Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN HASIL BELAJAR MANDIRI

SKENARIO A BLOK 29 TAHUN 2017

ANALISIS MASALAH
1. Dr. merdu telah berpraktek mandiri di kecamatan ilaalang yang berpenduduk 35.000 jiwa
selama 5 tahun. Dr. Merdu minggu lalu baru kembali dari mengikuti seminar tentang topik
“menggapai SDG’s melalui nawacita” dan merasakan isi seminar tersebut sangat erat
dengan tugasnya sebagai pelaku kesehatan di desa. Dr. Merdu merasa kewajiban untuk
menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang berada di desanya
dan sejak itu dr. Merdu berpraktek dengan pendektana pelayanan Dokter Keluarga.
a. Apakah program Nawacita?
Nawacita, nawa (sembilan) dan cita (harapan, agenda, keinginan), adalah Sembilan
agenda prioritas pemerintahan presiden terpilih Indonesia tahun 2014-2019 yang terdiri
dari:
1) Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan
rasa aman pada seluruh warga negara melalui pelaksanaan politik luar negeri bebas-
aktif.
2) Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang
bersih, efektif, demokratis dan terpercaya
3) Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa
dalam kerangka negara kesatuan
4) Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum
yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya
5) Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui program Indonesia Pintar
dengan wajib belajar 12 tahun bebas pungutan; Program Indonesia Sehat untuk
peningkatan layanan kesehatan masyarakat; serta Indonesia Kerja dan Indonesia
Sejahtera dengan mendorong program kepemilikan tanah seluas Sembilan juta
hektar.
6) Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.
7) Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
8) Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum
pendidikan nasional.
9) Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui
penguatan kebhinekaan dan mencipatkan ruang dialog antar warga.
Pembangunan kesehatan Indonesia diwujudkan pada poin 5 yang akan dicapai melalui
Program Indonesia Sehat.

b. Bagaimana syarat dan tujuan menjadi dokter keluarga?


Tujuan pelayanan kedokteran keluarga adalah terselesaikannya masalah kesehatan
keluarga dan terciptanya keluarga yang partisipatif, sehat sejahtera badan, jiwa dan sosial
yang memungkinkan setiap anggota keluarga hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

c. Apa perbedaan dokter praktik umum dan dokter praktik dengan pendekatan dokter
keluarga?
Dokter Praktek Umum Dokter Keluarga
Cakupan Pelayanan Terbatas Lebih luas
Menyeluruh, paripurna,
Sifat Pelayanan Sesuai Keluhan bukan sekedar yang
dikeluhkan
Kasus per kasus dengan
Kasus per kasus dengan
Cara Pelayanan berkesinambungan
pengamatan sesaat
sepanjang hayat
Lebih ke arah pencegahan,
Lebih kuratif hanya untuk
Jenis Pelayanan tanpa mengabaikan
penyakit tertentu
pengobatan dan rehabilitasi
Lebih diperhatikan dan
Peran Keluarga Kurang dipertimbangkan
dilibatkan
Promotif dan Pencegahan Tidak jadi perhatian Jadi perhatian utama
Dokter-pasien-teman
Hubungan Dokter-Pasien Dokter-pasien
sejawat dan konsultan
Secara individual sebagai
Awal Pelayanan Secara individual bagian dari keluarga
komunitas dan lingkungan
2. Dua hari yang lalu dr. Merdu mendapatkan ibu Lili yang dirujuk balik oleh RSUD
Kabupaten dengan diagnosis “Stroke ec Hipertensi” dan diminta untuk melanjutkan
pengobatan untuk pasien tersebut. Pasien sangat berharap untuk tidak kembali dirawat di
RSUD Kabupaten. Dengan berpegangan pada sistem rujukan di era JKN dan bekal Ilmu
Kedokteran Keluarga, dr Merdu melakukan penatalaksanaan terhadap Ibu Lili dengan
pendekatan pelayanan dokter keluarga.
a. Bagaimana sistem rujukan di era JKN?

