RESONANSI BUNYI
Di susun oleh :
Nama : Ahmadun
NIM : 1413163049
Kelas : BIOLOGI C
Semester : II
Kelompok :2
2014
RESONANSI BUNYI
A. TUJUAN
1. Memahami gejala resonansi
2. Memahami gelombang bunyi di udara
3. Memahami azas kerja tabung resonansi dan garpu penala
4. Menentukan cepat rambat bunyi di udara
B. DASAR TEORI
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada benda lain
yang bergetar dan memiliki frekuensi yang sama atau kelipatan bilangan bulat dari
frekuensi itu. Resonansi sangat penting di dalam dunia musik. Dawai tidak dapat
menghasilkan nada yang nyaring tanpa adanya kotak resonansi. Pada gitar terdapat
kotak atau ruang udara tempat udara ikut bergetar apabila senar gitar dipetik. Udara di
dalam kotak ini bergerak dengan frekuensi yang sama dengan yang dihasilkan oleh
senar gitar, peristiwa ini disebut dengan resonansi, resonansi menghasilkan pola
gelombang stasioner yang terdiri atas perut dan simpul gelombang dengan panjang
gelombang tertentu. Pada saat gelombang berdiri terjadi pada senar maka senar akan
bergetar pada tempatnya. Pada saat frekuensinya sama denga frekuensi resonansi,
hanya diperlukan sedikit usaha untuk menghasilakan amplitudio besar. Hal inilah
yang terjadi pada senar yang dipetik.
Udara yang mengisi tabung gamelan juga akan ikut bergetar jika lempengan
logam pada gamelan tersebut dipukul. Tanpa adanya tabung kolom udara di bawah
lempengan logamnya, Anda tidak dapat mendengar nyaringnya bunyi gamelan
tersebut. Resonansi juga dipahami untuk mengukur kecepatan perambatan bunyi di
udara.
Bila suatu suatu sumber bunyi bergetar di atas mulut tabung resonansi, pada
panjang kolom udara tertentu dapat didengar dengung sangat keras, ini berarti terjadi
resonansi bunyi. Saat itu dalam tabung resonansi terjadi gelombang longitudinal
stasioner. Pada permukaan air terdapat simpul gelombang dan pada mulut tabung
terdapat perut gelombang.
Pada keadaan resonansi itu terdapat hubungan :
L = (2n+1)l/4 n = 0,1,2,3, ... (1)
Dimana :
Sebenarnya letak perut gelombang terluar pada saat resonansi berada sedikit di
atas mulut tabung sekitar 0,3 kali diameter tabung. Oleh karena itu untuk menentukan
panjang gelombang bunyi dipakai metoda selisih posisi resonansi berurutan DL, sbb :
DL = l/2 (3)
Jika digunakan posisi resonansi kedua dan ketiga, diperoleh
DL = L3-L2 = l/2
Bila panjang kolom udara dalam tabung tidak diubah, maka hanya frekuensi-frekuensi
tertentu saja yang menghasilkan resonansi. Persamaannya mirip dengan persamaan (1)
di atas :
L = (2m+1) lm /4 m = 0,1,2,3,... (4)
lm adalah panjang gelombang resonansi. Resonansi nada dasar terjadi dengan m = 0,
sedangkan m = 1,2, .. menghasilkan resonansi nada atas pertama, kedua, dst. Dalam
hal ini resonansi yang terjadi sama dengan resonansi pada pipa organa tertutup.
Contoh peristiwa resonansi lainnya ialah bila suatu garpu tala ( sumber getar )
digetarkan di dekat suatu kolom udara yang salah satu ujungnya tertutup sedangkan
ujung yang lain terbuka akan terjadi resonansi.
L = ( 2m + 1 ) / 4f
l
Dimana = V / f , maka : L = ( 2m + 1 ) / 4f
Dimana :
L = panjang kolom udara
m = bilangan resonansi ( 0,1,2,3,……….)
