Anda di halaman 1dari 8

APLIKASI FLUID MIXING PADA INDUSTRI PEMBUATAN METIL

MERKAPTAN

1. Pengertian Umum
Pencampuran adalah.operasi,yang menyebabkan.tersebarnya secara acak
suatu bahan ke bahan yang.lain.dimana.bahan-bahan.tersebut terpisah dalam dua
fasa atau lebih..Aplikasi mixing banyak,dijumpai di industri, seperti di industri
kimia, dan gas, pulp.and paper,,dan industri fermentasi (Herliati, 2005). Proses
pencampuran.(mixing process) bisa,dilakukan dalam sebuah tangki berpengaduk.
Pencampuran adalah proses.yang,menyebabkan tercampurnya suatu bahan ke
bahan lain,dimana bahan-bahan.tersebut,terpisah dalam fasa yang berbeda. Dalam
kimia, suatu pencampuran (mixing),adalah sebuah zat yang dibuat dengan
menggabungkan dua zat atau lebih yang,berbeda tanpa reaksi kimia yang terjadi,
sementara tidak.ada perubahan fisik dalam.suatu pencampuran (mixing), sifat kimia
suatu pencampuran.seperti titik.lelehnya,dapat menyimpang dari komponennya.
Pencampuran dapat dipisahkan menjadi.komponen aslinya secara mekanis.
Mixer merupakan salah satu alat,pencampur dalam sistem emulsi sehingga
menghasilkan suatu dispersi yang,seragam,atau.homogen. Terdapat dua jenis mixer
yang berdasarkan,jumlah propelernya (turbin),,yaitu mixer,dengan satu propeller
dan mixer,dengan.dua propeller. Mixer dengan satu propeller adalah,mixer yang
biasanya digunakan untuk cairan dengan viskositas,rendah. Sedangkan mixer
dengan dua propeller,umumnya digunakan pada,cairan dengan viskositas tinggi.
Hal ini karena satu propeller tidak,mampu,mensirkulasikan keseluruhan massa dari
bahan pencampur, selain itu ketinggian,emulsi bervariasi dari waktu ke waktu.
Pencampuran (mixing),merupakan operasi yang.bertujuan mengurangi
ketidaksamaan kondisi, suhu, atau sifat,lain yang.terdapat dalam suatu bahan.
Pencampuran dapat terjadi dengan cara,menimbulkan,gerak di dalam bahan itu
yang menyebabkan bagian-bagian bahan,saling,bergerak satu terhadap yang
lainnya, sehingga operasi pengadukan,hanyalah,salah satu cara untuk operasi
pencampuran. Pencampuran fasa cair merupakan.hal yang cukup penting dalam
berbagai proses kimia. Pencampuran fasa cair,dapat,dibagi dalam dua kelompok.
Pertama, pencampuran antara cairan yang saling,tercampur (miscible) dan
kedua adalah pencampuran.antara cairan yang tidak tercampur atau tercampur
sebagian (immiscible). Selain.pencampuran fasa cair dikenal pula operasi
pencampuran fasa cair yang.pekat seperti lelehan, pasta, dan sebagainya,
pencampuran fasa padat seperti bubuk kering dan pencampuran fasa gas.
Tujuan dari proses,pencampuran yaitu mengurangi,ketidaksamaan atau
ketidakrataan dalam,komposisi, temperatur atau,sifat-sifat,lain yang terdapat dalam
suatu bahan atau,terjadinya homogenisasi,,kebersamaan dalam setiap titik dalam
pencampuran..Dampak dari hasil,pencampuran, adalah terjadinya homogenitas,
kebersamaan.dalam setiap titik,dalam.pencampuran. Dampak dari hasil
pencampuran adalah terjadinya keadaan,serba sama, terjadinya reaksi kimia,
terjadinya perpindahan panas,.dan,perpindahan massa.,Dan dampak tersebut
merupakan tujuan akhir dari suatu proses pencampuran (mixing process).
Dalam praktek, operasi mixing.hampir selalu mempunyai multi fungsi,
yaitu ketika proses dilakukan di dalam.tangki berpengaduk,mekanis, pengaduk
menjalankan banyak tugas, sebagai.contoh dalam,tangki kristalisasi harus
memperhatikan bulk blending, heat transfer.dan,suspensi kristal. Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses tersebut diantaranya.adalah perbandingan antara
geometri tangki dengan geometri pengaduk,,bentuk.dan jumlah pengaduk, posisi
sumbu pengaduk, kecepatan putaran pengaduk,.penggunaan sekat (baffle) dalam
tangki dan juga properti fisik fluida yang diaduk.yaitu densitas dan viskositas.
Parameter proses yang mempengaruhi proses mixing, yaitu viskositas.
Pertama, viskositas. Viskositas adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluida
(cairan) terhadap perubahan bentuk di bawah tekanan shear. Biasanya viskositas
disebut sebagai kekentalan atau penolakan terhadap penuangan. Viskositas
menggambarkan penolakan dalam fluida kepada aliran dan dapat dianggap sebagai
sebuah cara untuk mengukur gesekan fluida. Air memiliki viskositas rendah,
sedangkan minyak sayur memiliki viskositas tinggi. Ada 2 macam viskositas :
·viskositas dinamis ·viskositas kinematis Penyebab viskositas pada gas Viskositas
pada gas timbul karena perubahan momentum, jika pembahan momentum besar
maka akan ada hambatan, karena perubahan momentum dipengaruhi oleh suhu.
Penyebab viskositas pada liquid apabila fluidanya adalah liquid maka
fluidanya inkompresible yaitu variasi tekanan tidak menyebabkan perubahan
densitas sedangkan dalam praktek keteknikan g (gravitasi) dianggap konstan.
Viskositas fluida cair akan berkurang jika fluida cair tersebut dipanaskan. Hal
tersebut terjadi karena ikatan molekul fluida cair tersebut menjadi melemah. Akan
tetapi, viskositas fluida gas akan bertambah jika fluida gas tersebut dipanaskan. Hal
tersebut terjadi karena aktivitas molekul fluida gas meningkat.
Kedua yaitu, kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia
tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent) . Kelarutan
dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut
pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat
larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya adalah etanol
di dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih tepatnya disebut miscible.
Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni
ataupun campuran. Zat yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat.
Kelarutan bervariasi dari selalu larut seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut,
seperti perak klorida dalam air. istilah tak larut (insoluble) sering diterapkan pada
senyawa yang sulit larut, walaupun sebenarnya hanya ada sangat sedikit kasus yang
benar-benar tidak ada bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi, titik
kesetimbangan kelarutan suatu cairan dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu
larutan yang disebut lewat jenuh (supersaturated) yang stabil.
Ketiga, yaitu konduktivitas termal fluida dan zat terlarut jika terjadi
perpindahan panas. Konduktivitas termal (K) adalah sifat suatu zat yang mengalami
perpindahan panas ke tinggi perpindahan panas tinggi. Keempat, yaitu Densitas
fluida. Densitas diartikan sebagai masa per satuan volumenya dan umumnya
disimbolkan ρ. Fluida gas mempunyai densitas yang berbeda pada setiap tingkat
tekanannya. Sedangkan cairan umumnya tidak berubah secara signifikan. Gravitasi
spesifik digambarkan sebagai rasio atau perbandingan densitas material itu sendiri
dengan densitas air dan disimbolkan dengan ρw. Sedangkan volume spesifik
dijabarkan sebagai jumlah volume setiap satuan masanya. Kelima, ukuran partikel
solid. Semakin besar ukuran partikel solid yang akan dimixing maka akan
membutuhkan waktu yang semakin lama untuk proses pencampuran.