Sistem rujukan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang sesuai kebutuhan


medis, yaitu
a. Dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama oleh fasilitas kesehatan tingkat
pertama
b. Jika diperlukan pelayanan lanjutan oleh spesialis, maka pasien dapat dirujuk ke
fasilitas kesehatan tingkat kedua
c. Pelayanan kesehatan tingkat kedua di faskes sekunder hanya dapat diberikan atas
rujukan dari faskes primer.
d. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga di faskes tersier hanya dapat diberikan atas
rujukan dari faskes sekunder dan faskes primer.
Pelayanan kesehatan di faskes primer yang dapat dirujuk langsung ke faskes tersier
hanya untuk kasus yang sudah ditegakkan diagnosis dan rencana terapinya, merupakan
pelayanan berulang dan hanya tersedia di faskes tersier.
Ketentuan pelayanan rujukan berjenjang dapat dikecualikan dalam kondisi terjadi
keadaan gawat darurat, bencana, kekhususan permasalahan kesehatan pasien,
pertimbangan geografis dan pertimbangan ketersediaan fasilitas.
3. Sebagai dokter yang berpraktek sebagai dokter keluarga, dr merdu menerapkan prinsip-
prinsip, Karakteristik, Standar dan Kompetensi Kedokteran Keluarga (sesuai dengan WHO,
WONCA), konsep dasar dan pendekatan pelayanan kedokteran keluarga sebagai landasan
dalam bertugas sebagai dokter yang berpraktek di Kecamatan Ilalang.
a. Apa saja prinsip-prinsip kedokteran keluarga?
1) Komprehensif dan holistik
2) Kontinu
3) Mengutamakan pencegahan
4) Koordinatif dan kolaboratif
5) Personal sebagai bagian integral dari keluarganya
6) Mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan tempat tingal
7) Menjunjung tinggi etika, moral dan hukum
8) Sadar biaya dan sadar mutu
9) Dapat diaudit dan dipertangungjawabkan

4. Dengan menggunakan konsep-konsep genogram, Mandala of Health, Konsep Bloom,


Konsep L.Green, Komunikasi Individu dan keluarga serta APGAR dr Merdu bertekad untuk
melakukan penatalaksanaan yang bersifat promotif dan preventif untuk penyakit Ibu Lili di
seluruh keluarga yang ada di kecamatannya.
a. Bagaimana konsep dari genogram?
Genogram adalah suatu alat bantu berupa peta skema dari silsilah keluarga pasien yang
berguna bagi pemberi layanan kesehatan untuk segera mendapatkan informasi tentang
nama anggota keluarga pasien, kualitas hubungan antar anggota keluarga. Genogram
merupakan bagian dari fungsi keturunan dalam pelayanan dengan pendekatan kedokteran
keluarga. Fungsi keturunan (genetic) dinilai dari genogram keluarga. Menunjukkan
adanya penyakit keturunan ataukah penyakit menular dalam keluarga. Apabila keduanya
tidak ditemukan, berarti dalam keadaan baik.

b. Bagaimana konsep dari Komunikasi Individu dan keluarga?

c. Apa saja tindakan preventif pada kasus ini bagi seluruh keluarga yang ada di Kecamatan
Ilalang?
Hipertensi dapat menyebabkan gangguan organ seperti contoh pada skenarioa yaitu
stroke, oleh karena itu dokter dan tenaga kesehatan di kecamatan tersebut harus
melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan hipertensi. Pencegahan primer
yaitu kegiatan untuk menghentikan atau mengurangi faktor risiko hipertensi sebelum
penyakit hipertensi terjadi, melalui promosi kesehatan seperti diet yang sehat dengan cara
makan cukup sayur-buah, rendah garam dan lemak, rajin melakukan aktifitas dan tidak
merokok. Melakukan encegahan sekunder yang lebih ditujukan pada kegiatan deteksi
dini untuk menemukan penyakit dengan melakukan pengukuran tekanan darah pasien
secara teratur. Bila ditemukan masalah kesehatan, maka dapat dilakukan pengobatan
secara dini. Sementara pencegahan tertier difokuskan pada upaya mempertahankan
kualitas hidup penderita. Pencegahan tertier dilaksanakan melalui tindak lanjut dini dan
pengelolaan hipertensi yang tepat serta minum obat teratur agar tekanan darah dapat
terkontrol dan tidak memberikan komplikasi seperti penyakit ginjal kronik, stroke dan
jantung. Penanganan respon cepat juga menjadi hal yang utama agar kecacatan dan
kematian dini akibat penyakit hipertensi dapat terkendali dengan baik.

5. Dr Merdu berdiskusi dan meminta pendapat Anda sebagai pelaku kesehatan yang memiliki
kewajiban yang sama, untuk melakukan penatalaksanaan terhadap Ibu Lili dengan
penatalaksanaan pelayanan Dokter Keluarga
a. Apa saja yang didiskusikan oleh dokter keluarga dan dokter umum?
Mengenai pelayanan kesehatan dengan menerapkan pendekatan dokter keluarga
sehingga upaya yang dilakukan melibatkan pasien sebagai bagian dari keluarganya.

