DAUN SALAM
Di Susun Oleh:
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DAUN SALAM
A. TUJUAN
B. SASARAN
Ibu. N umur 51 tahun
D. POKOK MATERI
E. PROSES PELAKSANAAN
Bertanya
3. 5 menit
Mendengarkan
Menjawab salam
F. METODE
1. Tanya jawab
2. Demonstrasi
G. MEDIA
1. Leaflet
2. Flipchart
3. Daun salam
4. Saringan santan plastic
5. 3 Gelas air matang
6. Panci
H. SETTING TEMPAT
Presentator
Ibu.N
I. PENGORGANISASIAN
J. KRITERIA EVALUASI
1. EvaluasiStruktur
a. Klien hadir dalam kegiatan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Rumah Bpk. F RT 25 RW 05
Kelurahan Gandul, Kota Depok yang dilakukan oleh Mahasiswa
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi proses
a. Ibu. N antusias terhadap materi yang diberikan
b. Ibu. N tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlangsung
c. Ibu. N mengetahui kandungan daun salam
d. Ibu. N mengetahui manfaat rebusan daun salam
e. Ibu. N mengetahui dosis terapi rebusan daun salam
f. Ibu. N mengetahui indikasi terapi rebusan daun salam
g. Ibu. N mengetahui cara pembuatan terapi rebusan daun salam
h. Ibu. N mampu mendemonstrasikan pembuatan terapi rebusan daun salam
K. LAMPIRAN
Salam memiliki nama latin Syzygium polyanthum, suku Myrtaceae (FHI, 2009).
Daun salam mengandung metabolit sekunder yang memiliki banyak aktivitas
farmakologi dalam mengatasi berbagai penyakit (Heinrich et al, 2012). Adanya
efek sinergisme antar senyawa metabolit sekunder menyebabkan timbulnya efek
farmakologi. Selain itu, senyawa metabolit sekunder memiliki polivalent activity,
sehingga memungkinkan mengatasi berbagai penyakit (Bone & Mills, 2013).
Senyawa flavonoid adalah suatu kelompok fenol yang terbesar yang ditemukan
dialam tersebar luas dalam berbagai bahan makanan dan dalam berbagai
konsentrasi. Senyawa flavonoid dapat menurunkan systemic vascular resistance
(SVR) karena menyebabkan vasodilatasi dan mempengaruhi kerja angiotensin
converting enzyme (ACE) yang mampu menghambat terjadinya perubahan
angiotensin I menjadi angiotensin II. Efek vasodilatasi dan inhibitor ACE dapat
menurunkan tekanan darah. Dengan demikian, daun salam dapat bertindak
sebagai penurun tekanan darah. Kemampuan daun salam dalam menurunkan
tekanan darah melibatkan penghambatan reseptor beta-adrenergik dan kolinergik
melalui produksi nitrit oksid (Ismail et al., 2013). Menurut Farmakope Herbal
Indonesia (2009), daun salam mengandung flavonoid total tidak kurang dari
0,40% dihitung sebagai kuersetin.
Selain itu, kemungkinan mekanisme penurunan tekanan darah juga disebabkan
efek diuretik dari daun salam. Zat-zat yang bersifat diuretik dapat menambah
kecepatan pembentukan urine dan meningkatkan jumlah pengeluaran zat-zat
terlarut dalam air. Fungsi utama diuretik adalah memobilisasi cairan edema, yang
berarti mengubah keseimbangan cairan sehingga cairan ekstrasel dan tekanan
darah kembali normal (Junaedi edi dkk, 2013).