Oleh:
Evlin Kohar, S.Ked 04054821820019
Fianirazha Primesa Caesarani, S.Ked 04054821820111
M. Taufan Kurniawan, S.Ked 04054821820112
Pembimbing:
dr. Achmad Ridwan, MO, M.Sc
0
A. SOAL OUTBREAK
Di pagi tanggal 1 November, 1979, selama perjalanan haji ke Mekkah, epidemiologist
ditugaskan untuk menyelidiki kasus sakit perut dan diare yang dialami misi Kuwait medical di
holy masjid sebelum mengelilingi Ka’bah. Dia telah mempelajari bahwa kejadian yang sama
telah berkembang ke anggota misi. Pada malam ke Mina dia berinisiatif untuk melakukan
penyelidikan.
1. Informasi apa anda butuhkan untuk memutuskan apakah ini sebuah epidemik?
1
- Untuk penyakit/ kondisi yang lain, umumnya ada data setempat yang
tersedia – catatan keluar dari rumah sakit, statistik kematian, register kanker
atau cacat lahir, dll.
- Bila data lokal tidak ada, dapat digunakan rate dari wilayah di dekatnya atau
data nasional, atau alternativ lain menyelenggarakan survei lewat telpon
kepada dokter-dokter untuk menentukan apakah mereka mengetahui
banyaknya kasus yang luar biasa
2
luar biasa (KLB atau unusual event), bila penanggulangannya membutuhkan bantuan
Pusat.
4. Buat daftar kategori penyakit secara garis besar yang harus dipertimbangkan
sebagai diagnosa banding dari outbreak penyakit gastrointestinal.
Diagnosis banding
1. Gastroenteritis akut e.c infeksi bakteri
2. Gastroenteritis akut e.c infeksi parasit
3. Keracunan makanan
4. Demam tifoid
Menurut agen penyakit
Berdasarkan penyebab penyakit bisa dibedakan menjadi penyebab bakteri, parasit,
virus.
Bakteri: Eschericia coli, Salmonella typhii, Salmonella paratyphii A/B/C,
Salmonella spp, Shigella dysentriae, Shigella flexneri, Vibrio cholerae, Vibrio
parachemolyticus, Clostridium perfringens, Campylobacter (Helicobacter) jejuni,
Staphylococcus spp, Streptococcus spp, Yersinia intestinalis, Coccidosis.
Parasit
Protozoa: Entamoeba hystolitica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis, Isospora
sp.
3
Cacing: Ascaris lumbricoides, Ancylostoma duodenale, Necator americanus,
Trichuris trichiura, Oxyuris vermicularis, Taenia saginata, Taenia sollium
Virus: Rotavirus, Adenovirus, Norwalk virus
6 – 24 jam,
Clostridium Daging, makanan kaleng
biasanya Diare, sakit perut, mual
perfringens yang terkontaminasi
10 -12 jam
4
Bubur kaleng dan puding
Bacillus cereus 1 – 6 jam Diare, muntah, mual
yang terkontaminasi
5
Informasi identitas responden (anggota misi Kuwait) mencakup :
- Nomor
- Nomor kartu identitas
- Nama lengkap minimal dua suku kata
- Tanggal lahir/umur
- Jenis kelamin
- Ras
Informasi faktor risiko (penyebab)
- Pukul berapa anggota missi makan
- Apa jenis makanan yang dimakan anggota
- Berapa banyak makanan yang dimakan angggota
- Apakah ada makanan yang dibawa pulang
- Apakah anggota ada mengonsumsi makanan lain diluar makanan yang biasa
dikosumsi dalam kurun waktu tiga hari terakhir ini
- Apakah jenis makanan yag dikonsumsi sebelumnya
- Apa ada makanan lain yang dikonsumsi setelah makan makanan di Minah
Informasi klinis (gejala, onset, lama gejala, lab)
- Kapan gejala pertama muncul
- Apa gejala yang muncul
- Berapa lama gejala tersebut muncul
- Apakah gejala hilang dengan sendirinya
- Apakah angota pernah mengalami gejala yang sama sebelumnya
- Apakah angggota mengosumsi obat untuk menghilangka gejala
7. Hitung attack rate yang makan dan yang tidak makan. Apa yang anda
simpulkan ? Lihat tabel 6.8.
