Anda di halaman 1dari 22

RENCANA KUDA-KUDA BOWSTRING

1. Spesifikasi Data Perencanaan


a. Tipe Atap : Bowstring (membusur)
b. Bentang kuda-kuda :8m
c. Sudut 1 : 30o
d. Jarak antar kuda-kuda : 3,5 m
e. Penutup Atap : Asbes
f. BJ Baja : 34 Mpa
g. Fu : 340 Mpa
h. Fy : 210 Mpa
i. Berat Langit-langit : 20 kg/m2
j. Beban angin : 30 kg/m2
k. Berat alat sambung : 10% dari beban gording
l. Beban gempa : 10% dari beban total kuda-kuda
m. Profil Kuda-kuda : WF 150x100x6x9x11
n. Profil Gording : Lip chanel 150x50x20x3,2
Rencana Kuda-kuda :

Gambar 1.1 Rencana Kuda-Kuda

Gambar 1.2 Sudut Kuda-Kuda

Sisi Miring Kuda-kuda (r) = √(42 +1,12 )=4,15 m

Sudut Kuda-kuda = x/r = 4/4,15 = 0,96


Arc cos 0,96 = 16,26o

Tabel 1.1 Akumulasi Batang yang Digunakan

No Nama Panjang Keterangan


Batang (m)
1 F1 1,150 Batang Atas
2 F2 1,000 Batang Bawah
3 F3 0,570 Batang Vertikal
4 F4 1,026 Batang Atas
5 F5 1,150 Batang Diagonal
6 F6 1,000 Batang Bawah
7 F7 0,800 Batang Vertikal
8 F8 1,020 Batang Atas
9 F9 1,281 Batang Diagonal
10 F10 1,000 Batang Bawah
11 F11 0,980 Batang Vertikal
12 F12 1,007 Batang Atas
13 F13 1,400 Batang Diagonal
14 F14 1,000 Batang Bawah
15 F15 1,100 Batang Vertikal
16 F16 1,007 Batang Atas
17 F17 1,400 Batang Diagonal
18 F18 1,000 Batang Bawah
19 F19 0,980 Batang Vertikal
20 F20 1,020 Batang Atas
21 F21 1,281 Batang Diagonal
22 F22 1,000 Batang Bawah
23 F23 0,800 Batang Vertikal
24 F24 1,026 Batang Atas
25 F25 1,150 Batang Diagonal
26 F26 1,000 Batang Bawah
27 F27 0,570 Batang Vertikal
28 F28 1,150 Batang Atas
29 F29 1,000 Batang Bawah
Jumlah 29,868
Tabel 1.2 Beban-Beban yang Akan Bekerja
Beban Jenis Bobot
No Sumber
Tetap Bahan (Kg/m2)
1 Atap Asbes 10 PPPURG 1987

Tabel 1.3 Beban Tidak Tetap (Hidup)

No Beban Hidup Bobot Sumber

1 Beban Hujan 26,992 kg/m2 PPPURG 1987


2 Beban terpusat di ujung 200 kg PPPURG 1987
3 Beban terpusat di tengah 100 kg PPPURG 1987
4 Beban Angin -60 kg/m2 PPPURG 1987

