Dalam usahanya CV.XYZ memiliki beberapa target yang lebih tinggi dari tahun
2018 agar dapat bersaing dengan para kompetitor. Menurut pemilik perusahaan, salah
satu target utama yang ingin dicapai yaitu jumlah penjualan yang meningkat dengan
kenaikan penjualan minimal 8-15% lebih banyak dari tahun sebelumnya. Hal ini
diinginkan perusahaan untuk mengantisipasi inflasi dan kenaikan biaya seperti UMR,
biaya listrik dan biaya lainnya yang selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya yang
bisa ditutupi dengan volume penjualan yang meningkat. Di sisi lain bagian produksi
memiliki tugas penting yang berhubungan dengan target meningkatnya penjualan yaitu
jumlah produksi yang juga harus meningkat.
Jumlah produksi yang banyak dapat menekan harga pokok produksi yang murah
sehingga harga jual juga bisa ditekan dan dengan harga jual yang lebih murah penjualan
pun akan ikut terdorong. Menurut kepala operasional CV.XYZ, untuk mencapai target
tersebut terdapat kendala dan resiko yang dihadapi perusahaan ketika target produksi
ataupun penjualan ingin ditingkatkan. Resiko/kendala yang harus dihadapi adalah
kemungkinan jumlah persediaan mengalami overstock dan kemungkinan pembekuan
produk menjadi lebih tinggi. Resiko/kendala tersebut berkaitan dengan pengendalian
persediaan yang harus ditangani bagian operasional dalam menjalankan tugasnya.
1
CV.XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pemotongan ayam
yang berlokasi di daerah Tasikmalaya Jawa Barat. CV.XYZ merupakan perusahaan
yang memproduksi ayam carcass (ayam utuh) dan ayam parting (potongan dari ayam
utuh) yang merupakan produk dengan kategori perishable product.
2
pemesanan bahan baku yang optimal agar jumlah stok dan biaya persediaan tidak
membengkak.
1600000
1400000
1200000
Jumlah (kg)
1000000
800000
Demand
600000
Stock
400000
200000
0
Paha Atas Paha Bawah Dada Sayap
Produk
Berdasarkan Gambar 1.1 terlihat bahwa stock dada dan sayap jauh melebihi
permintaan, sehingga mengakibatkan overstock terjadi. Hal ini terjadi karena selama
ini perusahaan melakukan peramalan permintaan dan jumlah pemesanan hanya
berdasarkan rata-rata permintaan beberapa bulan sebelumnya serta dengan intuisi tanpa
perhitungan yang akurat.
Selain jumlah stock yang tinggi, perlu diperhatikan juga jumlah pembekuan
produk karena biaya pembekuan produk yang tinggi. Jumlah pembekuan produk yang
tinggi akan menyebabkan biaya tinggi seperti pada Gambar I.2 yang memperlihatkan
perbandingan besaran setiap komponen biaya persediaan dan kerugian pembekuan.
3
Rp1,200,000,000.00
Rp1,000,000,000.00
Total Biaya Rp800,000,000.00
Rp600,000,000.00
Rp400,000,000.00
Rp200,000,000.00
Rp-
Biaya Biaya Pesan Biaya Biaya
Kerugian Simpan Shortage
Pembekuan
Jenis Biaya
Pada Gambar I.2 terlihat biaya tertinggi adalah biaya kerugian pembekuan
produk, sehingga perusahaan perlu memberi perhatian yang lebih terkait jumlah
pembekuan produk akibat kebijakan persediaan yang tidak optimal. Jumlah
pembekuan produk yang dialami CV.XYZ cukup banyak terlihat pada Gambar I.3 yang
memperlihatkan jumlah pembekuan produk dari Bulan Januari sampai Desember 2017.
70000.0
60000.0
Jumlah Pembekuan (kg)
50000.0
40000.0
30000.0
20000.0
Pembekuan Produk
10000.0
0.0
Bulan
4
(Sumber : Data Pembekuan CV.XYZ 2017)
Pada Gambar I.3 terlihat bahwa jumlah pembekuan produk tertinggi adalah pada
Bulan Desember. Ini menandakan bahwa terjadi overstock yang tinggi pada Bulan
Desember dengan stock yang berisi produk yang akan memasuki masa kadaluarsanya.
Pada Bulan Desember terjadi kenaikan pembekuan produk yang tinggi karena
kebijakan pemerintah yang mengenai pembatasan penggunaan vaksin ayam dan
kenaikan harga pakan ayam sehingga permintaan menjadi tidak terprediksi dan
pembekuan menjadi meningkat. Jika perusahaan tidak melakukan pengendalian
persediaan dengan baik, biaya yang dikeluarkan akan semakin tinggi apalagi dengan
tipe produk yang ditangani bersifat perishable product. Maka perusahaan harus
melakukan tindakan lebih lanjut agar biaya persediaan dan pembekuan produk bisa
diminimalisir. Dalam menentukan kebijakan persediaan perusahaan, pada penelitian
ini metode peramalan yaitu metode single moving average dan simple exponential
smoothing dapat digunakan untuk membuat perencanaan permintaan setiap produk
yang lebih akurat. Selain itu terdapat model matematika untuk persediaan perishable
product untuk menentukan jumlah pemesanan bahan baku sehingga dapat mengurangi
total biaya persediaan dan pembekuan yang dikeluarkan perusahan.
Berdasarkan rumusan masalah yang terdapat diatas, maka dapat diperoleh tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menentukan kebijakan persediaan produk ayam untuk
meminimalkan biaya persediaan dan pembekuan produk sehingga menghasilkan profit
yang maksimal.
5
I.4 Batasan Penelitian
Agar penelitian dilakukan secara terfokus terhadap tujuan yang ingin dicapai, maka
penelitian ini memiliki batasan-batasan sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan menggunakan data persediaan, data parting, dan data
pemesanan, data penjualan produk beku dan produk fresh pada tahun 2017.
2. Penelitian hanya dilakukan pada tahap usulan tidak sampai pada tahap
implementasi.
3. Harga ayam hidup, produk paha atas, paha bawah, dada dan sayap diasumsikan
tetap berdasarkan rata-rata pertahun.
4. Dalam penelitian, produk ekses ayam tidak diperhitungkan pada model
matematika dan perhitungan penjualan.
5. Dalam penelitian ini, profit yang dihitung tidak mempertimbangkan seluruh biaya
yang ada, hanya biaya persediaan dan proses parting, sehingga bukan laba bersih.
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini berisi uraian mengenai latar belakang permasalahan pada
CV.XYZ, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
6
Pada bab ini berisi literatur yang relevan dengan permasalahan yang
diteliti dan dibahas pula hasil-hasil penelitian terdahulu sebagai acuan
dalam melakukan penelitian tugas akhir.
Pada bab ini pengolahan data pada bab sebelumnya dianalisis. Pada bab ini
dibandingkan antara penrhitungan saat kondisi awal sebelum diterapkan
usulan dengan kondisi setelah usulan.
Pada bab ini diberikan kesimpulan dari hasil penelitian serta saran bagi
perusahaan dan penelitian selanjutnya sebagai masukan untuk perbaikan di
masa mendatang.