Investigator menentukan bahwa 64 kasus mulai sakit selama perjalanan haji, semua
yang telah makan siang di Arafah pada pukul 2.00 p.m. pada 31 Oktober. 15 anggota
missi tidak makan siang: tidak ada yang sakit.
Tabel 6.8 informasi yang telah dikumpulkan oleh investigator. Dua anggota yang
sakit sebelum 31 Oktober telah dikeluarkan. 15 anggota yang tidak makan tidak
termasuk dalam tabel tersebut.
Menentukan Attack Rate:
6
Rumus Attack Rate (AR): Jumlah penyakit baru
------------------------------------------------------------------------ k
Jumlah populasi berisiko (dalam waktu wabah berlangsung)
64
Attack rate (anggota missi yang makan) : 112 X 100% = 57,14%
15
Attack rate (anggota missi yang tidak makan) : 112X100% = 13,39%
Keterangan Kurva:
Min 3 jam
Max 33 jam
Mean 13 jam
Median 13,5 jam
Modus 13 jam
Range 30 jam
Standar Deviasi 3,27
CI 95% 0,05
7
9. Adakah kasus yang waktu timbulnya sakit tampak tidak konsisten? Jelaskan !
Ada. Rerata waktu yang diperlukan dari makan hingga timbulnya keluhan adalah
sekitar 6-24 jam. Tetapi ada keluhan dari penderita yang muncul kurang dari 6 jam
atau lebih dari 24 jam.
31 36 M Oct,31 5 X x x D C BS
p.m
77 28 M Oct,31 5 X x D C
p.m
75 45 M Nov.1 5 pm X x X D BS
95 40 M Nov.1 11pm X x X D C
8
silang dari suatu makanan kepada yang lain, kesalahan saat mengambil suatu
anamnesa, kesalahan mengambil sampel, kemungkinan adanya gejala psikosomatis
pada individu yang diwawancarai.
Selain itu, kesalahan juga sering terjadi pada pembuatan kurva epidemik adalah
penetapan interval waktu. Pemilihan interval waktu yang terlalu panjang akan
menyembunyikan perbedaan kecil pada distribusi sehingga menyembunyikan puncak
kasus sedangkan pemilihan interval yang terlalu pendek akan menimbulkan puncak
palsu.
Masa Inkubasi
14
12
10
Jumlah kasus
6
Masa Inkubasi
4
31 Oktober 1 November
9
11. Tentukan atau hitung minimum, maksimum, mean, median, mode, range , standar
deviasi priode inkubasi.
Min 3 jam
Max 33 jam
Mean 13 jam
Modus 13 jam
Range 30 jam
Range = Nilai maksimum – Nilai minimum
CI 95% 0,05
10
Dilihat dari median inkubasinya selama 13,5 jam, kemungkinan organisme penyebab
timbulnya gejala atara lain Salmonella spp., Clostridium perfringens, Streptococcus faecalis,
dan Enterococcus.
11
12
13
Pertanyaan 13a. Dengan mengunakan riwayat mengkonsumsi makanan pada tabel 6.8.
lengkapi item 7 dari form laporan appendix F ” Penyelidikan out break Keracunan
makanan”
Food specific attack rate (item 7 Form investigasi outbreak karena makanan)
Food Jumlah orang yang makan spesifik Jumlah orang yg tidak makan
item food spesifik food
disajikan
Sakit Sehat Total Attack Sakit Sehat Total Attack
rate Rate
Nasi 62 31 93 66,7% 2 0 2 100%
Daging 63 25 88 71,6% 1 6 7 14,3%
Saus 51 26 77 66,2% 13 5 18 72,2%
Tomat
Daging
Sakit Sehat Total
Makan 63 25 88
Tidak 1 6 7
makan
Hitung RR
RR = (a/a+b)/(c/c+d) = (63/88) / (1/7) = 5
Makna: orang yang makan daging 5 kali lebih mungkin terkena gastroenteritis daripada yang
tidak makan daging.
