Anda di halaman 1dari 7

SKENARIO A BLOK 28

dr. Thamrin, dokter di RSUD yang terletak sekitar 40 km dari Palembang. Sekitar 100
meter dari RSUD, terjadi kecelakaan lalu lintas. Mobil minibus yang melaju dengan
kecepatan tinggi menabrak pohon beringin. Bagian depan mobil hancur, kaca depan pecah.
Sang sopir, satu-satunya penumpang mobil terlempar keluar melalui kaca depan.
dr. Thamrin yang mendengar tabrakan langsung pergi ke tempat kejadian dengan
membawa peralatan tatalaksana trauma seadanya. Di tempat kejadian, terlihat sang sopir,
laki-laki 30 tahun, tergeletak dan merintih, mengeluh dadanya sesak, nyeri di dada kanan dan
nyeri paha kiri.
Melalui pemeriksaan sekilas, didapatkan gambaran:
- Pasien sadar tapi terlihat bingung, cemas dan kesulitas bernapas
- Tanda vital: laju respirasi: 38x/menit, nadi: 120x/menit; lemah, TD: 85/60 mmHg
- Wajah dan bibir terlihat kebiruan, konjungtiva anemis (+)
- Kulit pucat, dingin, berkeringat dingin
- Terlihat deformitas di paha kiri
- GCS: 13 (E: 3, M: 6, V: 4)
Setelah melakukan penanganan seadanya, dr. Thamrin langsung membawa sang sopir
ke UGD, setelah penanganan awal di UGD RSUD, pasien dipersiapkan untuk dirujuk ke
RSMH.
Klarifikasi Istilah
1. Trauma: semua jenis kekerasan yang menimpa tubuh sehingga terjadi kerusakan
atau gangguan pada struktur dan fungsi jaringan atau organ yang terkena.
2. Merintih: mengeluh atau mengesah karena kesakitan dan sebagainya.
3. Sesak (dyspnea): kondisi dimana dibutuhkan usaha berlebih untuk bernafas dan
aktivitas bernafas menjadi aktivitas sadar.
4. Nyeri: suatu sensasi subjektif yang merupakan suatu tanda sedang atau telah
terjadinya kerusakan jaringan.
5. Deformitas: kelainan bentuk.
6. GCS (Glasgow Coma Scale): skala yang dipakai untuk menentukan atau menilai
tingkat kesadaran pasien, mulai dari sadar sepenuhnya sampai keadaan umum.
7. Konjungtiva anemis: suatu kondisi konjungtiva terlihat pucat, yang merupakan
tanda anemia
8. Memar (kontusio): jejas pada suatu bagian tanpa pemecahan kulit akibat benda
tumpul
9. Distensi vena jugularis: peningkatan JVP
10. Krepitasi: suara atau perasaan bergerak, gemeretak, seperti bila menggesekkan
ujung-ujung tulang yang patah.
11. Defans muskular: nyeri tekan pada seluruh lapangan abdomen, ditemukan perut
tegang dan adanya tahanan dari otot perut.
12. Hematoma: pengumpulan darah setempat, umumnya menggumpal dalam organ,
rongga atau jaringan akibat pecahnya dinding pembuluh darah.

Pemeriksaan Fisik
Kepala :
 terdapat luka lecet di dahi dan pelipis kanan diameter 2-4 cm
 Yang lain dalam batas normal
Thoraks :
 Inspeksi
o Gerakan dinding dada asimetris, kanan tertinggal, frekuensi napas 40 x/menit
o Tampak memar di sekitar dada kanan bawah sampai ke samping
o Trakea bergeser ke kiri, vena jugularis distensi
 Auskultasi
o Bunyi nafas kanan melemah, bising nafas kiri terdengar jelas
o Bunyi jantung terdengar jelas, cepat, frekunesi 110x/menit
 Palpasi
o Nyeri tekan pada dada kanan bawah, sampai ke samping (lokasi memar)
o Krepitasi pada costae 9,10,11 kanan depan
 Perkusi: kanan hipersonor, kiri sonor
Abdomen
 Inspeksi:
o Dinding perut datar
 Auskultasi
o Bising usus: melemah
 Perkusi
o Nyeri ketok (+)
 Palpasi
o Nyeri tekan (+) defanse muscular (+)
Ekstremitas
 Paha kiri
o Inspeksi
 Tampak deformitas, memar, hematoma pada paha tengah kiri
o Palpasi
 Nyeri tekan, krepitasi (tidak boleh diperiksa)
o ROM
 Pasif: limitasi gerakan
 Aktif: limitasi gerakan

