Anda di halaman 1dari 10

BAB I LANDASAN TEORI

1.1 Material Handling Equipment

Menurut Rochman, et al (2010), material handling bisa diartikan sebagai pergerakan,


penyimpanan, perlindungan, pengendalian material di seluruh prosesmanufaktur dan
distribusi termasuk penggunaan dan pembuangannya.

Purwaningsih dan Purnawan (2007) juga menyatakan bahwa material handling adalah suatu
kegiatan dalam memindahkan barang, dan bisa jugadikatakan sebagai seni dan ilmu yang
meliputi penanganan, pemindahan, pengepakan, penyimpanan, sekaligus pengendalian dari
bahan atau materialdengan segala bentuknya. Kegiatan material handling dalam perusahaan
melewati tiga tahapan pengembangan, yaitu :

1. Konvensional yaitu pemindahan bahan atau material yang masih sederhana, dengan
fasilitas yang terbatas dan perhatian sedikit saja diberikan pada keterkaitan antara-
antara keadaan yang terpisah.
2. Kontemporer yaitu pemindahan bahan yang mempunyai aliran barang yang
menyeluruh.
3. Modern atau berorientasi ke sistem yaitu perpindahan bahan dan kegiatan distribusi
secara fisik sebagai bagian dari suatu sistem, termasuk pemindahan bahan dari semua
sumber pasokan, seluruh pemindahandalam pabrik, dan distribusi barang jadi ke
pelanggan.

Kebutuhan perusahaan dalam penanganan material di gudang secara cepat, akurat, aman,
dan ekonomis menuntut peralatan dan teknologi materials handling yang andal dan efisien.
Materials handling memfokuskan pada aktivitas, peralatan, dan prosedur yang terkait
dengan pergerakan, penyimpanan, perlindungan, dan pengendalian material dalam sistem
pergudangan. Karakteristik material akan menentukan cara handling-nya. Material dapat
dibedakan dari: ukuran (lebar, panjang, dan kedalaman), berat (berat per item atau per unit
volume), bentuk (round, square, long, rectangular, irregular), dan karakterisitk lain (fragile,
sticky, explosive, dan frozen). Dalam konteks logistik, fokus dari materials handling adalah
mampu melakukan pemindahan material dan produk -produk dalam jarak yang pendek
secara efisien di dalam DC, pabrik, cross- Dock , terminal transportasi, dan di dalam

1
toko.Tujuan dari materials handling diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja,
efisien, ramah lingkungan, dan operasional yang aman. Dalam beberapa kondisi, tujuan
tersebut bisa saja saling trade- off.

Berdassarkan pengkategorian jenis MHE menurut The College -Industry Council of


Material Handling Education, jenis MHE diklasifikasikan sesuai fungsinya dalam materials
handling

1. Materials transport equipment, MHE transport digunakan untuk memindahkan material


dari satu lokasi ke lokasi lain dalam DCs. MHE ini dimaksudkan untuk memperbaiki
aliran produk dengan meminimalkan effort tenaga kerja dan menurunkan dwelling
time. Jenis MHE transport antara lain: pallet jack, gravity conveyor, gantry crane,
forklift truck, belt conveyor, dan jib crane.
2. Product positioning equipment. MHE product positioning digunakan untuk handle
material pada single location, agar posisi material benar untuk Handling berikutnya,
machining, transport , atau penyimpanan. Contoh MHE product positioning adalah
scissor lift table, rigid- link manipulator, dan industrial robot.
3. Unit load formation equipment, MHE ini akan menjaga material tetap dalam satu
kesatuan unit load Contoh: pallet, wire bin container, dan rolling cart.
4. Storage equipment, MHE Storage untuk penyimpanan material dalam waktu tertentu
secara ekonomis. Contoh MHE storage : drive truck rack, mezzanine, automated
storage and retrieval system, dan vertical carrousel.

2
BAB II PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
II.1 Penentuan unit load dan penentuan sistem material handling equipment
II.1.1 Penentuan Material Handling
Sesuai dengan bahan/material dasar yang digunakan dalam
pembuatan puzzle box, yaitu kayu. Maka pemilihan material
handling equipment juga disesuaikan, yaitu trolley yang biasanya
digunakan untuk pengangkutan material kayu dan barang jadi
produk.

Material Handling Equipment yang diguakan merupakan trolley,


dimana trolley tersebut memiliki dimensi ukuran yang sesuai
dengan material yang digunakan dalam proses produksi, yaitu 0,82
m x 0,49 m x 0,73 m dengan kapasitas berat mencapai 150 kg.
Dengan dimensi dan kapasitas seperti itu sudah dapat mengangkut
material yang dibutuhkan dalam proses produksi. Selain itu,
mudahnya penggunaan trolley dengan hanya mendorongnya
menggunakan kedua tangan tanpa bantuan elektronik juga menjadi
salah satu pertimbangan yang digunakan dalam pemilihan Material
Handling Equipment.