14
Saus tomat
Sakit Sehat Total
Makan 51 26 77
Tidak 13 5 18
makan
Hitung RR
RR = (a/a+b)/(c/c+d) = (51/77) / (13/18) = 0,92
Pertanyaan 14. Buat rencana penyelidikan lebih lanjut yang mana harus dilakukan.
Buat daftar satu atau beberapa faktor yang dapat mengakibatkan kontaminasi
makanan.
Rencana penyelidikan lebih lanjut
Melakukan studi epidemiologi, lingkungan dan laboratorium (sampel pangan dan spesimen
darah, tinja);
Selidiki sumber yang mungkin menjadi penyebab atau merupakan faktor yang ikut berperan
Ambil specimen dan sampel pemeriksa di laboratorium
Melakukan tindakan penanggulangan dan pencegahan
Tentukan cara penanggulangan yang paling efektif.
Lakukan surveilence terhadap penyakit dan faktor lain yang berhubungan.
Tentukan cara pencegahan dimasa akan datang
Mengkomunikasikan temuan
Mengevaluasi dan meneruskan surveilans
Faktor terjadinya suatu outbreak
a. Herd immunity yang rendah adalah daya tahan masyarakat terhadap penyebran penyakit
infeksi karena sebagian besar anggota masyarakat memiliki kekebalan terhadap penyakit
infeksi tersebut. Dalam keadaan tertentu herd immunity ini bisa menurun sehingga terjadi
wabah.
15
b. Patogenesis adalah kemampuan bibit penyakit untuk dapat menimbulkan suatu penyakit.
c. Lingkungan yang buruk adalah seluruh kondisi yang terdapat disekitar mikroorganisme
tetapi mempengaruhi kehidupan atau perkembangan mikroorganisme tersebut.
Pertanyaan 15. Dalam konteks outbreak, apa tindakan pengendalian akan anda
rekomendasikan?
Jika sumber wabah sudah diketahui maka kita dapat melakukan pengendalian awal pada
agent, sumber atau reservoir, misalnya menghilangkan/memusnahkan makanan terinfeksi,
memindahkan penjamah makanan, melakukan pengobatan dan perawatan anggota misi yang
sakit oleh tenaga medis. Perlu juga dilakukan pencarian apakah masih ada kasus baru lainnya.
Setelah dilakukan penanganan dan pengendalian awal, lakukan evaluasi mengenai proses
pengolahan, penyajian dan pendistribusian makanan. Hal yang penting juga perlu diberikan
penyuluhan kepada pihak penyedia jasa makanan dan para anggota misi.
Seharusnya dilakukan pemeriksaan sampel sisa makanan, terutama daging yang
dicurigai sebagai penyebab munculnya outbreak. Tetapi pada kasus ini tidak ada sisa makanan
dan kurangnya fasilitas laboratorium. Selain itu, dapat pula dilakukan pencegahan sekunder
agar tidak terjadi kasus serupa lagi misalnya dengan imunisasi.
16
Alasan mengapa penting ditarik pelajaran dari outbreak ini adalah untuk meningkatkan
kewaspadaan terutama terhadap kebersihan yang dapat berdampak besar pada kesehatan. Hal
tersebut juga dapat mengganggu aktivitas para anggota saat menunaikan ibadah haji. Selain itu,
hal ini penting untuk pihak penyedia jasa makanan mengenai manajemen pengolahan makanan
yang baik dan higienis agar tidak terjadi lagi kasus keracunan makanan di waktu mendatang.
17
LATIHAN PWS
PWS CAMPAK
Jumlah kasus baru penyakit campak yang berobat ke puskesmas menurut gol. umur
Kab.Muaraenim, tahun 2001
1. Buat grafik trend perbulan selama 2001-2004 dan interpretasikan
Jawab :
th 2001-2004
200
150
100
th 2001-2004
50
0
J M M Jl S N J M M Jl S N J M M Jl S N J M M Jl S N
Interpretasi :
Grafik diatas menunjukan terjadi peningkatan kejadian (epidemi/KLB) penyakit campak
pada bulan Mei 2001 sebesar 185 kasus, bulan September dan Oktober tahun 2002,
Oktober tahun 2003, dan Januari, Maret, Agustus, dan September tahun 2004. Penyakit
campak mungkin dipengaruhi oleh musim, dari grafik diatas dapat dilihat angka kejadian
penyakit campak meningkat pada bulan-bulan menjelang musim hujan (pancaroba) dan
musim hujan. Tidak ada siklus pada penyakit campak, hanya perlu juga dilakukan
penelitian pada kurun waktu tersebut terutama Mei 2001 dan September-Oktober 2002
karena angka peningkatannya sangat drastis. Grafik diatas juga mengambarkan bahwa
angka kejadian penyakit campak mengalami peningkatan yang hampir konstan mulai dari
Januari – Oktober 2004.