II. Identifikasi Masalah

1. dr. Thamrin, dokter di RSUD yang terletak sekitar 40 km dari Palembang. Sekitar 100
meter dari RSUD, terjadi kecelakaan lalu lintas. Mobil minibus yang melaju dengan
kecepatan tinggi menabrak pohon beringin. Bagian depan mobil hancur, kaca depan
pecah. Sang sopir, satu-satunya penumpang mobil terlempar keluar melalui kaca
depan.
a. Apa saja kemungkinan trauma yang dialami oleh supir mobil minibus tersebut?
1,2,3
b. Bagaimana mekanisme trauma yang dialami oleh supir mobil minibus tersebut?
4,5,6
2. dr. Thamrin yang mendengar tabrakan langsung pergi ke tempat kejadian dengan
membawa peralatan tatalaksana trauma seadanya. Di tempat kejadian, terlihat sang
sopir, laki-laki 30 tahun, tergeletak dan merintih, mengeluh dadanya sesak, nyeri di
dada kanan dan nyeri paha kiri.
Melalui pemeriksaan sekilas, didapatkan gambaran:
- Pasien sadar tapi terlihat bingung, cemas dan kesulitas bernapas
- Tanda vital: laju respirasi: 38x/menit, nadi: 120x/menit; lemah, TD: 85/60 mmHg
- Wajah dan bibir terlihat kebiruan, konjungtiva anemis (+)
- Kulit pucat, dingin, berkeringat dingin
- Terlihat deformitas di paha kiri
- GCS: 13 (E: 3, M: 6, V: 4)
a. Apa saja peralatan untuk tatalaksana awal pada trauma kecelakaan sesuai kasus?
7,8,9
b. Apa makna klinis merintih dan mengeluh dadanya sesak? 1,2,3
c. Apa interpretasi dan mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan umum? 4,5,6
e. Apa kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik umum di atas? (syok atau tidak?)
7,8,9
f. (bila syok) Apa tatalaksana syok pada trauma terkait kasus? 1,2,3
3. Setelah melakukan penanganan seadanya, dr. Thamrin langsung membawa sang sopir
ke UGD, setelah penanganan awal di UGD RSUD, pasien dipersiapkan untuk dirujuk
ke RSMH.
a. Bagaimana persiapan mobilisasi pasien trauma dari TKP ke UGD? (spine board dll)
4,5,6
b. Apa saja yang dilakukan pada penanganan awal pada trauma kecelakaan sebelum
dirujuk? 7,8,9
c. Apa saja yang harus dipersiapkan selama perjalanan menuju RSMH? (misal obat
anti nyeri, oksigen dll) 1,2,3
Stabilkan pasien dan informed consent rujuk
- Perlengkapan non medis

- Perlengkapan medis
d. Apa indikasi rujuk pada pasien tersebut? 4,5,6
- Perlengkapan
- Tenaga medis

4. Pemeriksaan Fisik
Kepala :
 terdapat luka lecet di dahi dan pelipis kanan diameter 2-4 cm
 Yang lain dalam batas normal
Thoraks :
 Inspeksi
o Gerakan dinding dada asimetris, kanan tertinggal, frekuensi napas 40 x/menit
o Tampak memar di sekitar dada kanan bawah sampai ke samping
o Trakea bergeser ke kiri, vena jugularis distensi
 Auskultasi
o Bunyi nafas kanan melemah, bising nafas kiri terdengar jelas
o Bunyi jantung terdengar jelas, cepat, frekunesi 110x/menit
 Palpasi
o Nyeri tekan pada dada kanan bawah, sampai ke samping (lokasi memar) 
trauma pada dada (kontusio)
o Krepitasi pada costae 9,10,11 kanan depan  fraktur costae
 Perkusi: kanan hipersonor, kiri sonor  pneumothoraks dekstra
Abdomen
 Inspeksi:
o Dinding perut datar
 Auskultasi
o Bising usus: melemah
 Perkusi
o Nyeri ketok (+)
 Palpasi
o Nyeri tekan (+) defanse muscular (+)
Ekstremitas
 Paha kiri
o Inspeksi
 Tampak deformitas, memar, hematoma pada paha tengah kiri  ada
keterlibatan sendi (hip joint) : dislokasi hip joint
o Palpasi
 Nyeri tekan, krepitasi (tidak boleh diperiksa)  fraktur femur
o ROM
 Pasif: limitasi gerakan
 Aktif: limitasi gerakan
a. Apa interpretasi dan mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan fisik regio
kepala? (sertakan foto dan topografi) 7,8,9

b. Apa interpretasi dan mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan fisik regio
thoraks? (sertakan foto dan topografi) 1,2,3
Pneumothoraks

c. Apa interpretasi dan mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan fisik regio
abdomen? (sertakan foto dan topografi) 4,5,6
Acute abdomen

d. Apa interpretasi dan mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan fisik regio
ekstremitas? (sertakan foto dan topografi) 7,8,9
Saran: x ray 2 posisi 2 sendi 2 periode

e. Apa kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik spesifik di atas? 1,2,3


Tension pneumothoraks dextra, acute abdomen, fraktur femur tertutup sinistra dan
dislokasi hip joint sinistra

5. a. Apa pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan? 4,5,6


CT Scan kepala
Fototoraks  evaluasi
FAST  melihat cedera organ
X- Ray femur  evaluasi fraktur

b. Apa komplikasi trauma pada kasus? 7,8,9

c. Bagaimana prognosis pasien pada kasus? 1,2,3


Quo ad vitam: dubia ad bonam
Quo ad functionam: dubia ad bonam
Quo ad sanationam: dubia ad bonam

d. Apa SKDI kasus tersebut? 4,5,6


Kompetensi III

Learning Issue
1. Anatomi dan Trauma Kepala (terkait kasus) 1,2,
2. Anatomi dan Trauma Thoraks (terkait kasus) 3,4,9
3. Anatomi dan Trauma Abdomen (terkait kasus) 5,6
4. Anatomi dan Fraktur Femur (terkait kasus) 7,8
5. Syok obstruktif (dan cari perbedaan dan kriterianya ya) 1,2,3,4,5,6,7,8,9

Hipotesis

Supir mobil minibus, laki-laki, 30 tahun, mengalami syok obstruktif dengan multiple trauma
(trauma kepala, tension pneumothoraks dextra, acute abdomen, fraktur femur tertutup
sinistra) akibat kecelakaan lalu lintas.

Anda mungkin juga menyukai