II.1.2 Perhitungan Stacking (sertakan analisis)


Stacking merupakan proses penumpukan material ketika akan
diangkut menggunakan Material Handling Equipment.
Perhitungan stacking diperlukan agar material yang diangkut tidak
mengalami kecacatan karena kesalahan penumpukan material, oleh
karena itu dilakukan perhitungan agar dapat mengetahui jumlah

3
maksimal penumpukan material pada setiap prosesnya.
Perhitungan stacking mempertimbangkan ukuran material dengan
dimensi Material Handling Equipment yaang digunakan, apabila
ukuran material lebih besar dari MHE, maka stacking tidak dapat
dilakukan.

Kombinasi yang
From-To Total
Terpilih
REC-GBBU (Papan Kayu) WHL 180
LWH,LHW,WLH,
REC-GBBU (Kepingan
WHL, HLW, 37925
Kayu)
HWL
REC-GBBU (Handle) LHW 6993
REC-GBBP (Magnet) 37925
REC-GBBU (Sticker) 37925
REC-GBBU (Paku) WHL 693
REC-GBBU (Box) 120

II.1.3 Perhitungan UnitLoad


a. Analisis Perhitungan setiap KPK
KPK Total Waktu Jumlah MHE
1 902 1
2 400 1
4 250 1
8 534 1
16 2254 2
32 1036 4
64 1738 7

CV.BANALA memproduksi puzzle box per harinya sebanyak 64


unit, berdasarkan demand perhari yang telah ditentukan. Dengan
produksi per hari sebanyak 64 unit. Terdapat beberapa pilihan unit
load yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk menumpuk
material yang akan diangkut untuk proses produksi. Pilihan unit
loas tersebut didapatkan dari hasil KPK 64, maka didapatkan enam
pilihan unit load 1,2,4,8,12,32, dan 64.

4
1. Pada unit load 64, didapatkan kebutuhan maksimal MHE 7
menit. Pada beberapa proses, didapatkan waktu total 1738
atau 28,96 jam. Karena waktu totalnya besar sehingga unit
load ini tidak dapat terpilih
2. Pada unit load 32 terdapat kebutuhan maksimal MHE
sebanyak 4 unit, didapatkan waktu total 1036 menit atau
17,26 jam dengan kebutuhan maksimal MHE sebanyak 4
unit. Unit load ini dapat dipilih oleh perusahaan
dikarenakan memiliki waktu proses tercepat dibandingkan
unit load 16 dan 64 yang memiliki kebutuhan maksimal
MHE lebih dari 1
3. Pada unit load 16 terdapat kebutuhan maksimal MHE
sebanyak 2 unit, didapatkan waktu total 2254 menit. Waktu
total pada unit 16 ini terlalu lama sehingga tidak logis
untuk dipilih
4. Pada unit load 8 terdapat kebutuhan maksimal MHE
sebanyak 1 unit, didapatkan waktu total sebesar 534 menit
atau 8,9 jam . Didapatkan MHE yang sama berada dalam
satu line proses (bentrok), hal tersebut tidak boleh terjadi,
selain itu perhitungan yang didapatkan jauh lebih kecil
dibandingkan unit load yang lain disebabkan karena
pengulangan hanya 2 kali, dan juga dapat dikatakan tidak
logis jika hanya membawa delapan produk dalam 1 kali
jalan. Maka dari itu unit load 8 tidak dapat digunakan oleh
perusahaan
5. Pada unit load 4 terdapat kebutuhan maksimal MHE
sebanyak 1 unit, didapatkan waktu total sebesar 250 menit
atau 4,17 jam. Didapatkan MHE yang sama berada dalam
satu line proses (bentrok), hal tersebut tidak boleh terjadi,
selain itu perhitungan yang didapatkan jauh lebih kecil
dibandingkan unit load yang lain disebabkan karena
pengulangan hanya 2 kali, dan juga dapat dikatakan tidak

5
logis jika hanya membawa empat produk dalam 1 kali
jalan. Maka dari itu unit load 4 tidak dapat digunakan oleh
perusahaan
6. Pada unit load 2 terdapat kebutuhan maksimal MHE
sebanyak 1 unit, didapatkan waktu total sebesar 400 menit
atau 6,67 jam. Didapatkan MHE yang sama berada dalam
satu line proses (bentrok), hal tersebut tidak boleh terjadi,
maka dari itu unit load 2 tidak dapat digunakan oleh
perusahaan, dan juga tidak logis jika hanya membawa 2
produk dalam 1 kali jalan
7. Pada unit load 1 terdapat kebutuhan maksimal MHE
sebanyak 1 unit, didapatkan waktu total sebesar 902 atau 15
jam. Didapatkan MHE yang sama berada dalam satu line
proses (bentrok), hal tersebut tidak boleh terjadi, maka dari
itu unit load 2 tidak dapat digunakan oleh perusahaan, dan
juga tidak logis jika hanya membawa 1 produk dalam 1 kali
jalan

6
b. Analisis unit load terpilih
Unit Load 32 0 0 2 4 6 8 10 12 14 16 ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ##

SHIP
W
M
MHE
MHE
L
MHE
MHE
K
MHE
MHE
MHE
MHE
J
MHE
MHE
I
MHE
MHE
MHE
H
MHE
MHE
G
MHE
F
MHE
MHE
E
MHE
D
MHE
MHE
C 96
MHE 4
B 96
MHE 3
A 128
MHE 2
MHE 1
GBBP
GBBU
REC

Setelah melakukan perhitungan unit load sebanyak dua kali dengan


unit load yang berbeda-beda, maka didaptkan unit load yang
terpilih memenuhi persyaratan dan lebih baik dari yang lainnya
adalah unit load 32. Dikarenakan tidak ada MHE yang bentrok
dalam satu line dan total waktu yang lebih ringkas, didapatkan
waktu total 1036 menit atau 17,26 jam dengan kebutuhan
maksimal MHE sebanyak 4 unit. Unit load ini dapat dipilih oleh
perusahaan dikarenakan memiliki waktu proses tercepat
dibandingkan

7
II.1.4 Analisis Penentuan Maksimum Total Tumpukan
Total Stacking Total Prepared Unit Total Unit Load
No From/To Raw Material Part Weight (gr) Stacking Maksimum Prepared Unit Selected Unit Load MHE Capacity (kg) Capacity Unit Total Maximum Unit Load Frequency
Weight (Kg) Weght (Kg) Weight (Kg)
1 REC - GBBU(Papan kayu) Papan Kayu 600 180 384 32 108 230,4 19,2 Trolley Mini 150 384 180 1
2 REC -GBBU (Kepinngan Kayu) Kepingan Kayu 300 37925 768 32 11377,5 230,4 9,6 Trolley Mini 150 720 32 2
3 REC -GBBU (handle puzzle) Handle Puzzle 100 6993 64 32 699,3 6,4 3,2 Trolley Mini 150 58 64 1
4 REC - GBBP (magnet) Magnet 100 37925 768 32 3792,5 76,8 3,2 Trolley Mini 150 696 768 1
5 REC - GBBP Stiker Stiker 75 37925 768 32 2844,375 57,6 2,4 Trolley Mini 150 696 768 1
6 REC - GBBP paku Paku 100 693 768 32 69,3 76,8 3,2 Trolley Mini 150 720 693 1
7 REC - GBBP box Box 100 120 64 32 12 6,4 3,2 Trolley Mini 150 55 120 1
8 GBBU - A Papan Kayu 600 120 384 32 72 230,4 19,2 Trolley Mini 150 384 120 1
9 A-D Papan Kayu 600 120 384 32 72 230,4 19,2 Trolley Mini 150 372 120 1
10 D-F Papan Kayu 600 120 384 32 72 230,4 19,2 Trolley Mini 150 366 120 1
11 F-H Papan Kayu 600 120 384 32 72 230,4 19,2 Trolley Mini 150 360 120 1
12 GBBP (Paku) - H Paku 100 756 768 32 75,6 76,8 3,2 Trolley Mini 150 720 756 1
13 H-I Papan Kayu 600 120 384 32 72 230,4 19,2 Trolley Mini 150 708 120 1
14 I-J Papan Kayu 300 120 384 32 36 115,2 9,6 Trolley Mini 150 696 120 1
15 GBBU - B Kepingan Kayu 300 37925 768 32 11377,5 230,4 9,6 Trolley Mini 150 720 32 2
16 B-E Kepingan Kayu 300 37925 768 32 11377,5 230,4 9,6 Trolley Mini 150 708 32 2
17 GBBP (magnet) - G magnet 100 37925 768 32 3792,5 76,8 3,2 Trolley Mini 150 696 768 1
18 GBBP (stiker) - G stiker 75 37925 768 32 2844,375 57,6 2,4 Trolley Mini 150 708 768 1
19 E-G Kepingan kayu +stiker + magnet 800 37925 64 32 30340 51,2 25,6 Trolley Mini 150 696 64 1
20 G- k Papan Kayu + Kepingan Puzzle 800 60 64 32 48 51,2 25,6 Trolley Mini 150 696 60 2
21 0 Hnadle 100 120 768 32 12 76,8 3,2 Trolley Mini 150 58 120 1
22 C-K Papan Kayu + Kepingan Puzzle+handle 800 6993 64 32 5594,4 51,2 25,6 Trolley Mini 150 58 64 1
23 J-K Papan Kayu + Kepingan Puzzle+handle 800 120 64 32 96 51,2 25,6 Trolley Mini 150 59 120 1
24 K-L Pengcekan 800 120 64 32 96 51,2 25,6 Trolley Mini 150 57 120 1
25 GBBP (box)- M Box 100 120 64 32 12 6,4 3,2 Trolley Mini 150 56 120 1
26 L-M Box 100 120 64 32 12 6,4 3,2 Trolley Mini 150 56 120 1
27 M- W - 900 120 64 32 108 57,6 28,8 Trolley Mini 150 56 120 1
28 W -Ship - 900 1 64 32 0,9 57,6 28,8 Trolley Mini 150 56 64 1

Penentuan jumlah maksimum distribusi total maximum unit load dapat ditentukan melalui perbandingan antara total unit
pada stacking, unit yang harus disiapkan, dan beban dari unit load terpilih. Ketiga faktor tersebut tidak diperbolehkan melebihi
kapasitas MHE. Dengan demikian, terpilihlah unit load sebesar 32. Yang sehingga dalam trolley mini dapat mengangkut 32 barang.
Yang sehingga terjadi 2 kali repitisi. Kapasitas MHE yang digunakan adalah 150 kg, serta frekuensi distribusi barang/material
terbanyak 2 kali.

8
BAB III KESIMPULAN
1. Sesuai dengan bahan/material dasar yang digunakan dalam pembuatan
puzzle box, yaitu kayu. Maka pemilihan material handling equipment juga
disesuaikan, yaitu trolley yang biasanya digunakan untuk pengangkutan
material kayu dan barang jadi produk
2. Stacking merupakan proses penumpukan material ketika akan diangkut
menggunakan Material Handling Equipment. Perhitungan stacking
diperlukan agar material yang diangkut tidak mengalami kecacatan karena
kesalahan penumpukan material, oleh karena itu dilakukan perhitungan
agar dapat mengetahui jumlah maksimal penumpukan material pada setiap
prosesnya. Perhitungan stacking mempertimbangkan ukuran material
dengan dimensi Material Handling Equipment yaang digunakan, apabila
ukuran material lebih besar dari MHE, maka stacking tidak dapat
dilakukan.
3. CV.BANALA memproduksi puzzle box per harinya sebanyak 64 unit,
berdasarkan demand perhari yang telah ditentukan. Dengan produksi per
hari sebanyak 64 unit. Terdapat beberapa pilihan unit load yang dapat
digunakan oleh perusahaan untuk menumpuk material yang akan diangkut
untuk proses produksi. Pilihan unit loas tersebut didapatkan dari hasil
KPK 64, maka didapatkan enam pilihan unit load 1,2,4,8,12,32, dan 64.
Dan unit load terpilih adalah 32.
4. Penentuan jumlah maksimum distribusi total maximum unit load dapat
ditentukan melalui perbandingan antara total unit pada stacking, unit yang
harus disiapkan, dan beban dari unit load terpilih. Ketiga faktor tersebut
tidak diperbolehkan melebihi kapasitas MHE. Dengan demikian,
terpilihlah unit load sebesar 32. Yang sehingga dalam trolley mini dapat
mengangkut 32 barang. Yang sehingga terjadi 2 kali repitisi. Kapasitas
MHE yang digunakan adalah 150 kg, serta frekuensi distribusi
barang/material terbanyak

9
BAB IV DAFTAR PUSTAKA

Manajemen Pergudangan2012JakartaLembaga Pendidikan Pembinaan


Manajemen
Manajemen Persediaan1999YogyakartaEKONISIA
Model Persediaan Minyak Sawit Kasar di Tangki Timbun Pelabuhan2009Jurnal
Teknik Industri111-121
Sistem Inventori2006BandungITB
Sistem Produksi2007YogyakartaGraha Ilmu
Supply Chain Logistic Management2010SingaporeMcGraw-Hill International
Edition
Supply Chain Management2005SurabayaPenerbit Guna Widya

10

Anda mungkin juga menyukai