Contoh Tabel Frekuensi Adalah Sebagai Berikut
Contoh Tabel Frekuensi Adalah Sebagai Berikut
21-25 10
26-30 6
Jumlah 28
Tabel silang adalah satu bentuk tabel untuk melihat hubungan dua variabel atau lebih. Tabulasi silang
dibuat dengan cara memecahakan satuan data dari setiap kategori menjadi dua atau lebih subsatuan.
Pemecahan data demikian dilakukan dengan suatu kriteria yang baru. Contoh : Tabel 6.8 dan Tabel 6.9
dapat digabungkan dalam bentuk tabel silang seperti Tabel 6.10 berikut ini
Tabel 6.10 Distribusi Frekuensi dan Persentase Usia dan Jenis Kelamin Responden
Usia Responden 16 - 20 21 - 25 26 - 30
Jumlah
Jenis Kelamin F % F % F %
Laki laki 6 50 5 50 1 17 12
Perempuan 6 50 5 50 5 83 16
Jumlah 12 100 10 100 6 100 28
Dari Tabel 6.10 kita temukan bahwa terdapat dua perangkat atau kategori yang tersusun secara vertical
maupun horizontal. Kategori mengklasifikasikan usia responden, sedangkan kategori horizontal
mengklasifikasikan jenis kelamin responden.
Grafik
Grafik adalah gambar-gambar yang meunjukkan data visual berupa angka, yang biasanya berasal dari
tabel-tabel yang telah dibuat. Penyajian data dengan grafik bertujuan untuk menunjukkan perbandingan
informasi dengan cepat dan sederhana. Tidak ada aturan baku mengenai cara penyusunan grafik. Akan
tetapi, beberapa persyaratan umum yang biasa dipakai adalah sebagai berikut.
1. Grafik garis. Grafik garis adalah grafik yang digunakan untuk menggambarkan keadaan
yang berkesinambungan. Contoh:
Grafik 6.1 Kasus Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia
2. Grafik batang. Grafik batang hamper mirip dengan grafik garis. Perbedaannya terletak
pada penggunaan batang sebagai pengganti garis. Contoh :
Grafik 6.2 Kasus Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia
3. Grafik Lingkaran. Grafik adalah cara penyajian data berupa gambar lingkaran. Luas
lingkaran merupakan komponen dari beberapa nilai.
Contoh:
Grafik 6.3 Jumlah Kendaraan Bermotor di Indonesia tahun 2011
4. Grafik gambar (pictogram chart). Piktogram adalah grafik berupa gambar, misalnya
jumlah siswa di suatu sekolah digambarkan dalam bentuk orang-orangan di mana satu
orang mewakili jumlah tertentu.
Contoh :
Data yang diperoleh dari hasil survei tentang transportasi yang digunakan siswa ke
sekolah adalah sebagai berikut
Sarana Transportasi Frekuensi
Mobil 4
Bus 14
Ojek 6
Jalan kaki 14
Total 38
Data dalam tabel tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik gambar seperti pada
contoh berikut ini.
5. Grafik Peta (cartogram chart). Kartogram adalah grafik yang berbentuk peta. Pada peta
ditempatkan symbol atau warna tertentu yang menandakan ciri atau karakteristik
khusus dari tepat yang bersangkutan.
Analisis Data
Setelah data disajikan, langkah berikutnya adalah menganalisis data. Terdapat dua fungsi analisis data
secara statistic, yaitu statistic deskriptif dan statistic inferensial. Statistic deskriptif bermanfaat untuk
membantu peeliti mengkomunikasikan informasi tentang data numerik. Sementara itu, statistik
inferensial membantu peneliti dalam membuat kesimpulan apakah suatu pernyataan dapat dibuat
terkait dengan populasi darimana sampel penellitian diambil. Pada bagian ini, kita hanya akan
mempelajari jenis statistic pertama. Yakni statistic deskriptif.
Tendensi Sentral
Tendensi sentral adalh bilangan yang mewakili keseluruhan satuan data. Ukuran tendensi sentral yang
sering digunakan adalah mean (rataan hitung), modus (nilai dengan frekuensi tinggi), dan median (nilai
tengah)
Keterangan:
𝑥̅ ∶ 𝑀𝑒𝑎𝑛
𝑥𝑖 ∶ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑑𝑎𝑡𝑢𝑚 𝑘𝑒 − 𝑖
n : banyak datum yang diamati
Σ ∶ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ
Contoh:
Perhatikan data nilai ulangan haran sosiologi berikut ini
55 60 65 70 75 80 85 90 95
Mean data nilai ulangan Sosiologi di atas adalah sebagai berikut.