Gambar 1.3 Tetapan Koefisien Beban Angin


Karena kuda-kuda yang direncanakan memiliki sudut sebesar 16,26o,
maka menggunakan koefisien dengan sudut kurang dari atau sama dengan 22o.
Beban angin berdasarkan koefisien = (-0,6x16,26)+(-0,7x16,26)+(-0,5x16,26)+(-
0,2x16,26)
= -32,52 kg/m2
Tabel 1.4 Beban Mati Pada Kuda-kuda
Jenis
No Beban Mati Bobot Sumber
Bahan
1 Plafon+penggantung Eternit 20 kg/m2 Assumed
2 Kuda-Kuda :
Profil WF 150 x 100 x 6 x 9
Panjang Total Batang 29,868m Hitungan
630,215
Baja Tabel
Berat/m 21,1 kg/m kg
Profil
3 Berat Sambungan 10% Berat Batang Baja 63,022 kg Assumed
2. Perencanaan Gording
Keterangan : Untuk pembebanan gording diasumsikan berat gording telah
dinput kedalam program, jadi tidak dimodelkan dalam bentuk simple beam.
Data :
a. Kemiringan atap : Berbeda tiap tinjauan
b. Bentang gording : 3,5 m
3. Jarak gording yang ditinjau (Lc) : Berbeda tiap bentangnya
4. Berat gording channel 150x50x20x3,2 : 6,76 kg/m
5. Tegangan leleh (fy) : 210 Mpa
6. Zx : tw. (h2/4) + (b – tw) (ht – tf) tf : 3,2. (1502/4) + (50–3,2) (150-3,2)3,2
: 39984,768 mm3
7. Zy : tf. (h2/4) + (b – 2tf) (tw2/4) : 3,2 . (1502/2) + (150–2x3,2)(3,22/4)
: 18111,616 mm3
8. Menggunakan 1 (satu) buah trackstang
Digunakan profil channel 150x50x20x3,2 dengan mutu BJ34, dan
karakteristik penampangnya :
Ix = 106 cm4
Iy = 24 cm4
Sx = 21,3 cm3
Sy = 7,8 cm3
A = 7,01 cm2
Pembebanan :
a. Gording 1
 Beban mati (Qd)
Berat gording channel 150x50x20x3,2 : 6,76 kg/m
Berat atap = 10 kg/m2 x 0,5 x 1,15 m : 5,75 kg/m
Berat trackstang (10% x 5,75) : 0,575 kg/m
Total : 13,085 kg/m
 Berat hidup (QL)
Pekerja di tengah bentang (P) : 100 kg
Pekerja di tepi : 200 kg
 Air hujan (QR) = (40-(0,8xα1)) x L
= (40-(0,8x30o)) x ½ 1,15 : 9,2 kg/m
Beban angin (QA = 30 kg/m2)
Beban angin hisap = -0,6 x 30 x 0,5 x 1,15 : -10,35 kg/m

Kombinasi beban
 Beban mati
(QD = 13,085 kg/m)
QDx= 13,085 x sin 30 : 6,543 kg/m
QDy = 13,085 x cos 30 : 11,33 kg/m
 Beban hidup
(P = 100 kg pekerja)
Px = 100 x sin 30 = 50 kg/m
Py = 100 x cos 30 = 86,602 kg/m
(QL = 9,2 kg/m)
QLx = 9,2 x sin 30 = 4,6 kg/m
QLy = 9,2 x cos 30 = 7,967 kg/m
 Beban angin
QA = QAy = -10,35 kg/m
Dengan konsep hitungan yang sama, di dapatkan data pembebanan berikut
ini :
Kombinasi Momen di Setiap Gording Akibat Beban Pada Gording
Contoh perhitungan Gording 5
1 1
Mx = { ×(1,2 qDx +1,6qLx )×l2 } + { x1,6Px×l}
8 4
1 1
Mx = { ×(1,2 . 6,5425 +1,6 . 4,6 )×3,52 } + { x1,6.50×3,5}
8 4
Mx = 93,292 kgm = 9329,2 kgcm
1 1
My1= {8 × (1,2 qDy +1,6qLy ) ×l2 } + {4 x1,6Py×l}
1 1
My1= { ×(1,2 . 11,3319 +1,6 . 7,967 )×3,52 } + { x1,6.86,6025×3,5}
8 4

My1 = 161,585 kgm = 16158,5 kgcm


1 l 2 1 l 1 l 2
My2= {8 × (1,2 qDy +1,6qLy ) × (2) } + {4 x1,6Py× (2)} + {8 ×1,3×qAy (2) }

1 3,5 2 1 3,5
My2= { ×(1,2×11,3319+1,6×7,967)× ( ) } + { x1,6×86,6025× ( )} +
8 2 4 2

1 3,5 2
{ ×1,3×(-10,35) ( ) }
8 2

My2 = 65,556 kgm


Dengan konsep yang sama, nilai Mx dan My dapat ditabelkan sebagai
berikut ini :

