW X7 dan Microsoft Word 2010


50

dengan format ukuran A4 (21 cm x 29,7 cm). Penyusunan Majalah sains diuraikan

sebagai berikut;

1) Membuat Halaman sampul majalah. Sampul majalah memuat judul

majalah (Majalah Sains Berbasis Riset), edisi majalah (Edisi 1-Januari

2018), gambar/ilustrasi (Salah satu tumbuhan obat suku dayak kenyah),

dan topik–topik utama di dalam majalah (Sepenggal Firdaus di Bumi

Intimung, Keanekaragaman Tumbuhan Obat Suku Dayak Kenyah,

Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan dan Ilmuwan yang

Berpengaruh dalam Penelitian Bidang Botani” .

Gambar 4.24 Halaman Sampul Majalah Sain Berbasis Riset


51

2) Membuat Halaman redaktur. Halaman ini memuat nama penulis,

pembimbing, validator-validator majalah serta daftar isi majalah.

(a) (b)

Gambar 4.25 (a) Halaman Redaktur dan (b) Halaman Daftar Isi

3) Membuat Halaman isi, memuat informasi sekilas tentang masyarakat

suku dayak kenyah, keanekaragaman tumbuhan obat suku dayak

kenyah, struktur dan fungsi jaringan tumbuhan, profil ilmuwan biologi,

serta permainan edukasi.

4) Membuat Halaman Sampul belakang. Halaman ini berisi tentang

pentingnya tumbuhan sebagai obat alternatif serta himbauan atau

mengajak tentang sesuatu hal baik yang berhubungan dengan materi

misalnya pelestarian tumbuhan obat.


52

Gambar 4.26 Beberapa Halaman Isi Majalah Sains

Gambar 4.26 Halaman Sampul Belakang Majalah Sains


53

3 . Tahap Pengembangan Produk Awal

Pada tahap pengembangan produk awal, peneliti melakukan validasi desain

dilakukan dengan melibatkan empat orang ahli yaitu ahli materi, ahli media, ahli

bahasa dan ahli praktisi yang bertujuan untuk mengetahui kelemahan dan

kelebihan serta kelayakan dari majalah yang dikembangkan oleh peneliti.

a. Hasil Validasi oleh Ahli materi

Analisis hasil penilaian validator terhadap Majalah Sains yang

dikembangkan dapat dilihat pada Tabel 4.3

Tabel 4.3 Analisis Hasil Validasi oleh Validator Ahli Materi

Skor Skor yang


No Kriteria Penilaian
Maksimal diperoleh
1. Materi sesuai kurikulum yang berlaku 5 5
2. Tidak terjadi pengulangan materi yang berlebihan 5 5
Menggunakan sumber materi yang benar secara
3. 5 4
teoritik dan empirik
4. Aplikasi kontekstual dalam kehidupan nyata 5 5
5. Mengaitkan dalam perkembangan ilmu terkini 5 4
6. Mengaplikasikan konsep secara umum 5 3
Menerapkan konsep sains dengan teknologi dan
7. 5 4
kehidupan
8. Materi disajikan dari yang sederhana ke yang sulit 5 3
9. Menekankan pada pengalaman langsung 5 3
10. Mengenali hubungan sebab akibat 5 4
11. Mengembangkan kreativitas 5 4
12. Melakukan pengamatan dan observasi 5 4
Notasi, simbol, dan satuan yang terdapat dalam
13. materi sesuai dengan acuan Sistem Internasional 5 4
(SI)
Kesesuaian dan ketepatan ilustrasi dengan materi
14. 5 5
yang disajikan
Judul majalah dan bagian judul materi/konten
15. majalah selaras, menarik, mampu menarik minat 5 4
untuk membaca dan tidak provokatif
Jumlah Skor Maksimal 75
Jumlah Skor yang diperoleh 61
Persentase 81,33%
Kategori Layak
54