Merkaptan adalah salah satu komponen yang tidak diinginkan dalam gas
alam. Sebenarnya bukan hanya merkaptan, CO2, H2S, kandungan air, mercury, dan
lainnya juga harus dihilangkan. Merkaptan adalah komponen sulfur organik. Secara
kimiawi dia berupa komponen yang terdiri dari senyawa hidrokarbon yang
mengikat gugus -SH. Merkaptan tidak dinginkan dalam gas alam.
Pertama karena baunya. Merkaptan dalam konsentrasi rendah saja sudah
menimbulkan bau yg tidak enak. Akan tetapi, untuk tujuan tertentu sejumlah kecil
merkaptan tetap dipertahankan dalam gas alam. Biasanya dalam konsentrasi kurang
dari 5 ppmv, atau bahkan kurang dari 2 ppmv. Tujuan merkaptan tetap ada di dalam
gas alam ini adalah untuk mendeteksi kebocoran gas. Misalnya dalam gas LPG
yang sering dibeli, sejumlah kecil merkaptan akan membuat kita sadar bila terjadi
kebocoran gas. Konsentrasi 2-5 ppmv saja sudah cukup membuat merasa kurang
nyaman. Apalagi konsentrasi hingga ratusan ppmv yang mungkin ada dalam gas
alam mentah dari sumur bor. Bukan hanta bau, merkaptan juga bersifat toksik.
Berdasarkan MSDS dari salah satu sumber, merkaptan bisa mengiritasi
mata, kulit, mengganggu sistem saraf. Gejalanya seperti pusing, hingga pingsan.
Gas alam umumnya tidak hanya digunakan untuk keperluan rumah tangga. Ia juga
digunakan untuk keperluan industri. Dalam industri yang bertujuan untuk
menghasilkan syngas, keberadaan merkaptan sangat tidak diinginkan. Hal ini
disebabkan karena merkaptan akan berubah menjadi H2S yang selanjutnya akan
meracuni katalis yang digunakan pada reaktor pembentukan syngas. Dan seperti
kebanyakan senyawa sulfur, merkaptan (dengan keberadaan air meskipun
jumlahnya sedikit) akan memicu timbulnya korosi, baik pada sistem perpipaan
maupun equipment-equipment (peralatan) yang dilewatinya pada suatu proses.
Dalam kimia organik, tiol merupakan sebuah senyawa yang mengandung
gugus fungsi yang terdiri dari atom sulfur dan atom hidrogen yang bergugus (-SH).
Sebagai analog sulfur dari gugus alkohol (-OH), gugus ini dirujuk baik sebagai
gugus tiol ataupun gugus sulfhidril. Secara tradisional, tiol sering disebut sebagai
merkaptan. Istilah merkaptan berasal dari bahasa latin mercurium captans, yang
berarti menggenggam raksa, karena gugus -SH mengikat kuat unsur raksa.
Metode yang direkomendasikan oleh IUPAC adalah dengan menambahkan
akhiran -tiol pada nama alkana. Metode ini hampir identik dengan tatanama
alkohol. Misalnya CH3SH akan menjadi metanatiol. Metode lama, perkataan
merkaptan menggantikan alkohol pada nama analog alkohol senyawa itu. Misalnya:
CH3SH menjadi metil merkaptan. (CH3OH bernama metil alkohol). Istilah sulfanil
atau merkapto digunakan. Sebagai contoh senyawa merkaptopurina.
Sifat fisika metil merkaptan salah satunya berbau. Senyawa tiol adalah
cairan dengan bau yang mirip dengan bau bawang putih. Bau tiol sering kali sangat
kuat dan menyengat, terutama yang bermassa molekul ringan. Tiol akan berikatan
kuat dengan protein kulit. Distributor gas alam mulai menambahkan berbagai
macam tiol yang berbau tajam ke dalam gas alam yang tidak berbau tersebut setelah
kasus peledakan sekolah New London pada tahun 1937 di New London, Texas yang
mematikan. Walaupun demikian, tidak semua tiol berbau tidak sedap. Sebagai
contoh, tioterpineol bertanggung jawab atas aroma sedap buah Citrus × paradisi.
CH3SH tak berwarna, beracun, gas yang mudah terbakar dengan bau yang tidak
menyenangkan, mendidih pada 62°C, larut dalam air, larut dalam pelarut organik,
digunakan sebagai suatu perantara kimia. Juga dikenal sebagai methanethiol.
Perbedaan elektronegativitas yang rendah antara hidrogen dengan sulfur,
ikatan S-H secara praktis bersifat kovalen nonpolar. Sehingga ikatan S-H tiol
memiliki momen dipol yang lebih rendah dibandingkan dengan ikatan O-H alkohol.
Tiol tidak menampakkan efek ikatan hidrogen, baik terhadap molekul air, maupun
terhadap dirinya sendiri. Oleh karena itu, tiol memiliki titik didih yang rendah dan
kurang larut dalam air dan pelarut polar lainnya dibandingkan dengan alkohol.
Metode pembuatan tiol mirip dengan pembuatan alkohol dan pembuatan
eter. Reaksinya biasanya lebih cepat dan berendemen lebih tinggi karena anion
sulfur merupakan nukleofil yang lebih baik daripada atom oksigen/Tiol terbentuk
ketika halogenoalkana dipanaskan dengan larutan natrium hidrosulfida. Disulfida
dapat dengan mudah direduksi oleh reduktor seperti litium aluminium hidrida.
Gugus tiol merupakan analog sulfur gugus hidroksil (-OH) yang ditemukan
pada alkohol. Oleh karena sulfur dan oksigen berada dalam golongan tabel periodik
yang sama, ia memiliki sifat-sifat ikatan kimia yang mirip. Seperti alkohol, secara
umum, ia akan terdeprotonasi membentuk RS− (disebut tiolat), dan secara kimiawi
lebih reaktif dari bentuk tiol terprotonasi RSH. Kimia tiol berhubungan dengan
kimia alkohol: tiol membentuk tioeter, tioasetal, dan tioester, yang beranalogi
dengan eter dan ester. Gugus tiol bereaksi dengan alkena, membentuk tioeter.
Atom sulfur tiol lebih nukleofilik daripada atom oksigen pada alkohol.
Gugus tiol bersifat sedikit asam dengan pKa sekitar 10-11. Dengan keberadaan
basa, anion tiolat akan terbentuk, dan merupakan nukleofil yang sangat kuat. Gugus
dan anion ini dapat dengan mudah teroksidasi oleh reagen seperti bromin,
menghasilkan disulfida (R-S-S-R). Oksidasi oleh reagen yang lebih kuat, seperti
natrium hipoklorit atau hidrogen peroksida, menghasilkan asam sulfonat (RSO3H).
R-SH + 3H2O2 → RSO3H + 3H2O

Metil merkaptan merupakan suatu senyawa kimia yang dapat sering


digunakan sebagai indikator untuk kebocoran gas karena baunya yang khas
sehingga apabila terjadi kebocoran gas yang tidak berbau, biasanya merkaptan akan
memberikan bau khas seperti kubis busuk sehingga dapat diketahui terjadinya
kebocoran gas. Selain itu metil merkaptan digunakan sebagai bahan baku
pembuatan metionin yang digunakan sebagai makanan ternak dan digunakan juga
sebagai bahan campuran bahan bakar jet. Oleh sebab itu industri pembuatan
metil merkaptan ini diharapkan dapat menunjang industry kebutuhan lain seperti
industri perminyakan dan makanan ternak khususnya di Indonesia.