Momen terbesar adalah My1 = 257,254 kgm = 2572540 Nmm, dengan Mx =


13,940 kgm = 139400 Nmm
Kontrol Tegangan
Mencari Momen Nominal yang bekerja pada Profil
Mnx = Zx. Fy
= 39984,768 mm3 x 210 N/mm = 8396801,28 Nmm
Mny = Zy. Fy
= 18111,616 mm3 x 210 N/mm2 = 3803439,36 Nmm
Berdasarkan momen yang dianalisis menggunakan perhitungan manual
Muxmax Muymax
 ≤ 1,0
b.Mnx b.Mny
139400 2572540
 ≤ 1,0
0,9 x8396801,28 0,9 x3803439,36
0,018+0,752 = 0,77 ≤ 1,0
(Memenuhi syarat, Aman Terhadap Tekuk Lokal)
Kontrol Lendutan
1 1
δijin = × Lb = × 350 = 1,46 cm
240 240
Sumbu X
5 qDX +qLX 4 1 Px
δX = { × ×l } + { × ×l3 }
384 Es×Iy 48 Es×Iy
5 (2,1058 +4,1105).10-2 1 0
δX = { × 6 ×3504 } + { × 6 ×3503 }
384 2.10 ×28 48 2.10 x28
δX = 0,22+0 = 0,22 cm ≤ 1,46 cm AMAN
Sumbu Y
5 qDY +qLY 4 1 Py
δY = { × ×l } + { × ×l3 }
384 Es×Ix 48 Es×Ix
5 (17,712 +34,575).10-2 4 1 100
δY = { × 6 ×350 } + { × 6 ×3503 }
384 2.10 ×280 48 2.10 ×280
δY = 0,182+0,16 = 0,342 cm ≤ 1,46 cm ... aman

𝛿 = √δx2 +δy2 =√(0,22)2 +(0,342)2

δ = 0,41 cm ≤ δijin = 1,46 cm ... AMAN

Gambar 1.4 Ilustrasi Lendutan yang Terjadi


Karakteristik profil gording
Profil canal 150x50x20x3,2
Ix = 280 cm4
I badan = 1/12 x tf x h badan3
= 1/12 x 3,2 x 1503
= 900000mm4 = 90 cm4
I
Mbadan = Ibadan × Mmax
profil

90
Mbadan = 280 × 25725,4

Mbadan = 8268,879 kgcm


Perhitungan pelat penyambung
 Tinggi pelat diambil = 10 cm
 Dipakai panjang pelat (L) = 10 cm
 Tebal pelat penyambung yang dibutuhkan (t) sebesar,
Mmaks 2572540
= = 1,23 mm ≈ 3 mm
hpelat ×Lpelat ×Fy 100×100×210

Sehingga digunakan pelat penyambung dengan tebal 3 mm, maka di pakai


pelat ukuran 100 x 100 x 3
Penetuan dimensi baut
Dicoba menggunakan baut dengan data sebagai berikut :
Tipe Baut : A490 (baut mutu tinggi grup B-ASTM)
Diameter baut : ∅16 mm
Kekuatan Geser Nominal (Fnv): 579 Mpa (SNI 03–1729 –2015 tabel J3.2)
Kekuatan Tarik Nominal (Fnt) : 780 MPa (SNI 03–1729 –2015 tabel J3.2)
Jenis baut : tidak di ulir penuh/ tidak terdapat ulir pada bidang geser
Luas bruto : ¼ x 𝜋 x d2 = ¼ x 3,14 x 162 = 200,96 mm2

Kapasitas geser 1 baut (SNI 03 – 1729 – 2015 Pasal J3-1)


Kuat geser rencana dari satu baut dihitung sebagai berikut :