55 + 60 + 65 + 70 + 75 + 80 + 85 + 90 + 95
𝑥̅ =
9
𝑥̅ = 75
∑ 𝑓𝑖 . 𝑥𝑖
Rumus : 𝑥̅ = ∑ 𝑓𝑖
Keterngan :
𝑥̅ ∶ 𝑀𝑒𝑎𝑛
𝑓𝑖 ∶ 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑡𝑢𝑚 𝑘𝑒 − 𝑖 (xi)
𝑥𝑖 ∶ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑢𝑚 𝑘𝑒 𝑖
Cara menghitung:
1. Cari nilai tengah (xi) untuk setiap interval kelas dengan rumus 0,5 (batas bawah +
batas atas). Contohnya: pada interval 50 – 59
Nilai tengahnya = 0,5 (50 + 59) = 54,5
2. Kalikan nilai tengah (xi) dengan frekuensi (fi)
3. Jumlahkan seluruh fi . xi
4. Gunakan rumus mean untuk data berkelompok
Contoh:
Interval xi fi fi . xi
50 -59 54,5 3 163,5
60-69 64,5 16 1.032
70-79 74,5 21 1.564,5
80-89 84,5 8 676
jumlah 48 3.436
∑ 𝑓𝑖 . 𝑥𝑖 3.463
𝑥̅ = ∑ 𝑓𝑖
= = 71,58
48
b. Modus
Modus (mode) ialah nilai datum yang memiliki frekuensi tertinggi dalah suatu distribusi. Modus
berguna sebagai alat distribusi (gambaran) yang cepat tetapi kasar.
Cara menentukan modus sebagai berikut.
- Susun data ke dalam suatu tabel distribusi
- Cari datum yang paling tinggi frekuensinya
Contoh :
70 76 75 69 65 60 70 76 74 80
76 78 76 80 60 65 75 76 70 76
Kita susun data di atas ke dalam tabel distribusi berikut.
Nilai 60 65 69 70 74 75 76 78 80
frekuensi 2 2 1 3 1 2 6 1 2
Modus dari nilai ulangan harian Sosiologi adalah 76 krena 76 memiliki frekuensi tertinggi, yaitu 6
Sebuah distribusi data bisa memiliki lebih dari satu modus. Jika distribusi tersebut memiliki
hanya satu modus, maka disebut unimodus. Distribusi yang memiliki dua modus, modusnya
disebut bimodus, dan jika lebih dari dua modus disebut multilodus. Namun, jika distribusi
tersebut memiliki nilai dengan frekuensi yang sama, maka distribusi tersebut tidak memiliki
modus.
c. Median
Median adalah suatu nilai yang membagi data yang telah diurutkan ke dalam dua bagian yang
sama besar. Ada 2 cara perhitungan :
- Jika banyaknya data n ganjil, maka mediannya adalah nilai data yang di tengah
𝑛+1
Median = x
2
Contoh :
Berat badan 11 siswa kelas X adalah sebagai berikut.
72 70 71 64 66 70 64 65 70 65 68
Untuk mencari median data di atas, kita urutkan datanya terlebih dahulu:
64 64 65 65 66 68 70 70 70 71 72
X6
11+1
Median = X 2
12
=X 2
= X6 = 68
- Jika banyaknya data n genap, maka mediannya adalah rataan dari 2 nilai data yang di tengah
1 𝑛 𝑛
Median = 2 ( 𝑋 2 𝑋 2 + 1)
Contoh :
1. Data : 5,6,7,8,9,10
Data tersebuut telah urut, maka kita dapat langsung menggunakan rumus median.
1 6 6
Median = 2 (𝑋 2
+𝑋2+1)
1
= (X3 + X4)
2
1
= (7+ 8) = 7,5
2
2. Perhatikan data tentang nilai ujian Sosiologi pada Tabel 6.2
1 48 48
Median = 2 (𝑋 2
+𝑋 2
+1)
1
= (X24 + X25)
2
1
= 2
( 71 + 71)
= 71
Cara melihat nilai X24 dan X25 pada Tabel 6.2.
Perhatikan baris f kumulatif yang bernilai 25
Baris itu memuat nilai ujian 71 dan frekuensi 3
Berarti, data ke 25, 24, 23 adalah 71
Jadi, X24 = 71 dan X25 = 71
apabila nilai r semakin mendekati -1 atau +1 berarti derajat hubungan antara dua
variabel semakin besar. Namun, apabila r semakin mendekati 0, maka hubungan antar
variabel semakn kecil.
Contoh:
1. Peneliti ingin meneliti ‘Pengaruh Bimbingan Belajar terhadap Prestasi Siswa’. Data
diambil dari frekuensi mengikuti bimbingan belajar terhadap nilai rata-rata siswa
(lihat Tabel 6.12)