Selama ini kebutuhan metil merkaptan di Indonesia dipenuhi dari impor
karena belum adanya pabrik yang menghasilkan metil merkaptan, padahal
kegunaan bahan ini sangat banyak. Oleh karena itu, pembangunan industri-
industri penghasil senyawa metil merkaptan tersebut dapat mengurangi
ketergantungan industri nasional terhadap negara lain. Dalam perkembangannya
pembuatan metil merkaptan dapat dibuat dengan berbagai cara, yaitu.
Pertama, reaksi metanol dengan hidrogen sufida. Pembuatan metil
merkaptan dari metanol dan hidrogen sulfida oleh Kramer dan Reid dilakukan
dengan katalisator Thoria. Proses untuk memproduksi aliphatic merkaptan
didasarkan pada reaksi lama yang ditemukan oleh Sebatier, yaitu reaksi antara
aliphatic monohidrit alkohol dan hidrogen sulfida membentuk endapan merkaptan.
Jika alkohol dan hidrogen sulfida dikontakkan dengan bantuan katalis padat
pada suhu yang tinggi, maka kemungkinan akan terjadi beberapa reaksi.
Metanol dan hidrogen sulfida bereaksi dengan cepat membentuk metil
merkaptan dan dimetil sulfida. Selain itu dapat terjadi juga reaksi dekomposisi
metanol menjadi dimetil eter. Cara ini merupakan cara yang paling banyak dipakai
secara komersial. Reaksi dilakukan dalam fase gas pada reaktor fixed bed yang
di dalamnya berisi pipa-pipa dengan katalisator alumina aktif dan 10%
K2WO4. Suhu operasi antara 400°C-600°C dengan tekanan sekitar 7,8 atm.
Reaksi terjadi sangat eksotermis sehingga untuk mempertahankan suhu operasi
digunakan media pendingin dowtherm A. Kedua, reaksi antara karbon dioksida,
sulfur dan hidrogen atau hidrogen sulfida (dengan keberadaan hidrogen) .
Untuk mereduksi biaya bahan baku, maka proses ini dapat dipertimbangkan.
Reaktan CO lebih disukai karena membutuhkan hidrogen yang lebih sedikit
dan reaksinya lebih cepat dibanding reaksi yang melibatkan CO2. Suhu operasi
biasanya antara 250°C -400°C dengan tekanan operasi antara 30-70 atm.Reaksi di
atas merupakan reaksi bolak balik sehingga konversi reaksi cukup rendah.
Ketiga, hidrogenasi karbon disulfida atau karbonil sulfida. Reaksi katalitik
dijalankan pada suhu antara 150°C -350°C dengan tekanan operasi antara 10-50
atm. Reaksi ini jarang digunakan karena harga bahan baku karbon disulfida
sangat mahal dan proses yang di atas bila digunakan pada skala pabrik kurang
feasible (layak) karena tidak menguntungkan secara ekonomi. Keempat, reaksi
antara metana dengan hidrogen sulfida. Proses ini masih tergolong baru dan
memakai reaktor plasma non-termal yang dilengkapi dengan membran. Kelima,
reaksi antara metil klorida dan natrium hidrosulfida. Metil merkaptan diperoleh dari
reaksi metil klorida (kadar 2 N-6 N) dengan natrium hidrosulfida. Reaksi tersebut
dilakukan pada suhu antara 100°C-150°C dengan tekanan 100-300 psig.
Hasil reaksi dan sisa reaktan tersebut selanjutnya didistilasi, hasil reaksi
terutama mengandung metil merkaptan, metil klorida, dan hidrogen sulfida. Hasil
atas kemudian diembunkan dengan kondenser parsial kemudian dipisahkan
dengan separator untuk memperoleh metil merkaptan. Metil merkaptan memiliki
beberapa kegunaan baik sebagai produk antara maupun produk jadi. Kegunaan-
kegunaan tersebut, yaitu sebagai bahan baku protein metionin, bahan baku makanan
ternak, indikator kebocoran gas, dan digunakan sebagai campuran bahan bakar jet.

Anda mungkin juga menyukai