Rata-rata 28,1 kejadian campak
Target Imunisasi Campak 80-91% tahun 2010-2015
18
2. Buat grafik pola penyakit maksimum dan minimum dengan menggunakan median
perbulan tahun 2001 sd 2004, Kemudian gambarkan juga pada grafik yg sama kasus
campak perbulan tahun 2005 perbulan, bandingkan dan Interpretasikan trend tahun
2005
Jawab :
60
50
40
Pola penyakit
30
Tahun 2005
20
10
-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Intrepretasi :
Grafik diatas menunjukan bahwa terjadi penurunan angka kejadian penyakit campak
bulan Januari-Juli tahun 2005 dan tidak ada kejadian luar biasa penyakit campak pada
bulan Januari-Juli tahun 2005 karena masih mengikuti pola penyakit bahkan angkanya
menurun.
19
PWS IMUNISASI
1. Buat Grafik PWS cakupan Imunisasi sampai Juli 2016 perdesa di wilayah kerja
Puskesmas A dan trend per desa dan puskesmas
2. Lakukan analisis tabel cakupan IMUNISASI di semua desa ( Bandingkan cakupan
terhadap Target, terhadap cakupan bulan yang lalu) status per desa
3. Apa saran tindak lanjutnya?
Jawab :
Kumulatif sd Juni
90
82.5
75
67.5
Imunisasi Campak
Target 52,5 %
60
52.5
45
37.5
30
22.5
15
7.5
0
Puskes
Desa A Desa B Desa C Desa D Desa E
mas
Kumulatif sd Juni 60 50 58 40 30 40
%Bulan ini 20 10 10 8 5 8
%Bulan lalu 10 7.5 6 8 5 7
Trend = =
Target Imunisasi Campak sampai Bulan Juli 2016 52,5 %, target sampai akhir Desemmber
2016 90%
DESA/ CAKUPAN CAKUPAN TERHADAP STATUS
KEL TEERHADAP TARGET BULAN YG LALU
DIATAS DIBAWAH NAIK TURUN TETAP
A + + BAIK
B + + KURANG
C + + BAIK
D + + KURANG
E + + KURANG
20
Tindak lanjut
Status Tindak lanjut
Baik-Cukup Desa yang berstatus baik atau cukup, pola penyelenggaraan
imunisasi perlu dilanjutkan dengan penyesuaian tertentu
sesuai kebutuhan
Kurang- Jelek Desa berstatus kurang atau jelek memerlukan analisis lebih
mendalam serta dicari penyebab rendahnya atau menurunnya
cakupan bulanan sehingga dapat diupayakan cara
penanganan masalah secara lebih spesifik
21
KASUS KLB NURSING HOME
Tabel 1.
Karakterisitik Penghuni ”Nursing Home” Selama KLB Diare, Pada Januari 2001
Penghuni Umur Sex Kamar Menu Diare Tanggal sakit
1 71 P 103 A Ya 15/1
2 72 P 105 A Ya 23/1
3 69 P 105 A Tidak
4 68 P 106 B Ya 18/1
5 70 L 107 B Tidak
6 64 L 109 A Ya 16/1
7 68 L 111 A Ya 18/1
8 64 P 111 A Ya 20/1
9 73 L 104 C Tidak
10 69 L 104 C Tidak
11 71 P 231 A Ya 14/1
12 68 P 231 D Ya 15/1
13 75 P 235 D Tidak
14 73 L 226 A Ya 13/1
15 68 L 226 A Ya 16/1
16 73 L 230 A Ya 13/1
17 74 L 232 E Tidak
18 72 P 234 A Ya 12/1
19 77 P 234 D Ya 14/1
20 72 P 236 A Ya 13/1
21 70 P 236 D Tidak
22 68 L 237 A Tidak
23 67 L 237 A Tidak
24 74 P 225 F Tidak
25 73 P 225 C Tidak
1) Buat kurva epidemi kasus diare. Anda menyampaikan laporan KLB melalui telepon
mengenai KLB tsb ke Dinas Kesehatan Kabupaten X, apa yang saudara bicarakan
berdasarkan grafik tersebut.