Rn = Fn . Ab

Dimana :
Fn = tegangan tarik nominal , Fnt atau tegangan geser Fnv dari tabel J3-2 ,
MPa
𝜙 𝑓= 0,75 (faktor reduksi kekuatan untuk fraktur)
Ab = luas bruto penampang baut pada daerah tak berulir
Sehingga,
Rn = ϕFn . Ab
Rn = 0,75 .780 . 200,96
Rn = 117561,6 N/baut = 11756,16 kg/baut
Sambungan pada pelat badan
Data yang di ketahui :
Mmaks : 257,254 kgm = 25725,4 kgcm
Mbadan : 82,68879 kgm = 8268,879 kgcm
Perhitungan momen akibat lintang dan momen maksimum pelat
badan profil
M maks pada badan : M badan
: 8268,879 kgcm = 82688,79 kgmm
Rumus pendekatan untuk menghitung jumlah baut yang dibutuhkan :
M maks pada badan
n =√
Rn × tw
82688,79 82688,79
𝑛 =√ 11756,16×3 = √35268,48 = 1,53 ≈ 2 buah
Jumlah baut yang digunakan 2 buah dalam satu baris
N baut = Σjoint x n = 16 x 2 = 32 baut
Syarat jarak pemasangan baut (SNI 03 – 1729 – 2015 Pasal J3)
 Jarak tepi minimum dari pusat lubang standar ke tepi dari bagian yang
disambung
Diameter baut 16 mm = jarak tepi 22 mm
 Jarak maksimum dari pusat tiap baut ke tepi terdekat tidak boleh
melebihi 12 tp (dengan tp adalah tebal pelat lapis luar tertipis didalam
sambungan) dan tidak boleh melebihi 150 mm.
Jarak min Jarak Maks
22 ≤ u ≤ 12 Tplat
22 ≤ u ≤ 12 x 3
22 ≤ u ≤ 36
Digunakan jarak antar baut ke tepi :
Arah X = 23 mm
Arah Y = 23 mm
Digunakan jarak antar baut ke tepi :
Arah X = 27 mm
Arah Y = 27 mm

Gambar 1.5 Tampak Depan Baut pada Profil

2.5 Perhitungan Struktur Kuda-Kuda


1. Data Perencanaan
 Bentang Kuda – kuda :8m
 Jarak kuda-kuda : 3,5 m
 Jarang gording (Lc) : Berbeda tiap bentangnya
 Sudut Kemiringan atap : 30o
 Penutup (Asbes) : 10 kg/m2
 Plafond + penggantung : 20 kg/m2
 Beban angin : -60 kg/m2
 Beban Hidup : 100 kg
 Beban air hujan : 26,992 kg/m2
 Berat gording profil channel : 6,76 kg/m
 Tegangan leleh baja (fy) : 210 Mpa

Gambar 1.6 Rencana kuda-kuda


Gambar 1.7 Kuda-kuda Tinjauan

BEBAN MATI
a) Beban penutup atap, gording, trackstang
Buhul A=I
Arah horizontal (H) = QDX . jarak antar kuda-kuda
= 6,5425 . 3,5 = 22,9 kg
Dengan konsep yang sama, perhitungan beban titik akibat beban mati
distribusi pada gording ditabelkan sebagai berikut :

POINT LOAD DUE TO DISTRIBUTED DEAD LOAD

Distributed Load Point Load


Jarak (kg/m) (Kg)
No Joint
(m)
x y x y
1 A 3,5 6,5425 11,3319 22,899 39,662
2 J 3,5 6,17776 17,5085 21,622 61,280
3 K 3,5 3,8338 17,5962 13,418 61,587
4 L 3,5 2,56846 17,7103 8,990 61,986
5 M 3,5 2,10579 17,7123 7,370 61,993
6 N 3,5 2,56846 17,7103 8,990 61,986
7 O 3,5 3,8338 17,5962 13,418 61,587
8 P 3,5 6,17776 17,5085 21,622 61,280
9 I 3,5 6,5425 11,3319 22,899 39,662
Gambar 1.8 Beban Mati Titik Y

Gambar 1.9 Beban Mati Titik X

b) Beban langit-langit (Q = 20 kg/m2)


Buhul A= I = berat eternit . ½ jarak mendatar gording . jarak kuda-kuda
= 20. ½ 1. 3,5
= 35 kg
Buhul B = C = D = E = F = G = H
= berat eternit . ½ jarak mendatar gording . jarak kuda-kuda
= 20 . (0,5x1 + 0,5x1) . 3,5
= 70 kg

Gambar 1.10 Beban Titik Akibat Eternit

Beban Mati (KG)


Buhul
Sambungan PD x PD h Langit-Langit
A 3,94 22,899 39,662 35
B 3,94 70
C 3,94 70
D 3,94 70
E 3,94 70
F 3,94 70
G 3,94 70
H 3,94 70
I 3,94 22,899 39,662 35
J 3,94 21,622 61,280
K 3,94 13,418 61,587
L 3,94 8,990 61,986
M 3,94 7,370 61,993
N 3,94 8,990 61,986
O 3,94 13,418 61,587
P 3,94 21,622 61,280

c) Beban hidup
Buhul A = I = 200 kg
Buhul B=C=D=E=F=G=H=J=K=L=M=N=O=P = 100 kg

Gambar 1.11 Beban hidup

Tabel 2.7 Rekapitulasi Beban Hidup

BUHUL BEBAN HIDUP (KG)


A 200
J 100
K 100
L 100
M 100
N 100
O 100
P 100
I 200

d) Beban Hujan
Buhul A=I
 Phujanx= beban distribusi hujan x . jarak antar kuda-kuda
= 4,6 x 3,5 = 16,1 kg
 Phujanx= beban distribusi hujan x . jarak antar kuda-kuda
= 7,967 x 3,5 = 27,886 kg
Dengan konsep yang sama perhitungan beban titik di tiap joint
lainnya, dapat di tabelkan sebagai berikut :
POINT LOAD DUE TO DISTRIBUTED RAIN LOAD
Distributed Load
Jarak Point Load (Kg)
No Joint (kg/m)
(m)
x y x y
1 A 3,5 4,6 7,96743 16,100 27,886
2 J 3,5 8,18478 22,2707 28,647 77,948
3 K 3,5 6,7127 29,705 23,494 103,968
4 L 3,5 5,18318 32,689 18,141 114,412
5 M 3,5 4,11052 34,5745 14,387 121,011
6 N 3,5 5,18318 32,689 18,141 114,412
7 O 3,5 6,7127 29,705 23,494 103,968
8 P 3,5 8,18478 22,2707 28,647 77,948
9 I 3,5 4,6 7,96743 16,100 27,886

Gambar 1.12 Beban Hujan Vertikal

Gambar 1.13 Beban Hujan Horizontal


e) Beban angin
BEBAN BEBAN (Kg/m)
BUHUL SUDUT
(kg/m) X Y
A -10,35 30 -5,175 -8,9634
J -14,681 14,07 -3,569 -14,24
K -8,429 11,48 -1,6776 -8,2604
L -6,488 6,78 -0,766 -6,4426
M -4,097 0 0 -4,097
N -4,634 6,78 -0,5471 -4,6016
O -4,371 11,48 -0,8699 -4,2836
P -4,894 14,07 -1,1898 -4,7472
I -3,450 30 -1,725 -2,9878

 PanginX= beban distribusi angin x . jarak antar kuda-kuda


-5,175 x 3,5 = -18,113 kg
 PanginY= beban distribusi angin y . jarak antar kuda-kuda
-8,963 x 3,5 = -31,372 kg
Dengan konsep yang sama, perhitungan joint lainnya dapat
ditabelkan sebagai berikut :

BEBAN ANGIN BEBAN TITIK


JARAK (Kg/m) (Kg)
BUHUL
(m)
X Y X Y
A 3,5 -5,175 -8,963 -18,113 -31,372
J 3,5 -3,569 -14,240 -12,491 -49,841
K 3,5 -1,678 -8,260 -5,872 -28,911
L 3,5 -0,766 -6,443 -2,681 -22,549
M 3,5 0,000 -4,097 0,000 -14,340
N 3,5 -0,547 -4,602 -1,915 -16,106
O 3,5 -0,870 -4,284 -3,045 -14,992
P 3,5 -1,190 -4,747 -4,164 -16,615
I 3,5 -1,725 -2,988 -6,038 -10,457
Gambar 1.14 Beban Angin Hisap Vertikal

Gambar 1.15 Beban Angin Hisap Horizontal


ANALISIS CREMONA METHODE
Mencari nilai RAV dan RIV
ΣMI = 0
RAVx8 – 443,254x8 + 426,788x7 + 479,254x6 + 499,624x5 + 514,295x4 + 502,845x3
+ 486,213x2 + 443,401x1 + 453,712x0 = 0
3546,032+2987,516+2875,524+2498,12+2057,18+1508,535+972,426+443,401 16888,734
RAV = =
8 8
=2111,092 kg
ΣMA = 0
-RIVx8 + 443,254x0 + 426,788x1 + 479,254x2 + 499,624x3 + 514,295x4 + 502,845x5
+ 486,213x6 + 443,401x7 + 453,712x8 = 0

426,788+958,508+1498,872+2057,18+2514,255+2917,278+3103,807+3629,696 17106,384
RBV = =
8 8
=2138,298 kg
ΣMV = 0
RAV+RIV – ΣP = 2111,092 + 2138,298 – 4249,39
= 4249,39 – 4249,39 = 0 ~> OKE
PERHITUNGAN GAYA BATANG DENGAN CREMONA METHODE
1. JOINT A

RAV – 443,254 + F1 sin 30o = 0


F1 sin 30o = -2111,092 + 443,254
F1 = -1667,838/sin 30o = -3335,676 kg (batang tekan)
F1 cos 30o + 44,182 + F2 = 0
F2 = -44,182 +3335,676cos30o = -44,182 + 2888,780 = 2844,598 kg (batang tarik)
2. JOINT B
F3-88,728 = 0
F3 = 88,728 kg (Batang Tarik)
F6 = F2 = 2844,598 kg (Batang Tarik)
3. JOINT J

-338,0603-F1sin30o-F3-F5sin30o+F4sin14,07=0
-F5sin30o+F4sin14,07 = 338,0603+(-3335,676x0,5)-88,728 = 0
-F5sin30o+F4sin14,07 = -3086,3437 kg .................................... (1)

-F1

2.6 Pendimensian
Perencanaan Batang Tarik
Batang 14 = 4527,27 kg (beban terfaktor = 1,2D + 1,6 L + 0,5W)
Profil WF 150x100x6x9x11
Kondisi keadaan leleh :
Φ = 0,90 (SNI 1729 – 2015 Spesifikasi Bangunan Struktur Baja)
Ag = 26,84 cm2 (berdasarkan tabel profil double angle)
ΦTn = Φ . Ag . fy
= 0,9 . 2684 . 210
= 50,7276 ton
Kondisi fraktur :
Φ = 0,75 (SNI 1729 – 2015 Spesifikasi Bangunan Struktur Baja)
U = 1,0 (SNI 1729 – 2015 Spesifikasi Bangunan Struktur Baja Hal 29
tabel 3.1)
ΦTn = Φ . Ag . fu
= 0,75 . 2684 . 340
= 68,442 ton
Maka, tahanan tarik pada sambugan diambil nilai yang terkecil yaitu
50,7276 ton
Kontrol :
Tu ≤ ΦTn
4,52727 ton ≤ 50,7276 ton ...OK

Perencanaan Batang Tekan


Batang 20 = -3903,12 kg (beban terfaktor = 1,2D + 1,6 L + 0,5W)
Profil WF 150x100x6x9x11 BJ 37
Tegangan kritis Fcr ditentukan sebagai berikut :
K*L / r < 4,71 x √(𝐸/𝑓𝑦)
𝑓𝑦
Fcr = 0,658 𝑓𝑒

K*L / r > 4,71 x √(𝐸/𝑓𝑦)


Fcr = 0,877 x Fe
K = Faktor panjang efektif =1
(Untuk skomponen struktur yang menahan tekan SNI baja 2015 hal 237)
L = Panjang lateral = 1020 mm
r = Jari – jari girasi = 6,17 mm
1 𝑥 1020
KxL/r = = 165,3
6,17

4,71 x √(𝐸/𝑓𝑦) = 4,71 x √(200000/210) = 145,35

Karena K*L / r > 4,71 x √(𝐸/𝑓𝑦)


Maka Fcr = 0,877 x Fe (SNI baja 2015 hal 35)
π2E 3,142 x 200000
Fe = = = 72,17
(K∗L / r)2 (165,3)2

Sehingga Fcr = 0,877 x Fe = 0,877 x 72,17 = 63,29 Mpa

Kondisi keadaan leleh :


Φ = 0,90 (SNI 1729 – 2015)
Ag = 26,84 cm2
Pn = Ø Fcr x Ag = 0,9 x 63,29 x 2684 = 152883,324 N
= 15,29 T
Kondisi keadaan fraktur :
Φ = 0,75 ( SNI 1729 – 2015 Spesifikasi Bangunan Struktur Baja Hal
29)
Ag = 28,64 cm2
Pn = Ø Fcr x Ag = 0,75 x 63,29 x 2864 = 135946,92 N
= 13,59 T
Maka, tahanan tekan pada sambugan diambil nilai yang terkecil yaitu
13,59 ton
Pu < ØPn
3,90312 T < 13,59 T ... OK

Perhitungan rasio manual


𝑃𝑢
R = ø 𝑃𝑛

Keterangan :
Pu : gaya pada penampang yang terjadi
Ø Pn : kuat nominal penampang yang telah direduksi
Perhitungan nilai R pada batang tekan S1
Pu = 3903,12 kg
Ø Pn = 13590 kg
3903,12
R = = 0,287
13590

Tabel 2.12 Rekapitulasi Perbandingan rasio SAP dan manual


Nama Batang Pu (kg) Ket Rasio Rasio
ø Pn (kg)
SAP Manual
S1 3162,23 Tekan 13590 0,232688
S2 3328,88 Tarik 50727,6 0,065623
S3 83,11 Tarik 50727,6 0,001638
S4 3775,72 Tekan 13590 0,277831
S5 856,55 Tarik 50727,6 0,016885
S6 3453,04 Tarik 50727,6 0,06807
S7 279,06 Tekan 13590 0,020534
S8 3883,13 Tekan 13590 0,285734
S9 84,54 Tarik 50727,6 0,001667
S10 4209,34 Tarik 50727,6 0,082979
S11 114,94 Tarik 50727,6 0,002266
S12 3655,03 Tekan 13590 0,26895
S13 306,11 Tekan 13590 0,022525
S14 4257,27 Tarik 50727,6 0,083924
S15 522,05 Tarik 50727,6 0,010291
S16 3675,06 Tekan 13590 0,270424
S17 137,91 Tekan 13590 0,010148
S18 4150,4 Tarik 50727,6 0,081817
S19 80,36 Tarik 50727,6 0,001584
S20 3903,12 Tekan 13590 0,287205
S21 245,83 Tarik 50727,6 0,004846
S22 3979,09 Tarik 50727,6 0,07844
S23 371,85 Tekan 13590 0,027362
S24 3816,04 Tekan 13590 0,280798
S25 999,3 Tarik 50727,6 0,019699
S26 3096,33 Tarik 50727,6 0,061038
S27 67,87 Tarik 50727,6 0,001338
S28 3299,48 Tekan 13590 0,242787
S29 2949,81 Tarik 50727,6 0,05815

2.7 Perhitungan Sambungan Baut


Penetuan dimensi baut
Dicoba menggunakan baut dengan data sebagai berikut :
Tipe Baut : A490 (baut mutu tinggi grup B-ASTM)
Diameter baut : ∅ 16 mm
Kekuatan Geser Nominal (Fnv : 579 Mpa ( SNI 03–1729 –2015 tabel J3.2)
Kekuatan Tarik Nominal Fnt : 780 MPa ( SNI 03–1729 –2015 tabel J3.2)
Jenis baut : tidak di ulir penuh/ tidak terdapat ulir pada bidang
geser
Luas bruto : ¼ x 𝜋 x d2 = ¼ x 3,14 x 162 = 200,96 mm2

Kekuatan tarik dan geser 1 baut (SNI 03 – 1729 – 2015 Pasal J3-1)
Kuat geser rencana dari satu baut dihitung sebagai berikut :
Rn = Fn . Ab
Dimana :
Fn = tegangan tarik nominal , Fnt atau tegangan geser Fnv dari tabel J3-2 ,
MPa
𝜙 𝑓= 0,75 (faktor reduksi kekuatan untuk fraktur)
Ab = luas bruto penampang baut pada daerah tak berulir
Sehingga,
Rn = ϕFn . Ab
Rn = 0,75 .579 . 200,96
Rn = 87266,88 N/baut = 8726,688 kg/baut
Kuat tarik rencana dari satu baut dihitung sebagai berikut :
𝑅𝑛 = 𝐹𝑛 . 𝐴𝑏
Dimana :
Fn = tegangan tarik nominal , Fnt, atau tegangan geser Fnv dari tabel J3-2 ,
MPa
𝜙 𝑓= 0,75 ( faktor reduksi kekuatan untuk fraktur )
Ab = luas bruto penampang baut pada daerah tak berulir
Sehingga,
𝑅𝑛 = 𝜙𝐹𝑛 . 𝐴𝑏
𝑅𝑛 = 0,75 . 780 . 200,96
Rn=117561,6 N/baut = 1175616 kg/baut

Anda mungkin juga menyukai