Kelompok :
FRI-094
Anggota :
Fajar Muhammad (1201150020/TI-39-08)
Dwi Dafa Doifullah (1201154205/TI-39-08)
1
BAB I LANDASAN TEORI
Sedangkan tujuan dari adanya cabang ilmu ini (Meyers, 1993) antara lain:
2
I.2 Prinsip – Prinsip MHE
1. Planning principle: Manajer perlu menetapkan kebutuhan operasional,
tujuan, sasaran, kinerja, spesifikasi, dan metode material
handling yang memenuhi dimensi movement, time, quantity, dan
space.
2. Standardization principle: MHE sebaiknya di desain dengan
standardisasi dan terintegrasi antara peralatan, sistem aplikasi, dan
operator untuk mencapai kinerja produktivitas yang tinggi, dengan
tetap memerhatikan fleksibilitas dan modularity.
2. Work principle: MHE agar dapat beroperasi dengan produktivitas
tinggi dan mudah dioperasikan sesuai service level yang ditetapkan.
3. Ergonomic principle: Prinsip ergonomi penting untuk memastikan
operator MHE aman dan nyaman dalam mengoperasikan MHE.
4. Unit load principle: MHE harus mampu menghandle material dengan
ukuran dan dimensi yang sesuai untuk kelancaran aliran pergerakan
material.
5. Space utilization principle: Pengoperasian MHE dengan space yang
tersedia secara efisien dan efektif.
6. System principle: MHE agar terintegrasi dengan sistem operasi
logistik, mulai dari penerimaan, pengawasan, penyimpanan, produksi,
perakitan, packaging, unitizing, order selection, pengiriman,
transportasi, dan penanganan retur.
7. Automation principle: MHE agar menggunakan metode mekanisasi,
semiotomasi, atau full automated, untuk meningkatkan efisiensi
operasional, responsive, handal, dan memungkinkan dapat
mengeliminasi pekerjaan yang berulang atau mengurangi risiko
keamanan dan keselamatan tenaga kerja.
8. Environmental principle: Prinsip ini mengharuskan MHE dapat
dioperasikan dengan pemakaian energi yang sehemat mungkin,
pengembangan teknologi MHE dengan energi yang terbarukan, serta
pemilihan material MHE yang ramah lingkungan.
3
9. Life cycle cost principle: Secara keseluruhan biaya selama pemakaian
MHE (total cost ownership) yang paling efisien.
1. Jalur pengangkutan yang akan diikuti oleh bahan atau orang yang akan
meninggalkan lokasi tertentu. Bila jalur adalah tetap, perusahaan akan
mempertimbangkanmenggunakanconveyor,atau fixedpath
4
equipment lainnya. Sebaliknya bila jalur harus dilalui bersifat variable,
sebagai karakteristik produksi terputus-putus (intermittent),
perusahaan sebaiknya menggunakan truk dan derek, atau variable
path equipment lainnya.
2. Sifat objek yang diangkut. Bila mengangkut orang-orang peralatan
seperti elevator, escalator, dan bus adalah alternatif peralatan yang
dapat dipilih. Bila mengangkut bahan- bahan perlu pertimbangan
tentang bentuk, ukuran, ketajaman, berat, dan daya tahannya.
3. Karakteristik-karakteristik bangunan. Kapasitas beban lantai akan
mempengaruhi berat peralatan material handling yang dapat digunakan.
Ketinggian atap, dan kekuatan tiang-tiang penyangga, penempatan
lorong-lorong dan ukuran pintu sering membatasi jenis dan ukuran
peralatan yang dapat digunakan. Dismaping itu, bentuk bangunan yang
bertingkat memerlukan peralata khusus seperti elevator, dan juga sistem
ventilasi mempengaruhi penggunaan truk-truk bertenaga bahan bakar.
4. Keadaan ruang yang tersedia. Bila luas lantai terbatas, tetapi ruangan
di atap tersedia, derek dan kerekan aka lebih cocok dibandingkan truk
dan conveyor. Dalam kejadian dimana jenis ruangan tersebut terbatas,
truk-truk kecil, conveyor dan derek akan sesuai.
5. Kapasitas peralatan penanganan yang diperlukan. Faktor ini akan
menentukan jumlah peralatan tipe tertentu dibutuhkan, dimana ini juga
tergantung pada jumlah ahan yang diangkut per periode.
6. Biaya setiap metode alternatif. Faktor biaya menyangkut dana yang
tersedia bagi pengadaan peralatan-peralatan penanganan bahan.
5
BAB II PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
II.1 Penentuan unit load dan penentuan sistem material handling equipment
II.1.1 Penentuan Material Handling (sertakan analisis)
6
LWH, LHW, WLH, WHL, HLW,
GBBP - H HWL 24
LWH, LHW, WLH, WHL, HLW,
F-H HWL 24
LWH, LHW, WLH, WHL, HLW,
H-I HWL 24
GBBP - J LWH 1
I-J LWH 1
J-SHIP LWH 1
Tabel diatas adalah menunjukan perhitungan stacking yang kami hitung dan
didapatkan total tertinggi adalah 3600 dari lokasi GBBU-B, B – C, GBBU-D, dan D
- E. Dengan total terkecil adalah 1 yaitu dari lokasi GBBP – J, I - J dan J – SHIP.
7
b. Analisis unit load terpilih (sertakan Gantt Chart)
SHIP
WAREHOUSE
J 10
MHE 19
MHE 18
MHE 17
MHE 16
MHE 15
MHE 14
MHE 13
MHE 12
MHE 11
MHE 10
MHE 9
MHE 8
MHE 7
MHE 6
MHE 5
MHE 4
MHE 3
MHE 2
MHE 1
I 13
MHE 1
H 32
MHE 1 1 2
G 32
MHE 2 1
F 32
MHE 1 1
E 32
MHE 16
D 13
MHE 15
C 64
MHE 14
MHE 13
MHE 12
B 64
MHE 11
A 64
MHE 10
MHE 9
MHE 8
MHE 7
MHE 6
MHE 5
MHE 4
MHE 3
MHE 2
MHE 1
GBBP
GBBU
REC
8
Unit load yang terpilih adalah unit load 19 dengan total waktu terkecil yaitu 202 menit, setelah dihitung antara 19 dan 1
unit load, karena unit load 19 membutuhkan waktu proses yang lebih sedikit dari waktu lainnya.
9
II.1.4 Analisis Penentuan Maksimum Total Tumpukan (Sertakan tabel)
Tabel 2.4 Penentuan Maksimum Total Tumpukan
Total Total Total
Total
Part Stacking Selecte Stackin Prepare Unit
N From/T Prepare Capacit Capacit Maximu Frequen
Raw Material Weigh Maksimu d Unit g d Unit Load MHE
o o d Unit y (kg) y Unit m Unit cy
t (gr) m Load Weight Weght Weigh
Load
(Kg) (Kg) t (Kg)
Trolle
19 19
1 GBBU-A Kerangka 10000 2 20 190 190 y 320 19 19 1
Trolle
19 19
2 A-F Kerangka 10000 260 2600 190 190 y 320 19 19 1
( Kerangka + Trolle
19 19
3 F-G Handle ) 11500 260 2990 218.5 218.5 y 320 19 19 1
Trolle
19 19
4 GBBU-B Rubber (Handle) 1500 3600 5400 28.5 28.5 y 320 19 19 1
Trolle
19 19
5 B-C Rubber (Handle) 1500 3600 5400 28.5 28.5 y 320 19 19 1
Trolle
57 19
6 GBBU-C Penyangga 2000 24 48 114 38 y 320 57 24 1
Trolle
57 19
7 C-D Penyangga 2000 24 48 114 38 y 320 57 24 1
Trolle
57 19
8 GBBU-D Sabuk 600 3600 2160 34.2 11.4 y 320 57 57 1
Trolle
57 19
9 D-E Sabuk 600 3600 2160 34.2 11.4 y 320 57 57 1
( Pengelasan + Trolle
57 19
10 GBBP-H Sabuk + Roda ) 16300 24 391.2 929.1 309.7 y 320 57 19 1
( Kerangka + Trolle
19 19
11 F-H Handle ) 11500 24 276 218.5 218.5 y 320 19 24 1
( Pengelasan + Trolle
57 19
12 H-I Sabuk + Roda ) 16300 24 391.2 929.1 309.7 y 320 57 19 1
( Plastik
pembungkus + 19 19 Trolle
13 GBBP-J assembly 2) 16800 1 16.8 319.2 319.2 y 320 19 19 1
Trolle
19 19
14 I-J Assembly 2 16300 1 16.3 309.7 309.7 y 320 19 19 1
( Plastik
pembungkus + 19 19 Trolle
15 J-SHIP assembly 2) 16800 1 16.8 319.2 319.2 y 320 19 19 1
Tabel diatas menunjukkan maksimum total tumpukan dari MHE yang ada di PT. FRI 94 yang memproduksi sebuah trolley yang
bernama Trolley Galon (TROLLON). Dengan jumlah frekuensi 1 dan total maksimum unit load terbesar ke terkecil adalah 57, 24, dan
19.
10
BAB III KESIMPULAN
11
BAB IV DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/119569194/Material-Handling-Equipment
https://fariedpradhana.wordpress.com/2013/09/22/material-handling-penanganan-bahan/
12