Berdasarkan validasi dari ahli media diperoleh hasil sebesar 81,33%, nilai

tersebut dikategorikan sangat layak dengan tingkat kriteria kelayakan berada

direntang skor 86%-100%. Majalah Sains tersebut dinilai layak dipergunakan

namun dengan beberapa revisi.

b. Hasil Validasi oleh Ahli media

Analisis hasil penilaian validator terhadap Majalah Sains yang

dikembangkan dapat dilihat pada Tabel 4.4

Tabel 4.4 Analisis Hasil Validasi oleh Validator Ahli Media

Skor Skor yang Persentase


No Kriteria Penilaian
Maksimal diperoleh skor (%)
Kesesuaian ukuran buku dengan
1. 5 4 80
standar ISO: A4 (21cm x 29,7 cm)
Komposisi unsur tata letak (judul,
2. ilustrasi, logo) seimbang dan seirama 5 4 80
dengan tata letak isi.
Ukuran unsur tata letak proporsional
3. 5 5 100
dengan ukuran majalah
4. Menampilkan kontras yang baik 5 5 100
Huruf yang digunakan menarik dan
5. 5 5 100
mudah dibaca
Warna judul majalah kontras dengan
6. 5 4 80
warna latar belakang
7. Mencerminkan isi majalah 5 5 100
8. Unsur tata letak harmonis 5 4 80
9. Judul dan sub judul 5 4 80
10. Pemisahan antar paragraf jelas 5 5 100
Kesesuaian bentuk, warna, dan
11. 5 5 100
ukuran unsur tata letak
12. Keterangan gambar 5 5 100
13. Tipografi mudah dibaca 5 5 100
14. Tipografi memudahkan pemahaman 5 4 80
Ilustrasi memperjelas dan
15. 5 4 80
mempermudah pemahaman
16. Ilustrasi isi menimbulkan daya tarik 5 4 80
Jumlah Skor Maksimal 80
Jumlah Skor yang diperoleh 72
Persentase 90%
Kategori Sangat Layak
55

Berdasarkan validasi dari ahli media diperoleh hasil sebesar 90%, nilai

tersebut dikategorikan sangat layak dengan tingkat kriteria kelayakan berada

direntang skor 86%-100%. Majalah Sains tersebut dinilai layak dipergunakan

namun dengan beberapa revisi. Adapun bagian yang direvisi tersebut yaitu; lay

out majalah, unsur dalam judul dan sub judul serta pemberian keterangan pada

gambar.
56
57

(a) (b)

Gambar 4. a) beberapa halaman isi sebelum di revisi b) beberapa halaman isi

sesudah direvisi
58

c. Hasil Validasi oleh Ahli Bahasa

Analisis hasil penilaian validator terhadap Majalah Sains yang

dikembangkan dapat dilihat pada Tabel 4.5

Tabel 4.5 Analisis Hasil Validasi oleh Validator Ahli Bahasa

Skor Skor yang Persentase


No Kriteria Penilaian
Maksimal diperoleh skor (%)
1. Kesesuaian dengan tingkat 5 5 100
perkembangan berpikir peserta didik
2. Bahasa yang digunakan komunikatif 5 5 100
dan informatif sehingga pembaca
mampu memahami pesan positif
yang disampaikan.
3. Kemampuan memotivasi peserta 5 5 100
didik
4. Kemampuan mendorong peserta 5 4 80
didik untuk berpikir kritis
5. Ketepatan struktur kalimat 5 5 100
6. Kebakuan istilah 5 5 100
7. Ketepatan tata bahasa 5 5 100
8. Ketepatan ejaan, kata, kalimat dan 5 5 100
paragraf
9. Konsistensi penggunaan 5 4 80
simbol/lambang
10. Ketepatan penulisan nama 5 4 80
ilmiah/asing
Jumlah Skor Maksimal 50
Jumlah Skor yang diperoleh 47
Persentase 94%
Kategori Sangat Layak

Berdasarkan validasi dari ahli bahasa diperoleh hasil sebesar 94%, nilai

tersebut dikategorikan sangat layak dengan tingkat kriteria kelayakan berada

direntang skor 86%-100%. Majalah Sains tersebut dinilai layak dipergunakan

namun dengan beberapa revisi. Adapun bagian yang direvisi tersebut yaitu;

penggunaan konjungsi diawal kalimat, penggunaan huruf kapital dan italic.

d. Hasil Validasi oleh Ahli Praktisi


59

Analisis hasil penilaian validator terhadap Majalah Sains yang

dikembangkan dapat dilihat pada Tabel 4.6

Tabel 4.6 Analisis Hasil Validasi oleh Validator Ahli Praktisi

Berdasarkan validasi dari ahli materi diperoleh hasil sebesar.....%......, nilai

tersebut dikategorikan ....... dengan tingkat kriteria kelayakan berada direntang

skor ................. majalah juga dinilai layak digunakan dengan beberapa revisi.

Adapun bagian yang direvisi tersebut yaitu;

e. Rekapitulasi Persentase Skor Validator

Tabel 4.7 Rekapitulasi Persentase Skor Aspek Kelayakan

Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa penilaian dari ahli materi sebesar %

(layak), dari ahli media % (layak), dari ahli bahasa % (layak) dan dari ahli praktisi

% (layak). Dengan demikian diperoleh rata-rata dari ketiga skor sebesar %. Skor

sebesar % dikategorikan layak dengan tingkat kriteria kelayakan berada direntang

skor %-%, sehingga Majalah Sains Berbasis Riset dinyatakan layak untuk

digunakan. majalah juga dinilai layak digunakan dengan beberapa revisi. Adapun

bagian yang direvisi tersebut yaitu;

4. Uji Coba Produk

Setelah produk selesai direvisi, maka produk siap untuk diuji coba awal. Uji

coba awal dalam penelitian ini akan dilakukan uji coba terbatas dengan
60

melibatkan 12 siswa kelas XI MIA 1 di Madrasah Aliyah Negeri Tarakan. Dalam

hal ini digunakan angket respon siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap

sumber belajar yang dikembangan. Hasil analisis angket respon siswa terhadap

majalah dapat dilihat pada Tabel 4.8

Tabel 4.5 Analisis Hasil Angket Respon Siswa


Terhadap Majalah Sains

Berdasarkan respon siswa, dapat dilihat bahwa ..........

5. Revisi Produk

Revisi produk dilakukan setelah mendapatkan tanggapan dari siswa pada uji

coba terbatas terhadap majalah yang dikembangkan. Revisi produk ini bertujuan

untuk menghasilkan produk akhir.

B. Pembahasan

1. Jenis-jenis Tumbuhan Obat Suku Dayak Kenyah

Jenis-jenis Tumbuhan Obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Suku

Dayak Kenyah di Desa Setulang Malinau Selatan Hilir sebanyak dua puluh dua

jenis tumbuhan obat antara lain; Ficus aurita Blume, Raphidophora sp.,

Sphatiphyllum sp., Aristholochia sp., Coscinium fenestratum, Spatholobus

ferrugineus Benth., Blumea balsamifera (L.) DC., Dyera costulata Hook. f.,

Homalanthus populneus (Geiseler) Pax., Alocasia sp., Horsfieldia polyspherula,

Helminthostachys zeylanica L., Homalomena gadutensis M. Hotta., Homalomena

Cordata Scott., Driessenia sp., Selaginella plana (Dsev.), Piper betle sp., Piper
61

Porphylophyllum, Piper officinarum (Miq) C. DC., Piper ungaramense C. DC.,

Calamus beccarii A.J. Hend., dan Costus specious Koenig J.E Smith.

Tumbuhan obat yang dijumpai umumnya termasuk dalam famili Araceae

yaitu; Raphidophora sp., Sphatiphyllum sp., Alocasia sp., H. gadutensis M. Hotta.

dan H. Cordata Schott. Tumbuhan obat famili Araceae memiliki manfaat untuk

mengobati berbagai macam penyakit, misalnya Acorus calamus L. untuk penyakit

diare dan perut kembung (Parekh J & Chanda S, 2007), Amorphophallus

paeoniifolius (Dennst.) Nicolson untuk penyakit sinusitis (Gogoi B & Zaman K.,

2013) dan Colocasia esculenta untuk penyakit kuning (Schott) (Kalita GJ dkk,

2015).

Selain itu, dijumpai berbagai spesies tumbuhan dalam famili Piperaceae.

Tumbuhan famili piperaceae biasanya digunakan oleh masyarakat suku dayak

kenyah sebagai obat deman dan sakit gigi. Tumbuhan piperaceae memiliki

beragam manfaat untuk mengobati berbagai penyakit, misalnya Piper betle L.

digunakan sebagai obat batuk, asma, bronkitis dan pembengkakan ginjal

(Chaveerach A dkk., 2006), Piper nigrum L. sebagai Anti-anthelmintik (Devi

MSS & Kumar BS, 2011), Piper longum sebagai anti–mikroba, anti-inflamasi,

anti-oksidan, anti-depresi dan anti-kanker (Vasavirama K & Upender M, 2014).

Spesies Dyera costulata (Apocynaceae) adalah salah satu pohon besar yang

tumbuh di wilayah hutan hujan tropis di pulau sumatera dan kalimantan.

Tumbuhan tersebut biasa dikenal dengan pohon jelutong. Masyarakat Suku Dayak

Kenyah di desa setulang kecamatan malinau selatan hilir memanfaatkan kulit pada

batang tumbuhan tersebut dimanfaatkan untuk mengobati sakit demam.


62

Spesies Coscinium fenestratum merupakan salah satu tumbuhan famili

Menispermaceae digunakan untuk demam dan sakit perut. C. Fenestratum

bermanfaat sebagai anti-toksik (Kalpana R dkk, 2013), anti-diabetes (Selvaraja

MAP dkk, 2011). Selain itu, (Kumar GS dkk, 2007) melaporkan bahwa C.

Fenestratum juga dapat digunakan sebagai anti-mikroba.

Spatholobus ferrugineus Benth. adalah salah satu famili Leguminosae yang

digunakan oleh suku dayak kenyah untuk mengobati luka dan diare. Dalam

penelitian lain, Spatholobus ferrugineus Benth. juga dapat dimanfaatkan sebagai

obat.........

Spesies Homalanthus populneus (Geiseler.) pax famili Euphorbiaceae

digunakan untuk sakit gigi.

Horsfieldia polyspherula famili Myristicaceae sakit perut.

Helminthostachys zeylanica L. Famili Ophioglossaceae untuk obat kuat.

Ficus aurita blume famili moraceae untuk sakit perut, mencret, berak darah

Aristholochia sp. Famili aristholochiaceae penawar semua penyakit.

Blumea balsamifera (L.) famili Asteraceae/compositae untuk sakit perut, batuk,

demam, asma.

Drissenia sp. Famili Melastomataceae untuk obat sakit perut.

Sellaginella plana (Dsev.) famili sellaginellaceae untuk obat gatal akibat ulat bulu.

Calamus beccarii A.J famili Palmae/Arecaceae untuk obat sakit perut.

Costus specious (Koenig) J.E Smith. Famili Zingiberaceae untuk hipertensi.