HIPOTESIS
Dr merdu berupaya untuk meningkatkan pelayanan dokter keluarga pada kasus stroke ec
hipertensi

LEARNING ISSUES
1. Konsep, prinsip, pendidikan, dan pencegahan
2. Prinsip-prinsip karakteristik standar dan kompetensi kedokteran keluarga
Prinsip-prinsip pelayanan/pendekatan kedokteran keluarga adalah memberikan/mewujudkan:
1) Pelayanan yang holistik dan komprehensif
2) Pelayanan yang kontinu
3) Pelayanan yang mengutamakan pencegahan
4) Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif
5) Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integrasi dari keluarganya.
6) Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan
tempat tinggalnya.
7) Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum.
8) Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertanggungjawabkan.
9) Pelayanan yang sadar biaya dan mutu.
Karakteristik pelayanan kedokteran keluarga adalah pelayanan kesehatan/asuhan medik yang:
─ Didukung oleh pengetahuan kedokteran mutakhir;
─ Dilakukan secara paripurna (comprehensive), terpadu (integrated), menyeluruh
(holistic), berkesinambungan (sustainable);
─ Terhadap semua keluhan dan pengguna jasa pelayanan kesehatan (PJPK) sebagai
komponen keluarganya;
─ Dengan tidak memandang umur, jenis kelamin dan sesuai dengan kemampuan yang
ada.
Kompetensi dokter keluarga seperti yang tercantum dalam Standar Kompetensi Dokter
Keluarga yang disusun oleh Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia tahun 2006 adalah:
1) Kompetensi dasar
a. Keterampilan Komunikasi Efektif
b. Keterampilan Klinis Dasar
c. Keterampilan menerapkan dasar-dasar ilmu biomedis, ilmu klinis, ilmu perilaku,
dan epidemiologi dalam praktik kedokteran keluarga.
d. Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun
masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik, berkesinambungan,
terkoordinasi, dan bekerja sama dalam konteks Pelayanan Kesehatan Primer.
e. Memanfaatkan, menilai secara kritis, dan mengelola informasi.
f. Mawas diri dan pengembangan diri/belajar sepanjang hayat.
g. Etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik.
2) Ilmu dan Keterampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Utama
a. Bedah
b. Penyakit Dalam
c. Kebidanan dan Penyakit kandungan
d. Kesehatan Anak
e. THT
f. Mata
g. Kulit dan Kelamin
h. Psikiatri
i. Saraf
j. Kedokteran Komunitas
3) Keterampilan Klinis Layanan Primer Lanjut
a. Keterampilan melakukan “health screening”
b. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut
c. Membaca hasil EKG
d. Membaca hasil USG
e. BTLS, BCLS, dan BPLS
4) Keterampilan pendukung
a. Riset
b. Mengajar Kedokteran keluarga
5) Ilmu dan Keterampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Pelengkap
a. Semua cabang ilmu kedokteran lainnya
b. Memahami dan menjembatani pengobatan alternatif
6) Ilmu dan Keterampilan Manajemen Klinik Dokter keluarga

DAFTAR PUSTAKA
Abrori, 2010. Perbedaan antara Dokter dan Dokter Keluarga. Diunduh dari
http://blog.unila.ac.id/hadinata/2010/06/12/perbedaan-antaradokter-dan-dokter-
keluarga/. (Diakses 6 November 2017).
Azwar, A. 1996. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. Jakarta: Yayasan Penerbit Ikatan
Dokter Indonesia.
BPJS Kesehatan. 2015. Panduan Praktis Sistem Rujukan Berjenjang. Diunduh dari https://bpjs-
kesehatan.go.id/ (Diakses 6 November 2017).
Family Medicine Team of FM-UGM, FM-UNS, FM-UI, and PDKI Pusat Jakarta. 2009. Family
Medicine Education and Development in National Health System. Yogyakarta : Center
of Family Medicine.
Trisna, D.V., N.N. Rifki, D. Pardede, P. Bachtiar, I.S. Widyahening, I.I. Fujiati dan B. Ali.
2006. Buku Standar Pelayanan Dokter Keluarga. Depok: Perhimpunan Dokter Keluaga
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai