Contoh Menentukan Ukuran Control Valve
Contoh Menentukan Ukuran Control Valve
Keadaan control valve yang terlalu kecil (undersized) atau yang terlalu besar
(oversize) tidak akan pernah membuahkan response sistem yang bagus. Oleh sebab itu
Flow yang keluar dari sebuah control valve menurut hukum fisika ternyata tergantung
parameter lain.
Faktor Cv adalah cara untuk menyatakan besarnya flow yang melewati suatu control
valve pada beda tekanan tertentu. Definisinya, Cv adalah besar flow dalam gpm apabila beda
tekanan inlet-outlet sebuah control valve adalah 1 psi. sebuah valve dengan Cv = 10, pada
keadaan terbuka penuh, akan melewatkan flow sebesar 10gpm, apabila beda tekanan inlet-
outletnya 1 psi.
Pada kenyataan dilapangan, pabrik pembuat control valve telah memberikan suatu
standart yang diadapat dari hasil penelitian di labolatorium masing-masing yang mereka
gunakan sebagai pedoman atau standart yang memudahkan konsumen untuk memilih ukuran
control valve yang akan digunakan. Sebagai contoh penyusunakan memberikan spesification
yang dibuat dan diberikan Fisher sebagai sebagai salah satu produsen control valve.
Table Repesentatative sizing Coefficients
Sehingga dengan data seperti diatas kita dapat mengetahui berapa flow yang melewati
control valve yang akan kita gunakan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Q
CV .................................................Persamaan 4.1
P P2
N1 Fp 1
Gf
di mana :
N1 : Numerical constant
Table Equation Constan
2
d2
K 1,5
D 2 ………………………………..Persamaan 4.2
1
2
d2
K K 1 K2 di K 1 K 2 1.51 2
D
mana
2
12 2
K 1 K 2 1.51 2 = 1.5 (jika valve yang digunakan adalah 12”)
12
d : Nominal Valve size (12”)
1 / 2
K CV 2
Fp 1 2 …………………………..Persamaan 4.3
N 2 d
1 / 2
1.5 1982 2
Fp 1 2 = 0.870623 (jika valve yang digunakan adalah 12”)
890 12
-q = 300 m3/hr
- N1 = 0.865
- Fp = 0.870623
- Gf = 0.9946
- Cv = 1982
300
CV
0.7102
(0.865)(0.870623)
0.9946
CV = 471.421
Dari hasil perhitungan diatas kita cocokan dengan data coefficient valve yang
diberikan fisher dimana CV untuk 100% bukaan valve 12’’ adalah 1982. maka dari hasil
perhitungan control valve akan beroperasi pada posisi 23.785% bukaan valve. Jelaslah bahwa
control valve yang kita gunakan terlalu besar yang akan mengakibatkan oversized sehingga :
1. Sistem tidak maksimal karena hanya dengan output 23.785% set point sudah tercapai
sehingga akan terjadi overshoot yang sangat tinggi sehingga kesetabilan akan sulit
didapat.
2. Dengan bukaan yang terlalu kecil akan segera membuat sheet plug aus. Dan
mengakibatkan control valve tidak dapat dgunakan lagi karena sudah berubah dari
characteristic awal.
Untuk mengatasi masalah tersebut kita harus mengganti ukuran control valve yang
akan kita gunakan dengan yang lebih kecil dimana daerah kerja bukaanya berada sekitar
50%. Pertama-tama kita lihat hasil perhitungan dengan valve 8’’ didapat CV hasil
perhitungan sebesar 471.421, kemudian lihat table (Representative Sizing Coefficient) dimana
nilai yang mendekati adalah valve dengan ukuran 6” yang mempunyai CV sebesar 433. tetapi
perlu diingat bahwa CV yang di cantumkan dalam table adalah pada keadaan opening valve
100% maka control valve akan undersized dan akan selalu dalam keadaan buka 100% untuk
seamanya jika flow di atas 300 m3/hr. Sehingga kita coba dengan valve 8”. Selanjutnya kita
akan mengkalkulasi secara perhitungan mengunakan formula yang fisher berikan. Kembali
untuk mencari Piping geometry factor, dimensionless (Fp) masukan kembali nilai-
Maka Fp adalah :
1 / 2
0,46296 846 2
Fp 1 = 0.95743 (jika valve yang digunakan adalah 8”)
890 8 2
-q = 300 m3/hr
- N1 = 0.865
- Fp = 0.95743382
- Gf = 0.9946
- Cv = 846
Masukan kembali nilai-nilai tersebut ke Persamaan 4.1:
300
CV CV = 428.68
0.7102
(0.865)(0.95743382)
0.9946
Dari hasil perhitungan diatas kita cocokan dengan data coefficient valve yang
diberikan fisher dimana CV untuk 100% bukaan valve 8’’ adalah 846.maka dari hasil
perhitungan control valve akan beroperasi pada posisi 50.67% bukaan valve. Sehingga dapat
kta simpulkan bahwa untuk sistem pengendalian level yang akan kita buat harus
Analisa hasil modifikasi yang telah dilakukan akan dijelaskan secara sederhana,
sumber flow yang ada adalah sebesar 500m3/hr kebutuhan rata-rata yang diperlukan sebesar
300m3/hr jadi kita mempunyai toleransi kelebihan flow sebesar 200m3/hr. fungsi control
valve sebenarnya adalah selain untuk menjaga level terjaga sesuai dengan set point yang
dikehedaki namun juga pompa terjaga dan terhindar dari start stop yang berulang ulang,
kemudian operator hanya memonitor apabila terjadi kegagalan dalam sistem kendali di LIC
(Level Indication Controller). Dilihat dari maksimal flow yang dapat dilewatkan oleh control