f = frekuensi garpu tala
= panjang gelombang
V = kecepatan suara di udara
D. PROSEDUR KERJA
1. Di siapkan alat dan pahan yang akan di gunakan
2. Di rangkai alat yang di gunakan dalam percobaan
3. Di masukkan air kedalam tabung di ujung selang hingga tabung resonansi terisi air
4. Di pegang garpu penala dan di pukulkan kebalok kayu
5. Di letakan garpu penala yang sudah di pukul secara cepat di atas mulut tabung
resonansi sambil menurunkan selang serendah mungkin
6. Di dengarkan sampai terdengar resonansi bunyinya
7. Setelah terdengan di ukur jarak antara permukaan air kemulut tabaung ( panjang
kolom udara l1 )
8. Lakukan percobaan di atas menggunakan garpu penala yang lain
9. Catat dan hitung hasil pengamatan tersebut
E. HASIL PENGAMATAN
a. Table pengamatan
No l1 l2 k f λ1 λ2 V1 V2
1 0.08 m 0,19 m 0,03 m 512 Hz 0,44 m 0,29 m 225,28 m/s 148,48 m/s
2 0,21 m 0,44 m 0,03 m 426,6Hz 0,96 m 0,626m 409,53 m/s 267,05 m/s
3 0,23 m 0,3 m 0,03 m 341,3Hz 1,04 m 0,44 m 354,95 m/s 150,172 m/s
4 0,1 m 0,15 m 0,03 m 288 Hz 0,52 m 0,24 m 149,76 m/s 69,12 m/s
b. Perhitungan
1. Nada dasar I F = 512 Hz Nada dasar II
-l1 + k = ¼ λ1 l2 + k = 3/4 λ2
λ1 = 4 ( l1 + k)
4 (𝑙2 + k)
λ1 = 4 (0,08+0,03) λ2 =
3
= 4 (0,11)
= 0,44 m 4 (0,19 + 0,03)
λ2 =
3
V1 = λ1 . f
4 (0,22)
λ2 =
= 0,44 . 512 3
V2 = λ2 . f
= 0,29 . 512
= 148,48 m/s
V2 = λ2 . f
= 0,626 . 426,6
=267,05 m/s
3. Nada dasar I F = 341,3 Hz Nada dasar II
-l1 + k = ¼ λ1
l2 + k = 3/4 λ2
λ1 = 4 ( l1 + k)
λ1 = 4 (0,23+0,03) 4 (𝑙2 + k)
λ2 =
= 4 (0,26) 3
V2 = λ2 . f
= 0,44 . 341,3
=150,172 m/s
V2 = λ2 . f
= 0,24 . 288
= 69,12 m/s
F. PEMBAHASAN
Dalam laporan praktikum kali ini akan membahas mengenai resonansi bunyi,
resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda akibat getaran benda lain.
Adanya peristiwa resonansi yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari seperti dua
garpu tala yang mempunyai bilangan getar atau frekuensi yang sama bila garpu tala
yang satu digetarkan/dibunyikan maka garpu tala yang lainnya akan ikut
bergetar/berbunyi. Resonansi merupakan suatu fenomena dimana sebuah sistem yang
bergetar dengan amplitudo yang maksimum akibat adanya impuls gaya yang berubah
– ubah yang bekerja pada impuls tersebut. Kondisi seperti ini dapat terjadi bila
frekuensi gaya yang bekerja tersebut berimpit atau sama dengan frekuensi getar yang
tidak di redam oleh system tersebut. Agar lebih memahami tentang peristiwa
resonansi bunyi maka di lakukan percobaan pada garpu penala dengan ukuran yang
frekuensi yang berbeda- beda.
800
700
600
500
400
300
200
100
0
512 Hz 426,6 Hz 341,3 Hz 288 Hz
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
512 Hz 426,6 Hz 341,3 Hz 288 Hz
G. KESIMPULAN
1. Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda akibat getaran benda
lain, dimana frekuensi benda yang bergetar sama dengan sumber yang
menggetarkannya.
2. Bunyi merupakan gelombang longitudinal yang dapat merambat melalui berbagai
medium, baik gas, cair, maupun padat.
3. Semakin besar panjang ruang pada tabung, atau semakin kecil volume air di
dalamnya, maka akan semakin besar frekuensi bunyi yang akan dihasilkan, begitu
sebaliknya, semakin kecil panjang ruang pada tabung, atau semakin besarnya
volume air di dalamnya, maka frekuensi yang dihasilkan akan semakin kecil.
Sehingga, volume air berbanding lurus dengan frekuesi bunyi yang dihasilnya.
4. Gelombang bunyi dihasilkan oleh benda bergetar sehingga menyebabkan
gangguan kerapatan pada medium.
5. Gangguan kerapatan pada medium berlangsung melalui interaksi molekul-
molekul medium disepanjang arah perambatan gelombang. Adapun Molekul
hanya bergetar kedepan dan kebelakang disekitar posisi kesetimbangan.
PEER ASSESSMENT RESONANSI BUNYI
Aspek Ari Ahmad Bahrul Deden Olis dede Ummu
penilaian irawan zaenuddin ilmi apriandi hayati sa’adah
Kerjasama 6 2 1 5 4 3
Disiplin 2 4 1 3 6 5
Keterampilan 3 5 6 2 4 1
Keaktifan 3 2 5 4 1 6
Jumlah nilai 14 13 13 14 15 15
DAFTAR PUSTAKA
Dr.G.C.Gerrits dan Ir. Soemani.S.Soerjohoedojo. 1953. Buku Peladjaran Ilmu Alam jilid.
Jakarta : J.B.Wolters.
Giancolli, Douglas. 2001. Fisika jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Tippler, Paul A. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga.