Anda di halaman 1dari 2

SINDROMA ULKUS PADA GENITAL

Fianirazha Primesa Caesarani, S.Ked


Pembimbing : dr. Fitriani, Sp.KK, FINSDV
Bagian/Departemen Dermatologi dan Venereologi
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang

PENDAHULUAN
Penegakkan diagnosis pasien infeksi menular seksual (IMS) dilakukan
berdasarkan pendekatan kelompok sindroma klinis yaitu gejala utama duh, ulkus dan
vegetasi. Ulkus genital adalah diskontinuitas kutaneous atau diskrit mukosa yang
melibatkan alat kelamin, perineum, atau jaringan sekitarnya. Pada sindroma ulkus
genital dapat ditemukan adanya lesi ulseratif/erosif/pustular atau lesi genital vesikular
dapat dengan atau tanpa limfadenopati selama perjalanan penyakit. Penyakit ulkus
genital atau genital ulcer disease (GUD) merupakan faktor risiko yang penting untuk
akuisisi seksual dan penularan human immunodeficiency virus (HIV), dan sekuele
jangka panjang yang serius dapat terjadi dari semua penyebab penyakit ulkus genital.1,2
Herpes simpleks genitalis (herpes genitalis) adalah penyebab paling umum dari
GUD di seluruh dunia, diikuti oleh sifilis, ulkus mole (chancroid), limfogranuloma
venereum (LGV), dan granuloma inguinale (GI atau donovanosis). Prevalensi kasus
ulkus genital pada pria Afrika tahun 2007 juga menunjukkan presentase terbanyak pada
herpes genital 158/605 (26,1%), diikuti oleh sifilis 35/605 (5,8%), ulkus mole 10/605
(1,7%) dan LGV 8/605 (1,3%). Sifilis, sebagai salah satu penyakit ulkus genital,
termasuk dalam 10 besar penyakit terbanyak dari bulan Januari-Desember 2017
berdasarkan kunjungan di poli infeksi menular seksual RSMH Palembang yaitu sebesar
4 pasien (0,03%) dari 141 pasien. 1,3
Insidensi setiap ulkus berbeda sesuai populasi dan daerah geografik. Insiden
sifilis di seluruh dunia pada tahun 1996 berkisar antara 0,04-0,52%. Insiden terendah di
Cina, sedangkan insiden tertinggi di Amerika Selatan. Di Indonesia insidennya yaitu
0,61%. Secara garis besar, diperkirakan 12 juta penduduk terinfeksi ulkus sifilis setiap
tahun, dan mayoritas infeksi terjadi di Afrika sub Sahara dan Asia Tenggara.3,4
Pada tahun 2002, sebanyak 18.392 kasus baru herpes genitalis dilaporkan di
Inggris, Wales dan Irlandia utara. Herpes genitalis tersebar secara kosmopolit dan
menyerang baik pria maupun wanita dengan frekuensi yang tidak berbeda. Infeksi
primer oleh virus herpes simpleks (HSV) tipe I biasanya dimulai pada usia anak-anak,

0
sedangkan infeksi HSV tipe II biasanya terjadi pada dekade II atau III, yang
berhubungan dengan peningkatan aktivitas seksual. Kasus tertinggi pada usia 20-24
tahun, pada pria 2053 per 100.000 penduduk dan wanita 93 per 100.000 penduduk.
Prevalensi HSV2 lebih tinggi di Eropa Utara dan Amerika Utara dibandingkan Eropa
Barat dan Selatan. Prevalensi tertinggi infeksi HSV2 pada wanita di Greenland, sebesar
57% pada usia 20-26 tahun dan 74% pada usia 25-39 tahun.5,6
Di Amerika Serikat, tidak ada laporan kasus sejak tahun 1987 akan tetapi pada
tahun 2001 dilaporkan 38 kasus. Pada tahun 2005 didapatkan 17 kasus.4,7
LGV akut lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita dengan
perbandingan 5:1 atau lebih.1
Ulkus GI sangat jarang terjadi. Tahun 1993-1997 di India, kasus donovanosis
sebesar 14% dari kasus ulkus genital yang berobat di klinik IMS, 15% merupakan HIV
positif.4
Pendekatan sindromik memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan
dengan pendekatan tradisional, walaupun masih diperlukan lebih banyak bukti untuk
merasionalisasi dan meyakinkan pembuat kebijakan. Dalam sebuah penelitian di Afrika
Selatan, didapatkan hasil bahwa protokol manajemen sindrom memberikan pengobatan
yang memadai untuk lebih dari 90% pasien dengan sindroma ulkus pada genital.1,7
Penegakan diagnosis didasarkan pada beberapa temuan klinis yang mengarah
pada karakteristik klinis penyakit pada sindroma ulkus genital. Tatalaksana pada
sindroma ulkus genital terdiri dari komunikasi-informasi-edukasi tentang penyakit dan
terapi farmakologi. Diperlukan rencana tatalaksana secara individual sesuai dengan
pola penyakit perorangan.
Referat ini membahas mengenai definisi, etiopatogenesis, manifestasi klinis,
diagnosis, diagnosis banding, pemeriksaan penunjang, tatalaksana, dan prognosis pada
penyakit sifilis, ulkus mole, herpes genitalis, LGV dan GI yang bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman mengenai pendekatan sindroma ulkus pada genital. Daftar
kompetensi bagi dokter umum mengenai penyakit-penyakit sindroma ulkus pada
genital yaitu 4A untuk herpes simpleks tanpa komplikasi serta sifilis stadium 1 & 2, 3A
untuk ulkus mole, dan 1 untuk LGV dan GI.

Anda mungkin juga menyukai