22
2) Buat sebuah tabel dari diare menurut jenis menu. Gunakan status diare sebagai label
kolom dan menu sebagai label pada baris.
4) Berapa kali risiko kejadian diare pada penghuni yang makan menu A?
Odds ratio = AD/BC = 11 x 8/3 x 3
= 88/9
= 9,778
Jadi pada orang yang mengonsumsi makanan A, resiko terjadinya diare 9,7 kali lipat
dibanding yang tidak mengonsumsi makanan A.
23
PWS DBD
Desa Minggu 4 41 42 43 44 45 46 47 48 49 5 5
Ke 0 0 1
Ds A Kasus 0 1 2 1 1 1 0 1 0 0 0 0
Mngl 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ds B Kasus 0 3 5 10 3 3 3 1 0 0 0 2
Mngl 0 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0
Ds C Kasus 0 2 3 3 2 1 1 1 0 0 0 0
Mngl 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total K 2 6 10 14 6 5 4 3 0 0 0 0
M 0 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0
24
Interpretasi :
Grafik diatas menunjukan terjadi peningkatan kejadian (epidemi/KLB) penyakit DBD pada
minggu ke 40 sampai minggu ke 43 hingga terdapat 14 kasus baru dan 2 kasus meninggal,
kemudian terjadi penurunan kasus DBD hingga tidak ada sama sekali kasus DBD pada
minggu ke 48. Penyakit DBD mungkin dipengaruhi oleh musim. Terjadinya peningkatan
pada 3 minggu pertama disertai penurunan pada 5 minggu berikutnya, menunjukkan
adanya peran tenaga kesehatan dan masyarakat yang sukup baik untuk mengurangi jumlah
kasus DBD, hanya perlu juga dilakukan penelitian pada kurun waktu tersebut terutama
minggu ke 40 sampai minggu ke 43 karena angka peningkatannya sangat drastis. Rata-rata
kejadian DBD di seluruh desa adalah 4,16. Dan jumlah yang meninggal adalah 3 orang.
Kasus DBD terbanyak terjadi di desa B dan terendah di desa A. Maka perlu adanya prioritas
promosi kesehatan yang dilakukan di desa A.
Desa Minggu Ke 40 41 42 43 44 45 46 4 4 4 5 5
7 8 9 0 1
Ds A Kasus 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0
Mngl 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ds B Kasus 0 3 5 8 2 3 3 1 0 1 0 2
Mngl 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ds C Kasus 0 1 2 2 2 1 1 1 0 0 0 0
Mngl 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total K 2 4 8 11 4 5 4 3 1 1 0 0
M 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25
Grafik diatas menunjukan terjadi peningkatan kejadian (epidemi/KLB) penyakit DBD pada
minggu ke 40 sampai minggu ke 43 hingga terdapat 11 kasus baru dan 1 kasus meninggal
pada minggu ke 42, kemudian terjadi penurunan kasus DBD hingga tidak ada sama sekali
kasus DBD pada minggu ke 50. Penyakit DBD mungkin dipengaruhi oleh musim.
Terjadinya peningkatan pada 3 minggu pertama disertai penurunan pada 7 minggu
berikutnya, menunjukkan adanya peran tenaga kesehatan dan masyarakat yang sukup baik
untuk mengurangi jumlah kasus DBD, hanya perlu juga dilakukan penelitian pada kurun
waktu tersebut terutama minggu ke 40 sampai minggu ke 43 karena angka peningkatannya
sangat drastis. Rata-rata kejadian DBD di seluruh desa adalah 3,58. . Dan jumlah yang
meninggal adalah 1 orang Kasus DBD terbanyak terjadi di desa B dan terendah di desa A.
Maka perlu adanya prioritas promosi kesehatan yang dilakukan di desa A.
26