2. Struktur Sekretori Tumbuhan Obat Suku Dayak Kenyah


63

Struktur sekretori berupa sel idioblas dijumpai pada delapan belas dari dua

puluh dua tumbuhan yang diamati terdapat pada buah Ficus aurita Blume, akar,

batang, daun Raphidophora sp., pucuk Sphatiphyllum sp., akar Spatholobus

ferrugineus Benth., Helminthostachys zeylanica L., Selaginella plana (Dsev.),

batang Costus specious Koenig J.E Smith., Horsfieldia polyspherula, Dyera

costulata Hook. f., daun Blumea balsamifera (L.) DC., Driessenia sp., Piper betle

sp., Piper Porphylophyllum, Piper officinarum (Miq) C. DC., Piper ungaramense

C. DC. dan umbi Homalomena gadutensis M. Hotta., Homalomena Cordata

Schott., Alocasia sp.

Sel idioblas dapat dijumpai pada berbagai famili tumbuhan obat seperti

Catharanthus roseus (Apocynaceae) (St Pierre dkk, 1999), Cissus Verticillata

(Vitaceae) (Oliveira dkk., 2012) dan Cochlospermum regium (Scrank) Pilg.

(Bixaceae) (Filho V dkk, 2014). Sel idioblas yang dijumpai pada tumbuhan yang

diteliti umumnya berbentuk bulat, namun ada juga yang berbentuk lonjong dan

berisi kristal kalsium oksalat seperti pada tumbuhan Homalanthus populneus

(Geiseler) Pax dan Alocasia sp. Sel yang serupa juga ditemukan pada

Dieffenbachhia seguine (Cote GG, 2009) dan Aglaonema Commutatum Schott.

(Saadi SMAI dan Mondal AK, 2012).

Struktur sekretori berupa trikoma kelenjar tipe peltat dijumpai pada daun P.

Porphylophyllum dan P. ungaramense C. DC. Selain itu, trikoma kelenjar tipe

kapitat juga ditemukan pada daun B. balsamifera (L.) DC. Trikoma kelenjar tidak

hanya dijumpai pada daun, melainkan juga pada kulit batang Spatholobus
64

ferrugineus (zoll. & Moritzi.) Benth. dan Peronema Canescens Jack (Rupa D,

2015)

Rongga sekretori berbentuk bulat seperti pada akar Aristholochia sp. dan

batang muda calamus beccari A.J. Hend. Merupakan tipe yang paling umum

dijumpai pada berbagai spesies tumbuhan obat misalnya Rustia formosa (Vieira

R. C dkk, 2001), Citrus jambhiri (Yamasaki Y & Akimitsu K, 2006) dan Ipomoea

asarifolia (Martins FM dkk, 2012).

3. Senyawa Metabolit Tumbuhan Obat Suku Dayak Kenyah

Sel idioblas yang dijumpai pada tumbuhan obat yang diteliti umumnya

mengandung senyawa lipofil, terpenoid dan alkaloid. Tumbuhan tersebut antara

lain; Ficus aurita Blume, Raphidophora sp., Spatholobus ferrugineus Benth.,

Blumea balsamifera (L.) DC., Dyera costulata Hook. f., Alocasia sp., Horsfieldia

polyspherula, Homalomena gadutensis M. Hotta, Piper Porphylophyllum, Piper

officinarum (Miq) C. DC. dan Piper ungaramense C. DC. Selain pada sel

idioblas, Kombinasi senyawa yang sama juga dijumpai pada saluran sekretori

Coscinium fenestratum dan rongga sekretori Homalanthus populneus (Geiseler)

Pax.

Dari analisis histokimia yang dilakukan pada tumbuhan Aristholochia sp. tidak

ditemukan senyawa lipofil, terpenoid dan alkaloid. Namun dalam penelitian lain,

telah ditemukan senyawa.... (...). pada tumbuhan Helminthostachys zeylanica L.

hanya ditemukan senyawa lipofil. Pada tumbuhan Selaginella plana (Dsev.) hanya

ditemukan senyawa terpenoid.


65

4. Kualitas Kelayakan Majalah Sains Berbasis Riset

Anda mungkin juga menyukai